i
UNJUK KERJA KINCIR ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh:
CHOSMAS OKBRIANTO
NIM : 055214065
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PERFORMANCE OF TWO STAGES SAVONIUS WINDMILL
FINAL PROJECT
Presented as partial Fulfillment on the Requirements To obtain the Sarjana Teknik Degree
In Mechanical Engineering
By:
CHOSMAS OKBRIANTO
NIM : 055214065
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 22 Februari 2010
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma : Nama : Chosmas Okbrianto
NIM : 055214065
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
………. ...UNJUK KERJA KINCIR ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT... ... Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 22 Februari 2010
Yang Menyatakan,
vii INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hubungan koefisien daya dan tip speed ratio untuk kincir angin tipe Savonius empat sudu dua tingkat.
Model kincir dibuat dengan ukuran tinggi 0,8 m dan diameter lingkar luar sudu 0,8 m. Pengujian dilakukan di dalam windtunnel. Daya output yang diukur adalah daya yang ditransmisikan oleh poros kincir. Variabel input yang diukur adalah kecepatan angin. Sedangkan variabel output yang diukur adalah putaran poros dan gaya pada lengan dudukan generator. Pengaturan beban generator menggunakan 8 buah lampu yang diukur tegangan dan arusnya dari generator.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas setiap waktu yang telah diberikan serta semangat, harapan baru yang berlimpah dan tiada henti di dalam penulisan tugas akhir ini hingga selesai.
Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi mahasiswa Teknik Mesin sebelum dinyatakan lulus sebagai Sarjana Teknik. Dalam pelaksanaan dan penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa materi, bimbingan, kerja sama serta dukungan moril. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir. YB. Lukiyanto, M.T., dan Ir. Rines, M.T., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan serta meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
3. Kepala Laboratorium dan Laboran Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma.
ix
5. Kepada kedua orang tua, atas dukungan moral, financial, doa dan motivasi yang tiada henti hingga tugas akhir ini bisa selesai.
6. Segenap teman-teman Teknik Mesin terutama angkatan 2005 dan yang masih tersisa, banyak pembelajaran yang penulis dapatkan bersama kalian.
7. Saudara-saudara penulis dan teman-teman penulis yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu per satu.
Penulis menyadari bila penulisan Tugas Akhir ini banyak kekurangan, dengan sedikit inspirasi ini dapat menjadi jalan menuju suatu hal yang lebih baik untuk penulisan tugas akhir teman-teman nantinya serta melanjutkan ke arah penelitian dan penciptaan demi kemajuan Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta, 22 Februari 2010
x
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ...…………..………... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .………... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI DAN DEKAN ………... iv
HALAMAN PERNYATAAN .………... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.………... vi
INTISARI ……… vii
KATA PENGANTAR ………...……….. viii
DAFTAR ISI ………... x
DAFTAR TABEL………. xii
DAFTAR GAMBAR……… xiii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1 Batasan Masalah ………... 5 5 BAB II DASAR TEORI………...…….………... 6
xi
2.2. Gerak Turbin... 9
2.3. Perhitungan Pada Turbin... 10
BAB III METODE PENELITIAN………... 15
3.1. Sarana Penelitian... 15
3.2. Peralatan Penelitian... 15
3.3 3.4. Variabel Yang Diukur………. Langkah Penelitian….………..………….. 19 19 BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN... …...………... 21
4.1. Data Penelitian ... 21
4.2. Pengolahan Data dan Perhitungan ……….. 23
4.3. Grafik Hasil Perhitungan ……… 29
4.4. Pembahasan ……… 29
BAB V PENUTUP ... 31
5.1. Kesimpulan ... 31
5.2. Saran ... 31
DAFTAR PUSTAKA... 32
xii
DAFTAR TABEL
Hal
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kincir angin poros horizontal ... 6 Gambar 2.2 Kincir angin poros vertical ……… 7 Gambar 2.3 Upwind dan downwind ……… 9
Gambar 2.4
Gambar 2.5 Gambar 2.6
Grafik hubungan daya, Cp dan rasio kecepatan keliling tepi luar sudu terhadap kecepatan angin, tsr...
Coeficient of drag dari pelbagai bentuk permukaan frontal……. Transmisi pada kincir angin untuk perhitungan torsi pada poros..
11 12 13 Gambar 3.1
Gambar 3.2
xiv Gambar 4
Gambar 5
Poros transmisi, puli besar, puli kecil, belt, alternator ………….. Rangka transmisi, timbangan ………
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan energi merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Energi mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan hidup, baik sosial ekonomi maupun lingkungan.
Pemakaian energi di dunia dalam jangka waktu mendatang seperti yang diperkirakan oleh lembaga Energy Information Administration (EIA) hingga tahun 2025 masih didominasi oleh bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara, sedangkan penggunaan energi terbarukan masih relatif sedikit. Di samping itu, dari segi pemakaian, sumber energi minyak secara global didominasi untuk kepentingan transportasi, dan hingga awal tahun 2025 diperkirakan masih akan terus meningkat, sedangkan untuk daerah komersial dan tempat tinggal dapat dikatakan tidak akan terjadi perubahan yang signifikan.
Kebutuhan listrik dunia diproyeksikan akan meningkat dari 14.275 milyar watt pada tahun 2002 melonjak menjadi 26.018 milyar watt pada tahun 2025, dan untuk mendapatkan energi listrik tersebut sebagian besar diperoleh dari batubara yaitu hampir 40%, diikuti oleh gas.
2
perkembangan teknologi. Dari data pemakaian energi di Indonesia hingga saat ini lebih dari 90% penduduk Indonesia masih menggunakan energi yang berbasis fosil, yaitu minyak bumi 54,4%, gas 26,5% dan batubara 14,1%. Untuk energi dengan panas bumi 1,4%, PLTA 3,4%, sedangkan energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya 0,2%.
Negara Indonesia tercatat sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Ini berarti bahwa Indonesia memiliki potensi terbesar akan salah satu sumber energi terbarukan yaitu angin. Dari data yang diperoleh, potensi energi angin di Indonesia tercatat 9268,61 MW, namun hingga tahun 1999, kapasitas yang terpasang hanya 0,888 MW atau prosentase pemanfaatannya baru 0,00956 %. Energi angin yang tersedia berlimpah, tidak habis-habis, dan tersebar luas. Penggunaan energi angin memiliki beberapa keunggulan yakni bersih dan tidak menimbulkan efek rumah kaca.
3
Tabel 1.1. Data angin yang telah dihimpun oleh Pusat Meteorologi dan Geofisika tentang daerah yang mempunyai kecepatan angin rata-rata 3.5 m/s atau lebih.
No Nama Daerah
Kecepatan Rata-rata (m/s)
Masa Bertiup Angin Di atas 4.0 m/s (%)
1 Blang Bintang 3.50 42.6
2 Tanjung Pinang 3.75 62.5
3 Tanjung Pandang 4.35 75.0
4 Pondok Betung 3.70 25.0
5 Margahayu 4.30 90.0
6 Rendole/Pati 5.30 84.8
7 Semarang 3.90 51.3
8 Iswahyudi 5.15 95.5
9 Kalianget 4.15 65.6
10 Denpasar 4.03 59.5
11 Pasir Panjang 4.95 66.7
12 Kupang/Penfui 5.75 78.6
13 Waingapu 3.65 32.7
Sumber : Pusat Meteorologi dan Geofisika, 2000
4
yang sesuai dengan keadaan angin di Indonesia adalah kincir angin savonius, karena kincir angin ini secara umum bergerak perlahan tetapi dapat menghasilkan torsi yang tinggi. Kincir angin Savonius yang dikembangkan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga angin dan untuk kepentingan memompa atau menaikkan air.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan pada pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:
1) Banyak lokasi di Indonesia punya potensi angin tetapi kecepatannya rendah. 2) Indonesia belum bisa untuk diterapkan alat teknologi tinggi.
3) Untuk alternatifnya dibuat desain alat yang sederhana dan mudah mendapatkannya, seperti kincir angin dengan sudu vertikal.
1.3 Tujuan
1. Membuat dan menguji model kincir angin Savonius 2 tingkat, tiap tingkat 2 sudu.
5
1.4 Manfaat
1. Memberikan kontribusi alternatif pemanfaatan energi angin pada masyarakat.
2. Menambah kepustakaan pada bidang energi terbarukan.
1.5 Batasan Masalah
Agar permasalahan yang ada tidak berkembang menjadi luas, maka perlu adanya batasan terhadap permasalahan yang akan dibuat yaitu:
6
BAB II DASAR TEORI
2.1 Tipe Turbin Angin
Menurut kedudukan sumbu porosnya, kincir angin dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu :
1. Kincir angin sumbu horizontal
Turbin angin poros horizontal atau HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) adalah turbin dengan poros utama horizontal dan generator pembangkit listrik pada puncak menara.
Gambar 2.1. Kincir angin poros horizontal 2. Kincir angin sumbu vertikal
8
untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya HAWT.
• VAWT memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada HAWT. Biasanya VAWT mulai menghasilkan listrik saat kecepatan angin 10 km/jam (6 m.p.h.)
• VAWT biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.
• VAWT yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
• VAWT tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah. • Kincir pada VAWT mudah dilihat dan dihindari burung.
2.1.2 Kekurangan Turbin Angin Sumbu Vertikal
• Kebanyakan VAWT memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi HAWT karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
• VAWT tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
• Kebanyakan VAWT mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.
9
bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
2.2 Gerak Turbin
Pada dasarnya rotor Turbin Angin mengambil tenaga dari angin dan membuatnya menjadi lebih pelan, dan menghasilkan tenaga.
Ini dapat dilihat dengan adanya gaya yang diterapkan yaitu gaya yang diberikan oleh angin kepada kincir. Obyek yang bergerak searah aliran angin, menghasilkan gaya yang disebut “Drag” atau Gaya Seret.
Prinsip kerja kincir angin savonius adalah mengkonversikan energi angin menjadi energi mekanis dalam bentuk gaya dorong (drag force). Sebagian sudu mengambil energi angin dan sebagian sudu lagi melawan angin. Sudu yang mengambil energi angin disebut downwind sedangkan sudu yang melawan angin disebut upwind. Sudu upwind ini dapat mengurangi kecepatan rotor. Besarnya torsi pada rotor dan kecepatan rotor (rpm) tergantung pada selisih drag force sudu
upwind dengan drag force sudu downwind.
Gambar 2.3. Upwind dan downwind UPWIND
ARAH ANGIN
10
2.3 Perhitungan Pada Turbin
2.3.1 Daya yang dihasilkan angin
( )
PinDaya teoritis yang disediakan angin dapat dihitung dari perkalian masa jenis udara dikalikan luas penampang kincir angin dikalikan pangkat tiga kecepatan angin
3
2 1
Av
Pin= ρ (Watt) ……….…… (2.1)
Dengan :
Pin = Daya teoritis (Watt)
ρ = Densitas udara / massa jenis udara ( kg/m3)
= 1,225 kg/m3
A = Luas penampang ( m2)
v = Kecepatan angin (m/det)
Pada Gambar 2.4 ditunjukkan bahwa, daya angin yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan turbin angin dengan propeller yang ideal maksimum 59 % dari daya yang disediakan angin. Sementara ini, daya efektif yang dapat dicapai oleh sebuah kincir (atau turbin) angin tipe Savonius hanya mencapai 30% dari daya yang disediakan angin. Angka 30 % ini disebut batas Betz (Betz limit,
11
Gambar 2.4. Grafik hubungan daya, Cp dan rasio kecepatan keliling tepi luar sudu terhadap kecepatan angin, tsr.
2.3.2 Besarnya gaya dorong (drag) angin Dituliskan dalam persamaan
A
Coeficient of drag untuk berbagai bentuk permukaan frontal yang menghadap arah angin ditunjukkan dalam Gambar 2.5.
12
Gambar 2.5. Coeficient of drag dari pelbagai bentuk permukaan frontal (Re < 3,5 x 105)
2.3.3 Perhitungan torsi
Dituliskan menurut persamaan berikut:
r F
T = ⋅ (Nm) ……….... (2.3) Dengan :
T = Torsi yang dihasilkan akibat putaran poros (N.m)
F = Gaya pada poros akibat puntiran (N)
r = Jarak lengan ke poros (m)
2,0
1,2
2,0
1,55
1.5
2.0
1.2
2.0
1.2
1.2
13
Gambar 2.6. Gambar transmisi pada kincir angin untuk perhitungan torsi pada poros.
2.3.4 Perhitungan koefisien daya (Cp) kincir
Dihitung berdasarkan perbandingan daya yang dihasilkan oleh kincir (Pk) dengan daya teoritis (Pth) yang disediakan oleh angin dapat dituliskan menurut persamaan berikut:
Cp = Pout/Pin ( Watt ) ……… ( 2.4 ) Dengan :
Cp = Koefisien Daya Kincir
Pout = Daya Yang dihasilkan oleh Kincir ( Watt ) Pin = Daya Teoritis ( Watt )
2.3.5 Perhitungan tip speed ratio
14
tetapi tidak berarti dimana mesin bertambah berisik dan terlalu tegang. Tip speed ratio akan menentukan berapa cepat turbin angin yang diinginkan akan berputar dan juga sebagai implikasi untuk alternator yang dapat digunakan. Tip speed ratio
dituliskan menurut persamaan berikut :
Tsr =
∞
xV Dn
60
π
………... (2.5)
Dengan :
Tsr = Tip speed ratio D = diameter kincir (m)
n = kecepatan putar kincir (rpm)
2.3.6 Perhitungan daya yang dihasilkan oleh kincir (Pout) Dihitung berdasarkan persamaan berikut :
nT
Pout =2π ( Watt ) ………... ( 2.6 )
Dengan :
Pout = daya output (watt)
n = putaran ( rpm )
T = torsi ( Nm)
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Sarana Penelitian
Sarana yang di gunakan untuk penelitian adalah kincir angin vertikal empat sudu dengan dua tingkat. Selanjutnya kincir angin tersebut akan dicari unjuk kerjanya pada kecepatan angin yang bervariasi sehingga mendapatkan daya masukkan yang berbeda.
3.2. Peralatan Penelitian
16
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah : 1. Wind Tunnel
Gambar3.2. Wind tunel
Alat ini berfungsi sebagai lorong yang menangkap dan mengumpulkan angin dan menghembuskannya pada kincir yang juga diletakkan didalam Wind Tunnel
tersebut, pengaturan kecepatan angin dilakukan dialat ini. 2. Fan / Blower
Gambar 3.3. Blower
18
5. Multimeter
Gambar 3.6. Multimeter
Alat ukur untuk mengukur kelistrikan pada beban yang diberikan. 6. Lampu / beban
Berfungsi sebagai beban dalam percobaan ini dan beban ini yang akan diukur. 7. Anemometer
Gambar 3.7. Anemometer
19
8. Timbangan
Berfungsi untuk mengukur gaya yang bekerja pada lengan saat kincir berputar.
Gambar 3.8. Timbangan
3.3. Variabel yang diukur
Data yang diambil dari percobaan ini adalah sebagai berikut : a. Putaran poros kincir yang dihasilkan ( n ).
b. Tegangan (VL) dan arus (IL) listrik pada beban.
c. Kecepatan angin (V∞) yang digunakan didapat dari pengukuran anemometer yang diletakan di bagian depan Wind Tunnel.
3.4. Langkah Penelitian
a. Kincir angin dipasang didalam Wind Tunnel .
20
c. Didepan kincir angin dipasang Anemometer untuk mengetahui besar angin yang ada dalam Wind Tunnel.
d. Di bagian lengan ayun tranmisi diberi timbangan untuk mengetahui gaya akibat pembebanan.
e. Setelah semua siap, blower dihidupkan untuk menghembuskan angin masuk kedalam Wind Tunnel.
f. Ukur kecepatan angin yang diperlukan dengan mengatur jarak antara wind tunnel dengan blower, semakin jauh jarak antara wind tunnel dengan blower maka akan semakin kecil kecepatan angin yang masuk wind tunnel.
g. Setelah kincir berputar dengan kecepatan yang setabil maka dapat diukur tegangan dan arus pada lampu, perputaran poros pada alternator, dan gaya yang dihasilkan pada transmisi.
21
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Penelitian
Percobaan dilakukan 5 kali supaya diperoleh hasil baik, dengan kecepatan
angin yang berbeda. Pada tiap percobaan disertakan variasi pembebanan
dengan beberapa lampu.
Tabel 4.1. Data hasil penelitian
23
4.2 Pengolahan data dan perhitungan
1. Luas penampang kincir
A=lxt
= 0,8m x 0,8m
24
2. Daya yang dihasilkan angin
p
in=
0
,
6
⋅
A
⋅
v
3Dengan : Pin= daya angin, (watt)
A = luas penampang kincir
v = kecepatan angin
Contoh:
Pin= 0,6 x 0,64 x 7,573
= 166,5785 watt
Untuk perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
3. Torsi pada poros
T =F⋅r
Dengan : T = torsi poros
r = panjang lengan ayun pada transmisi
= 0,3m
F = gaya
Contoh:
T = 2,75 N x 0,3 m
= 0,825 Nm
25
Untuk perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
5. Menghitung Tsr (tip speed ratio)
26
6. Menghitung Cp(Koefisien Daya Kincir)
Cp = Pout/Pin
Untuk perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Perhitungan T, Pout,Pin,Tsr,Cp
27
Tabel 4.2. Perhitungan T, Pout,Pin,Tsr,Cp (lanjutan)
28
Tabel 4.2. Perhitungan T, Pout,Pin,Tsr,Cp
30
Untuk pemanfaatannya di Indonesia sudah bisa diterapkan kincir
angin tipe savonius dengan dua tingkat. Kecepatan angin rata-rata di
Indonesia (3,5 m/s) sudah dapat memutar kincir angin tipe savonius dua
tingkat. Pemanfaatannya bisa digunakan sebagai memompa air atau
keperluan lain yang membutuhkan torsi tinggi. Dari hasil penelitian ini,
31
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa : a) Kincir angin savonius 2 tingkat dapat diterapkan di Indonesia.
Kecepatan rata-rata angin di Indonesia (3,5 m/s) dapat memutar kincir angin savonius dua tingkat.
b) Semakin besar Tip speed ratio (Tsr), maka semakin besar pula coefisien power (Cp).
5.2 Saran
Adapun saran untuk pihak yang akan mengembangkan penelitian pada bidang ini adalah :
a) Bahan pembuatan sudu sebaiknya menggunakan bahan yang ringan, atau sesuai dengan kecepatan angin supaya tidak mudah rusak dan bisa berputar pada kecepatan angin yang kecil.
b) Untuk mendapatkan daya maksimal pada kincir dibutuhkan kecepatan angin yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. 2004. Penggerak Mula Turbin. Ed.-3. Penerbit ITB. Bandung. Djojodihardjo, H. dan Molly, J.P. 1983. Wind Energy System. Penerbit Alumni.
Bandung.
Fox, J.A. 1982. An Introduction to Engineering Fluid Mechanics. Ed-2, The Macmillan Press Ltd. London
http://id.wikipedia.org
http://id.wikipedia.org/wiki/turbin_angin
http://www.lemhannas.go.id
Kadir, A. 1995. Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensial Ekonomi. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Sachs, P. 1978. Wind Forces in Engineering, Ed-2, Pergamon Press. Great Britain. Yunus A. Cengel, Michael A. Boles. 2006. Thermodynamics An Engineering
33
34
35
Gambar 2. Poros, sudu, lingkaran pembatas sudu
36
Gambar 3. Transmisi
37
38