• Tidak ada hasil yang ditemukan

kep menlh no 61 2003 tentang inpassing pedal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "kep menlh no 61 2003 tentang inpassing pedal"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

S A L I N A N

KEPUTUSAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 61 TAHUN 2003

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYESUAIAN (INPASSING)

KE DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Menimbang : a.

b.

bahwa berdasarkan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Negara

Nomor 47/KEP/M.PAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya, telah diatur ketentuan penyesuaian (inpassing) ke dalam jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan;

bahwa hal tersebut di atas dipandang perlu untuk menetapkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Penyesuaian/Inpassing ke dalam Jabatan dan Angka

Kredit Pengendali Dampak Lingkungan;

Mengingat : 1.

2.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara 3839);

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974

tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara

(2)

3.

4.

5.

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);

Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil;

Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2201 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara;

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 47/KEP/M.PAN/8/2002 tentang Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya;

Memperhatikan : Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup

dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 Tahun

2002 dan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

M E M U T U S K A N:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

PENYESUAIAN/INPASSING KE DALAM JABATAN

DAN ANGKA KREDIT PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN.

Pasal 1

Petunjuk teknis pelaksanaan penyesuaian/inpassing ke

(3)

Pasal 2

Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal :

---

Menteri Negara

Lingkungan Hidup,

ttd

NABIEL MAKARIM, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan Dan Kelembagaan Lingkungan Hidup,

(4)

Lampiran :

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : Tahun 2003

Tanggal :

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING

KE DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

I. PENDAHULUAN

1. Dalam rangka pengembangan profesionalisme dan pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta peningkatan mutu pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS.

2. Sebagai pelaksanaan dari ketentuan Peraturan Pemerintah tersebut di atas, telah ditetapkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pemerintah Nomor 47/KEP/M.PAN/8/-2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya serta Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 08 Tahun 2002 dan Nomor 22 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

3. Dalam Keputusan ini diatur tentang pelaksanaan

penyesuaian/inpassing ke dalam Jabatan Fungsional Pengendali

Dampak Lingkungan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Petunjuk teknis pelaksanaan penyesuaian/inpassing ke dalam jabatan

dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan, dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat yang berwenang dalam melaksanakan

penyesuaian/inpassing ke dalam jabatan dan angka kredit Pengendali

(5)

diangkat dalam Jabatan Pengendali Dampak Lingkungan melalui

mekanisme penyesuaian (inpassing).

III. PENGERTIAN

Yang dimaksud dengan:

1. Pengendali Dampak Lingkungan adalah PNS yang diberi tugas,

tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang dalam instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsinya berkaitan dengan masalah lingkungan hidup, baik di pusat maupun daerah.

2. Pengendali Dampak Lingkungan terdiri dari Pengendali Dampak

Lingkungan Terampil dan Ahli.

3. Instansi Pembina adalah Kementerian Lingkungan Hidup.

IV. RUANG LINGKUP

Petunjuk Teknis ini diberlakukan bagi aparat Pengendali Dampak Lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan di luar Kementerian Lingkungan Hidup, baik di pusat maupun daerah yang meliputi a.l.:

1. Departemen, Sektor dan Kementerian Negara terkait, seperti misalnya Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen Kelautan dan Perikanan, Departemen Energi dan SDM, dsb;

2. Lembaga Pemerintah Non-Departemen, seperti misalnya Badan

Tenaga Atom Nasional (BATAN), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dsb;

3. Pemerintah Provinsi;

(6)

V. KETENTUAN UMUM DANPERSYARATAN

Sesuai dengan ketentuan Pasal 29 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 47/KEP/M.PAN/8/2002 dan Pasal 17 Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 08 Tahun 2002 dan No. 22 Tahun 2002, PNS yang dapat diangkat ke dalam Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan harus memenuhi ketentuan:

1. Untuk Pengendali Dampak Lingkungan kategori Terampil harus

memenuhi syarat:

a. Berijazah serendah-rendahnya SLTA,

b. Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat I,

golongan ruang II/b, dan

c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan

pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.

2. Untuk Pengendali Dampak Lingkungan kategori Ahli harus memenuhi syarat:

a. Berijazah serendah-rendah Sarjana (S-1)/ Diploma IV;

b. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang

III/a; dan

c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan

pekerjaan dalam (DP-3) sekurang-kurangnya bernilai baik dalam I (satu) tahun terakhir.

VI. JANGKA WAKTU PENYESUAIAN/INPASSING

Proses pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Pengendali

Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya melalui penyesuaian (inpassing) ditetapkan:

1. Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2002 dan harus sudah selesai

ditetapkan selambat-lambatnya pada akhir Maret 2003 bagi PNS di lingkungan instansi Pemerintah Pusat;

2. Terhitung mulai tanggal 1 April 2003 dan harus sudah selesai

(7)

VII. TATA CARA PENYESUAIAN/INPASSING

1. PNS yang telah memenuhi ketentuan (persyaratan) untuk

penyesuaian (inpassing), secara hirarki dapat diajukan atau

mengajukan usul kepada Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan dengan ketentuan serendah-rendahnya pejabat eselon III dilengkapi dengan lampiran:

a. Surat pernyataan dari atasan langsung serendah-rendahnya, pejabat eselon III yang menyatakan bahwa sejak tanggal 16

Agustus 2002 PNS sampai pengajuan inpassing yang

bersangkutan masih melaksanakan tugas/kegiatan di bidang Pengendali Dampak Lingkungan.

b. Fotokopi sah ijazah pendidikan terakhir;

c. Surat Keputusan kenaikan pangkat terakhir;

d. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (D-P3) satu tahun

terakhir;

e. Salinan tugas pokok dan fungsi Unit Pengendali Dampak

Lingkungan yang bersangkutan;

f. Surat Keputusan penempatan/penugasan terakhir.

2. Pimpinan Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas, wajib melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas dan

lampiran usul penyesuaian (inpassing) dan selanjutnya meneruskan

usulan tersebut kepada pejabat yang berwenang mengangkat melalui Pejabat yang secara fungsional membidangi urusan kepegawaian dan serendah-rendahnya eselon II.

3. Pejabat Kepegawaian sebgaimana yang dimaksud pada angka 2 di atas melakukan verifikasi atas kebenaran dan keabsahan berkas dan lampiran usulan, sebagai berikut:

a. membandingkan usulan yang diterima dengan kelengkapan

lampiran yang dipersyaratkan sebagaimana butir 1 di atas;

b. memeriksa dan menentukan tingkat kesesuaian PNS yang

diusulkan dan tugas pokok dan fungsi unitnya;

c. melalukan penilaian tingkat pendidikan, pangkat dan golongan

(8)

4. Pejabat Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada angka 2 di atas, meneruskan usulan dan kelengkapan berkas usulan yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan, kepada pejabat yang berwenang mengangkat atau Pejabat Pembina Kepegawaian, untuk mendapatkan penetapan penyesuaian dalam jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

5. Asli surat keputusan penyesuaian (inpassing) ke dalam jabatan dan

angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan yag telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang (Pejabat Pembina Kepegawaian), disampaikan kepada PNS yang bersangkutan dengan tembusan kepada:

a. Kepala Badan Kepegawaian Negara bagi PNS yang bekerja

pada instansi pusat atau kepada Kepala Kantor Regional BKN yang bersangkutan bagi PNS yang bekerja pada instansi vertikal di daerah dan PNS Daerah;

b. Menteri Negara Lingkungan Hidup;

c. Direktur Jenderal Anggaran, Departemen Keuangan (bagi PNS

Pusat);

d. Kepala KPKPN setempat bagi PNS Pusat atau Kepala Biro

Keuangan Daerah bagi PNS Daerah;

e. Pimpinan Unit/Lembaga Pengelolaan dan Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang bersangkutan.

6. Kementerian Lingkungan Hidup sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan, melakukan

monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyesuaian (inpassing)

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

VIII. KETENTUAN TEKNIS

1. Unit Pengendalian adalah unit pada instansi pemerintah baik di

pusat maupun di daerah yang berdasarkan tugas pokok dan fungsinya melakukan:

a. kegiatan pengendalian dampak lingkungan yang bersifat

(9)

b. unsur penunjang adalah kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas pokok Pengendali Dampak Lingkungan yang meliputi antara lain: mengikuti seminar, menjadi anggota organisasi profesi, dll.

2. Yang termasuk instansi dan unit Pengelolaan dan Pengendalian

Dampak Lingkunganadalah:

a. Kementerian Lingkungan Hidup;

b. Departemen atau Lembaga Pemerintah Pusat terkait;

c. Lembaga Pemerintah Non Departemen;

d. Unit Pengelolaan dan Pengendalian Dampak Lingkungan

pada semua instansi/lembaga pemerintah;

e. Lembaga/Badan yang melaksanakan Pengelolaan dan

Pengendalian Dampak Lingkungan di Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

f. Unit Kerja yang menangani pengelolaan dan pengendalian

dampak lingkungan pada semua lembaga atau instansi pemerintah lainnya di tingkat pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;

Contoh: Unit-unit kerja yang melaksanakan tugas pengelolaan dan

pengendalian lingkungan pada suatu instansi dan hasilnya

hanya untuk kepentingan instansiitusendiri tidaktermasuk

ke dalam instansi dan unit pengelolaan lingkungan hidup

yang dapatdikategorikan dalam Keputusan ini.

3. Untuk pengangkatan ke dalam jabatan Pengendali Dampak

Lingkungan dalam masa penyesuaian (inpassing) ditetapkan oleh

pejabat yang berwenang (Pejabat Pembina Kepegawaian) yaitu Menteri, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Pemerintah, Gubernur, Bupati/Walikota, atau pejabat lain satu tingkat di bawahnya yang ditunjuk.

4. Usul penyesuaian ke dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan hanya berlaku bagi PNS yang pada saat ditetapkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 47/KEP/M.PAN/8/2002 masih bertugas atau

melaksanakan kegiatan di bidang Pengendalian dengan

(10)

2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya.

Contoh:

a. Sdr. Ariansyah, ST diangkat menjadi PNS pada Kementerian

Negara Lingkungan Hidup dengan pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a, dengan masa kerja kepangkatan terakhir kurang dari 1 tahun. Dalam hal demikian, maka terhitung mulai tanggal 16 Agustus 2002 kepada yang bersangkutan dapat diangkat melalui penyesuaian (inpassing) sebagai Pengendali Dampak Lingkungan Pertama Tingkat Ahli dengan angka kredit 100.

b. Sdri Tri Astuti, SE adalah PNS dengan pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b, dengan masa kerja kepangkatan terakhir 4 tahun 3 bulan. Sebelumnya yang bersangkutan bekerja di Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Barat, dan terhitung mulai tanggal 16 Agustus 2002 ditempatkan di Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Dalam hal demikian, maka yang bersangkutan dapat diangkat sebagai Pengendali Dampak Lingkungan dalam jenjang jabatan Pengendali Dampak Lingkungan Muda dengan angka kredit sebesar 200.

c. Sdr. Sutrisno sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan diangkat sebagai Staf Asisten Deputi Urusan Pertanian dan Kehutanan Deputi Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan Sumber Institusi terhitung mulai tanggal 1 April 1995, dan sampai dengan tanggal 16 Oktober 2002 masih melaksanakan tugas di bidang Pengendalian Dampak Lingkungan. Pangkat/golongan ruang terakhir yang bersangkutan adalah Penata, golongan ruang III/c, dengan masa kerja kepangkatan terakhir 2 tahun 3 bulan. Yang bersangkutan dapat diangkat menjadi Pengendali Dampak Lingkungan Terampil dalam jenjang jabatan Pengendali Dampak Lingkungan Penyelia dengan angka kredit sebesar 247.

(11)

pejabat yang berwenang ke dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan Terampil sebagai Pengendali Dampak Lingkungan Pelaksana dengan angka kredit sebesar 95.

5. PNS yang sedang menjalani/dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 dengan tingkat hukuman disiplin sedang dan/atau berat, tidak dapat

diusulkan untuk penyesuaian (inpassing) dalam jabatan dan

angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

Contoh: Sdr. Fery, MA adalah PNS yang sedang menjalani

hukuman disiplin tingkat sedang. Dalam hal demikian yang bersangkutan tidak dapat diusulkan untuk

disesuaikan (inpassing) dalam jabatan Pengendali

Dampak Lingkungan.

6. PNS yang setelah tanggal 16 September 2002 tidak melaksanakan

tugas di bidang pengendalian dampak lingkungan, tidak dapat

diusulkan untuk penyesuaian (inpassing) ke dalam jabatan

Pengendali Dampak Lingkungan.

Contoh: Dr Indah adalah PNS yang diangkat dan ditugaskan

pada unit kerja Pengendali Dampak Lingkungan Asisten Deputi Urusan Emisi Kendaran, dan telah melaksanakan tugasnya selama 8 tahun 6 bulan. Pada tanggal 18 Agustus 2002 yang bersangkutan diangkat menjadi Kepala Biro Kepegawaian. Dalam hal demikian, maka yang bersangkutan tidak dapat

diusulkan untuk disesuaikan (diinpassing) ke dalam

jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

7. Pegawai Negari Sipil yang sedang menjalankan tugas belajar lebih dari 6 bulan tidak dapat diusulkan untuk penyesuaian (inpassing) dalam jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

(12)

dapat disesuaikan (di-inpassing) ke dalam jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

8. PNS yang sedang dikenakan pemberhentian sementara tidak

dapat diusulkan untuk disesuaikan (di-inpasssing) dalam jabatan

dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

Contoh: Drs. Agus, MA adalah seorang PNS yang bekerja pada unit Pengendali Dampak Lingkungan LIPI. Pada saat ini yang bersangkutan sedang dalam status diberhentikan sementara sebagai PNS. Dalam hal demikian, yang bersangkutan tidak dapat disesuaikan (diinpassing) ke dalam jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

9. PNS yang sedang menjalani cuti di luar tanggungan negara (kecuali untuk cuti melahirkan anak) tidak dapat diusulkan

untuk penyesuaian (di-inpassing) dalam jabatan dan angka kredit

Pengendali Dampak Lingkungan.

Contoh:

a. Dra. Tisa Oktifiani, MAadalah seorang PNS yang bekerja di

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Semarang. Saat ini yang bersangkutan sedang menjalani cuti di luar tanggungan negara guna mengikuti suami tugas ke luar negeri selama 2 tahun. Dalam hal demikian, maka yang

bersangkutan tidak dapat disesuaikan (di-inpassing) ke

dalam jabatan dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

b. Ir. Dama, Msc adalah PNS yang bekerja di unit

Pengendalian Dinas Kehutanan Provinsi D.I. Yogyakarta. Pada saat ini yang bersangkutan sedang cuti di luar tanggungan negara untuk melahirkan anak keempat. Dalam hal dmikian, maka kepada yang bersangkutan dapat

diusulkan untuk disesuaikan/di-inpassing dalam jabatan

dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan.

(13)

Contoh: Sdr. Sjaffril Jas, M.Sc diangkat menjadi PNS dan ditempatkan pada unit Pengendali Dampak Lingkungan terhitung mulai tugas tanggal 1 Oktober 1992. Dalam hal demikian maka yang bersangkutan

tidak dapat disesuaikan (di-inpassing) ke dalam jabatan

dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan. Untuk menjadi Pengendali Dampak Lingkungan, yang bersangkutan dapat diangkat melalui pengangkatan pertama kali.

11. PNS yang telah memperoleh gelar sarjana/S-1 tetapi belum dilaporkan dan belum digunakan untuk mutasi kepegawaian, maka yang bersangkutan tetap dapat diangkat ke dalam jabatan

dan angka kredit Pengendali Dampak Lingkungansetelah ijazah

dimaksud dilaporkan ke unit Kepegawaian sebelum ditetapkan

Surat Keputusan tentang Penyesuaian (Inpassing).

Contoh: Sdr. Agus Tri Murjoko, pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b, bekerja pada unit Pengendali Dampak Lingkungan dan diberi tugas di bidang Pengendali Dampak Lingkungan terhitung mulai tanggal 2 Januari 2000. Sambil bekerja yang bersangkutan memperoleh ijazah S-1 (Sarjana Hukum) pada tanggal 14 Januari 2001 dapat diusulkan untuk

disesuaikan (di-inpassing) dalam jabatan dan angka

kredit Pengendali Dampak Lingkungan dengan ketentuan ijazah dimaksud segera dilaporkan kepada pejabat kepegawaian sebelum Surat Keputusan Penyesuaian (Inpassing) ditetapkan.

12. PNS yang bekerja di luar unit kerja Pengendalian Dampak Lingkungan dan tidak sedang menjabat jabatan struktural atau fungsional lainnya tidak dapat diusulkan untuk penyesuaian (inpassing). Kepada yang bersangkutan dapat diangkat dalam

jabatan fungsional Pengendali Dampak Lingkungan melalui

mekanisme pengangkatan pertama kali.

13. PNS yang menduduki jabatan tertentu di luar Institusi/Unit

Pengendalian Dampak Lingkungan tidak dapat diusulkan untuk

penyesuaian (inpassing) ke dalam jabatan dan angka kredit

(14)

IX. PENUTUP

Pelaksanaaan pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan dan Angka Kreditnya melalui

penyesuaian (inpassing) diharapakan telah memperhatikan perubahan

struktur, tugas pokok dan fungsi unit kerja Pengendali Dampak Lingkungan, sehingga pejabat fungsional Pengendali Dampak

Lingkungan yang telah diangkat melalui penyesuaian (inpassing),

dapat terwadahi dalam struktur, tugas dan fungsi organisasi yang sesuai dengan tugas dan fungsi pejabat Pengendali Dampak Lingkungan yang bersangkutan.

Setelah masa waktu penyesuaian (inpassing) ke dalam jabatan dan

angka kredit Pengendali Dampak Lingkungan berakhir, seluruh tata cara pengangkatan PNS ke dalam jabatan Pengendali Dampak Lingkungan akan menggunakan tata cara pengangkatan pertama kali dan tata cara pengangkatan pindah jabatan.

Menteri Negara

Lingkungan Hidup,

ttd

NABIEL MAKARIM, MPA., MSM.

Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan Dan Kelembagaan Lingkungan Hidup,

Referensi

Dokumen terkait

Memasuki masa kepemimpinan Presiden Soeharto,umat Khonghucu (Boen Bio) dihadapkan pada masalah-maslah yang sangat berat yang berhubungan dengan peristiwa G 30

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pemodelan software, didapat luas genangan maksimum terjadi sebesar 4,99 km2 pada kala ulang Q50 dengan tata guna lahan tahun

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis matematik peserta didik yang memperoleh pembelajaran ARIAS lebih baik daripada

Hal ini berarti secara simultan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap motivasi belajar dalam pembelajaran dan hasil belajar geografi siswa antara siswa

Artinya yang paling tampak di luar adalah kebudayaan sebagai wujud material; adat dengan lembaga desa adat menopangnya sebagai pendukung budaya merupakan wujud

Secara umum SAP mengakui aset sebesar nilai wajar (fair value) sedangkan SAK mengakui aset sebesar harga perolehan (historical cost). Untuk liabilitas, perbedaan

Dibedakan dengan Mustelidae lainnya dari kemampuan beradaptasi yang tinggi untuk hidup di dalam air dengan kaki yang memiliki selaput renang, ekor yang tebal dan rambut

Di Indonesia, desentralisasi hutan lindung dimulai sejak Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1998 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan, Pengelolaan hutan lindung diserahkan