• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kendaraan Berat terhadap Polusi Suara dan Getaran di Pita Getar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kendaraan Berat terhadap Polusi Suara dan Getaran di Pita Getar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil ISSN 2581-1134 (Online) Vol. 1 No. 2 Desember 2017

1

Pengaruh Kendaraan Berat Terhadap Polusi Suara dan

Getaran di Pita Getar

Muhammad Idham

Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Batin Alam.Sei Alam.Bengkalis. Riau

Email : idham@polbeng.ac.id

Received 02 November 2017; Reviewed 13 Desember 2017; Accepted 15 Desember 2017

Abstract

Increasing transportation mode becomes the increase of vehicles on the roads, it will impact to the pollution. The phenomena that appear in the last few years in the study areas is the rumble strips one solution for management transportation to give shock effect for road users that aware, however, it will be impacted to nosing and vibration on the roads. The research will be researcher noise level and vibration the heavy vehicles impact with case study Bengkalis island. The result indicated that the higher the heavy vehicles speed the smaller the vibration, while the noise level is getting bigger.

Keywords: Noise, Vibration, Transport management, Polution

Abstrak

Peningkatan moda transportasi terjadi dikarenakan adanya peningkata kendaraan bermotor di jalan, hal ini akan berdampak kepada meningkatkan tingkat polusi. Fenomena yang muncul dalam beberapa tahun terakhir pada wilayah studi adalah munculnya pita getar sebagai salah satu cara manajemen lalu lintas dengan memberikan efek kejut bagi pengguna kendaraan supaya sadar, akan tetapi hal ini akan berdampak kepada kebisingan dan getaran pada jalan. Pada penelitian ini akan diteliti tentang besaran nilai kebisingan dan getaran yang diakibatkan oleh kendaraan berat dengan studi kasus jalan di pulau Bengkalis. Adapun hasil dari penelitian ini didapat bahwa semakin tinggi kecepatan kendaraan maka tingkat getaran yang ditimbulkan semakin kecil dan berbanding terbalik dengan kebisingan.

Kata Kunci: Kebisingan, Getaran, Manajemen transportasi, Polusi

1.

Pendahuluan

Getaran pada jalan sangat sering dirasakan di jalan raya dengan frekuensi getaran yang berbeda-beda tergantung dari bobot dan kecepatan kendaraan yang melintasinya. Energi ini dimungkinkan menjadi sangat po-tensial untuk digunakan mengingat getaran yang diberikan kendaraan khususnya di wilayah yang terjadi di pita getar (rumble strip) atau pita pengaduh.

Prinsip dasar kerja dari pita getar adalah memberikan efek kejut bagi pengemudi kendaraan supaya sadar dalam berkendaraan, akan tetapi muncul permasalahan baru, yaitu adanya getaran pada jalan serta menimbulkan kebisingan.

Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu pendengaran manusia. Menurut Selter (1976) jumlah sumber bunyi bertambah secara teratur di lingkungan sekitar, dan ketika bunyi menjadi tidak

(2)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017

Idham 2

diinginkan maka bunyi ini disebut kebisingan. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No:Kep-48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan merupakan suara yang tidak di-kehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat me-nimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan survei selama 40 jam yang dilakukan pada jam tersibuk pada lokasi yang telah ditentukan.

2.

Signifikasi Studi

Ada beberapa parameter yang digunakan dalam melakukan analisa dalam penelitian ini.

2.1. Lalu Lintas

Beberapa parameter yang diperlukan dalam penelitian tentang kebisingan dan getaran berupa volume lalu lintas, kecepatan kendaraan, data kebisingan, dan getaran jalan. Tamin (2003) arus adalah jumlah atau total kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dalam suatu ruas jalan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam kendaraan/jam. Departemen Pekerjaan Umum (2014) menjelaskan bahwa kecepatan tempuh merupakan kecepatan aktual kendaraan yang besarnya ditentukan berdasarkan fungsi dari derajat kejenuhan dan kevepatan rata-rata. Persamaan yang digunakan untuk menganalisis kecepatan sebagai berikut :

t S

Vi  (1)

Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi suatu titik peng-amatan dalam satu satuan waktu. Volume lalu lintas dapat dihitung dengan meng-gunakan rumus (Morlok, E.K.1991) berikut :

t n

Q (2)

Berdasarkan (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia, 2014) untuk Sepeda Motor dikate-gorikan sebagai (SM), Kendaraan Ringan (KR), Kendaraan Berat (KB).

2.2. Uji Kecukupan Data

Untuk melakukan uji kecukupan data sebagai yang telah dirumuskan oleh Slovin (Steph Ellen, eHow Blog, 2010) dengan rumus :

𝑛 =1+𝑁𝑒𝑁 2 (3)

n : Number of samples (jumlah sampel)

N : Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e : Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi;untuk sosial dan pendidikan lazimnya 0,05)  (^2 = pangkat dua)

2.3. Kebisingan

Uji kebisingan dilakukan secara sampel yang dapat ditentukan dengan melakukan pengujian dari perbandingan jumlah harian rata-rata kendaraan yang diperoleh dari lokasi pengujian berdasarkan standar baku tingkat kebisingan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48/MENLH/11/1996.

(3)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017

Idham 3

Tabel 1. Baku Tingkat Kebisingan

Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan

Tingkat Kebisingan dB (A)

a. Peruntukan Kawasan

1. Perumahan dan permukiman 55

2. Perdagangan dan Jasa 70

3. Perkantoran dan Jasa 65

4. Ruang Terbuka Hijau 50

5. Industri 70

6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60

7. Rekreasi 70

8. Khusus

b. Kingkungan Kegiatan

1. Rumah sakit atau sejenisnya 55

2. Sekolah atau sejenisnya 55

3. Tempat Ibadah atau sejenisnya 55

Sumber : Kep.Men Lingkungan Hidup No. Kep-48 (1996)

2.4. Getaran

Dalam Peraturan 13/MEN/X/2011 getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran lalu lintas terutama disebabkan oleh kendaraan berat seperti bus dan truk. Beban menghasilkan gelombang tekanan yang merambat di tanah dan menyebabkan getaran. Mobil penumpang dan kendaraan ringan lainnya jarang menimbulkan getaran. (Lawrence dkk, 2011).

2.5. Pita Getar (Rumble Strip)

Pita Penggaduh/Getar (rumble strips) adalah alat pengaman pemakai jalan berupa kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membuat pengemudi lebih meningkatkan kewaspadaan menjelang lokasi yang berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pita penggaduh dapat berupa marka jalan atau bahan lain yang dipasang melintang jalur lalu lintas (SK.DRJD No: AJ: 003/5/9/DRJD/2011).

3.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, pengujian dilaksanakan di 2 (dua) lokasi yaitu Jalan Pramuka dan Panglima Minal, Bengkalis. Diplihnya kedua lokasi ini dikarenakan adanya karakteristik yang berbeda dari kedua jalan tersebut yaitu jalan lurus dan tikungan. Adapun cara pengambilan sampel di lapangan diilustrasikan sebagai berikut :

(4)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017

Idham 4

Pengujian dilakukan sejauh 25 m, menimbang perkiraan kecepatan rata-rata pada lokasi survei, lebar jalan yaitu 7 m. Sebelum dimulai pengambilan data, peralatan dipersiapkan dan alat uji getaran diposisikan pada tepi pita getar dengan posisi surveyor berada di bahu jalan.

Gambar 2. Metode pengambilan data

Berdasarkan hasil pelaksanaan identifikasi pada lokasi survei menunjukkan bahawa data geometrik pada kedua lokasi yang disurvei memiliki lebar 7 m dengan bahu 1 m.

4.

Hasil dan Pembahasan

4.1. Hasil Survei Lalu Lintas Harian

Survei lalu lintas dilakukan selama 40 jam sesuai kategori prosedur operasional standar survei lalu lintas yang dikeluarkan oleh (Direktorat Jendral Bina Marga, 2007).

Tabel 1. Rekapitulasi LHR Jalan Panglima Minal Hari Jenis Jam SM KR KB Senin 4.415 475 37 6 Selasa 2.604 256 37 3,5 Rabu 2.973 282 35 4 Kamis 1.500 100 6 2 Jumat 1.397 156 9 1,5 Sabtu 7.768 859 73 11 Minggu 9.109 1.025 71 12 Total Volume 29.766 3.153 238 40 33.157

Tabel 2. Rekapitulasi LHR Jalan Pramuka

Hari Jenis Jam SM KR KB Senin 5.072 398 31 4 Selasa 1.566 142 2 1 Rabu 10.031 722 22 8 Kamis 7.887 690 16 6 Jumat 7.766 538 16 6 Sabtu 8.890 689 19 8 Minggu 6.333 584 21 7 Total Volume 47.545 3365 96 40 51.006

4.2. Uji Kecukupan Data

Untuk menghasilkan jumlah sampel minimum yang akan mewakili data di lapangan maka perlu dilakukan uji kecukupan data dengan menggunakan persamaan 3, sebagai berikut :

(5)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017

Idham 5

Tabel 3. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data

Jenis Kendaraan Jalan Pramuka Jalan Panglima Minal

SM 397 395

KB 358 355

KR 77 150

Total 832 900

4.3. Pengujian Getaran Terhadap Kecepatan

Berdasarkan hasil pengujian menunjuk-kan bahwa getaran hanya terdapat pada kendaraan berat karena nilai getaran > 0,1 m/s2 dan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4. Getaran terhadap Kecepatan Jalan

Lokasi Survei (Jalan)

Hasil Pengujian Kecepatan (km/jam) Getaran (m/s2) Pramuka 13 - 28 0.8 – 1,0 Panglima Minal 13 - 24 0,6 - 0,9

Dari hasil getaran dan kecepatan yang diperoleh pada saat pengujian di lapangan, getaran

dan kecepatan tersebut dikorelasikan sehingga menunjukkan hubungan antara getaran

terhadap kecepatan.

Gambar 3. Grafik Kecepatan vs Getaran Jalan Panglima Minal (Tikungan)

Berdasarkan hasil Gambar 4, menujukkan bahwa pita getar akan berpengaruh pada kondisi tikungan dibandingkan jalan lurus, hal ini dikarenakan banyaknya kendaraan yang mengurangi kecepatan.

(6)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017

Idham 6

Gambar 4. Grafik Kecepatan vs Getaran Jalan Pramuka (Lurus)

4.4. Pengujian Kebisingan Terhadap Kecepatan

Tingkat kebisingan didapat dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat Sound Level Meter. Sesuai dengan target penelitian, bahwa kebisingan yang disurvei adalah kendaraan berat yang melewati pada ruas jalan yang disurvei, maka didapat sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik Uji Tingkat Kebisingan terhadap Kecepatan Kendaraan Berat

Kebisingan yang didapat pada pita getar untuk kendaraan berat berkisar antara 80,2-88,2 dB(A) dengan kecepatan 15-28 km/jam. Dari hasil tersebut data yang diperoleh di-kategorikan mengganggu > 60 dB (A) yang diizinkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No : Kep48/ MENLH/11/1996 tentang baku tingkat ke-bisingan dengan tingkat kebisingan yang didapat dikategorikan bising.

5.

Kesimpulan

Hasil korelasi tingkat kebisingan dengan kecepatan menunjukkan tren yang naik namun fluktuatif (naik-turun). Semakin tinggi kecepatan yang dihasilkan dari kendaraan yang lewat, semakin tinggi pula kebisingan yang terjadi selama di lapangan. Semakin rendah kecepatan semakin rendah pula kebisingan yang dihasilkan.

(7)

Borneo Engineering: Jurnal Teknik Sipil Vol. 1 No. 2 Desember 2017

Idham 7

Daftar Pustaka

Direktorat Jendral Perhubungan Darat No: AJ

003/5/9/DRJD/2011

Tentang Spesifikasi

Teknis Alat Perlengkapan Jalan.

Departemen Pekerjaan Umum (2014)

Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia,

Direktorat

Jenderal Bina Marga, Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga (2007).

Tentang Prosedur

Operasional Standar Survei Lalu Lintas

.

Lawrence, T. Dakin, J. Norris, P. dan Forni, M. (2012).

Noise and Vibration from

Road

and Rail

, London.

Slovin ,Steph Ellen, eHow Blog, (2010) dengan rujukan

Principles and Methods of

Research

; Ariola et al. (eds.); 2006)

Gambar

Gambar 1. Ilustrasi posisi pengambilan data lapangan
Tabel 1. Rekapitulasi LHR  Jalan Panglima  Minal  Hari  Jenis  Jam  SM  KR  KB  Senin   4.415  475  37  6  Selasa  2.604  256  37  3,5  Rabu  2.973  282  35  4  Kamis  1.500  100  6  2  Jumat  1.397  156  9  1,5  Sabtu  7.768  859  73  11  Minggu  9.109  1
Gambar 3. Grafik Kecepatan vs Getaran Jalan Panglima Minal (Tikungan)
Gambar 5. Grafik Uji Tingkat Kebisingan terhadap Kecepatan Kendaraan Berat  Kebisingan  yang  didapat  pada  pita  getar  untuk  kendaraan  berat  berkisar  antara  80,2-88,2  dB(A)  dengan kecepatan 15-28 km/jam

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan Sekertariat daerah Propinsi Sulawesi Tengah terlihat kopi paste dari usulan tahun lalu sehingga menyulitkan dalam menetapkanya dari fakta tersebut dapat

Pola Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) memegang peran yang penting, karena disinilah tercermin pelaksanaan operasional RSUD dengan PPK BLUD, apakah telah dilakukan

Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk menghadapi tantangan yang ada antara lain melalui penguatan legislasi nasional, kurangnya sistem pengawasan

selama ini telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terima kasih atas segala saran dan masukan yang

Tabel 4.10 Pengkategorian Strategi Akulturasi pada Mahasiswa Asing di Universitas Sumatera Utara ditinjau dari Keanggotaan dalam Organisasi Campuran ... 55 Tabel 4.11

Culture Shock pada Mahasiswa Luar Jawa di Universitas Muhammadiyah Surakarta ditinjau dari Etnis dan Dukungan Sosial.. Surakarta: Universitas

menyediakan dengan cara : ditaip serentak dengan menggunakan karbon (satu helai sahaja yang asal dan beberapa helai lain ( yang diperlukan) mesti sama/serupa dengan yang

1) Bank Syariah, merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak lain yang membutuhkan dana. 2) Mitra usaha/Partner, adalah merupakan pihak yang mendapatkan