• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang Ajak Warga Kelola Sampah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang Ajak Warga Kelola Sampah"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa Teknik Lingkungan

ITN Malang Ajak Warga Kelola

Sampah

Sosialisasi terkait pengelolaan sampah dilakukan oleh dua mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang kepada warga Kelurahan Tunjungsekar. (Foto: Istimewa)

Teknik Lingkungan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dan berpartisipasi dalam pengelolaan sampah permukiman. Hal ini dilakukan oleh dua mahasiswa Teknik Lingkungan ITN Malang, Shinta Handayani dan Diah Apriani, Minggu (12/5/19). Mahasiswa semester 8 ini melakukan sosialisasi dan edukasi tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat Kelurahan Tunjungsekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

Masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting untuk pengurangan sampah di Kota Malang, sehingga sampah tidak semuanya menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Karena seiring dengan berjalannya waktu TPA pasti akan segera penuh. “Sistem Pengelolaan mandiri berbasis masyarakat penting untuk dilakukan. Mandiri disini masyarakat dengan kesadaran sendiri ikut mengelola sampah, oleh masyarakat penghasil sampah itu sendiri,” terang Diah.

Dengan keikutsertaan sekitar 50 kepala keluarga dalam sosialisasi ini diharapkan kedepannya masyarakat secara mandiri bisa melakukan pengomposan sampah basah dan mendaur ulang sampah kering melalui Bank Sampah. Dengan pengelolaan sampah, maka sampah yang terbuang akan lebih sedikit dan tentu

(2)

akan menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.

Kegiatan mahasiswa ITN Malang ini mendapat apresiasi dari Kepala Program Studi Teknik Lingkungan, Sudiro, ST., MT. Menurut Sudiro kegiatan tersebut merupakan bagian dari aplikasi keilmuwan. “Mahasiswa jangan hanya penelitian saja, namun bagaimana penelitian tersebut juga berguna untuk masyarakat,” ujar Sudiro. (me/humas)

ITN Malang akan Miliki Ikon

Baru Berkonsep Milenial,

Moderen, dan Kekinian

Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT Ketua P2PUTN memberikan harapan yang besar terhadap dibangunanya Pintu Gerbang Kampus II ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas)

Sebentar lagi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang akan memiliki ikon baru. Yaitu pintu gerbang kampus II dengan konsep milenial yang lebih moderen dan kekinian siap dibangun. Diawali dengan groundbreaking atau membuka tanah untuk peletakan batu pertama menjelang buka puasa bersama di kampus II ITN Malang pada Jumat (10/5/19). Acara yang berlokasi di gerbang utama pintu masuk kampus II ini dihadiri oleh, ketua dan pembina P2PUTN, Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT beserta jajarannya, serta civitas academica ITN Malang.

(3)

peletakan beton pertama,” kata Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT Ketua Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN).

Menurut ketua yayasan yang sekaligus dosen Teknik Elektro S-1 ini, gerbang dibangun dengan konsep milenial dengan mengedepankan teknologi, pendidikan karakter yang dinamis sesuai visi misi lembaga. “Pintu gerbang lama akan diubah menjadi berjiwa milenial dan berkonsep nasional sebagai ciri khas lembaga. Jadi, karakter nasional diwujudkan di pintu gerbang nantinya,” imbuh Kartiko.

Gerbang yang mulai dibangun ini direncanakan selesai pada empat bulan kedepan, sehingga saat ajaran baru sudah bisa difungsikan. Sementara di bagian belakang dilengkapi dengan bangunan-bangunan sebagai ruang pameran untuk mengekspos kemampuan lembaga. Sedangkan bagian paling atas dibuat outdoor untuk spot selfie berketinggian 5-8 meter dengan pemandangan sekitar kampus II ITN Malang.

“Setelah ini kami akan bergerak membangun bangunan berkonsep kewirausahaan, sehingga semua civitas academica bisa berkontribusi di sana,” katanya.

Pintu gerbang ITN Malang kampus II memang strategis, berada di Jalan Raya Karanglo KM 2 Malang. Gerbang nantinya akan memiliki layar segitiga sebagai wujud tridharma perguruan tinggi. Sebagai instansi pendidikan, gerbang memiliki layar berjumlah empat sebagai simbol pilar nasional, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45.

(4)

Ketua dan pembina P2PUTN, Rektor ITN Malang beserta jajarannya, serta civitas academica ITN Malang foto bersama di d e p a n g e r b a n g k a m p u s I I s e b e l u m d i b o n g k a r . ( F o t o : Yanuar/Humas)

“Layar itu kalau dilihat sangat dinamis, sebagai simbol ombak yang dinamis menghadapi tantangan ke depan. Harapannya dengan masuk (ke ITN Malang) ini kita menjadi dinamis. Sebagai jiwa pendidik juga berpegang teguh pada tridarma perguruan tinggi, siap menapak menuju arah milenial generasi muda Indonesia,” terang Kartiko.

Istimewanya wajah baru gerbang kampus biru ini didesain oleh tim arsitektur ITN Malang dibawah komando Ir. Didiek Suharjanto, MT., dosen Arsitektur berserta tim.“Struktur gerbangnya baja, dilengkapi dengan susunan pipa baja yang kami artikan sebagai multikultur dan milenial, kami menonjolkan futuristik sesuai era sekarang,” ujar Didiek. Bangunan akan

(5)

bersinergi dengan gerbang, memiliki tiga lantai yang diperuntukkan untuk galery dan paling atas untuk spot selfie. (mer/humas)

Artificial Intelligence Tak

Bisa Gantikan Kreatifitas dan

Pengambilan Keputusan

Mahasiswa Teknik Elektro S-1 berdiskusi membahas artificial Intelligence (AI) di kampus II ITN Malang. (Foto: Mita/Humas)

Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan perubahan besar-besaran di berbagai bidang. Di Indonesia sendiri modernisasi teknologi sudah merambah pada dunia pertanian dengan adanya traktor tanpa pengemudi dengan menggunakan remote kontrol sistem otonom, drone pendeteksi unsur hara, smart irigasi, penggunaan aplikasi smart phone untuk melihat jadwal tanaman panen, dan lain sebagainya. Di dunia industri dan manufaktur penggunaan robot untuk membantu kerja manusia akan semakin berkembang dan banyak digunakan.

“Drone pendeteksi unsur hara untuk mengetahui apakah pemberian pupuk kepada tanaman efisien atau tidak. Kekurangan unsur hara pada tanaman nantinya bisa terlihat dari warna daun. Dengan peluncuran satelit maka penggunaan aplikasi smart phone juga semakin marak untuk memudahkan pekerjaan manusia. Intinya kita membutuhkan otomatisasi, internet online, serta Artificial Intelligence (AI),” terang Assoc. Prof. Dr. Eng. Panca

(6)

Mudjirahardjo, ST.,MT saat memberikan kuliah tamu Teknik Elektro S-1 di kampus II Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jumat (10/4/19).

Assoc. Prof. Dr. Eng. Panca Mudjirahardjo, ST.,MT saat memberikan kuliah tamu kepada mahasiswa Teknik Elektro S-1, di ITN Malang, Jumat (10/4/19). (Foto: Mita/Humas)

Bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Computer Video Vision di Era Revolusi Industri 4.0’, alumnus S-2 Universitas Gajahmada ini menuturkan, peluang Revolusi Industri 4.0 terbuka lebar untuk pengembangan teknologi. Artificial Intelligence menjadi elemen yang tidak bisa dipisahkan dalam Revolusi Industri 4.0, yang akan terus berkembang bergantung pada kebaharuan kreatifitas pengambilan keputusan strategis, pemikiran kritis, dan

(7)

manipulasi fisik. “Ini (kreatifitas pengambilan keputusan) yang tidak bisa digantikan oleh AI. AI bisa saja menggantikan tugas rutin manusia. Namun, kreatifitas, seni tidak bisa digantikan oleh AI,” tegas Profesor Panca.

Menurut Prof Panca, tantangan mahasiswa saat ini harus bisa survive dan berkarya. Personal di Indonesia selama ini bukanlah pada riset tapi pada inovasi dan komersialisasi. “Kalau hanya sekedar bisa membuat teknologi maka tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Mahasiswa jangan sekedar bisa, tapi harus terus mengembangkannya. Tujuan belajar adalah mengembangkan inovasi. Indonesia harus bisa berinovasi, meproduksi dan menggunakan hasil karya sendiri” ujarnya. (me/humas)

Pelita HMPWK Bersihkan Sungai

Mewek, Tanam Pohon dan Tebar

Benih Ikan

Anggota Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) menebar benih ikan ke dalam sungai. (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terlihat membersihkan Sungai Mewek, Kelurahan Tunjung Sekar, Kota Malang Minggu (5/5/19). Sampah-sampah yang mayoritas sampah plastik hasil buangam rumah tangga mereka temui di sepanjang aliran sungai. Tanpa canggung satu persatu dikumpulkan dan dimasukkan dalam

(8)

trashbag. Para mahasiswa juga membersihkan aliran sungai sekunder yang masuk ke Sungai Mewek. Mereka sepertinya sudah fasih titik-titik mana saja yang paling banyak sampahnya.

Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (HMPWK) ini memang sudah beberapa kali mengunjungi Sungai Mewek untuk bersih-bersih. Aksi Peduli Lingkungan Kita (Pelita) ini untuk memperingati Hari Bumi yang juga diikuti oleh City Care Malang.

Muhammad Yafi Al-Ghifari, ketua pelaksana menyampaikan, selain kegiatan bersih sungai juga dilakukan penanaman pohon, serta pelepasan benih ikan. “Ada 30 tanaman pucuk merah yang kami tanam di sepanjang jalan setapak dekat sungai. Sedangkan benih ikannya kami lepas setelah sungai dibersihkan,” beber mahasiswa semester 6 ini.

Problem sampah plastik memang permasalahan klasik tiap kali mahasiswa bersih-bersih lingkungan. Padahal bila terjadi banjir dan membawa sampah, di daerah hilir ada kampung budaya dan situs Kendedes. Sedangkan di lokasi yang dibersihkan oleh mahasiswa sedianya akan dibangun tempat wisata.

(9)

Disepanjang Sungai Mewek banyak ditemukan sampah plastik, mulai dari kantong plastik sampai kemasan bekas botol dan gelas air mineral. (Foto: Istimewa)

Seperti yang disampaikan oleh Faozan Zamhari, humas HMPWK, bahwasanya Sungai Mewek lokasinya bagus dan cocok bila dibangun tempat wisata. “Masyarakat berkeinginan membangun taman di tempat itu (Sungai Mewek). Alamnya yang masih asri dan hijau serta ditambah gazebo pasti menarik untuk dikunjungi. Rencananya juga akan dilengkapi dengan flying fox,” Faozan melengkapi.

Rencananya HMPWK nanti akan ikut membantu mengembangkan tempat wisata bila diijinkan. Dengan adanya tempat wisata, maka warga tidak akan lagi membuang sampah di Sungai Mewek. (me/humas)

(10)

Rektor ITN Malang Tanam Pohon

pada Hari Jadi Baskomas

Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang (kanan) bersama Ketua Baskomas Malang Raya Fitri Hariyanto atau yang lebih dikenal dengan nama Cak Ndan (kiri). (Foto: Yanuar/Humas)

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang turut berpartisipasi dalam Kegiatan Gabungan Sekala Besar Kebangsaan di Wana Wisata Coban Rais, Kota Batu, Sabtu (4/5/19). Kegiatan memperingati hari ulang tahun ke-4 Baskomas Malang Raya (Bantuan Sosial Komunikasi Masyarakat) Malang Raya ini diikuti lintas batas instansi, yakni TNI Polri, akademisi, lembaga ormas, dan komunitas se-Malang Raya.

Selain sarasehan, kegiatan ber-tagline ‘Satu Hati Satu Kata Satu Jiwa’ tersebut juga diisi dengan kegiatan penanaman pohon sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan Wana Wisata Coban Rais. Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang sebagai satu-satunya tamu undangan dari akademisi bersama tamu undangan VIP bergantian menanam pohon secara simbolis. Dalam kesempatan tersebut turut hadir dan ikut menanam pohon yakni, Asisten Wali Kota Batu Drs. Syarif Tartilla, Komandan Yonkes 2/YBH/2 Kostrad Letkol. CKM. dr. Djefri Frederik L, Sp.An, M.Ks., serta perwakilan TNI dan Polri.

“Ini merupakan salah satu kontribusi ITN Malang bersama lintas komunitas. Sebelumnya kami sudah menjalin keakraban dengan teman-teman komunitas. Jadi, saat ada kegiatan ITN turut serta diundang apalagi kalau kegiatan tersebut berkaitan dengan

(11)

konservasi,” terang rektor.

Kustamar mengatakan, ITN dalam kegiatan keluar kampus selalu membawa misi green technology. Dilain sisi keikutsertaan kegiatan ini sekaligus untuk mengenalkan Teknik Lingkungan kepada masyarakat. “ITN ikut kegiatan lapangan yang berkaitan dengan konservasi, sekaligus mengenalkan Teknik Lingkungan. Di sini teman-teman himpunan yang ikut hadir juga bisa berlatih mengkondisikan orang banyak, beda dengan di kampus,” lanjut Kustamar.

Peserta Kegiatan Gabungan Sekala Besar Kebangsaan berfoto bersama usai mengikuti rangkaian kegiatan Baskomas, di Wana Wisata Coban Rais. (Foto: Yanuar/Humas)

Sebelum penanaman pohon dilakukan pula senam kebangsaan, meskipun akhirnya hanya grup Senam Bugar ITN Malang saja yang

(12)

terlihat melakukan senam. Grup Senam Bugar dimotori oleh Rukun Ibu ITN Malang yang beranggotakan semua civitas akademik ITN. Selama ini Grup Senam Bugar selalu menggelar kegiatan senam bersama di kampus I tiap Sabtu pagi. Dengan mengikuti kegiatan Baskomas diharapkan bisa menjadi refreshing bagi anggota.

“Kegiatannya (senam) bagus, sehingga diharapkan banyak yang tertarik ikut olahraga. Dengan begitu pola hidup bisa seimbang dan lebih sehat. Nantinya akan berdampak pada pekerjaan sehingga lebih semangat,” tutup Kustamar. (mer/humas)

Tinggalkan Balapan Liar, Mari

Bergabung dengan Drag Bike

ITN Malang

Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, menjadi sirkuit pelaksanaan Mesin S-1 ITN Drag Bike 2019. (Foto: Istimewa)

S e l a m a i n i k e b a n y a k a n e v e n t - e v e n t b e s a r d r a g b i k e diselenggarakan oleh perusahaan swasta bersifat komersial. Maka, apa yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil S-1 (HMM S-1) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang patut diacungi jempol. Pasalnya HMM S-1 ITN Malang mampu mengadakan event tahunan drag bike yang pesertanya berasal dari berbagai daerah seluruh Indonesia.

Seperti pengakuan Dicky Tectona Sidha, salah satu panitia event Mesin S-1 ITN Drag Bike 2019. Bila melihat acara di

(13)

Surabaya beberapa waktu lalu acara serupa hanya diikuti oleh 250 peserta. Sedangkan ITN Malang saat event ITN Drag Bike 2019 yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan Malang, Minggu, (5/5/19) bisa menarik 494 peserta. “Peserta hampir 500 ini merupakan pencapaian tersendiri bagi kami,” aku mahasiswa semester 8 ini.

Mahasiswa asal Ngawi ini mengungkapkan, event drag bike sebenarnya sasaran utamanya adalah pembalap liar yang sering beraksi di jalanan. Namun, menurutnya terkadang pembalap liar terlalu awam atau kurang pengetahuan tentang drag bike resmi. “Jadi, pembalap liar tersebut enggan mengikuti drag bike resmi, karena yang resmi tentu memiliki regulasi dan prosedur. Nah, tentunya ini tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh pembalap liar itu sendiri,” terang Dicky.

Menjadi tantangan sendiri bagi HMM S-1 untuk mewadahi mereka kedepannya. Terobosan-terobosan baru perlu dilakukan seperti membuka kelas lomba baru dan lain sebagainya. “Tentunya kami akan membuka kelas-kelas baru yang sesuai dengan keinginan mereka, namun tetap mengacu pada regulasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jatim,” pungkasnya.

(14)

Dua pembalap sedang mempersiapkan diri di garis start. (Foto: Istimewa)

Semua kegiatan besar Himpunan Mahasiswa Mesin S-1 kembalinya bermuara pada kampus biru ITN Malang. Melibatkan panitia mahasiswa jurusan mesin dan himpunan, HMM berharap kegiatan-kegiatan himpunan akan membantu mempertahankan akreditasi A Teknik Mesin, serta mengangkat akreditasi kampus.

“Kami ingin dengan antusiasme peserta drag bike kali ini bisa berdampak pada akreditasi kampus. Kami juga membawa misi menyebarkan nama baik kampus dan jurusan kepada masyarakat bahwa ITN bisa,” pungkasnya. (me/humas)

(15)

Mesin S-1 ITN Drag Bike 2019

Hadirkan 494 Starter dari

Seluruh Indonesia

494 Starter ikut Mesin S-1 ITN Drag Bike 2019, di Stadion Kanjuruhan Malang. (Foto: Istimewa)

Sebanyak 494 starter memadati Stadion Kanjuruhan pada Minggu pagi, (5/5/19). Starter yang datang dari seluruh penjuru Indonesia ini mengikuti kompetisi Mesin S-1 ITN Drag Bike 2019. Jumlah peserta tersebut terbilang cukup banyak untuk kegiatan yang dihelat oleh kampus. Event tahunan drag bike Teknik Mesin S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sendiri sudah menjadi acara yang selalu ditunggu-tunggu tiap tahunnya.

Dicky Tectona Sidha, salah satu panitia acara mengatakan, Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin S-1 (HMM S-1) sebagai penyelenggara mengaku tertantang, karena selama ini masih sulit menemui acara serupa di Malang Raya. “Kebanyakan dari mereka karena sulit mencari wadah akhirnya menyalurkan gairah balapannya dengan balapan liar. Kegiatan seperti ini (drag bike) salah satunya untuk mewadahi itu, dengan kegiatan positif peminatnya juga lebih banyak,” kata Dicky.

Lewat event drag bike Teknik Mesin ingin mengenalkan bahwa jurusan Teknik Mesin ITN adalah jurusan yang tidak bisa diremehkan. Event tersebut membuktikan, ITN Malang meskipun perguruan tinggi swasta namun ke eksistensiannya tidak perlu diragukan.

(16)

tahun 2003. Dalam pelaksanaannya panitia terbagi kedalam Racing Committee dan Organizing Committee. Racing Comitee berasal dari Ikatan Motor Indonesia (IMI Jatim), sedangkan Organizing Committee murni dari mahasiswa jurusan Teknik Mesin ITN Malang sendiri.

“Ini (drag bike) murni event mahasiswa, tidak ada campur tangan eksternal, hanya sponsorship dari pihak swasta saja. ITN Malang juga satu-satunya himpunan yang mampu mengadakan acara seperti ini,” imbuh mahasiswa semester 8 ini.

Suasana di belakang garis start, penonton pun berjubel. (Foto: Istimewa)

Keterlibatan IMI dalam event drag bike sebagai pengawas jalannya olahraga otomotif. IMI juga mendorong para atlet untuk berkompetisi di berbagai jenis kegiatan, serta mendorong penyelenggaraan kompetisi yang profesional.

(17)

Dalam event kali ini ada 24 kelas yang dilombakan. Tiap kelas akan diambil 5 juara yang akan menerima tropi dan uang tunai. (vid/me/humas)

Tingkatkan Kompetensi Guru,

ITN Malang Jalin Kerjasama

dengan Beberapa Sekolah di

Blitar

Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang foto bersama dengan para kepala sekolah dan guru usai penandatanganan MoU. (Foto: Istimewa)

Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak sekolah. Kerjasama tersebut diteken langsung oleh Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT dengan 4 sekolah di Blitar yakni, SMK Negeri 1 Blitar, SMA Negeri 3 Blitar, SMA Negeri 4 Blitar, dan SMA Negeri 1 Garum Blitar, bertempat di SMK Negeri 1 Blitar, Jumat (4/5/19). Rektor ITN Malang menyampaikan, kerjasama tersebut salah satunya bertujuan untuk meningkatkan kualitas di kedua belah pihak.

Menurut Kustamar, ITN Malang tahun ini membuka program sarjana terapan yang memungkinkan siswa menentukan sendiri lulus di jenjang D-2, D-3, atau D4. Ini sekaligus menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0 dimana ITN Malang akan menerapkan

(18)

sistem MEME (Multi Entry, Multi Exit) yang digulirkan oleh Kemenristekdikti. Sistem ini menurut rektor sangat cocok bagi para siswa terutama lulusan SMK.

“ITN Malang selalu membuka peluang untuk para siswa SMK yang ingin belajar di laboratorium kami. Selain itu, kami juga sangat membuka kesempatan untuk para guru yang ingin memperdalam kompetensinya di bidang teknik yang jurusannya ada di ITN Malang,” ujar rektor.

Pernyataan rektor ini sekaligus menjawab apa yang diinginkan oleh pihak sekolah. Drs. Sugiyadi, M.Pd., Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Blitar berharap kerjasama nantinya bisa meningkatkan kompetensi para guru. “Kami berharap dengan kerjasama ini kedepannya para dosen ITN bisa menjadi narasumber untuk basic-basic teknologi di sekolah kami,” harap Sugiyadi.

(19)

Dr.Ir. Kustamar, MT Rektor ITN Malang (kanan) memberikan sambutan didampingi Drs. Sugiyadi, M.Pd., Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Blitar. (Foto: Istimewa)

Kesempatan untuk belajar dari ITN Malang juga disampaikan oleh Ir. Bambang Wedyantaji, MT., Kepala Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru (LPMB) ITN Malang. Kampus biru ini juga membuka peluang bagi sekolah untuk mengirimkan anak didiknya menjalankan prakerin (praktek kerja). “ITN siap menerima siswa prakerin, serta menerima para guru apabila ingin melihat laboratorium yang dimiliki ITN. Untuk mendatangkan narasumber dari dosen ITN Malang, silahkan pihak sekolah mengirimkan proposal pengajuan,” katanya. (rr/mer/humas)

Upacara Hardiknas, Mahasiswa

Berprestasi ITN Malang Bebas

SPP

Rektor ITN Malang, Dr.Ir. Kustamar, MT., (kiri tegah) berdampingan dengan Dr.Eng.Ir. I Made Wartana MT., Wakil Rektor III (kanan tengah) foto bersama dengan mahasiswa berprestasi. (Foto: Yanuar/Humas)

Seperti biasa setiap tahun saat peringatan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang selalu memberikan apresiasi kepada civitas akademik

(20)

berprestasi. Tahun ini, di upacara Hardiknas tanggal 2 Mei 2019 yang dilaksankan di kampus I ITN Malang, Rektor ITN Malang, Dr.Ir Kustamar, MT selaku pembina upacara secara langsung memberikan apresiasi tersebut.

Pada bidang kegiatan kemahasiswaan, apresiasi diberikan kepada 50 mahasiswa dan 11 dosen berprestasi. Ke-50 mahasiswa tersebut berhasil menorehkan prestasi dalam perlombaan, serta mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018 dan lolos didanai Dikti tahun 2019.

Apresiasi tertinggi diberikan kepada Juara I dari Uber Alles Roboboat Team (U.A.R.T.) pada Kontes Kapal Cepat Tak Berawak Nasional (KKCTBN) tahun 2018, kategori Fuel Engine Remote Control. Mereka adalah Bambang Hermanto, Ananda Putra Darmawan, Matheus Benyamin Lada, dengan menerima beasiswa bebas SPP dua semester.

Untuk penerima beasiswa bebas SPP satu semester diberikan kepada Uber Alles Roboplane Team (U.A.R.T.) lolos tingkat nasional pada Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2018, serta diberikan juga kepada Uber Alles Racing Team (U.A.R.T.) Singo Kebo yang lolos tingkat nasional pada Kontes Mobil Hemat Energi 2018, kategori Urban Gasoline.

(21)

Dr.Ir. Kustamar, MT., Rektor ITN Malang memberikan beasiswa kepada Dicky Tectona Sidha, salah satu mahasiswa berprestasi. (Foto: Yanuar/Humas)

Dicky Tectona Sidha, manajer tim Robot Terbang yang mendapat apresiasi beasiswa SPP satu semester mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada ITN Malang yang telah memberikan apresiasi. “Terimakasih untuk apresiasi yang diberikan oleh Rektor ITN Malang, semoga ilmu dan pengalaman ini bisa saya salurkan ke adik-adik tingkat di jurusan Teknik Mesin S-1, dan pengalaman ini nantinya bisa berguna di dunia pekerjaan,” ujar mahasiswa semester 8 yang tinggal menunggu diwisuda tersebut. Sedangkan untuk dosen pendamping dari masing-masing perlombaan maupun PKM juga turut mendapatkan apresiasi dari Rektor ITN Malang. (me/humas)

(22)

Peran Aktif dalam Menolong,

ITN

Malang

Siap

Kirim

Mahasiswa ke daerah Bencana

Mahasiswa PWK berfoto bersama Dra. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., Gubernur Jawa Timur (tengah). (Foto: Istimewa)

Ribuan orang berseragam memadati Lapangan Rampal, Selasa (30/4/19). Seketika suasana menjadi tegang dan massa pada berlarian setelah terlihat kepulan asap membumbung dari arah keramaian. Tiba-tiba petugas berseragam oranye mulai mengevakuasi massa, ada yang menyalakan sirine memberi arah kemana warga harus berkumpul, membopong warga yang lanjut usia, ataupun memberi selimut kepada warga yang diliputi rasa khawatir.

Termasuk didalamanya adalah mahasiswa Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mereka berlarian mencari bala bantuan kepada regu penolong seperti BPBD, tentara, maupun polisi. Tidak ada korban jiwa, karena kejadian tersebut hanyalah simulasi penanggulangan bencana dan penyelamatan korban letusan Gunung Semeru. Rangkaian kegiatan tersebut merupakan simulasi Gelar Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Provinsi Jawa Timur. Turut berpartisipasi pula dalam kegiatan tersebut 5 orang dosen dari Teknik PWK ITN Malang.

Keikutsertaan ITN Malang dalam kegiatan kali ini memang untuk melibatkan mahasiswa dalam setiap kegiatan kebencanaan. Ini

(23)

terbukti setiap ada bencana di Indonesia, ITN Malang selalu mengirimkan mahasiswa beserta dosen untuk meninjau dan membantu di lokasi bencana. Bahkan alumni ITN Malang juga ikut ambil bagian.

“Saat gempa Lombok kemarin kami mengirim 5 mahasiswa, 2 dosen, dan alumni 12 orang. Seminggu disana kami bekerjasama dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk menyurvei titik lokasi mana yang aman dari bencana,” terang Ida Soewarni, ST, MT., Kepala Prodi PWK ITN Malang.

Menurut Ida, mahasiswa PWK memiliki peran penting dalam kebencanaan untuk meninjau titik-titik aman dan fasilitas yang mungkin bisa dijangkau oleh pengungsi. Disini peran mahasiswa PWK selain pintar teori juga harus memiliki mental baja, karena berada dalam situasi bencana tidaklah mudah.

(24)

Penanggulangan Bencana. (Foto: Istimewa)

“Mahasiswa PWK kami didik untuk selalu peka terhadap isu-isu bencana. Caranya dengan memberi respon berupa bantuan baik dalam bentuk materi maupun sosial. Mahasiswa harus dibentuk mentalnya agar kuat sehingga menjadi fighter yang tangguh. Untuk itu di hari Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana kali ini, mahasiswa kami libatkan sebelum benar-benar terpilih untuk dikirim ketika ada bencana sungguhan,” lanjut Ida.

Tidak banyak universitas membuka Program Studi PWK. Di ITN Malang sendiri hanya membuka dua kelas dengan target 58 mahasiswa. “Setiap tahun stabil, memang hanya menerima dua kelas, karena jurusan PWK dalam seleksi cukup tinggi dan ketat,” tutupnya. (me/humas)

Referensi

Dokumen terkait

1) Keluarkan terminal konektor dari rumah konenektor dengan cara menekan pengunci menggunakan kawat atau obeng (-) ukuran kecil. Melepas Terminal Konektor 2) Dorong

Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1dan 2, berikut diberikan Tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) yang dipadukan dengan metode diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, dan pendekatan saintifik

(2) Calon anggota BPD terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Lurah Desa kepada Bupati melalui Camat paling lama 7 (tujuh) hari sejak

Dalam definisi komunikasi dyadic, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang yang memiliki hubungan; dimana orang-orang yang terlibat

Anak laki-laki yang hanya dibiasakan untuk mengembangkan sisi maskulin semata dan anak perempuan yang hanya dikondisikan untuk menumbuhkan sisi feminitasnya semata

Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi kegiatan pembangunan, yang meliputi perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi serta pemanfaatan bangunan gedung

Tujuan jangka panjang dari penelitian ini yaitu ingin memberikan masukan yang bermanfaat tentang pengaruh penggunaan google apps for education terhadap hasil belajar