• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS REPORT. Laporan No. xxx/la-lmi/sby2/iii/2013. Report No. xxx/la-lmi/sby2/iii/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS REPORT. Laporan No. xxx/la-lmi/sby2/iii/2013. Report No. xxx/la-lmi/sby2/iii/2013"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan (neraca) PT Langgeng Makmur Industri Tbk (Entitas) tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Entitas. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat

oleh manajemen, serta penilaian terhadap

penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Langgeng Makmur Industri Tbk tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

We have audited the statements of financial position (balance sheets) of PT Langgeng Makmur Industri Tbk (the Entity) as of December 31, 2012 and 2011, and the related statements of comprehensive income, changes in equity and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Entity's management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits.

We conducted our audits in accordance with auditing standards established by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants. Those standards require that we plan and perform the audit to obtain reasonable assurance about whether the financial statements are free of

material misstatement. An audit includes

examining, on a test basis, evidence supporting the amounts and disclosures in the financial statements. An audit also includes assessing the

accounting principles used and significant

estimates made by management, as well as

evaluating the overall financial statement

presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion.

In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial position of the PT Langgeng Makmur Industri Tbk as of December 31, 2012 and 2011, and the results of its operations and its cash flows for the years ended in conformity with Indonesian Statements of Financial Accounting Standards.

HADORI SUGIARTO ADI & REKAN

xxxxx, CPA.

NRAP / Public Accountant License AP.xxxx Xx Maret 2013/ March xx, 2013

The accompanying financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and practices generally accepted in countries and jurisdictions other than Indonesia. The standards, procedures and practices to audit such financial statements are those generally accepted and applied in Indonesia.

(2)

Catatan 31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) ASET

ASET LANCAR

Kas dan bank 2c, 2m, 4 4.886.496.160 7.322.822.553

Piutang usaha

Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp 2.334.655.599

pada tahun 2014 dan 2013 2d, 2m, 3a, 5, 14, 30 166.717.019.184 219.434.249.411

Pihak berelasi 2d, 2e, 5, 14, 30 9.081.532.480 9.085.383.141

Piutang lain-lain 2d, 6 548.418.710 966.920.788

Persediaan 2f, 2i, 7, 14 235.865.239.624 210.044.497.976

Uang muka pembelian 8 148.168.982 1.053.060.893

Biaya dibayar di muka 2g, 9 2.016.703.856 1.350.894.724

Aset lancar lainnya 2d, 2m, 10, 14, 37 239.881.910 252.578.060

JUMLAH ASET LANCAR 419.503.460.906 449.510.407.546

ASET TIDAK LANCAR

Taksiran tagihan pajak penghasilan 2n, 31 731.895.798 636.104.217

Aset tetap – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 303.404.155.026 pada tahun 2014 dan Rp 298.335.798.416

pada tahun 2013 2h, 2i, 11, 14, 36 276.310.283.868 280.320.061.937

Aset tidak digunakan dalam usaha 2h, 2i, 11, 14 88.480.297.770 88.480.297.770

Uang muka pembelian aset tetap 2d, 12, 36 3.392.204.954 3.169.052.099

Aset tidak lancar lainnya 13 47.934.308 73.583.308

JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 368.962.616.698 372.679.099.331

(3)

Catatan 31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang bank 2d, 5, 7, 11, 14 258.291.548.028 252.123.345.484

Hutang usaha 2d, 2m, 15 68.502.889.796 100.475.757.227

Hutang lain-lain

Pihak ketiga 2d, 16 235.779.362 202.390.960

Pihak berelasi 2d, 2e, 30 1.110.870.000 505.870.000

Beban masih harus dibayar 2d, 2m, 17 5.197.667.985 5.351.466.912

Hutang pajak 2n, 3c, 31 1.987.067.977 4.269.892.903

Uang muka dari pelanggan 18 3.095.431.924 5.340.476.016

Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun

Bank 2d, 5, 7, 11, 14 5.487.068.965 4.987.068.965

Sewa pembiayaan 2j, 20 2.494.449.420 3.300.047.298

Lain-lain 19 35.332.000 61.832.200

JUMLAH LIABILITAS JANGKA

PENDEK 346.438.105.457 376.618.147.965

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Hutang pihak berelasi 2d, 2e, 30 657.364.986 657.364.986

Hutang jangka panjang – setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:

Bank 2d, 5, 7, 11, 14 13.230.603.448 14.977.370.690

Sewa pembiayaan 2j, 20 149.720.700 494.872.206

Liabilitas pajak tangguhan – bersih 2n, 3c, 31 25.753.706.065 25.956.369.824

Liabilitas imbalan kerja karyawan 2k, 2o, 3d, 21 6.065.187.588 6.065.187.588

JUMLAH LIABILITAS JANGKA

PANJANG 45.856.582.787 48.151.165.294

(4)

Catatan 31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) EKUITAS

Modal saham

Modal dasar – 2.000.000.000 saham dengan dengan nilai nominal Rp 500 per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh -

1.008.517.669 saham 22 504.258.834.500 504.258.834.500

Defisit (108.087.445.140) (106.838.640.882)

JUMLAH EKUITAS 396.171.389.360 397.420.193.618

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 788.466.077.604 822.189.506.877

Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(5)

Catatan 2014 2013

PENJUALAN BERSIH 2e, 2l, 23, 30 103.304.852.421 130.354.474.312

BEBAN POKOK PENJUALAN 2e, 2l, 24 83.626.281.400 107.022.330.159

LABA KOTOR 19.678.571.021 23.332.144.153

Pendapatan lain-lain 2l, 2m, 25 3.217.208.033 423.249.908

Beban penjualan 2l, 26 (4.663.672.628) (5.141.714.286)

Beban umum dan administrasi 2e, 2l, 27 (11.466.688.912) (9.720.297.837)

Beban lain-lain 2l, 2m, 28 (196.494.345) (1.130.038.951)

Beban keuangan 2l, 14, 29 (8.020.391.186) (6.409.852.690)

LABA (RUGI) SEBELUM

PENGHASILAN (BEBAN) PAJAK (1.451.468.017) 1.353.490.297

TAKSIRAN PENGHASILAN

(BEBAN) PAJAK 2n, 31

Tangguhan 202.663.759 (335.772.963)

Jumlah Taksiran Penghasilan (Beban) Pajak 202.663.759 (335.772.963)

LABA (RUGI) PERIODE BERJALAN (1.248.804.258) 1.017.717.334

Pendapatan komprehensif lain - -

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF PERIODE

BERJALAN (1.248.804.258) 1.017.717.334

Rata-rata tertimbang jumlah saham yang

beredar 1.008.517.669 1.008.517.669

LABA (RUGI) PER SAHAM DASAR 2p, 32 (1,24) 1,01

Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(6)

Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh Defisit Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2014 504.258.834.500 (106.838.640.882) 397.420.193.618

Rugi komprehensif periode berjalan - (1.248.804.258) (1.248.804.258)

Saldo 31 Maret 2014 504.258.834.500 (108.087.445.140) 396.171.389.360

Modal Ditempatkan

dan Disetor Penuh Defisit Jumlah Ekuitas

Saldo 1 Januari 2013 504.258.834.500 (94.798.229.685) 409.460.604.815

Laba komprehensif periode berjalan - 1.017.717.334 1.017.717.334

Saldo 31 Maret 2013 504.258.834.500 (93.780.512.351) 410.478.322.149

Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(7)

2014 Catatan 2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS

OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 156.639.343.550 161.284.074.808

Pembayaran kas kepada:

Pemasok dan karyawan (146.676.044.210) (149.393.529.774)

Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi 9.963.299.340 11.890.545.034

Pembayaran:

Beban bunga dan beban bank (7.857.783.427) (6.277.703.281)

Pajak (7.257.345.530) (6.319.603.855)

Penerimaan:

Pendapatan bunga 9.187.019 10.398.447

Pendapatan lain-lain 402.281.866 259.835.267

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas

operasi (4.740.360.732) (436.528.388)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS

INVESTASI

Uang muka pembelian aset tetap (854.965.436) (679.046.088)

Perolehan aset tetap (426.765.959) 11 (2.343.978.632)

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas

investasi (1.281.731.395) (3.023.024.720)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penerimaan hutang bank jangka pendek 6.005.702.544 14 5.606.992.914

Penurunan bersih aset lancar lainnya 12.696.150 -

Pengurangan piutang pihak berelasi – bersih - 622.250.000

Pembayaran hutang lain-lain (26.500.200) (112.000.200)

Pembayaran hutang sewa pembiayaan (1.150.749.384) 20 (1.567.984.716)

Pembayaran hutang bank jangka panjang (1.250.000.000) 14 (1.000.000.000)

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas

pendanaan 3.591.149.110 3.549.257.998

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN BANK (2.430.943.017) 89.704.890

PENGARUH PERUBAHAN SELISIH

KURS (5.383.376) 1.055.211

KAS DAN BANK AWAL PERIODE 7.322.822.553 5.480.049.480

(8)

1. UMUM

a. Pendirian Entitas

PT Langgeng Makmur Industri Tbk (Entitas) didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968, yang diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970, berdasarkan Akta Notaris Kho Boen Tian, S.H., No. 40 tanggal 30 Nopember 1972 yang kemudian diubah dengan akta dari notaris yang sama No. 3 tanggal 7 Januari 1976 mengenai perubahan nama Entitas dari PT Langgeng Jaya Plastic Industry Ltd., menjadi PT Langgeng Makmur Plastic Industry Ltd. Akta pendirian beserta perubahannya ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/39/11 tanggal 24 Januari 1976, serta diumumkan dalam Berita Negara No. 62 Tambahan No. 706 tanggal 4 Agustus 1987. Berdasarkan Akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No. 450 tanggal 27 Juni 1997, nama Entitas diubah menjadi PT Langgeng Makmur Industri Tbk, yang disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-6.500 HT.01.04 TH.97 tanggal 10 Juli 1997. Anggaran Dasar Entitas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 43 tanggal 18 Juli 2008 untuk memenuhi ketentuan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-81769.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 4 Nopember 2008.

Entitas mulai beroperasi komersial pada tahun 1976.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Entitas, ruang lingkup kegiatan Entitas meliputi bidang industri perabotan rumah tangga yang terbuat dari plastik dan aluminium, alat masak anti lengket, karung plastik, pipa Polyvinyl Chloride (PVC) serta produk-produk lain yang terkait dengan bidang tersebut. Entitas berkedudukan di Jalan Letjen Sutoyo No. 256, Sidoarjo, Jawa Timur dan mempunyai tiga pabrik yang berlokasi di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Trosobo, Jawa Timur dan Tangerang, Banten.

b. Penawaran umum saham Entitas

Pada tahun 1994, Entitas telah melakukan penawaran umum saham sejumlah 18.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham melalui pasar modal di Indonesia dengan harga penawaran Rp 3.000 per saham. Pada Mei 1997, Entitas membagikan 35.400.000 saham bonus yang berasal dari agio saham dan mengubah nilai nominal saham dari Rp 1.000 menjadi Rp 500 per saham (stock split). Pada bulan Oktober 1997, Entitas

membagikan dividen saham sebanyak 26.432.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 13.216.000.000, sehingga modal disetor penuh meningkat menjadi 215.232.000 saham.

Pada tahun 2000, Entitas mengkapitalisasi semua agio saham, selisih nilai aset dan kewajiban dalam rangka pengampunan pajak dan sebagian selisih penilaian kembali aset tetap ke modal saham dengan mengeluarkan 43.046.400 saham bonus dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 21.523.200.000, dimana setiap pemegang 5 (lima) saham Entitas yang terdaftar pada daftar pemegang saham pada tanggal 27 September 2000, berhak menerima 1 (satu) saham bonus (baru).

Pada tahun 2004, 2002 dan 2001, Entitas telah menerbitkan masing-masing 84.768.494 saham, 97.361.291

saham dan 88.066.495 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau masing-masing sebesar Rp 42.384.247.000, Rp 48.680.645.500 dan Rp 44.033.247.500 yang berasal dari konversi obligasi – seri III, seri

II dan seri I yang telah disetujui dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diaktakan dengan Akta Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., No. 56, tanggal 20 Desember 2000.

Pada tahun 2005, Entitas telah menerbitkan 480.042.989 saham dengan nilai nominal Rp 500 per saham atau sejumlah Rp 240.021.494.500 yang berasal dari konversi hutang yang direstrukturisasi.

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, seluruh saham Entitas yang ditempatkan dan disetor penuh telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

c. Karyawan, dewan komisaris, direksi dan komite audit

Susunan anggota dewan komisaris, direksi dan komite audit Entitas pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

(9)

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Hendro Budianto Komisaris Independen : I Putu Wirata Direksi

Direktur Utama : Hidayat Alim

Direktur : Kosasih

Direktur : Namawan Alim

Direktur : Pangestu Alim

Direktur : Irawan Alim

Komite Audit

Ketua : I Putu Wirata

Anggota : Stefanus Julianto

Anggota : Sri Handayani

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Entitas memiliki masing-masing 1.798 dan 1.809 orang karyawan tetap.

d. Penyelesaian Laporan Keuangan

Manajemen Entitas bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 28 April 2014.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Pernyataan Kepatuhan

Manajemen Entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7, mengenai “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terlampir dalam Surat Keputusan No. KEP-347/BL/2012, tanggal 25 Juni 2012.

b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas, disusun berdasarkan pada saat terjadinya (accrual basis)

dengan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Sejak tanggal 1 Januari 2012, Entitas telah mengadopsi PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif pada tahun 2012. Perubahan kebijakan akuntansi Entitas telah dibuat sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi.

Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Dalam periode berjalan Entitas telah menerapkan standar baru dan revisi berikut yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia yang diwajibkan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013. Penerapan standar ini tidak berdampak terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas serta pengungkapan terkait, tetapi terdapat kemungkinan akan mempengarui akuntansi dan pengungkapan transaksi dan pengaturan di masa yang akan datang:

 PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali.

 Penyesuaian PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

(10)

Standar telah diterbitkan tapi belum diterapkan

Entitas belum menerapkan interpretasi berikut yang telah diterbitkan tetapi efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2014:

 ISAK 27, Pengalihan Aset dari Pelanggan.

 ISAK 28, Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas.

Pada tanggal terbitnya laporan keuangan, manajemen telah melakukan evaluasi atas efek penerapan standar ini pada laporan keuangan.

Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang fungsional dan mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan masa jatuh tempo kurang dari 3 (tiga) bulan (jika ada) dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang.

d. Instrumen Keuangan

Aset keuangan

Entitas mengklasifikasikan aset keuangan dalam kategori sebagai berikut: (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (ii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo; (iii) pinjaman dan piutang; dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual.

Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat aset keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Aset keuangan tidak diakui apabila hak untuk menerima arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah ditransfer dan Entitas telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut.

(i) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang diperoleh untuk tujuan diperdagangkan. Aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual dalam jangka pendek. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali yang merupakan kontrak jaminan keuangan atau instrumen lindung nilai yang ditetapkan efektif. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dari aset keuangan ini disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “keuntungan (kerugian) lain-lain - bersih” di dalam periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan ini diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari pendapatan lain-lain pada saat ditetapkannya hak Entitas untuk menerima pembayaran tersebut.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan biaya transaksi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif, dan kemudian diukur pada nilai wajarnya.

Aset dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasikan dalam 12 bulan; sebaliknya, diklasifikasikan sebagai tidak lancar.

(ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

a) investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

b)Investasi yang ditetapkan oleh Entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) investasi yang memenuhi definisi pinjaman dan piutang.

(11)

Investasi di atas dimasukkan di dalam aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif.

Bunga dari investasi tersebut yang dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari pendapatan lain-lain.

(iii) Pinjaman dan piutang

Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pinjaman dan piutang tersebut dimasukkan di dalam aset lancar kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Aset keuangan ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Pinjaman dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif dikurangi penurunan nilai.

Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman atau piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan tersebut dimasukkan di dalam aset tidak lancar kecuali investasinya jatuh tempo atau manajemen bermaksud untuk melepasnya dalam waktu 12 bulan dari akhir periode pelaporan.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut diukur dengan nilai wajar, dimana keuntungan atau kerugian diakui di ekuitas, kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Jika suatu aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui di ekuitas, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Bunga atas sekuritas yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode bunga efektif diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari pendapatan lain-lain. Dividen atas instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari pendapatan keuangan pada saat hak Entitas untuk menerima pembayaran tersebut ditetapkan.

Penurunan Nilai dari Aset Keuangan

(i) Aset yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.

Kriteria yang Entitas gunakan untuk menentukan bahwa ada bukti objektif dari suatu penurunan nilai meliputi:

(12)

- pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; - pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan

yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

- terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

- hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau

- data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk:

 memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan

 kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan niIai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

(ii) Aset yang tersedia untuk dijual

Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lainnya dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lainnya dalam ekuitas harus dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya dalam ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya dalam ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.

Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.

Liabilitas keuangan

Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori sebagai berikut: (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Klasifikasi ini tergantung pada tujuan saat liabilitas keuangan tersebut diperoleh. Manajemen menentukan klasifikasi liabilitas keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan tidak diakui ketika kewajiban tersebut berakhir yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

(13)

(i) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang diperoleh untuk tujuan diperdagangkan. Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok ini jika dimiliki terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam jangka pendek.

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada nilai wajarnya, dimana keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

(ii) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif. Mereka dimasukkan di dalam liabilitas jangka pendek, kecuali untuk yang jatuh temponya lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Liabilitas keuangan ini diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka panjang.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai dan melalui proses amortisasi.

Estimasi nilai wajar

Entitas menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.

Saling hapus antar instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan disajikan secara saling hapus dan nilai bersihnya disajikan di dalam laporan posisi keuangan jika terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan ada niat untuk menyelesaikan secara neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan.

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Entitas melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang dinyatakan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:

(a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

(ii) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

(iii) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. (b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

(i) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang

(14)

menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a). (vii) orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil

manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana yang dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata (average method). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan.

g. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

h. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), kecuali hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun/Year

Bangunan dan prasarana 20 – 30

Mesin dan peralatan 12 – 20

Alat pengangkutan 5

Perabot dan peralatan kantor 5

Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Sebelum tanggal 1 Januari 2012, biaya khusus sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis, mana yang lebih pendek. Sejak tanggal 1 Januari 2012, Entitas menerapkan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 25 mengenai “Hak atas Tanah”, dimana biaya khusus sehubungan dengan perolehan pertama kali hak atas tanah diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah, sedangkan biaya pengurusan perpanjangan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari “Aset Tetap”. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan langsung ke perhitungan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Pada tanggal laporan posisi keuangan, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan dikaji ulang dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual

Entitas mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut.

Entitas mengukur aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual.

(15)

i. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan

Pada tanggal laporan posisi keuangan, Entitas menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Entitas mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.

Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset nonkeuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laporan laba rugi komprehensif.

j. Sewa

Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), mengenai sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat yang sama dengan yang diterapkan pada aset tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.

Laba atau rugi yang terjadi dari transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale-and-leasedback transactions) ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama sisa masa manfaat aset sewa guna usaha yang bersangkutan.

Hutang sewa pembiayaan usaha disajikan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa pembiayaan.

k. Imbalan Kerja Karyawan

Entitas mengakui kewajiban atas imbalan kerja karyawan yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003.

Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2010), mengenai “Imbalan Kerja”, biaya penyisihan imbalan kerja karyawan menurut UU No. 13/2003 ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan metode “Projected

Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal laporan posisi keuangan. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa lalu yang timbul akibat penerapan program imbalan pasti atau perubahan program imbalan pasti yang terhutang, diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).

Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian suatu program imbalan pasti ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi. Keuntungan atau kerugian atas kurtailmen atau penyelesaian terdiri dari perubahan yang terjadi dalam nilai kini kewajiban imbalan pasti dan biaya jasa lalu yang belum diakui sebelumnya.

l. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Entitas menyelenggarakan pembukuannya dalam Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, seluruh aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi, dikreditkan atau dibebankan pada laba rugi komprehensif tahun berjalan.

Kurs yang digunakan (Rupiah yang disetarakan dengan pecahan satu mata uang asing) pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

(16)

2014 2013

Euro, Euro Eropa 15.674 16.821

US$, Dolar Amerika Serikat 11.404 12.189

SG$, Dolar Singapura 9.050 9.628

MYR, Ringgit Malaysia 3.482 3.708

RMB, Renminbi 1.855 1.999

HK$, Dolar Hong Kong 1.470 1.572

n. Taksiran Pajak Penghasilan Badan

Entitas menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), mengenai “Pajak Penghasilan”, yang mengharuskan Entitas untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak masa depan atas pemulihan di masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam tahun berjalan yang diakui dalam laporan keuangan.

Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, jika ada, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.

Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Entitas mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.

o. Informasi Segmen

PSAK No. 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Entitas yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Kebalikan dengan standar sebelumnya yang mengharuskan Entitas mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.

PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari Entitas:

- Yang melibatkan dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain entitas yang sama);

- Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan kinerjanya; dan

- Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.

p. Laba (Rugi) per Saham Dasar

Laba (rugi) per saham dasar dihitung berdasarkan laba tahun berjalan dibagi dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Jumlah laba (rugi) tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp (1.248.804.258) dan Rp 1.017.717.334. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar adalah 1.008.517.669 saham pada tahun 2014 dan 2013.

(17)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI SIGNIFIKAN

Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban yang dilaporkan selama periode pelaporan.

Pos-pos signifikan yang terkait dengan estimasi dan asumsi antara lain:

a. Cadangan penurunan nilai piutang

Entitas mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Entitas mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang guna mengurangi jumlah piutang pada jumlah yang diharapkan dapat diterima. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan untuk penurunan piutang.

b. Aset tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 30 tahun. Umur masa manfaat ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri di mana Entitas menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 11.

c. Pajak penghasilan

Entitas beroperasi di bawah peraturan perpajakan di Indonesia. Pertimbangan yang signifikan diperlukan untuk menentukan provisi pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Apabila keputusan final atas pajak tersebut berbeda dari jumlah yang pada awalnya dicatat, perbedaan tersebut akan dicatat di laporan laba rugi komprehensif pada periode dimana hasil tersebut dikeluarkan.

d. Imbalan kerja

Nilai kini liabilitas imbalan kerja tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan dengan menggunakan asumsi aktuaria. Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya bersih untuk pensiun termasuk tingkat pengembalian jangka panjang yang diharapkan atas aset program dan tingkat diskonto yang relevan. Setiap perubahan dalam asumsi ini akan berdampak pada nilai tercatat liabilitas imbalan kerja.

Asumsi tingkat pengembalian yang diharapkan atas aset program ditentukan secara seragam, dengan mempertimbangkan pengembalian historis jangka panjang, alokasi aset dan perkiraan masa depan atas pengembalian investasi jangka panjang.

Asumsi penting lainnya untuk liabilitas imbalan kerja sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat ini. Nilai tercatat liabilitas diestimasi atas imbalan kerja diungkapkan dalam Catatan 21.

Hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut.

4. KAS DAN BANK

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) Kas (US$ 9.008, Euro 35.687, HK$ 10.427, SG$ 110, RMB

51.894, MYR 142, dan Rp 2.659.489.379 pada tahun 2014 dan US$ 3.948, Euro 38.017, HK$ 427, SG$ 110, RMB 21.917,

(18)

Bank

Rekening Rupiah

PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya dan Jakarta 1.146.416.155 4.646.265.737

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Surabaya 182.361.481 490.785.096

PT BPD Jatim Tbk, Surabaya 14.176.283 14.257.685

PT Bank Bukopin Tbk, Surabaya 9.457.096 9.477.077

PT Bank Nusa Tenggara Barat, Surabaya 5.018.806 105.026.129

Rekening Dolar Amerika Serikat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Surabaya (US$ 7.513

pada tahun 2014 dan US$ 1.042 pada tahun 2013) 85.683.464 12.697.159 PT Bank Central Asia Tbk, Surabaya (US$ 765 pada tahun

2014 dan US$ 780 pada tahun 2013) 8.728.280 9.511.930

Sub - jumlah 1.451.841.565 5.288.020.813

Jumlah 4.886.496.160 7.322.822.553

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, tingkat bunga bank sebesar 1,5% – 3,0% per tahun untuk rekening Rupiah dan 0,1% – 0,25% per tahun untuk rekening Dolar Amerika Serikat.

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat penempatan deposito berjangka dengan masa jatuh tempo kurang dari 3 (tiga) bulan selama tahun berjalan dan tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak berelasi.

5. PIUTANG USAHA

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Pihak ketiga

Lokal (dalam Rupiah) 166.697.492.210 220.723.321.012

Ekspor (US$ 206.435 pada tahun 2014 dan US$ 85.781 pada

tahun 2013) 2.354.182.573 1.045.583.998

Sub - jumlah 169.051.674.783 221.768.905.010

Dikurangi penyisihan penurunan nilai (2.334.655.599) (2.334.655.599)

Jumlah 166.717.019.184 219.434.249.411

Pihak berelasi (Catatan 30) PT Langgeng Investindo 9.081.532.480 9.085.383.141

% dari Jumlah Aset 1,15% 1,11%

Analisis umur piutang usaha:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Pihak ketiga

Belum jatuh tempo 80.794.045.878 130.454.121.640

Jatuh tempo:

1 – 30 hari 28.726.096.020 42.272.979.685

31 – 60 hari 23.097.796.879 20.198.233.487

Di atas 60 hari 36.433.736.006 28.843.570.198

(19)

Dikurangi penyisihan penurunan nilai (2.334.655.599) (2.334.655.599)

Jumlah 166.717.019.184 219.434.249.411

Pihak berelasi

Belum jatuh tempo 2.066.030.995 1.788.936.985

Jatuh tempo:

1 – 30 hari 1.027.013.880 685.903.295

31 – 60 hari 399.987.750 244.546.565

Di atas 60 hari 5.588.499.855 6.365.996.296

Jumlah 9.081.532.480 9.085.383.141

Mutasi penyisihan penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 :

Saldo awal 2.334.655.599

Penambahan (Pengurangan) -

Saldo akhir 2.334.655.599

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, piutang usaha dan persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas hutang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan nilai Fidusia jaminan masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 (Catatan 14).

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat piutang usaha yang dijual secara with recourse

dan ikatan penting lain yang diatur dalam perjanjian dan piutang usaha yang direstrukturisasi.

Berdasarkan penelaahan terhadap piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Entitas berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

6. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) Pihak ketiga Karyawan 273.325.692 326.114.693 Lain-lain 275.093.018 640.806.095 Jumlah 548.418.710 966.920.788

Piutang tidak dijaminkan atas pinjaman dan tidak terdapat jaminan yang diterima Entitas atas piutang tersebut. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap piutang lain-lain pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, manajemen Entitas berkeyakinan tidak terdapat bukti obyektif bahwa piutang mengalami penurunan nilai, oleh karena itu tidak ditentukan adanya penurunan nilai piutang lain-lain.

7. PERSEDIAAN

(20)

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Barang jadi 111.808.165.167 95.735.864.559

Barang dalam proses 72.949.123.195 69.630.283.864

Bahan baku 41.338.319.394 34.364.890.761

Bahan pembantu 9.769.631.868 10.313.458.792

Jumlah 235.865.239.624 210.044.497.976

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, piutang usaha dan persediaan tertentu digunakan sebagai jaminan atas hutang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan nilai Fidusia jaminan masing-masing sebesar Rp 150.000.000.000 (Catatan 14).

Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan pada akhir tahun, manajemen Entitas berkeyakinan bahwa tidak ada persediaan usang atau penurunan nilai pada persediaan, dan oleh karena itu tidak diperlukan penyisihan atas persediaan usang atau penurunan nilai pada persediaan.

Pada periode pelaporan tidak terdapat kerugian persediaan yang jumlahnya material atau sifatnya luar biasa.

Seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 21.350.000.000 pada tahun 2014 dan 2013. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut, karena persediaan tersebut terletak pada 3 (tiga) gudang yang berlainan.

8. UANG MUKA PEMBELIAN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Lokal 25.636.974 60.968.584

Impor 122.532.008 992.092.309

Jumlah 148.168.982 1.053.060.893

9. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Asuransi 359.297.778 367.164.377

Uang muka perjalanan dinas 1.184.906.078 983.730.347

Lain - lain 472.500.000 -

Jumlah 2.016.703.856 1.350.894.724

10. ASET LANCAR LAINNYA

Akun ini menyajikan jaminan untuk keperluan pembelian gas kepada PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Jaminan berupa saldo bank yang dibatasi penggunaannya pada tahun 2014 (Catatan 37).

(21)

11. ASET TETAP Akun ini terdiri dari:

Perubahan di tahun 2014 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Netto Saldo Akhir Nilai tercatat

Pemilikan langsung

Hak atas tanah 35.590.889.700 - - - 35.590.889.700 Bangunan dan prasarana 51.056.949.430 - - 33.000.000 51.089.949.430 Mesin dan peralatan 417.759.485.492 265.497.696 - 1.141.073.757 419.166.056.945 Alat pengangkutan 12.354.126.170 - - - 12.354.126.170 Perabot dan peralatan kantor 4.928.983.209 63.878.640 - - 4.992.861.849 Sub - jumlah 521.690.434.001 329.376.336 - 1.174.073.757 523.193.884.094 Aset pembiayaan

Mesin dan peralatan 13.792.147.799 - - - 13.792.147.799 Alat pengangkutan 6.201.009.089 (42.000.000) - - 6.159.009.089 Sub -jumlah 19.993.156.888 (42.000.000) - - 19.951.156.888 Aset dalam penyelesaian

Bangunan 2.896.734.195 189.059.213 - (33.000.000) 3.052.793.408 Mesin dan peralatan 34.075.535.269 582.142.992 - (1.141.073.757) 33.516.604.504 Sub - jumlah 36.972.269.464 771.202.205 - (1.174.073.757) 36.569.397.912 Jumlah nilai tercatat 578.655.860.353 1.058.578.541 - - 579.714.438.894 Akumulasi penyusutan

Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 20.234.428.163 505.150.629 - - 20.739.578.792 Mesin dan peralatan 259.838.985.627 3.696.726.802 - - 263.535.712.429 Alat pengangkutan 10.032.680.493 304.097.238 - - 10.336.777.731 Perabot dan peralatan kantor 4.026.434.838 90.123.843 - - 4.116.558.681 Sub - jumlah 294.132.529.121 4.596.098.512 - - 298.728.627.633 Aset pembiayaan

Mesin dan peralatan 1.470.014.637 172.401.846 - - 1.642.416.483 Alat pengangkutan 2.733.254.658 299.856.252 - - 3.033.110.910 Sub - jumlah 4.203.269.295 472.258.098 - - 4.675.527.393 Jumlah akumulasi penyusutan 298.335.798.416 5.068.356.610 - - 303.404.155.026

Nilai buku 280.320.061.937 276.310.283.868

Perubahan di tahun 2013 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Netto Saldo Akhir Nilai tercatat

Pemilikan langsung

Hak atas tanah 25.715.530.416 9.875.359.284 - - 35.590.889.700 Bangunan dan prasarana 33.120.543.529 149.000.000 - 17.787.405.901 51.056.949.430 Mesin dan peralatan 403.353.282.935 1.691.738.524 - 12.714.464.033 417.759.485.492 Alat pengangkutan 11.519.337.913 206.274.000 16.690.289 645.204.546 12.354.126.170 Perabot dan peralatan kantor 4.658.584.789 264.398.420 - 6.000.000 4.928.983.209 Sub - jumlah 478.367.279.582 12.186.770.228 16.690.289 31.153.074.480 521.690.434.001 Aset pembiayaan

Mesin dan peralatan 15.979.157.111 - - (2.187.009.312) 13.792.147.799 Alat pengangkutan 6.130.038.635 716.175.000 - (645.204.546) 6.201.009.089 Sub - jumlah 22.109.195.746 716.175.000 - (2.832.213.858) 19.993.156.888 Aset dalam penyelesaian

Bangunan 18.381.812.001 2.250.395.095 - (17.735.472.901) 2.896.734.195 Mesin dan peralatan 33.231.686.588 11.429.236.402 - (10.585.387.721) 34.075.535.269 Sub - jumlah 51.613.498.589 13.679.631.497 - (28.320.860.622) 36.972.269.464 Jumlah nilai tercatat 552.089.973.917 26.582.576.725 16.690.289 - 578.655.860.353

(22)

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung

Bangunan dan prasarana 18.759.452.002 1.474.976.160 - - 20.234.428.162 Mesin dan peralatan 244.033.287.220 15.506.250.911 - 299.447.497 259.838.985.628 Alat pengangkutan 8.387.009.651 1.210.863.403 16.690.289 451.497.728 10.032.680.493 Perabot dan peralatan kantor 3.682.528.261 343.906.577 - - 4.026.434.838 Sub - jumlah 274.862.277.134 18.535.997.051 16.690.289 750.945.225 294.132.529.121 Aset pembiayaan

Mesin dan peralatan 1.006.954.434 762.507.700 - (299.447.497) 1.470.014.637 Alat pengangkutan 1.954.013.298 1.230.739.088 - (451.497.728) 2.733.254.658 Sub - jumlah 2.960.967.732 1.993.246.788 - (750.945.225) 4.203.269.295 Jumlah akumulasi penyusutan 277.823.244.866 20.529.243.839 16.690.289 - 298.335.798.416

Nilai buku 274.266.729.051 280.320.061.937

Rincian pengurangan aset tetap adalah sebagai berikut:

2013

Harga jual 19.500.000

Nilai buku -

Laba atas penjualan aset 19.500.000

Beban penyusutan yang dibebankan adalah sebagai berikut:

2014 2013

Beban pokok penjualan – beban pabrikasi 4.100.683.234 4.334.279.698

Beban umum dan administrasi (Catatan 27) 967.673.376 814.266.601

Jumlah 5.068.356.610 5.148.546.299

Penambahan aset tetap termasuk reklasifikasi dari uang muka pembelian aset tetap masing-masing sebesar Rp 631.812.581 dan Rp 8.467.089.421 pada tahun 2014 dan 2013.

Pada tahun 2013, penambahan aset tetap termasuk reklasifikasi dari aset tidak digunakan dalam usaha dengan harga perolehan sebesar Rp 9.875.359.284.

Entitas memiliki hak atas tanah (Hak Guna Bangunan) seluas 163.014 meter persegi, yang berlokasi di Sidoarjo dan Tangerang. Sertifikat hak atas tanah akan berakhir pada berbagai tanggal sampai tahun 2043. Manajemen Entitas berkeyakinan bahwa sertifikat hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang setelah masa berakhirnya.

Pada tahun 2014 dan 2013, aset tetap tertentu Entitas digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 14). Pada tahun 2014, aset dalam penyelesaian meliputi bangunan, mesin dan peralatan dengan jumlah persentase penyelesaian sebesar 88,83%, ditinjau dari sudut pandang keuangan, dan estimasi tanggal penyelesaian pada bulan Juli 2014.

Entitas berpendapat bahwa nilai residu dari aset tetap adalah sebesar nihil.

Jumlah harga perolehan aset tetap yang telah habis nilai bukunya adalah sebesar Rp 153.637.689.173 pada tahun 2014.

Berdasarkan PSAK No. 58 mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”, Entitas mengklasifikasikan mesin dan peralatan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing – masing sebesar Rp 88.480.297.770.

Manajemen masih terus mengupayakan penjualan dan penawaran harga yang sesuai dengan keinginan manajemen atas aset tidak lancar tersebut.

(23)

Rincian pengurangan aset tidak digunakan dalam usaha adalah sebagai berikut:

31 Desember 2013 (Audited)

Harga jual 800.000.000

Nilai buku 373.089.168

Laba atas penjualan aset 426.910.832

Seluruh hak atas tanah, mesin dan peralatan tersebut digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan manajemen telah mengambil langkah-langkah terkait atas aset tidak digunakan dalam usaha tersebut, seperti dijelaskan dalam Catatan 14.

Berdasarkan laporan appraisal independen KJPP Samsul Hadi-Wahyono Adi-Hendra Gunawan & Rekan, tanggal 1 Oktober 2013, nilai pasar seluruh aset tetap Entitas adalah sebesar Rp 886.000.732.000.

Pada tanggal 31 Maret 2014, seluruh aset tetap, kecuali hak atas tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 205.010.743.932, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tetap dan aset tidak digunakan dalam usaha pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013.

12. UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Lokal 142.983.948 78.011.503

Impor 3.249.221.006 3.091.040.596

Jumlah 3.392.204.954 3.169.052.099

13. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA

Akun ini terdiri dari piutang karyawan jangka panjang, pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 masing – masing sebesar Rp 47.934.308 dan Rp 73.583.308.

14. HUTANG BANK

Akun ini merupakan hutang bank yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Pada bulan April 2013, Entitas memperoleh tambahan fasilitas kredit modal kerja fixed loan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 50.000.000.000, sehingga jumlah maksimum pinjaman fasilitas kredit modal kerja dan kredit modal kerja fixed loan masing-masing adalah sebesar Rp 85.000.000.000 dan Rp 175.000.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Oktober 2014. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, Entitas menggunakan fasilitas kredit modal kerja masing-masing sebesar Rp 258.291.548.028 dan Rp 252.123.345.484, yang dicatat sebagai “Hutang Bank” pada laporan posisi keuangan.

Kedua fasilitas pinjaman tersebut dibebani bunga tahunan sebesar 10% - 11,25% selama tahun 2014 dan 2013, dan dijamin dengan piutang usaha, persediaan, aset tetap tertentu Entitas, aset tidak digunakan dalam usaha (Catatan 5, 7 dan 11).

Pada tahun 2011, Entitas juga memperoleh fasilitas kredit investasi dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 25.000.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 23 Oktober 2016 dan akan dilunasi dalam 20 (dua puluh) kali angsuran tiga bulanan masing-masing sebesar Rp 250 juta, Rp 1 miliar, Rp 1,25 miliar, Rp 1,75 miliar dan Rp 2 miliar secara berurutan pada tahun pertama sampai dengan tahun kelima. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, bagian jangka panjang dari fasilitas pinjaman ini

sebesar Rp 13.230.603.448 dan Rp 14.977.370.690, sedangkan bagian jangka pendek sebesar Rp 5.487.068.965 dan Rp 4.987.068.965.

(24)

Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, Entitas harus memenuhi beberapa pembatasan antara lain mendapatkan persetujuan tertulis dari bank untuk memindah tangankan aset yang digunakan sebagai jaminan pada pihak lain, memperoleh pinjaman kredit baru dari bank lain atau lembaga keuangan lainnya, bertindak sebagai penjamin untuk pihak lain atau menjaminkan aset Entitas pada pihak lain dan melunasi hutang kepada pemegang saham.

Hutang bank yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah dikurangkan dengan biaya transaksi yang terkait langsung dengan perolehan hutang bank masing-masing sebesar Rp 337.931.035 dan Rp 19.396.532 untuk hutang bank dan hutang bank jangka panjang pada tanggal 31 Maret 2014, sedangkan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 500.431.035 dan Rp 22.629.310 untuk hutang bank dan hutang bank jangka panjang. Entitas melakukan pembayaran hutang bank kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atas kredit investasi masing-masing sebesar Rp 1.250.000.000 dan Rp 4.000.000.000 pada tahun 2014 dan 2013.

15. HUTANG USAHA

Akun ini menyajikan liabilitas dari pembelian impor dan lokal atas bahan baku, bahan pembantu dan suku cadang dari pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Lokal 68.244.218.426 100.149.643.086

Impor 258.671.370 326.114.141

Jumlah 68.502.889.796 100.475.757.227

Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Belum jatuh tempo 20.849.550.088 34.502.040.675

Jatuh tempo

1 - 30 hari 22.351.988.409 31.691.717.208

31 - 60 hari 14.701.404.229 18.942.036.652

Di atas 60 hari 10.599.947.070 15.339.962.692

Jumlah 68.502.889.796 100.475.757.227

Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) Dolar Amerika Serikat (US$ 4.142.364 pada tahun 2014 dan US$

5.211.673 pada tahun 2013) 47.239.519.056 63.525.076.834

Rupiah 21.183.912.362 36.891.876.261

Dolar Singapura (SG$ 7.550 pada tahun 2014 dan

SG$ 5.148 pada tahun 2013) 68.325.537 49.564.893

Euro (Euro 503 pada tahun 2014 dan Euro 341

pada tahun 2013) 7.887.273 5.740.989

Renminbi (RMB 1.750 pada tahun 2014 dan RMB 1.750 pada

tahun 2013) 3.245.568 3.498.250

Jumlah 68.502.889.796 100.475.757.227

Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat jaminan yang diberikan oleh Entitas sehubungan dengan hutang usaha, transaksi hedging dan restrukturisasi hutang.

(25)

16. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Pihak ketiga 235.779.362 202.390.960

Pihak berelasi 1.110.870.000 505.870.000

Jumlah 1.346.649.362 708.260.960

17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited) Gaji 3.774.742.058 2.984.200.850 Listrik 1.017.968.393 1.560.176.972 Lain-lain 404.957.534 807.089.090 Jumlah 5.197.667.985 5.351.466.912

18. UANG MUKA DARI PELANGGAN

Akun ini terdiri dari:

31 Maret 2014 31 Desember 2013 (Audited)

Lokal 1.116.757.303 4.633.307.356

Ekspor 1.978.674.621 707.168.660

Jumlah 3.095.431.924 5.340.476.016

19. HUTANG LAIN-LAIN – JANGKA PANJANG

Pada tahun 2012 dan 2011, Entitas memperoleh fasilitas pembiayaan dalam rangka kepemilikan kendaraan dari PT Dipo Star Finance masing-masing sebesar Rp 554.000.000 dan Rp 385.500.000 dengan tingkat bunga antara 0% - 2,10% per tahun, dengan masa pinjaman selama 1 (satu) – 2 (dua) tahun. Pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 saldo hutang sebesar Rp 35.332.000 dan Rp 61.832.200 untuk bagian jangka pendek.

20. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN

Entitas mengadakan perjanjian sewa pembiayaan dengan PT Orix Indonesia Finance atas pengadaan mesin, peralatan dan kendaraan untuk jangka waktu 3 tahun. Pinjaman tersebut mempunyai tingkat bunga antara 4,71% – 7,75% per tahun.

Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa pembiayaan pada tanggal 31 Maret 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Gambar

Tabel berikut menyajikan aset dan liabilitas keuangan Entitas yang didenominasi dalam mata uang asing:

Referensi

Dokumen terkait

Yang artinya perbaikan atau peningkatan kualitas pelayanan dan peraturan tata tertib akan memberikan peningkatan kepuasan terhadap pemustaka, sumbangan pengaruh

media diperoleh persentase untuk kualitas tampilan adalah sebesar 92% dan untuk daya tarik diperoleh 95%, hasil penilaian olehpraktisi diperoleh hasil untuk sisi

[r]

Badan Publik adalah Lembaga eksekutif ,legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian

Kelengkapan Dokumen yang harus Saudara bawa pada saat acara dimaksud terdiri atas: - asli Dokumen Pengadaan sebagaimana yang telah diunggah pada LPSE Kota Medan; - asli

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahanyang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan

Bangko, 8 Juli 2014 Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan

Pada saat pembebanan sebesar 32,5 kN, lendutan yang terjadi di tengah bentang pada balok kontrol (BK) lebih besar dari lendutan balok dengan perkuatan B1 dan