MI TARBIYATUS SYARIFAH
SUKODONO SIDOARJO
Oleh :
Renny Fuji Rahayu NIM : D07212059
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Renny Fuji Rahayu. 2017. Penerapan Metode Talking Stick untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing: Zudan Rosyidi, SS. MA
Kata Kunci: Metode Talking Stick, Bahasa Indonesia,Keterampilan Berbicara. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara siswa MI Tarbiyatus Syarifah dikarenakan dalam pembelajaran siswa hanya aktif dalam menulis dan membaca, metode pengajaran yang digunakan oleh guru monoton, siswa menjadi objek pasif yang diisi oleh informasi dan pembelajaran berpusat pada guru . Data yang didapatkan menunjukkan dari 31 siswa hanya 13 siswa yang tuntas dan 18 siswa lainnya tidak tuntas. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui metode pembelajaran Talking Stick dengan cara meningkatkan keterampilan berbicara siswa menggunakan penilaian unjuk kerja berupa non tes.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan (a) wawancara, (b) Observasi, (c) Non Tes,(d) Dokumentasi
Rumusan masalah penelitian ini yaitu: (1) Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo?. (2) Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo dengan penerapan metode pembelajaran Talking Stick ?
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui penerapan metode
Talking Stick dalam peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo. (2) untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo dengan penerapan metode Talking Stick.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
MOTTO iv
PERSEMBAHAN v
ABSTRAK vii
KATA PENGANTAR viii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR GRAFIK... xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tindakan yang dipilih 6
D. Tujuan Penulisan 6
E. Lingkup Penelitian 6
ii
BAB II :KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara 9
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia 11
C. Metode Pembelajaran Talking Stick
1. Pengertian Metode Pembelajaran Talking Stick 12 2. Langkah – langkah Penerapan Metode Talking Stick 14
BAB III :PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian 16
B. Setting dan Subyek Penelitian 18
C. Variabel yang Diteliti 19
D. Rencana Tindakan 19
E. Data dan Cara Pengumpulannya 26
F. Analisis Data 37
G. Indikator Kinerja 40
H. Tim Peneliti dan Tugasnya 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Profil Sekolah
1. Identitas Madrasah 43
B. Hasil Penelitian Persiklus
1. Prasiklus 45
2. Siklus I 48
3. Siklus II 72
C. Pembahasan 91
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan 96
B. Saran 97
DAFTAR PUSTAKA 98
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN 100
RIWAYAT HIDUP 101
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 RPP Siklus I 21
Tabel 3.2 RPP Siklus II 24
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara sebelum Penelitian dengan Guru 28
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara setelah Penelitian dengan Guru 28
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara setelah Penelitian dengan Siswa 29
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktifitas Guru 30
Tabel 3.7 Lembar Observasi Aktifitas Siswa 32
Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Hasil Keterampilan Berbicara (Unjuk Kerja ) 35
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara (Unjuk Kerja ) 36
Tabel 3.10 Tingkat Keberhasilan Belajar 40
Tabel 4.1Nilai Praktek Berbicara Siswa 46
Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I 59
Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Selama Pembelajaran pada Siklus I 63
Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa selama Pembelajaran pada Siklus I 66
Tabel 4.5 Hasil Penilaian siswa Praktek Berbicara Siklus II 80
Tabel 4.6 Perbandingan data dan nilai siswa dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 83
Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran pada Siklus II 84
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa selama Pembelajaran pada Siklus II 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Model PTK Kurt Lewis 18
Gambar 4.1 Kegiatan Guru membuka Pelajaran 50
Gambar 4.2 Guru Menjelaskan Materi Mendeskripsikan Binatang atau
Tumbuhan 52
Gambar 4.3 Siswa membaca Materi dan Berdiskusi bersama kelompoknya 54
Gambar 4.4 Guru berkeliling menentukan kelompok yang akan maju ke
depan Kelas 55
Gambar 4.5 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang memegang
tongkat secara bergiliran 56
Gambar 4.6 Kegiatan Evaluasi Unjuk kerja ( Bercerita ) pada siswa yang tidak
mau tampil di depan kelas 59
Gambar 4.7 Kegiatan Evaluasi Unjuk Kerja ( Bercerita) Siklus I 62
Gambar 4.8 Kegiatan Penutup 62
Gambar 4.9 Siswa membaca dan berdiskusi bersama kelompok 75
Gambar 4.10 Guru memberikan tongkat kepada siswa sambil bernyanyi
si kancil anak nakal bersama – sama 77
Gambar 4.11 Guru melakukan tanya jawab kepada siswa 77
Gambar 4.12 Siswa menuliskan cerita binatang atau tumbuhan yang dimiliki... 78
vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Observasi Aktifitas Guru 92
Grafik 4.2 Pwningkatan Observasi Aktifitas Siswa 93
Grafik 4.3 Peningkatan Keterampilan Berbicara siswa secara Klasikal 94
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 Lembar Validasi RPP Siklus I dan Siklus II
Lampiran 4 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 6 Lembar Validasi Aktifitas Guru Siklus I
Lampiran 7 Lembar Validasi Aktifitas Guru Siklus II
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Lampiran 10 Lembar Validasi Aktifitas Siswa Siklus I dan II
Lampiran 11 Daftar Nilai Pra Siklus
Lampiran 12 Daftar Nilai Siklus I
Lampiran 13 Daftar Nilai Siklus II
Lampiran 14 Instrumen Wawancara Pra Siklus kepada Guru
Lampiran 15 Hasil Wawancara Pra Siklus kepada Guru
Lampiran 16 Instrumen Wawancara sesudah Siklus kepada Guru
Lampiran 17 Hasil Wawancara sesudah Siklus kepada Guru
Lampiran 18 Instrumen Wawancara sesudah Siklus kepada Siswa
Lampiran 19 Hasil Wawancara sesudah Siklus kepada Siswa
viii
Lampiran 21 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
Lampiran 22 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II
Lampiran 23 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
Lampiran 24 Surat Tugas
Lampiran 25 Surat Izin Penelitian
Lampiran 26 Surat Keterangan telah melakukan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas SD / MI meliputi empat
keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca,
keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Keterampilan berbicara
menduduki tempat utama di dalam memberi dan menerima informasi serta
memajukan hidup dalam peradaban di dunia modern saat ini. Menurut Brown
dan Yule “Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucap bunyi –
bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan,
atau perasaan secara lisan “. 1
Pada hakikatnya keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang
memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,
kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Keterampilan berbicara
saling berkaitan dengan keterampilan yang lain. Kegiatan berbicara senantiasa
diikuti dengan kegiatan menyimak, keterampilan berbicara juga menunjang
keterampilan menulis dan kegiatan berbicara berhubungan erat dengan
kegiatan membaca. Menutut Sugihartono “ Tujuan utama berbicara adalah
berkomunikasi dan agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif maka
1
2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sang pembicara harus memahami makna segala sesuatu yang ingin
dikomunikasikan”. 2
Dalam hal ini pada kenyataanya, keterampilan berbicara yang terjadi
di MI Tarbiyatus Syarifah sangat rendah. Dari 31 siswa yang terdiri dari 14
siswa laki – laki dan 17 siswa perempuan hanya 41,93 % yang mampu mencapai KKM 75. Hal ini di sebabkan karena masih banyak guru yang
mengajar dengan metode yang monoton yang mana siswa menjadi objek
pasif yang harus diisi oleh informasi dan pembelajaran berpusat pada guru
serta siswa diajarkan hanya aktif dalam menulis dan membaca. Maka
berdasarkan beberapa faktor tersebut akibatnya siswa menjadi malas dan
tidak percaya diri dalam berbicara. Sehingga hal ini berdampak pada
keterampilan berbicara siswa menjadi terbatas.
Peneliti menggunakan permasalahan ini menjadi Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan metode Pembelajaran Talking Stick yang
mempertimbangkan kelebihanya yaitu siswa menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran, siswa dapat memiliki kemampuan membuat kosa kata dan
kalimat, dan mampu berbicara di dalam forum atau diluar forum dengan
bahasa yang baik dan mudah dipahami oleh orang lain. Untuk itulah peneliti
bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan
Metode Talking Stick untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara Mata
2
Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah
Sukodono Sidoarjo”.
Metode Pembelajaran ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia Kelas II pada materi ” mendeskripsikan binatang atau
tumbuhan”. karena Talking Stick disajikan secara sederhana, fleksibel dan
menyenangkan.
Dengan demikian metode pembelajaran Talking Stick dapat memberikan dampak positif bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia. Siswa akan mampu berbicara atau mengeluarkan pendapat di
dalam forum dengan bahasa yang baik dan mudah difahami oleh orang lain.
Selain itu, siswa didorong untuk banyak membaca, belajar memahami materi
serta melatih siswa aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.
Penggunaan metode Talking Stick ini dianggap efektif dalam proses
pembelajaran karena didasari pada penelitian penelitin terdahulu yang
terdahulu dliakukan oleh beberapa mahasiswa. Yang pertama, penelitian yang
dilakukan oleh Pipit Dwi Retnowati, mahasiswa jurusan PGSD, FKIP,
Universitas Muria Kudus pada tahun 2015 dengan judul “Penerapan Metode
Talking Stick untuk Peningkatan Hasil belajar PKn pada Materi Globalisasi
Siswa Kleas IV SD 3 Panjang Kecamatan Bae Kabupaten Kudus”.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas III B SDN Kebraon 11 / 437
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 68,75 % dengan nilai rata rata
75,93. Jadi Siklus I dinyatakan belum berhasil, karena indikator keberhasilan
pembelajaran ditetapkan sebesar 75 % denga KKM ≥ 75. Pada siklus II
ketuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu sebesar 81,25 %
dengan nilai rata rata 82,18 dan dengan nilai tersebut maka proses
pembelajaran dinyatakan berhasil, sehingga siklus dihentikan sampai siklus II.
Penelitian ini dinyatakan berhasil3
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ummu Lailatul Mufidha,
mahasiswa jurusan PGSD,FIP, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya pada
Tahun 2015 dengan Judul “Pengaruh Model Discovery Learning dengan Metode Talking Stick terhadap Hasil Belajar Siswa Tema 3 Subtema 3
Pembelajaran 1 kelas IV SD Labschool UNESA Surabaya”. Penelitian
dilakukan pasa siswa kelas IV SD Labschool UNESA Surabaya yang
memiliki ketuntasan belajar sebesar 65 %.
Kemudian setelah dilakukan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa
sebesar 51,38 %. Jadi siklus I dinyatakan belum berhasil, karena Indikator
keberhasilan pembelajaran ditetapkan sebesar 75 % dengan KKM ≥ 75. Pada siklus II kettuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu sebesar 70
% dengan nilai rata – rata 82,5 dan dengan nilai tersebut maka proses
3
pembelajaran dinyatakan berhasil, sehingga siklus dihentikan sampai siklus II.
Penelitian ini dinyatakan berhasil4
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Putri Dwi Cahyaningsih,
mahasiswa jurusan PGSD, FIP, Universitas Negeri Malang pada tahun 2011
dengan judul “Penerapan Model Talking Stick untuk Meningkatkan
Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD
Jatimulyo 1 Kota Malang”. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD
Jatimulyo 1 Malang yang memiliki nilai rata – rata kelas 60. Kemudian setelah dilakukan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 71,52 %.
Jadi siklus I dinyatakan belum berhasil, karena indikator keberhasilan
pembelajaran ditetapkan sebesar 75 % dengan KKM ≥ 75. Pada siklus II
ketuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu sebesar 82,8 %,
dengan nilai trsebu maka proses pembelajaran dinyatakan berhasil, sehingga
siklus dihentikan sampai siklus II. Penelitian in dinyatakan berhasil.5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo ?
4
Ummu lailatul Mufidha, Pengaruh Model Discovery Learning dengan Metode Talking Stick terhadap Hasil Belajar Siswa Temas 3 Subtema 3 Pembelajaran I Kelas IV SD Labschool UNESA Surabaya ( Surabaya : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2015), Skripsi.
5
6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Bagaimanakah Peningkatan Keterampilan berbicara mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo
dengan penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick ? C. Tindakan yang dipilih
Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah tentang rendahnya
keterampilan berbicara siswa yang meliputi berfikir, membaca,
mengembangkan kosa kata, mengungkapkan gagasan atau fikiran dan
keaktifan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan
menerapkan metode pembelajaran Talking Stick pada kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo agar pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih
aktif, keterampilan berbicara siswa semakin meningkat dan pembelajaran di
kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan untuk siswa.
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Talking Stick dalam peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo.
2. Untuk mengetahui Peningkatan Keterampilan berbicara mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo
dengan penerapan Metode pembelajaran Talking Stick . E. Lingkup Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI
peneliti temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi
kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut akan dibatasi pada
hal-hal tersebut di bawah ini :
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara pada KD 6.1
Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang disekitar sesuai ciri – ciri nya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain.
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas II MI Tarbiyatus
Syarifah Sukodono Sidaoarjo
3. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017 – 2018.
4. Metode yang dipakai adalah metode pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti hanya membahas tentang
peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode
pembelajaran Talking Stick materi Mendeskripsikan Binatang atau Tumbuhan, pada siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo, dan
mendeskripsikan kemajuan keterampilan berbicara siswa pada materi tersebut.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
8
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
selanjutnya dan hasilnya dapat dijadikan sebuah gambaran atau wacana dalam
melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif di sekolah. Sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini dapat menjadikan gambaran bahwa metode
pembelajaran Talking Stick MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo sangat penting untuk digunakan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
mengembangkan Keterampilan berbicara siswa khusunya di MI atau SDI.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru adalah guru dapat menerapkan metode
pembelajaran Talking Stick sebagai alternatif dalam merancang program pengajaran serta dapat memperkaya studi tentang belajar
mengajar dalam upaya meningkatkan Hasil belajar.
b. Manfaat bagi siswa adalah dapat memberi pengalaman langsung
melalui penerapan metode pembelajaran Talking Stick terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. serta mengembangkan
keterampilan berbicara melalui metode pembelajaran ini.
c. Manfaat bagi Sekolah menjadi lebih maju karena meningkatkan
kualitas yang baik bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
d. Manfaat bagi peneliti adalah penelitian ini memberikan gambaran
secara langsung sebagai calon guru tentang prestasi belajar siswa saat
BAB II KAJIAN TEORI
A. Keterampilan Berbicara
1. Pengertian Keterampilan Berbicara
Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap
manusia yang berbeda-beda antara satu manusia dengan yang lainnya.
Menurut kamus besar Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil yang
artinya cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan
adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot
(neoromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniyah seperti berbicara, menulis, mengetik, olahraga dan lain sebagainya.6
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
adalah suatu kecakapan, kemampuan dan ketepatan dalam menyelesaikan
suatu tugas. Berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud,
gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang lain.7 Bahasa
lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.8 Jadi berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi -bunyi
6
Muhibbib Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 121
7
Puji Santosa dkk, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (Jakarta : Universitas Terbuka,2009), 634
8
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
artikulasi atau kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan berbicara menurut Isah Cahyani adalah “kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekpresikan, mengatakan
serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”.9
Keterampilan ini juga
didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar dan
bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa
malu, rendah diri, ketegangan,berat lidah dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka keterampilan berbicara adalah suatu
kemampuan mengucapkan bunyi – bunyi artikulasi atau kata untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan,
pendapat secara lisan menggunakan bahasa yang dapat dipahami orang lain
dengan percaya diri. Seseorang dikatakan terampil berbicara apabila ia
memiliki kompetensi komunikatif.10
Hal ini sejalan dengan pendapat Nunan (1999), yang menyimpulkan
bahwa berbicara sebagai suatu kompetensi komunikatif mencakup (1)
pengetahuan tentang tata bahasa dan kosa kata bahasa itu; (2) pengetahuan
tentang kaidah – kaidah berbicara (misalnya, mengetahui bagaimana caranya memulai dan mengakhiri percakapan,mengetahui topik apa saja yang dapat
dibicarakan dalam berbagai tipe peristiwa tutur yang berbeda, mengetahui
9
Isah cahyani. Modul Mari Belajar Bahasa Indonesia. (Jakarta :DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENAG, 2012) , 121.
10
bentuk – bentuk sapaan mana yang harus digunakan dengan orang – orang yang berbeda yang diajak berbicara seseorang dan dalam berbagai situasi
yang berbeda (3) mengetahui bagaimana cara menggunakan dan menjawab
berbagai tindak tutur seperti permohonan, permintaan maaf, terimakasih, dan
ajakan; dan (4) mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa secara
tepat.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Belajar bahasa
pada hakikatnya belajar berkomunikasi. oleh karena itu, pembelajaran bahasa
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membelajarkan peserta
didik agar menjadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya belum tahu
menjadi tahu. Dalam suatu pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat sembilan
ciri-ciri dalam pembelajaran yaitu : adanya tujuan yang ingin dicapai,
prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan ,
materi pelajaran tertentu yang menjadi garapan dalam proses pembelajaran,
aktifitas para peserta didik, aktifitas guru sebagai perencanaan dan pengelola
kegiatan pembelajaran, media dan metode yang digunakan dalam
pembelajaran, kedisiplinan dalam kegiatan pebelajaran, kedisiplinan dalam
12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat :
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulisan.
2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
3. Memahami bangsa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan
efektif dalam berbagai tujuan.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan berbahasa.
6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah dan
intelektual manusia Indonesia.11
C. Metode Pembelajaran Talking Stick
1. Pengertian Metode Pembelajaran Talking Stick
Di tinjau dari segi etimologis ( bahasa ), kata metode berasal
dari bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti
“melalui” atau “melewati” dan hodos yang berarti “jalan atau cara”.
Dalam pengertianya, yang dimaksud dengan metode adalah cara yang di
11
dalam fungsinya merupakan alat atau media untuk mencapai suatu
tujuan.12
Hal ini berlaku bagi guru (metode mengajar) maupun kepada
murid (metode belajar). Karena metode merupakan cara yang dalam
pendidikan bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
demikian metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh seorang
pendidik yang sesuai dalam menyajikan materi serta bagaimana membuat
siswa dapat belajar dengan mudah sehingga akan tercapai suatu tujuan
pembelajaran yang terealisasikan dalam proses belajar yang efektif dan
efisien.
Metode pembelajaran Talking Stick ( tongkat berbicara) adalah
metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pada mulanya, metode pembelajaran
Talking stick digunakan oleh penduduk Asli Amerika untuk mengajak
semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam satu forum (
pertemuan antar suku ). Kini metode itu sudah digunakan sebagai metode
pembelajaran ruang kelas.13
12
Winarno Surakhmad,Pengantar Interaksi Belajar Mengajar,(Bandung : Tarsito,1984),96
13
14
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta
didik untuk berani mengemukakan pendapat.14Sebagaimana dengan
namanya, Talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok
dengan menggunakan bantuan tongkat. kelompok yang memegang
tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah
mereka mempelajari materi pokoknya.
Metode ini cocok digunakan untuk semua kelas dan semua
tingkatan umur. Metode ini bermanfaat, mampu menguji kesiapan siswa,
melatih keterampilan mereka dalam membaca dan memahami materi
pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk siap dalam situasi
apapun.15 Selain itu, Metode ini memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dalam berbicara
di depan orang lain atau di depan umum.
2. Langkah- langkah penerapan Metode Talking Stick
Adapun sintak metode Talking Stick adalah sebagai berikut :
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya + 20 cm
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pelajaran.
14
Suprijono Agus,Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM,( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009),109
15
c. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
d. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari
isinya, guru mempersilahkan siswa menutup isi bacaan.
e. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa,
setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang
tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai
sebagaian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
f. Guru memberi kesimpulan.
g. Guru melakukan evaluasi / penilaian.
h. Guru menutup pembelajaran.16
16
17
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN A.Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti penerapan metode talking stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan
kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.16
Penelitian Tindakan Kelas juga bermanfaat dalam meningkatkan
pemahaman peneliti dan guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas
utamanya, serta dapat mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran
sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan
peserta didik dan meningkatnya kualitas pembelajaran.17 Penelitian tindakan
kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan
16
IGAK, Wardani, Penelitian Tindakan Kelas , (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), 4.
17
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.18 Termasuk penelitian
kualitatif karena peneliti sendiri yang menjadi instrumen utama, terjun ke
lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui
pengamatan dan wawancara. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk
menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan
model Kurt Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat
langkah pokok yaitu:19
1. Planning (perencanaan), adalah proses menentukan program kebaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti.
2. Acting (pelaksanaan tindakan), adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti.
3. Observing (observasi), adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang
berbagai kekurangan tindakan yang telah dilakukan.
4. Reflecting (refleksi), adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi sehingga memunculkan program atau perencanaan baru.
18
Lexy J.Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011),6
19
19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk
suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral, seperti pada gambar
di bawah ini.
Gambar 3.1 Bagan PTK Model Kurt Lewwin20
B. Setting dan Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat penelitian :MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo
b. Waktu penelitian :Semester Genap Tahun ajaran 2017 – 2018. 2. Subyek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI Tarbiyatus
Syarifah Sukodono Sidaoarjo tahun ajaran 2017 – 2018 dengan jumlah 31 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 14 laki-laki dan 17 perempuan.
20
Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar (KD)
Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang disekitar sesuai ciri – cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain. Objek yang
diteliti oleh peneliti adalah keterampilan berbicara siswa kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo.
C. Variabel yang Diteliti
Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :
1. Variabel input : Siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah
Sukodono Sidaoarjo tahun ajaran 2017– 2018.
2. Variabel proses : Penerapan metode pembelajaran Talking Stick
3. Variabel output : Peningkatan keterampilan berbicara mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
D. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt
Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari empat
komponen, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3) observasi, dan (4)
refleksi.21
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan dengan 2
siklus, sebagai berikut:
1. Siklus 1
21
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan
melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran Bahasa Indonesia
materi “Mendeskripsikan binatang atau tumbuhan”. Dalam proses pembelajaran, peneliti merasakan adanya masalah dalam hal kurangnya
antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya kreatifitas guru
dalam mengajar yang hanya menggunakan metode ceramah, sehingga
suasana pembelajaran di kelas kurang menyenangkan.
Dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti
melakukan hal sebagai berikut:
1) Menyusun RPP materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan
berdasarkan langkah-langkah penerapan metode Talking Stick.
2) Menyiapkan sumber belajar, metode pembelajaran , media
pembelajaran, fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.
3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS).
4) Menyiapakan instrumen penilaian.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan
guru selama pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan
Tabel 3.1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Waktu Kegiatan
10 menit Kegiatan Pendahuluan
1.Guru mengucapkan salam“Assalamulaikum Wr.Wb”.
2.Siswa berdo’a secara bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran.
3.Guru mengecek kehadiran siswa-siswi. 4.Guru menanyakan kabar “bagaimana
kabarnya hari ini”. siswa menjawab:
dipelajari yaitu “ mendeskripsikan binatang atau tumbuhan”.
7.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 50 menit Kegiatan Inti
1. Siswa mengamati gambar binatang ( kelinci )dan tumbuhan (mawar) yang ditunjukkan oleh guru.
2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan.
3. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok yang heterogen, masing masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
4. Siswa membaca materi mendeskripsikan
binatang atau tumbuhan dan
mempelajarinya.
5. Guru berkeliling mengamati siswa membaca.
6. Siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan.
23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Waktu Kegiatan
8. Guru mempersilahkan untuk menutup buku pelajaran yang sudah dibaca.
9. Siswa menerima tongkat yang diberikan oleh guru.
10. Guru mempersilahkan kelompok yang sudah ditunjuk ke depan.
11. Guru memberi pertanyaan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan secara bergiliran kepada siswa yang memegang tongkat.
12. Siswa yang memegang tongkat menjawab pertanyaan dari guru tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan yaitu menyebutkan ciri – ciri binatang atau tumbuhan dengan benar secara bergiliran. 13. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
hal-hal yang belum diketahui dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
14. Guru melakukan evaluasi dengan cara memberikan unjuk kerja siklus 1 ( menceritakan ciri –ciri binatang peliharaan atau tumbuhan yang dimiliki di depan kelas satu persatu ).
15. Guru melakukan pensekoran pada siswa. 16. Setelah kegiatan selesai, guru memberikan
penghargaan kepada siswa dengan tepuk
tangan atau mengucapkan “ anak anak
pintar semua”.
10 menit Penutup
1. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan umpan balik tentang
materi yang sudah diajarkan dengan memberikan pertanyaan secara lisan kepada salah satu siswa untuk menyebutkan ciri – ciri binatang yang ditentukan.( sebutkan ciri – ciri binatang sapi dengan benar )
Waktu Kegiatan
untuk mengakhiri pembelajaran.
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
c. Observasi (Observing)
Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan serta
menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran
2) Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran
3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 1.
Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan
dalam siklus 1 seperti apakah kegiatan siklus 1 dapat meningkatkan atau
tidaknya keterampilan siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah. Jika
meningkat, maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila
pada pelaksanaan siklus 1 yang telah diketahui hambatan, kekurangan pada
proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni dengan
melanjutkan ke siklus II. Pada umumnya kegiatan siklus ke II memiliki
banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk memperbaiki siklus 1 yang
25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Siklus 2
Jika dirasa pada siklus I kurang berhasil, maka akan dilanjutkan
dengan merancang ulang pada siklus II berdasarkan hasil temuan kesulitan
dan kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I, dan jika
pada siklus II masih juga belum berhasil maka akan dilanjutkan lagi pada
siklus berikutnya sampai dirasa sudah berhasil mencapai tujuan yang
harapkan.
Tabel 3.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Waktu Kegiatan
Kegiatan Pendahuluan
1) Guru mengucapkan salam“Assalamulaikum Wr.Wb”.
2) Siswa berdo’a secara bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran.
3) Guru mengecek kehadiran siswa-siswi. 4) Guru menanyakan kabar “bagaimana
kabarnya hari ini”. siswa menjawab:
Alhamdulilah, luar biasa Allahu Akbar, yess!!!
5) siswa menyanyikan lagu “ kupu – kupu
yang lucu”
6) Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari, yaitu “ mendeskripsikan binatang atau tumbuhan”.
7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
50 menit Kegiatan Inti
1) Siswa mengamati gambar binatang ( kelinci ) dan tumbuhan (bunga mawar) yang ditunjukkan oleh guru.
Waktu Kegiatan
binatang atau tumbuhan.
3) Siswa membentuk menjadi 6 kelompok yang heterogen, masing masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
4) Siswa membaca materi mendeskripsikan
binatang atau tumbuhan dan
mempelajarinya.
5) Siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan.
6) Guru berkeliling mengamati siswa membaca.
7) Guru berkeliling mengamati siswa berdiskusi.
8) Guru mempersilahkan untuk menutup buku pelajaran yang sudah dibaca.
9) Siswa bersama – sama menyanyikan lagu
“si kancil anak nakal” sambil mengoper
tongkat ketemanya, saat lagu berhenti siswa yang mendapatkan tongkat ke depan kelas beserta kelompoknya.
10) Guru mempersilahkan kelompok yang sudah mendapatkan tongkat ke depan kelas. 11) Guru memberi pertanyaan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan secara bergiliran kepada siswa yang memegang tongkat.
12) Siswa yang memegang tongkat menjawab pertanyaan dari guru tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan yaitu menyebutkan ciri – ciri binatang atau tumbuhan dengan benar secara bergiliran. 13) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
hal-hal yang belum diketahui dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. 14) Guru melakukan evaluasi dengan cara
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Waktu Kegiatan
tumbuhan yang dimiliki di depan kelas satu persatu secara lisan).
15) Guru melakukan pensekoran pada siswa. 16) Setelah kegiatan selesai, guru memberikan
penghargaan kepada siswa dengan tepuk
tangan atau mengucapkan “ anak anak pintar semua”.
10 menit Penutup
1) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. 2) Guru memberikan umpan balik tentang
materi yang sudah diajarkan dengan memberikan pertanyaan kepada salah satu siswa untuk menyebutkan ciri – ciri binatang yang ditentukan. ( Sebutkan ciri ciri binatang kerbau dengan benar )
3) Siswa dan guru berdo’a bersama – sama untuk mengakhiri pembelajaran.
4) Guru menutup pembelajaran dengan salam.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen – dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainya guna keperluan penelitian yang dimaksud. 22
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu
a. Data kualitatif
22
Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan
kategorisasi, karakteristik berwujud pernyataan atau berupa kata – kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif dalam penelitian ini meliputi :
1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas
2) Pendekatan yang dipake dalam Penelitian Tindakan Kelas
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka – angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini,
meliputi :
1) Data jumlah siswa kelas II
2) Data presentase ketuntasan minimal
3) Data nilai siswa yang diambil dari nilai unjuk kerja berbicara
4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa dari lembar observasi
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dengan
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman
sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll.23
Panduan wawancara yang susdah disusun secara tertulis sesuai
dengan masalah, kemudian digunakan sebagai sarana untuk
mendapatkan informasi.24 Teknik wawancara dilakukan untuk
mendapat data tentang mengenai proses pembelajaran yang dialami
guru sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode Talking Stick, dan proses pembelajaran yang dialami guru setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode Talking Stick.
Berikut ini instrumen panduan wawancara terhadap guru dan
siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono, Sidoarjo.
Tabel 3.3
Pedoman wawancara sebelum penelitian dengan guru
Nama Guru : Tanggal :
1) Sudah berapa tahun bapak mengajar di MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono, Sidoarjo ?
2) Apa saja kesulitan yang bapak hadapi dalam mengajar bahasa Indonesia kepada siswa dalam keterampilan berbicara ?
3) Bagaimana keterampilan siswa dalam hal berbicara ?
4) Apa saja upaya yang sudah dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berbicara ?
5) Bagaimana minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ?
23
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Rosdakarya, 2008), 117.
24
Tabel 3.4
Pedoman wawancara setelah penelitian dengan guru
Nama Guru : Hari / Tanggal :
1. Bagaimana menurut bapak mengenai penerapan metode
Talking Stick pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II khususnya keterampilan berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan ?
2. Menurut anda bagaimana reaksi siswa pada saat penerapan metode Talking Stick pada pembelajaran keterampilan berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan?
3. Apakah ada perbedaan pada aktivitas siswa antara sebelum dan sesudah penerapan metode Talking stick pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II khususnya keterampilan berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan ?
4. Apakah para siswa bisa mengikuti penerapan metode Talking Stick ?
5. Menurut anda apakah penerapan metode Talking Stick mampu memberikan dampak positif pada peningkatan keterampilan berbicara materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan pada siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah ?
6. Bagaimanakah keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia setelah menerapkan pembelajaran dengan mengunakan metode Talking Stick ?
Tabel 3.5
Pedoman wawancara untuk siswa setelah penelitian
Nama : Hari / Tanggal :
1. Apakah kalian menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
2. Kesuliatan apa saja yang kalian alami ketika ada pembelajaran berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan? 3. Bagaimana perasaan kamu ketika pembelajaran berbicara materi
mendeskripsikan binatang atau tumbuhan dengan menggunakan metode Talking Stick ?
31
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan; pengawasan; peninjauan;
penyelidikan; riset.25 Observasi adalah suatu proses pengamatan dan
pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai
berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.26
Dalam pengamatan ini digunakan dua lembar pengamatan,
yaitu lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa yang digunakan
untuk merekam aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran apakah
susdah sesuai dengan RPP atau belum.
Tabel 3.6
Lembar Observasi aktifitas guru
No Aspek yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak Kegiatan Awal
1 Guru mengucapkan salam“Assalamulaikum Wr.Wb”.
2 Guru mengajak siswa berdo’a secara bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran.
3 Guru mengecek tentang kehadiran siswa 4 Guru menanyakan kabar “bagaimana
kabarnya hari ini”. siswa menjawab:
Alhamdulilah,luar biasa, Allahu Akbar, yess!!!
25
Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001),533
26
5 Guru dan siswa menyanyikan lagu “ kupu –
kupu yang lucu”
6 Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari, yaitu “ mendeskripsikan binatang
atau tumbuhan”.
7 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1 Guru memperlihatkan gambar binatang ( kelinci ) dan tumbuhan ( bunga mawar ) kepada siswa
2 Guru menyampaikan sedikit penjelasan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan.
3 Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang heterogen, masing masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.
4 Guru mengamati siswa membaca materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan dan mempelajarinya
5 Guru mengamati siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan.
6 Guru mempersilahkan siswa untuk menutup buku pelajaran yang sudah dibaca.
7 Guru mengambil tongkat dan memberikan kepadah salah satu kelompok.
8 Guru mempersilahkan kelompok yang sudah ditunjuk ke depan.
9 Guru memberi pertanyaan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan secara bergiliran kepada siswa yang memegang tongkat.
10
Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
11
33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12 Guru melakukan pensekoran pada siswa. 13 Guru memberikan apresiasi kepada siswa
Kegiatan Penutup
1 Guru menyimpulkan materi bersama siswa 2 Guru memberikan umpan balik kepada siswa
dengan memberikan memberikan pertanyaan kepada salah satu siswa untuk menyebutkan ciri – ciri binatang yang ditentukan
3 Guru dan siswa Berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran
4 Guru menutup pembelajaran dengan salam
x 100%
Keterangan :27
Pengisian lembar observasi aktifitas guru dengan memberi tanda
checklist (√)
Skor 1 : Jika “Ya” atau terlaksananya aktifitas pembelajaran yang
sesuai dengan aspek yang diamati.
Skor 0 : Jika “Tidak” atau tidak terlaksananya aktifitas pembelajaran yang sesuai dengan aspek yang diamati.
Tabel 3.7
Lembar observasi aktivitas siswa
No Aspek yang Diamati Terlaksana
Ya Tidak Persiapan
1 Siswa duduk dibangkunya waktu pelajaran akan dimulai
2 Kerapian siswa dalam berseragam
27
3 Siswa sudah siap untuk belajar dengan bukunya
Pelaksanaan Kegiatan Awal
1 Siswa menjawab salam
2 Siswa berdo’a bersama – sama 3 Siswa melakukan absensi
4 Siswa menjawab kabar dari guru
7 Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru
Kegiatan Inti
1 Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru
2 Siswa memperhatikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.
3 Siswa membentuk kelompok yang heterogen. 4 Siswa membaca dan mempelajari materi yang
dipelajari.
5 Siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan. 6 Siswa menutup buku pelajaran yang sudah
11 Siswa melakukan praktik berbicara menceritakan ciri – ciri binatang peliharaan atau tumbuhan yang dimiliki di depan kelas secara bergiliran.
12 Siswa mendapatkan skor / nilai dari guru. 13 Siswa mendapatkan apresiasi dari guru
35
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1 Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran bersama guru
2 Siswa merespon umpan yang diberikan oleh guru
3 Siswa berdoa dengan khusuk 4 Siswa menjawab salam
X 100%
Keterangan :28
Pengisian lembar observasi aktifitas siswa dengan memberi tanda
checklist (√)
Skor 1 : Jika “Ya” atau terlaksananya aktifitas pembelajaran yang sesuai dengan aspek yang diamati.
Skor 0 : Jika “Tidak” atau tidak terlaksananya aktivitas pembelajaran
yang sesuai dengan aspek yang diamati.
c. Non Tes
Pada penelitian ini, teknik penilaian yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam berbicara adalah non-tes. Non-tes
merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan
informasi keadaan si tertes (siswa) tanpa menggunakan alat tes.29
Tingkat keterampilan berbicara siswa diukur dengan teknik
non-tes dengan bentuk penilaian Unjuk Kerja. Instrumen yang digunakan
28
Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 150.
29
adalah rubrik penilaian Unjuk Kerja. Unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik secara efektif dapat digunakan untuk
kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk – bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta
didik.30
Berikut adalah rubrik penilaian hasil keterampilan berbicara
siswa :
Tabel 3.8
Rubrik Penilaian hasil keterampilan berbicara (Unjuk Kerja) No. Nama
Siswa
Aspek yang dinilai
Jumlah Skor
Nilai Keterangan Intonasi Penggunaan
bahasa
Isi Cerita
Kelancaran 1.
2. 3.
Nilai Akhir (NA) =
30
37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.9
Kriteria Penilaian hasil keterampilan berbicara ( Unjuk Kerja )
No
Aspek yang
Dinilai Kriteria Skor
dimiliki. ciri binatang
Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.31 Dokumentasi pada
penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan gambar – gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan data
yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan
sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh
akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai
data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang
31
39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.32
a. Analisis Prosentase Aktivitas Guru dan Siswa
Data tentang aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan
menghitung prosentase aktivitas guru dan siswa untuk setiap indikator.
Rumus menghitung prosentase aktivitas guru dan siswa adalah:
X 100% (Rumus 3.1)
b. Analisis Ketuntasan
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan
belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dilakukan
dengan cara memberikan penilaian berupa penilaian unjuk kerja pada
setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana sebagai berikut :
1) Penilaian Non Tes ( Unjuk Kerja )
Penilaian hasil siswa didasarkan pada 4 aspek yaitu intonasi suara,
penggunaan bahasa, kelancaran dan isi cerita. Untuk analisis hasil
penelitian siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh
siswa menjadi nilai siswa. Dapat dituliskan dengan rumus :
Nilai
(Rumus 3.2)
32
Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang
diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut
sehingga diperoleh nilai rata – rata. Menurut sudjana, bahwa untuk menghitung rata –rata kelas digunakan rumus sebagai berikut :33
X
(Rumus 3.3)
Keterangan:
X : Nilai rata-rata
∑x : Jumlah semua nilai siswa ∑N : Jumlah siswa
2) Penilaian Ketuntasan Belajar
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa
tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%34, maka peneliti
menganggap bahwa penggunaan metode Talking Stick dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada materi
mendeskripsikan binatang atau tumbuhan memenuhi ketuntasan 75%
dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke
dalam lima kategori berikut.35
33
Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1988), 131
34
Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Bumi, 2009), 48
35
41
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 3.10
Tingkat Keberhasilan Belajar
Tingkat keberhasilan (%) Arti
90% - 100% 70% - 89% 50% - 69% 0% - 49%
Sangat Baik Baik
Cukup Baik Tidak Baik
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan II
dapat digunakan rumus :
P
(Rumus 3.4)
Keterangan:
P = Presentase yang akan dicari
Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh
75% dari skor maksimal. Dan suatu pembelajaran dikatakan efektif jika
ketuntasan klasikalnya 75% maksudnya jika dalam satu kelas siswa yang
berhasil 75% maka ketuntasanya tercapai
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan alat petunjuk atau sesuatu yang
menunjukkan kualitas sesuatu. Adapun indikator yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
2. Meningkatnya prosentase aktivitas belajar siswa secara aktif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia mencapai ≥90%
3. Guru dapat menerapkan pembelajaran sesuai RPP yang telah
dikembangkan mencapai 85%
4. Sekurang-kurangnya 80% siswa telah mencapai KKM 75.
5. Perolehan skor rata – rata kelas minimal 75
Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai
minimal 75. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya
bahwa jika dalam evaluasi, diperoleh hasil belajar minimal 75% siswa kelas II
berhasil secara individual, maka metode pembelajaran yang diterapkan dapat
dikatakan berhasil.
H. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, antara
guru kelas dan mahasiswa sebagai peneliti. Selain menjadi kolaborator guru
juga berperan sebagai peneliti. Selain menjadi kolabolator guru juga berperan
sebagai observator bersama-sama dengan peneliti dalam pelaksanaan
pembelajran di kelas. Mereka bertanggung jawab penuh pada penelitian
tindakan kelas ini. Peneliti dan kolaborator terlibat sepenuhnya dalam
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya.
Adapun tim peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Guru Kolaborasi
43
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bertugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan,
mengamati pelaksanaan pembelajaran, terlibat
dalam perencanaan tindakan observasi dan
refleksi.
2. Peneliti
Nama : Renny Fuji Rahayu
Bertugas :Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
menyusun instrumen penelitian, membuat
lembar observasi, melakukan diskusi dengan
guru kolaborasi, dan menyusun hasil laporan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah
1. Identitas Madrasah
Pada bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian dan
pembahasannya dengan judul “ Penerapan metode talking stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia MI
Tarbiyatus Syarifah Sukodono, Sidoarjo”. MI Tarbiyatus Syarifah terletak di kecamatan Sukodono kabupaten Sidoarjo.
Letak sekolah ini jika dilihat dari segi geografis bisa dibilang
strategis karena didepan sekolah merupakan jalan raya. Mudah untuk dilalui
sarana transportasi dan terlihat jelas di seberang jalan, sehingga mudah
ditemukan apabila ada yang mencari letak sekolah. Jadi tidak heran apabila
sekolah ini keamanan pada siswa diperketat, agar tidak terjadi suatu hal
yang tidak diinginkan.
Sekolah MI Tarbiyatus Syarifah memiliki beberapa bangunan
sebagai sarana dan prasarana fisik dalam proses pembelajaran. Kondisi
bangunan tersebut dalam keadaan cukup. Bangunan tersebut diantaranya
yaitu ruang kelas sebanyak 16 kelas, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang
ibadah 2 unit, ruang guru, ruang komputer, lapangan olah raga, kamar
44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Jumlah seluruh siswa – siswi MI Tarbiyatus Syarifah yakni sebanyak 516 siswa. Setiap tingkatan kelas terdapat 2 sampai 3 kelas tiap tingkatan.
Berdasarkan jumlah tersebut dapat diperinci sebagai berikut : untuk kelas 1
berjumlah 84 siswa, kelas II berjumlah 94 siswa, kelas III berjumlah 71
siswa, kelas IV berjumlah 92 siswa, kelas V berjumlah 76 siswa, dan kelas
VI berjumlah 99 siswa.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah identitas sekolah MI
Tarbiyatus Syarifah:
a. Nama Sekolah : MI Tarbiyatus Syarifah
b. Provinsi : Jawa Timur
c. Otonomi Daerah : Sidoarjo
d. Kecamatan : Sukodono
e. Desa/Kelurahan : Pekarungan
f. Jalan dan Nomor : Jl. Raya A Yani Karangnongko g. Organisasi Penyelenggara : Yayasan
h. Kode Pos : 61256
i. Telepon : (031) 8832343
j. Status Sekolah : Swasta
k. Akreditas : Terakreditasi ”A”
l. Tahun Berdiri : 1973
m. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
2. Visi dan Misi
Adapun visi dan misi MI Tarbiyatus Syarifah adalah sebagai berikut :
a. Visi Madrasah
Visi MI Tarbiyatus syarifah yaitu: “ Unggul, Berprestasi dan
1) Menjadikan siswa Unggul dalam berprestasi, segi ilmu agama serta
dalam menerapkan nilai – nilai islam dalam kehidupan sehari – hari. 2) Memiliki kemampuan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
seiring dengan perkembangan zaman.
3) Memiliki daya saing dalam berprestasi baik akademik maupun non
akademik
b. Misi Madrasah
Misi MI Tarbiyatus Syarifah yaitu : “ Menjadi lembaga
pendidikan dasar yang unggul dalam mencetak generasi bangsa yang
berkualitas dan berakhlakul karimah”.
B. Hasil Penelitian Persiklus 1. Pra Siklus
Hasil pra siklus diperoleh dari data nilai siswa ketika praktek
berbicara saat materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan. Siswa
masih banyak yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yaitu 75.
Dari 31 siswa hanya 13 siswa yang tuntas dan 18 siswa tidak
tuntas. Menurut guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II, ketika
praktek berbicara dalam materi bercerita ada 10 siswa yang keterampilan
berbicaranya sudah bagus, dapat bercerita dengan intonasi yang tepat,
46
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan 19 siswa yang lain keterampilan berbicaranya masih kurang,
karena tidak percaya diri, sedangkan yang 2 selain tidak percaya diri, siswa
tersebut keterampilan berbahasanya memang kurang.36
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tingkat keterampilan berbicara siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah pada
materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan masih rendah atau di
bawah rata-rata nilai KKM. Berikut adalah hasil penilaian praktek
berbicara siswa sebelum menggunakan metode Talking Stick. Tabel 4.1
Nilai praktek berbicara siswa
No Nama Nilai Ket