• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Busthomy MZ, Abdulloh Hamid Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ahmad Busthomy MZ, Abdulloh Hamid Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN BELAJAR PESERTA DIDIK TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BERBASIS DARING SELAMA PANDEMI

COVID-19 DI SMK ANTARTIKA 2 SIDOARJO

Ahmad Busthomy MZ, Abdulloh Hamid

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Email : busthomyahmad@gmail.com

doelhamid@uinsby.ac.id

ABSTRAK

Semenjak pandemi covid-19 terus meningkat dan menyebar, salah satu kebijakan pemerintah dalam pencegahan adalah menerapkan kegiatan belajar mengajar di rumah dengan tetap dikontrol oleh pendidik dan orang tua secara daring. Dengan metode pembelajaran online ini, membuat peserta didik perlu waktu untuk beradaptasi untuk menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung mempengaruhi penyerapan ilmu mereka. Kesiapan siswa merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas dan hasil belajar guna mencapai tujuan pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan belajar siswa dengan prestasi belajar PAI berbasis daring. Penelitian ini adalah penelitian korelasional kuantitatif dengan subjek penelitian 140 siswa SMK Antartika 2 Sidoarjo. Sedangkan pengumpulan data menggunakan dokumentasi berupa hasil belajar PAI dalam bentuk ulangan harian 1, 2, UKK semester II dan

kuesioner dibuat dalam bentuk form (google form) yang disebarkan menggunakan Whatsapp.

Tidak dilakukan secara langsung karena pemerintah menganjurkan "physical distancing"

selama pandemi covid-19.

Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif. Analisis bivariat regresi linier sederhana digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh kedua variabel. Hasil analisis diperoleh skor F hitung = 18,470 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, sehingga ada pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi belajar. Dalam tabel R square diperoleh skor 0,118, yang berarti bahwa besarnya pengaruh kesiapan belajar siswa terhadap prestasi belajar adalah 11,8%.

Kata kunci:Kesiapan Belajar Siswa; Prestasi Belajar.

PENDAHULUAN

Pada era industri 4.0, perubahan besar dalam semua aspek kehidupan manusia merupakan dampak dari transformasi digital. Teknologi informasi memberikan kualitas luasnya jangkauan yang sangat cocok untuk masyarakat milineal yang dapat diakses di berbagai tempat dan waktu. Perubahan tersebut terjadi karena dipacu oleh kemampuan teknologi modern (Sudjana, 2013). Tidak sedikit masyarakat yang berpandangan bahwa sekarang adalah jamannya teknologi, seseorang yang tidak mengikuti arusnya dikatakan ketinggalan jaman. Teknologi digital dapat memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan jika penggunaannya tidak tepat guna. Oleh karena itu, memahami prinsip dan faktor yang

(2)

mempengaruhi efektivitas teknologi digital dalam pembelajaran adalah sesuatu yang sangat penting bagi seorang pendidik (Putrawangsa & Hasanah, 2018).

Dalam dunia Pendidikan, teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk menunjang proses belajar mengajar, yang juga melibatkan pencarian referensi dan sumber informasi (Wekke & Hamid, 2013). Perubahan perkembangan itu memberikan perubahan terhadap pelaksanaan pengajaran dan pembelajaran (Keengwe & Georgina, 2012) yang ditunjukkan dengan adanya pergeseran pembelajaran dari metode konvensional atau teacher centered learning menuju student centered learning (Sofyana & Rozaq, 2019).

Salah satu langkah pemanfaatan teknologi jaringan dan teknologi informasi bagi pengembangan sistem pembelajaran adalah sistem daring (dalam jaringan) (Mustofa et al., 2019). Pembelajaran Daring bertujuan memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan (daring) yang bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat yang lebih

banyak dan lebih luas (Adhe, 2018). Daring memberikan metode pembelajaran yang efektif,

seperti berlatih dengan adanya umpan balik terkait, menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri, personalisasi pembelajaran berdasarkan kebutuhan peserta didik

dengan dua pendekatan umum yaitu: selfpaced dan facilitated/instructorled (Ghirardini,

2011).

Pembelajaran ini merupakan inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang variatif. (Ary Purwadi, M. Samsul Hadi, 2018). Orang dapat belajar di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja, tidak harus dilakukan melalui proses tatap-muka. Artinya bahwa teknologi dapat dijangkau oleh siapapun dan kapanpun

(Rahman Sidek & Md.Yunus, 2012). Peserta didik tetap bisa belajar, berkomunikasi

meskipun jarak dengan pendidik berjauhan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat tersebut tentu saja harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pendidik PAI.

Berdasarkan alasan tersebut, maka pembelajaran PAI memerlukan ide dan kreativitas sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Setiap pendidik dapat berkreasi dan berinovasi dalam

merencanakan dan menyusun model pembelajaran (Mulyaningsih et al., 2017). Sejalan

dengan perkembangan era digital yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi, sudah saatnya proses pembelajaran memanfaatkan teknologi tersebut. Pembelajaran dikemas dalam bentuk e-learning yang dapat diakses dengan cepat dan tidak terbatas oleh jarak dan waktu melalui penggunaan teknologi internet. Pemanfaatan teknologi sebagai upaya interaktif pembelajaran menggunakan jaringan internet sebagai fasilitas belajar tidak hanya bersifat

(3)

opsional, tetapi telah menjadi suatu keharusan sebagai upaya pencegahan pandemi virus corona (covid-19).

Semenjak wabah covid-19 terus meningkat dan menyebar luas, salah satu kebijakan pemerintah adalah kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah dan tetap dikontrol oleh pendidik dan orang tua dengan daring (Zaharah & Kirilova, 2020). Proses belajar mengajar tidak dilaksanakan di sekolah, dan tidak mungkin juga meniadakannya, sementara guru PAI dihadapkan dengan kewajiban mengajar dan satu sisi memiliki keterbatasan sarana dan fasilitas mengajar (Salehudin, 2020). Padahal tidak semua pelajar, siswa dan mahasiswa terbiasa belajar melalui Online (Purwanto et al., 2020). Peserta didik pada proses belajar mengajar di rumah merasa dipaksa belajar jarak jauh tanpa sarana dan prasarana memadai di rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya disediakan dulu fasilitasnya seperti laptop, computer ataupun hand phone, jaingan internet yang akan memudahkan untuk menyimak proses belajar mengajar online.

Dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat peserta didik perlu waktu beradaptasi untuk menghadapi perubahan baru yang secara tidak langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka. Keadaan informasi teknologi, kesiapan peserta didik inilah menjadi hal penting yang harus diperhatikan dan dipersiapkan untuk terus berupaya mengevaluasi dan meningkatkan kualitas dan hasil belajar agar tercapai tujuan pendidikan.

Dalam keseluruhan upaya pencapaian tujuan pendidikan, proses pembelajaran yang terdiri dari kegiatan belajar dan mengajar merupakan aktivitas yang paling penting karena pada proses inilah tujuan pendidikan yang dapat dilihat melalui perubahan tingkah laku peserta didik. Belajar mengajar dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung. Kualitas pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditandai dengan hasil belajar yang baik. (Tsabitah, 2016).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009) ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap ulangan ataupun tugas-tugas yang diberikan kepada siswa. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu seperti lingkungan

(4)

keluarga, sekolah dan masyarakat, sedangan faktor internal yaitu tiga faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani), faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, keterampilan dan kesiapan belajar) (Slameto, 2010).

Faktor tersebut berdampak dan berpengaruh terhadap prestasi belajar. Siswa yang tidak memiliki kesiapan dalam belajar cenderung menunjukkan hasil dan prestasi belajarnya rendah, sebaliknya siswa yang memiliki kesiapan dalam belajar cenderung menunjukkan hasil belajar yang tinggi. Jadi tinggi rendahnya hasil belajar ditentukan oleh kesiapan yang dimiliki siswa dalam proses pembelajaran.

Kesiapan atau readiness adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kondisi

siswa yang siap menerima pelajaran dari guru, akan berusaha merespon pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan oleh guru (Ambar et al., 2017).” Menurut (Nasution, 2011) kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses belajar tidak akan terjadi. Kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajaran tertentu (Hamalik, 2008).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kesiapan dalam belajar. Kesiapan belajar merupakan suatu kondisi dimana seorang siswa sudah siap untuk melakukan aktivitas dengan penuh kesadaran untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dengan cara mengamati, meniru, latihan serta masuknya pengalaman baru pada siswa. Dengan kesiapan belajar yang baik, siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, mudah menyerap pelajaran yang disampaikan dan konsentrasi dalam proses pembelajaran (Mulyani, 2013).

Dengan demikian hasil belajar siswa dapat berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran dengan baik. Indikator kesiapan belajar (Slameto, 2010) antara lain kesiapan fisik dan mental (pendengaran, penglihatan, kesehatan, kepercayaan pada diri sendiri, penyesuaian diri. Kondisi emosional konflik, ketegangan), kebutuhan belajar (buku pelajaran, catatan pelajaran, perlengkapan) dan pengetahuan yang telah dipelajari (membaca buku pelajaran, membaca berita di koran sebelum pembelajaran dilaksanakan). Kesiapan dalam belajar memiliki beberapa aspek-aspek yang mempengaruhinya, yaitu (Nasution, 2011):

(5)

Untuk mengamati sesuatu diperlukan perhatian. Siswa harus memperhatikan saat guru menerangkan dan bukan melihat keluar atau bermain-main, jika memang ingin belajar. Guru tentu dapat memikirkan berbagai cara untuk menarik perhatian siswa dengan stimulus yang baru dan beranekaragam. Namun yang terpenting adalah memupuk sikap perhatian pada siswa sehingga siswa dapat memberikan perhatiannya, walaupun ada hal lain yang menarik perhatiannya. Untuk dapat membangkitkan perhatian yang berasal dari siswa, guru harus (Lisnawati, 2002):

1) Mengajar dengan cara yang menarik, misalnya menyesuaikan bahan pelajaran dengan

pengalaman dan kebiaaan anak didik.

2) Menjelaskan dari yang mudah ke yang sukar atau dari yang konkrit ke yang abstrak.

3) Mengatakan selingan yang sehat tentu lebih baik jika selingan-selingan dikaitkan

dengan wawasan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

4) Sedapat mungkin menghilangkan saat atau keadaan yang menyebabkan perhatian jadi

tak perlu.

5) Penggunaan alat-alat Peraga.

b. Motivasi

Tingkat laku manusia diarahkan untuk mencapai tujuan, sehingga kehendak tersebut menggerakkan tujuan tersebut.Kehendaknya itu merupakan motivasi. Misalnya ada siswa yang merasakan adanya kebutuhan untuk belajar lalu timbullah dorongan untuk melakukan suatu perbuatan itu. Perbuatan tersebut dilakukannya untuk mencapai tujuan belajar yaitu mendapatkan hasil yang baik yang dipengaruhi oleh bermacam-macam kondisi baik dari dalam maupun luar diri siswa tersebut, kondisi seperti ini dikatakan bahwa siswa mempunyai motivasi untuk belajar.

Motivasi merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal menumbuhkan gairah agar siswa merasa senang dan semangat untuk belajar (Rizqi et al., 2018). Motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Murtiningsih, 2017).

Motivasi belajar adalah faktor psikis yang sifatnya non intelektual, mempunyai peranan dalam menumbuhkan gairah, perasaan senang, dan bersemangat dalam belajar. Siswa yang mempunyai motivasi yang tinggi juga akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar siswa bisa berubah-ubah disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kondisi dan cara belajar mengajar yang menjenuhkan, seram, sulit diikuti dan tidak menarik (Mustamin, 2019). Untuk dapat mendorong dan menumbuhkan

(6)

motivasi siswa dalam belajar, guru harus mampu menemukan metode pembelajaran yang tepat.

c. Perkembangan Kesiapan

Kesiapan adalah keseluruhan semua kondisi individu yang membuatnya siap untuk member respon atau jawaban di dalam cara tertentu tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2010). Perkembangan kesiapan adalah suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan pada diri seseorang, perubahan itu terjadi karena adanya pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan bertambahnya usia dari seseorang itu. Kesiapan juga dapat diartikan sebagai kematangan membentuk sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu.

Perkembangan kesiapan siswa yang harus dicapai adalah bagaimana siswa harus siap dalam proses belajar yang dilakukan yang dapat menunjang siswa tersebut ketika menghadapi ujian yang diadakan. Dengan adanya kesiapan tersebut siswa pasti akan merasa yakin dengan semua jawaban yang dikerjakan dan dapat meningkatkan rasa optimisme yang dimiliki oleh seorang siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasi bertujuan untuk membandingkan hasil pengukuran antara dua variabel yang berbeda sehingga dapat ditentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel (Suharsimi, 2013). Hubungan antara satu dengan variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistic. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya (Sukmadinata, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Antartika 2 Sidoarjo kelas XI Akuntansi yang berjumlah 6 kelas dengan populasi sebanyak 216 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan penetapan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin. Oleh karena itu sampel dalam penelitian ini menjadi 140 siswa.

Sedangkan pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi berupa hasil pembelajaran PAI berupa ulangan harian ke-1, 2, UKK semester II dan angket yang dibuat dalam bentuk form (google form) yang disebarkan menggunakan whatsapp. Tidak dilakukan secara langsung karena dianjurkan pemerintah agar “physical distancing” di saat pandemi covid-19.

(7)

Hasil penelitian dianalisis menggunakan software SPSS v.17 for windows, dengan menetapkan validitas dan reliabilitas alat ukur terlebih dahulu. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan skor Corrected Item-Total Correlation pada skor r tabel dengan n= 140 taraf signifikansi 5%, untuk tabel 140 dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,165. Kriteria pengujiannya adalah apabila skor r hitung lebih besar dibandingkan dengan r tabel atau r0 > rt, maka item soal tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung lebih rendah atau r0 < rt, maka item angket tersebut tidak valid. Hasil analisis diperoleh bahwa validitas untuk skala kesiapan belajar peserta didik yang terdiri dari 10 item semuanya valid.

Uji reliabilitas pada penelitian menggunakan software SPSS v.17 for windows dengan kriteria jika nilai Cronbach's Alpha Based on Standardized Items lebih besar dari 0,60 maka instrumen tersebut dikatakan reliabel. Hasilnya reliabilitas skala kesiapan belajar peserta didik diperoleh koefisien sebesar 0,720. Reliabilitas ini termasuk tinggi dan layak untuk digunakan dalam penelitian.

Teknik analisis data, penulis menggunakan analisis statistik deskriptif. Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2016). Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kedua variable digunakan analisis bivariat regresi linier sederhana. Namun sebelum melakukan analisis, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas data, peneliti menggunakan Uji Normalitas One

Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berikut ini hasil uji normalitas dari variable X (kesiapan belajar) dan variabel Y (hasil pembelajaran PAI) dengan bantuan program SPSS versi 17 for windows.

(8)

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas ditentukan sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi (Asymp.Sig) > taraf signifikansi 5% atau t.s 0,05 maka data

berdistribusi normal

b. Jika nilai signifikansi (Asymp.Sig) < taraf signifikasni 5% atau t.s 0,05maka data

tidak berdistribusi normal.

Dari tabel output di atas dapat diketahui bahwa: Nilai signifikansi (Asymp.Sig)

adalah 0,750. Hasil penghitungan SPSS tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Asymp.Sig) > taraf signifikasni 5% atau t.s 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa data yang diuji adalah berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum dilanjutkan ke analisis regresi. Uji linieritas ini bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.

Metode pengambilan keputusan untuk uji linieritas ditentukan sebagai berikut:

a. Apabila nilai nilai sig. Deviation from Linierity > t.s 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa dua variabel mempunyai hubungan linier.

b. Berlaku sebaliknya.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kesiapan belajar dan hasil pembelajaran PAI mempunyai hubungan yang linier secara signifikan.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 140

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 4.44900304

Most Extreme Differences Absolute .057

Positive .057

Negative -.044

Kolmogorov-Smirnov Z .676

Asymp. Sig. (2-tailed) .750

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(9)

3. Uji Hipotesis

Berdasarkan syarat-syarat uji regresi linier sederhana bahwa untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar peserta didik terhadap hasil pembelajaran PAI yang dihitung menggunakan uji regresi linier sederhana dengan menggunakan bantuan SPSS v.17 for windows dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 3. Uji Persamaan Regresi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 368.229 1 368.229 18.470 .000a

Residual 2751.314 138 19.937

Total 3119.543 139

a. Predictors: (Constant), Kesiapan Belajar b. Dependent Variable: Hasil Pembelajaran PAI

Hasil analisis ANOVA dapat diketahui pada tabel 3, skor F hitung = 18,470 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak. Oleh karena itu, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kesiapan belajar peserta didik mempunyai pengaruh terhadap hasil pembelajaran PAI.

Tabel 4. Hasil Koefisien Determinasi Dan Koefisien Korelasi

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .344a .118 .112 4.465

a. Predictors: (Constant), Kesiapan Belajar

Selanjutnya, kriteria interpretasi pengaruh kedua variabel dilihat berdasarkan pada tabel 4, dapat diketahui bahwa besarnya nilai korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,344. Dari output tersebut diperoleh koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,118 yang mengandung pengertian bahwa besaran pengaruh variabel bebas (kesiapan belajar) terhadap variabel terikat (hasil pembelajaran PAI berbasis daring) adalah sebesar 11,8% termasuk kategori sangat rendah sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

(10)

B.Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pada variabel kesiapan belajar termasuk pada kategori rendah. Kesiapan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perhatian belajar, motivasi belajar dan perkembangan kesiapan (Nasution, 2011), yang semuanya mempunyai peranan penting dalam peningkatan kesiapan belajar mengajar. Kesiapan belajar adalah kondisi-kondisi yang mendahului kegiatan belajar itu sendiri. Tanpa kesiapan atau kesediaan ini proses belajar tidak akan terjadi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian kecil peserta didik memiliki perhatian belajar. Perhatian belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kondisi fisik, mental, pembawaan, latihan dan kebiasaan, kebutuhan, kewajiban, suasana jiwa. Penulis berpendapat kesiapan belajar peserta didik rendah karena suasana hati dan keadaan yang tidak memungkinkan di masa pandemic covid-19 seperti sekarang ini. Peserta didik dipaksa untuk melakukan kegiatan pembelajaran melalui daring yang belum pernah dijalankan sebelumnya, sementara perhatian mereka berfokus pada kesehatan jasmaninya.

Kesiapan belajar juga dipengaruhi oleh motivasi belajar. Motivasi dapat berasal dari dalam diri atau motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diri atau motivasi ekstrinsik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa peserta didik juga memiliki motivasi belajar yang rendah. Peserta didik pada pembelajaran daring cenderung

mengabaikan materi yang disampaikan dengan alasan tidak bertemu secara face to face.

Indikator terakhir adalah perkembangan kesiapan, perkembangan kesiapan adalah perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh individu menuju tingkat kematangan (maturity). Perkembangan kesiapan merupakan salah satu yang mempengaruhi tinggi rendahnya kesiapan belajar.

Hasil Pembelajara PAI pada penelitian ini spesifik hanya pada ranah kognitif yang secara keseluruhan peserta didik berada pada kategori tinggi. Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik, penulis tidak menggunakannya karena pandemi virus corona. Padahal hasil belajar itu berhubungan dengan sikap serta budi pekerti dan erat kaitannya dengan keterampilan–keterampilan khusus yang dimiliki peserta didik. Ranah afektif merupakan salah satu ranah yang harus diperhatikan karena tanpa sikap serta budi pekerti sebaik apapun kemampuan kognitif peserta didik tidak akan mampu mengamalkan kemampuan tersebut terlebih pembelajaran PAI dan implementasi atau pengaplikasian materi–materi yang telah dipelajarinya dalam kehidupan sehari–hari.

Kesiapan belajar peserta didik akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik, maka jika seorang peserta didik memiliki kesiapan belajar yang baik maka peserta didik

(11)

tersebut juga akan memiliki hasil belajar yang baik pula. Berdasarkan hasil analisis data, bahwa kesiapan belajar peserta didik pada hasil pembelajaran PAI berbasis daring berpengaruh dimana skor F hitung= 18,470 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak. Berdasarkan pada ditolaknya hipotesis nol (H0) yang berarti bahwa diterimanya hipotesis kerja (Ha) menunjukkan bahwa ada pengaruh kesiapan belajar peserta didik terhadap hasil pembelajaran meskipun dengan korelasi 11,8%. Ini menunjukkan rendahnya kesiapan belajar karena baru pertama kalinya menggunakan sistem daring dimasa pandemi ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang positif antara kesiapan belajar peserta didik terhadap hasil pembelajaran PAI berbasis daring sesuai hasil yang diperoleh yaitu F hitung= 18,470 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Pada tabel R square diperoleh skor 0,118 yang artinya besarnya pengaruh kesiapan belajar peserta didik terhadap hasil pembelajaran PAI adalah sebesar 18%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain selain kesiapan belajar peserta didik.

Peserta didik diharapkan mampu memiliki perhatian yang baik dengan cara menyiapkan kondisi baik secara fisik maupun psikis sebelum mengikuti pembelajaran, selain itu peserta didik juga harus memotivasi dirinya untuk selalu semangat dalam belajar agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal dan tidak merasa terbebani dengan adanya pembelajaran daring ini karena di era globalisasi ini, teknologi informasi sangatlah dibutuhkan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Adhe, K. R. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Daring Matakuliah Kajian PAUD di

Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Journal of

Early Childhood Care and Education. https://doi.org/10.26555/jecce.v1i1.3

Ambar, I., Susantiningrum, & Sutaryadi. (2017). Pengaruh Kesiapan Belajar Siswa Dan

Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar. JURNAL INFORMASI DAN

KOMUNIKASI ADMINISTRASI PERKANTORAN.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Ary Purwadi, M. Samsul Hadi, L. N. (2018). Pengembangan kelas daring dengan penerapan hybrid learning menggunakan chamilo pada matakuliah pendidikan kewarganegaraan. Edcomtech.

Ghirardini, B. (2011). E-learning methodologies: A guide for designing and developing

e-learning courses. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

https://doi.org/I2516E/1/11.11

Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. In Dinamika

Ilmu.

Keengwe, J., & Georgina, D. (2012). The digital course training workshop for online learning

and teaching. Education and Information Technologies.

https://doi.org/10.1007/s10639-011-9164-x

Lisnawati, S. (2002). Metode Mengajar Matematika. PT. Rineka Cipta.

Mulyani, D. (2013). HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI

BELAJAR. Konselor. https://doi.org/10.24036/0201321729-0-00

Mulyaningsih, I., Nurfiana, N., & Zahidin, M. A. (2017). PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS RISET DI JURUSAN TADRIS BAHASA

INDONESIA FITK IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. Indonesian Language

Education and Literature. https://doi.org/10.24235/ileal.v2i2.1388

Murtiningsih, M. (2017). PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, SARANA BELAJAR, DAN PERCAYA DIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA PENERIMA BSM

(BANTUAN SISWA MISKIN) SMP NEGERI DI SURABAYA. JURNAL

EKONOMI PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN. https://doi.org/10.26740/jepk.v5n2.p178-191

Mustamin, S. H. (2019). Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Metode Diskusi

Pada Siswa Kelas VII MTs N 1 Makasar. Lentera Pendidikan.

Mustofa, M. I., Chodzirin, M., Sayekti, L., & Fauzan, R. (2019). Formulasi Model Perkuliahan Daring Sebagai Upaya Menekan Disparitas Kualitas Perguruan Tinggi. Walisongo Journal of Information Technology. https://doi.org/10.21580/wjit.2019.1.2.4067

(13)

Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. PT. Bumi Aksara.

Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Hyun, C. C., & Putri, R. S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses

Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. Journal of Education, Psychology, and

Counseling.

Putrawangsa, S., & Hasanah, U. (2018). INTEGRASI TEKNOLOGI DIGITAL DALAM

PEMBELAJARAN DI ERA INDUSTRI 4.0. Jurnal Tatsqif.

https://doi.org/10.20414/jtq.v16i1.203

Rahman Sidek, E. A., & Md.Yunus, M. (2012). Students’ Experiences on using Blog as

Learning Journals. Procedia - Social and Behavioral Sciences.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.11.314

Rizqi, A. A., Yusmansyah, & Mayasari, S. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Motivasi Belajar The Factors That Influence Students ’ Learning Motivation. Jurnal

FKIP Universitas.

Salehudin, M. (2020). Dampak Covid-19: guru mengadopsi media sosial sebagai e-learning

pada pembelajaran jarak jauh. Mudarrisuna, 10.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/jm.v10i1.6755

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta.

Sofyana, L., & Rozaq, A. (2019). PEMBELAJARAN DARING KOMBINASI BERBASIS WHATSAPP PADA KELAS KARYAWAN PRODI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS PGRI MADIUN. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika

(JANAPATI). https://doi.org/10.23887/janapati.v8i1.17204

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. In Sinarbaru.

Sudjana, N. (2013). Dasar-dasar proses belajar. Jurnal Pendidikan.

Sugiyono. (2016). metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan R&D. In cv. Alfabeta.

Suharsimi, A. (2013). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.

Tsabitah, D. (2016). Economic Education Analysis Journal PERAN KESIAPAN BELAJAR DALAM MEMEDIASI PENGARUH KESIAPAN BELAJAR DAN FASILITAS

BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. EEAJ.

Wekke, I. S., & Hamid, S. (2013). Technology on Language Teaching and Learning: A

Research on Indonesian Pesantren. Procedia - Social and Behavioral Sciences.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.06.111

Zaharah, Z., & Kirilova, G. I. (2020). Impact of Corona Virus Outbreak Towards Teaching

(14)

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas
Tabel 3. Uji Persamaan Regresi

Referensi

Dokumen terkait

Kriteria inklusi pada sampel penelitian ini adalah data dari rekam medis pada tahun 2016 yang lengkap (ada data dari ukuran LILA dan berat badan bayi saat lahir), hasil pengukuran

Sahabat MQ/ saat ini persediaan katong darah yang ada di PMI Sleman Yogyakarta hanya sebanyak 29 Labu/ dengan rincian/ untuk golongan A sejumlah 3 labu, B 7 labu

Jika pencarian tersebut gagal, maka ES akan mencari rule lain yang memiliki konklusi yang sama dengan rule pertama tadi.. Tujuannya adalah membuat rule kedua

[r]

Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan untuk meningkatkan ketrampilan para guru Taman Kanak Kanak dan Raudhatul Athfal kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Rencana Aksi adalah tindak lanjut rencana pengelolaan terumbu karang yang memuat tujuan, sasaran, anggaran dan jadwal untuk satu atau beberapa tahun ke depan

Hasil penelitian dan keseimpulan dari film ini telah merepresentasikan pentingnya pendidikan infomal bagi anak jalanan didalamnya, mulai dari nilai- nilai

If you have traffic going to your web site and you display the Google Adsense Ads on a page and someone clicks an ad, you make money.. Note that Google Adwords and Google