• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAK PEMBANGUNAN IPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAK PEMBANGUNAN IPAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1. Nama Kegiatan : Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi 2. Rujukan meliputi :

a. KAK Perencanaan b. RPJMD :

Misi → Membentuk perilaku masyarakat yang berbudaya dan peduli lingkungan dengan mengubah persepsi masyarakat menuju masyarakat ramah lingkungan.

c. Renstra SKPD.

Misi → Mewujudkan perlindungan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Tujuan → Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian dan perlindungan fungsi Lingkungan Hidup.

3. Latar Belakang : a. Dasar Hukum

 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan Hidup

 Undang – Undang Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air;

 Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah;

 Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak;

 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara;

 Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

 Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

 Peraturan dan KeputusanMenteri Pekerjaan Umum• PerMen PU 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman

 Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 52 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/ atau Kegiatan Usaha Lainnya.

 Peraturan Gubernur Nomor 10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Jawa Timur;

b. Gambaran Umum

(3)

kebersihan air tanah dapat terjaga karena resapan cairan kotoran dapat dilokalisir sehingga limbah Biogas yang berupa slury dapat langsung digunakan untuk pupuk organik yang ramah lingkungan.

Melalui pembangunan Digester sebagai instalasi biogas limbah ternak sapi maka limbah ternak dapat terkelola dengan baik benar, disamping itu Digester berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan organik oleh bakteri menjadi energi biogas terbarukan yang berfungsi untuk menurunkan beban pencemaran dan mengurangi efek Gas Rumah Kaca serta sebagai upaya mengurangi sumber polusi dilingkungan sekitar yang berbahaya bagi kesehatan.

c. Data Dukung Pelaksanaan Kegiatan  Wilayah Perencanaan survey lokasi

Survey Lokasi kegiatan direncanakan di wilayah :

- Kecamatan Kalitidu terdiri dari 6 (enam) Titik lokasi yang ada di desa Grebekan, Desa Leran, Desa Mlaten, Desa Mojosari, Desa Pumpungan dan Desa Sumengko. (PIK)

- Kecamatan Kapas (desa Plesungan)

- Kecamatan Ngraho (desa Sumber arum)

- Kecamatan Baureno (desa Kadungrejo, desa Baureno)

- Kecamatan Kasiman (desa Sekaran, desa Batokan)

- Kecamatan Sumberejo(desa Pejambon, desa Karangdowo)

- Kecamatan Kepohbaru (desa Pejok, desa Simorejo)

- Kecamatan Kedewan (desa Hargomulyo, desa Beji)

 Alternatif Teknologi

Salah satu cara untuk mengatasi masalah limbah/kotoran ternak sapi tersebut adalah dengan pemanfaatan kotoran sapi sebagai alternatif energi terbarukan yaitu Biogas. 4. Keluaran Kegiatan (output)

Dengan dibuatnya IPAL Biogas Fiber Kotoran Sapi antara lain :

 Dapat memberikan manfaat yang besar baik dari pihak peternak dan masyarakat

sekitar dalam pengelolaan lingkungan dan upaya penanggulangan pencemaran lingkungan yang di akibatkan oleh limbah/kotoran sapi ;

 Mengurangi timbulnya konflik sosial yang disebabkan adanya pencemaran dari proses

produksi hewan ternak sapi

(4)

 Memberikan masukan kepada para pelaku peternak sapi sebagai bahan

pertimbangan dalam pengelolaan limbah/kotoran hewan ternak sapi secara baik dan benar sehingga pencemaran lingkungan akibat limbah ternak sapi dapat dikurangi/diminimalisir.

5. Strategi Pencapaian Keluaran : a. Metode Pelaksanaan

 Melakukan survey lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi, jumlah pelaku

industri atau pemilik ternak, persebaran ternak dan keberadaan kelembagaan para peternak;

 Lahan yang akan digunakan mempunyai kepemilikan yang jelas dan luasan yang

mencukupi untuk lokasi IPAL Biodigester ;

 Melakukan replikasi model IPAL biodegester ternak yang telah dikembangkan oleh

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ;

 Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan peralatan tersebut

untuk mengetahui hasil (output) dan perhitungan kontribusi pemanfaatannya (outcome) terhadap penurunan beban limbah dan jumlah energi yang dihasilkan ;

b. Jadual Tahapan Pelaksanaan

No Uraian 1 2 3 4 5 6 Bulan7 8 9 10 11 12

1. Persiapan perencanaan pelaksanaan pembagunan IPAL

2 Koordinasi dan Konsultasi Persiapan Pembangunan IPAL

 Kades setempat  Camat setempat

 Kementrian LH dan Kehutanan

BLH Propinsi Jawa Timur. Dinas Instansi terkait 3  Pelaksanaan Survey lokasi

 Penyusunan DED

4  Sosialisasi Pembangunan IPAL

5  Pelaksanaan pembangunan IPAL

6 .Monev Pembagunan IPAL

6. Waktu Pelaksanaan

NO LOKASI WAKTU KETERANGAN

(5)

Ds. Mojosari, Ds. Mlaten, Ds.Pumpungan, Ds.Sumengko, Kecamatan Kalitidu.

Minggu ke 1 2. Pembangunan IPAL Bigas ternak (PAPBD peralihan DAK 2016) desa Beji Kec. Kedewan, ds. Sumberarum Kec. Ngraho Pembangunan IPAL Biogas Digester. Secara garis besar proses pengolahan IPAL Biogas Limbah ternak direncanakan komponen terdiri dari :

 Reaktor utama (digester)- Reaktor ini sebagai tempat terjadinya proses fermentasi pembentukan gas bio (Biogas) atau gas methane. Reaktor ini terbuat dari semen,batu bata, batu kerikil (cor beton).

 Saluran masuk Slurry (kotoran segar) - Saluran ini digunakan untuk memasukkan slurry (campuran kotoran ternak dan air) ke dalam reaktor utama. Pencampuran ini berfungsi untuk memaksimalkan potensi Biogas, memudahkan pengaliran, serta menghindari terbentuknya endapan pada saluran masuk.

 Saluran keluar residu – Saluran ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran yang telah difermentasi oleh bakteri. Saluran ini bekerja berdasarkan prinsip kesetimbangan tekanan hidrostatik. Residu yang keluar pertama kali merupakan slurry masukan yang pertama setelah waktu retensi. Slurry yang keluar sangat baik untuk pupuk karena mengandung kadar nutrisi yang tinggi.

 Katup pengaman tekanan (control valve) – Katup pengaman ini digunakan sebagai pengatur tekanan gas dalam biodigester. Katup pengaman ini menggunakan prinsip pipa T. Bila tekanan gas dalam saluran gas lebih tinggi dari kolom air, maka gas akan keluar melalui pipa T, sehingga tekanan dalam biodigester akan turun.

(6)

 Saluran gas – Saluran gas ini disarankan terbuat dari bahan polimer untuk menghindari korosi. Untuk pembakaran gas pada tungku, pada ujung saluran pipa bisa disambung dengan pipa baja antikarat.

 Tangki penyimpan gas –, yaitu terpisah dengan reaktor (fixed dome). Untuk tangki terpisah, konstruksi dibuat khusus sehingga tidak bocor dan tekanan yang terdapat dalam tangki seragam, serta dilengkapi H2S Removal untuk mencegah korosi.

8. Biaya yang diperlukan.

Rencana biaya yang diperlukan untuk kegiatan Pembangunan Instalasi tempat pembuangan benda padat/cair yang menimbulkan polusi dengan biaya Anggaran yang diperlukan sebesar Rp.553.650.000,-( Lima Ratus Lima Puluh Tiga juta Enam Ratus Lima Puluh Ribu rupiah ) Dari Anggaran Tahun 2016

9. Penerima Manfaat :

 Masyarakat Kelompok peternak sapi di wilayah Kabupaten Bojonegoro

 Masyarakat sekitar lokasi ternak sapi

 Lingkungan sekitar lokasi ternak sapi

10. Monotoring dan Evaluasi :

Untuk mendukung pembangunan dan pemanfaatan IPAL Biodigester ternak sapi secara optimal maka perlu melaksanakan Monitoring dan Evaluasi dengan kegiatan antara lain :

 Sosialisasi kepada para pengguna/penerima manfaat mengenai cara kerja IPAL biogas, cara

pengoperasian dan perawatannya ;  Melakukan pengawasan pembangunan

 Melakukan pembinaan kepada para peternak dalam pengoperasian dan perawatan IPAL

Biodigester ternak ;

 Melakukan pemantauan kinerja IPAL Biodigester ternak ;  Melakukan evaluasi dan analisis kinerja IPAL biodigeser ternak.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

(Analisis Hubungan Konsentrasi Volatile Solid (VS) Terhadap Kadar Gas Metana dan Volume Biogas dari Kotoran Sapi Menggunakan Fixed Dome.. Digester Steady

Salah satu sumber bahan bakar atau energi biogas adalah berasal dari kotoran sapi, Dalam makalah ini mengkaji penggunaan limbah ternak sapi sebagai sumber bahan bakar atau

Besarnya penerimaan sangat bergantung oleh banyaknya rumen segar (limbah ternak) yang dimasukkan ke dalam instalasi biogas. Biogas yang dihasilkan dalam instalasi ini

Besarnya penerimaan sangat bergantung oleh banyaknya rumen segar (limbah ternak) yang dimasukkan ke dalam instalasi biogas. Biogas yang dihasilkan dalam instalasi ini

Pemberdayaan Kelompok Tani Tlumpak Makmur Kelurahan Tandang Kecamatan Tembalang Semarang Untuk Pembuatan Digester Biogas Skala Rumah Tangga Menggunakan Limbah Kotoran

Hasil pengkajian antara lain: (1) Limbah ternak sapi perah dapat dimanfaatkan sebagai kompos, biogas dan pupuk cair (POC), (2) Pembinaan peternak dalam memanfaatkan limbah

Metode ini dipilih untuk menyampaikan beberapa aspek yang meliputi: Dampak limbah ternak terhadap lingkungan, instalasi biogas, pupuk organik, nilai ekonomis limbah ternak,

Sedangkan pada ternak sapi, rata-rata satu ekor sapi menghasilkan 20 kg kotoran setiap hari dan dapat menghasilkan 0,36 m3 biogas Departemen Pertanian, 1986 Setelah digester selesai