• Tidak ada hasil yang ditemukan

M00277

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M00277"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PANEN ENERGI LISTRIK DIANTARA SUNGAI DAN

MATAHARI: GAGASAN PEMANFAATAN THERMOELEKTRIK

DI KALIMANTAN BARAT

Supri, Pratiwi Oktaviani, Andreas Setiawan

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana,

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Jawa Tengah, Indonesia

e-mail :supridarmawan@yahoo.co.id

ABSTRAK

Meningkatnya kebutuhan manusia akan energi mengakibatkan muncul penelitian mencari energi alternatif dengan memanfaatkan kekayaan alam yang dapat diperbaharui seperti sungai dan matahari. Salah satu teknologi yang dapat menjawab masalah tersebut adalah termoelektrik. Termoelektrik bekerja dengan memanfaatkan perbedaan suhu dengan prinsip efek seebeck. Penelitian ini mendesain sebuah sistem termoelektrik TEG sebagai pembangkit listrik dengan memnafaatkan gradien suhu diantara kolektor matahari dan sungai, sehingga diharapkan dapat memperlihatkan potensi pemanfaatan TEG di provinsi Kalimantan Barat. Desain alat terdiri dari beberapa bahan utama seperti aspal, lempeng besi, aluminium dan termoelektrik. Aspal digunakan sebagai kolektor panas yang menangkap sinar matahari sedangkan sungai sebagai pendingin. Dengan memanfaatkan aspal dan sungai tersebut didapatkan besarnya tegangan untuk satu termoelektrik adalah 4,3 volt dan arus sebesar 2,5 ampere, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam satu rumah dengan daya 450 watt, maka diperlukan sekitar 41 buah termoelektrik dengan luas permukaan sekitar 150 cm2 dan banyaknya aspal yang diperlukan sekitar 53,55 kg .

Kata kunci: termoelektrik, aspal, aluminium, sungai, efek seeback.

PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan besar yang dihadapi sekarang ini adalah semakin menipisnya persedian sumber energi diperut bumi. Perkembangan industri yang demikian pesat makin mempercepat terkurasnya sumber energi yang ada. Dengan melihat keadaan itu maka banyak muncul penelitian-penelitian yang mencari pengganti energi alternatif. Ada banyak kekayaan alam yang dapat di kembangkan sebagai energi alternatif di antaranya adalah air, udara, bahkan sinar matahari. Sinar matahari memiliki peluang yang besar untuk di kembangkan sebagai sumber energi alternatif mengingat sinar matahari adalah sumber energi yang tidak pernah habis. Energi yang dikeluarkan oleh sinar matahari sebenarnya hanya diterima oleh permukaan bumi sebesar 69 persen dari total energi pancaran matahari. Suplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi sangat besar yaitu mencapai 3 x Joule

pertahun, energi ini setara dengan 2 x Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan 10000 kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini [1]. Salah satu arah pengembangan dari pemanfaatan sinar matahari ini adalah mengubahnya menjadi energi listrik.

Beberapa daerah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat mengembangkan energi matahari menjadi energi listrik, salah satunya adalah provinsi Kalimantan Barat. Provinsi Kalimantan Barat pada dasarnya memiliki potensi sumber daya energi yang cukup besar seperti Batubara (182 juta ton), Gambut (2.702 juta ton), Uranium (24.112 ton) Minyak Bumi (1 milyar STBM) dan Gas Bumi (indikasi di 4 Kabupaten), serta energi baru terbaharukan lainnya seperti air, angin, surya (matahari), biogas dan bio massa. Namun demikian potensi sumberdaya energi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga Kalimantan Barat masih mengalami krisis energi.

(2)

Tabel 1. Potensi Sumber Daya Energi Surya di Beberapa Kota di Indonesia[3] NO Kota Provinsi Tahun Pengukuran Radiasi Rata-rata

(kWh/ ) 1 Banda Aceh Aceh 1980 4,1 2 Jakarta Jakarta 1965-1981 4,19 3 Denpasar Bali 1977-1979 5,26 4 Pontianak Kal-Bar 1991-1993 4,55 5 Menggala Lampung 1972-1979 5,23

Kisaran curah hujan tahunan sekitar 2.900 - 3.600 mm, rata-rata hari hujan 120-150 hari, distribusi hujan tetap tinggi yaitu di atas 100 m per bulan yang jatuh pada bulan Juni-Agustus, bulan lain-lainnya merupakan bulan basah. Fluktuasi suhu rata-rata adalah 22°C-23°C dengan rata-rata suhu siang hari 29°C[4].

Selain letak provinsi Kalimantan Barat yang strategis yaitu terletak di garis khatulistiwa, provinsi ini juga memiliki kekayaan alam lainnya yaitu banyaknya mata air. Dengan banyaknya mata air tersebut, maka Kalimantan Barat mendapatkan julukan Provinsi “Seribu Sungai”. Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar dan kecil yang diantaranya dijadikan jalur pelayaran. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan[5]. Dua hal di atas merupakan potensi besar untuk membantu mengatasi krisis energi di provinsi Kalimantan Barat yaitu pemanfaatan panas sinar matahari dan kekayaan sungai sebagai pembangkit energi listrik alternatif. Salah satu gagasan untuk memanfaatkan adanya kondisi alam dengan perbedaan temperatur yang cukup signifikan ini adalah pemanfaatan generator thermoelektrik (TEG –

Thermo Electric Generator). TEG merupakan salah satu terobosan baru dalam teknologi konversi energi, yaitu mengubah aliran kalor dari dua kondisi dengan temperatur yang berbeda menjadi bentuk energi listrik. Teknologi TEG berkembang cukup pesat seiring dengan pesatnya perkembangan fisika material, khusunya semikonduktor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain sebuah sistem thermoelektrik TEG sebagai pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan gradien suhu antara kolektor matahari dan sungai, sehingga diharapkan dapat memperlihatkan potensi pemanfaatan TEG di provinsi Kalimantan Barat yang memiliki kondisi alam unik yaitu tersediannya secara melimpah dua kondisi alam dengan temperatur yang berbeda.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN PENELITIAN

Beberapa alat dan bahan utama yang di perlukan dalam penelitian ini adalah aluminium, lempeng besi, termoelektrik, dan aspal

METODE PENELITIAN

(3)

Gambar 1. Gagasan desain generator termoelektrik

DESAIN UKURAN DAN PERHITUNGAN DAYA GENERATOR

Metode perhitungan besarnya daya keluaran yang di hasilkan mengacu pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lau[6]. Hasil dari penelitianya adalah Performa dari generator termoelektrik ditentukan dari parameter-paramater tegangan (V), arus (I), dan daya yang dihasilkan. Lau Mendapatkan grafik hubungan antara suhu junction dengan V dan I di tunjukan pada grafik gambar 2a dan 2b.

(a) (b) Gambar 2. Kurva karakteristik modul termoelektrik terhadap suhu

Dari beberapa survei komponen TEM yang ada dipasaran Indonesia didapatkan data sebagai berikut QHot = 136,8 Watt, Vmax = 15,2 Volt, Imax = 9 A. Sedangkan jenis keping

termoelektrik yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.

(4)

Gambar 3. Keping/sel termoelektrik

Dengan data TEM yang digunakan dan kondisi Tpanas=433 K dan Tdingin=296 K maka mengacu pada kurva gambar 4a dan 4b didapatkan parameter seperti pada persamaan (1), (2) dan (3).

V = 0,28 x Vmax (1)

I = 0,28 x Imax (2) P = V x I (3)

Besarnya nilai 0,28 pada persamaan (1) dan (2) di dapat dari perbandingan antara suhu panas dan suhu dingin untuk masing-masing tegangan (V) dan arus (I) yang mengacu pada gambar 2a dan 2b.

Dari persamaan (1) besarnya tegangan (V) yang di hasilkan dengan V maks = 15,2 Volt, V = 0,28 x 15,2 = 4,3 Volt

Dari persamaan (2) besarnya arus (I) yang mengalir dengan Imax = 9 A, adalah I = 0,28 x 9 A = 2,5 A

Dari persamaan (3) dapat di tentukan besarnya daya yang di hasilkan yaitu : P = 4,3 Volt x 2,5 A = 10,75 Watt sebanding dengan 11 Watt

Jika daya TEG diharapkan dapat digunakan dalam satu rumah dengan daya 450 Watt maka jumlah TEM yang di perlukan adalah

trik thermoelek daya

diperlukan yang

daya n

1

= (4)

Dari persamaan (4) dapat di tentukan banyaknya jumlah thermoelektrik yang di perlukan

40,9 11

450 = =

Watt Watt

n sebanding dengan 41 buah

thermoelektrik

Mengacu pada gambar 3 besarnya ukuran sisi-sisi satu thermoelektrik adalah 3 cm. Maka luas satu thermoelektrik adalah 3cm x 3cm = 9

Untuk mendapat daya 450 Watt akan diperlukan daya berkas sinar matahari sebesar 9375 Watt. Dengan melihat Tabel.1 didapatkan radiasi rata-rata Pontianak 4550 Wh/m2, sehingga luasan kolektor yang diperlukan minimal 2 m2. Jika kolektor dibuat persegi sama sisi maka panjang setiap sisinya = 141.42 cm atau dibulatkan 150 cm.

(5)

Gambar 4. Lempengan aluminium yang di perlukan

Untuk menghitung berapa banyak aspal yang diperlukan dalam pembuatan generator thermoelektrik maka dapat di hitung dengan rumus

Q = m c T (5)

Dengan melihat banyaknya aspal yang di perlukan maka dapat di hitung tingginya lempengan aluminium yang di perlukan dengan menggunakan persamaan (6), dimana rho dari aspal 721 kg/m3

Untuk menghitung tingginya lempeng aluminium yang di gunakan dapat menggunakan persamaan (7), dengan panjang dan lebar aluminium 150 cm = 1,5 m

V= p x l x t (7) generator thermoelektrik di tunjukan pada gambar 5.

Lempengan besi yang di gunakan sebagai penutup dipasang diatas thermoelektrik memiliki ukuran yang lebih kecil dari ukuran lempengan aluminium yaitu sekitar 149,5 ukuran ini di buat tidak sama dengan tujuan agar lempengan besi tidak bersentuhan dengan lempengan aluminium, sehingga tidak terjadi perpindahan kalor/panas. Setelah semuanya selesai maka aspal dipasang di posisi paling atas.

(6)

Gambar 5. Kaki dan sirip pendingin generator thermoelektrik

Dengan potensi sumber energi yang melimpah seperti uraian di atas maka, thermoelektrik merupakan salah satu alat untuk dapat memanfaatkan kekayaan itu. Pemanfaatkan thermoelektrik sebagai pembangkit energi listrik yang menggunakan panas matahari dan sungai sebagai pendingin akan sangat membantu terutama untuk daerah-daerah yang pada saat ini belum terjangkau oleh listrik PLN karena pengembangan teknologi thermoelektrik dapat di lakukan di mana saja dan tidak di batasi oleh kondisi suatu daerah tetapi dengan adanya panas dan dingin maka alat ini sudah dapat menghasilkan energi listrik. Selain itu kelebihan dari teknologi thermoelektrik ini adalah dapat mengurangi terjadinya pemanasan global, karena alat ini menyerap panas yang akan diolah menjadi energi listrik. Cara kerja dari teknologi thermoelektrik ini juga sangat sederhana, yaitu alat ini hanya memanfaatkan perbedaan suhu untuk menghasilkan listrik. Dengan meletakan sedemikian rupa dalam suatu rangkaian yang menghubungkan sumber panas dan dingin maka alat ini akan menghasilkan listrik. Semakin besar perbedaan suhu yang di hasilkan maka energi listrik yang di hasilkan akan semakin besar. Dalam gagasan penelitian ini pemanfaatan thermoelektrik sangat perlu di lakukan untuk provinsi Kalimantan Barat sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.

KESIMPULAN

Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alam (SDA), baik yang dapat di perbaharui maupun tidak dapat di perbaharui, salah satunya kekayaan tersebut adalah fluktuasi penyinaran matahari yang tinggi dan banyaknya sungai-sungai besar maupun kecil. Melihat kekayaan tersebut provinsi Kalimantan Barat memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan generator termoelektrik sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Susilo, Danang., Rusminto Tj.W., Eng., dan Agus Indra G. Peningkatan Daya Keluaran Sel Surya dengan PenjejakMatahari dan Pemantulan Cahaya Matahari sebagai Sumber Daya Pendukung Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sub judul: Penjejak Matahari Berbasis Sensor Cahaya dan Waktu. Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya.

[2] Anonim, 2010. Kunjungan Kerja Dewan Energi Nasional (DEN) Ke Kalimantan Barat

http://distamben.kalbarprov.go.id/berita-123-kunjungan-kerja-dewan-energi-nasional-den-ke-kalimantan-barat.htm (15/02/11)

(7)

[4] Anonim , 2000. Keadaan Umum.

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PROPINSI/KALBAR/umum_kalbar.html (14/02/11)

[5] Anonim,2009. Letak Wilayah dan Keadaan Umum Kalbar.

http://infokalimantan.wordpress.com/2009/06/05/letak-wilaya-kalbar/ (14/02/11)

[6] J. Richard Buist and Paul G. Lau. Thermoelectric Power Generator Design and Selection from TE Cooling Module Specifications. TE Technology, Inc., 1590 Keane Drive, Traverse City, MI 49686 USA.

[7] Aenni, Noor., Stefhen Daniel., dan Oktavianus T. M. D., 2007. Karakteristik Habitat Katak tanpa Paru-Paru (Barbourula Kalimantanensis) di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

[8] Anonim, 2011. KANTONG ASPAL: EFISIEN DAN TANPA LIMBAH.

Gambar

Gambar 2. Kurva karakteristik modul termoelektrik  terhadap suhu
gambar 2a dan 2b.

Referensi

Dokumen terkait

Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbasis augmented reality untuk mengobservasi pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa..

Analisa perbandingan yang dilakukan terhadap beberapa metode survey plot yang biasa digunakan baik untuk pemantauan karbon, vegetasi maupun potensi tegakan, menunjukkan bahwa

Pada tabel 1 juga menunjukkan kualitas pemeliharaan yang lebih baik pada tambak dasar LDPE dengan jumlah Survival Rate yang tinggi yaitu mencapai 92,9%, dan FCR yang

Baerdasarkan penelitian Hadiana (Sartika 2014:6) pendekatan keterampilan proses sains berpengaruh positif terhadap hasil belajar peserta didik karena untuk dapat lebih

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara beban kerja fisik, masa kerja, usia dan jenis kelamin terhadap tingkat kelelahan kerja pada pekerja

12 a) Tepi daun bergerigi membentuk struktur mirip duri, bentuk daun lanset, percabangan batang berseling, rhizoid bercabang dua, pleurokarpus, seta

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”PENGARUH KOMUNIKASI, KONFLIK, STRESS KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN”

Dari hasil evaluasi diperoleh nilai yang menggambarkan kemampuan siswa di SD Negeri Lamreung Aceh Besar dalam menulis puisi bebas berada pada kategori kurang