Hasil Diskusi Kelompok 1
Susunan Tim
•
Ketua : Jawa Timur
•
Sekretaris : DKI Jakarta
•
Presentan : Jawa Barat
•
Anggota:
– Bali
– Sulawesi Selatan – Sumatera Barat – Jawa Tengah
Sistematika
•
PPM (
Public Private Mix
)
Peran Provinsi dalam Kegiatan PPM di
Daerah
1. Identifikasi mitra terkait (organisasi profesi dlsb) 2. Membangun Jejaring dan Memperkuat Jejaring
termasuk melakukan fasilitasi kerjasama lintas batas wilayah
3. Mendorong penguatan regulasi terkait kegiatan PPM; Penyusunan SK di level provinsi melibatkan SKPD terkait berdasarkan kebutuhan masing-masing provinsi
4. Monitoring Evaluasi
Peran Dinas Kesehatan
Kabupaten Kota
1. Koordinator tim sekaligus anggota Tim
2. Pengorganisasian jejaring (kalau diperlukan, membuat surat keputusan pembentukan)
3. Mengkoordinir organisasi komunitas yang ada di wilayahnya 4. Program Management termasuk Pembiayaan
5. Surveilans (pelaksanaan dilakukan berkoordinasi dengan Puskesmas berdasarkan pembagian wilayah kerja) SK dikeluarkan oleh Dinas Kab/Kota
6. Supervisi terpadu (melibatkan pihak lain cth. organisasi profesi, lintas program)
Peran Rumah Sakit
1.Membentuk jejaring dan kolaborasi antar
unit layanan di RS
2.Memastikan layanan TB TOSS yg bermutu
sesuai standar
Peran Puskesmas
1.Memberikan layanan langsung mulai
dari penemuan kasus sampai
pengobatan tuntas (TB TOSS)
2.Menerima laporan dari layanan FKTP
lain di wilayah kerjanya
3.Melakukan penemuan secara aktif
bekerjasama dengan organisasi
Peran DPM/Klinik
1.Memberikan layanan TB TOSS yg
bermutu sesuai standar
2.Melaporkan kasus TB yg ditemukan
ke Puskesmas penanggungjawab
Peran Organisasi Profesi
Membina anggotanya di Kab/ Kota untuk menjalankan fungsi:
1. Di tempat praktik masing-masing
Sebagai praktisi ahli dalam pelayanan langsung pada pasien dan melaporkan notifikasi kasusnya di sistem di Kab/ Kota
2. Di Rumah Sakit
Sebagai tenaga ahli yang menjadi motivator dan mendorong terbentuknya layanan TB TOSS berkualitas
3. Dalam jejaring PPM di kab/kota
• Sebagai tenaga ahli klinis tim PPM di Kab/ Kota, melatih fasyankes
dan melakukan pembinaan melalui supervisi dan mentoring
• Menginformasikan nama anggota terlatih kepada Dinas terkait
• Pemilihan anggota tim yang akan dilibatkan dalam kegiatan PPM • Membentuk koalisi organisasi profesi yang terlibat dalam jejaring
Peran Komunitas
Membina komunitas di Kab/ Kota untuk
menjalankan:
1.Edukasi masyarakat
2.Penemuan kasus secara aktif
3.Memastikan pengobatan yang
Alokasi Pembiayaan Kegiatan PPM di
daerah
•
Pembiayaan untuk kegiatan PPM masuk
dalam anggaran P2 dan Yankes perlu
dilakukan identifikasi jenis pembiayaan di
masing-masing bidang (money follow
Kegiatan Pendukung yang
dibutuhkan
• Penyusunan/ penguatan regulasi tentang PPM
– Pertemuan advokasi
– Pertemuan penyusunan regulasi dan penganggaran PPM
• Pembentukan/revitalisasi tim PPM kabupaten/kota
– Mapping dan pembentukan sistem jejaring layanan – Pertemuan rutin tim: Perencanaan, Monev
• Penguatan DOTS di RS Pemerintah/ Swasta
– Pertemuan jejaring internal RS – Sosialiasi TB di RS
– Mentoring, Supervisi dan Bimbingan Teknis
– Capacity building, OJT pencatatan dan pelaporan TB di RS – Pertemuan jejaring eksternal RS dan validasi data berkala.
WAJIB LAPOR
(MANDATORY
Kebutuhan Provinsi;
Kab/Kota
1. Mapping kab/kota; dianggarkan melalui pembiayaan daerah
2. Verifikasi data yang telah dikumpulkan
3. Rekomendasi penerbitan SIP dikaitkan dengan keterlibatan dalam program; kolaborasi Dinas (pemberi SIP) – Organisasi profesi identifikasi faskes/DPM yang sudah melaporkan
4. Sosialisasi Permenkes No. 67/2016 terkait Mandatory Notification
Langkah-langkah Penerapan Wajib
Lapor
• Mapping
• Penguatan peran organisasi profesi dalam Mandatory
Notification
• Menetapkan sasaran DPM dimulai dari data DPM
yang bekerjasama dengan BPJS
• Membuat MoU pelaporan program difasilitasi oleh
Dinas Kesehatan
• Koordinasi antara Organisasi Profesi dan Dinas
Kesehatan untuk menyepakati langkah-langkah yang akan dilaksanakan
• Pemberian sanksi yang tegas bagi yang tidak
Pembiayaan dan Dukungan yang
diharapkan
•
Sosialisasi pelaksanaan Mandatory
Notification termasuk simulasi Wifi
TB di masing-masing wilayah
Pemberian Insentif dan
Dis-insentif
•
Pemberian teguran dan sanksi bagi yang
tidak melaksanakan
•
Insentif: Dokter yang menanggulangi TB
dan melaporkannya maka akan diberikan
SKP yang dikeluarkan oleh IDI
•
Dis-insentif: Rekomendasi Puskesmas
dikeluarkan hanya jika laporan
disampaikan ke Dinkes jika laporan tidak
ada maka dilakukan penangguhan
Monev
•
Monev dilakukan terpisah tentukan
THANK