• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI LAE MAREMPAT KECAMATAN STTU JEHE KABUPATEN PAKPAK BHARAT TA : 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI LAE MAREMPAT KECAMATAN STTU JEHE KABUPATEN PAKPAK BHARAT TA : 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI LAE MAREMPAT KECAMATAN STTU JEHE

KABUPATEN PAKPAK BHARAT TA : 2015/2016

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah Dasar dan Sekolah Dasar

OLEH :

CHARLES PARLINDUNGAN SIHOMBING NIM. 114522314010

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Charles Parlindungan Sihombing, NIM. 114522314010, “Meningkatkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Melalui Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Lae Marempat, Kecamatan STTU Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat TP : 2015/2016”. Skripsi Program Sarjana Kependidikan Guru Dalam Jabatan Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lae Marempat, Kecamatan STTU Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat, Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan Metode Inkuiri, dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metode Inkuiri dapat meningkatkan Berpikir Ilmiah Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Lae Marempat, Kec. STTU Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat.

Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Lae Marempat, Kecamatan STTU Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat dengan Jumlah Siswa 17 orang terdiri dari 7 orang siswa perempuan dan 10 orang siswa laki-laki.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Kasih dan Karunianya sehingga sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.Skripsi ini dibuat untuk memenuhi syarat program Sarjana ( S-1 ) Kependidikan Guru dalam Jabatan PSKGJ UNIMED dengan judul : “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Lae Marempat, Kec. STTU Jehe, Kabupaten Pakpak Bharat TA : 2015/2016”.

Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis sampaikan hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof.Dr Syawal Gultom.M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan ( UNIMED )

2. Bapak Dr. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan ( UNIMED )

3. Bapak Prof.Dr.Bornok Sinaga,M.Pd selaku Ketua Program Sarjana Kependidikan Guru Dalam Jabatan ( PSKGJ )

4. Bapak Jalan Berutu,S.Pd, MM selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat.

(8)

iii

9. Istri tercinta Simastiur Tamba, Putri tercinta Mikha N. Sihombing beserta orang tua dan keluarga besar yang terkasih yang telah memberikan dukungan moral dan moril kepada penulis dalam mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan Skripsi ini.

10.Seluruh sahabat terbaik para mahasiswa khususnya di kelas transfer dan seluruh mahasiswa PSKGJ Pakpak Bharat yang selama ini menghadirkan tawa dan semangat bagi penulis selama saya mengikuti pendidikan, sehingga terselesainya penulisan Skripsi ini.

11.Dan semua pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Lae Marempat, Februari 2016

Penulis

(9)

iv

1.2.Identifikasi Permasalahan ... 4

1.3.Batasan Masalah... 4

1.4.Rumusan Masalah ... 4

1.5.Tujuan Penelitian ... 5

1.6.Manfaat Penelitian ... 5

1.7.Defenisi Operasional ... 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1.Kerangka Berpikir ... 6

2.1.1. Berpikir Ilmiah ... 6

2.1.2. Metode Inkuiri ... 7

2.2.Penelitian yang Relevan ... 13

2.3.Kerangka Berpikir ... 14

2.4.Hipotesis Tindakan... 16

BAB III. METODE PENELITIAN ... 17

3.1Jenis Penelitian ... 17

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

(10)

v

3.4Mekanisme dan Rancangan Penelitian... 17

a. Siklus I ... 18

b. Siklus II ... 21

3.5Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.6Analisis Data ... 23

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 26

4.1.1 Siklus I... 26

4.1.2. Siklus II ... 34

4.2. Temuan Penelitian ... 40

4.3. Pembahasan ... 41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

5.1. Kesimpulan... 43

5.2. Saran ... 43

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Tahapan Pembelajaran Inkuiri ... 11

Tabel 3.1. Kriteria tingkat berpikir Ilmiah dalam % ... 23

Tabel 3.2. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 24

Tabel 4.1. Hasil Perolehan tingkat berpikir Ilmiah Siswa Pada Siklus I ... 28

Tabel 4.2. Hasil Perolehan Nilai pada saat Siklus I ... 30

Tabel 4.3. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Siklus I ... 31

Tabel 4.4. Pencapaian Berpikir Ilmiah Pada Siklus I ... 33

Tabel 4.5. Hasil Perolehan tingkat berpikir Ilmiah Siswa Pada Siklus II ... 36

Tabel 4.6. Hasil Perolehan Nilai pada saat Siklus II ... 37

Tabel 4.7. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Siklus II ... 38

Tabel 4.8. Pencapaian berpikir Ilmiah pada Siklus II ... 40

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas

(Kemmis dan Mc. Taggart) ... 18

Gambar 4.1 Siswa sedang mengamati gambar yang dibagikan oleh

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Grafik 4.1. Diagram berpikir Ilmiah Siklus I ... 30

Grafik 4.2. Diagram Siklus I ... 32

Grafik 4.3. Diagram tingkat berpikir ilmiah siswa Siklus II ... 37

Grafik 4.4. Diagram Siklus II ... 39

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Izin Penelitian dari UNIMED Lampiran 2 : Persetujuan Izin Penelitian

Lampiran 3 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 4 : RPP Siklus I

Lampiran 5 : RPP Siklus II

Lampiran 6 : Hasil Analisis Observasi Kegiatan Siklus I Lampiran 7 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Lampiran 8 : Hasil Analisis Observasi Kegiatan Siklus II Lampiran 9 : Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Lampiran 10 : Hasil Analisis Tes Siklus I

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membawa peserta didik pada suatu perubahan tingkah laku yang diinginkan. Perkembangan IPTEK dewasa ini menuntut semua pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk berpola piker cepat, cermat, tepat dan akurat sehingga diperlukan generasi penerus bangsa yang bermutu tinggi.

Soedjadi (dalam Fosmauli Martha Fransiska, 2008:1) mengatakan bahwa: “untuk

menghadapi abad 21 yang diwarnai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak

perlu memiliki warga yang bermutu tinggi atau berkualitas tinggi”.

Satu-satunya wadah yang bertanggung jawab menghasilkan generasi berkualitas ini adalah pendidikan. Sejalan dengan hal itu Mulyasa (dalam

Fosmauli Martha Fransiska, 2008:1) mengemukakan pula : “perwujudan

masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional”.

Pendidikan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai salah satu bidang studi merupakan pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Nash dalam bukunya The Nature of Sciencies menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Selain itu Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati ala mini bersifat analis, lengkap, cermat dan menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain, sehingga keseluruhan membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya (Darmodjo, 1992:3).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah laku siswa dapat memahami proses IPA dan dapat dikembangkan di masyarakat.

(16)

2

Dalam kurikulum SD tahun 2004 siswa dituntut untuk mampu berfikir ilmiah dalam pelajaran IPA (Sains). Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan perubahan tingkah laku dari anak didik. Siswa diharapkan mampu berfikir ilmiah dalam pembelajaran IPA demi meningkatkan kwalitas penerus bangsa, yakni orang-orang yang kelak menjadi pelaku pengembang Ilmu Pengetahuan. Untuk itu perlu pemahaman akan Ilmu Pengetahuan Alam yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menghadapi masa depan yang konpetitif dengan mampu berpikir secara ilmiah. Kurikulum menuntut guru menjadi fasilitator dan motivator, selain sebagai sumber informasi dalam pembelajaran di kelas.

Namun pada kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang memahami IPA dalam kehidupan. Sehingga siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam belajar sehingga khususnya dalam pelajaran IPA mereka cenderung kurang mampu dalam berfikir ilmiah.

Selain faktor internal dari dalam diri siswa yang kurang berminat dalam belajar IPA, juga disebabkan oleh factor eksternal yaitu guru dalam proses pembelajaran. Banyak guru yang masih menggunakan metode tradisional yang menjadikan siswa pasif, karena hanya menerima informasi atau pengetahuan yang diberikan oleh guru. Sebagaimana dikemukakan Usman (2001:306) bahwa :

“Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah atau kurangnya pemahaman

siswa terhadap suatu konsep IPA, salah satu diantaranya adalah metode yang digunakan oleh pengajar, misalnya dalam pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan tradisional yang menempatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar sebagai pendengar. Sebaliknya guru atau pengajar pada

pembelajaran sangat dominan”.

Guru juga kurang mampu memvariasikan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif didalamnya sehingga dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga mampu merubah pola pikirnya untuk dapat berfikir secara ilmiah dalam pembelajaran IPA. Seperti yang dinyatakan Suyono (dalam

Fosmauli Martha Fransiska, 2008:1) yaitu : “hasil penelitian beberapa pakar

menunjukkan bahwa guru tidak mampu menggunakan berbagai variasi model pembelajaran, enggan mengubah metode belajar yang dianggap benar dan efektif, tidak memperhatikan perlunya pengembangan pola piker kritis, kreatif, dan

(17)

3

Proses pembelajaran dikelas cenderung bertumpu pada aktivitas guru. Guru berperan aktif sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Interaksi antara guru dan siswa tidak berjalan dengan baik. Siswa pada umumnya bersifat individual, enggan berbagi dengan temannya dan belum mampu bekerja sama dengan baik. Sebahagian siswa enggan bertanya pada guru apabila mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Siswa cenderung malu-malu, takut dan tampak ragu jika diminta untuk menjawab pernyataan.

Banyak metode pembelajaran yang ditawarkan oleh ahli pendidikan yang bertujuan membuat siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Salah satunya adalah metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan salah satu metode yang sesuai dengan hakekat IPA, dalam hal ini siswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar untuk menyelidiki kebenaran suatu informasi tentang materi pembelajaran sampai siswa menemukan sendiri dan memecahkan masalah dengan proses mentalnya. Seperti yang dikemukakan W. Gulo (2002:84) menyatakan bahwa:

“Strategi inkuiri berarti seluruh rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa dalam mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, dan analistis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah: keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis, sistematis pada tujuan pembelajaran, mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa

yang ditemukan dalam proses inkuiri”.

Hal yang sama juga dinyatakan Nurhadi (2004:123) yang menyatakan bahwa :

“Pembelajaran dengan inkuiri mengacu keinginan siswa untuk mengetahui,

memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya sehingga menemukan jawaban. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara mandiri dan memiliki kemampuan berfikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis

dan menangani informasi di sekolah”.

(18)

4

banyak siswa yang hanya duduk diam, mendengar, tanpa mengerti dan melakukan apa-apa terkait dengan penjelasan guru. Untuk itu guru harus memilih metode yang tepat dalam mengajarkan mata pelajaran ini. Melalui metode inkuiri, pemahaman konsep siswa akan berkembang sehingga siswa terpancing untuk berfikir, menganalisa, bertanya baik dengan guru maupun temannya sendiri. Metode inkuiri juga dapat membantu siswa berfikir ilmiah karena dengan metode ini rasa ingin tahu siswa akan semakin berkembang.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Ciri-Ciri Makhluk Hidup di Kelas IV SD Negeri Lae Marempat Kec. STTU Jehe Kab. Pakpak Bharat TP. 2015/2016.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka ada beberapa masalah yang diidentifikasi yakni :

a. Siswa belum mampu berfikir ilmiah

b. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi

c. Pembelajaran yang berlangsung selama ini kurang melibatkan aktivitas siswa dan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas pada pembahasan, maka peneliti

membatasi masalah hanya dalam “Meningkatkan Berfikir Ilmiah melalui

Metode Inkuiri pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Lae

Marempat Pakpak Bharat”.

1.4 Rumusan Masalah

(19)

5

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan berfikir ilmiah siswa dengan metode inkuiri di kelas IV SD Negeri Lae Marempat Pakpak Bharat.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan sesudah melakukan penelitian ini adalah: 1. Siswa mampu berfikir ilmiah dalam pelajaran IPA

2. Sebagai bahan masukan bagi guru IPA dalam memperbaharui kualitas pendidikan

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti sebagai calon guru

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya

5. Sebagai informasi tambahan bagi pihak sekolah. 1.7 Defenisi Operasional

a. Berfikir ilmiah adalah kegiatan akal secara logika untuk pengembangan pikiran untuk menemukan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

b. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.

(20)

43 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :

1. Pada tindakan siklus I dengan penerapan metode inkuiri diperoleh persentase berfikir ilmiah siswa 44.1% hal ini menunjukkan bahwa tingkat berfikir ilmiah siswa masih rendah.

2. Pada tindakan siklus II dengan penerapan metode inkuiri diperoleh persentase berfikir ilmiah siswa semakin meningkat yaitu 76.4%.

3. Metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya juga materi struktur bunga dan fungsinya.

4. Dengan menggunakan metode inkuiri dapat meningkatkan berfikir ilmiah siswa pada materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya juga materi struktur bunga dan fungsinya.

5.2 Saran

Sebagai tindak lanjut dan kesimpulan dan diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada guru dihimbau agar dapat mengajarkan materi IPA hendaknya menggunakan metode inkuiri dalam PBM, karena melalui penggunaan metode inkuiri siswa terlatih dan terampil menggunakan media sehingga proses pembelajaran mengasyikkan dan menyenangkan. Selain itu yang paling penting bahwa metode inkuiri membuka wawasan mereka dengan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan baru dari alam nyata.

(21)

44

3. Kepada siswa diharapkan lebih membangun pola pengamatan, interaksi dan kerja sama yang baik kepada siswa-siswa yang lain dengan metode inkuiri.

4. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama sebaiknya dilaksanakan dengan memperbaiki tahapan-tahapan metode ini atau mengkombinasikannya dengan metode pembelajaran yang lain sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik.

(22)

45

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya Asep Herry. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :

BSNP. 2007. Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta Cardile. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Medan : Unimed Depdiknas

Diakses tanggal 21 Oktober 2012

Dimyati & mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : grafindo persada Dosen Tim Unimed. 2012. Pedoman Pembimbingan dan Penulisan Skripsi.

Medan:

Dosen Tim Unimed. 2012. Pembelajaran Tindakan Kelas. Medan : UNIMED.

Endyah, dkk 2007. Belajar Sains Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Sir Lie. 1999. 58. Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada. 2

Mei 2012

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Tindakan. Jakarta : (IKAPI)

Suryasubroto. 2010. Metode Penelitian TIndakan. Jakarta : Kencana prenada media group

Tim Dosen Unimed, 2009. Strategi Belajar Mengajar. Medan : Unimed Trianto. 2011. Mendesain model pembelajaran Inovatif. Jakarta : Unimed

Wina, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Kencana prenada media group

Gambar

Gambar  3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas
Grafik 4.1.

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan produk yang dihasilkan oleh reaksi interesterifikasi adalah biodiesel dengan kandungan triasetil gliserol (triasetin) yang merupakan produk samping yang dapat

Yustina Setya Nurrahmi (2007) graduated student from Muhammadiyah University of Surakarta with her research entitled An Analysis of Translation Shift of Derivative Noun in

Innovation Capacity and Entrepreneurial Orientation: Etriya, Victor Scholten, Emiel Wubben, and Case Studies of Vegetable Farm Firms in West Java, Indonesia S.W.F..

Tesis yang berjudul : PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU SMP/MTs DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TEMA AIR SEHAT ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas

Berdasarkan permasalahan yang ada kami menganalisis Sistem Informasi Apotek Sungai Bambu pada bisnis proses pelayanan dokter, penjualan obat resep dan tanpa resep,

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi

(1) Sub Bagian teknis administrasi pembangunan mempunyai tugas mengumpulkan bahan program tahunan pembangunan, mengkoordinasikan penyusunan pedoman dan petunjuk

bahwa berdasarkan pertimangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten