• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan metode Talking Stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan metode Talking Stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

MI TARBIYATUS SYARIFAH

SUKODONO SIDOARJO

Oleh :

Renny Fuji Rahayu NIM : D07212059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Renny Fuji Rahayu. 2017. Penerapan Metode Talking Stick untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Dosen Pembimbing: Zudan Rosyidi, SS. MA

Kata Kunci: Metode Talking Stick, Bahasa Indonesia,Keterampilan Berbicara. Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan berbicara siswa MI Tarbiyatus Syarifah dikarenakan dalam pembelajaran siswa hanya aktif dalam menulis dan membaca, metode pengajaran yang digunakan oleh guru monoton, siswa menjadi objek pasif yang diisi oleh informasi dan pembelajaran berpusat pada guru . Data yang didapatkan menunjukkan dari 31 siswa hanya 13 siswa yang tuntas dan 18 siswa lainnya tidak tuntas. Sehingga peneliti ingin memberikan solusi atas permasalahan ini melalui metode pembelajaran Talking Stick dengan cara meningkatkan keterampilan berbicara siswa menggunakan penilaian unjuk kerja berupa non tes.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan (a) wawancara, (b) Observasi, (c) Non Tes,(d) Dokumentasi

Rumusan masalah penelitian ini yaitu: (1) Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo?. (2) Bagaimanakah peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran bahasa indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo dengan penerapan metode pembelajaran Talking Stick ?

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui penerapan metode

Talking Stick dalam peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo. (2) untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo dengan penerapan metode Talking Stick.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR GRAFIK... xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tindakan yang dipilih 6

D. Tujuan Penulisan 6

E. Lingkup Penelitian 6

(8)

ii

BAB II :KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berbicara

1. Pengertian Keterampilan Berbicara 9

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia 11

C. Metode Pembelajaran Talking Stick

1. Pengertian Metode Pembelajaran Talking Stick 12 2. Langkah – langkah Penerapan Metode Talking Stick 14

BAB III :PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 16

B. Setting dan Subyek Penelitian 18

C. Variabel yang Diteliti 19

D. Rencana Tindakan 19

E. Data dan Cara Pengumpulannya 26

F. Analisis Data 37

G. Indikator Kinerja 40

H. Tim Peneliti dan Tugasnya 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Profil Sekolah

1. Identitas Madrasah 43

(9)

B. Hasil Penelitian Persiklus

1. Prasiklus 45

2. Siklus I 48

3. Siklus II 72

C. Pembahasan 91

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 96

B. Saran 97

DAFTAR PUSTAKA 98

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN 100

RIWAYAT HIDUP 101

(10)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 RPP Siklus I 21

Tabel 3.2 RPP Siklus II 24

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara sebelum Penelitian dengan Guru 28

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara setelah Penelitian dengan Guru 28

Tabel 3.5 Pedoman Wawancara setelah Penelitian dengan Siswa 29

Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktifitas Guru 30

Tabel 3.7 Lembar Observasi Aktifitas Siswa 32

Tabel 3.8 Rubrik Penilaian Hasil Keterampilan Berbicara (Unjuk Kerja ) 35

Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Keterampilan Berbicara (Unjuk Kerja ) 36

Tabel 3.10 Tingkat Keberhasilan Belajar 40

Tabel 4.1Nilai Praktek Berbicara Siswa 46

Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus I 59

Tabel 4.3 Hasil Observasi Guru Selama Pembelajaran pada Siklus I 63

Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa selama Pembelajaran pada Siklus I 66

Tabel 4.5 Hasil Penilaian siswa Praktek Berbicara Siklus II 80

Tabel 4.6 Perbandingan data dan nilai siswa dari Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 83

Tabel 4.7 Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran pada Siklus II 84

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa selama Pembelajaran pada Siklus II 87

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Model PTK Kurt Lewis 18

Gambar 4.1 Kegiatan Guru membuka Pelajaran 50

Gambar 4.2 Guru Menjelaskan Materi Mendeskripsikan Binatang atau

Tumbuhan 52

Gambar 4.3 Siswa membaca Materi dan Berdiskusi bersama kelompoknya 54

Gambar 4.4 Guru berkeliling menentukan kelompok yang akan maju ke

depan Kelas 55

Gambar 4.5 Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang memegang

tongkat secara bergiliran 56

Gambar 4.6 Kegiatan Evaluasi Unjuk kerja ( Bercerita ) pada siswa yang tidak

mau tampil di depan kelas 59

Gambar 4.7 Kegiatan Evaluasi Unjuk Kerja ( Bercerita) Siklus I 62

Gambar 4.8 Kegiatan Penutup 62

Gambar 4.9 Siswa membaca dan berdiskusi bersama kelompok 75

Gambar 4.10 Guru memberikan tongkat kepada siswa sambil bernyanyi

si kancil anak nakal bersama – sama 77

Gambar 4.11 Guru melakukan tanya jawab kepada siswa 77

Gambar 4.12 Siswa menuliskan cerita binatang atau tumbuhan yang dimiliki... 78

(12)

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peningkatan Observasi Aktifitas Guru 92

Grafik 4.2 Pwningkatan Observasi Aktifitas Siswa 93

Grafik 4.3 Peningkatan Keterampilan Berbicara siswa secara Klasikal 94

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 RPP Siklus II

Lampiran 3 Lembar Validasi RPP Siklus I dan Siklus II

Lampiran 4 Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 6 Lembar Validasi Aktifitas Guru Siklus I

Lampiran 7 Lembar Validasi Aktifitas Guru Siklus II

Lampiran 8 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

Lampiran 10 Lembar Validasi Aktifitas Siswa Siklus I dan II

Lampiran 11 Daftar Nilai Pra Siklus

Lampiran 12 Daftar Nilai Siklus I

Lampiran 13 Daftar Nilai Siklus II

Lampiran 14 Instrumen Wawancara Pra Siklus kepada Guru

Lampiran 15 Hasil Wawancara Pra Siklus kepada Guru

Lampiran 16 Instrumen Wawancara sesudah Siklus kepada Guru

Lampiran 17 Hasil Wawancara sesudah Siklus kepada Guru

Lampiran 18 Instrumen Wawancara sesudah Siklus kepada Siswa

Lampiran 19 Hasil Wawancara sesudah Siklus kepada Siswa

(14)

viii

Lampiran 21 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Lampiran 22 Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II

Lampiran 23 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

Lampiran 24 Surat Tugas

Lampiran 25 Surat Izin Penelitian

Lampiran 26 Surat Keterangan telah melakukan Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas SD / MI meliputi empat

keterampilan yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca,

keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Keterampilan berbicara

menduduki tempat utama di dalam memberi dan menerima informasi serta

memajukan hidup dalam peradaban di dunia modern saat ini. Menurut Brown

dan Yule “Berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucap bunyi –

bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, gagasan,

atau perasaan secara lisan “. 1

Pada hakikatnya keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang

memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,

kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain. Keterampilan berbicara

saling berkaitan dengan keterampilan yang lain. Kegiatan berbicara senantiasa

diikuti dengan kegiatan menyimak, keterampilan berbicara juga menunjang

keterampilan menulis dan kegiatan berbicara berhubungan erat dengan

kegiatan membaca. Menutut Sugihartono “ Tujuan utama berbicara adalah

berkomunikasi dan agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif maka

1

(16)

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

sang pembicara harus memahami makna segala sesuatu yang ingin

dikomunikasikan”. 2

Dalam hal ini pada kenyataanya, keterampilan berbicara yang terjadi

di MI Tarbiyatus Syarifah sangat rendah. Dari 31 siswa yang terdiri dari 14

siswa laki – laki dan 17 siswa perempuan hanya 41,93 % yang mampu mencapai KKM 75. Hal ini di sebabkan karena masih banyak guru yang

mengajar dengan metode yang monoton yang mana siswa menjadi objek

pasif yang harus diisi oleh informasi dan pembelajaran berpusat pada guru

serta siswa diajarkan hanya aktif dalam menulis dan membaca. Maka

berdasarkan beberapa faktor tersebut akibatnya siswa menjadi malas dan

tidak percaya diri dalam berbicara. Sehingga hal ini berdampak pada

keterampilan berbicara siswa menjadi terbatas.

Peneliti menggunakan permasalahan ini menjadi Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) dengan metode Pembelajaran Talking Stick yang

mempertimbangkan kelebihanya yaitu siswa menjadi lebih aktif dalam proses

pembelajaran, siswa dapat memiliki kemampuan membuat kosa kata dan

kalimat, dan mampu berbicara di dalam forum atau diluar forum dengan

bahasa yang baik dan mudah dipahami oleh orang lain. Untuk itulah peneliti

bermaksud melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan

Metode Talking Stick untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara Mata

2

(17)

Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah

Sukodono Sidoarjo”.

Metode Pembelajaran ini sangat cocok digunakan pada pembelajaran

Bahasa Indonesia Kelas II pada materi ” mendeskripsikan binatang atau

tumbuhan”. karena Talking Stick disajikan secara sederhana, fleksibel dan

menyenangkan.

Dengan demikian metode pembelajaran Talking Stick dapat memberikan dampak positif bagi siswa dalam proses pembelajaran Bahasa

Indonesia. Siswa akan mampu berbicara atau mengeluarkan pendapat di

dalam forum dengan bahasa yang baik dan mudah difahami oleh orang lain.

Selain itu, siswa didorong untuk banyak membaca, belajar memahami materi

serta melatih siswa aktif dan bersemangat dalam pembelajaran.

Penggunaan metode Talking Stick ini dianggap efektif dalam proses

pembelajaran karena didasari pada penelitian penelitin terdahulu yang

terdahulu dliakukan oleh beberapa mahasiswa. Yang pertama, penelitian yang

dilakukan oleh Pipit Dwi Retnowati, mahasiswa jurusan PGSD, FKIP,

Universitas Muria Kudus pada tahun 2015 dengan judul “Penerapan Metode

Talking Stick untuk Peningkatan Hasil belajar PKn pada Materi Globalisasi

Siswa Kleas IV SD 3 Panjang Kecamatan Bae Kabupaten Kudus”.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas III B SDN Kebraon 11 / 437

(18)

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 68,75 % dengan nilai rata rata

75,93. Jadi Siklus I dinyatakan belum berhasil, karena indikator keberhasilan

pembelajaran ditetapkan sebesar 75 % denga KKM ≥ 75. Pada siklus II

ketuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu sebesar 81,25 %

dengan nilai rata rata 82,18 dan dengan nilai tersebut maka proses

pembelajaran dinyatakan berhasil, sehingga siklus dihentikan sampai siklus II.

Penelitian ini dinyatakan berhasil3

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ummu Lailatul Mufidha,

mahasiswa jurusan PGSD,FIP, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya pada

Tahun 2015 dengan Judul “Pengaruh Model Discovery Learning dengan Metode Talking Stick terhadap Hasil Belajar Siswa Tema 3 Subtema 3

Pembelajaran 1 kelas IV SD Labschool UNESA Surabaya”. Penelitian

dilakukan pasa siswa kelas IV SD Labschool UNESA Surabaya yang

memiliki ketuntasan belajar sebesar 65 %.

Kemudian setelah dilakukan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa

sebesar 51,38 %. Jadi siklus I dinyatakan belum berhasil, karena Indikator

keberhasilan pembelajaran ditetapkan sebesar 75 % dengan KKM ≥ 75. Pada siklus II kettuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu sebesar 70

% dengan nilai rata – rata 82,5 dan dengan nilai tersebut maka proses

3

(19)

pembelajaran dinyatakan berhasil, sehingga siklus dihentikan sampai siklus II.

Penelitian ini dinyatakan berhasil4

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Putri Dwi Cahyaningsih,

mahasiswa jurusan PGSD, FIP, Universitas Negeri Malang pada tahun 2011

dengan judul “Penerapan Model Talking Stick untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD

Jatimulyo 1 Kota Malang”. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD

Jatimulyo 1 Malang yang memiliki nilai rata – rata kelas 60. Kemudian setelah dilakukan siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 71,52 %.

Jadi siklus I dinyatakan belum berhasil, karena indikator keberhasilan

pembelajaran ditetapkan sebesar 75 % dengan KKM ≥ 75. Pada siklus II

ketuntasan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yaitu sebesar 82,8 %,

dengan nilai trsebu maka proses pembelajaran dinyatakan berhasil, sehingga

siklus dihentikan sampai siklus II. Penelitian in dinyatakan berhasil.5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick dalam meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia

kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo ?

4

Ummu lailatul Mufidha, Pengaruh Model Discovery Learning dengan Metode Talking Stick terhadap Hasil Belajar Siswa Temas 3 Subtema 3 Pembelajaran I Kelas IV SD Labschool UNESA Surabaya ( Surabaya : Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2015), Skripsi.

5

(20)

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Bagaimanakah Peningkatan Keterampilan berbicara mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo

dengan penerapan Metode Pembelajaran Talking Stick ? C. Tindakan yang dipilih

Tindakan yang dipilih untuk memecahkan masalah tentang rendahnya

keterampilan berbicara siswa yang meliputi berfikir, membaca,

mengembangkan kosa kata, mengungkapkan gagasan atau fikiran dan

keaktifan dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan

menerapkan metode pembelajaran Talking Stick pada kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo agar pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih

aktif, keterampilan berbicara siswa semakin meningkat dan pembelajaran di

kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan untuk siswa.

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Talking Stick dalam peningkatan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia

kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo.

2. Untuk mengetahui Peningkatan Keterampilan berbicara mata pelajaran

Bahasa Indonesia kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo

dengan penerapan Metode pembelajaran Talking Stick . E. Lingkup Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada masalah pembelajaran yang ada di MI

(21)

peneliti temukan. Agar penelitian ini bisa terfokus dan tidak terjadi

kesimpangsiuran pembahasan, permasalahan tersebut akan dibatasi pada

hal-hal tersebut di bawah ini :

1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan berbicara pada KD 6.1

Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang disekitar sesuai ciri – ciri nya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain.

2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas II MI Tarbiyatus

Syarifah Sukodono Sidaoarjo

3. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017 – 2018.

4. Metode yang dipakai adalah metode pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti hanya membahas tentang

peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode

pembelajaran Talking Stick materi Mendeskripsikan Binatang atau Tumbuhan, pada siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo, dan

mendeskripsikan kemajuan keterampilan berbicara siswa pada materi tersebut.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

(22)

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

selanjutnya dan hasilnya dapat dijadikan sebuah gambaran atau wacana dalam

melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif di sekolah. Sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini dapat menjadikan gambaran bahwa metode

pembelajaran Talking Stick MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo sangat penting untuk digunakan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam

mengembangkan Keterampilan berbicara siswa khusunya di MI atau SDI.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru adalah guru dapat menerapkan metode

pembelajaran Talking Stick sebagai alternatif dalam merancang program pengajaran serta dapat memperkaya studi tentang belajar

mengajar dalam upaya meningkatkan Hasil belajar.

b. Manfaat bagi siswa adalah dapat memberi pengalaman langsung

melalui penerapan metode pembelajaran Talking Stick terhadap siswa selama proses pembelajaran berlangsung. serta mengembangkan

keterampilan berbicara melalui metode pembelajaran ini.

c. Manfaat bagi Sekolah menjadi lebih maju karena meningkatkan

kualitas yang baik bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

d. Manfaat bagi peneliti adalah penelitian ini memberikan gambaran

secara langsung sebagai calon guru tentang prestasi belajar siswa saat

(23)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Berbicara

1. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap

manusia yang berbeda-beda antara satu manusia dengan yang lainnya.

Menurut kamus besar Indonesia, keterampilan berasal dari kata terampil yang

artinya cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan

adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot

(neoromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniyah seperti berbicara, menulis, mengetik, olahraga dan lain sebagainya.6

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah suatu kecakapan, kemampuan dan ketepatan dalam menyelesaikan

suatu tugas. Berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud,

gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang lain.7 Bahasa

lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia.8 Jadi berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi -bunyi

6

Muhibbib Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 121

7

Puji Santosa dkk, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (Jakarta : Universitas Terbuka,2009), 634

8

(24)

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

artikulasi atau kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

pikiran, gagasan, dan perasaan.

Keterampilan berbicara menurut Isah Cahyani adalah “kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekpresikan, mengatakan

serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan”.9

Keterampilan ini juga

didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar, jujur, benar dan

bertanggung jawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa

malu, rendah diri, ketegangan,berat lidah dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka keterampilan berbicara adalah suatu

kemampuan mengucapkan bunyi – bunyi artikulasi atau kata untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan,

pendapat secara lisan menggunakan bahasa yang dapat dipahami orang lain

dengan percaya diri. Seseorang dikatakan terampil berbicara apabila ia

memiliki kompetensi komunikatif.10

Hal ini sejalan dengan pendapat Nunan (1999), yang menyimpulkan

bahwa berbicara sebagai suatu kompetensi komunikatif mencakup (1)

pengetahuan tentang tata bahasa dan kosa kata bahasa itu; (2) pengetahuan

tentang kaidah – kaidah berbicara (misalnya, mengetahui bagaimana caranya memulai dan mengakhiri percakapan,mengetahui topik apa saja yang dapat

dibicarakan dalam berbagai tipe peristiwa tutur yang berbeda, mengetahui

9

Isah cahyani. Modul Mari Belajar Bahasa Indonesia. (Jakarta :DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENAG, 2012) , 121.

10

(25)

bentuk – bentuk sapaan mana yang harus digunakan dengan orang – orang yang berbeda yang diajak berbicara seseorang dan dalam berbagai situasi

yang berbeda (3) mengetahui bagaimana cara menggunakan dan menjawab

berbagai tindak tutur seperti permohonan, permintaan maaf, terimakasih, dan

ajakan; dan (4) mengetahui bagaimana cara menggunakan bahasa secara

tepat.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Belajar bahasa

pada hakikatnya belajar berkomunikasi. oleh karena itu, pembelajaran bahasa

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam

berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan.

Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membelajarkan peserta

didik agar menjadi yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya belum tahu

menjadi tahu. Dalam suatu pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat sembilan

ciri-ciri dalam pembelajaran yaitu : adanya tujuan yang ingin dicapai,

prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan ,

materi pelajaran tertentu yang menjadi garapan dalam proses pembelajaran,

aktifitas para peserta didik, aktifitas guru sebagai perencanaan dan pengelola

kegiatan pembelajaran, media dan metode yang digunakan dalam

pembelajaran, kedisiplinan dalam kegiatan pebelajaran, kedisiplinan dalam

(26)

12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik dapat :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulisan.

2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara.

3. Memahami bangsa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan

efektif dalam berbagai tujuan.

4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah dan

intelektual manusia Indonesia.11

C. Metode Pembelajaran Talking Stick

1. Pengertian Metode Pembelajaran Talking Stick

Di tinjau dari segi etimologis ( bahasa ), kata metode berasal

dari bahasa Yunani terdiri dari dua suku kata, yaitu metha yang berarti

“melalui” atau “melewati” dan hodos yang berarti “jalan atau cara”.

Dalam pengertianya, yang dimaksud dengan metode adalah cara yang di

11

(27)

dalam fungsinya merupakan alat atau media untuk mencapai suatu

tujuan.12

Hal ini berlaku bagi guru (metode mengajar) maupun kepada

murid (metode belajar). Karena metode merupakan cara yang dalam

pendidikan bertujuan untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan

demikian metode pembelajaran adalah cara yang ditempuh seorang

pendidik yang sesuai dalam menyajikan materi serta bagaimana membuat

siswa dapat belajar dengan mudah sehingga akan tercapai suatu tujuan

pembelajaran yang terealisasikan dalam proses belajar yang efektif dan

efisien.

Metode pembelajaran Talking Stick ( tongkat berbicara) adalah

metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Pada mulanya, metode pembelajaran

Talking stick digunakan oleh penduduk Asli Amerika untuk mengajak

semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam satu forum (

pertemuan antar suku ). Kini metode itu sudah digunakan sebagai metode

pembelajaran ruang kelas.13

12

Winarno Surakhmad,Pengantar Interaksi Belajar Mengajar,(Bandung : Tarsito,1984),96

13

(28)

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta

didik untuk berani mengemukakan pendapat.14Sebagaimana dengan

namanya, Talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok

dengan menggunakan bantuan tongkat. kelompok yang memegang

tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah

mereka mempelajari materi pokoknya.

Metode ini cocok digunakan untuk semua kelas dan semua

tingkatan umur. Metode ini bermanfaat, mampu menguji kesiapan siswa,

melatih keterampilan mereka dalam membaca dan memahami materi

pelajaran dengan cepat, dan mengajak mereka untuk siap dalam situasi

apapun.15 Selain itu, Metode ini memberikan pengalaman belajar yang

menyenangkan, meningkatkan motivasi, kepercayaan diri dalam berbicara

di depan orang lain atau di depan umum.

2. Langkah- langkah penerapan Metode Talking Stick

Adapun sintak metode Talking Stick adalah sebagai berikut :

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya + 20 cm

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian

memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan

mempelajari materi pelajaran.

14

Suprijono Agus,Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM,( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009),109

15

(29)

c. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.

d. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari

isinya, guru mempersilahkan siswa menutup isi bacaan.

e. Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa,

setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang

tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai

sebagaian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap

pertanyaan dari guru.

f. Guru memberi kesimpulan.

g. Guru melakukan evaluasi / penilaian.

h. Guru menutup pembelajaran.16

16

(30)

17

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A.Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti penerapan metode talking stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.16

Penelitian Tindakan Kelas juga bermanfaat dalam meningkatkan

pemahaman peneliti dan guru terhadap pembelajaran yang menjadi tugas

utamanya, serta dapat mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran

sehingga pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan

peserta didik dan meningkatnya kualitas pembelajaran.17 Penelitian tindakan

kelas ini memadukan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan

16

IGAK, Wardani, Penelitian Tindakan Kelas , (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), 4.

17

(31)

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.18 Termasuk penelitian

kualitatif karena peneliti sendiri yang menjadi instrumen utama, terjun ke

lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui

pengamatan dan wawancara. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah

penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka sebagai alat untuk

menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) ini menggunakan

model Kurt Lewin. Yang menyatakan bahwa satu siklus terdiri dari empat

langkah pokok yaitu:19

1. Planning (perencanaan), adalah proses menentukan program kebaikan yang berangkat dari suatu ide gagasan peneliti.

2. Acting (pelaksanaan tindakan), adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti.

3. Observing (observasi), adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang

berbagai kekurangan tindakan yang telah dilakukan.

4. Reflecting (refleksi), adalah kegiatan menganalisis tentang hasil observasi sehingga memunculkan program atau perencanaan baru.

18

Lexy J.Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2011),6

19

(32)

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Secara keseluruhan, empat tahapan dalam PTK tersebut membentuk

suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk spiral, seperti pada gambar

di bawah ini.

Gambar 3.1 Bagan PTK Model Kurt Lewwin20

B. Setting dan Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat penelitian :MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidaoarjo

b. Waktu penelitian :Semester Genap Tahun ajaran 2017 – 2018. 2. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI Tarbiyatus

Syarifah Sukodono Sidaoarjo tahun ajaran 2017 – 2018 dengan jumlah 31 siswa dalam satu kelas, yang terdiri dari 14 laki-laki dan 17 perempuan.

20

(33)

Kurikulum yang digunakan adalah KTSP dengan kompetensi dasar (KD)

Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang disekitar sesuai ciri – cirinya dengan menggunakan kalimat yang mudah dipahami orang lain. Objek yang

diteliti oleh peneliti adalah keterampilan berbicara siswa kelas II Madrasah

Ibtidaiyah Tarbiyatus Syarifah Sukodono Sidoarjo.

C. Variabel yang Diteliti

Variabel-variabel penelitian yang dijadikan titik fokus untuk

menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : Siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah

Sukodono Sidaoarjo tahun ajaran 2017– 2018.

2. Variabel proses : Penerapan metode pembelajaran Talking Stick

3. Variabel output : Peningkatan keterampilan berbicara mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian dari Kurt

Lewin. Model penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari empat

komponen, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3) observasi, dan (4)

refleksi.21

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti melaksanakan dengan 2

siklus, sebagai berikut:

1. Siklus 1

21

(34)

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan studi pendahuluan dengan

melakukan refleksi terhadap praktik pembelajaran Bahasa Indonesia

materi “Mendeskripsikan binatang atau tumbuhan”. Dalam proses pembelajaran, peneliti merasakan adanya masalah dalam hal kurangnya

antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya kreatifitas guru

dalam mengajar yang hanya menggunakan metode ceramah, sehingga

suasana pembelajaran di kelas kurang menyenangkan.

Dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti

melakukan hal sebagai berikut:

1) Menyusun RPP materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan

berdasarkan langkah-langkah penerapan metode Talking Stick.

2) Menyiapkan sumber belajar, metode pembelajaran , media

pembelajaran, fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas.

3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS).

4) Menyiapakan instrumen penilaian.

5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan

guru selama pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti menerapkan kegiatan penelitian dengan

(35)

Tabel 3.1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Waktu Kegiatan

10 menit Kegiatan Pendahuluan

1.Guru mengucapkan salam“Assalamulaikum Wr.Wb”.

2.Siswa berdo’a secara bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran.

3.Guru mengecek kehadiran siswa-siswi. 4.Guru menanyakan kabar “bagaimana

kabarnya hari ini”. siswa menjawab:

dipelajari yaitu “ mendeskripsikan binatang atau tumbuhan”.

7.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 50 menit Kegiatan Inti

1. Siswa mengamati gambar binatang ( kelinci )dan tumbuhan (mawar) yang ditunjukkan oleh guru.

2. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan.

3. Siswa membentuk menjadi 6 kelompok yang heterogen, masing masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.

4. Siswa membaca materi mendeskripsikan

binatang atau tumbuhan dan

mempelajarinya.

5. Guru berkeliling mengamati siswa membaca.

6. Siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan.

(36)

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Waktu Kegiatan

8. Guru mempersilahkan untuk menutup buku pelajaran yang sudah dibaca.

9. Siswa menerima tongkat yang diberikan oleh guru.

10. Guru mempersilahkan kelompok yang sudah ditunjuk ke depan.

11. Guru memberi pertanyaan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan secara bergiliran kepada siswa yang memegang tongkat.

12. Siswa yang memegang tongkat menjawab pertanyaan dari guru tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan yaitu menyebutkan ciri – ciri binatang atau tumbuhan dengan benar secara bergiliran. 13. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang

hal-hal yang belum diketahui dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.

14. Guru melakukan evaluasi dengan cara memberikan unjuk kerja siklus 1 ( menceritakan ciri –ciri binatang peliharaan atau tumbuhan yang dimiliki di depan kelas satu persatu ).

15. Guru melakukan pensekoran pada siswa. 16. Setelah kegiatan selesai, guru memberikan

penghargaan kepada siswa dengan tepuk

tangan atau mengucapkan “ anak anak

pintar semua”.

10 menit Penutup

1. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. 2. Guru memberikan umpan balik tentang

materi yang sudah diajarkan dengan memberikan pertanyaan secara lisan kepada salah satu siswa untuk menyebutkan ciri – ciri binatang yang ditentukan.( sebutkan ciri – ciri binatang sapi dengan benar )

(37)

Waktu Kegiatan

untuk mengakhiri pembelajaran.

4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi (Observing)

Dalam kegiatan pengamatan peneliti dan guru mengumpulkan serta

menyusun data yang diperoleh dari proses pembelajaran. Fokus

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1) Aktivitas guru dalam proses pembelajaran

2) Aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran

3) Melakukan wawancara kepada guru dan siswa

d. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti menganalisis hasil observasi pada siklus 1.

Peneliti melakukan evaluasi, yang mana agar dapat diketahui kekurangan

dalam siklus 1 seperti apakah kegiatan siklus 1 dapat meningkatkan atau

tidaknya keterampilan siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah. Jika

meningkat, maka tidak perlu melanjutkan siklus kedua. Namun apabila

pada pelaksanaan siklus 1 yang telah diketahui hambatan, kekurangan pada

proses pembelajaran maka perlu adanya pengulangan yakni dengan

melanjutkan ke siklus II. Pada umumnya kegiatan siklus ke II memiliki

banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk memperbaiki siklus 1 yang

(38)

25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Siklus 2

Jika dirasa pada siklus I kurang berhasil, maka akan dilanjutkan

dengan merancang ulang pada siklus II berdasarkan hasil temuan kesulitan

dan kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I, dan jika

pada siklus II masih juga belum berhasil maka akan dilanjutkan lagi pada

siklus berikutnya sampai dirasa sudah berhasil mencapai tujuan yang

harapkan.

Tabel 3.2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Waktu Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan

1) Guru mengucapkan salam“Assalamulaikum Wr.Wb”.

2) Siswa berdo’a secara bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran.

3) Guru mengecek kehadiran siswa-siswi. 4) Guru menanyakan kabar “bagaimana

kabarnya hari ini”. siswa menjawab:

Alhamdulilah, luar biasa Allahu Akbar, yess!!!

5) siswa menyanyikan lagu “ kupu – kupu

yang lucu”

6) Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari, yaitu “ mendeskripsikan binatang atau tumbuhan”.

7) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

50 menit Kegiatan Inti

1) Siswa mengamati gambar binatang ( kelinci ) dan tumbuhan (bunga mawar) yang ditunjukkan oleh guru.

(39)

Waktu Kegiatan

binatang atau tumbuhan.

3) Siswa membentuk menjadi 6 kelompok yang heterogen, masing masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.

4) Siswa membaca materi mendeskripsikan

binatang atau tumbuhan dan

mempelajarinya.

5) Siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan.

6) Guru berkeliling mengamati siswa membaca.

7) Guru berkeliling mengamati siswa berdiskusi.

8) Guru mempersilahkan untuk menutup buku pelajaran yang sudah dibaca.

9) Siswa bersama – sama menyanyikan lagu

“si kancil anak nakal” sambil mengoper

tongkat ketemanya, saat lagu berhenti siswa yang mendapatkan tongkat ke depan kelas beserta kelompoknya.

10) Guru mempersilahkan kelompok yang sudah mendapatkan tongkat ke depan kelas. 11) Guru memberi pertanyaan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan secara bergiliran kepada siswa yang memegang tongkat.

12) Siswa yang memegang tongkat menjawab pertanyaan dari guru tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan yaitu menyebutkan ciri – ciri binatang atau tumbuhan dengan benar secara bergiliran. 13) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang

hal-hal yang belum diketahui dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. 14) Guru melakukan evaluasi dengan cara

(40)

27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Waktu Kegiatan

tumbuhan yang dimiliki di depan kelas satu persatu secara lisan).

15) Guru melakukan pensekoran pada siswa. 16) Setelah kegiatan selesai, guru memberikan

penghargaan kepada siswa dengan tepuk

tangan atau mengucapkan “ anak anak pintar semua”.

10 menit Penutup

1) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan hari ini. 2) Guru memberikan umpan balik tentang

materi yang sudah diajarkan dengan memberikan pertanyaan kepada salah satu siswa untuk menyebutkan ciri – ciri binatang yang ditentukan. ( Sebutkan ciri ciri binatang kerbau dengan benar )

3) Siswa dan guru berdo’a bersama – sama untuk mengakhiri pembelajaran.

4) Guru menutup pembelajaran dengan salam.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen – dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainya guna keperluan penelitian yang dimaksud. 22

Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu

a. Data kualitatif

22

(41)

Data kualitatif merupakan data yang berhubungan dengan

kategorisasi, karakteristik berwujud pernyataan atau berupa kata – kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif dalam penelitian ini meliputi :

1) Materi yang disampaikan dalam Penelitian Tindakan Kelas

2) Pendekatan yang dipake dalam Penelitian Tindakan Kelas

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka – angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantitatif pada penelitian ini,

meliputi :

1) Data jumlah siswa kelas II

2) Data presentase ketuntasan minimal

3) Data nilai siswa yang diambil dari nilai unjuk kerja berbicara

4) Data prosentase aktivitas guru dan siswa dari lembar observasi

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan tanya jawab peneliti dengan

(42)

29

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

termasuk beberapa orang siswa, kepala sekolah, beberapa teman

sejawat, pegawai tata usaha sekolah, orang tua siswa, dll.23

Panduan wawancara yang susdah disusun secara tertulis sesuai

dengan masalah, kemudian digunakan sebagai sarana untuk

mendapatkan informasi.24 Teknik wawancara dilakukan untuk

mendapat data tentang mengenai proses pembelajaran yang dialami

guru sebelum diberi tindakan dengan menggunakan metode Talking Stick, dan proses pembelajaran yang dialami guru setelah diberi tindakan dengan menggunakan metode Talking Stick.

Berikut ini instrumen panduan wawancara terhadap guru dan

siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono, Sidoarjo.

Tabel 3.3

Pedoman wawancara sebelum penelitian dengan guru

Nama Guru : Tanggal :

1) Sudah berapa tahun bapak mengajar di MI Tarbiyatus Syarifah Sukodono, Sidoarjo ?

2) Apa saja kesulitan yang bapak hadapi dalam mengajar bahasa Indonesia kepada siswa dalam keterampilan berbicara ?

3) Bagaimana keterampilan siswa dalam hal berbicara ?

4) Apa saja upaya yang sudah dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan siswa dalam berbicara ?

5) Bagaimana minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ?

23

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Rosdakarya, 2008), 117.

24

(43)

Tabel 3.4

Pedoman wawancara setelah penelitian dengan guru

Nama Guru : Hari / Tanggal :

1. Bagaimana menurut bapak mengenai penerapan metode

Talking Stick pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II khususnya keterampilan berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan ?

2. Menurut anda bagaimana reaksi siswa pada saat penerapan metode Talking Stick pada pembelajaran keterampilan berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan?

3. Apakah ada perbedaan pada aktivitas siswa antara sebelum dan sesudah penerapan metode Talking stick pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas II khususnya keterampilan berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan ?

4. Apakah para siswa bisa mengikuti penerapan metode Talking Stick ?

5. Menurut anda apakah penerapan metode Talking Stick mampu memberikan dampak positif pada peningkatan keterampilan berbicara materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan pada siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah ?

6. Bagaimanakah keterampilan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia setelah menerapkan pembelajaran dengan mengunakan metode Talking Stick ?

Tabel 3.5

Pedoman wawancara untuk siswa setelah penelitian

Nama : Hari / Tanggal :

1. Apakah kalian menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Kesuliatan apa saja yang kalian alami ketika ada pembelajaran berbicara pada materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan? 3. Bagaimana perasaan kamu ketika pembelajaran berbicara materi

mendeskripsikan binatang atau tumbuhan dengan menggunakan metode Talking Stick ?

(44)

31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan; pengawasan; peninjauan;

penyelidikan; riset.25 Observasi adalah suatu proses pengamatan dan

pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai

berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.26

Dalam pengamatan ini digunakan dua lembar pengamatan,

yaitu lembar pengamatan aktifitas guru dan siswa yang digunakan

untuk merekam aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran apakah

susdah sesuai dengan RPP atau belum.

Tabel 3.6

Lembar Observasi aktifitas guru

No Aspek yang Diamati Terlaksana

Ya Tidak Kegiatan Awal

1 Guru mengucapkan salam“Assalamulaikum Wr.Wb”.

2 Guru mengajak siswa berdo’a secara bersama-sama untuk mengawali kegiatan pembelajaran.

3 Guru mengecek tentang kehadiran siswa 4 Guru menanyakan kabar “bagaimana

kabarnya hari ini”. siswa menjawab:

Alhamdulilah,luar biasa, Allahu Akbar, yess!!!

25

Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 2001),533

26

(45)

5 Guru dan siswa menyanyikan lagu “ kupu –

kupu yang lucu”

6 Guru menyampaikan materi yang akan

dipelajari, yaitu “ mendeskripsikan binatang

atau tumbuhan”.

7 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kegiatan Inti

1 Guru memperlihatkan gambar binatang ( kelinci ) dan tumbuhan ( bunga mawar ) kepada siswa

2 Guru menyampaikan sedikit penjelasan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan.

3 Guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang heterogen, masing masing kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.

4 Guru mengamati siswa membaca materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan dan mempelajarinya

5 Guru mengamati siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan.

6 Guru mempersilahkan siswa untuk menutup buku pelajaran yang sudah dibaca.

7 Guru mengambil tongkat dan memberikan kepadah salah satu kelompok.

8 Guru mempersilahkan kelompok yang sudah ditunjuk ke depan.

9 Guru memberi pertanyaan tentang materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan secara bergiliran kepada siswa yang memegang tongkat.

10

Guru bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang belum diketahui dari kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.

11

(46)

33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12 Guru melakukan pensekoran pada siswa. 13 Guru memberikan apresiasi kepada siswa

Kegiatan Penutup

1 Guru menyimpulkan materi bersama siswa 2 Guru memberikan umpan balik kepada siswa

dengan memberikan memberikan pertanyaan kepada salah satu siswa untuk menyebutkan ciri – ciri binatang yang ditentukan

3 Guru dan siswa Berdo’a untuk mengakhiri pembelajaran

4 Guru menutup pembelajaran dengan salam

x 100%

Keterangan :27

Pengisian lembar observasi aktifitas guru dengan memberi tanda

checklist (√)

Skor 1 : Jika “Ya” atau terlaksananya aktifitas pembelajaran yang

sesuai dengan aspek yang diamati.

Skor 0 : Jika “Tidak” atau tidak terlaksananya aktifitas pembelajaran yang sesuai dengan aspek yang diamati.

Tabel 3.7

Lembar observasi aktivitas siswa

No Aspek yang Diamati Terlaksana

Ya Tidak Persiapan

1 Siswa duduk dibangkunya waktu pelajaran akan dimulai

2 Kerapian siswa dalam berseragam

27

(47)

3 Siswa sudah siap untuk belajar dengan bukunya

Pelaksanaan Kegiatan Awal

1 Siswa menjawab salam

2 Siswa berdo’a bersama – sama 3 Siswa melakukan absensi

4 Siswa menjawab kabar dari guru

7 Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru

Kegiatan Inti

1 Siswa mengamati gambar yang ditunjukkan oleh guru

2 Siswa memperhatikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.

3 Siswa membentuk kelompok yang heterogen. 4 Siswa membaca dan mempelajari materi yang

dipelajari.

5 Siswa berdiskusi bersama kelompok tentang menentukan ciri –ciri binatang atau tumbuhan. 6 Siswa menutup buku pelajaran yang sudah

11 Siswa melakukan praktik berbicara menceritakan ciri – ciri binatang peliharaan atau tumbuhan yang dimiliki di depan kelas secara bergiliran.

12 Siswa mendapatkan skor / nilai dari guru. 13 Siswa mendapatkan apresiasi dari guru

(48)

35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1 Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran bersama guru

2 Siswa merespon umpan yang diberikan oleh guru

3 Siswa berdoa dengan khusuk 4 Siswa menjawab salam

X 100%

Keterangan :28

Pengisian lembar observasi aktifitas siswa dengan memberi tanda

checklist (√)

Skor 1 : Jika “Ya” atau terlaksananya aktifitas pembelajaran yang sesuai dengan aspek yang diamati.

Skor 0 : Jika “Tidak” atau tidak terlaksananya aktivitas pembelajaran

yang sesuai dengan aspek yang diamati.

c. Non Tes

Pada penelitian ini, teknik penilaian yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam berbicara adalah non-tes. Non-tes

merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi keadaan si tertes (siswa) tanpa menggunakan alat tes.29

Tingkat keterampilan berbicara siswa diukur dengan teknik

non-tes dengan bentuk penilaian Unjuk Kerja. Instrumen yang digunakan

28

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 150.

29

(49)

adalah rubrik penilaian Unjuk Kerja. Unjuk kerja adalah penilaian tindakan atau tes praktik secara efektif dapat digunakan untuk

kepentingan pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk – bentuk perilaku atau keterampilan yang diharapkan muncul dalam diri peserta

didik.30

Berikut adalah rubrik penilaian hasil keterampilan berbicara

siswa :

Tabel 3.8

Rubrik Penilaian hasil keterampilan berbicara (Unjuk Kerja) No. Nama

Siswa

Aspek yang dinilai

Jumlah Skor

Nilai Keterangan Intonasi Penggunaan

bahasa

Isi Cerita

Kelancaran 1.

2. 3.

Nilai Akhir (NA) =

30

(50)

37

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tabel 3.9

Kriteria Penilaian hasil keterampilan berbicara ( Unjuk Kerja )

No

Aspek yang

Dinilai Kriteria Skor

(51)

dimiliki. ciri binatang

Dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi di bidang pengetahuan.31 Dokumentasi pada

penelitian ini adalah absensi, data nilai, dan gambar – gambar yang dibutuhkan selama proses pembelajaran berlangsung.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan cara yang digunakan dalam pengolahan data

yang berhubungan erat dengan perumusan masalah yang telah diajukan

sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan. Data yang diperoleh

akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu data yang berupa informasi

berbentuk kalimat yang memberikan gambaran kenyataan atau fakta sesuai

data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang

31

(52)

39

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan serta

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.32

a. Analisis Prosentase Aktivitas Guru dan Siswa

Data tentang aktivitas guru dan siswa dianalisis dengan

menghitung prosentase aktivitas guru dan siswa untuk setiap indikator.

Rumus menghitung prosentase aktivitas guru dan siswa adalah:

X 100% (Rumus 3.1)

b. Analisis Ketuntasan

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan

belajar siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Dilakukan

dengan cara memberikan penilaian berupa penilaian unjuk kerja pada

setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik

sederhana sebagai berikut :

1) Penilaian Non Tes ( Unjuk Kerja )

Penilaian hasil siswa didasarkan pada 4 aspek yaitu intonasi suara,

penggunaan bahasa, kelancaran dan isi cerita. Untuk analisis hasil

penelitian siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang diperoleh

siswa menjadi nilai siswa. Dapat dituliskan dengan rumus :

Nilai

(Rumus 3.2)

32

(53)

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang

diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut

sehingga diperoleh nilai rata – rata. Menurut sudjana, bahwa untuk menghitung rata –rata kelas digunakan rumus sebagai berikut :33

X

(Rumus 3.3)

Keterangan:

X : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah semua nilai siswa ∑N : Jumlah siswa

2) Penilaian Ketuntasan Belajar

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa

tingkat pencapaian untuk tes formatif adalah 75%34, maka peneliti

menganggap bahwa penggunaan metode Talking Stick dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada materi

mendeskripsikan binatang atau tumbuhan memenuhi ketuntasan 75%

dengan kriteria tingkat keberhasilan belajar yang dikelompokkan ke

dalam lima kategori berikut.35

33

Sudjana, Evaluasi Hasil Belajar, (Bandung: Pustaka Martiana, 1988), 131

34

Suharsimi Arikunto, Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Bumi, 2009), 48

35

(54)

41

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Tabel 3.10

Tingkat Keberhasilan Belajar

Tingkat keberhasilan (%) Arti

90% - 100% 70% - 89% 50% - 69% 0% - 49%

Sangat Baik Baik

Cukup Baik Tidak Baik

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dan II

dapat digunakan rumus :

P

(Rumus 3.4)

Keterangan:

P = Presentase yang akan dicari

Kriteria ketuntasan siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh 

75% dari skor maksimal. Dan suatu pembelajaran dikatakan efektif jika

ketuntasan klasikalnya  75% maksudnya jika dalam satu kelas siswa yang

berhasil  75% maka ketuntasanya tercapai

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan alat petunjuk atau sesuatu yang

menunjukkan kualitas sesuatu. Adapun indikator yang digunakan dalam

penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

(55)

2. Meningkatnya prosentase aktivitas belajar siswa secara aktif dalam

pembelajaran bahasa Indonesia mencapai ≥90%

3. Guru dapat menerapkan pembelajaran sesuai RPP yang telah

dikembangkan mencapai 85%

4. Sekurang-kurangnya 80% siswa telah mencapai KKM 75.

5. Perolehan skor rata – rata kelas minimal 75

Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika mendapatkan nilai

minimal 75. Sedangkan keberhasilan kelas ditetapkan sebesar 75%. Artinya

bahwa jika dalam evaluasi, diperoleh hasil belajar minimal 75% siswa kelas II

berhasil secara individual, maka metode pembelajaran yang diterapkan dapat

dikatakan berhasil.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi, antara

guru kelas dan mahasiswa sebagai peneliti. Selain menjadi kolaborator guru

juga berperan sebagai peneliti. Selain menjadi kolabolator guru juga berperan

sebagai observator bersama-sama dengan peneliti dalam pelaksanaan

pembelajran di kelas. Mereka bertanggung jawab penuh pada penelitian

tindakan kelas ini. Peneliti dan kolaborator terlibat sepenuhnya dalam

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya.

Adapun tim peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Guru Kolaborasi

(56)

43

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Bertugas : Bertanggung jawab atas semua jenis kegiatan,

mengamati pelaksanaan pembelajaran, terlibat

dalam perencanaan tindakan observasi dan

refleksi.

2. Peneliti

Nama : Renny Fuji Rahayu

Bertugas :Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,

menyusun instrumen penelitian, membuat

lembar observasi, melakukan diskusi dengan

guru kolaborasi, dan menyusun hasil laporan

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah

1. Identitas Madrasah

Pada bab IV ini akan dipaparkan hasil penelitian dan

pembahasannya dengan judul “ Penerapan metode talking stick untuk meningkatkan keterampilan berbicara mata pelajaran Bahasa Indonesia MI

Tarbiyatus Syarifah Sukodono, Sidoarjo”. MI Tarbiyatus Syarifah terletak di kecamatan Sukodono kabupaten Sidoarjo.

Letak sekolah ini jika dilihat dari segi geografis bisa dibilang

strategis karena didepan sekolah merupakan jalan raya. Mudah untuk dilalui

sarana transportasi dan terlihat jelas di seberang jalan, sehingga mudah

ditemukan apabila ada yang mencari letak sekolah. Jadi tidak heran apabila

sekolah ini keamanan pada siswa diperketat, agar tidak terjadi suatu hal

yang tidak diinginkan.

Sekolah MI Tarbiyatus Syarifah memiliki beberapa bangunan

sebagai sarana dan prasarana fisik dalam proses pembelajaran. Kondisi

bangunan tersebut dalam keadaan cukup. Bangunan tersebut diantaranya

yaitu ruang kelas sebanyak 16 kelas, ruang kepala sekolah, ruang TU, ruang

ibadah 2 unit, ruang guru, ruang komputer, lapangan olah raga, kamar

(58)

44

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Jumlah seluruh siswa – siswi MI Tarbiyatus Syarifah yakni sebanyak 516 siswa. Setiap tingkatan kelas terdapat 2 sampai 3 kelas tiap tingkatan.

Berdasarkan jumlah tersebut dapat diperinci sebagai berikut : untuk kelas 1

berjumlah 84 siswa, kelas II berjumlah 94 siswa, kelas III berjumlah 71

siswa, kelas IV berjumlah 92 siswa, kelas V berjumlah 76 siswa, dan kelas

VI berjumlah 99 siswa.

Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah identitas sekolah MI

Tarbiyatus Syarifah:

a. Nama Sekolah : MI Tarbiyatus Syarifah

b. Provinsi : Jawa Timur

c. Otonomi Daerah : Sidoarjo

d. Kecamatan : Sukodono

e. Desa/Kelurahan : Pekarungan

f. Jalan dan Nomor : Jl. Raya A Yani Karangnongko g. Organisasi Penyelenggara : Yayasan

h. Kode Pos : 61256

i. Telepon : (031) 8832343

j. Status Sekolah : Swasta

k. Akreditas : Terakreditasi ”A”

l. Tahun Berdiri : 1973

m. Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi MI Tarbiyatus Syarifah adalah sebagai berikut :

a. Visi Madrasah

Visi MI Tarbiyatus syarifah yaitu: “ Unggul, Berprestasi dan

(59)

1) Menjadikan siswa Unggul dalam berprestasi, segi ilmu agama serta

dalam menerapkan nilai – nilai islam dalam kehidupan sehari – hari. 2) Memiliki kemampuan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

seiring dengan perkembangan zaman.

3) Memiliki daya saing dalam berprestasi baik akademik maupun non

akademik

b. Misi Madrasah

Misi MI Tarbiyatus Syarifah yaitu : Menjadi lembaga

pendidikan dasar yang unggul dalam mencetak generasi bangsa yang

berkualitas dan berakhlakul karimah”.

B. Hasil Penelitian Persiklus 1. Pra Siklus

Hasil pra siklus diperoleh dari data nilai siswa ketika praktek

berbicara saat materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan. Siswa

masih banyak yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal

(KKM) yaitu 75.

Dari 31 siswa hanya 13 siswa yang tuntas dan 18 siswa tidak

tuntas. Menurut guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II, ketika

praktek berbicara dalam materi bercerita ada 10 siswa yang keterampilan

berbicaranya sudah bagus, dapat bercerita dengan intonasi yang tepat,

(60)

46

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sedangkan 19 siswa yang lain keterampilan berbicaranya masih kurang,

karena tidak percaya diri, sedangkan yang 2 selain tidak percaya diri, siswa

tersebut keterampilan berbahasanya memang kurang.36

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tingkat keterampilan berbicara siswa kelas II MI Tarbiyatus Syarifah pada

materi mendeskripsikan binatang atau tumbuhan masih rendah atau di

bawah rata-rata nilai KKM. Berikut adalah hasil penilaian praktek

berbicara siswa sebelum menggunakan metode Talking Stick. Tabel 4.1

Nilai praktek berbicara siswa

No Nama Nilai Ket

Gambar

Gambar 3.1 Bagan PTK Model Kurt Lewwin20
 Tabel 3.1 Rencana  Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
     Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Tabel 3.3 Pedoman wawancara sebelum penelitian dengan guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Palmaputri, T.C., 2015, Analisis Dampak Muatan Lebih (Overloading) Kendaraan Angkutan Barang Terhadap Perkerasan Dan Masa Pelayanan Jalan (Studi Kasus Jembatan Timbang

Penelitian menggunakan metode evaluasi dengan pendekatan CIPP menurut Stufflebeam (2002: 279) Metode evaluasi CIPP pada penelitian ini digunakan untuk melihat

Pada menu Surat Keterangan Pindah terdapat beberapa fungsi instruksi (Input, Edit, Hapus, Simpan, Batal, Cetak dan Keluar), Pilih tombol INPUT untuk mengaktifkan Data

Misi kami Menyediakan makanan yang terjangkau, memasak makanan dengan bersih, dan menyediakan porsi makanan yang cukup (tidak lebih tidak kurang). Analisis Usaha

mereka berarti hilangnya lebih dari seorang rawi antara mereka dengan Nabi saw, maka kebanyakan hadis mursal dari mereka sesungguhnya adalah mu’dlol. Gambar 3: Skema

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, yang mana masing-masing siklus dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan (dua kali peretmuan membahas materi dan satu

Meskipun secara umum pada penelitian ini rata-rata pengetahuan gizi seimbang catin masih kurang, namun dengan kemampuan akses yang mereka miliki akan mampu menciptakan

Until recently, these haemodynamic effects could only be measured intermittently. However, with the development of continuous non-invasive monitoring techniques and