• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK ATAS PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK ipi260834

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HAK ATAS PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN KESEHATAN IBU DAN ANAK ipi260834"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tedi Sudraj at dan Agus Mardiant o

Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o E-mail : t _sudraj at @yahoo. com

Abst ract

Design of ser vi ces and heal t h pr ot ect ion f or mot her s and chi l dr en i n Banyumas di r ect ed by a st r at egi c pol i cy t o r educi ng Mat er nal Mor t al it y Rat e (MMR) and Inf ant Mor t al i t y Rat e (IMR). In i t s i mpl ement at ion, especial l y i n Mat er nal Mor t al it y, t he pol i cies wer e st i l l exceeded t he t ar get of Mi l l enni um Devel opment Goal s (MDGs). In t he t er m of legal pr ot ect i on, t he pol i cy not ment ion t he sanct ion and it ’ s i nf l uence t he i mpl ement at i on t hat not opt imal . But if t her e ar e omi ssions or er r or s t hat i ndi cat ed mal pr act i ce wi l l be subj ect by cr i mi nal , ci vi l , admini st r at ive and et hi cs sanct ions.

Key wor ds: healt h ser vi ce, l egal pr ot ect ion, mat er nal and chi l d heal t h

Abst rak

Desain pelayanan dan perlindungan kesehat an bagi ibu dan anak di Kabupat en Banyumas diarahkan melalui kebij akan st rat egis dalam rangka menurunkan Angka Kemat ian Ibu (AKI) dan Angka Kemat ian Anak (AKA). Dalam realisasinya, kebij akan yang dit erapkan, khususnya kemat ian ibu di Kabupat en Banyumas masih melampaui t arget capaian Mi l l enium Devel opment Goal s (MDgs). Adapun dalam aspek perlindungan hukumnya, belum diat ur dalam kebij akan sehingga berdampak pada pelaksanaan kebij akan yang belum opt imal. Namun j ika ada kelalaian at au kesalahan yang t erindikasi malprakt ik akan dapat dikenakan sanksi pidana, perdat a, administ rasi maupun et ika.

Kat a kunci : pelayanan kesehat an, perlindungan hukum, kesehat an ibu dan anak

Pendahuluan

Pembangunan di bidang kesehat an seba-gai salah sat u upaya pembangunan nasional di arahkan guna t ercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi set iap penduduk agar dapat mewuj udkan deraj at kesehat -an y-ang opt imal. Dalam perkemb-ang-annya, t e-lah t erj adi perubahan orient asi, baik t at a nilai maupun pemikiran t erut ama mengenai upaya pemecahan masalah dibidang kesehat an. Pe-rubahan orient asi t ersebut kemudian memngaruhi sist em kesehat an nasional melalui pe-nerapan prinsip yang menyeluruh ”hol i st i c” , t erpadu ”uni t y” , merat a ”evenly” , dapat di t erima ”accept abl e” dan t erj angkau dit erima ”accept abl e” dan t erj angkau ”achi evabl e” oleh

Art ikel ini merupakan int isari hasil penel it ian yang di danai ol eh DIPA UNSOED Berdasarkan Surat Perj anj ian Jasa Penel i t i an Tahun Anggar an 2011 Nomor: 1583/ H23. 9/ PN/ 2011 t anggal 31 Maret 2011

masyarakat .1 Salah sat u bent uk perubahan sis-t em di bidang kesehasis-t an yang berkembang de-wasa ini adalah mengenai sist em pelayanan dan perlindungan kesehat an bagi ibu dan anak.

Hak at as pelayanan dan perlindungan ke-sehat an bagi ibu dan anak di Indonesia meru-pakan hak dasar sebagaimana t ermakt ub dalam Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 28 H UUD 1945 menyebut kan bahwa ” Set iap orang berhak hidup sej aht era lahir dan bat in, bert empat t inggal, dan mendapat kan lingkungan hidup yang baik dan sehat sert a berhak memperoleh pelayanan kesehat an” . Selanj ut nya, Pasal 34 ayat (3) UUD 1945 menyebut kan ” Negara ber-t anggungj awab aber-t as penyediaan f asiliber-t as pela-yanan kesehat an dan f asilit as pelapela-yanan umum

1 Rusmin Tumanggor, “ Masal ah-Masal ah Sosi al Budaya

(2)

yang layak” . Pencant uman hak t erhadap pela-yanan kesehat an t ersebut , t idak lain bert uj uan unt uk menj amin hak-hak kesehat an yang f un-dament al sepert i t ert uang dalam Decl ar at ion of Human Ri ght 1948, bahwa heal t h is a f unda-ment al human r i ght. Selain it u, t erdapat j uga serangkaian Konvensi Int ernasional yang dit an-dat angani Pemerint ah Indonesia, yait u Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 t ent ang Rat if ikasi Konvensi Penghapusan Segala Bent uk Diskrimi-nasi t erhadap Perempuan, kesepakat an Konf e-rensi Int ernasional t ent ang Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, t ahun 1994, dan Konf erensi Dunia keempat t ent ang Perempuan di Beij ing t ahun 1995. Adapun mengenai pem-bangunan kesehat an nasional diat ur dalam Un-dang-undang Nomor 36 Tahun 2009 t ent ang Kesehat an.

Secara spesif ik, pemerint ah mengat ur hak at as pelayanan dan perlindungan kesehat an bagi ibu dan anak di dalam Pasal 126 dan Pasal 131 UU No. 36 t ahun 2009 t ent ang Kesehat an. Adapun dalam desain pelaksanaannya, hak t er-sebut diarahkan melalui kebij akan st rat egi dan akt ivit as unt uk menurunkan Angka Kemat ian Ibu (AKI) dan Angka Kemat ian Anak (AKA), ant a-ra lain melalui peningkat an proga-ram upaya ke-sehat an perorangan, program upaya keke-sehat an masyarakat , program pencegahan dan pembe-rant asan penyakit dan program promosi kese-hat an.

Mencermat i hal di at as, pemant apan sis-t em kesehasis-t an dimaksudkan unsis-t uk menj amin akses t erhadap int ervensi yang cost ef f ect ive

berdasarkan bukt i ilmiah yang berkualit as, memberdayakan wanit a, keluarga dan masya-rakat melalui kegiat an yang mempromosikan kesehat an ibu dan bayi baru lahir dan menj a-min agar kesehat an mat ernal dan neonat al di-promosikan dan dilest arikan sebagai priorit as program pembangunan nasional. Hal ini bermakna bahwa dalam mempromosikan kesehat -an diperluk-an pemaham-an d-an -analisis kebu-t uhan yang kebu-t epakebu-t sasaran, sehingga nankebu-t inya akan mempengaruhi kebij akan sosial dan

ke-bij akan kesehat an. Bent uk kebij akan inilah yang akan mengant ar pada paradigma heal t hy publ i c pol i cy dalam f ormat ot onomi daerah.

Permasalahan

Ada dua permasalahan yang hendak diba-has dalam art ikel/ diba-hasil penelit ian ini. Per t ama, mengenai implement asi kebij akan at as pelaya-nan kesehat an Ibu dan Anak di Kabupat en Ba-nyumas; dan kedua mengenai bent uk perlindu-ngan hukum at as implement asi kebij akan pe-layanan kesehat an Ibu dan Anak di Kabupat en Banyumas.

Met ode Penelitian

Tulisan ini didasarkan pada kaj ian medi-kolegal (medi colegal st udy) yait u suat u kaj ian t erhadap permasalahan berkait an dengan ilmu kesehat an melalui hukum posit if yang berlaku. Adapun t ipe penelit ian yang digunakan adalah yuridis sosiologis (soci o l egal r esear ch) melalui pendekat an kualit at if dan dianalisis dengan mo-del cont ent anal ysi s dan compar at ive anal ysi s. Pencarian dat a primer dilakukan dengan wa-wancara yang dit uj ukan pada inf orman dengan menggunakan model i n dept h i nt er view. Selain it u digunakan met ode kepust akaan dan doku-ment er dalam pencarian dat a sekunder. Keab-sahan dat a diperoleh dengan menggunakan mo-del t riangulasi sumber. Secara t eknis, inf orman sasaran dit ent ukan melalui pur posi ve sampl ing yang meliput i Kepala Bidang Pelayanan Ke-sehat an, Kepala Seksi KeKe-sehat an Ibu dan Anak, Kepala Bidang Program Kesehat an Dinas Kese-hat an Kabupat en Banyumas dan 2 (dua) orang pet ugas Puskesmas, khusus di bagian Kesehat an Ibu dan Anak.

Pembahasan

Implement asi Kebij akan Pelayanan Kesehat an Ibu dan Anak di Kabupat en Banyumas

Pembangunan kesehat an di t ingkat dae-rah didasarkan pada kebij akan yang secara hie-rarkis mengacu pada perat uran

2 Oedoj o Soedirham, “ Pr omosi Kesehat an Sebagai

(3)

dangan dan diimplement asikan dalam bent uk program kerj a. Di t ingkat daerah, bidang kese-hat an merupakan salah sat u urusan waj ib yang harus dilaksanakan. Penyelenggaraan urusan waj ib merupakan perwuj udan ot onomi yang pada int inya adalah pengakuan/ pemberian hak dan kewenangan.3 Kebij akan t ersebut diperlu-kan dalam rangka memberidiperlu-kan wewenang yang luas guna mencipt akan ef ekt ivit as Pemerint ah Daerah dalam melayani kepent ingan masyara-kat set empat . Oleh karena it ulah, Dinas

Kese-Hubungannya dengan desent ralisasi kese-hat an, dalam lampiran Kepmenkes Nomor: 004/ MENKES/ SK/ I/ 2003 dit egaskan bahwa t uj uan desent ralisasi di bidang kesehat an adalah me-wuj udkan pembangunan nasional di bidang ke-sehat an yang berlandaskan prakarsa dan aspi-rasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan mengopt imalkan pot ensi daerah unt uk kepent ingan daerah dan priorit as nasional dalam mencapai Indonesia Sehat . Sa-lah sat u kebij akan yang didesent ralisasi adaSa-lah kebij akan pelayanan kesehat an ibu dan anak. Tuj uan program Kesehat an Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkat kan kemandirian keluarga da-lam memelihara kesehat an ibu dan anak. Dada-lam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rent an dan peka, t erhadap berbagai masalah kesehat an, sepert i kej adian kesakit an (mor bi dit as) dan gangguan gizi (mal nut r isi), yang seringkali berakhir dengan kecacat an (di sabi l i t y) at au kemat ian (mor t al i t as). dan dihubungkan dengan masalah penelit ian, maka t erdapat 3 (t iga) indikat or yang t elah di rumuskan dalam kebij akan yang t ermakt ub da-lam bent uk program kerj a Dinas Kesehat an Ka-bupat en Banyumas, yang meliput i Kebij akan penurunan angka kemat ian ibu dan anak; Kebi-j akan peningkat an pelayanan kesehat an ibu dan anak; dan Kebij akan peningkat an pemberian ASI eksklusif dan perbaikan gizi (ibu dan anak). Implement asi kebij akan mengenai penurunan angka kemat ian ibu dan anak disaj ikan dalam

Realisasi Kebij akan Hasil Kebij akan

(4)
(5)

l an, pemanf aat an

Advokasi dan sosial i-sasi secar a l uas mem-berikan manf aat akan pent ingnya ASI, pe-dalam kebij akan Pemerint ah Kabupat en Banyu-mas guna peningkat an kesehat an ibu dan anak didasarkan pada perencanaan yang sebagiannya t elah dilaksanakan, namun hasilnya belum se-penuhnya memenuhi t arget capaian. Jika di-dialogkan dengan t eori Merilee S. Grindle, ma-ka implement asi kebij ama-kan t ersebut dipenga-ruhi oleh dua variabel besar, yait u isi kebij akan (cont ent of pol i cy) dan lingkungan implemen-t asi (cont ext of i mpl ement at i on).5

Isi Kebij akan (Cont ent of Policy)

Indikat or yang digunakan dalam menen-t ukan keberhasilan impelemenmenen-t asi kebij akan mencakup (1) sej auh mana kepent ingan kelom-oleh sumberdaya yang memadai.

Apabila didialogkan dengan t abel mat rik 1, 2 dan 3, maka dapat dit arik makna bahwa:

per t ama, isi kebij akan t elah mencant umkan ke-pent ingan kelompok sasaran yait u upaya unt uk meningkat kan deraj at kesehat an ibu dan anak sebagaimana diamanat kan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, Permenkes RI No. 741/ Menkes/ gram peningkat an pelayanan kesehat an ibu dan anak, peningkat an pemberian ASI eksklusif dan

5 A. G. Subar sono, 2006, Anal i si s Kebi j akan Publ i k

(6)

perbaikan gizi. Namun t erkait dengan program penurunan kemat ian ibu, kebij akan t ersebut belum dapat t erealisir dan belum t erident if i-kasi manf aat nya. Hal ini t ergambarkan dengan t erdapat nya 35 kasus kemat ian ibu yait u 123, 9/ 100. 000 kelahiran hidup; dan ket i ga, isi kebij a-kan t elah mencipt aa-kan perubahan, namun be-lum sepenuhnya t erealisir karena bebe-lum t erpe-nuhinya capaian t arget dalam MDGs. Unt uk pemberian ASI eksklusif dan perbaikan gizi ser-t a peningkaser-t an kesehaser-t an anak ser-t elah meingkaser-t dan t elah mencapai t arget MDGs. Namun unt uk kemat ian ibu belum memenuhi t arget MDGs. Hal ini t erlihat secara j elas dengan f lukt uat if -nya j umlah kemat ian ibu di Kabupat en Banyu-mas dari t ahun ke t ahun. Pada 2009 t erdapat 147, 14/ 100. 000 sedangkan pada 2010 t erdapat 123, 9/ 100. 000, sedangkan t arget MDGs adalah 100/ 100. 000 kelahiran hidup;

Lingkungan Implement asi (Cont ext of Imple-ment at ion)

Berdasarkan analisis dari isi kebij akan, j enis program yang dilakukan cenderung ber-manf aat bagi t arget sasaran, namun let ak pro-gram t ersebut masih t erkonsent rasi di daerah t ert ent u dan belum mengakomodiir kepent ing-an masyarakat ying-ang berada di pinggiring-an ding-an secara geograf is j auh dari Pemerint ahan (ex. Gumelar dan Lumbir). Selain it u, program t er-sebut belum didukung oleh sumberdaya yang memadai. Hal ini dapat dimaknakan bahwa keberhasilan kebij akan at au program j uga ha-rus dikaj i berdasarkan perspekt if proses imple-ment asi dan perspekt if hasil. Pada perspekt if proses, program pemerint ah dapat dikat akan berhasil j ika pelaksanaannya sesuai dengan pe-t unj uk dan kepe-t enpe-t uan pelaksanaan yang dibuape-t oleh pembuat program yang mencakup ant ara lain cara pelaksanaan, agen pelaksana, kelom-pok sasaran dan manf aat program. Sedangkan pada perspekt if hasil, program dapat dinilai berhasil manakala program membawa dampak dan dirasionalisasikan dengan lingkungan, ke-but uhan dan kemampuan dari pelaksana kebi-j akan.

Bentuk Perlindungan Hukum At as Implemen-t asi Kebij akan Pelayanan KesehaImplemen-t an Ibu dan Anak di Kabupat en Banyumas

Secara garis besar, kebij akan dalam ben-t uk program kerj a ben-t ahunan di Kabupaben-t en Ba-nyumas didasarkan oleh kewenangan yang dide-sent ralisasikan ke daerah. Hal ini memberikan makna bahwa pembuat kebij akan di daerah adalah pihak eksekut if dengan maksud unt uk mensej aht erakan masyarakat di wilayahnya. Permasalahannya adalah, pembuat kebij akan t idak melakukan evaluasi pencapaian at as ke-giat an yang direncanakan dan yang t elah dilak-sanakan sehingga cenderung belum memberi-kan perlindungan hukum secara opt imal at as hak kesehat an masyarakat . Tent u saj a at uran main sepert i ini t idak menj adi f ai r karena ma-syarakat hanya dij adikan sebagai obyek pela-yanan t anpa mempunyai peranan yang me-nent ukan.6 Karena it ulah, kebij akan yang di-bent uk cenderung bersif at ot onom dan t idak akunt abel, sebab bermuara pada kepent ingan sepihak t anpa melibat kan kebut uhan riil dari penggunanya.7

Hakikat nya, pelayanan kesehat an yang dilakukan oleh t enaga medis diarahkan pada aspek keserasian dan keseimbangan at as pe-nanganan dan dampak yang dit imbulkan. Hal-hal ini merupakan int i dari berbagai kegiat an dalam penyelenggaraan prakt ik medis unt uk mencegah masalah hukum yang t imbul dalam kegiat an t ersebut . Namun perlu dicermat i bah-wa t idak selalu berart i bahbah-wa seorang dokt er yang gagal dalam suat u t indakan medis at au t erapinya yang berakibat negat if (cedera/ ke-mat ian) dapat dipert anggungj awabkan at au dipersalahkan karena malprakt ik medis. Unt uk dapat dipert anggungj awabkan sebagai malprak-t ik harus dibukmalprak-t ikan adanya unsur-unsur kesa-lahan yang meliput i kesengaj aan (malprakt ik murni) at au kelalaian dalam menj alankan ke-waj ibannya sebagaimana dit ent ukan dalam st andar prot est / pelayanan medis dan St andar Pr osedur Oper asional.8 Hal ini berart i bahwa

6

Bambang Wi caksono Tri yant o, “ Cit izen Chart er dan Ref ormasi Birokrasi” , Jur nal Kebi j akan dan Admi ni s-t r asi Publ i k, Vol 8 No. 2 November 2004, Magist er Admi ni st rasi Publ ik UGM Yogyakart a, hl m. 34

7 Lihat Ambar Wi daningrum, “ Pembangunan Kesehat an;

Agenda Yang Ti dak ser ius di Era Ot onomi Daer ah” ,

Jur nal Pol i t i k dan Manaj emen Publ i k, Vol II (1) Maret 2007, FISIP UGM Yogyakart a, hl m. 243-260

8 Umi Rozah, “ Pert anggungj aw aban Pi dana Dokt er Dal am

(7)

perlindungan hukum kesehat an mengandung unsur yang sif at nya eksept ional, art inya dalam menj alankan t ugas prof esinya dihadapkan pada resiko medis yang t inggi. Oleh karena it u sebe-lum dinyakan adanya t indakan yang salah, perlu dilakukan pemeriksaaan awal (medi cal audi t).9 Mencermat i pernyat aan di at as, set iap akt ivit as t idak bisa lepas dari hak dan kewaj ib-an yib-ang melekat dalam set iap ket ent uib-annya.10 Sepert i halnya, penyelenggaraan kesehat an ibu dan anak, j ika dalam prakt iknya t erdapat per-masalahan maka hal t ersebut akan menimbul-kan perselisihan/ konf lik dan berimplikasi t erha-dap penerapan sanksi t erhaerha-dap pelanggarnya, yang dapat dikaj i dari berbagai perspekt if , baik dari perspekt if hukum pidana, hukum perdat a, et ika prof esi, perlindungan konsumen maupun hukum kesehat an. Berikut penj elasan masing-masing perspekt if t ersebut .

Perspektif Hukum Pidana

Tanggung j awab di sini t imbul bila dapat dibukt ikan adanya kesalahan prof esional, misal-nya kesalahan dalam hal diagnosa at au kesa-lahan dalam cara-cara pengobat an at au pera-wat an. Sehubungan dengan kemampuan ber-t anggung j awab maka seseorang dapaber-t dikaber-t akan bersalah at au t idak, dit ent uakan oleh 3 (t i -ga) f akt or yait u keadaan bat in orang yang me-lakukan hal t ersebut , adanya hubungan bat in ant ara pelaku dengan perbuat an dan t idak ada-nya alasan pemaaf . Berkait an dengan kelalaian mencakup dua hal yait u karena melakukan se-suat u yang seharusnya t idak dilakukan at au ka-rena t idak melakukan sesuat u yang seharusnya dilakukan.11

Pasal-pasal dalam hukum pidana yang sangat relevan dalam t anggung j awab pidana seorang t enaga medis yang t erkait dengan pe-layanan kesehat an ibu dan anak t ercant um da-lam Pasal 359 KUHP yait u karena kesalahannya menyebabkan orang mat i; Pasal 360 KUHP yait u karena kesalahannya menyebabkan luka berat ;

9

Boedi Sant oso Iri ant o, “ Suat u Tinj auan Mal prakt ik Dal am Hukum Kesehat an” , Jur nal Themi s, Vol 2 No. 1 Okt ober 2007, FH Univer si t as Pancasil a Jakart a, hl m. 78

10 Al exandra Indr iyant i Dewi, 2008, Et i ka dan Hukum -,

Yogyakart a: Pust aka Book Publ i sher, hl m 135

11 Lihat Set ya Wahyudi , “ Tanggung Jaw ab Rumah saki t

Terhadap Kerugi an Akibat Kel al ai an Tenaga Kesehat an dan Impl ikasinya” , Jur nal Di nami ka Hukum, Vol 11 No. 3 Sept ember 2011, FH UNSOED, hl m. 489-492

Pasal 361 KUHP yait u karena kesalahannya dlam melakukan sesuat u j abat an at au pekerj a-annya hingga menyebabkan mat i at au luka be-rat maka akan di hukum lebih bebe-rat ; Pasal 322 KUHP t ent ang Pelanggaran Rahasia Dokt er; dan Pasal 346, 347, 348 KUHP t ent ang Aborsi.

Perspektif Hukum Perdat a

Tenaga medis dianggap bert anggung j a-wab j ika melakukan hal-hal berupa, per t ama,

wanprest asi (Pasal 1239 KUHPerdat a), dalam hal ini pert anggungj awaban yang harus dilaku-kan oleh seorang t enaga medis adalah membe-rikan gant i rugi at as kerugian yang diderit a oleh pasien; kedua, perbuat an melawan hukum (Pa-sal 1365 KUHPerdat a), dalam hal ini dimaksud-kan bahwa perbuat an melawan hukum seorang t enaga medis adalah bert ent angan at au t idak sesuai dengan st andar prof esi, dan pert ang-gungj awaban dokt er dit ent ukan dari adanya perbuat an melawan hukum t ersebut dengan kompensasi gant i kerugian kepada pasien; ket i -ga, kelalaian sehingga mengakibat kan kerugian (Pasal 1366 KUHPerdat a), dalam hal ini t enaga medis dianggap melakukan kelalaian at au ku-rang hat i -hat i yang t idak sesuai dengan st andar yang dit ent ukan oleh undang-undang, dan t e-naga medis t ersebut harus memberikan gant i kerugian kepada pasien apabila pasien menga-lami kerugian akibat kelalaian t enaga medis t ersebut ; dan keempat , melalaikan pekerj aan sebagai penanggung j awab (Pasal 1367 ayat 3 KUHPerdat a), dalam hal ini dokt er harus ber-t anggung j awab aber-t as kesalahan yang dilakukan oleh bawahannya baik oleh asist en yang bukan dokt er, maupun dokt er asist en at au perawat dan lain sebagainya berdasarkan t indakan me-dik t ert ent u, pert anggungj awaban apabila t er-j adi kerugian at as diri pasien dengan memberi-kan gant i rugi yang diberimemberi-kan oleh dokt er at au bawahannya.

(8)

perdat a dan diput us dalam proses perdat a. Bent uk gant i kerugian semacam ini dikait kan dengan f akt a penderit aan korban at au kerugian korban diakibat kan oleh kej ahat an, karena ke-j ahat an semat a-mat a dipandang sebagai sera-ngan melawan negara bersif at pidana dan keru-gian korban dianggap urusan perdat a; kedua,

gant i kerugian berkarakt er perdat a dicampur dengan karakt er pidana dengan put usan dalam proses pidana sehingga gant i rugi ini dianggap berkarakt er perdat a; ket i ga, denda yang ber-sif at rest it usi sebagai kewaj iban keuangan bagi pembuat at as kerugian korban dalam proses pi-dana disamping pipi-dana lain yang diput us oleh peradilan pidana; keempat , kompensasi at as korban kej ahat an akan t et api korban bukan se-bagai pihak penunt ut t et api hanya sese-bagai pe-mohon dan j ika dikabulkan hanya merupakan bant uan dari negara kepada pemohon; dan

kel i ma, kompensasi t erhadap korban sebagai konsekuensi t anggungj awab negara t erhadap warganya sehingga pembayaran waj ib dari ne-gara dalam hal t erj adi kej ahat an (t he cr imi nal compensat i on bi l l), at au pembayaran sebagai t anggungj awab negara, karena negara gagal mencegah kej ahat an (t he cr i minal i nj ur ies compensat i on).

Perspektif Et ik Profesi

Berdasarkan Kode Et ik, apabila t erj adi pelanggaran kode et ik yang dilakukan oleh se-orang t enaga medis, maka akan diselesaikan melalui lembaga Maj elis Kode et ik yang akan memut us adanya pelanggaran et ik at au t idak dari seorang t enaga medis dengan penggolong-an kasus menurut pelpenggolong-anggarpenggolong-an ringpenggolong-an, sedpenggolong-ang dan berat .

Perspektif Perlindungan Konsumen

Tuj uan diberlakukannya UU No. 8 Tahun 1999 t ent ang Perlindungan Konsumen adalah unt uk mewuj udkan keseimbangan perlindungan kepent ingan konsumen dan pelaku usaha se-hingga t ercipt a kepast ian hukum bagi keduanya. Pasal 19 UU No. 8 Tahun 1999 menyebut -kan bahwa hubungan t enaga medis dan pasien dikat egorikan sebagai hubungan produsen dan konsumen. Pert anggungj awaban t enaga medis dalam UU No. 8 Tahun 1999 berupa kewaj iban t enaga medis unt uk memberikan gant i rugi

be-rupa pengembalian uang at au barang yang se-t ara nilainya, ase-t au perawase-t an kesehase-t an dan/ at au pemberian sant unan yang sesuai dengan ket ent uan perat uran perundangan yang berlaku apabila pasien mengalami kerugian at as t inda-kan medis yang dilakuinda-kan t enaga medis.

Perspektif Hukum Kesehat an

Pasal 58 ayat (1) UU No. 36 Tahun 2009 menent ukan bahwa:

Set iap orang berhak menunt ut gant i rugi t erhadap seseorang, t enaga kesehat an, dan/ at au penyelenggara kesehat an yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan at au kelalaian dalam pelayanan kesehat an yang dit erimanya.

Kemudian Pasal 190, j uga menent ukan bahwa (1) Pimpinan f asilit as pelayanan kesehat

-an d-an/ at au t enaga kesehat -an y-ang melakukan prakt ik at au pekerj aan pada f asilit as pelayanan kesehat an yang dengan sengaj a t idak memberi-kan pert olongan pert ama t erhadap pasien yang dalam keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud da-lam Pasal 32 ayat (2) at au Pasal 85 ayat (2) dipidana dengan pidana penj ara paling lama 2 (dua) t ahun dan denda paling banyak Rp200. 000. 000, 00 (dua rat us j ut a rupiah). (2) Dalam hal perbuat an sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mengakibat -kan t erj adinya kecacat an at au kema-t ian, pimpinan f asilikema-t as pelayanan kesehat an dan/ at au t enaga kesehat -an t ersebut dipid-ana deng-an pid-ana penj ara paling lama 10 (sepuluh) t a-hun dan denda paling banyak Rp 1. 000. 000. 000, - (sat u miliar rupiah).

(9)

t ersebut t idak dit imbulkan oleh pihak ket iga, dan bukan kesalahan korban. Konsekuensi dari dokt rin ini dalam Hukum Kesehat an yait u ada pembebanan kepada t enaga medis mengenai proses pembukt ian bagaimana t erj adinya kela-laian t ersebut sesuai st andar yang digunakan didalam melakukan t indakan medis t erhadap pasien. Berkait an dengan hal t ersebut , dokt rin ini memiliki beban pert anggungj awaban mut lak t erhadap t enaga medis yang dinyat akan ber-salah.12

Penut up Simpulan

Pada dasarnya, program pelayanan kese-hat an di Kabupat en Banyumas t elah dit et apkan menj adi program priorit as daerah, namun da-lam implement asinya masih belum memenuhi sasaran. Fakt or yang mempengaruhi berupa kurangnya sarana prasarana penunj ang kesehat -an, cara pandang masyarakat t erhadap pela-yanan kesehat an, kurangnya koordinasi ant ar-sekt or kesehat an dan kendala geograf is. Karena it u, perencana kebij akan di daerah harus dapat mempert imbangkan aspek kebut uhan sarana-prasarana riil dari masyarakat .

Saran

Mendasarkan pada hal diat as, maka unt uk dapat mengat ur t at a cara dan st andar pene-rapan kebij akan di bidang kesehat an, khusus-nya di Kabupat en Banyumas maka seharuskhusus-nya dibent uk Perat uran Daerah at au Perat uran Bu-pat i yang mengat ur pelaksanaan kebij akan pe-ningkat an kesehat an ibu dan anak di Kabupat en Banyumas. Hal ini dimaksudkan agar kebij akan yang dit erapkan memiliki payung hukum se-hingga t ercipt a f ungsi pelayanan kesehat an yang t erarah dan mendasarkan pada kepent ing-an sert a kebut uhing-an masyarakat di Bing-anyumas.

Daft ar Pust aka

Ariningrum, Rat ih, NK Aryast at mi. “ St udi Kuali-t aKuali-t if Penyelenggaraan Pelayanan Kese-hat an Ibu dan Bayi Set elah Penerapan KW-SPM Di Kabupat en Badung, Tanah Da-t ar, Dan KoDa-t a Kupang” . Bul et i n Penel i t i an Si st em Kesehat an Pusat Humani or a Kebi

12 Al exandra Indr iyant i Dew i, op. ci t, hl m 198-204

j akan Kesehat an dan Pember dayaan Ma-syar akat, Vol. 11 No. 1 Januari 2008; Dewi, Alexandra Indriyant i. 2008. Et i ka dan

Hu-kum Kesehat an. Yogyakart a: Pust aka Book Publisher;

Iriant o, Boedi Sant oso. “ Suat u Tinj auan Mal-prakt ik Dalam Hukum Kesehat an” . Jur nal Themi s, Vol 2 No. 1 Okt ober 2007 Fakul-t as Hukum UniversiFakul-t as Pancasila JakarFakul-t a;

Rozah, Umi. “ Pert anggungj awaban Pidana Dok-t er Dalam MalprakDok-t ik Medis” . Jur nal Ma-sal ah-MaMa-sal ah Hukum, Vol 33 No. 3 2004. Fakult as Hukum Universit as Diponegoro Semarang;

Soedirham, Oedoj o. “ Promosi Kesehat an Seba-gai Kebij akan Sosial” . Bulet in Penel i t i an Si st em Kesehat an Pusat Humani or a Kebi -j akan Kesehat an dan Pember dayaan Ma-syar akat , Vol 10 No. Juli 2007

Subarsono, AG. 2006. Anal i si s Kebi j akan Publ i k (Konsep. Teor i . dan Apl i kasi ), Yogyakar-t a: PusYogyakar-t aka Pelaj ar;

Triyant o, Bambang Wicaksono. “ Cit izen Chart er dan Ref ormasi Birokrasi” . Jur nal Kebi -j akan dan Admi ni st r asi Publ i k, Vol 8 No. 2 November 2004. Magist er Administ rasi Publik Universit as Gadj ah Mada Yogya-kart a;

Tumanggor, Rusmin. “ Masalah-Masalah Sosial Budaya Dalam Pembangunan Kesehat an di Indonesia” . Jur nal Masyar akat dan Buda-ya Vol 12 No. 2 2010. Lembaga Ilmu Pe-nget ahuan Indonesia, Pusat Penelit ian Kemasyarakat an dan Kebudayaan Jakar-t a;

Wahyudi, Set ya. “ Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Akibat Kelalaian Te-naga Kesehat an dan Implikasinya” . Jur nal Di nami ka Hukum Vol 11 No. 3 Sept ember 2011. Fakult as Hukum Universit as Jende-ral Soedirman Purwokert o;

Referensi

Dokumen terkait

Pada pembuatan bata ringan CLC tanpa pasir silika, semakin banyak pemberian foam pada slurry (( cementitious material yang terdiri dari semen, lumpur Sidoarjo dan fly ash

An Empirical Study of Operating Cash Flow Usefulness in Predicting Saving and Loan Financial Distress.. Advances in Accounting: Volume 17,

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Hasil lain dari penelitian ini adalah umpan balik anggaran dan kesulitan tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Kata kunci : Kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh likuiditas, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, komisaris independen dan pertumbuhan laba terhadap

proyeksi miring, dan gambar yang diperoleh gambar ruang dari gambar benda tersebut. Dalam pembelajaran di sekolah, teknik inilah yang digunakan oleh guru untuk

Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa banyak siswa kelas IV SD kesulitan memahami pecahan, terutama pada pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama. Hal

Gizka Puji Alivia (1000652 ) “Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Imigrasi Klas I Bandung ”,