• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPI RAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLI K I NDONESI A NOMOR : P.68/ Menhut-I I / 2006

TANGGAL : 6 Nopember 2006

TENTANG : PEDOMAN KAMPANYE I NDONESI A MENANAM

I . PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kondisi sumber daya alam dan lingkungan di I ndonesia saat ini dalam keadaan yang memprihatinkan. Sampai dengan tahun 2005 kerusakan hutan telah mencapai ± 59,7 juta hektar dengan laju kerusakan hutan mencapai 2,8 juta hektar per tahun. Erosi tanah mengakibatkan pencemaran dan pendangkalan sungai, waduk serta perairan terjadi di seluruh wilayah I ndonesia sehingga tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Karena rusaknya ruang terbuka hijau mengakibatkan polusi udara di wilayah perkotaan sangat tinggi.

Dampak dari kerusakan hutan dan lahan menyebabkan terjadinya banjir di musim hutjan dan kekeringan di musim kemarau yang mengakibatkan penderitaan masyarakat. Berbagai kerugian dialami seperti rusaknya areal pertanian dan sarana prasarana berupa jalan, jembatan serta perumahan penduduk yang nilainya miliaran rupiah. Bencana banjir dan tanah longsor juga menimbulkan korban jiwa dan dampak lain yaitu menyebarnya berbagai penyakit. Sebaliknya pada musim kemarau terjadi kekeringan pada lahan pertanian dan berdampak pula pada kebakaran hutan dan gangguan asap.

Kerusakan lahan dan lingkungan antara lain disebabkan terjadinya alih fungsi lahan baik pada kawasan hutan, pedesaan maupun perkotaan. Kawasan hutan banyak diserobot, dirambah dan ditebangi. Perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi areal perkebunan atau pertambangan, sering tanpa mempertimbangkan dampak yang timbul. Kawasan dengan fungsi lindung, dibangun dan diolah tanpa mengikuti kaidah sistem pengolahan lahan yang tepat. Lahan terbuka hijau di perkotaan banyak beralih fungsi untuk bangunan dan industri.

Kalau keadaan ini berlanjut terus setiap tahun, dapat dibayangkan betapa akan merosotnya kondisi lingkungan. Kerugian yang besar akan dialami oleh bangsa dan negara. Oleh karena itu Presiden RI dalam Pencanangan I ndonesia Menanam pada tanggal 22 April 2006 Kota Baru Bandar Kemayoran Jakarta, menyatakan keprihatinannya dan mengajak seluruh masyarakat sadar bahwa “Alam mulai enggan bersahabat dengan kita”. Sudah seharusnya seluruh bangsa kedepan menyadari akan pentingnya melakukan kegiatan penanaman pohon atau tanaman lainnya sebagai sumber penunjang kehidupan.

(2)

Menanam diharapkan agar setiap warga negara baik sebagai pejabat atau pegawai pemerintah di pusat dan di daerah, pengusaha dan karyawan badan usaha pemerintah dan swasta, serta seluruh lapisan masyarakat menjadi sadar dan berperilaku gemar melakukan penanaman dilingkungannya masing-masing. Disamping itu mereka ikut aktif mengajak masyarakat sekitarnya agar mau melakukan kegiatan penanaman pohon.

B. VI SI , MI SI , TUJUAN, DAN SASARAN

VI SI dari kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam adalah : “Memelihara hutan dan menanam pohon adalah bagian dari upaya mensejahterakan masyarakat”.

MI SI dari kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam adalah :

1. Membangkitkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya menanam dan memelihara sumber daya hutan serta lingkungan, karena rusaknya sumber daya hutan dan lingkungan akan sangat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara dari segi ekonomi, sosial dan budaya.

2. Membangkitkan kembali kesadaran masyarakat bahwa mereka adalah pelaku utama dalam menanam dan memelihara pepohonan serta menjaga keseimbangan ekosistem.

TUJUAN dari Kampanye I ndonesia Menanam adalah : 1. Tujuan Moral

Terwujudnya perilaku menanam dan melestarikan hutan dan lingkungan sebagai bagian dari budaya bangsa.

2. Tujuan Fisik

a. Di perkotaan

1) Di kawasan umum, terdapatnya ruang terbuka hijau atau hutan kota dan penghijauan jalan yang berfungsi sebagai paru-paru kota, pemberi nilai estetika, dan sarana rekreasi serta olahraga. 2) Di kawasan khusus seperti gedung-gedung, baik gedung

pemerintah maupun swasta serta pekarangan rumah terdapat pepohonan yang berfungsi sebagai tempat berteduh, pemberi nilai estetika, dan berfungsi pula sebagai tabungan keluarga atau perusahaan.

b. Di pedesaan

1) Di tanah milik desa atau milik adat terdapat hutan desa yang berfungsi sebagai penahan longsor dan ancaman banjir serta tabungan desan atau tabungan masyarakat.

2) Di tanah milik pribadi terdapat hutan pribadi sebagai tabungan keluarga.

SASARAN Kampanye I ndonesia Menanam adalah :

(3)

C. RUANG LI NGKUP KAMPANYE

Ruang lingkup Kampanye I ndonesia Menanam adalah kegiatan kampanye berbagai kegiatan penanaman yaitu :

1. Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) 2. Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) 3. Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) 4. Gerakan Kota Hijau (Green City)

5. Gerakan Penanaman Pohon di lingkungan masing-masing

D. PENGERTI AN

1. I ndonesia Menanam adalah suatu gerakan masyarakat I ndonesia baik massal maupun individu untuk melakukan penanaman di wilayah pedesaan maupun perkotaan.

2. Kampanye I ndonesia Menanam adalah suatu metode penyuluhan yang ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat agar tercipta budaya dan berperilaku gemar menanam pohon, memelihara dan melestarikan hutan serta lingkungan.

3. Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) adlah suatu kegiatan terkoordinasi yang mendayagunakan segenap kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merehabilitasi hutan dan lahan pada wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS).

4. Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) adalah gerakan untuk membangkitkan kepeloporan pemuda dalam melaksanakan penghijauan dan konservasi alam sehingga timbul minta dan kepedulian serta memiliki kesadaran dan kemauan untuk secara berswadaya melakukan penyelamatan sumber daya alam, hutan, tanah dan air.

5. Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM) adalah suatu kegiatan penyuluhan kehutanan yang merupakan gerakan moral bagi murid-murid sekolah dasar dalam rangka menumbuhkembangkan minat dan rasa cinta terhadap pohon danlingkungan sekitarnya melalui kegiatan pembelajaran, penyemaian, penanman, pemeliharaan, sampai dengan pemanenan.

6. Kota Hijau (Green City) adalah suatu program pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan pemukiman di wilayah perkotaan dalam upaya menanggulangi pencemaran udara yang tinggi dan dapat memperngaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Diharapkan di masa mendatang menjadi suatu gerakan masyarakat yang dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat secara swadaya.

(4)

I I . TAHAPAN KEGI ATAN KAMPANYE I NDONESI A MENANAM

Kegiatan penyuluhan disampaikan melalui pendekatan perorangan, kelompok dan massal yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kampanye adalah suatu bentuk metode penyuluhan yang dilakukan melalui pendekatan kelompok dan massal. Pada intinya kampanye adalah kegiatan pemaparan suatu kegiatan atau program yang ditawarkan kepada masyarakat dan berusaha meyakinkan mereka agar mendapatkan simpati serta dukungan.

Dalam kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam, didasarkan atas maksud, tujuan dan sasarannya, maka tahapan kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Sosialisasi, adalah kegiatan penyebarluasan informasi tentang I ndonesia Menanam sehingga masyarakat diharapkan mengetahui kondisi kerusakan hutan dan lingkungan saat ini sehingga mereka sadar akan pentingnya kegiatan penanaman demi masa depan.

2. Kegiatan membangun Mot ivasi, adalah kegiatan untuk mendorong dan menumbuhkembangkan minat masyarakat tentang I ndonesia menanam sehingga diharapkan mampu berpartsipasi dan berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan menanam sebagai kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang.

3. Kegiatan I nt ernalisasi, adalah kegiatan dalam upaya membangun apresiasi masyarakat sehingga merasa bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan menanam dan peduli melakukan pencegahan dari setiap tindakan yang dapat merusak hutan dan lingkungan. Pada tingkatan ini diharapkan sudah tercipta budaya menanam dan mencintai lingkungan.

I mplementasi dari tahapan kegiatan tersebut diatas, disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah, mengingat luasnya wilayah dan banyaknya jumlah penduduk. Dengan demikian dapat saja terjadi pelaksanaan kegiatan sosialisasi pada suatu tempat, sementara di tempat lain dilaksanakan kegiatan membangun motivasi atau internalisasi.

I I I . TEKNI K KEGI ATAN KAMPANYE

A. KEGI ATAN SOSI ALI SASI

Kegiatan sosialisasi Kampanye I ndonesia Menanam yang bertujuan untuk penyadaran masyarakat harus dikemas dalam bentuk-bentuk yang menarik sasaran dan disampaikan melalui teknik-teknik antara lain sebagai berikut :

1. Secara Langsung

a. Pidato dan ceramah tentang I ndonesia Menanam yang dilakukan baik di lapangan terbuka atau di dalam ruangan oleh pejabat, pemuka masyarakat dan pemuka agama.

(5)

c. Jumpa Pers dengan harapan agar masyarakat pers turut merasa berkewajiban dan berperan serta ikut membantu menyebarluasan informasi tentang kegiatan yang akan dan telah dilakukan dalam rangk pencapaian tujuan akhir melalui media yang mereka miliki.

2. Secara Tidak Langsung

a. I klan Layanan Masyarakat (Pubic service announcment) dibuat untuk sasaran umum dan ditayangkan di berbagai media massa baik cetak maupun TV, radio dan internet. Materi iklan berisikan hal-hal yang mampu membangkitkan kesadaran masyarakat tentang perlunya kegiatan menanam. Mengingat beragamnya strata masyarakat, maka iklan ini harus dibuat dlam berbagai versi.

b. I klan Luar Ruang yang ditempatkan pada lokasi-lokasi keramaian yang berisikan ajakan menanam atau bahaya yang timbul jika budaya menanam tidak dilaksanakan dan dilestarikan.

c. Dialog melalui media elektronika yang melibatkan seluruh masyarakat sehingga tahu dan paham akan pentingnya kegiatan penanaman. d. Brosur, pamflet, leaflet, spanduk, baliho yang menginformasikan atau

mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman dan melestarikan hutan dan lingkungan.

B. MEMBANGUN MOTI VASI

1. Secara Langsung

a. Lomba yang berkaitan dengan kegiatan menanam dan memelihara hutan dan lingkungan. Lomba ini dapat dibuat dalam berbagai thema yang ditujukan untuk setiap kelompok masyarakat antara lain : para pelajar mulai dri TK hingga perguruan tinggi; antar desa, kecamatan, kabupaten dan propinsi; serta antar unit instansi di setiap pemerintahan dan badan usaha mulai dari tingkat pusat maupun daerah (propinsi dan kabupaten/ kota). Kegiatan lomba dimaksudkan untuk membangkitkan minat dan kesdaran serta pemahaman bahwa kegiatan menanam dan memelihara hutan serta lingkungan merupakan kewajiban seluruh warganegara.

b. Penanaman Massal, kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat antara lain pejabat pemerintah, pengusaha, tokoh masyarakat, seniman, dan anggota organisasi kemasyarakatan lainnya yang diharapkan mampu membangkitkan pemahaman bahwa kegiatan penanaman, memelihara, dan melestarikan hutan dan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama.

2. Secara Tidak Langsung

a. Serial TV dan film cerita yang didalamnya memuat pesan atau berthemakan kegiatan menanam dan memelihara serta melestarikan lingkungan dan hutaan merupakan kebutuhan untuk kelangsungan kehidupan.

(6)

c. Lagu-lagu jingle yang membangkitkan semangat dan motivasi masyarakat dalam melakukan kegiatan tanam menanam dan menjaga lingkungan sumber daya alam.

C. I NTERNALI SASI

Kegiatan ini lebih merupakan tindak lanjut setelah dilakukannya gerakan atau kegiatan penanaman yang dilakukan baik melalui fasilitasi pemerintah maupun yang dilakukan oleh lapisan masyarakat secara swadaya.

1. Secara Langsung

Kegiatan internalisasi secara langsung antara lain berupa pemberian penghargaan baik berupa piagam, piala, insentip atau hal-hal lain yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok yang dinilai berhasil membudidayakan kegiatan menanam, serta berhasil dalam aktifitas menanam.

2. Secara Tidak Langsung

Kegiatan internalisasi secara tidak langsung antara lain berupa laporan jurnalistik dan artikel di media massa tentang dampak positif dari kegiatan yang telah dilakukan masyarakat, misalnya pendayagunaan lahan hutan untuk kebutuhan ekonomi rakyat tanpa merusak sumber daya hutan, berkurangnya longsor dan erosi dll.

I V. PELAKSANAAN KEGI ATAN KAMPANYE

A. KEGI ATAN KAMPANYE

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka pelaksanaan kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam perlu dipersiapkan secara terencana, cermat dan terarah, serta didukung dengan pengorganisasian yang mantap. Oleh karena itu baik kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam secara keseluruhan atau dalam pelaksanaan setiap teknik kampanye yang digunakan, perlu disusun : perencanaan; pengorganisasian; pengaturan pelaksanaan; serta monitoring dan evaluasi.

Bentuk atau teknik kegiatan kampanye dapat disesuaikan berdasarkan 3 tahapan kegiatan yaitu sosialisasi, membangun motivasi dan internalisasi. Kegiatan yang dipilih dapat bersifat langsung beraudiensi dengan masyarakat atau secara tidak langsung melalui berbagai media. Kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam (bentuk dan teknik kampanye) harus seiring dan sesuai dengan lokasi, tempat dan sasaran kegiatan penanaman yang dilakukan dalam kegiatan Gerakan I ndonesia Menanam.

(7)

geografis wilayah, maka pelaksanaan Kampanye I ndonesia Menanam dilaksanakan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten/ kota, kecamatan dan desa.

I ndonesia Menanam merupakan payung besar dari berbagai kegiatan penghijauan serta rehabilitasi hutan dan lahan. Oleh karena itu kegiatan kampanye dari masing-masing kegiatan tersebut, merupakan juga bagian kampanye I ndonesia Menanam.

B. JENI S KAMPANYE

1. Kampanye GERHAN

Sasaran lokasi GERHAN adalah lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan dengan prioritas pada wilayah DAS serta pada turus kanan-kiri jalan di wilayah perkotaan. Kampanye GERHAN ditujukan pada seluruh lapisan masyarakat terutama di wilayah-wilayah pedesaan yang disekitarnya terdapat lahan-lahan kritis baik di dalam maupun di sekitar hutan. Kampanye dilakukan oleh pemerintah pusat dan derah.

Tujuan dari kampanye GERHAN agar masyarakat ikut mensukseskan keberhasilan program GERHAN dalam upaya memulihkan dan mempertahankan, serta meningkatkan fungsi hutan danlahan sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

2. Kampanye GBPP

Pemuda merupakan unsur dari masyarakat yang sangat potensial untuk menjadi penggerak dalam perbaikan alam dan lingkungan. GBPP bertujuan mendorong para pemuda agar berpartisipasi aktif dalam kegiatan sadar lingkungan sehingga diharapkan agar mereka kedepan memiliki kesadaran dan kemauan untuk secara berswadaya melakukan penyelamatan sumber daya hutan dan lingkungan.

Sasaran dari kampanye GBPP adalah pelaku GBPP yaitu pemuda yang tergabung dalam lembaga pendidikan (sekolah,madrasah, dan PT), organisasi kepemudaan (KNPI , Karang Taruna, Pramuka, dll), organisasi keagamaan (Remaja Mesjid, Pemuda Gereja, dll). Kampanye dilakukan oleh unsur pemerintah dan unsur organisasi pemuda. Lokasi penanaman GBPP adalah lahan-lahan kosong di daerah pemukiman, sekolah, kiri-kanan jalan, bantaran sungai, dll.

3. Kampanye KMDM

KMDM bertujuan menumbuhkembangkan minat dan rasa cinta generasi muda khususnya anak-anak usia sekolah terhadap pohon dan lingkungan sekitarnya. Melalui KMDM murid sekolah secara dini diperkenalkan dengan proses tanam menanam.

(8)

tua murid. I nti utama dari kegiatan KMDM berupa pembelajaran bagi para murid yang ditunjang kegiatan fisik seperti pembuatan bibit melalui Kebun Bibit Sekolah (KBS), penanaman, pemeliharaan dan sampai sistem pemanenan. Penanaman pohon dilakukan di lahan milik orang tua murid/ keluarga, lahan milik sekolah, atau lahan lainnya yang disepakati.

4. Kampanye Kota Hijau

Kota pada umumnya adalah merupakan pusat perekonomian danpusat pendidikan yang dicirikan pertumbuhan penduduk dan pemukiman serta pertumbuhan bangunan dan industri yang pesat yang pada gilirannya mengurangi areal ruang terbuka hijau (areal pepohonan dan resapan air). Mobilitas penduduk yangtinggi danjumlah kendaraan bermotor yang dari tahun ketahun meningkat pesat, menimbulkan polusi lingkungan yang kurang sehat.

Sasaran kampanye Kota Hijau adalah masyarakat perkotaan. Dalam upaya-upaya konkrit penyehatan lingkungan di wilayah perkotaan perlu digalakkan kebali pembangunan dan memaksimalkan ruang terbuka hijau guna penyehatan lingkungan yang antara lain melalui program Kota Hijau (green city). Kampanye dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak lain yang peduli.

5. Kampanye Gerakan Menanam

Dengan banyaknya terjadi bencana alam akibat dari kerusakan hutan, lahan dan lingkungan, telah timbul kesdaran masyarakat untuk melakukan penanaman pohon. Pada berbagai daerah telah dilakukan berbagai gerakan penanaman antara lain : Gerakan Penanaman Sejuta Pohon, Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK), Sok Parelak (Mari Menanam di Bumi Pasundan), dll.

Sasaran dari Kampanye Gerakan Menanam di daerah adalah seluruh lapisan masyarakat baik yang bermukim di pedesaan maupun perkotaan. Berbagai tema penanaman dan pelestarian lingkungan dapat diangkat di daerah dengan latar belakang situasi, kondisi, dan buadaya setempat. Gerakan menanam secara luas perlu dikampanyekan oleh berbagai pihak baik oleh pemerintah, badan usaha dan masyarakat.

V. MONI TORI NG DAN EVALUASI KAMPANYE

(9)

Kegiatan monitoring dilaksanakan secara kontinyu yang disesuaikan dengan tahapan proses penyelenggaraan kampanye. Sedangkan kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan pada awal kegiatan, pada saat kegiatan atau pada akhir kegiatan kampanye. Agar pelaksanaan monitoring dan evaluasi berjalan dengan tertib, lancar, efektif dan efisien, maka perlu adanya persiapan yang baik, antara lain dengan memahami indikator-indikator keberhasilan penyelenggaraan program serta mempersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan.

Monitoring dan evaluasi kegiatan Kampanye I ndonesia Menanam dilakukan oleh pihak Penyelenggara Kampanye di semua jenjang/ tingkatn. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan langsung di lapangan, serta dukungan data-data sekunder yang dapat diperoleh.

Dalam hal penyelenggaraan Kampanye I ndonesia Menanam, keberhasilan kampanye dapat dinilai melalui indikator-indikator :

1. Terwujudnya peran aktif setiap jenjang pemerintahan mulai dari pusat sampai di pedesaan untuk mengkampanyekan I ndonesia Menanam dalam setiap acara yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan dan berhubungan dengan masyarakat.

2. Terwujudnya motivasi dari semua unsur yang ada di masyarakat untuk ikut mengkampanyekan I ndonesia Menanam secara swadaya.

3. Meningkatnya kesadaran danminat baik dari pihak pengusaha maupun dari masyarakat secara keseluruhan dalam melaksanakan kegiatan penanaman pohon di lingkungan sekitarnya.

4. Meningkatnya kepedulian masyarakat secara luas terhadap kegiatan-kegiatan berbagai pihak yang merusak alam dan lingkungan.

VI . PENUTUP

Kerusakan alam dan lingkungan telah menimbulkan dampak yang serius di negara kita. Sebaliknya budaya menanam dan melestarikan alam lingkunganm justru semakin memudar dari perilaku bangsa. Oleh karena itu kegiatan tanam menanam yang dulu menjadi budaya dan I ndonesia yang sejak awal berlatar belakang negara agraris, perlu dibangun dan ditanamnkan kembali pada semua lapisan dankomponen anak bangsa.

I ndonesia Menanam yang ditunjang dengan 2 aktivitas pokok yaitu kampanye dan gerakan, merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kembali sikap, perilaku dan cara pandang masyarakat I ndonesia dlam hal tanam menanam serta pelestarian lingkungan. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya dilakukan hanya oleh instansi atau kelompok-kelompok tertentu saja tetapi hendaknya dilakukan oleh semua unsur dan lapisan yang ada di pemerintah, badan usaha dan masyarakat tanpa terkecuali.

MENTERI KEHUTANAN

Ttd.

Referensi

Dokumen terkait

The final species [M(DA)(Nac)]3- was formed at highly basic pH suggesting deprotonation on the meta-O– group and the species was formed from the binding through catecholate

Setelah diperoleh jumlah penerimaan dalam satu tahun, kemudian dihitung prosentase dasar alokasinya untuk masing-masing jenis biaya. Kemudian menentukan c ost driver serta menghitung

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat saat ini yang menekuni menghafal al-Qur’an di Lempangeng sudah tidak memiliki semangat yang tinggi untuk membaca

[r]

Berbagai macam permasalahan pengadaan barang/jasa sebagian besar bermula dari lemahnya manajemen kontrak, dimulai dari lemahnya penyusunan rancangan kontrak yang tidak tepat dan

Recall that a homogeneous Lévy basis is an example of an independently scattered random measure as defined in [ 9 ]; see the next section for further details.. Moreover, necessary

Untuk mengetahui karakter enzim protease dalam menghidrolisis protein menjadi asam aminonya agar mencapai aktivitas maksimumnya, perlu dipelajari lebih dulu kondisi

13 Lihat: Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2006, hlm. 14 Pasal 3 Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 5/PLPS/2006