• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI OPERASIONAL BENDUNG BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI OPERASIONAL BENDUNG BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG."

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI OPERASIONAL BENDUNG BALAI BESAR

WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia

Ira Rahmalia 1002257

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

WILAYAH SUNGAI CITARUM DI BANDUNG

Oleh : Ira Rahmalia

Skripsi yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ira Rahmalia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang – undang.

(3)
(4)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ...Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ...Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN...Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 1Error! Bookmark not defined. 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 1Error! Bookmark not defined. 1.2.2 Rumusan Masalah ... 1Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... 1Error! Bookmark not defined. 1.4 Kegunaan Penelitian... 1Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESISError! Bookmark not de 2.1. Kajian Pustaka ...Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Kinerja ...Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Kompetensi...Error! Bookmark not defined. 2.1.3. Motivasi ...Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja ...Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja ...Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Penelitian Terdahulu...Error! Bookmark not defined. 2.2 Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined. 2.3 Paradigma Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 2.4 Hipotesis ...Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.

(5)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2. Metode dan Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 3.3. Operasionalisasi Variabel ...Error! Bookmark not defined. 3.4. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. 3.5. Populasi dan Sampel ...Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Populasi...Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ...Error! Bookmark not defined. 3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Rancangan Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas ...Error! Bookmark not defined. 3.6.3 Teknik Analisis Data ...Error! Bookmark not defined. 3.6.4 Uji Hipotesis ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian...Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden...Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Gambaran Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. 4.1.4 Hasil Pengujian Statistik ...Error! Bookmark not defined. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian...Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Pembahasan Kompetensi Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Pembahasan Motivasi Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah

Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Pembahasan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah

Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai

Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung...Error! Bookmark not defined. 4.2.5 Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Petugas dan OP Bendung Balai Besar

Wilayah Sungai Citarum di Bandung ...Error! Bookmark not defined. 4.2.6 Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap Kinerja Petugas dan OP

Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di BandungError! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.

(6)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ira Rahmalia (1002257), “Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung” Di bawah bimbingan Rofi Rofaida, SP. M.Si.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat kinerja Pegawai Operasional Bendung BalaiBesar Wilayah Sungai Citarum di Bandung. Diketahui penyebab penurunan kinerja pegawai karena masih kurangnya tingkat kompetensi dan motivasi kerja bagi Pegawai tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kompetensi, motivasi kerja dan kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung serta untuk mengetahui Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif dengan sampel sebanyak 50 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah koefisien korelasi pearson dan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi, motivasi dan kinerja berada pada kategori tinggi. Dari hasil perhitungan korelasi terdapat hubungan yang tinggi antara kompetensi terhadap kinerja yaitu sebesar 0,670. Kemudian antara motivasi terhadap kinerja terdapat hubungan yang tinggi yaitu sebesar 0,664.

Hasil perhitungan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kinerja Pegawai Operasional Bendung sebagian besar atau 52,2% dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi sedangkan 47,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

(7)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Ira Rahmalia (1002257), Effects of Competenceand Motivation Employee

Performance Operations Work Against Dam Center for Citarum River Basinin Bandung. Under supervision of Rofi Rofaida, SP. M.Sc.

The problem sexamined in this studyis the lowlevel ofemployee performance Operational weir Center for Citarum River Basinin Bandung. Known tocausea decrease inemployee performance because they lack the levelof competence and motivation to work for the employee.

This studyaims to describe thecompetence, motivation and employee performance Operational weir Citarum River Basin Great HallinLondonas well astodetermine the effect of Occupational Competence And Motivation Employee Performance Against Dam Operations Center for Citarum River Basinin Bandung.

This study used adescriptive and verification methods with a sample of 50 respondents. The analysis technique usedis the Pearson correlation coefficient and multiple regression analysis.

The results showed that the competence, motivation and performance at the high category. From the results ofthe calculation of the high correlation relationship exists between the competencies of the performance that is equal to 0.670. Then there is the motivation of the performance ofa high correlation is equal to 0.664.

Calculation results of multiple regression analysis showed that the performance of employee sweiror 52.2% largelyin fluenced by the competence and motivation, while 47.8% is influenced byother factors.

(8)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum adalah unit pelaksana teknis

& bidang konservasi SDA, pengembangan SDA, Pendayaagunan SDA, dan

pengendalian daya rusak air pada Wilayah Sungai Citarum yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

Sungai Citarum merupakan sungai yang terbesar di Wilayah Provinsi Jawa

Barat yang manfaatnya juga cukup besar membentang dari Selatan Jawa Barat

sampai dengan bermuara ke utara Pulau Jawa. Sungai Citarum sangat bermanfaat

untuk tenaga listrik, Perikanan, Wisata dan Pertanian.

Dalam bidang pertanian, manfaat sungai citarum adalah mendukung

ketahanan pangan, salah satunya dengan membangun banyak bangunan “bendung” syaitu bangunan yang direncanakan di sungai atau aliran air untuk

membelokkan air ke dalam jaringan irigasi, dibangun melintang sungai sebagai

bangunan peninggi permukaan air sungai, agar sebagian air sungai bisa masuk ke

dalam jaringan irigasi. Untuk keberlanjutan sistem jaringan irigasi, bendung harus

melaksanakan operasi dan pemeliharaan secara optimal pada jaringan irigasi pada

umumnya dan khususnya pada bendung sebagai bangunan pengalih air dari sungai

(9)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjaga keberlanjutan fungsi dan manfaat bendung, perlu

(10)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan rehabilitasi. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2011-2014

adalah Operasi Rutin pada 16 (enam belas) Bendung pada PPK OP SDA III

Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang dilaksanakan secara

Swakelola. Kegiatan operasi Rutin pada 16 (enam belas) Bendung pada PPK OP

SDA III Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Citarum yang dilaksanakan

secara Swakelola, dalam pelaksanaannya mengacu dengan ketentuan yang

tertuang dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah secara Swakelola, maka kegiatan ini direncanakan,

dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh suatu organisasi dimana dalam hal ini

disebut tim swakelola.

Kegiatan operasi tersebut berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 yang memiliki

definisi kegiatan, pengaturan, pengalokasian, serta penyediaan air dan sumber air

untuk mengoptimalkan pemanfaatan prasarana sumber daya air. Operasi bendung

meliputi kegiatan Operasi Pintu Pengambilan, Operasi Pintu Penguras, Operasi

Kantong Lumpur, dan Pencatatan Debit Air Sungai dan Irigasi yang dilaksanakan

oleh Petugas Penjaga Bendung (PPB), Staf PPB serta staf OP Bendung yang

merupakan Sumber Daya Manusia yang diberikan surat tugas oleh PPK OP SDA

III untuk melaksanakan Kegiatan Operasi Rutin di bendung.

Demi tercapainya tujuan organisasi, PPK OP SDA III harus malakukan

pengukuran kinerja pada setiap petugas di lapangan setiap bulannya untuk

mengatahui sejauh mana perkembangan dan kendala petugas dalam melakukan

(11)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bulannya yang bertujuan menyesuaikan harapan individu dengan tujuan organisasi

sehingga dengan kesesuaian keduanya akan mampu mewujudkan kinerja yang

baik. Adapun tujuan pengukuran kinerja bagi Petugas yaitu untuk mengukur

sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya, sebagai dasar

untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan dalam perusahaan, sebagai alat

unttuk meningkatkan motivasi kerja sehingga mencapai performance yang baik,

sebagai alat untuk dapat melihat kekurangan atau kelemahan dan meningkatkan

kemampuan petugas selanjutnya, sebagai alat untuk memperbaiki atau

mengembangkan kecakapan petugas, serta sebagai dasar untuk memperbaiki atau

mengembangkan uraian tugas.

Namun masih terdapat kendala dalam pelaksanaan operasi bendung di

lapangan seperti, belum meratanya ketersediaan Pegawai Operasional Bendung

baik dari segi kualitas dan kuantitas sehingga pelaksanaan kegiatan Operasi Rutin

Bendung belum bisa berjalan dengan optimal; perlunya manual OP bendung yang

lebih spesifik serta dibakukan/diseragamkan sehingga kemudahan petugas OP

dalam menjalankan aktivitasnya; dan belum optimalnya koordinasi antara

Pelaksana bendung dengan Pengelola Jaringan Irigasi pun yang merupakan satu

kesatuan sistem dalam memenuhi air irigasi. Dengan masalah-masalah tersebut

dapat menyebabkan masalah terhadap kinerja Pegawai Operasional Bendung dan

(12)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Evaluasi Kinerja OP Situ dan Bendung Tahun Anggaran 2012

Sumber : Laporan Kegiatan Swakelola BBWS Citarum

Dilihat dari tabel di atas, hasil evaluasi kinerja OP Bendung lebih rendah

dibandingkan dengan OP Situ. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kehadiran

petugas, pemeliharaan aset, ketaatan dan koordinasi pengawas lapangan bagian

Bendung yang masih dibawah Situ. Dari tingkat kehadiran disebabkan oleh jarak

antara rumah petugas dengan Bendung sangatlah jauh sehingga mempengaruhi

aspek Kehadiran. Sehingga dengan rendahnya kehadiran tersebut dapat

berdampak pula pada Pemeliharaan Aset. Ketaatan dan Koordinasi yang masih

rendah dikarenakan petugas pengawas lapangan yang hadir hanya dua kali dalam

seminggu.

Berikut merupakan hasil Evaluasi Kinerja Petugas Operasional Bendung

Tahun Anggaran 2012 yang didapat melalui wawancara dan pengumpulan data di

perusahaan, dapat dikemukakan beberapa masalah yang menyangkut kinerja

Pegawai Operasional Bendung masih belum mencapai standar yang diharapkan,

(13)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2

Tingkat Kehadiran Petugas Operasi Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Pada tabel 1.2 di atas, tingkat kehadiran di beberapa bendung tingkat

kehadirannya rendah dibandingkan bendung-bendung yang lain dari tahun

2011-2012. Hal tersebut dikarenakan oleh jarak antara bedung dengan tempat tinggal

petugas bendung yang jauh sehingga banyak petugas bendung yang datang

terlambat bahkan tidak hadir dan bahkan pulang cepat untuk pergi ke sawah atau

ke ladang. Dengan rendahnya tingkat absensi dapat menghambat kerja petugas

(14)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain sehingga menambah tugas petugas tersebut. Hal tersebut dapat mempengaruhi

kinerja petugas.

Tabel 1.3

Pemeliharaan Aset Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Dari tabel 1.3 aspek Pemeliharaan Aset terdapat pula bendung yang

mengalami kenaikan maupun penurunan dari tahun 2011-2013. Dapat dilihat dari

penurunan pemeliharaan aset di bendung leuwinangka yang mengalami

penurunan yang sangat signifikan. Hal tersebut dapat diakibatkan dari faktor

kehadiran dari rendahnya tingkat kehadiran dapat berdampak pada pemeliharaan

aset yang tidak maksimal diakibatkan kurangnya personel petugas penjaga

(15)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bendung untuk melakukan kegiatan tersebut. Aspek ini pun dapat mempengaruhi

kinerja petugas dan perusahaan.

Tabel 1.4

Tingkat Kreatifitas Petugas Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Jika dilihat dari tingkat kreatifitas terdapat penurunan kreatifitas petugas pada tahun 2012 sebesar 1,42% dari 74,25% pada tahun 2011. Terdapat pula penurunan kreatifitas di beberapa bendung yang ada pada 16 bendung yang ada pada kegiatan swakelola ini, antara lain Bendung Cileleuy, Bendung Cihea, Bendung Pawelutan, Bendung Macan, Bendung Gadung, Bendung Telar, Bendung Cikarang, Bendung Jengkol dan Bendung Barugbug. Dengan

(16)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(17)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.5

Tingkat Ketaatan Petugas Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Dilihat dari tabel 1.5 diatas terdapat kenaikan tingkat ketaatan petugas di

beberapa bendung dari tahun 2011 hingga 2013. Dengan meningkatnya ketaatan

petugas dalam menjalankan perintah yang diberikan oleh pengawas OP yang

datang ke lapangan hal tersebut dapat meningkatkan salah satu aspek kinerja yang

diukur oleh perusahaan terhadap kinerja petugas bendung.

NO NAMA BENDUNG KETAATAN (% )

2013 2012 2011

1 Cileleuy 79 75 75

2 Leuwinangka 78 72 72

3 Ciletuh 77 75 75

4 Cihea 78 74 73

5 Cikaranggeusan 80 76 76

6 Kalongg 80 75 75

7 Pawelutan 79 75 75

8 Cipamingkis 80 74 74

9 Macan 80 75 74

10 Gadung 79 78 78

11 Cibeet 80 73 73

12 Telar 79 75 75

13 Cikarang 78 75 75

14 Jengkol 80 78 76

15 Barugbug 78 75 75

16 Salam Darma 80 75 75

(18)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.6

Tingkat Koordinasi Petugas Pengawas dengan Petugas Pengawas Bendung Tahun Anggaran 2011-2013

NO NAMA BENDUNG KOORDINASI (%)

2013 2012 2011

1 Cileleuy 76 74 73

2 Leuwinangka 72 68 70

3 Ciletuh 76 74 73

4 Cihea 77 75 74

5 Cikaranggeusan 76 70 70

6 Kalongg 75 74 74

7 Pawelutan 75 76 76

8 Cipamingkis 76 77 77

9 Macan 78 75 76

10 Gadung 77 76 78

11 Cibeet 70 65 63

12 Telar 73 65 65

13 Cikarang 71 70 73

14 Jengkol 75 77 77

15 Barugbug 77 75 77

16 Salam Darma 72 68 74

73,525 71,275 73,825

Sumber : Laporan Kegiatan Swak elola BBWS Citarum

Jika dilihat dari Tabel dan bagan Tingkat Koordinasi Petugas Pengawas

dengan Petugas Pengawas Bendung dibawah terjadi beberapa peningkatan

koordinasi di beberapa bendung pada tahun 2011 hingga 2013. Namun di

beberapa bendung juga terjadi penutunan koordinasi tahun 2011 hingga 2013. Hal

tersebut dapat disebabkan masih kurangnya koordinasi antara petugas pengawas

(19)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak datang setiap hari ke lapangan untuk mengawasi kerja petugas

bendung dikarenakan lokasi bendung yang jauh dan daya tempuh ke lokasi

bendung yang lama. Kurangnya personel pengawas bendung pun benjadi

pengaruh pada aspek ini. Dengan rendahnya aspek koordinasi ini aka berdampak

pada kinerja petugas dan perusahaan seperti halnya jika terjadi koordinasi yang

salah atau tidak sesuai antara Petugas Operasi dan Petugas Pengawas Operasi

Bendung maka dapat mengakibatkan kesalahan yang cukup fatal.

Terdapat pula standar penilaian kinerja perusahaan yang harus dicapai oleh

setiap Pegawai Operasional Bendung, antara lain sebagai berikut :

1. > 88% = Sangat Tinggi

2. 79% - 87% = Tinggi

3. 68% - 78% = Sedang

4. 50% - 67% = Rendah

5. < 50% = Sangat Rendah

Apabila dilihat dari data evaluasi kinerja diatas, rata-rata kinerja petugas di

setiap bendung banyak yang mendapatkan penilaian kinerja sedang, namun

kondisi tersebut tetap dikategorikan belum optimal karena tidak sesuai dengan

target yang diharapkan oleh BBWS Citarum. Target yang ditetapkan oleh BBWS

Citarum adalah semua Pegawai Operasional Bendung mendapatkan penilaian

(20)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendukung data yang telah didapatkan, penulis menyebarkan

kuesioner pra penelitian kepada 10 orang Pegawai Operasional Bendung. Di

dalam kuisioner ini terdapat pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan. Berikut

ini adalah hasil rekapitulasi pertanyaan dan jawaban dari kuesioner pra penelitian

yang telah disebarkan :

Tabel 1.7 Angket Pra Penelitian

Evaluasi Kinerja Pegawai Operasional Bendung

No Pertanyaan

Hasil jawaban

ST T S R SR

1. Berapa rata-rata tingkat kehadiran anda di

tempat kerja (tahun) (*) 1 4 6 0 0

2. Keterampilan anda dalam pemeliharaan aset

bending 0 3 7 0 0

3. Tingkat kreatifitas di tempat kerja 0 2 6 2 0

4. Tingkat mengerjakan tugas yang diberikan

atasan 3 4 4 0 0

5. Koordinasi Petugas pengawas dengan Pegawai

Penjaga Bendung 5 3 2 0 0

Sumber: Rekapitulasi Angket pra penelitian, 2014

Keterangan :

(*) Untuk kehadiran di tempat kerja (tahun) 1. > 88% = Sangat Tinggi

2. 79% - 87% = Tinggi 3. 68% - 78% = Sedang

(21)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilihat dari hasil rekapitulasi angket pra penelitian yang disebarkan kepada

10 Pegawai Operasional Bendung bahwa dari kehadiran, keterampilan dan tingkat

kreatifitas banyak yang menjawab sedang. Dimana kehadiran hanya 86%-78% /

sedang dimana masih perlu ditingkatkan lagi kehadiran Pegawai Operasional

Bendung di tempat kerja. Dari keterampilan dan tingkat kreatifitas pun perlu ada

peningkatan lagi agar tercipta hasil kerja yang baik. Dengan demikian diharapkan

kinerja perusahaan dapat meningkat.

Rendahnya kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Untuk

mengetahui faktor apa sajakah yang mempengaruhi kinerja Pegawai Operasional

Bendung berikut ini adalah pertanyaan yang memaparkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja:

Gambar 1.1

Grafik Faktor Personal yang mempengaruhi Kinerja

Sumber: Rekapitulasi angket pra penelitian, 2014

Dari Gambar 1.1 dapat di simpulkan bahwa faktor dominan yang

mempengaruhi Kinerja adalah Kompetensi dan Motivasi. Sebanyak 4 orang

10%

40% 40%

10%

Tingkat Keterampilan

Kompetensi

Motivasi

(22)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjawab Kompetensi dan 4 orang menjawab motivasi. Menurut para responden

dua faktor tersebutlah yang paling mempengaruhi kinerja.

Menurut teori Amstrong dan Baron (1998:16), terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja tersebut, antara lain Personal factors, ditunjukkan oleh

tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen

organisasional; Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan,

dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader; Team factors, ditujukkan

oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja; System factors,

ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi; dan

Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan

perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Faktor personal (Individu) penting dalam menentukan interaksi sosial dalam

membentuk perilaku individu setiap petugas penjaga bendung karena faktor

personal (individu) merupakan faktor yang ada dalam diri karyawan. Dalam faktor

personal ditujukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi

dan komitmen organisasi. Dengan faktor tersebut yang bertujuan untuk mencapai

keefektifan organisasi guna meningkatkan hasil yang lebih baik untuk individu

dan tim, serta tingkat keterampilan, kompetensi, komitmen dan motivasi yang

lebih tinggi. Berdasarkan hasil angket pra penelitian diatas bahwa kompetensi dan

motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi pegawai disana.

Kompetensi sangat berguna untuk membantu organisasi dalam menciptakan

budaya kinerja tinggi. Dimana kompetensi diartikan sebagai kecakapan,

(23)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuatnya berhasil dalam bekerja. Kompetensi sebagai kemampuan seseorang

untuk menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja. Kompetensi

juga menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau

dibutuhkan oleh setiap individu untuk melakukan tugas dan tanggung jawab

mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam

pekerjaan mereka.

Adapun Motivasi kerja yang merupakan proses, bukan output atau hasil.

Sebagai proses motivasi tidak bisa kita amati secara langsung, tetapi secara tidak

langsung melalui tindakan-tindakan, seperti kegiatan, usaha-usaha, dan ketabahan.

Motivasi pun merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan

usaha untuk mencapai suatu tujuan. Dengan sikap mental petugas yang pro dan

positif terhadap situasi kerja dapat memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai

kinerja yang maksimal. Motivasi dapat dipandang sebagai perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling, dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi kerja adalah dorongan dasar

yang menggerakkan seseorang atau keinginan untuk mencurahkan segala tenaga

karena adanya suatu tujuan.

Dengan meningkatkan Kompetensi dan Motivasi kerja dari karyawan maka

Kinerja pun diharapkan akan meningkat pula.

Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian pada di BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum

(24)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di Bandung”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis mengidentifikasi masalah yang

berhubungan dengan kinerja. Masih rendahnya hasil evaluasi kinerja diantaranya

rendahnya tingkat kehadiran, keterampilan dan tingkat kreatifitas banyak yang

menjawab sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat faktor yang

mempengaruhi rendahnya kinerja pegawai, salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja yaitu faktor personal antara lain pada kompetensi dan motivasi pegawai .

Kompetensi pegawai sangatlah dibutuhkan guna meningkatkan kinerja

pegawai di lapangan. Semakin tinggi kompetensi yang dimiliki maka kinerja akan

semakin meningkat. Kompetensi menyebabkan orientasi bekerja seseorang pada

hasil, kemampuan memengaruhi orang lain, meningkatnya inisiatif, dan

sebagainya. Pada gilirannya, peningkatan kompetensi akan meningkatkan kinerja

bawahan dan kontribusinya pada organisasi pun akan meningkat. Sama halnya

dengan motivasi, untuk mencapai kinerja yang diharapkan perusahaan dibutuhkan

motivasi pada karyawan. Dengan adanya motivasi kerja dan penilaian kinerja,

tujuan organisasi dapat tercapai serta tercapai pula tujuan pribadi.

Penelitian ini akan menguji sejauh mana kompetensi dan motivasi akan

mempengaruhi kinerja pegawai operasional bendung Balai Besar Wilayah Sungai

(25)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana gambaran Kompetensi, Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

2. Bagaimana pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

3. Bagaimana pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

4. Bagaimana Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di

Bandung?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui gambaran Kompetensi, Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

2. Mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung?

(26)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Mengetahui Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di

Bandung?

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini berguna dalam meningkatkan hasanah/manfaat ilmu

dalam pengembangan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya

tentang Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan Kinerja Pegawai

Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelian ini dapat berguna bagi instansi sebagai umpan balik

(feedback) tentang pentingnya Kompetensi dan Motivasi dalam meningkatkan

Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di

(27)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini memuat 3 variabel, terdiri dari dua variabel independen

(variabel bebas) dan satu variabel dependen (variabel terikat) yaitu Kompetensi

( dan Motivasi ( sebagai variabel independen serta Kinerja (Y) sebagai

variabel dependenya. Subjek penelitian dalam penulisan ini adalah Pegawai

Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.

3.2. Metode dan Desain Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan

rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh

asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, petanyaan dan isu-isu

yang dihadapi (Nana Syaodih, 2005:52).

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

verifikatif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar.

Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang

ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian

ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

(28)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel

bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Berdasarkan definisi

tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai

kompetensi dan motivasi terhadap kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai

Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung.

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan (Arikunto,

2010). Pada intinya penelitian verifikatif ini menguji kesesuaian teori yang

digunakan dengan objek penelitian yang dilakukan, maka pada penelitian ini

bertujuan guna mengetahui Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Kerja Terhadap

Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Di

Bandung.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan salah satu langkah penting dalam melakukan

suatu penelitian guna menuntun jalannya seluruh proses penelitian. Seperti yang

diutarakan Nana Syaodih (2005:287) bahwa desain penelitian merupakan

rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Pemilihan desain

penelitian yang tepat turut mempengaruhi tercapainya suatu tujuan penelitian.

Anwar Sanusi (2011) mengkategorikan desain penelitian dalam enam

macam, yaitu: (1) Desain Penelitian Deskriptif; (2) Desain Penelitian Kausalitas;

(3) Desain Penelitian Korelasional; (4) Desain Penelitian Tindakan; (5) Desain

(29)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain

penelitian kausalitas. Desain penelitian kausalitas desain penelitian yang disusun

untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebah-akibat antar variabel. Anwar

Sanusi (2011) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam penelitian kausalitas

adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan masalah penelitian

2. Merumuskan tujuan penelitian secara spesifik

3. Merumuskan hipotesis penelitian

4. Mengklasifikasi dan mendefinisikan (secara konseptual dan operasional)

variabel penelitian

5. Menyusun instrumen penelitian dengan mengacu pada variabel yang sudah

didefinisikan sekaligus melakukan uji validitas dan reabilitas instrumen

6. Menentukan metode pengumpulan data

7. Melakukan pengujian hipotesis

8. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis atas uji hipotesis, sekaligus

melakukan verifikasi atas teori yang melatarbelakangi penelitian yang

dimaksud.

Dilihat dari tujuannya penelitian ini berusaha menjelaskan gambaran dan

hubungan sebab akibat antara kompetensi dan motivasi terhadap kinerja Pegawai

Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum di Bandung. Oleh

(30)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3. Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:38), variabel penelitian merupakan segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tetang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel menurut Sugiyono (2007) pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. sifat

untuk dipelajari. Lebih lanjut Sugiyono menjelaskan, variabel independen atau

sering dikatakan sebagai variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen, sedangkan

variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen.

Variabel independen (variabel bebas) yang akan diteliti yaitu

Kompetensi ( , meliputi :

1. Achievement and action (berprestasi dan bertindak) : Kompetensi

berprestasi dan bertindak menurut Spencer and Spencer (1993:25)

merupakan kluster yang terdiri dari kemampuan yang lebih diarahkan

untuk pemenuhan tugas yang berdampak pada orang lain. Terdiri dari:

Achievement Orientation (Semangat untuk berprestasi atau untuk

(31)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap kejelasan tugas kualitas dan ketelitian kerja); Initiative

(Inisiatif); dan Information seeking (Mencari Informasi)

2. Helping Human Service (Melayani) meliputi Interpersonal

Understanding (Empati)

3. Impact dan influence (Memengaruhi) terdiri dari Impact and Influencing

(memberikan dampak dan memengaruhi); Organitational Awareness

(Kesadaran berorganisasi); dan Relationship Building (Membangun

hubungan kerja)

4. Cognitif (Keahlian) meliputi Analitical Thinking (Berpikir analitis);

Conceptual Thinking (Berpikir konseptual); dan Expertise (Keahlian

teknik/Profesional/Manajerial)

5. Personal effectiveness (Efektivitas Diri) meliputi Self-Control

(Pengendalian Diri); Self-Confidence (Percaya Diri); Flexibility

(Fleksibilitas); dan Organitational Commitment (Komitmen terhadap

Organisasi).

Motivasi ( , meliputi :

1. Kebutuhan akan keberadaan (Exitence needs), meliputi physiological

needs (kebutuhan akan makanan, minum, udara, berlindung, seksual

dan kebutuhan fisik lainnya) dan safety needs (kebutuhan akan rasa

(32)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs), menekankan akan

pentingnya hubungan antar individu (interpersonal relationships) dan

bermasyarakat (social relationships).

3. Kebutuhan akan kemajuan (Growth needs), adalah keinginan intristik

dalam diri seseorang untuk maju atau meningkatkan kemampuan

pribadinya.

Adapun Variabel dependen (variabel terikat) yang akan diteliti yaitu Kinerja

(Y), meliputi :

1. Kuantitas Kerja

2. Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya

volume kerja yang seharusnya (standar kerja norma) dengan kemampuan

sebenarnya.

3. Kualitas Kerja

Standar ini menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibandingkan

volume kerja.

4. Pemanfaatan Waktu

Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan

perusahaan.

5. Tingkat Kehadiran

Asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran pegawai

di bawah standar kerja yang ditetapkan maka pegawai tersebut tidak akan

(33)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Kerjasama

Keterlibatan seluruh pegawai dalam mencapai target yang ditetapkan

akan mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Kerjasama antara

pegawai dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu memotivasi

pegawai dengan baik.

Adapun penjabaran variable-variabel tersebut ke dalam operasionalisasi

variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3 1 Operasional Variabel

Variabel Sub-Variabel Indikator Ukuran Skala

(34)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

(35)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

(36)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

(37)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

(38)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu arah, dan ketekunan

Bermasyarakat 1. Tingkat

(39)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Sumber data merupakan dari mana (sumbernya) data itu didapat dan segala

sesuatu yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

(40)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2012:137) yaitu sumber data yang langsung memberikan kepada

pengumpul data. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara

langsung dari perusahaan, melalui wawancara langsung dengan pihak terkait.

Data sekunder menurut Sugiyono (2012:137) adala sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data sekunder dalam penelitian

ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari dokumen dan laporan

perusahaan, buku, artikel, jurnal dan informasi lainnya yang mempunyai

hubungan dan relevan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.

Berikut ini adalah data yang diperoleh penulis melalui berdasarkan sumber

data primer dan sekunder:

Tabel 3 2 Sumber Data

No Data Jenis Data Sumber

1. Laporan kegiatan swakelola

tahun anggaran 2011-2013 Sekunder

Kementrian PU Direktorat jendral SDA BBWS Citarum (diolah kembali)

2. Data Pegawai BBWS Citarum Sekunder

Kementrian PU Direktorat jendral SDA BBWS Citarum (diolah kembali)

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

(41)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil

(sugiyono, 2012:137). Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan

tatap muka secara individual. Wawancara dilakukan guna mendapatkan data

mengenai fenomena yang diteliti secara lebih detail dan mendalam.

2. Kuisioner (Angket)

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan

tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung

atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono. 2012:142). Responden

kuisioner ini adalah Petugas Penjaga Bendung (PPB), Staf PPB serta staf

OP Bendung.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (Documentary Study) merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambaran maupun elektronik.

4. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian dengan cara mempelajari berbagai laporan, referensi, jurnal

(42)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2. Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80). Adapun

populasi yang akan diteliti adalah semua pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan

Kegiatan Operasi Rutin pada 16 (enam belas) Bendung pada PPK OP SDA III

Satuan Kerja Balai besar Wilayah Sungai Citarum yang dilaksanakan secara

Swakelola yaitu sebanyak 90 orang, namun dalam penelitian ini akan meninjau

kinerja petugas oprasional maka sasaran populasi dalam penelitian ini adalah para

Pegawai Operasional yang diberikan surat tugas oleh PPK OP SDA III untuk

melaksanakan Kegiatan Operasi Rutin di bendung yaitu sebanyak 50 orang.

(43)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Sampel Distribusi

Penelitian

1 Bendung Cileleuy 4

2 Bendung Leuwinangka 3

3 Bendung Ciletuh 3

4 Bendung Cihea 4

5 Bendung Cikaranggeusan 3

6 Bendung Kalong 3

7 Bendung Pawelutan 3

8 Bendung Cipamingkis 3

9 Bendung Macan 3

10 Bendung Gadung 3

11 Bendung Cibeet 3

12 Bendung Telar 3

13 Bendung Cikarang 3

14 Bendung Jengkol 3

15 Bendung Barugbug 3

16 Bendung Salam Darma 3

Jumlah 50

Sumber : Laporan Swakelola (diolah kembali)

3.5.2 Sampel

Anwar sanusi (2011) mengatakan bahwa peneliti biasanya melakukan

seleksi terhadap bagian-bagian elemen populasi dengan harapan hasil seleksi

tersebut dapat merefleksikan seluruh karakteristik yang ada, bagian dari

elemen-elemen populasi yang terpilih itu disebut sampel. Mengingat jumlah populasi

sasaran yang terbatas maka penulis melakukan penarikan sampel jenuh dalam

(44)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

populasi sasaran yang terdapat dalam kerangka sampling sebagai sampel

penelitian.

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah Pegawai Operasional Bendung

berjumlah 50 orang yang diberikan surat tugas oleh PPK OP SDA III untuk

melaksanakan Kegiatan Operasi Rutin di bendung bersadarkan kerangka sampling

yang telah ditentukan sebelumnya untuk melakukan penelitian ini.

3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

3.6.1 Rancangan Analisis Data

Pada dasarnya dalam setiap penelitian diperlukan suatu rancangan atau

prosedur mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan setelah semua data

terkumpul. Mengingat penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan

untuk menguji teori dan hubungan antar variabel melalui penyebaran kuesioner

maka rancangan pengolahan dan penafsiran data kuesioner mutlak diperlukan agar

diperoleh hasil apakah terdapat pengaruh dari variabel X yaitu Kompetensi dan

Motivasi terhadap variabel Y atau Kinerja Petugas. Adapun langkah-langkah

dalam pengolahan data yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Editing, yaitu pemeriksaan kuesioner yang telah terkumpul kembali

setelah dibagikan kepada responden. Dalam praktiknya mungkin terdapat

kesalahan dalam pengisian kuesioner oleh responden maka langkah ini

(45)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Skoring, yaitu pemberian skor atau kode untuk setiap opsi dari item

instrumen berdasarkan ketentuan yang ada. Skala pengukuran yang

digunakan dalam setiap pertanyaan adalah skala likert lima poin dimana

untuk jawaban positif diberi bobot 5-4-3-2-1 dan sebaliknya untuk

jawaban negative diberi bobot 1-2-3-4-5.

Tabel 3 4

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Pilihan Jawaban Bobot Pertanyaan

Sangat Tinggi 5

Tinggi 4

Sedang 3

Rendah 2

Sangat Rendah 1

3. Tabulating, yaitu merekap data hasil skoring ke dalam bentuk tabel

rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item kuesioner. Berikut tabel

rekapitulasi yang dimaksud:

Tabel 3 5

Tabel Rekapitulasi Data

Resp. Skor ItemN Total

(46)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tahap uji coba instrument, penulis menggunakan dua tahap pengujian

yaitu uji validitas dan reliabilitas guna mengetahui kelayakan kuesioner

yang disebarkan kepada responden.

5. Analisis deskriptif, digunakan untuk menggambarkan skor variabel X dan

Y serta kedudukannya guna menjawab tujuan penelitian yang bersifat

deskriptif. Analisis ini dilakukan melalui tinjauan kontinum dan

perbandingan rata-rata data sampel.

6. Analisis verifikatif, digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang

bersifat asosiatif serta menguji hipotesis melalui teknik analisis regresi

berganda.

3.6.2 Pengujian Uji Validitas dan Reliabilitas

Guna mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel diperlukan

kualitas data instrumen yang valid dan reliabel pula. Hasil penelitian yang

dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Kemudian dikatakan

reliabel apabila terdapat kesamaan data pada waktu yang berbeda. (Sugiyono,

2007)

Sugiyono juga menjelaskan bahwa instrument yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa

(47)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka dalam suatu penelitian diperlukan suatu uji validitas dan reliabilitas dari

instrument yang digunakan guna mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan.

3.6.2.1 Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau keabsahan suatu alat ukur (Arikunto, 1995; 63-69 dalam Sunjoyo,

dkk, 2013: 38).Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel

(Nugroho, 2005:67 dalam Sunjoyo, dkk, 2013:39). Tingkat validitas yang tinggi

dalam suatu instrumen penelitian akan menghasilkan penjelasan masalah

penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi product

moment dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan df = n -2 , secara

matematis berikut formula dari korelasi product moment:

(48)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑y2

= Jumlah skor variabel kuadrat (Y)

∑xy = Jumlah perkalian butir (X) dan skor variabel (Y)

Pada penelitian ini, perhitungan nilai rxy akan diperoleh dengan

bantuan program komputer SPSS kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan tabel

nilai r menggunakan taraf kesalahan 5%. Instrument dinyatakan valid apabila:

Nilai > r tabel, maka item pertanyaan valid

Nilai < r tabel, maka item pertanyaan tidak valid

Adapun hasil pengujian validitas yang diperoleh tercantum pada tabel

berikut ini:

Tabel 3 6

Hasil Pengujian Validitas X1 (Kompetensi)

(49)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

20 0,842 0,413 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Tabel 3 7

Hasil Pengujian Validitas X2 (Motivasi)

No

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Tabel 3 8

Hasil Pengujian Validitas Y (Kinerja)

No

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan terhadap 25

responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan df = n-2, yaitu

25 - 2 = 23. Sehingga diperoleh nilai 0,413. Maka setiap item pertanyaan

(50)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan nilai yang lebih besar daripad a ( > ). Hal ini

berarti pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang

hendak diukur.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sunjoyo, dkk, 2013).Uji

reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi data dari instrumen penelitian

yang digunakan untuk mengukur konsep. Untuk melihat tingkat reliabilitas

instrument dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α)

pada program SPSS.

Secara matematis, Arikunto (2010) menyatakan formula cronbach alpha

sebagai berikut:

( ∑

)(Arikunto, 2010)

Dimana:

= Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

Rumus variansnya adalah:

(51)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

= Harga varians total

∑ = Jumlah kuadrat skor total

(∑ = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

= Jumlah responden

Adapun keputusan dalam uji reliabilitas ini adalah sebagai berikut:

Jika maka instrument dinyatakan reliabel

Jika maka instrument dinyatakan tidak reliabel

Secara teknis pengujian reliabilitas tersebut dilakukan dengan

menggunakan program Komputer SPSS 22 for windows, maka diperoleh hasil

seperi yang tercantuk dibawah ini:

Tabel 3 9 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Keterangan

Kompetensi 0,699 0,413 Reliabel

Motivasi 0,543 0,413 Reliabel

Kinerja 0,873 0,413 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 22.0 for windows, 2014

Berdasarkan tabel 3.9 diperoleh hasil uji reliabilitas variabel X1, X2. X3,

dan Y menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut dinyatakan reliabel karena

(52)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.3 Teknik Analisis Data

3.6.3.1 Analisis Deskriptif

Analisis dekskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2007). Suliyanto dalam Sunjoyo, dkk (2013) menjelaskan

bahwa statistik deskriptif merupakan ilmu statistik yang mempelajari bagaimana

cara menyusun dan menyajikan data dari data yang telah dikumpulkan dalam

penelitian serta mempelajari bagaimana cara melakukan pengukuran nilai-nilai

statistik.

Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan tinjauan kontinum

untuk menggambarkan skor serta kedudukan variabel X dan variabel Y. adapun

langkah-langkah dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan jumalh SKor Kriterium (SK) dengan menggunakan formula:

Dimana:

ST = Skor Tertinggi

JB = Jumlah Bulir

JR = Jumlah Responden

2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor kriterium.

(53)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

Xi = Jumlah skor hasil kuesioner variabel X/Y

X1 - Xn = Jumlah skor kuesioner masing- masing responden

3. Membuat daerah kontinum guna melihat gambaran tentang variabel secara

keseluruhan yang diharapkan responden. Daerah kontinum dibagi ke

dalam tiga tingkatan sebagai berikut:

Tinggi = ST x JB x JR

Sedang = SS x JB x JR

Rendah = SR x JB x JR

Dimana:

ST = Skor Tertinggi

SS = Skor Sedang

SR = Skor Rendah

JB = Jumlah Bulir

JR = Jumlah Responden

4. Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan, maka digunakan

formula:

(54)

Ira Rahmalia, 2014

Pengaruh Kompetensi D an Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Operasional Bendung Balai Besar Wilayah Sungai Citarum D i Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menentukan daerah kontinum tinggi, sedang dan rendah dengan

menambah selisih (R) secara bertahap dari kontinum tinggi sampai dengan

kontinum rendah.

6. Menentukan garis kontinum dan daerah letak skor untuk setiap variabel,

seperti gambar berikut:

Rendah Sedang

Tinggi

3.6.3.2 Analisis Verifikatif

a. Method of Successive Internal (MSI)

Pengolahan data dengan menggunakan statistik parametrik mengharuskan

data yang diukur dalam skala interval, mengingat data variabel sebelumnya

berupa data ordinal maka terlebih dahulu dilakukan transformasi data ordinal ke

data interval dengan menggunakan Method of Succesive Internal (MSI).

Adapun langkah-langkah dalam dalam metode ini adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan tiap butir pertanyaan

2. Menentukan berapa orang yang menjawab skor 1,2,3,4, dan 5 untuk setiap

butir tersebut

3. Membagi setiap frekuensi dengan banyaknya responden ( , hasilnya

disebut dengan proporsi (P).

Gambar 3 1

Gambar

Tabel 1.1   Evaluasi Kinerja OP Situ dan Bendung
Tabel 1.2  Tingkat Kehadiran Petugas Operasi Bendung
Tabel 1.3 Pemeliharaan Aset Bendung
Tabel 1.4 Tingkat Kreatifitas Petugas Bendung
+7

Referensi

Dokumen terkait

The output of this function is the data and accordingly data rate (at generation stage) is taken as indication of performance of the imaging system as data

Peer assessment merupakan suatu bentuk penilaian yang dilakukan seorang siswa terhadap siswa lainnya ( Centre of Educational Development , 2002), sedangkan.. menurut Boud

dengan kejadian Rhinosinusitis Maksilaris di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis mengambil tema atau judul Pembuatan CD Interaktif Untuk Mengenal Huruf Latin Dengan Menggunakan Macromedia Flash MX. Pengenalan huruf latin

Anggota Seksi Kakak Asuh PMB FK USU 2013...

self assessment yang dilakukan oleh siswa dengan penilaian pada lembar observasi peer dan self assessment. oleh

Dari hasil penelitian tersebut sebaiknya perusahaan lebih efisien dalam menganggarkan biaya bahan baku, sehingga pada akhirnya perusahaan akan lebih efektif dalam proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program revitalisasi Taman Monjari yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta dapat dikatakan efektif. Rekomendasi yang