• Tidak ada hasil yang ditemukan

: PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA

Deskripsi Singkat Topik :

Pokok Bahasan : PEMBINAAN WILAYAH TINGKAT DESA

Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit.

Tujuan : Untuk menanamkan pemahaman dan skill praja

mengenai Pembinaan Wilayah Tingkat Desa..

Metode : Pembelajaran (ceramah, diskusi, tugas terstruktur)

11.1.

KONSEP PEMBINAAN WILAYAH

P

embinaan wilayah adalah upaya atau tindakan dan kegiatan yang

berhubungan dengan perencanaan, penataan, pengembangan, pengarahan, dan pembinaan serta pengendalian segenap potensi dan permasalahan dalam wilayah (desa) secara berdaya guna dan berhasil guna dengan pendekatan kesejahteraan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Tujuan pembinaan wilayah adalah membina masyarakat agar dapat dan mampu meningkatkan kesejahteraannya dengan memanfaatkan sumber daya dan turut serta dalam memanfaatkan dan mengembangkan kondisi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam dan agama.

(2)

Dalam pembinaan wilayah terkandung makna pembangunan wilayah dan pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks pembangunan, tidak terlepas dari kemajuan peradaban dan semakin kompleksnya kebutuhan manusia, maka dengan menggunakan kecerdasannya manusia selalu melakukan upaya-upaya tertentu. Pada hakekatnya upaya-upaya tersebut ditujukan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dalam pemenuhan kebutuhan. Keinginan untuk meraih sesuatu yang lebih baik inilah yang menjadi energi (kekuatan) pendorong yang besar untuk selalu melakukan upaya-upaya perubahan-perubahan atau perbaikan-perbaikan.

Upaya–upaya perubahan dan perbaikan untuk menuju dan meraih suatu keadaan yang lebih baik didasarkan pada norma-norma atau nilai-nilai tertentu. Dalam melakukan perubahan atau perbaikan tersebut tidak terlepas dari serangkaian terencana, agar perubahan atau perbaikan yang dilakukan dapat mencapai sasaran dan tujuan yang telah digariskan dengan didukung oleh segenap potensi yang ada. Upaya perubahan atau perbaikan untuk menuju dan meraih keadaan yang lebih baik secara terencana berdasarkan norma-norma atau nilai-nilai tertentu inilah yang disebut pembangunan. Pembangunan mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan masyarakat, baik berupa pembangunan fisik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan dan keamanan, ideologi dan agama.

Terkait dengan konteks wilayah sebagai ruang atau lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum, yang mana tujuan dan pendekatannya adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan dalam artian yang luas, mencakup berbagai tindakan yang dilakukan untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf hidup yang lebih

(3)

baik tidak hanya diukur dari ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga mencakup aspek sosial, mental dan kehidupan spiritual.

Kesejahteraan sebagai suatu keadaan atau kondisi. Kesejahteraan sosial sebagai suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman lahir dan batin. Kondisi yang memungkinkan bagi setiap warga masyarakat untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi dan kewajiban sesuai norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.

Kesejahteraan sebagai suatu gerakan. Sebagai suatu gerakan, isu kesejahteraan telah menyebar luas ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Dimana kesejahteraan merupakan sesuatu hal yang mendapat perhatian secara seksama oleh segala lapisan masyarakat. Di sini kesejahteraan sosial merupakan keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas terkait dengan berbagai kehidupan masyarakat, seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi budaya, dan lain-lain (Adi, I.R., 2001:26-27).

Selanjutnya, Adi, I.R. (2001:28-29) mengemukakan bahwa dalam kaitan pembangunan sosial dengan kesejahteraan sosial, beberapa strategi pembangunan sosial dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat, yaitu :  Pembangunan sosial melalui individu (social development by individuals), dimana

(4)

pelayanan masyarakat guna memberdayakan masyarakat. Ini mengarah pada pendekatan individualis atau perusahaan (enterprise approach).

 Pembangunan sosial melalui komunitas (social development by communities), dimana kelompok masyarakat secara bersama-sama berupaya mengembangkan

komunitas lokalnya. Dikenal dengan pendekatan komunitas (communitarian

approach).

 Pembangunan sosial melalui pemerintah (social development by government), dimana pembangunan sosial dilakukan oleh lembaga-lembaga dalam organisasi pemerintah (government agencies). Dikenal dengan pendekatan statis (statist

approach).

Pada dasarnya ketiga upaya pembangunan tersebut di atas adalah

merupakan pemberdayaan masyarakat, yaitu upaya memberdayakan

(mengembangkan masyarakat dari keadaan tidak (atau kurang) berdaya menjadi mempunyai daya) guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Bagaimana individu, kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginannya. Mendorong masyarakat untuk menentukan sendiri apa yang harus ia lakukan dalam kaitan mengatasi permasalahan yang dihadapi, sehingga masyarakat memiliki kesadaran, kekuasaan penuh dan kemampuan dalam membentuk hari depannya.

Namun demikian, adakalanya pemerintah (government agencies) perlu

melakukan intervensi. Intervensi di level mikro (fokus sasaran pada individu, keluarga dan kelompok) atau intervensi di level makro (fokus sasaran pada komunitas dan organisasi). Ada kecenderungan orang menganggap intervensi pada konotasi yang negatif dalam arti turut campur sehingga menghilangkan atau

(5)

membelenggu kemandirian atau hak masyarakat. Akan tetapi tidak selalu demikian. Intervenasi di sini dalam makna turut campur pihak lain dalam membantu atau memfasilitasi masyarakat dalam mendorong atau menstimulasi munculnya atau mempercepat terjadinya perubahan dalam masyarakat ke arah yang lebih baik, dimana kemandirian dan hak-hak masyarakat tetap dihormati dan dijunjung tinggi.

11.2.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kegiatan yang terencana/terprogram dalam upaya perbaikan/perubahan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Pembangunan adalah suatu usaha perubahan/perbaikan ke keadaan yang lebih baik secara terencana/terprogram dengan mendayagunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam berdasarkan norma-norma (nilai-nilai) tertentu, yaitu nilai-nilai (sosial budaya) lokal.

Pembangunan desa merupakan keseluruhan proses pembangunan yang berlangsung di pedesaan, dan merupakan sub sistem pembangunan nasional dan regional. Pembangunan desa mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat yang meliputi pembangunan fisik dan nonfisik dan bersifat multi sektoral.

Pengertian atau makna perencanaan belum tentu sama bagi setiap orang. Perencanaan bisa berarti suatu pekerjaan yang rumit penuh dengan kegiatan analisis yang memerlukan pemikiran yang serius dan keahlian tertentu. Namun, bagi sebagian orang perencanaan dapat pula berarti suatu pekerjaan yang mudah,

(6)

sederhana dan sudah jelas urut-urutan kegiatannya. Secara sederhana, pada berbagai bidang pekerjaan perencanaan mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan untuk menetapkan tujuan, membuat dan memilih langkah-langkah (aktivitas) untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan merupakan suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber daya yang ada agar efisien dan efektif. Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang akan dicapai, apa yang akan dilakukan, bagaimana, bilamana dan oleh siapa.

Tarigan R. (2008) mengemukakan definisi perencanaan sebagai berikut : (1) Dalam definisi yang sangat sederhana, perencanaan adalah menetapkan

suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai

tujuan tersebut.

(2) Dengan memperhatikan adanya faktor pembatas dalam mencapai tujuan. Karena adanya keterbatasan faktor-faktor produksi (sumber daya), sementara kita menginginkan kepuasan yang optimal dalam keterbatasan

faktor-faktor produksi tersebut. Pada tingkatan ini perencanaan

didefinisikan sebagai menetapkan suatu tujuan yang dapat dicapai setelah memperhatikan faktor-faktor pembatas dalam mencapai tujuan tersebut, memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

(3) Dalam mencapai tujuan, selain keterbatasan faktor-faktor produksi, juga ada faktor lain berupa adanya faktor luar yang turut berpengaruh dalam

(7)

pencapaian tujuan tersebut. Faktor tersebut bersifat eksternal yang diluar kendali kita. Misalnya adanya persaing dari daerah lain atau perusahaan lain dan sebagainya. Ini tentu berada di luar kendali kita untuk mengatur pihak pesaing. Dengan memperhatikan adanya faktor eksternal, pengertian

perencanaan di sini adalah menetapkan suatu tujuan setelah

memperhatikan faktor pembatas internal dan pengaruh eksternal, memilih serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

(4) Dalam tahapan yang lebih detail (rumit) perencanaan tidak hanya menganalisis faktor pembatas (internal) dan faktor eksternal yang turut berpengaruh. Akan tetapi juga melakukan peramalan. Dimana setelah menganalisis dan mengetahui kondisi saat ini, harus dibuat proyeksi atau peramalan atas berbagai variabel (internal dan eksternal) yang turut berpengaruh terhadap sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahap ini perencanaan dapat berarti mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai serta mencari langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

(5) Definisi perencanaan sebaimana diuraikan diatas belum menyentuh faktor atau unsur wilayah di dalamnya. Dengan mengkaitkan unsur wilayah, maka harus ditambahkan dengan unsur lokasi dimana perencanaan tersebut akan diterapkan. Di sini pengertian perencanaan adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas,

(8)

menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

Albert Waterson dalam Tjokroamidjojo (1991) mengemukakan bahwa

perencanaan pembangunan adalah melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan dengan terus mengikuti/melakukan pengawasan agar pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan. Salah satu kegiatan penting dalam usaha pembangunan yang baik adalah perencanaan pembangunan.

Tujuan perencanaan pembangunan (termasuk perencanaan pembangunan desa) adalah :

 Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;

 Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi baik antar wilayah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah, maupun antara desa dengan pemerintahan yang lebih atas;

 Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

 Mengoptimalkan partisipasi masyarakat;

 Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Dalam perencanaan pembangunan desa tidak dapat dilepaskan dari perencanaan strategis. Perencanaan strategis mengacu pada perumusan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan yang memungkinkan tercapainya

(9)

tujuan. Proses perencanaan strategis paling tidak mencakup tiga tahap, yaitu perumusan, pelaksanaan dan evaluasi (Fred R. David, 2004). Selanjutnya perencanaan pembangunan desa dibahas secara detail pada mata pelatihan Praktek Perencanaan Pembangunan Desa.

11.3.

LATIHAN

1. Peserta pelatihan melakukan diskusi kelompok tentang pembangunan desa serta urgensi dan relevansinya terhadap kemajuan desa.

2. Peserta pelatihan secara individual ditugaskan untuk membuat paper tentang Pembangunan Desa dan Problematikanya.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel perilaku konsumen yang terdiri dari faktor sosial, faktor kepribadian dan faktor psikologi

[r]

Kecil-Kecil Hafal Al- Qur’an Panduan Praktis Bagi Orang Tua Dalam Membimbing Anak Menghafal Al- Qur’an.. Al-Lahim, Khalid bin

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini dan dite- tapkan sebagai tempat pengambilan sampel adalah Puskesmas Mangli, Silo I, Rowotengah, Wuluhan, Jenggawah, Sukowono,

Sterilisasi dapat dilakukan denagn tiga cara, yaitu sterilisasi pemanasan basah dengan menggunakan uap atau air panas, sterilisasi kering dalam tanur dan pembakaran

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia Merdeka yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

Dari 15 responden pendaki gunung wanita, menemukan bahwa terdapat perbedaan denyut jantung, rating of perceived exertion, dan ketidaknyamanan yang signifikan

kedelai polong muda tidak dapat dilakukan terus menerus karena penyerapan pasar unhrk polong rnuda sangat terbatas, berbeda dengan polong tua yang bisa.