• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN UNTUK MENGURANGI RISIKO BENCANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEBIJAKAN UNTUK MENGURANGI RISIKO BENCANA"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PEN GURAN GAN RI SI KO BEN CAN A D EN GAN PEN D EKATAN H UKUM

Oleh : L esson Sihot ang Pengantar.

Indonesia merupakan suatu negara yang wilayahnya berada di antara dua samudera dan dua benua. Wilayah Indonesia mempunyai puluhan gunung api aktif, yang sewaktu-waktu bisa meletus ( Hening Parlan, et al. 2007:1). Dengan posisi dan kondisi yang demikian, wilayah Indonesia tergolong rawan bencana.

Ada beberapa tipe bencana yaitu, bahaya bencana geologis, bahaya bencana iklim, bahaya bencana lingkungan, epidemik dan bahaya industri (Shelia B Reed ; 1995 : 5). Tipe itu bila dikelompokkan dapat dirinci menjadi dua jenis yaitu; bencana alam dan bencana karena ulah manusia.

Mengenai bencana di wilayah Indonesia, juga bersumber dari dua jenis dimaksud. Bahaya bencana geologis, seperti; gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan tanah longsor (UNDP:1992 : 32), merupakan jenis bencana alam, yang tidak dapat dihilangkan walaupun dapat diprediksi. Bencana iklim, yang meliputi : badai tropis, banjir dan kekeringan (ibid), merupakan bencana karena perpaduan antara kekuatan alam dan ulah manusia, kecuali badai. Bencana lingkungan yang meliputi polusi lingkungan, penggundulan hutan, desertifikasi, penyerbuan hama (ibid), boleh dikatakanan dominan oleh ulah manusia.

Permasalahan

Kondisi geografis Indonesia, merupakan fenomena peluang kedekatannya dengan bencana seperti tingginya curah hujan, gempa, tsunami, tanah longsor, banjir dan letusan gunung berapi. Secara klimatologis, Indonesia yang berada di antara dua daratan benua dan samudera, sangat mempengaruhi iklim, seperti tingginya curah hujan, topan dan kekeringan. Secara geologis, Indonesia terletak di antara tiga lempeng yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo Australia dan lempeng Pasifik (Hening Parlan;2007 : 2), yang dapat menimbulkan seringnya ada gempa tektonik. Bahkan frekuensi gempa di Indonesia tergolong tinggi, sebab wilayah Indonesia dekat dengan gempa yang berpusat di Samudera Hindia. Gempa yang berpusat di bawah laut dekat Indonesia, juga berpeluang menimbulkan tsunami.

Di samping itu, akhir-akhir ini di beberapa wilayah Indonesia sering menghadapi bencana alam yang sebenarnya diakibatkan (diundang) oleh ulah manusia. Bencana dimaksud adalah, banjir, kekeringan dan longsor. Ketiga jenis bencana ini berpusat pada penggundulan hutan, sehingga mengakibatkan rusaknya daerah hulu sebagai resapan air, tidak teraturnya perubahan iklim dan hilangnya sumber air yang juga mengakibatkan berubahnya fungsi sawah menjadi pertanian kering atau menjadi permukiman.

(2)

Pembahasan.

Salah satu upaya untuk memperkecil, bahkan mengatasi bencana dapat dilakukan dengan pendekatan juridis. Metode ini dapat memasuki beberapa ranah yang berkaitan dengan ekositem, seperti undang-undang perlindungan hutan, pengaturan sumber mata air, peraturan tentang pemanfaatan lahan, daerah industri atau pengaturan tata ruang, pembuangan limbah, penghutanan kembali, pemanfaatan air bawah tanah, pemakaian zat-zat kimia, serta pengenalan lingkungan dalam kurikulum pendidikan.

Penanganan bencana muncul dari keyakinan bahwa hidup manusia pada hakekatnya adalah berharga. Hidup manusia atau hak untuk hidup merupakan konsep dasar hak asasi manusia (HAM). Untuk terciptanya hak hidup maka diperlukan upaya-upaya konkrit untuk itu. Upaya itu adalah kewajiban dari setiap orang untuk memikul tanggung jawab untuk mencegah dan meringankan penderitaan manusia yang diakibatkan becana (8)

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV disebutkan; “Negara melindungi segenap tumpah darah Indonesia”. Pemahaman melindungi, meliputi dalam segala aspek perikehidupan, baik berupa ancaman dari serangan alam, kemiskinan, pelanggaran HAM dan sebagainya. Melindungi menjadi tugas Negara, bukan semata-mata tugas pemerintah. Melindungi menjadi salah satu unsur penting dalam perikehidupan yang berkelanjutan, sebab menyangkut eksistensi perikehidupan itu sendiri. Satu hal yang sangat penting dalam perikehidupan adalah perlindungan dari serangan bencana.

Perlindungan adalah kata kunci yang wajib dipegang erat oleh siapapun dalam penanggulangan bencana (10). Pengelolaan risiko bencana harus menjadi tanggung jawab pemerintah. Namun demikian, keberhasilannya juga tergantung pada pengambilan keputusan yang luas dan peran serta banyak pihak. Arah kebijakan dan landasan hukum menjamin legitimasi, namun yang menjadi ukuran sejati keberhasilan adalah sumber daya professional dan manusia yang tersedia di lapangan (Bastian Affeltranger,dkk : 2007 : 142).

(3)

Alasan pentingnya perlindungan

Ada beberapa alasan penting melakukan perlindungan masyarakat dari serangan bencana, misalnya :

a. secara geografis, demografis dan geologis, Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam (natural disaster) dan bencana akibat ulah manusia (man

made disaster). Korban bencana di Indonesia, seperti akibat gempa, tsunami, longsor,

banjir, konflik horizontal, tergolong besar.

b. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi sosial masyarakat, telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang berakibat pada terjadinya bencana.

c. mempertimbangkan struktur menejemen bencana itu sendiri.

Pentingnya pendekatan hukum

Salah satu kelemahan dalam hal penanggulangan bencana di Indonesia adalah dipusatkannya pada penanggulangan kedaruratan. Upaya-upaya mengatasi dengan cara preventif masih diabaikan, termasuk upaya-upaya rehabilitasi. Di samping itu, sangat menyolok sekali pada kelemahan koordinasi dan masih kuatnya birokrasi.

Hal yang paling mendasar dalam penanggulangan bencana adalah dengan cara preventif dan mitigasi. Baik bencana alam maupun bencana karena ulah manusia dapat diminimalisir oleh manusia itu sendiri. Bencana alam, misalnya gempa, tanah longsong badai dan tsunami dapat diminimalisir dengan membuat norma-norma yang membatasi kekuasaan manusia/masyarakat mengeksploitasi alam dengan bebas. Upaya itu dapat dijalankan dengan memelihara kelestarian hutan, memelihara sumber mata air, menjaga keutuhan daerah aliran sungai dan tepi danau/pantai. Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia, yang dapat menetralisir serta menjaga kelestarian ekosistem, sangat dibutuhkan oleh perikehidupan itu sendiri.

Dalam hal pelaksanaan pembangunan, perlu perencanaan yang matang dan seharusnya dilakukan dengan berbasiskan ekologis/lingkungan. Harus diakui, selama ini pembangunan yang berjalan justru merusak tatanan lingkungan yang berisiko mendatangkan bencana. Pembangunan dengan model instant, baik dari segi pendanaan, pemanfaatan lahan dan lingkungan sungguh tidak mempertimbangkan kenyamanan dan kelestarian lingkungan.

Untuk memberi perhatian terhadap penanggulangan risiko bencana diperlukan beberapa hal yang urgen, antara lain :

Mekanisme Penganggaran Dana.

(4)

Kewajiban Pemerintah

Perlu adanya aturan yang mengharuskan Negara/daerah yang mendorong atau mengharuskan pemerintah untuk secara koheren dan berkala mengenal pasti, menilai dan memantau ancaman-ancaman bahaya.

Membuat Peraturan dan Pengawasan.

Diperlukan adanya peraturan untuk memastikan keselamatan publik atau masyarakat, misalnya peraturan tentang pendayagunaan alam sekitar, tata ruang dan peruntukan lahan. Untuk mempertahankan kondisi yang nyaman dari pemanfaatan dimaksud, maka diperlukan adanya pengawasan yang serius dan bertanggung jawab.

Perlunya Analisis Risiko Bencana

Ketentuan ini mengharuskan pemerintah dan masyarakat untuk mengenal pasti, mengkaji dan memantau ancaman-ancaman unsur, agen dan karakteristik yang menjadi ancaman masyarakat dan wilayah tertentu. Oleh karena ancaman bencana bersifat dinamis seiring dengan ruang dan waktu, maka hal ini harus dilaksanakan secara sadar, sistematis dan berkala

Mitigasi dapat diandalkan

Ketentuan ini mengharuskan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan serangkaian tindakan yang memastikan bahwa risiko bencana yang telah dikenal pasti sungguh ditatalaksana sehingga mengurangi risiko terjadinya bencana. Mekanisme yang paling dapat diandalkan adalah dengan mengarusutamakan mitigasi dalam program kegiatan-kegiatan pembangunan pemerintah.

Perlu badan Penanggulangan Bencana

Diperlukan suatu lembaga badan di pusat dan daerah untuk penanggulangan bencana yang mengagendakan kegiatan pada sebelum, sedang dan sesudah bencana. Badan ini perlu dibekali dengan kewenangan yang besar untuk memcegah bencana serta melestarikan lingkungan.

Penutup

Pengurangan risiko bencana dari pendekatan hukum, barangkali selama ini dianggap sebagai pendekatan yang tidak berarti sehingga terpinggirkan. Akibatnya banyak tindakan manusia yang merusak alam. Sudah saatnya, pemerintah dan masyarakat memperhatikan alam ini dari sisi aturan (norma), yaitu perlunya bantuan hukum dan pengawasan formal. Dengan cara ini akan ada koordinasi dan sanksi bagi pelanggar.

Referensi

Dokumen terkait

Scope If useful, may be summarised at this level. Records the critical hardware used in the applied process. Records the critical hardware used in the applied

membantu pimpinan unit kerja yang tugas dan fungsinya di bidang pengelolaan arsip dan pembinaan kearsipan instansi pusat di luar Arsip Nasional Republik Indonesia (paling

kegiatan perawatan yaitu suatu tindakan atau serangkaian tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu hasil yang dapat mengembalikan atau mempertahankan suatu

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara kelompok yang menggunakan metode investigasi kelompok dan yang meng- gunakan metode ekspositori

Penelitian ini menganalisis poligami yang direpresentasikan oleh film Ayat-Ayat Cinta. Fenomena poligami yang semakin marak di masyarakat membuat poligami menjadi suatu hal

dengan ikhlas membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga amal kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Akhirnya dengan segala kerendahan hati,

Selain itu, media kertas juga masih digunakan oleh bagian administrasi untuk mencetak data asuransi maka akan berdampak pada banyaknya data yang ditampung

Kesimpulan: Semakin tinggi perceived stress secara signifikan berkorelasi dengan sindrom depresi pada ibu primigarvida trimester ketiga, dengan demikian penting untuk