Faktor-Faktor Keberhasilan
Untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana yang telah direncanakan, perlu diketahui faktor-faktor kunci keberhasilan dan strategi pelaksanaan. Untuk identifikasi faktor kunci keberhasilan dan perumusan strategi ini digunakan análisis SWOT. Analisis SWOT yang terdiri dari analisis internal dan eksternal, digunakan untuk menentukan dan menganalisa strategi dimaksud, karena faktor-faktor internal dan eksternal di dalam pembangunan memiliki tingkat kohesi dan kombinasi yang tinggi untuk saling mempengaruhi.
Analisis lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), kajian internal pada hakekatnya merupakan analisis dan evaluasi atas kondisi, kinerja dan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan. Sedangkan analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai faktor yang menjadi kesempatan (Opportunity) dan tantangan (Threat). Berikut ini matrik identifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang digunakan dalam analisis SWOT dalam AMPL-BM Kabupaten Bangka.
Tabel 13. Identifikasi Faktor Strategis Eksternal AMPL Kabupaten Bangka
Faktor Strategis Eksternal Deskripsi Respon Pemda
Kesempatan
1. MDG’s
2. Otonomi Daerah
3. Dukungan NGO Lokal (perguruan tinggi, LSM, ormas)
4. Peraturan UU LH dan Sumber Daya Air
1. Kesempatan melaksanakan kebijakan AMPL
2. Kemudahan program AMPL 3. Dukungan banyak pihak 4. Perlindungan kawasan SDA
dan LH
1. Renstra AMPL
2. Dukungan sarana dan prasarana AMPL 3. Fasilitasi NGO lokal 4. Penertiban dan
kelestarian
lingkungan hidup dan SDA
Ancaman
1. Illegal Logging
2. Kurangnya kesadaran masyarakat
3. TI (tambang rakyat) dan asosiasi
1. Cadangan air berkurang 2. a. KLB Malaria dan diare b. Mempersulit program AMPL
3.Mempercepat proses kerusakan lingkungan dan SDA 1. Reklamasi, reboisasi dan rehabilitasi 2. a. JKSS, abatisasi b. Sosialisasi /memperkuat kelembagaan 3. Penertiban tambang
Tabel diatas memperlihatkan bahwa faktor strategis eksternal dalam aspek kesempatan (opportunity), terdapat setidaknya empat opportunity utama yang dapat digunakan untuk mencapai visi renstra AMPL, yaitu; (i) ratifikasi MDG’s yang menjadi referensi estándar bagi seluruh negara; (ii) otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan yang memungkinkan pemerintah daerah membuat perencanaan dan melaksanakan pembangunan tanpa terlalu banyak intervensi dari pemerintah pusat; (iii) dukungan dan komitmen dari berbagai NGO local, terutama perguruan tinggi, LSM yang bergerak di wilayah AMPL dan organisasi massa yang peduli AMPL; dan (iv) adanya peraturan perundang-undangan yang memberikan payung hukum bagi pelanggaran terhadap lingkungan hidup, pertambangan, sumberdaya air dan peraturan lain yang terkait.
Dari sisi faktor strategis eksternal dalam aspek ancaman
(threats), terdapat setidaknya empat opportunity utama yang dapat
digunakan untuk mencapai visi renstra AMPL, yaitu; (i) maraknya aktivitas illegal logging yang membuat banyak kawasan hutan, baik hutan produksi maupun hutan lindung yang seharusnya menjadi cadangan sumberdaya air potencial menjadi kritis. Pertumbuhan pesat sector bangunan dan penggunaannya dalam sector kelautan terutama bagan, menjadikan ilegal logging sebagai ancaman serius bagi pencapaian visi AMPL; (ii) rendahnya kesadaran masyarakat untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat, seringkali menjadikannya sebagai faktor pencetus terjadinya wabah diare dan penyakit malaria; (iii) marak dan tidak terkendalinya aktivitas tambang timah inkonvensional, menjadikan banyak kawasan-kawasan lindung yang beralih fungsi menjadi kawasan-kawasan pertambangan. Persoalannya menjadi lebih kompleks ketika asosiasi yang menaungi para penambang timah rakyat, justru banyak mengambil kebijakan yang tidak pro kelestarian llingkungan hidup dan keberlanjutan SDA.
Disamping faktor strategis eksternal, faktor keberhasilan lain yang sama pentingnya adalah faktor strategis internal. Selengkapnya identifikasi faktor strategis internal tersebut tersaji pada tabel berikut. Tabel 14. Identifikasi Faktor Strategis Internal AMPL Kabupaten
Bangka
Faktor Strategis Internal Deskripsi Respon PEMDA
Kekuatan
1. Dukungan PEMDA 2. SDA tersedia
3. Motivasi hidup sehat
1. Perubahan kebijakan 2. Kemudahan pelaksanaan AMPL 3. Usaha maksimal 1. Renstra 2. Pelestarian dan Penertiban 3. Fasilitasi Kelemahan 1. SDM aparatur rendah 2. Anggaran rendah 3. Faktor geografis 4. Sarana dan prasarana
kurang 5. Budaya masyarakat 1. Inkoordinasi 2. Tingkat pencapaian program rendah 3. Tingkat pencapaian program rendah 4. Tingkat pencapaian program rendah 5. Tingkat pencapaian program rendah 1. Intensifikasi Rakor 2. Peningkatan anggaran
AMPL secara bertahap 3. Identifikasi sumber air 4. Pembangunan sarana dan prasarana
Tabel diatas memperlihatkan bahwa dari sisi kekuatan (strength) dalam aspek internal, setidaknya terdapat tiga faktor utama yang sangat berkorelasi terhadap pencapaian visi AMPL. Ketiga faktor tersebut adalah: (i) dukungan pemda yang memadai, baik dari sisi budget maupun kebijakan yang pro AMPL. Faktor ini menjadi sangat penting, karena menunjukkan fungsi langsung sebagai fasilitator sekaligus regulator dalam pembangunan yang harus berkelanjutan dengan terus memberikan peluang kehiudupan yang sama untuk generasi masa depan; (ii) sumber daya alam yang langsung terkait dengan AMPL yang belum terdegradasi masih potensial, sedangkan SDA yang terdegradasi masih sangat mungkin untuk di rehabilitasi dan dikembalikan fungsinya; dan (iii) motivasi hidup sehat masyarakat yang terus meningkat, membuat faktor-faktor yang berhubungan dengan AMPL tetap akan menkjadi concern utama.
Analisis lanjutan yang dilakukan setelah dilakukan identifikasi faktor keberhasilan eksternal dan internal adalah analisis SWOT. Mengingat output SWOT harus lebih fokus spesifik, maka dilakukan pembobotan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal tersebut. Pembobotan dilakukan untuk mendapatkan faktor utama yang langsung berkaitan dengan strategi yang akan dipilih. Selengkapnya analisis SWOT Renstra AMPL Kabupaten Bangka tersaji pada tabel berikut.
Tabel 15 : Matriks Analisis SWOT Renstra AMPL-BM Kabupaten Bangka. Internal Eksternal Kekuatan (S) S1. Dukungan PEMDA S2. SDA tersedia Kelemahan (W) W2. Terbatasnya anggaran W5. Budaya masyarakat
Kesempatan (O)
O4. Peraturan LH dan SDA O1. MDG’s
1. Penggunaan dukungan
PEMDA untuk menerapkan peraturan LH dan SDA 2. Penggunaan dukungan
PEMDA untuk mencapai MDG’s
3. Optimalisasi SDA yang tersedia dengan mematuhi peraturan LH dan SDA 4. Optimalisasi SDA yang
tersedia untuk mencapai MDG’s
1. Penegakan
aturan/peraturan LH dan SDA semaksimal mungkin untuk menghemat anggaran 2. Mejalankan MDG’s berbasis masyarakat untuk menghemat anggaran
3. Penegakan aturan LH dan SDA untuk mengubah perilaku masyarakat 4. Menjalankan MDG’s
berbasis masyarakat untuk mengubah perilaku masyarakat Ancaman (T) T2. Kurangnya kesadaran masyarakat T3. Tambang Inkonvensional (TI) dan asosiasi 1. Optimalisasi dukungan PEMDA untuk meningkatkan kesadaran masyarakat 2. Optimalisasi dukungan PEMDA untuk mengurangi dampak negatif TI
3. Penggunaan SDA yang ada dengan bijaksana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
4. Optimalisasi SDA tersedia dengan penambangan yang ramah lingkungan
1. Memanfaatkan anggaran yang ada untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat
2. Memanfaatkan anggaran yang ada untuk mendorong TI agar ramah lingkungan 3. Peningkatan kesadaran
masyarakat untuk mengubah perilaku 4. Peningkatan kesadaran
masyarakat untuk
mendorong TI yang ramah lingkungan
Analisis SWOT diatas memperlihatkan bahwa terdapat setidaknya terdapat 16 strategi utama yang harus diterjemahkan dalam bentuk program dan kegiatan agar visi AMPL-BM dapat tercapai. Secara umum strategi tersebut dikategorikan dalam empat kelompok sebagai berikut:
1. Strategi S-O adalah: (i) penggunaan dukungan PEMDA untuk menerapkan peraturan LH dan SDA; (ii) penggunaan dukungan PEMDA untuk mencapai MDG’s; (iii) optimalisasi SDA yang tersedia dengan mematuhi peraturan LH dan SDA; dan (iv) ptimalisasi SDA yang tersedia untuk mencapai MDG’s.
2. Strategi S-T adalah; (i) Optimalisasi dukungan PEMDA untuk meningkatkan kesadaran masyarakat; (ii) optimalisasi dukungan PEMDA untuk mengurangi dampak negatif TI; (iii) penggunaan
SDA yang ada dengan bijaksana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat; dan (iv) optimalisasi SDA tersedia dengan penambangan yang ramah lingkungan
3. Strategi W-O adalah; (i) Penegakan aturan/peraturan LH dan SDA semaksimal mungkin untuk menghemat anggaran; (ii) menjalankan MDG’s berbasis masyarakat untuk menghemat anggaran; (iii) penegakan aturan LH dan SDA untuk mengubah perilaku masyarakat; dan (iv) menjalankan MDG’s berbasis masyarakat untuk mengubah perilaku masyarakat.
5. Strategi W-T adalah; (i) Memanfaatkan anggaran yang ada untuk meningkatkan kesadaran masyarakat; (ii) memanfaatkan anggaran yang ada untuk mendorong TI agar ramah lingkungan; (iii) meningkatan kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku; (iv) meningkatan kesadaran masyarakat untuk mendorong TI yang ramah lingkungan.