PEDOMAN
KARYA ILMIAH STKIP PTT
Oleh
Tim Penyusun
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
i
TIM PENYUSUNPengarah : Yusnira, M.Si.
Ketua : Rizki Ananda, M.Pd.
Editor : Moh. Fauziddin, S.Ag., M.Pd.
Anggota : Joni, M.Pd.
Iis Aprinawati, M.Pd.
Mufarizuddin, M.Pd.
Lusi Marleni, M.Pd.
Zulhendri, M.Si.
STKIP PTT Press
ii
KATA PENGANTARMenulis karya ilmiah merupakan bagian yang tak dapat dilepaskan dari kehidupan
akademik seorang mahasiswa saat menjalani perkuliahan. Berbagai bentuk tulisan akademik
menjadi hal yang perlu dipahami oleh setiap mahasiswa, mengingat karya tulis yang dibuat
menjadi refleksi pemahaman dari setiap bidang ilmu yang dipelajari.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ini disusun sebagai rujukan bagi mahasiswa di
lingkungan STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai dalam menulis karya ilmiah. Dengan
hadirnya pedoman yang jelas, diharapkan tercipta keseragaman tata cara penulisan karya
ilmiah oleh para mahasiswa yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan yang berlaku dan
diakui dalam dunia akademik.
Pedoman ini memberikan rambu-rambu umum yang memuat hal-hal pokok yang
berkaitan dengan penulisan karya ilmiah yang umumnya ditulis oleh mahasiswa selama
proses perkuliahan. Sangat dimungkinkan bagi program studi untuk turut mengembangkan
petunjuk penulisan karya ilmiah yang sifatnya lebih detil dan spesifik yang sesuai dengan
kekhasan kajian yang dimilikinya selama tidak bertentangan dengan rambu-rambu umum
yang disampaikan dalam pedoman ini
Terima kasih disampaikan kepada tim penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
yang telah bekerja keras dalam menyelesaikan pedoman ini. Semoga pedoman yang telah
dibuat dapat bermanfaat bagi seluruh sivitas akademika STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai
terutama bagi para mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir.
Bangkinang, Desember 2015
Ketua,
iii
DAFTAR ISICover ... i
Kata pengantar ... ii
Daftar Isi ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II PENDAHULUAN A. Batasan Skripsi ... 2
B. Pengajuan Judul dan Penunjukan Pembimbing ... 2
C. Prosedur Bimbingan ... 2
D. Prosedur Penulisan Proposal Penelitian ... 3
BAB II STRUKTUR ISI SKRIPSI A. Bagian Awal ... 5
B. Format Penelitian Kuantitatif ... 10
C. Format Penelitian Kualitatif ... 11
D. Format Penelitian Tindakan Kelas ... 12
E. Penjelasan Format Penelitian... 13
BAB II TATA TULIS SKRIPSI A. Tata Ketik ... 25
B. Penulisan Sumber Kutipan ... 37
C. Penulisan Daftar Pustaka ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 41
1
BAB IPENDAHULUAN
Skripsi yang disusun mahasiswa Strata Satu di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) merupakan karya tulis berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.). Karya ilmiah tersebut digunakan
untuk mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah
secara ilmiah serta keterampilannya dalam melakukan penelitian. Selain itu, sebagai tugas akhir,
skripsi merupakan karya ilmiah mahasiswa yang tidak hanya menggambarkan proses
menuangkan gagasan atau ide dalam tulisan, tetapi menggambarkan the entire event dari proses penelitian yang dilakukan dengan memperhatikan kaidah ilmiah, yaitu rasional, faktual,
sistematis, dan objektif dalam prosedur pembuktian dan penyimpulan. Adapun tata cara
pengutipan dan penulisan daftar pustaka pada pedoman ini mengikuti sistem yang terdapat dalam
Publication Manual of the American Psychological Association (APA).
Buku ini ditujukan untuk memberi gambaran, petunjuk, dan informasi bagi mahasiswa
mengenai penulisan setiap bagian dalam skripsi. Selain itu, disusunnya buku ini juga ditujukan
untuk menyediakan panduan bagi para dosen dalam melakukan pembimbingan skripsi. Dengan
demikian, akan terjalin kesamaan persepsi antara mahasiswa dan dosen pembimbing dalam hal
2
BAB IIKETENTUAN UMUM
A. Batasan Skripsi
1. Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib disusun mahasiswa sebagai bagian persyaratan
pendidikan akademik yang bertujuan melatih mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan
melalui pemecahan masalah yang berkenaan dengan bidang ilmunya.
2. Skripsi yang disusun harus relevan dengan lingkup pendidikan dan pengajaran atau
pendalaman materi bidang studi pada masing-masing Program Studi di lingkungan
STKIP.
3. Skripsi disusun sebagai laporan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah.
4. Skripsi disusun untuk menjawab permasalahan yang harus dilakukan melalui pengkajian
baik secara teoretik maupun empirik.
5. Kajian pustaka yang digunakan meliputi kepustakaan/literatur yang relevan dengan
masalah dan maksimal terbitan 10 tahun terakhir.
6. Skripsi diberi bobot 6 SKS.
B. Pengajuan Judul dan Penunjukan Pembimbing
1. Mahasiwa yang telah mencapai 138 sks diizinkan mengajukan judul penelitian kepada
pembimbing I.
2. Judul yang telah disetujui oleh pembimbing I diajukan kepada Ketua Program Studi.
3. Untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa didampingi oleh dua orang dosen pembimbing.
4. Mahasiswa dapat mengajukan keberatan kepada Ketua Program Studi atas penetapan
dosen pembimbing tersebut dengan alasan yang rasional/ dapat dipertanggungjawabkan.
C. Prosedur Bimbingan
1. Setelah memperoleh penetapan pembimbing, mahasiswa harus aktif berkonsultasi secara
teratur.
2. Konsultasi dilakukan sejak pengajuan topik/judul sampai dengan penyelesaian revisi
setelah ujian.
3. Dosen pembimbing wajib memberi pengarahan dan bimbingan agar mahasiswa mampu
3
4. Pembimbing I menjadi penanggungjawab pembimbingan. Pembimbing I danPembimbing II boleh mengadakan pembagian tugas dalam aspek-aspek pembimbingan.
Pembimbing dimungkinkan menyarankan kepada mahasiswa agar berkonsultasi kepada
dosen lain yang memiliki keahlian khusus menyangkut isi skripsinya.
5. Setelah mendapat pengarahan dan bimbingan mahasiswa tidak melaksanakan tugasnya
dengan sungguh-sungguh, pembimbing wajib menegur. Setelah tiga kali ditegur tidak
menunjukkan kemajuan, pembimbing boleh mengajukan keberatan kepada Ketua
Program Studi.
6. Mahasiswa boleh mengajukan keberatan kepada Ketua Program Studi apabila
pembimbingan tidak berjalan sebagaimana mestinya.
7. Setiap berkonsultasi, mahasiswa wajib membawa buku konsultasi yang telah disediakan
oleh Tim Penyusun.
8. Proses pembimbingan skripsi dibatasi paling lama 12 bulan sejak disetujuinya proposal
oleh kedua pembimbing. Jika melebihi batas waktu tersebut, mahasiswa wajib
mengajukan perpanjangan pembimbingan kepada Ketua Program Studi dengan
persetujuan kedua pembimbing.
9. Perpanjangan waktu pembimbingan dapat dilakukan maksimal dua kali, masing-masing
selama 3 bulan.
D. Prosedur Penulisan Proposal Penelitian
1. Proposal penelitian dibuat oleh mahasiswa dengan berkonsultasi kepada
pembimbingnya.
2. Proposal penelitian yang telah disetujui pembimbing diajukan kepada Ketua Program
Studi untuk diseminarkan.
3. Setelah proposal disempurnakan berdasarkan hasil seminar, mahasiswa mengajukan izin
penelitian/penulisan skripsi kepada Pimpinan STKIP dengan persetujuan/diketahui oleh
4
Adapun bagan alur skripsi adalah sebagai berikut:Penetapan pembimbing
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Pengajuan izin penelitian
Pelaksanaan penelitian dan Penulisan skripsi Pendaftaran
ujian Pelaksanaan
ujian dan revisi skripsi Pendaftaran
5
BAB IIISTRUKTUR ISI SKRIPSI
Secara umum isi skripsi meliputi tiga bagian, yaitu bagian awal atau pembuka, bagian
inti, dan bagian akhir. Untuk berbagai jenis penelitian (kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
tindakan kelas), unsur-unsur yang termuat pada bagian awal dan akhir adalah sama, tetapi pada
bagian inti berbeda. Oleh karena itu, penjelasan mengenai struktur bagian inti skripsi perlu
dibedakan menjadi beberapa subbab, yaitu bagian inti penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
penelitian tindakan kelas, sedangkan struktur bagian awal dan akhir tidak ada pembedaan untuk
ketiga jenis penelitian tersebut. Penjelasan masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
A. Bagian Awal
1. Format
Unsur-unsur yang termuat pada bagian awal skripsi dan urutannya adalah sebagai berikut:
a. Halaman Sampul
b. Halaman Persetujuan Pembimbing c. Halaman Pengesahan Penguji d. Halaman Pernyataan
e. Halaman Persembahan f. Abstrak
g. Kata Pengantar h. Daftar Isi
i. Daftar Tabel (jika ada) j. Daftar Gambar (jika ada) k. Daftar Lampiran
2. Penjelasan
a. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi (1) judul secara lengkap, (2) kata skripsi, (3)
pernyataan penulisan sebagai bagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar (4)
logo STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai, (5) nama dan nomor induk mahasiswa, dan
(6) identitas prodi (tidak disingkat), Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(tidak disingkat), Pahlawan Tuanku Tambusai, beserta tahun penulisan. Warna
6
Halaman sampul dicetak dalam hard cover (sampul keras) dan diberi cetakan pada punggungnya. Semua huruf pada halaman sampul dicetak dengan huruf kapitaldengan ukuran antara 12 – 14 poin. Komposisi huruf dan tata letak masing-masing
unsur diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Contoh halaman sampul dapat dilihat
pada Lampiran 1.
Terkait komponen judul, berikut ini disampaikan setidaknya dua catatan
penting yang disimpulkan dari Blackwell dan Martin (2011) mengenai perumusan
judul pada tulisan ilmiah berbasis penelitian seperti skripsi, tesis, dan disertasi.
Pertama, judul yang baik adalah judul yang dirumuskan secara menarik dan
informatif, mencerminkan secara akurat isi tulisan, dikemas secara singkat dan jelas,
serta memenuhi kaidah penggunaan bahasa yang baik dan benar. Terkait jumlah
kata, judul sebaiknya dirumuskan tidak lebih dari 16 kata. Kedua, konstruksi judul
disusun sesuai dengan sifat dan isi dari skripsi, tesis, atau disertasi yang dibuat. Pada
dasarnya penulis dapat memilih apakah judulnya akan dikemas dalam bentuk (1)
frasa nomina, (2) konstruksi judul utama dan subjudul, (3) kalimat lengkap, atau (4)
kalimat tanya.
b. Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman persetujuan memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal
yang dicantumkan adalah (1) teks judul (2) tempat dan tanggal persetujuan, dan (3)
tanda tangan, nama lengkap, dan nomor induk pegawai (NIP) pembimbing I dan II.
Contoh halaman persetujuan pembimbing dapat dilihat pada Lampiran 2.
c. Halaman Pengesahan Penguji
Pengesahan ini diberikan setelah mahasiswa melakukan penyempurnaan
skripsinya berdasarkan saran dan masukan yang diberikan para penguji pada saat
ujian. Dalam halaman pengesahan termuat (1) teks “Skripsi ini telah disetujui untuk
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Prodi… Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Pahlawan Tuanku Tambusai dan diterima untuk memenuhi
salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan”, (2) hari, tanggal,
bulan, dan tahun ujian, (3) nama lengkap, NIP, dan tanda tangan dewan penguji, dan
(4) tanda tangan, nama lengkap, dan NIP Ketua STKIP. Contoh halaman
7
d. Halaman PernyataanPernyataan tentang keaslian skripsi, berisi penegasan bahwa skripsi yang
dibuat adalah benar-benar asli karya mahasiswa yang bersangkutan. Pernyataan ini
juga harus menyebutkan bahwa skripsi, tesis, atau disertasi bebas plagiarisme.
Redaksi pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "..." ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
e. Halaman Persembahan
Bagian ini ditulis untuk mengemukakan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi. Ucapan
terima kasih sebaiknya ditujukan kepada orang-orang yang paling berperan dalam
penyelesaian skripsi dan dan disampaikan secara singkat. Karena skripsi termasuk
kategori tulisan akademik formal, penulis diharap tidak memasukkan ucapan terima
kasih yang berlebihan, membuat pernyataan dan menyebutkan pihak-pihak yang
tidak relevan.
f. Abstrak
Saat pembaca atau penguji melihat skripsi, bagian yang pertama kali mereka
baca sesungguhnya adalah judul dan abstrak. Abstrak menjadi bagian yang penting
untuk dilihat di awal pembacaan karena di sinilah informasi penting terkait tulisan
yang dibuat dapat ditemukan. Penulisan abstrak sesungguhnya dilakukan setelah
seluruh tahapan penelitian diselesaikan. Oleh karena itu abstrak kemudian menjadi
ringkasan dari keseluruhan isi penelitian.
Secara struktur, menurut Paltridge dan Starfield (2007:156), abstrak
umumnya terdiri atas bagian-bagian berikut ini:
1) informasi umum mengenai penelitian yang dilakukan
2) tujuan penelitian
8
4) metode penelitian yang digunakan5) temuan penelitian.
Terkait format penulisannya, abstrak untuk skripsi dibuat dalam satu paragraf
dengan jumlah kata antara 200 – 250 kata, diketik dengan satu spasi, dengan jenis
huruf Times New Roman ukuran 12. Bagian margin kiri dan kanan dibuat menjorok
ke dalam.
Penggunaan bahasa untuk penulisan abstrak di lingkungan STKIP Pahlawan
Tuanku Tambusai dilakukan dengan mengacu pada ketentuan berikut ini.
1) Skripsi yang ditulis dalam bahasa Indonesia harus disertai abstrak dalam dua
bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
2) Skripsi yang ditulis dalam bahasa Inggris, harus disertai abstrak dalam dua
bahasa, yakni bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
g. Kata Pengantar
Pada dasarnya, kata pengantar berisi ucapan terima kasih yang ditujukan
kepada orang-orang, lembaga, organisasi, atau pihak-pihak lain yang telah membantu
dalam persiapan, pelaksanaa, dan penyelesaian penulisan skripsi. Panjang teks tidak
lebih dari dua halaman. Pada bagian atas teks diberi tulisan KATA PENGANTAR
dengan huruf kapital yang ditempatkan di tengah dan tanpa titik. Pada bagian akhir
teks (di pojok kanan-bawah) dituliskan kata Penulis atau Peneliti tanpa diikuti
nama.
h. Daftar Isi
Daftar isi merupakan penyajian kerangka isi tulisan menurut bab, subbab, dan
topiknya secara berurutan berdasarkan posisi halamannya. Daftar isi berfungsi untuk
mempermudah para pembaca mencari judul atau subjudul dan bagian yang ingin
dibacanya. Oleh karena itu, judul dan subjudul yang ditulis dalam daftar isi harus
langsung ditunjukkan nomor halamannya.
Karena sifatnya yang sangat teknis, mahasiswa yang menulis skripsi, tesis,
atau disertasi diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas yang terdapat dalam
Microsoft Office Word, misalnya, untuk membuat daftar isi dari skripsi yang mereka
buat. Pembuatan daftar isi dengan fasilitas ini akan memerlukan pengetahuaan
penggunaan Microsoft Office Word dengan teknik khusus, namun akan sangat
9
i. Daftar Tabel (jika ada)Daftar tabel menyajikan informasi mengenai tabel-tabel yang digunakan
dalam isi skripsi, tesis, atau disertasi beserta judul tabel dan posisi halamannya
secara berurutan. Nomor tabel pada daftar tabel ditulis dengan dua angka Arab,
dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor urut bab dan
nomor urut tabel di dalam skripsi.
Contoh :
Tabel 1.5., artinya tabel pada Bab I nomor 5.
Seperti halnya untuk pembuatan daftar isi, penulisan daftar tabel juga sangat
bersifat teknis. Para penulis skripsi, tesis, dan disertasi diharapkan menguasai
keterampilan penggunaan fasilitas Microsoft Office Word secara mumpuni,
sehingga memudahkan mereka dalam melakukan format dokumen.
j. Daftar Gambar (jika ada)
Daftar gambar sama seperti fungsi daftar-daftar lainnya, yaitu menyajikan
gambar secara berurutan, mulai dari gambar pertama sampai dengan gambar terakhir
yang tercantum dalam skripsi. Nomor gambar pada daftar gambar ditulis dengan dua
angka Arab, dicantumkan secara berurutan yang masing-masing menyatakan nomor
urut bab dan nomor urut gambar.
Contoh :
Gambar 2.3., artinya gambar pada Bab II nomor 3.
k. Daftar Lampiran
Daftar lampiran menyajikan lampiran secara berurutan mulai dari lampiran
pertama sampai dengan lampiran terakhir. Berbeda dengan daftar tabel dan daftar
gambar, nomor lampiran didasarkan pada kemunculannya dalam skripsi. Lampiran
yang pertama kali disebut dinomori Lampiran 1. dan seterusnya.
Contoh:
10
B. Format Penelitian KuantitatifBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Definisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori
B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Teoritis D. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Desain Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengambilan Sampel E. Pengumpulan Data
F. Validasi Instrumen Penelitian G. Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
B. Pengujian Persyaratan Analisis C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
11
C. Format Penelitian KualitatifBAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C.Rumusan Masalah D.Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Penjelasan Istilah
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori
B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Teoritis
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Pendekatan dan Jenis Penelitian C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Sampling E. Alat Pengumpulan Data F. Keabsahan Temuan Penelitian G. Analisis Data
H. Prosedur Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi
B. Deskripsi Temuan Penelitian C. Pembahasan
12
D. Format Penelitian Tindakan KelasBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Penjelasan Istilah
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori
B. Penelitian yang Relevan C. Kerangka Pemikiran D. Hipotesis Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian
B. Subjek Penelitian C. Metode Penelitian D. Prosedur Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data F. Instrumen Penelitian G. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus D. Pembahasan
13
E. Penjelasan Format Penelitian1. Bab I: Pendahuluan
Bab pendahuluan dalam skripsi pada dasarnya menjadi bab perkenalan. Pada
bagian di bawah ini disampaikan struktur bab pendahuluan yang diadaptasi dari Evans,
Gruba dan Zobel (2014) dan juga Paltridge dan Starfield (2007).
a. Latar belakang masalah
Bagian ini memaparkan konteks penelitian yang dilakukan. Penulis harus
dapat memberikan latar belakang mengenai topik atau isu yang akan diangkat dalam
penelitian secara menarik sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi dewasa
ini. Pada bagian ini penulis harus mampu memosisikan topik yang akan diteliti
dalam konteks penelitian yang lebih uas dan mampu menyatakan adanya gap (kekosongan) yang perlu diisi dengan melakukan pendalaman terhadap topik yang
akan diteliti. Pada bagian ini sebaiknya ditampilkan juga secara ringkas hasil
penelusuran literatur terkait teori dan temuan dari peneliti sebelumnya mengenai
topik yang akan diteliti lebih lanjut.
b. Rumusan masalah
Bagian ini memuat identifikasi spesifik mengenai permasalahan yang akan
diteliti. Perumusan permasalahan penelitian lazimnya ditulis dalam bentuk
pertanyaan penelitian. Jumlah pertanyaan penelitian yang dibuat disesuaikan
dengan sifat dan kompleksitas penelitian yang dilakukan, namun tetap
mempertimbangkan urutan dan kelogisan posisi pertanyaannya. Dalam pertanyaan
penelitian yang dibuat, umunya penulis mengidentifikasi topik atau variabel-variabel
yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif pertanyaan penelitian biasanya mengindikasikan pola yang akan dicari,
yakni apakah sebatas untuk mengetahui bagaimana variabel tersebar dalam sebuah
populasi, mencari hubungan antara variabel satu dengan yang lain, atau untuk
mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara satu varibel dengan variabel
14
c. Tujuan penelitianTujuan penelitian sesungguhnya akan tercermin dari perumusan
permasalahan yang disampaikan sebelumnya. Namun demikian, penulis diharapkan
dapat mengidentifikasi dengan jelas tujuan umum dan khusus dari penelitian yang
dilaksanakan sehingga dapat terlihat jelas cakupan yang akan diteliti. Tak jarang,
tujuan inti penelitian justru terletak tidak pada pertanyaan penelitian pertama namun
pada pertanyaan penelitian terakhir, misalnya. Hal ini dimungkinkan karena
pertanyaan-pertanyaan awal tersebut merupakan langkah-langkah awal yang
mengarahkan penelitian pada pencapaian tujuan sesungguhnya. Dalam penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif, penulis dapat pula menyampaikan
hipotesis penelitiannya karena pada dasarnya hipotesis penelitian adalah apa yang
ingin diuji oleh peneliti. Dalam kata lain, tujuan penelitian memang diarahkan untuk
menguji hipotesis tertentu. Secara posisi penulisannya, hipotesis penelitian dalam
artian penyampaian posisi peneliti dapat ditulis pada bagian ini atau dibuat dalam
subbagian yang berbeda setelah bagian ini. Secara lebih rinci penulisan hipotesis
penelitian disampaikan pada bab III yang membahas metode penelitian.
d. Manfaat penelitian
Bagian ini memberikan gambaran mengenai nilai lebih atau kontribusi yang
dapat diberikan oleh hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat/ signifikansi penelitian
ini dapat dilihat dari salah satu atau beberapa aspek yang meliputi: (1) manfaat
/signifikansi dari segi teori (mengatakan apa yang belum atau kurang diteliti dalam
kajian pustaka yang merupakan kontribusi penelitian), (2) manfaat/ signifikansi dari
segi kebijakan (membahas perkembangan kebijakan formal dalam bidang yang dikaji
dan memaparkan data yang menunjukkan betapa seringnya masalah yang dikaji
muncul dan betapa kritisnya masalah atau dampak yang ditimbulkannya), (3)
manfaat/ signifikansi dari segi praktik (memberikan gambaran bahwa hasil penelitian
dapat memberikan alternatif sudut pandang atau solusi dalam memecahkan masalah
spesifik tertentu), dan (4) manfaat/ signifikansi dari segi isu serta aksi sosial
(penelitian mungkin bisa dikatakan sebagai alat untuk memberikan pencerahan
15
2. Bab II: Kajian pustakaBagian kajian pustaka dalam skripsi memberikan konteks yang jelas terhadap
topik atau permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Bagian ini memiliki peran yang
sangat penting. Melalui kajian pustaka ditunjukkan the state of the art dari teori yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti.
Pada prinsipnya kajian pustaka/ landasan teoretis ini berisikan hal-hal sebagai
berikut:
a. konsep-konsep, teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum, model-model, dan
rumus-rumus utama serta turunannya dalam bidang yang dikaji;
b. penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti, termasuk prosedur,
subjek, dan temuannya;
c. posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.
Pada bagian ini, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memosisikan
kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah
yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut, peneliti menjelaskan posisi/
pendiriannya disertai dengan alasan-alasan yang logis. Bagian ini dimaksudkan untuk
menampilkan "mengapa dan bagaimana" teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu
diterapkan oleh peneliti dalam penelitiannya, misalnya dalam merumuskan
asumsi-asumsi penelitiannya.
Ada beberapa perbedaan mendasar yang perlu digarisbawahi terkait bagaimana
teori dikaji pada skripsi, tesis, dan disertasi. Paltridge dan Starfield (2007)
mengemukakan beberapa ciri yang membedakan tingkat dan sifat kajian pustaka untuk
penulisan skripsi, tesis dan disertasi yang disampaikan di bawah ini.
a. Pemaparan kajian pustaka dalam skripsi lebih bersifat deskriptif, berfokus pada
topik, dan lebih mengedepankan sumber rujukan yang terkini.
b. Pemaparan kajian pustaka dalam tesis lebih bersifat analitis dan sumatif, mencakup
isu-isu metodologis, teknik penelitian dan juga topik-topik yang berkaitan.
c. Pemaparan kajian pustaka dalam disertasi lebih mengedepankan sintesis teori secara
analitis, yang mencakup semua teori yang dikenal mengenai topik tertentu, termasuk
teori-teori yang dikaji dalam bahasa yang berbeda. Dalam disertasi harus dilakukan
16
kritis juga perlu dilakukan terhadap kajian-kajian yang dilakukan oleh penelitisebelumnya. Dalam hal ini kedalaman dan keluasan pembahasan tradisi filosofis dan
keterkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian perlu dilakukan.
3. Bab III: Metode penelitian
Bagian ini merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian yang
mengarahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana peneliti merancang alur
penelitiannya dari mulai pendekatan penelitian yang diterapkan, instrumen yang
digunakan, tahapan pengumpulan data yang dilakukan, hingga langkah-langkah analisis
data yang dijalankan.
Secara umum akan disampaikan pola paparan yang digunakan dalam
menjelaskan bagian metode penelitian dari sebuah skripsi, tesis, atau disertasi dengan
dua kecenderungan, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Berikut disampaikan kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk
skripsi yang menggunakan pendekatan kuantitatif (terutama untuk survei dan
eksperimen) yang diadaptasi dari Creswell (2009).
a. Desain penelitian
Pada bagian ini penulis/ peneliti menyampaikan secara eksplisit apakah
penelitian yang dilakukan masuk pada kategori survei (deskriptif dan korelasional)
atau kategori eksperimental. Lebih lanjut pada bagian ini disebutkan dan dijelaskan
secara lebih detil jenis desain spesifik yang digunakan (misal untuk metode
eksperimental: true experimental atau quasi experimental). b. Partisipan
Peneliti pada bagian ini menjelaskan partisipan yang terlibat dalam penelitian.
Jumlah partisipan yang terlibat, karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar
pertimbangan pemilihannya disampaikan untuk memberikan gambaran jelas kepada
para pembaca.
c. Populasi dan sampel
Pemilihan atau penentuan partisipan pada dasarnya dilalui dengan cara
penentuan sampel dari populasi. Dalam hal ini peneliti harus memberikan paparan
17
melibatkan manusia, untuk bidang ilmu tertentu, teknik sampling juga dapatdilakukan untuk hewan, benda mati, atau zat tertentu.
d. Instrumen penelitian
Pada bagian ini disampaikan secara rinci mengenai instrumen/ alat
pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian ini dapat
berupa angket, catatan observasi, atau soal test. Penjelasan secara rinci terkait jenis
instrumen, sumber instrumen (apakah membuat sendiri atau menggunakan yang telah
ada), pengecekan validitas dan realibilitasnya, serta teknis penggunaannya
disampaikan pada bagian ini.
e. Prosedur penelitian
Bagian ini memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian yang
dilakukan terutama bagaimana desain penelitian dioperasionalkan secara nyata.
Terutama untuk jenis penelitian eksperimental, skema atau alur penelitian yang dapat
disertai notasi dan unsur-unsurnya disampaikan secara rinci. Identifikasi jenis
variabel beserta perumusan hipotesis penelitian secara statistik (dengan notasi)
dituliskan secara eksplisit sehingga menguatkan kembali pemahaman pembaca
mengenai arah tujuan penelitian.
f. Analisis data
Pada bagian ini secara khusus disampaikan jenis analisis statistik beserta jenis
software khusus yang digunakan (misal: SPSS). Statistik deskriptif dan inferensial
yang mungkin dibahas dan dihasilkan nantinya disampaikan beserta langkah-langkah
pemaknaan hasil temuannya.
Sementara itu untuk penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif,
kecenderungan alur pemaparan metode penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi,
seperti diadaptasi dari Creswell (2011), relatif lebih cair dan sederhana, dengan berisikan
unsur-unsur di bawah ini.
a. Desain Penelitian
Bagian ini menjelaskan jenis desain penelitian yang digunakan dengan
menyebutkan, bila memungkinkan, label khusus yang masuk kategori desain
18
b. Partisipan dan tempat penelitianBagian ini terutama dimunculkan untuk jenis penelitian yang melibatkan
subjek manusia sebagai sumber pengumpulan datanya. Pertimbangan pemilihan
partisipan dan tempat penelitian yang terlibat perlu dipaparkan secara jelas.
c. Pengumpulan data
Pada bagian ini dijelaskan secara rinci jenis data yang diperlukan, instrumen
apa yang digunakan, dan tahapan-tahapan teknis pengumpulan datanya. Sangat
dimungkinkan bahwa pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lebih dari
satu instrumen dalam rangka triangulasi untuk meningkatkan kualitas dan realibilitas
data.
d. Analisis data
Pada bagian ini penulis diharapkan dapat menjelaskan secara rinci dan jelas
langkah-langkah yang ditempuh setelah data berhasil dikumpulkan. Apabila ada
kerangka analisis khusus berdasarkan landasan teori tertentu, penulis harus mampu
menjelaskan bagaimana kerangka tersebut diterapkan dalam menganalisis data yang
diperoleh agar dapat menghasilkan temuan untuk menjawab pertanyaan penelitian
yang diajukan. Secara umum dalam alur analisis data kualitatif, peneliti berbicara
banyak mengenai langkah-langkah identifikasi, kategorisasi, kodifikasi, reduksi,
pemetaan pola, dan sintesis dari hasil pelaksanaan rangkaian tahapan tersebut.
Penjelasan mengenai unsur-unsur yang umumnya muncul dalam bab mengenai
metode penelitian, baik yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif di atas
pada dasarnya masih mungkin mengalami variasi dan penyesuaian sesuai dengan
kekhasan bidang kajian yang diteliti. Apa yang disampaikan merupakan panduan yang
berisikan elemen-elemen penting yang dapat menjadi payung bagi penulisan skripsi di
lingkungan STKIP PTT.
4. Bab IV: Temuan dan pembahasan
Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan
hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai
dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian
19
Dalam pemaparan temuan penelitian beserta pembahasannya, Sternberg(1988:54) menyatakan ada dua pola umum yang dapat diikuti, yakni pola nontematik
dan tematik. Cara nontematik adalah cara pemaparan temuan dan pembahasan yang
dipisahkan, sementara cara tematik adalah cara pemaparan temuan dan pembahasan
yang digabungkan. Dalam hal ini, dia lebih menyarankan pola yang tematik, yakni
setiap temuan kemudian dibahas secara langsung sebelum maju ke temuan berikutnya.
Tabel 3.1
Pola Pemaparan Nontematik dan Tematik
Cara Nontematik Cara Tematik
Temuan
rujukan, pastikan bahwa dalam memaparkan setiap temuan dan pembahasannya, penulis/
peneliti mengingat betul rumusan permasalahan yang telah diajukan di awal penelitian.
Hal ini untuk memastikan bahwa temuan dan pembahasan yang disampaikan betul-betul
menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Pada bagian di bawah ini disampaikan secara umum kecenderungan pola
pemaparan temuan dan pembahasan untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif secara terpisah.
Penyajian data dalam pemaparan temuan dan pembahasan, terutama untuk
penelitian kuantitatif, menurut American Psychological Association (2010), pada
dasarnya memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a. Eksplorasi, yaitu penyajian data memang ditujukan untuk memahami apa yang ada
20
b. Komunikasi, dalam pengertian bahwa data tersebut telah dimaknai dan akandisampaikan kepada para pembaca.
c. Kalkulasi, dalam pengertian bahwa data tersebut dapat dipergunakan untuk
memperkirakan beberapa nilai statistik untuk pemaknaan lebih lanjut.
d. Penyimpanan, dalam pengertian bahwa data tersebut digunakan untuk keperluan
pembahasan dan analisis lanjutan;
e. Dekorasi, dalam pengertian bahwa penyajian data memang ditujukan untuk menarik
perhatian pembaca dan membuatnya menarik secara visual.
Pemaparan temuan penelitian kuantitatif seperti yang dijelaskan oleh American
Psychological Association (2010) biasanya didahului oleh penyampaian hasil
pengolahan data yang dapat berbentuk tabel atau grafik yang di dalamnya berisikan
angka statistik baik yang bersifat deskriptif maupun inferensial mengenai
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Hal yang perlu diingat di sini
adalah prinsip-prinsip penting terkait bagaimana data disajikan agar memudahkan
pembaca memahami hasil penelitian yang telah dilakukan.
Setelah peneliti menyajikan temuan dalam bentuk yang sesuai dengan tujuan
yang jelas, baik itu grafik, tabel dll., apa yang perlu dilakukan adalah menyertai tampilan
tersebut dengan ringkasan penjelasan sehingga temuan tersebut menjadi lebih bermakna.
Penjelasan yang dibuat dilakukan sesuai dengan kondisi data apa adanya, tidak
mengurangi dan tidak melebih-lebihkan. Apa yang disampaikan dapat berupa
pembacaan terhadap bentuk dan pola visual yang muncul, atau nilai statistik tertentu
sesuai dengan pola distribusi yang dapat dilihat. Dalam tahapan ini, peneliti harus
mampu menunjukan pola apa yang menarik, pola apa yang muncul di luar dugaan, dan
juga pola apa yang mungkin dianggap aneh atau rancu.
Di bagian pembahasan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah (1) melihat kembali
pertanyaan penelitian beserta hipotesis penelitian yang telah dirumuskan, (2) melakukan
pengaitan hasil temuan dengan kajian pustaka relevan yang telah ditulis sebelumnya, dan
(3) melakukan evaluasi terhadap potensi kelemahan penelitian (seperti: bias, ancaman
lain terhadap validitas internal, dan keterbatasan lain yang dimiliki oleh penelitian).
Peneliti pada umumnya menyatakan apakah akan menolak atau menerima
21
beranjak membahas kesamaan atau perbedaan temuan penelitian dengan hasil temuanpenelitian lain sebelumnya agar peneliti dapat memberikan konfirmasi dan klarifikasi
terhasil hasil temuannya. Segala bentuk keterbatasan penelitian perlu disampaikan
sebagai bentuk evaluasi keseluruhan.
Beberapa contoh redaksi inti pembahasan temuan penelitian kuantitatif dalam
menjawab pertanyaan penelitian dapat dilihat di bawah ini.
a. Terdapat hubungan negatif yang kuat antara waktu menonton TV dengan IP yang
diperoleh oleh mahasiswa, r (35) =- ,87. p < ,05. (untuk menyatakan korelasi)
b. Ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan metode penilaian
group project - based assessment (x = 87,5) dengan kelas yang menggunakan
individual report assessment (x = 60,3), t(42) = 34,7, p< ,05. (untuk menyatakan hasil eksperimen)
Sementara itu, dalam pemaparan temuan dan pembahasan pada penelitian
kualitatif, peneliti menyampaikan hasil analisis data dan mengevaluasi apakah temuan
utama yang dihasilkan dari analisis data tersebut menjawab pertanyaan penelitian yang
diajukan (Burton, 2002:71). Bagian temuan dan pembahasan sebaiknya dimulai dengan
ringkasan singkat mengenai temuan penelitian, dengan mengatakan kembali tujuan
penelitian.
Penelitian kualitatif biasanya lebih menggunakan metode deskriptif untuk
menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa dianalisis secara
statistik (Burton, 2002:71). Dalam memahami data kualitatif, seperti dikatakan oleh
Lincoln dan Guba (Rudestam & Newton, 1992), peneliti harus melakukan analisis
induktif, dan dalam analisis ini ada dua kegiatan yang dilakukan. Pertama adalah
pengelompokan (unitizing), yaitu kegiatan memberikan kode yang mengidentifikasi unit informasi yang terpisah dari teks. Kedua adalah kategorisasi (categorizing), yaitu menyusun dan mengorganisasikan data berdasarkan persamaan makna.
Proses ini memerlukan revisi, modifikasi dan perubahan yang berlangsung terus
menerus sampai unit baru dapat ditempatkan dalam kategori yang tepat dan pemasukan
unit tambahan menjadi suatu kategori dan tidak memberi informasi baru. Dalam
memaparkan data, menurut Rudestam dan Newton (1992:111), peneliti kualitatif sangat
22
disarankan oleh Silverman (2005), penelitian kualitatif perlu memperlihatkan upayauntuk membahas setiap potongan data yang telah berhasil dikumpulkan.
Penulis skripsi, baik dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif,
seyogianya memperhatikan bahwa data tidak sama pentingnya. Dengan demikian, data
juga sebaiknya dipaparkan berdasarkan tingkat signifikansinya dalam penelitian yang
dilakukan. Penulis, seperti disarankan oleh Crasswell (2005:199), perlu bertanya tentang
beberapa hal yang disampaikan di bawah ini.
a. Apa yang dianggap paling penting tentang temuan penelitian secara umum dan
mengapa?
b. Temuan mana yang tampaknya lebih penting dan kurang penting dan mengapa?
c. Apakah ada temuan yang harus saya perhatikan secara khusus dan mengapa?
d. Apakah ada sesuatu yang aneh atau tidak biasa dalam temuan penelitian yang perlu
disebutkan dan mengapa?
e. Apakah metodologi yang dipakai atau faktor lain telah memengaruhi interpretasi
saya tentang temuan penelitian dan apakah ini merupakan sesuatu yang perlu
dibahas? Misalnya, bias yang bisa muncul dalam desain penelitian
Perlu diperhatikan bahwa dalam memaparkan temuan, penulis hendaknya
memaparkannya secara proporsional, dan membahasnya secara analitis. Dengan
memperhatikan kelima pertanyaan di atas, penulis skripsi dapat menghindari pemaparan
temuan penelitian yang terlalu banyak.
Dalam membahas data, baik data kuantitatif maupun kualitatif, ada beberapa
tahap yang harus dilakukan:
a. menjelaskan bagaimana data bisa menjawab pertanyaan penelitian;
b. membuat pernyataan simpulan;
c. membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan
implikasi hasil penelitian (kalau memungkinkan) (Sternberg, 1988:53).
Dalam hal pengorganisasiannya, struktur organisasi atau elemen yang biasanya
ada dalam pembahasan data dapat berupa:
a. latar belakang penelitian (informasi mengenai latar belakang penelitian);
b. pernyataan hasil penelitian (statement of results);
23
d. referensi terhadap penelitian sebelumnya;e. penjelasan mengenai hasil penelitan yang tidak diharapkan, yakni penjelasan yang
dibuat untuk mengemukakan alasan atas munculnya hasil atau data yang tidak
diduga atau tidak diharapkan (kalau memang ini benar) atau data yang berbeda
dengan temuan penelitian sebelumnya;
f. pemberian contoh, yaitu contoh untuk mendukung penjelasan yang diberikan dalam
tahap no. 5 di atas;
g. deduksi atau pernyataan, yaitu membuat pernyatan yang lebih umum yang muncul
dari hasil penelitian, misalnya menarik simpulan, dan menyatakan hipotesis;
h. dukungan dari penelitian sebelumnya, yaitu mengutip penelitian sebelumnya untuk
mendukung pernyataan yang dibuat;
i. rekomendasi, yaitu membuat rekomendasi untuk penelitian yang akan datang;
j. pembenaran penelitian yang akan datang, yakni memberikan argumentasi mengapa
penelitian yang akan datang direkomendasikan (Paltridge & Starfield, 2007:147).
Perlu diperhatikan bahwa kesalahan yang umum ditemukan dalam menulis bab
pembahasan adalah bahwa penulis gagal kembali kepada kajian pustaka yang telah
ditulis dalam Bab II dalam mengintegrasikan hasil penelitian dengan penelitian empiris
lain yang meneliti topik atau fenomena yang sama (Rudestam & Newton, 1992).
Pembahasan atau diskusi yang baik melekatkan masing-masing temuan penelitan engan
konteks teori yang dipaparkan dalam kajian pustaka.
Dengan demikian, dalam bagian pembahasan, penulis perlu kembali pada
kajian pustaka untuk mahami lebih baik temuan penelitian dan mencari bukti yang
mengonfirmasi atau yang bertentangan dengan data atau hasil penelitian yang ada.
Dalam bagian pembahasan data, pernyataan seperti di bawah ini, seharusnya sering
muncul.
“(Tidak) seperti penelitian yang dilakukan oleh …, yang menggunakan ..., penelitian ini menemukan bahwa ...”.
Dalam membahas data, penulis skripsi, tesis, atau disertasi sebaiknya bertanya
dalam hal apa atau sejauh mana temuan penelitiannya itu sesuai, atau mendukung, atau
24
tidak, mengapa dan aspek apa yang mungkin diteliti lebih lanjut untuk memperbaikipengetahuan yang ada sekarang.
5. Bab V: Penutup
Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan saran, yang menyajikan penafsiran dan
pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan
hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif
cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian
padat.
Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi penulisan simpulan dengan cara uraian
padat lebih baik daripada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus menjawab
pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Selain itu, simpulan tidak mencantumkan
lagi angka-angka statistik hasil uji statistik. Implikasi dan saran yang ditulis setelah
simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil
penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk
melakukan penelitian selanjutnya, dan kepada pemecahan masalah di lapangan atau
follow up dari hasil penelitian.
Dalam menawarkan saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya saran atau
rekomendasi dipusatkan pada dua atau tiga hal yang paling utama yang ditemukan oleh
penelitian. Akan lebih baik apabila penulis menyarankan penelitian yang melangkah
25
BAB IVTATA TULIS SKRIPSI
A. Tata Ketik
1. Format
Laporan penelitian diketik (dengan komputer) pada kertas HVS (70 – 80 gram)
berukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dan menggunakan warna huruf hitam yang jelas
dengan ketebalan yang sama dari halaman awal sampai dengan halaman akhir.
2. Pengetikan
a. Laporan penelitian diketik 2 spasi dengan menggunakan kalimat pasif.
b. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12.
c. Pengetikan naskah harus menggunakan font (bentuk) huruf yang sama pada
keseluruhan teks.
3. Jarak Tepi
a. Batas atas 4 cm (dari tepi atas kertas).
b. Batas bawah 3 cm (dari tepi bawah kertas).
c. Batas kiri 4 cm (dari tepi kiri kertas).
d. Batas kanan 3 cm (dari tepi kanan kertas).
e. Setiap alenia baru, dimulai pada jarak 1,5 cm dari margin kiri.
4. Nomor Halaman
a. Mulai dari Bab I hingga akhir laporan penelitian diberi nomor halaman urut dengan
angka Arab dimulai dengan angka 1.
b. Nomor halaman pada lampiran, meskipun merupakan kelanjutan dari nomor halaman
sebelumnya, tetapi halaman asli (jika ada) naskah yang dilampirkan tidak boleh
dihilangkan.
c. Semua nomor halaman diketik di sebelah kanan atas, dengan jarak 3 cm dari tepi
kanan maupun tepi atas kertas (kecuali untuk halaman judul bab ditulis di tengah
26
d. Hal-hal yang bersifat pengantar pada halaman depan (sebelum Bab I) diberi nomordengan angka Romawi berupa huruf kecil, seperti i, ii, iii, dan seterusnya.
5. Sistem Penomoran pada Isi Laporan
Penomoran menggunakan tata urutan sebagai berikut:
Tingkat pertama, menggunakan angka Romawi besar, seperti I, II
Tingkat kedua, menggunakan huruf Latin besar, seperti A, B
Tingkat ketiga, menggunakan angka Arab, seperti 1, 2
Tingkat keempat, menggunakan huruf Latin kecil, seperti a, b
Tingkat kelima, menggunakan angka Arab dengan satu kurung: 1), 2)
Tingkat keenam, menggunakan huruf Latin kecil dengan satu kurung, seperti a), b)
Tingkat ketujuh, menggunakan angka Arab dengan dua kurung: (1), (2)
Tingkat kedelapan, dengan huruf Latin kecil dengan dua kurung: (a), (b)
6. Penyajian Tabel
Penyajian data dalam tabel dapat dipandang sebagai salah satu cara untuk
mempermudah pemahaman pembaca terhadap informasi yang bersifat kuantitatif.
Dengan disajikan dalam tabel, pembaca dapat menginterpretasikan (menafsirkan) data
secara lebih cepat, juga dalam menemukan hubungan-hubungannya. Oleh karena itu,
seharusnya tabel dibuat secara sederhana dan dipusatkan pada ide-ide yang penting saha.
Memasukkan terlalu banyak data ke dalam suatu tabel dapat mengurangi nilai
penyajiannya. Lebih baik menggunakan banyak tabel yang sederhana daripada sedikit
tabel yang isinya terlalu banyak dan kompleks.
Penyajian tabel dalam karya ilmiah, termasuk skripsi, ada tata caranya
tersendiri, yaitu:
a. Semua tabel diberi nomor urut dengan angka Arab, seperti: 1, 2, 3 dan penomoran
dengan penunjuk bab, seperti 4.1, yang artinya tabel tersebut terdapat pada bab IV dan
muncul pertama pada bab tersebut. Jadi, untuk setiap bab, nomor urut tabel dimulai
dari nomor 1.
b. Judul tabel ditempatkan di atas tabel dengan huruf kapital pada setiap awal kata,
27
c. Judul tabel yang lebih dari satu baris, baris kedua dan seterusnya ditulis sejajardengan huruf awal judul dan ditulis dengan jarak satu spasi. Judul tabel tidak diakhiri
tanda titik.
d. Antara teks sebelum tabel dan teks sesudah tabel diberi jarak 3 spasi.
e. Dalam dalam tabel ditulis dengan spasi tunggal.
f. Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai nama akhir
penulis, tahun publikasi dan nomor halaman di bawah tabel.
g. Jika suatu tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), tabel harus ditempatkan
pada halaman tersendiri. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman)
sebaiknya diintegrasikan dengan teks.
h. Tabel dan gambar yang disajikan harus diberi interpretasi berupa simpulan mengenai
pola atau kecenderungan yang terlihat pada data, bukan berupa pernyataan yang
mengulang isi tabel.
Contoh:
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil dan ketuntasan belajar siswa
No Nama Siswa Pra
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 001 70 85 100
2 002 65 85 100
3 003 55 75 80
4 004 60 80 85
5 005 50 70 85
6 006 60 80 80
7 007 65 80 100
8 008 55 75 80
9 009 35 55 75
10 010 60 80 90
11 011 50 70 80
12 012 40 60 80
Jumlah 665 895 1035
Rata-rata 55,41 74,58 86,25 % Ketuntasan
belajar
28
7. Penyajian GambarIstilah gambar mengacu pada grafik, diagram, bagan, foto, peta, chart, denah, dan
gambar lainnya. Melalui gambar, dapat disajikan data secara visual yang dapat dengan
mudah dipahami dan menarik perhatian pembaca.
Penyajian gambar dalam skripsi hendaknya mengikuti beberapa pedoman sebagai
berikut:
a. Semua gambar dinomori dengan angka Arab seperti pada tabel
b. Judul gambar ditulis di bawah gambar, tidak di atasnya. Cara penulisan judul gambar
sama dengan judul tabel.
c. Gambar hendaknya yang sederhana sehingga dapat menyampaikan ide dengan jelas
dan mudah dipahami meskipun tanpa penjelasan secara tekstual. Meskipun
demikian, penulis tetap perlu memberikan penjelasan/ interpretasinya terhadap
setiap gambar yang disajikannnya.
d. Gambar hendaknya digunakan secara hemat karena teks yang terlalu banyak disertai
gambar dapat mengurangi nilai penyajian data.
e. Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus ditempatkan pada
halaman tersendiri
Contoh:
Gambar 2.1.
Matematisasi Konseptual (Hadi, 2005:19)
8. Penerapan Kaidah Ejaan dan Penulisan Kata
Untuk naskah berbahasa Indonesia, tata cara penggunaan tanda baca, penulisan
huruf, dan penulisan kata harus disesuaikan dengan rambu-rambu yang termuat dalam
buku Pedoman Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Kamus Besar Bahasa
Dunia nyata
Abstraksi dan formalisasi Matematisasi dalam
29
Indonesia terbitan Balai Pustaka. Beberapa kaidah ejaan dan penulisan kata yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul, subjudul, maupun anak subjudul
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimat, tetapi jika anak kalimat mengikuti induk kalimat tidak dipakai koma.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa,
tetapi tidak dipakai pada kata bentukannya. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Batak,
bahasa Inggris, mengindonesiakan.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, tetapi tidak
untuk yang bukan nama diri, misalnya: SD Negeri Langgini 1, SMP Negeri 1,
Program Studi Matematika, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, di sekolah
menengah itu, suatu program studi.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur kata ulang pada nama
badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Taman Kanak-Kanak Pertiwi, Yayasan Ilmu-Ilmu
Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
f. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan. Misalnya: buku Negarakertagama karangan Prapanca, surat
kabar Suara Karya.
g. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya:
a) Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana. b) Weltanschauung diterjemahkan menjadi ‘pandangan dunia’.
h. Imbuhan (awalan dan atau akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: memublikasi, menyosialisasikan, mengoordinasi, memproduksi,
mengklasifikasi, pemprograman, menetralkan.
i. Awalan dan akhiran pada gabungan kata ditulis serangkai. Misalnya:
30
j. Gabungan kata yang salah satu unsurnya hanya dipakai sebagai kombinasi ditulisserangkai, tetapi tidak untuk gabungan kata yang bukan kombinasi. Misalnya:
antarnegara, elektromagnetik, mancanegara, pascapanen, semikonduktor,
nonkolaborasi, terima kasih, tanggung jawab, budi daya.
k. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: di dalam, di mana, ke mana, di antaranya, di samping itu, dari mana, dari
siapa.
l. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik. Misalnya: Cu (kuprum), kVA (kilovolt ampere), l (liter), kg
(kilogram, Rp (rupiah).
m. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata tidak terdapat pada awal kalimat. Misalnya:
a) Empat puluh lima persen siswa kurang aktif dalam diskusi.
b) Ada 45% siswa yang tidak aktif selama pembelajaran Biologi.
n. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
pemilu (pemilihan umum).
o. Penulisan kata serapan disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia.
Misalnya: praktik (bukan praktek), objek (bukan obyek), subjek (bukan subyek),
survai (bukan survei), analisis (bukan analisa).
9. Penulisan Judul Bab, Subbab, dan Anak Subbab
a. Judul Bab
Judul bab diketik dengan huruf besar (kapital) pada halaman baru dengan jarak 4 cm
dari tepi atas kertas, bold, dan diletakkan di tengah b. Judul Subbab
31
c. Judul Anak SubbabHuruf pertama setiap kata, kecuali kata tugas, ditulis dengan huruf kapital, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
d. Jika ada tingkatan judul yang lebih rendah, huruf pertama, kecuali kata tugas, ditulis
dengan huruf besar, bold, dan diletakkan di tepi kiri.
e. Jika ada tingkatan yang lebih rendah lagi, huruf pertama ditulis dengan huruf besar,
bold, dan diletakkan di tepi kiri.
Contoh penempatan judul bab, subbab, dan anak subbab:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPS di SD
a. Definisi Pembelajaran IPS
b. Tujuan Pembelajaran IPS
c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3) Sistem Sosial dan Budaya
4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian a …
2. Penelitian b …
3. Penelitian c …
C. Kerangka Teoritis
32
B. Penulisan Sumber Kutipan1. Batasan Kutipan
Kutipan adalah salinan suatu ide/konsep/temuan orang ke dalam karya tulis kita.
Membuat kutipan bukanlah hal yang salah, bahkan seharusnya dilakukan dalam
penulisan karya ilmiah. Akan tetapi, kesan bahwa kajian teori hanya berupa kumpulan
kutipan harus dihindari. Untuk itu, kutipan-kutipan yang dibuat harus berselangseling
dengan interpretasi dan argumentasi dari penulis. Dengan demikian, tampak bahwa
penulis memiliki pendapat atau pandangan tertentu terhadap apa yang dikutip, dalam
kaitannya dengan masalah yang diteliti.
Informasi lengkap tentang sumber kutipan dituliskan dalam sebuah daftar yang
disebut Daftar Rujukan atau Daftar Pustaka. Format penulisan kutipan harus sama
dengan format yang dipakai pada penulisan daftar pustaka. Oleh karena itu, jika
penulisan kutipan menggunakan sistem American Psychological Association (APA),
yang biasa disebut sistem author-date ‘pengarang-tahun’, penulisan daftar pustaka juga harus menggunakan sistem tersebut
2. Jenis Kutipan
a. Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung adalah salinan dari ide/konsep/temuan orang lain
yang disampaikan dengan kata-kata penulis sendiri. Sumber yang dikutip tidak
langsung misalnya pendapat pakar atau temuan hasil penelitian yang memungkinkan
untuk diambil inti sarinya.
b. Kutipan langsung
Kutipan langsung adalah salinan ide/konsep/temuan orang lain persis kata
per kata, termasuk tanda bacanya seperti teks aslinya. Sumber yang dikutip misalnya
pendapat pakar atau temuan peneliti yang disalin kata per kata karena penulis
khawatir salah dalam menginterpretasikan, bagian teks karya sastra, rumus, bagian
teks kitab suci, dan dokumen resmi negara seperti pasal dan ayat dalam
33
3. Tata Cara Penulisan Sumber Kutipan dengan Sistem APAa. Penulisan Kutipan Tidak Langsung
Pada sistem APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks
dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan
halaman karya yang dikutip. Contoh penulisannya seperti di bawah ini.
1) Nama penulis disebutkan dalam kalimat
2) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat
b. Penulisan Kutipan Langsung
Kutipan langsung pada sistem APA ditulis dengan menyebutkan nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang dikutip. Kutipan langsung
dibedakan atas dua jenis, yaitu kutipan langsung pendek dan kutipan langsung
panjang.
1) Kutipan langsung pendek
Kutipan langsung pendek adalah kalimat yang dikutip kurang atau sama dengan 40 kata (≤ 4 baris). Kutipan langsung pendek dituliskan dalam teks dengan memberi tanda petik/kutip di awal dan akhir kutipan. Contoh
penulisannya seperti di bawah ini.
Pembelajaran yang terprogram dan dirancang dengan baik tentu
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berkaitan dengan
pengertian hasil belajar, Sudiyarto memberikan batasan sebagai tingkat
penguasaan yang dicapai oleh pelajar setelah mengikuti program
pembelajaran (2004).
Pendidikan karakter terbukti memiliki kontribusi besar terhadap
kualitas luaran pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan salah satu
temuan penelitian bahwa siswa yang mendapat program pendidikan
karakter lebih cepat mendapat tempat magang daripada siswa yang tidak
34
a) Nama penulis disebutkan dalam kalimatAtau
b) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat
2) Kutipan langsung panjang
Kutipan langsung panjang adalah kalimat yang dikutip lebih dari 40 kata
(> 4 baris). Kutipan langsung panjang ditulis dalam paragraf tersendiri, dengan
jarak 5 ketuk/spasi dari margin kiri, dan jarak antarbaris 1 spasi. Teks yang
dikutip tidak perlu diberi tanda petik pada pembuka dan penutupnya. Contoh
penulisannya sebagai berikut ini.
Mengenai penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita
matematika, Budiyono (2004) berpendapat, “Langkah pertama dalam
penyelesaian soal cerita adalah menuliskan kalimat matematika dan siswa
sering melakukan kesalahan pada langkah ini karena tidak memahami maksud soal” (hlm. 131).
Mengenai penyebab kesulitan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika, Budiyono berpendapat, “Langkah pertama dalam penyelesaian soal cerita adalah menuliskan kalimat matematika dan siswa
sering melakukan kesalahan pada langkah ini karena tidak memahami maksud soal” (2004: 131).
Salah satu komponen penting dalam aktivitas belajar adalah
tujuan. Hal ini dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang menyatakan, ”Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh individu selalu berorientasi pada tujuan sehingga individu termotivasi beraktivitas
apabila ada tujuan jelas yang menuntunnya untuk bertindak” (Siskandar,
2009: 184). Oleh karena itu, dalam aktivitas membaca, tujuan membaca
harus dimiliki supaya pembaca dapat mengatur porsi perhatiannya
35
a) Nama penulis disebutkan dalam kalimatb) Nama penulis tidak disebutkan dalam kalimat
4. Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya
Berdasarkan jumlahnya, nama penulis dalam sumber kutipan dituliskan dengan
tata cara seperti yang termuat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Tata Cara Penulisan Nama Penulis Berdasarkan Jumlahnya
Jumlah Penulis Cara Penulisan Sumber Kutipan
Satu Penulis Smith (2007) atau (Smith, 2007)
Dua Penulis Smith dan Thomas, (2008) atau (Smith & Thomas, 2008) Wahab dan Sapriya, (2010) atau (Wahab dan Sapriya, 2010) Tiga/lebih penulis Smith, et al. (2009) atau (Smith, et al., 2009)
Sanusi, dkk. (2010) atau (Sanusi, dkk., 2010)
Lembaga/organisasi
Agar pembelajaran bahasa Inggris mencapai tingkat komunikatif,
Waluyo dkk (2004) menyatakan:
Dalam kaitannya dengan kinerja guru dan siswa di dalam kelas, disarankan agar jumlah siswa dalam setiap ruang kelas bahasa Inggris tidak terlalu banyak, yaitu hanya antara 20 hingga 25 siswa. Hal ini penting agar setiap siswa memperoleh giliran melakukan tugas dan menerima balikan yang memadai dari guru. Di samping itu, kelas yang kecil memudahkan guru mengelola kelas, khususnya dalam mengontrol perilaku berbahasa siswa (hlm. 96).
Seorang pakar pendidikan secara rinci merumuskan pengertian
minat dalam tiga batasan sebagai berikut:
36
Jumlah Penulis Cara Penulisan Sumber KutipanKutipan Pertama
Kutipan Berikutnya
Program for International Student Assessment (PISA, 2009) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud,
2005)
PISA (2009) atau (PISA, 2009)
Kemendikbud (2005) atau (Kemendikbud, 2005)
5. Memotong kutipan
Jika kutipan langsung tidak disalin satu kalimat secara utuh, penulisan harus
diberi tiga titik. Contoh:
Atau
6. Mengutip dari Website
Pada dasarnya mengutip dari website atau sumber elektronik sama dengan mengutip dari sumber tercetak. Yang dicantumkan adalah nama penulis, tahun
penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan langsung) atau jika tidak ada nomor halaman,
sebutkan nomor bab, nomor gambar, tabel atau paragraf. Jadi, alamat website tidak
perlu dituliskan dalam sumber kutipan. Alamat website dan informasi lain dituliskan
pada Daftar Pustaka. Contoh:
a. Kutipan
Saka (2010) menyatakan, “Kerja sama dalam kelompok dan antarkelompok dapat meningkatkan prestasi siswa…”(hlm. 41).
Pengertian trianggulasi metode adalah penggunaan berbagai metode untuk data yang
sama seperti yang dijelaskan Sutopo, “… dengan teknik pengumpulan data yang
berbeda pada sumber yang sama tersebut, peneliti bisa menarik simpulan ” (hlm.95).
Pendekatan berbeda dengan metode pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan
Sudrajat (2008:2) bahwa, “Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya sangat umum, yang di dalamnya mewadahi,
37
b. Daftar PustakaC. Penulisan Daftar Pustaka
Istilah yang digunakan dalam buku pedoman ini adalah DAFTAR PUSTAKA, bukan
DAFTAR RUJUKAN. Oleh karena itu, di dalamnya tercakup informasi tentang bahan
pustaka yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi atau tidak hanya meliputi
bahan pustaka yang terdapat dalam tubuh skripsi, tetapi juga yang menjadi bahan bacaan.
Urutan pustaka dalam daftar pustaka didasarkan pada urutan abjad dari huruf
pertama nama penulis. Identitas setiap bahan pustaka harus dinyatakan dengan lengkap dan
benar agar memudahkan pembaca menelusuri kembali. Oleh karena itu, bahan pustaka
hendaknya dipilih yang lengkap identitasnya. Identitas pustaka yang salah atau tidak lengkap
tidak akan banyak gunanya dan secara tidak langsung menunjukkan kualitas penulisnya.
1. Tata Cara Penulisan Nama Penulis
Untuk tujuan konsistensi dengan sistem APA dan keseragaman, penulisan nama
penulis pustaka diatur seperti pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Tata Cara Penulisan Nama Penulis dalam Daftar Pustaka
Nama Penulis
Berdasarkan Negara Nama Penulis
Penulisan pada
Daftar Pustaka
Nama penulis barat Constantine J. Alexopoulos Alexopoulos, C.J.
Nama Indonesia diikuti
Yayah Koswara Koswara, Y.
Nama Indonesia terdiri atas
satu kata
Sapriya
Sugiyanto
Sapriya
Sugiyanto
Sudrajat, A. (2008). Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Tekhnik, dan Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia dalam: