• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Otomatisasi sistem pakan hamster berbasis mikrokontroler - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Otomatisasi sistem pakan hamster berbasis mikrokontroler - USD Repository"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

OTOMATISASI SISTEM PAKAN HAMSTER

BERBASIS MIKROKONTROLER

disusun oleh :

JANSEN SIMATUPANG

NIM : 055114034

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

AUTOMATION FEED SYSTEM FOR HAMSTER

USING MICROCONTROLLER

JANSEN SIMATUPANG

NIM : 055114034

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

Minat masyarakat akan pemeliharaan binatang marak terlihat pada akhir-akhir ini. Keadaan ini terjadi dikarenakan adanya kesibukan-kesibukan yang sering dijumpai pada era globalisasi yang menuntut agar tiap manusia dapat berkerja keras dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari, sehingga akibat kesibukan ini banyak orang mengalihkan kepenatan dengan cara memelihara binatang tidak terkecuali dengan hamster. Ketidak teraturan pemelihara dalam memberi pangan dapat menyebabkan kelaparan maupun kegemukan pada hamster. Tujuan dari perancangan ini yaitu membuat suatu alat yang dapat memberi pangan dan mendaur ulang makanan secara otomatis.

Sensor dirancang untuk mendeteksi pakan dan akan memberi masukan pada mikrokontroler untuk mengijinkan pakan diberi atau pakan yang terdapat di dalam kandang untuk didaur ulang. Motor pembuangan berfungsi untuk membuang pakan sehingga dapat ditampung dalam wadah daur ulang dan dapat diangkat sehingga bisa ditampung pada wadah penampung. Aktuator untuk menggerakkan katup pembuangan, katup pakan, dan wadah daur ulang menggunakan motor DC.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa alat bekerja cukup baik akan tetapi terdapat ketidak akuratan dalam pendaur-ulangan pakan yang disebabkan oleh mekaniknya. Timer yang berjalan tidak sesuai dengan dunia nyatanya sehingga pewaktuan dalam pemberia pakan menjadi tidak teratur.

(8)

viii

On this day, many people become interested to pet an animal. Its because daily activitcy on this era that force people to work to be able to live, therefore many people choose to buy or rise a pet including hamster. The undisciplined to fed cause the pet become hungry or over weight. The main idea for this plant is to make a tool that can fed the hamster and recycle the food automatically.

Sensor designed to detect the food and will give an input to microcontroller to decide whether the food will be given or will be recycled. The fuction of throwing motor are to throw the food to recycle box so that the food can be lifted to saving box. Aktuator used to move the throwing door, feding door, and recycle box using motorDC.

Observation result show that the tool work well enough but there is unacurate on recycling the food which caused by mechanic. Timer on the tool is not real time so the feding time in not right.

(9)

ix

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas karunia dan bimbingan-Nya sehingga

Penulis dapat menyelesaikan perancangan Tugas Akhir “ Otomatisasi Sistem Pakan Hamster

Berbasis Mikrokontroler” beserta penulisan laporan ini.

Tugas Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Strata 1 (S1)

pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Berkat dukungan dari banyak pihak, Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan baik. Dan dengan tulus hati, Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar –

besarnya kepada pihak yang telah membantu demi lancarnya penyelesaian Tugas Akhir ini :

1. Ibu B. Wuri Harini S.T., M.T. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

dan arahan kepada Penulis dari awal hingga Tugas Akhir ini selesai.

2. Keluarga, yang telah memberikan dukungan moral dan ekonomi sehingga Tugas Akhir

ini dapat selesai.

3. Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T., selaku Pembimbing Akademik yang telah membantu

dan memberi arahan dari awal hingga akhir masa kuliah.

4. Johfines Wijaya, yang telah membantu, dan mendukung hingga terselesaikannya Tugas

Akhir ini.

5. Rekan – rekan Teknik Elektro Angkatan 2005, terimakasih atas kebersamaan, dukungan,

dan bantuannya sehingga masa kuliah menjadi kenangan yang indah dan menyenangkan.

6. Rekan – rekan satu kontrakan, Charli Liando Saputra, Silverius Yonan Saga, Oktavianus

Ardhian Nugroho, I Putu gede Surya Wibawa, Efendi Saipin, Herman Marhindi, Adi

(10)

x

Dharma dan semua pihak yang selama ini secara tidak langsung telah banyak membantu

Penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan, kekurangan, dan kelemahan yang

menjadikan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan adanya kritik

dan saran dari para Pembaca, dan dengan senang hati Penulis akan menerimanya.

Kiranya demikianlah beberapa hal yang ingin Penulis sampaikan, dengan harapan

semoga bermanfaat bagi Pembaca semuanya.

Yogyakarta, 14 Desember 2010

(11)

xi

Halaman Sampul (Bahasa Indonesia)……… i

Halaman Sampul (Bahasa Inggris) ………... ii

Halaman Persetujuan………. iii

Halaman Pengesahan…….……… iv

Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ... v

Pernyataan Keaslian Karya……… vi

Intisari……… vii

Abstract……….. viii

Kata Pengantar………...ix

Daftar Isi……… xi

Daftar Gambar ……….. xiv

Daftar Tabel………... xvi

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Judul ………1

1.2 Latar Belakang ……… 1

1.3 Tujuan dan Manfaat ……… 2

1.4 Batasan Masalah ………. 2

1.5 Metodologi Penelitian ……….3

BAB II : DASAR TEORI 2.1 Hamster ……….. 4

2.2 Mikrokontroler ATMega8535………... 5

(12)

xii

2.4Light Emitting Diode(LED) ………... 7

2.4.1 Tegangan dan Arus LED……….…..7

2.5 Optocoupler ……….8

2.6 Saklar Batas (Limit Switch) ……….9

2.7Push Button Switch………..10

2.8 Aktuator Menggunakan Motor DC …..………...11

2.9 Prinsip KerjaSolenoid……….12

2.10 LCD (Liquid Crystal Display)………..……..13

2.10.1 Gambaran Umum ...13

2.10.2 Register ...14

2.10.2.1 Register Perintah ...15

2.10.2.2 Register Data ...17

2.11 ICDriverL293D ...18

BAB III : RANCANGAN PENELITIAN 3.1 Pra Penelitian...………..….20

3.2 Model Sistem………...20

3.3 Alur Perancangan Sensor .………..…….…22

3.3.1 Sensor Makan……….……….….22

3.4 Perancangan Motor DC Sebagai Aktuator………..24

3.5 Alur Perancangan Sistem Daur Ulang Pakan...25

3.5.1 Sistem Pembuangan Pakan...25

3.5.2 Sistem Pengangkatan Pakan...26

(13)

xiii

3.7.1 Diagram Alir Program Utama ………..28

3.7.2 Diagram Alir Program LCD…………..………30

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PengujianHardware……….34

4.1.1 Pengujian controlrelay………..35

4.1.2 Pengujian Motor Makan………. ………...36

4.1.3 Pengujian Motor Pembuangan Pakan………38

4.1.4 Pengujian Motor Daur Ulang………39

4.1.5 Pengujian Sensor………...42

4.2 PembahasanSoftware...43

4.2.1 Pembahasan Timer ...44

4.2.1 Pembahasan Subrutin Persimpangan...46

4.2.1 Pembahasan Otomatisasi Pakan...46

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...48

5.2 Saran ...48

(14)

xiv

Halaman

Gambar 2.1. KonfigurasipinATMega8535………... 6

Gambar 2.2 Simbol Rangkaian Fotodioda ……….. 7

Gambar 2.3 Simbol LED ………..……… 7

Gambar 2.4 Rangkaian LED ……….………... 8

Gambar 2.5 Rangkaian Optocoupler ………... 9

Gambar 2.6 KondisiLimit SwitchNO dan KondisiLimit SwitchNC..……… 10

Gambar 2.7Push Buttun…...……… 10

Gambar 2.8 Kontrol Motor DC Menggunakan Jembatan H ……… 11

Gambar 2.9Pulse-Width Modulation…..………. 12

Gambar 2.10 Prinsip kerjasolenoid………..13

Gambar 2.11 Konstruksi LCD …..……… 13

Gambar 2.12 LCD 4 x 1 …….………. ……… 14

Gambar 2.13 Diagram Pewaktuan Penulisan Data ke Register Perintah Mode 4-bit 13... 15

Gambar 2.14 Diagram Pewaktuan Pembacaan Data ke Register Perintah Mode 4-bit ….... 16

Gambar 2.14 Diagram Pewaktuan Penulisan Data ke Register Data Mode 4-bit... 17

Gambar 2.15 Diagram Pewaktuan Pembacaan Data dari Register Data Mode... 18

Gambar 2.16 IC L293D ... 19

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Secara Umum ……… 20

Gambar 3.2. Desain jadi sistem pakan otomatis hamster ... 21

Gambar 3.3 Diagram Sistem Sensor Secara Umum……….…. 22

(15)

xv

Gambar 3.6 Rangkaian Skematik Untuk Pembuka Pintu Makan dan Pintu Daur Ulang... 24

Gambar 3.7 Rangkaian Skematik Untuk Pembuka Pintu Pembuangan Makanan dan Kipas Daur Ulang... ... 25

Gambar 3.8 Gambar Sistem Pembuangan Makanan... 26

Gambar 3.9 Interface LCD Mode 4 Bit ... 28

Gambar 3.10 Diagram Alir Perangkat Lunak Otomatisasi Sistem Pakan Hamster...30

Gambar 3.11 Diagram Alir Perangkat Lunak Display LCD Pemberian Pakan ...31

Gambar 4.1 Desain Jadi Sistem Pakan Otomatis Hamster yang Telah Diubah...33

Gambar 4.2 Gambar alat ………..………. 34

Gambar 4.3RelayPutaran Motor Pakan dan Daur Ulang... 35

Gambar 4.4 RangkaianRelayPembuangan Pakan... 36

Gambar 4.3 Gambar buka tutup pintu pakan ... 37

Gambar 4.4 Pembuangan pakan ……..………. 39

Gambar 4.5 Gambar pengangkatan pakan ... 39

Gambar 4.6 Makanan dituangkan ... 40

Gambar 4.7 Sudut Kemiringan (α) ……….……….. 41

Gambar 4.8HardwareRangkaian Sensor Makanan ... 42

Gambar 4.7 Diagram Alir Perangkat Lunak Otomatisasi Sistem Pakan Hamster Terbaru... 44

(16)

xvi

Halaman

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin LCD………..………... 14

Tabel 2.2 Perintah-perintah LCD Jenis HD44780...16

Tabel 3.1 Karakteristik Fotodioda Hasil Pra Penelitian………...24

Tabel 4.1 Banyaknya pakan yang diberi...37

Table 4.2 Keberhasilan pembuangan pakan...38

Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kinerja Mtor Daur Ulang...……….40

Table 4.4 Keberhasilan Daur Ulang………...41

Tabel 4.5 Data Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Hasil perancangan Sensor Makanan………...42

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Judul

Otomatisasi sistem pangan hamster berbasis mikrokontroler ATMega8535.

1.2.Latar Belakang

Minat masyarakat akan pemeliharaan binatang marak terlihat pada akhir-akhir ini.

Keadaan ini terjadi dikarenakan adanya kesibukan-kesibukan yang sering dijumpai pada era

globalisasi yang menuntut agar tiap manusia dapat berkerja keras dalam memenuhi kebutuhan

sehari - hari, sehingga akibat kesibukan ini banyak orang mengalihkan kepenatan dengan cara

memelihara binatang tidak terkecuali dengan hamster. Akan tetapi dengan kesibukan yang

memakan dan menyita banyak waktu ini terkadang manusia mengabaikan kerutinan dalam

pemberian pangan yang baik dan juga pemeliharaan kandang yang cukup teratur. Hal ini dapat

menyebabkan kerugian bagi pemelihara dan juga binatang peliharaan tersebut. Misalnya

dengan penyakit yang bisa ditimbulkan binatang tersebut terhadap manusia. Oleh karena itu,

dengan alat yang bisa memberi dan mengatur pangan secara otomatis, pemelihara tidak

dituntut untuk tekun memelihara binatang tersebut.

Banyak kasus kematian binatang peliharaan disebabkan oleh sang pemelihara. Sang

pemelihara disibukkan oleh urusan – urusan yang lain. Hal itu menyebabkan kurang

terpeliharanya binatang tersebut. Kurang terjaganya suhu dan kurang makan sering dilupakan

oleh sang pemelihara.

Untuk memelihara hamster secara benar dalam artian sesuai dengan habitatnya

tidaklah gampang dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi pemeliharaan tersebut.

Untuk itu perlu diteliti habitat dan pola hidupya, agar alat yang akan dirancang lebih tepat

guna.

Ketidak teraturan pemelihara dalam memberi pangan dapat menyebabkan kelaparan

maupun kegemukan pada hamster. Kondisi kelaparan sangat tidak baik, karena hamster

merupakan binatang kanibal jika dirinya merasa terganggu dari dalam maupun dari luar.

Kegemukan atau nama lainnya obesitas akan mengakibatkan hamster tampak tidak menarik

dan lebih cepat terserang penyakit. Makanan kadaluarsa dapat menjamur dan basah sehingga

(18)

menjadi makanan yang tidak layak untuk dimakan, Jika hamster memakan makanan tersebut

dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Alat yang telah ada masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh masyarakat. Yang

diinginkan oleh masyarakat adalah alat yang lebih praktis dan bekerja secara otomoatis. Alat

yang telah ada masih sebatas tempat tinggal. Pengurusan pangan masih dilakukan secara

manual.

1

.3.Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat memberi pangan dan

mendaur ulang makanan secara otomatis.

Selama penelitian dalam merancang sistem pangan otomatis ini, diharapkan dapat diambil

manfaatnya antara lain :

a. Keteraturan pemelihara dalam memberi makan

b. Sebagai acuan untuk dapat lebih memahami fungsi dan karakteristik komponen

-kompenen elektronik maupun mekanik yang digunakan dalam perancangan sehingga

memperdalam ilmu pengetahuan.

1.4.Batasan Masalah

Agar perancangan sistem dan pembahasan laporan tentang sistem pangan otomatis

berbasis mikrokontroller ini menjadi lebih spesifik maka diberikan beberapa batasan sebagai

berikut:

a. Motor pembuka pintu adalah motor DC

b. Sensor cahaya menggunakan LED inframerah, fotodioda, dan LDR (Light Dependent

Resistor) yang kepekaan resistornya dapat diatur melalui resistor variabel (potensiometer). c. Digunakan rangkaian mikrokontroler ATMega 8535 untuk mengendalikan semua proses

yang berlangsung pada sistem pangan otomatis ini.

d. Display menggunakan LCD 4x16 untuk menampilkan waktu pemberian pakan, pengaturan

banyaknya pakan yang diinginkan, dan sebagai indicator makanan (masih ada makanan

ataukah sudah habis).

e. Terdapat tiga buah masukan yang digunakan sebagai pilihan banyaknya makanan yang

(19)

 L untuk sedikit yang digunakan untuk satu ekor hamster dengan banyaknya makanan sekitar 5gram

 M untuk sedang yang digunakan untuk dua ekor hamster dengan banyaknya makanan

sekitar 10gram

 H untuk banyak yang digunakan untuk tiga ekor hamster dengan banyaknya makanan

sekitar 15gram

f. Luas kandang 35cmx40cmx20cm yang dapat digunakan untuk maksimal tiga ekor

hamster.

g. Makanan yang diberikan khusus makanan kering yang berukuran kecil, seperti pelet dan

kuaci.

1.5.Metodologi Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metode :

1. Studi pustaka, menggunakan buku – buku referensi dan jurnal – jurnal.

2. Perhitungan dan analisa dalam menentukan tegangan referensi untuk kepekaan sensor

optocoupler(pendeteksi makanan).

3. Perancangan alat yang didasari oleh dasar teori.

4. Implementasi hasil perancangan ke bentuk perangkat keras (hardware).

5. Pengujian alat dan mengambil data hasil pengujian dengan menggunakan alat ukur. Hal –

hal yang akan dikur atau diuji adalah:

 Keberhasilan mekanisme pemberian pakan

 Daya tahan alat

 Ketepatan waktu pemberian pakan

 Keberhasilan pengangkatan pakan dalam sistem daur ulang

 Keberhasilan pembuangan pakan

6. Analisis data yang didapat dari pengujian alat.

(20)

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Hamster

Hamster adalah binatang sejenis hewan pengerat, terdapat berbagai jenis di dunia dan

hampir ada di tiap negara. Hamster termasuk ke dalam subfamili cricetinae. Subfamili ini

terbagi ke dalam sekitar 18 spesies, yang diklasifikasikan ke dalam enam atau tujuh genus.

Hamster seringkali digunakan sebagai hewan percobaan di laboratorium (karena reproduksi

mereka yang cepat) bersama tikus dan hewan pengerat lainnya. [10]

Hamster biasanya bersifat diam dan nokturnal walaupun juga dapat dikatakan

krepuskular dan mereka terkadang aktif pada awal pagi hari atau akhir sore. Mereka adalah

penggali yang baik, membuat lubang dengan pintu masuk satu atau lebih dan dengan galeri

yang terhubung dengan kamar mereka untuk sarang, gudang makanan dan aktivitas lainnya.

Tidak ada hamster yang berhibernasi selama musim dingin, tetapi beberapa pengalaman

periode torpor terjadi selama beberapa hari sampai beberapa bulan. [10]

Hamster adalah makhluk omnivora. Makanan mereka biasanya butir padi, tetapi juga

termasuk buah segar, akar, bagian hijau tumbuhan, invertebrata dan beberapa binatang kecil

lainnya (serangga seperti belalang). Hamster membawa makanan mereka di pipi mereka yang

terdapat kantung untuk dimasukan kedalam lubang makanan mereka. Namun, tidak semua

makanan cocok untuk hamster, beberapa makanan, seperti daun beracun dari tomat, menjadi

makanan yang paling berbahaya untuk kesehatan hamster. Pendapat orang tentang makanan

tidak aman lainnya seperti memberi makan timun menyebabkan ekor mereka basah dan buah

sitrus beracun dan pada kedua pendapat ini terdapat hal yang salah. Timun memiliki sangat

sedikit nutrisi yang baik dan dapat menyebabkan masalah pada hati, dan beberapa hamster

tidak menyukai rasa dari buah sitrus, tetapi sitrus aman untuk diberikan pada hamster. Hamster

yang terkena penyakit diabetes tidak diperbolehkan mendapat makanan yang mengandung

kadar gula yang tinggi, seperti buah dan jagung. Komponen makanan hamster dibagi jadi 3

kategori: kering, segar, dan makanan binatang. [10]

(21)

2.2 Mikrokontroller ATMega8535

Mikrokontroler merupakam chip cerdas yang menjadi tren dalam pengendalian dan

otomatisasi, terutama dikalangan mahasiswa. Dengan banyak jenis keluarga, kapasitas

memori, dan berbagai fitur, mikrokontroler menjadi pilihan dalam aplikasi prosesor mini

untuk pengendaliaan skala kecil. [1]

Mikrokontroler AVR (Alf and vegard’s Risc processor) dari Atmel ini menggunakan

arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang artinya prosesor tersebut memiliki

set instruksi program yang lebih sedikit dibandingkan dengan MCS-51 yang menerapkan

arsitektur CISC (Complex Instruction Set Computer). [1]

Hampir semua instruksi prosesor RISC adalah instruksi dasar (belum tentu sederhana),

sehinggga instruksi-instruksi ini umumnya hanya memerlukan 1 siklus mesin untuk

menjalankannya. Kecuali instruksi percabangan membutuhkan 2 siklus mesin. RISC biasanya

dibuat dengan arsitektur Harvard, karena arsitektur ini yang memungkinkan untuk membuat

eksekusi instruksi selesai dikerjakan dalam satu atau dua siklus mesin, sehingga semakin cepat

dan handal. Proses downloading programnya relatif lebih mudah karena dapat dilakukan

langsung pada sistemnya.

Sekarang ini, AVR dapat dikelompokkan menjadi 6 kelas, yaitu keluarga ATtiny,

keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, keluarga AT90CAN, keluarga AT90PWM dan

AT86RFxx. Pada dasarnya membedakan masing-masing kelas dala, peripheral, dan fungsinya,

sedangkan dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka hampir sama. Sebagai

pengendali utama dalam pembuatan robot ini digunakan salah satu produk ATMEL dari

keluarga ATMega yaitu ATMega8535. [1]

2.2.1 Arsitektur dan Konfigurasi

Pin

ATMega8535

Dalam penelitian ini, mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega8535.

Mikrokontroler ini dipilih karena spesifikasi dan fitur yang lengkap [1]. Konfigurasi lengkap

dari pin ATMega8535 dapat dilihat pada Gambar 2.1. Konfigurasi pin dan arsitektur yang

(22)

a. Pin10, merupakanpinyang berfungsi sebagaipinmasukan catu daya / VCC.

b. Pin11 dan 31, merupakanpinyang berfungsi sebagaiground.

c. Port D.0 (RXD) dan port D.1 (TXD), merupakan port USART (Universal Asyncronous

Receiver/ Transmitter) yang difungsikan untuk komunikasi serial.

Gambar 2.1. KonfigurasipinATMega8535

d. PortD (PD0..PD7) danportA (PA0..PA1), sebagaipinI/O dua arah dan ADC.

e. PortB.0 danportB.1,portini merupakanportI/O dua arah.

f. Pin9, sebagaipin resetmikrokontroler.

2.3 Fotodioda (

Photodiode

)

Fotodioda adalah salah satu alat yang dibuat untuk berfungsi paling baik berdasarkan

kepekaannya terhadap cahaya. Pada dioda ini, sebuah jendela memungkinkan cahaya masuk

melalui pembungkus dan mengenai persambungan pn. Silikon, yaitu bahan material di mana

transistor dan rangkaian terintegrasi dibuat, akan mengalami perubahan resistansi listrik saat

dikenai cahaya. Fotodioda sebenarnya tidak berbeda dari dioda biasa yang ditempatkan di

dalam material transparan, sehingga memungkinkan cahaya mengenainya (sedangkan pada

(23)

listrik, fotodioda dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal listrik yang besarnya tergantung

pada jumlah cahaya yang mengenainya. [6]

Gambar 2.2 menunjukan lambang skematis fotodioda. Panah yang mengarah ke dalam

melambangkan cahaya yang datang. Sumber dan tahanan seri memberikan prategangan balik

pada fotodioda. Bila cahaya makin cerah, arus balik naik. Dalam fotodioda yang lazim, arus

balik tersebut besarnya sedikit puluhan mikroamper. [6]

Gambar 2.2 Simbol Rangkaian Fotodioda

2.4

Light Emiting Diode

(LED)

LED adalah dioda berprategangan maju, dimana elektron bebas melintasi sambungan

dan jatuh ke dalam lubang (hole). Ketika elektron jatuh dari tingkat energi tinggi ke rendah,

elektron akan mengeluarkan energi. Pada diode biasa, energi dikeluarkan dalam bentuk panas.

Tetapi pada LED, energi dikeluarkan dalam bentuk sinar. Dengan menggunakan elemen

seperti gallium, arsenik, dan fosfor, pabrik dapat memproduksi LED berwarna merah, hijau,

kuning, biru, orange / jingga, dan inframerah / infrared (tak terlihat). Gambar 2.3

menunjukkan simbol LED. [6]

Gambar 2.3 Simbol LED

2.4.1 Tegangan dan Arus LED

LED mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 V sampai 2,5 V untuk arus di

(24)

kelonggaran, dan sebagainya. Kecermelangan LED tergantung dari arusnya. Idealnya, cara

terbaik untuk mengendalikan kecermelangan ialah dengan menjalankan LED dengan sumber

arus. Berikut rangkaian LED pada gambar 2.4. [4][6]

Gambar 2.4 Rangkaian LED

(2.1)

Dimana : VLED = Penurunan tegangan LED (Volt)

Vs = Tegangan sumber (volt)

Rs = Resistor yang tersusun seri dengan LED (Ohm)

I = Arus (Ampere)

Makin besar tegangan sumber, makin kecil pengaruh VLED. Dengan kata lain Vs yang besar

menghilangkan pengaruh perubahan tegangan VLED. Biasanya, arus LED ada di antara 10 mA

sampai 50 mA karena daerah ini memberikan cahaya yang cukup untuk banyak pemakai.[4][6]

2.5 Optocoupler

Optocoupler disebut juga optoisolator adalah komponen yang terdiri dari dioda

pemancar radiasi sinar infra merah (LED inframerah) dan fotodioda atau fototransistor sebagai

penerima dalam satu kemasan. Dengan LED pada sisi masukan dan fotodioda pada sisi

keluaran. Perhatikan gambar 2.5, tegangan sumber V1dan tahanan seri R1 menghasilkan arus

melalui LED. Sebagai gantinya, cahaya dari led mengenai fotodioda, dan ini menyebabkan

timbulnya arus balik I2. Dengan menambahkan tegangan – tegangan melingkari simpal

(25)

Gambar 2.5 Rangkaian Optocoupler

(2.2)

Atau

(2.3)

Perhatikan bahwa tegangan keluaran tergantung pada arus I2. Bila tegangan masukan

V1 berubah, intensitas cahayanya juga berubah. Ini berarti bahwa tegangan keluar berubah

sejalan dengan tegangan masuk. Itulah sebabnya mengapa gabungan LED dan fotodioda

disebut Optocoupler. [6]

Keuntungan utama optocoupler ialah pemisahan secara listrik antara rangkaian masuk

dan rangkaian keluarnya. Dengan optocoupler, hubungan yang ada antara masukan dan

keluaran hanya seberkas cahaya. Karena hal ini, kita dapat memperoleh resistansi penyekatan

di antara dua rangkaian itu dalam ribuan megaohm. [6]

2.6 Saklar Batas (

Limit Switch

)

Saklar batas atau lebih dikenal denganLimit switchmerupakan salah satu jenis kontak

yaitu komponen yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus. Sifat dari limit

switch ini yaitu kontak yang terputus atau tersambung saat ditekan dan akan kembali ke

keadaan semula saat tidak ditekan (momentary contact). Pada limit switch terdapat tiga

terminal yaitu common (COM), terminal normally open (NO) dan terminal normally closed

(NC).

Terminal NO merupakan terminal yang pada kondisi normal berupa kontak terputus

atau tidak tersambung dengan COM sedangkan terminal NC berupa kontak pada kondisi

(26)

yang tahan busur api (arc) yang disebabkan saat arus terputus atau tersambung. Simbol

keadaanlimit switchada pada gambar 2.6. [7]

Gambar 2.6 KondisiLimit SwitchNO dan KondisiLimit SwitchNC.

2.7

Push Button Switch

Swich Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi untuk menghubungkan atau memisahkan bagian – bagian dari suatu instalasi listrik satu sama lain (suatu sistem saklar

tekan push button terdiri dari saklar tekan start. Stop reset dan saklar tekan untuk emergency.

Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally open), yang mana

bentuk fisik jenispush buttondapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.7Push Buttun

Prinsip kerjaPush Buttonadalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka

kontak tidak berubah,apabila ditekan maka kontak NC aka berfungsi sebagaistop

(memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagaistart(menjalankan) biasanya

digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan mematikan

(27)

2.8 Aktuator Menggunakan Motor DC

Motor DC merupakan salah satu penggerak (actuator) pada sistem kontrol yang mudah

diatur arah putar dan kecepatannya. Motor DC ada bermacam – macam dan pada dasarnya

dibedakan adalah voltase-nya dan jenis arah putarnya. Arah putar motor DC ada dua yaitu CW

(clock wise/ searah jarum jam) dan CCW (Counter clock wise/ berlawanan arah jarum jam). Pengaturan arah putar motor DC dilakukan dengan mengubah polaritas tegangannya

pada terminal motor DC. Untuk mengubah polaritas tegangan pada terminal motor DC

dilakukan dengan saklar, rangkaian control relay maupun rangkaian pensaklaran elektronik

dengan jembatan H.

Gambar 2.8 merupakan jembatan H yang digunakan untuk mengubah arah putar motor

DC.

Gambar 2.8 Kontrol Motor DC Menggunakan Jembatan H

Pada dasarnya motor akan berputar jika kondisi SW1 dan SW2 saling berlawanan yaitu

SW1ONdan SW2 OFFatau SW1OFFdan SW2ON. Ketika SW1ONdan SW2 OFFmaka

arus (I1) mengalir dari a melewati motor kemudian masuk d dan ke ground sehingga motor

akan berputar CW, begitu juga jika SW1 OFF dan SW2 ON maka arus (I2) mengalir dari b

melalui motor masuk ke c dan kegroundsehingga motor akan berputar CCW.

Ketika SW1 dan SW2 pada kondisiONpada saat yang bersamaan maka tidak ada arus

(28)

SW2 pada kondisiOFFpada saat yang sama maka tidak ada arus yang melewati motor yang mengakibatkan motor tidak akan berputar.

Untuk mengontrol kecepatan motor saklar penghubung antara catu daya dengan motor

dibuka dan ditutup, waktu saklar ditutup atau dibuka berbeda – beda yang bertujuan untuk

memberikan rata – rata tegangan ke motor berbeda – beda pula. Teknik ini dinamakan dengan

pulse-width modulation seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.9. V adalah tegangan catu yang diberikan ke motor dan t adalah waktu. Kecepatan motor DC dapat diatur dengan

mengubah rasiopulse-width: [2]

(2.5)

Gambar 2.9Pulse-Width Modulation

2.9 Prinsip Kerja

Solenoid

Jika ada arus listrik mengalir pada sebuah kawat, maka di sekitar kawat tersebut akan

muncul medan magnet. Jika terjadi perubahan fluks magnet pada sebuah sirkuit tertutup, maka

dalam sirkuit tersebut akan muncul gaya gerak listrik. Arah arus GGL tersebut adalah

sedemikian hingga medan magnet yang dihasilkannya akan melawan perubahan fluks magnet

tersebut. Sehingga bila solenoid diberi arus listrik maka akan terjadi pergerakan dari tuas/inti

(29)

Gambar 2.10 Prinsip kerjasolenoid

2.10 LCD (Liquid Crystal Display)

2.10.1 Gambaran Umum

Banyak sekali kegunaan LCD dalam perancangan suatu sistem yang menggunakan

mikrokontroler. LCD (Liquid Crystal Display) adalah komponen yang berfungsi untuk

menampilkan suatu karakter pada suatu tampilan (display) dengan bahan utama yang

digunakan berupa Liquid Crystal. Apabila diberi arus listrik sesuai dengan jalur yang telah

dirancang pada konstruksi LCD, Liquid Crystal akan berpendar menghasilkan suatu cahaya

dan cahaya tersebut akan membentuk suatu karakter tertentu. Gambar konstruksi LCD dapat

dilihat pada gambar 2.11. [8]

Gambar 2.11 Konstruksi LCD

Untuk LCD 016M002A merupakan modul LCD dengan tampilan 4 x 16 (4 baris, 16 kolom)

dengan konsumsi daya rendah. Modul tersebut dilengkapi dengan mikrokontroler yang

didesain khusus untuk mengendalikan LCD. Mikrokontroler HD44780 buatan Hitachi yang

berfungsi sebagai pengendali LCD memiliki CGROM (Character General Read Only

(30)

Gambar 2.12 LCD 4 x 16

LCD bertipe ini memungkinkan pemrogram untuk mengoperasikan komunikasi data

secara 8 bit atau 4 bit. Jika menggunakan jalur data 4 bit akan ada 7 jalur data (3 untuk jalur

kontrol dan 4 untuk jalur data). Jika menggunakan jalur data 8 bit maka akan ada 11 jalur data

(3 untuk jalur kontrol dan 8 untuk jalur data). Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN

(Enable), RS (Register Select) dan R/W (Read/Write). Gambar 2.12 adalah contoh LCD (4 x 16) yang digunakan. [8]

Tabel 2.1 menunjukkan fungsi dan konfigurasi dari setiap pin LCD yang digunakan.

Tabel 2.1 Konfigurasi Pin LCD

2.10.2 Register

016M002A memiliki dua buah register yang aksesnya diatur menggunakan kaki RS.

Pada saat RS berlogika 0, register yang diakses adalah register perintah, dan pada saat RS

(31)

2.10.2.1 Register Perintah

Register tersebut adalah register di mana perintah-perintah dari mikrokontroler ke

016M002A pada saat proses penulisan data atau tempat status dari 016M002A dapat dibaca

pada saat pembacaan data. [8]

a. Penulisan Data ke Register Perintah

Penulisan data ke register perintah dilakukan dengan tujuan mengatur tampilan

LCD, inisialisasi, dan mengatur Address Counter maupun Address Data. Gambar 2.12

menunjukkan proses penulisan data ke register perintah menggunakan mode 4-bit

interface. Kondisi RS berlogika 0 menunjukkan akses data ke register perintah. RW

berlogika 0 menunjukkan proses penulisan data akan dilakukan. Nibble tinggi (bit-7

sampai bit-4) terlebih dahulu dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada E clock. Selanjutnya

Nibble rendah (bit-3 sampai bit-0) dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada E clock lagi.

Untuk mode 8-bitinterface, proses penulisan dapat dilakukan langsung 8-bit

(bit-7...bit-0) diawali pulsa logika 1 pada Eclock.

Gambar 2.13 Diagram Pewaktuan Penulisan Data ke Register Perintah Mode 4-bit 13

b. Pembacaan Data dari Register Perintah

Proses pembacaan data dari register perintah biasa digunakan untuk melihat status

busy dari LCD atau membaca Address Counter. RS diatur pada logika 0 untuk akses ke

(32)

Pembacaan 4-bit Nibble tinggi diawali pulsa logika 1 pada E Clock dan kemudian 4-bit

Nibble rendah dibaca diawali pulsa logika 1 pada E clock. Untuk mode 8-bit interface,

pembacaan 8-bit (nibble tinggi dan rendah) dilakukan sekaligus diawali sebuah pulsa

logika 1 pada Eclock.

Gambar 2.14 Diagram Pewaktuan Pembacaan Data ke Register Perintah Mode 4-bit

Variasi perintah-perintah yang dapat diakses pada LCD jenis 016M002A dapat dilihat pada

tabel 2.2.

(33)

Keterangan:

2.10.2.2 Register Data

Register data adalah register di mana mikrokontroler dapat menuliskan atau membaca

data dari atau ke dalam DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data

tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

a. Penulisan Data ke Register Data

Penulisan data pada register data dilakukan untuk mengirimkan data yang akan

ditampilkan pada LCD. Proses diawali dengan logika 1 pada RS yang menunjukkan akses

ke register data, kondisi R/W diatur pada logika yang menunjukkan proses penulisan data.

Data 4-bit Nibbletinggi (bit-7 hingga bit-4) dikirimkan diawali pulsa logika 1 pada sinyal

E clock dan kemudian diikuti 4-bit Nibble rendah (bit-3 hingga bit-0) yang juga diawali

(34)

Gambar 2.14 Diagram Pewaktuan Penulisan Data ke Register Data Mode 4-bit

b. Pembacaan Data dari Register Data

Pembacaan data dari register data dilakukan untuk membaca kembali data yang

tampil pada LCD. Proses dilakukan dengan mengatur RS pada logika 1 yang menunjukkan

adanya proses pembacaan data. Data 4-bitNibbletinggi (bit-7 hingga bit-4) dibaca dengan

diawali adanya pulsa logika 1 pada E clock dan dilanjutkan dengan data 4-bit Nibble

rendah (bit-3 hingga bit-0) yang juga diawali dengan pulsa logika 1 pada Eclock.

Gambar 2.15 Diagram Pewaktuan Pembacaan Data dari Register Data Mode

2.11 IC

Driver

L293D

IC ini merupakan IC driver tegangan tinggi (high voltage) hingga mencapai 36 V.

keempat saluran driver berarus tinggi (600mA per-saluran dan 1,2A puncak arus keluaran

(non repetitive) persaluran) dirancang untuk level logika TTL atau DTL dan men-drive beban

(35)

Untuk memudahkan maka digunakan sebagai dua jembatan (bridge), setiap pasang

saluran (channel) dilengkapi dengan masukan enable. Di dalam IC ini juga sudah terdapat

dioda pengaman yang terdiri dari 4 buah. IC ini bisa digunakan untuk aplikasiswitching pada

frekuensi sampai 5kHz. Masukan untuk supply terpisah agar mudah digunakan untuk bekerja

pada tegangan yang rendah. Gambar 2.16 merupakan gambar blok diagram dan pin

connectionsdari IC L293D.[3]

(36)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1. Pra Penelitian

Dari hasil pengamatan hamster yang telah dilakukuan maka didapat beberapa data

tentang pola makan hamster, yaitu :

 Hamter makan dua kali sehari sekitar antara jam 6 – 7 pagi dan jam 6 – 7 malam

 Hamster sangat menyukai makanan yang baru diberikan meskipun itu makanan yang

telah berada sebelumnya di dalam kandang dan diberikan lagi

 Jumlah makanan hamster yang dibutuhkan hamster ± 5gr / ekor

Data-data yang telah didapat di atas merupakan data yang diambil dalam pemenuhan

karakteristik hamster dalam pembuatan alat. Pengambila data ditujukan agar didapat data yang

valid tentang pola makan hamster yang tidak terdapat dalam referensi.

3.2. Model Sistem

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Secara Umum

Gambar 3.1 merupakan diagram sistem secara umum yang akan digunakan pada

penelitian. Pada awalnya user memasukan input sesuai dengan banyaknya jumlah hamster

dalam kandang. Setelah dipilih banyaknya makanan yang kan dimasukkan (L,M,H) maka

motor makan akan bekerja. Lamanya motor bekerja untuk membuka pintu sesuai denganinput

yang dipilih. Setelah pakan terisi sesuai dengan banyak makanan yang diinginkan, motor akan

menutup pintu jalur keluar makan. Setelah 12 jam berlalu, sensor akan membaca apakah ada

makanan pada tempat makan atau tidak. Jika ada makanan, makasolenoidakan aktif dan akan

membuang makanan yang ada pada tempat makan. Setelah 1 menit berlalu, maka motor

(37)

pembuangan aktif dan akan menutup kembali pintu pembuangan tersebut. Makanan yang telah

terbuang akan diangkat kembali ke dalam botol penampungan daur ulang makanan. Daur

ulang makanan yaitu makanan yang telah ada atau sudah diberikan tidak habis dimakan dan

akan diambil kembali dan diberikan lagi pada saat pemberian makan. Hal ini dilakukan karena

dari hasil penelitian beberapa hari, hamster sangat menggemari makanan yang baru diberi

walaupun makanan itu sudah diberikan sebelumnya dan tidak dihabiskan.

Pendaur - ulangan makanan dilakukan agar dapat meminimalisir kerugian pada

makanan. Kerugian ini mencakup makanan yang terbuang sia-sia (sisa - sisa makanan) karena

tidak dimakan oleh hamster tersebut. Setelah satu setengah jam berlalu dari saatsolenoidaktif,

sensor daur ulang akan membaca apakah ada makanan dalam botol penampung daur ulang

atau tidak. Jika terdapat makanan, maka motor daur ulang akan bekerja membuka katup

pemberian makanan daur ulang. Jika tidak terdapat makanan, maka motor makan akan bekerja

membuka katup pemberian makanan baru. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari.

Gambar 3.2 berikut merupakan desain jadi dari alat otomatisasi sistem pakan hamster

Tampak samping

(38)

LCD dalam pemberian pakan ini digunakan untuk menampilkan waktu yang

diinginkan dalam pemberian makanan sehari - hari. LCD juga akan menampilkan tulisan

sebagai tanda bahwa stok makanan yang ada di dalam botol telah habis dan siap diberikan

makanan yang baru.

3.3. Alur Perancangan Sensor

Dalam penelitian ini akan digunakan dua sensor sebagai pendeteksi, yaitu sensor

makan dan sensor daur ulang. Sensor yang digunakan adalah LED inframerah yang digabung

dengan fotodioda dengan prinsip kerja seperti optocoupler. Keluaran sensor akan digunakan

sebagai masukan pada mikrokontroler. Gambar 3.3 merupakan diagram sistem sensor secara

umum

Gambar 3.3 Diagram Sistem Sensor Secara Umum

3.3.1 Sensor Makan

Gambar 3.4 Desain Sensor makan

Sensor makan ini terdiri atas LED inframerah sebagai sumber cahaya dan fotodioda

sebagai penerimanya sehingga bekerja seperti optocoupler. Sensor akan mendeteksi ada

makanan atau tidak. Jika terdeteksi ada makanan maka keluaran sensor berlogika 0, dan jika

terdeteksi tidak ada makanan keluaran sensor akan berlogika 1. Sensor ini terdapat satu buah

pasang sebagai pengaktif penggerak (motor DC). Keluaran sensor akan menjadi masukan

untuk mikrokontroler (ATMega 8535) padaportPA0 untuk menghidupkan motor. Gambar 3.4

(39)

Penjelasan berikut adalah penjelasan untuk sensor. Berdasarkan dasar teori dalam bab

II, arus maximum LED adalah 150 mA dan VLEDadalah 1,5 Volt. Dengan Vcc (catu daya) 5

Volt, maka dapat dicari Rsmaximum dan Rsminimum dengan persamaan 2.2 sebagai berikut

Resistor yang digunakan dalam perancangan adalah 330 Ω dikarenakan terdapat di pasaran

dan agar mendapat nilai arus yang kecil namun masih termasuk dalam nilai optimum (10m A

– 150mA), yaitu :

Berdasarkan perhitungan di atas didapat arus 10,6m A. Pengurangan arus bertujuan agar

intensitas cahaya yang dikeluarkan LED inframerah tidak terlalu besar sehingga jika terhalang

oleh benda berwarna hitam tidak akan mengaktifkan fotodioda.

Rind dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang sama dengan Rs sehingga

memiliki besar resistansi yang sama dengan Rs. Rindmerupakan resistor pengaman untuk LED

indikator (LED berwarna merah). LED indikator akan menyala (on) jika keluaran komparator

berlogika 0 (0 volt /Ground) dan akan mati (off) jika keluaran komparator berlogika 1 (5 volt /

Vcc). Rd merupakan resistansi yang akan menentukan tegangan keluaran fotodioda. Tabel 3.1

merupakan tabel data pra penelitian untuk mengetahui karakteristik fotodioda dan Gambar 3.5

merupakan gambar rangkaian secara skematik.

(40)

Tabel 3.1 Karakteristik Fotodioda Hasil Pra Penelitian

RD

(k Ohm)

Kondisi Ruang VIR VD

1 Terbuka 1,194 V 4,48 V

Tertutup 1,194 V 4,54 V

2 Terbuka 1,194 V 3,9 V

Tertutup 1,194 V 4,38 V

3 Terbuka 1,194 V 3,78 V

Tertutup 1,194 V 4,33 V

4 Terbuka 1,194 V 133,2 mV

Tertutup 1,194 V 160 mV

Dari tabel 3.1, pada resistor RD = 3k Ohm memiliki beda tegangan ON – OFF yang cukup

tinggi saat cahaya inframerah terhalang benda dengan jarak 12 cm, yaitu:

Sehingga yang digunakan untuk RDadalah resistor 3 kΩ.

3.4. Perancangan Motor DC Sebagai Aktuator

(41)

Gambar 3.7 Rangkaian Skematik Untuk Pembuka Pintu Pembuangan Makanan dan Kipas

Daur Ulang

Motor DC dipilih sebagai aktuator dikarenakan motor DC ini mudah untuk

dikendalikan (mudah diatur kecepatannya). Motor DC yang digunakan dalam perancangan alat

ini ada tiga buah. Dua buah motor sebagai pembuka tutup botol, dan satu buah digunakan

sebagai pembuka dan penutup pintu pembuangan makanan dalam kandang. Masing – masing

motor memerlukan driver yang digunakan untuk menguatkan arus keluaran mikrokontroler.

Drivermotor yang digunakan adalah ICdriver, yaitu L293D.

(42)

(c) tampak atas

Gambar 3.8 Gambar Sistem Pembuangan Makanan

Pakan yang masih berada dalam kandang akan dibuang agar tidak busuk dalam

kandang. Pakan dibuang dengan cara menjatuhkan makanan. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada gambar 3.8.

Saat pembuangan makanan berlangsung sensor makan akan mendeteksi makanan. Jika

ada makanan terdeteksi maka solenoid akan diaktifkan sehingga alas bawah kandang tidak

terkait. Makanan akan jatuh ke bawah. Jala-jala penampung berfungsi sebagai alat yang

menahan hamster agar tidak ikut terjatuh. Setelah 30 detik berlalu dari aktifnya solenoid, maka

motor pembuangan akan aktif mengangkat alas bawah kandang sehingga menutup kembali.

Alas bawah kandang akan diangkat sampai menyentuh limit switch. Setelah limit switchaktif

(tertekan) makasolenoiddan motor pembuangan akan dimatikan (non aktif).

3.5.2.Sistem Pengangkatan Pakan

Pengangkatan pakan hamster menggunakan sistem tembak menggunakan fan yang

bekerja sepertiblower.Outputmikrokontroller akan dihubungkan pada IC driver L923D untuk

dikuatkan arusnya terlebih dahulu sebelum dihubungkan pada kipas pengangkut (fan). Fan

tersebut digunakan sebagai alat untuk mengangkat atau mendorong makanan ke atas (botol

(43)

3.6. LCD

LCD ini digunakan sebagai penampil keluaran mikrokontroler khusus untuk mode

tampilan pesan. LCD yang digunakan adalah LCD yang menggunakan chipkontroler Hitachi

HD44780, misalnya 016M002A. LCD bertipe ini memungkinkan pemrogram untuk

mengoperasikan komunikasi data secara 8 bit atau 4 bit. Jika menggunakan jalur data 4 bit

akan ada 7 jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 4 untuk jalur data). Jika menggunakan jalur

data 8 bit maka akan ada 11 jalur data (3 untuk jalur kontrol dan 8 untuk jalur data). Tiga jalur

kontrol ke LCD ini adalah EN (Enable), RS (Register Select) dan R/W (Read/Write).

Interface LCD merupakan sebuahparallel bus, dimana hal ini sangat memudahkan dan

sangat cepat dalam pembacaan dan penulisan data dari atau ke LCD. Kode ASCII yang

ditampilkan sepanjang 8 bit dikirim ke LCD secara 4 atau 8 bit pada satu waktu. Jika mode 4

bit yang digunakan, maka 2 nibble data dikirim untuk membuat sepenuhnya 8 bit (pertama

dikirim 4 bit MSB lalu 4 bit LSB dengan pulsa clock EN setiap nibblenya). Mengirim data

secara paralel baik 4 atau 8 bit merupakan 2 mode operasi primer. Untuk membuat sebuah

aplikasi interface LCD. Penentuan mode operasi merupakan hal yang paling penting. Mode 8

bit sangat baik digunakan ketika kecepatan menjadi keutamaan dalam sebuah aplikasi dan

setidaknya minimal tersedia 11 pin I/O (3 pin untuk kontrol, 8 pin untuk data). Sedangkan

mode 4 bit minimal hanya membutuhkan 7 bit (3 pin untuk kontrol, 4 untuk data). Karena

dalam penelitian ini kecepatan tidak sangat diutamakan, maka dipilih mode 4 bit. Interface

(44)

Gambar 3.9 Interface LCD Mode 4 Bit

3.7.Perangkat Lunak

3.7.1.Diagram Alir Program Utama

Gambar 3.10 merupakan diagram alir perangkat lunak untuk otomatisasi sistem pakan

hamster. Untuk start awal, input banyaknya makanan diberikan. Program akan membaca

apakah L=1 ataukah tidak. Jika L=1 maka motor makanondan membuka pintu penutup botol

makanan untuk menurunkan makanan ke dalam kandang. Setelah 5 detik motor aktif, maka

motor akan diberhentikan. Jika L=0 maka program akan mebaca apakah M=1. Jika M=1 maka

motor makan ondan membuka pintu penutup botol makanan untuk menurunkan makanan ke

dalam kandang. Setelah 10 detik motor aktif, maka motor akan diberhentikan. Jika M=0 maka

program akan mebaca apakah H=1. Sama halnya dengan kedua syarat di atas jika H=1 maka

motor makan ondan membuka pintu penutup botol makanan untuk menurunkan makanan ke

dalam kandang. Setelah 15 detik motor aktif, maka motor akan diberhentikan. Timer akan

(45)

apakah ada makanan dalam kandang (tempat makan) atau tidak. Jika dideteksi tidak ada

makanan lagi, maka motor makan akanondan membuka pintu penutup botol makanan sesuai

dengan input yang diberi diawal. Sistem berjalan sesuai dengan kinerja sebelumnya. Jika

dideteksi ada makanan, maka solenoid akan di-on-kan sehingga pintu pembuangan akan

terbuka. Makanan akan terbuang menuju tempat pengangkatan. Setelah 30 detik berjalan dari

saatsolenoiddi-on-kan maka motor pembuanganondan menutup pintu pembuangan makanan

sampai menyentuhlimit switch. Setelah pintu menyentuhswitchmakasolenoiddan motor DC

akan di-off-kan.Fan di-on-kan dan mengangkat makanan ke dalam botol penampungan daur

ulang Pengangkatan makanan akan berjalan selama empat menit. Setelah dua menit berlalu

dari saat fan di-on-kan maka motor daur ulang akan di-on-kan membuka pintu daur ulang.

Disaat yang samafandi-off-kan. Motor daur di-off-kan setelah 10 detik berlalu dan pintu akan

ditutup kembali. Motor makan akan di-on-kan dan mebuka pintu makan selama 10 detik

Setelah 12jam berlalu, maka sensor makan batas bawah akan mendeteksi ada tidaknya

(46)

`

Gambar 3.10 Diagram Alir Perangkat Lunak Otomatisasi Sistem Pakan Hamster

3.7.1.Diagram Alir Program LCD

Pada program LCD ini, LCD digunakan sebagai penampil waktu pemberian pakan,

(47)

makanan ataukah sudah habis). LCD akan mendapat masukan dari mikro ATMega 8535.

Gambar 3.11 di bawah merupakan gambar diagram alir perangkat lunak untuk display LCD.

Gambar 3.11 Diagram Alir Perangkat Lunak Display LCD Pemberian Pakan

Pada awalnya kondisi portpada PD0 sampai dengan PD2 masih dalam keadaan tidak

aktif atau brlogika 0. Setelah input diberikan (dimasukkan) maka port akan berlogika 1 dan

akan mengaktifkan timer yang diingikan sesuai input yang diberi. Input dalam hal ini yaitu

banyaknya makanan yang akan diberi sesuai dengan jumlah hamster dalam kandang.

(48)

masukan pada LCD untuk menampilkan kata “sedikit”. Jika tidak maka mikro akan membaca

apakah M berlogika 1, jika iya maka mikro akan member masukan pada LCD untuk

menampilkan kata “sedang”. Jika tidak maka mikro akan membaca apakah H berlogika 1, jika

iya maka mikro akan member masukan pada LCD untuk menampilkan kata “banyak”. Jika

tidak maka program akan berhenti. Hal ini berarti dianggap tidak ada masukan dan alat tidak

berjalan.

Untuk display LCD dalam penggunaannya yang berkaitan dengan penampilan waktu makan

akan di-setting langsung dari mikrokontroler untuk menampilkan waktu tiap 10jam.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Untuk mengetahui suatu alat atau program dapat bekerja dengan baik diperlukan

pengujian terhadap kinerja alat atau program tersebut. Melalui pengujian-pengujian tersebut,

maka akan diperoleh data yang dapat memperlihatkan bahwa perangkat keras dan lunak yang

dirancang telah bekerja dengan baik atau tidak. Dari data tersebut dapat dilakukan analisis

terhadap proses kerja alat yang kemudian dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dari apa

yang disajikan dalam tugas akhir ini.

Untuk menganalisis rancangan rangkaian otomatisasi sistem pakan hamster berbasis

mikrokontroler, dilakukan pengujian dari tiap-tiap unit bagian rangkaian pada pengukuran

masukan dan keluaran rangkaian. Pengujian rangkaian yang utama adalah pengujian Hardware.

Dalam penerapannya, terdapat perubahan rancangan. Gambar di bawah ini merupakan desain

jadi sistem pakan otomati sistem pakan hamster yang telah diubah.

Gambar 4.1 Desain Jadi Sistem Pakan Otomatis Hamster yang Telah Diubah

(50)

Selain pengujian utama, untuk mendukung kebenaran data – data yang diperoleh

dilakukan pengujian sebagai berikut : pengujian rangkaian sensor pendeteksi ada tidaknya

makanan dalam kandang dan pembahasan software. Gambar 4.2 merupakan gambar alat yang

telah dibuat

Gambar 4.2 Gambar alat

Gambar 4.2 di atas merupakan gabar alat yang telah dibuat. Pusat pengendali sistem

berada pada kontrol sistem (nomor 5). Pada awalnya input (L,M,H) diberikan. Sensor akan

mendeteki apakah ada makanan di dalam kandang ataukah tidak. Jika tidak, maka motor pakan

akan bekerja membuka pintu pakan (makanan diberikan). Setelah timer berjalan 12 jam, maka

sensorakan aktif dan mendeteksi kembali. Jika terdapat makanan di dalam kandang, maka motor pembuang pakan akan bekerja (sisa makanan di buang ke dalam wadah daur ulang). Motor daur

ulang akan bekerja setelah motor pembuang pakan berhenti. Pakan akan diangkat dan dituangkan

ke dalam wadah penampung makanan (makanan yang akan diberikan atau dimasukan dalam

kandang).

4.1 Pengujian

Hardware

Dalam pengujianhardwareini meliputi :

(51)

2. Pengujian keberhasilan Motor Makan

3. Pengujian keberhasilan Motor Pembuangan

4. Pengujian keberhasilan Motor Daur Ulang

5. Pengujian keberhasilan Sensor

Selain pengujian utama di atas, untuk mendukung kebenaran data-data yang diperoleh

dilakukan pengujian kontrol rangkaianrelaysebagai pengendali motor.

4.1.1 Pengujian control

relay

Gambar 4.3RelayPutaran Motor Pakan dan Daur Ulang

Pada gambar diatas memiliki masukan pada kaki-kaki J1 (conector) berupa : dua (2) buah

kaki motor yang terhubung pada kaki tiga (3) dan empat (4), dua (2) buah kaki yang digunakan

limit switchpada kaki lima (5) dan kaki enam (6), sedangkan kaki ke tujuh (7) digunakan sebagai

masukan (trigger) dari mikrokontroler. Gambar di atas merupakan rangkaian relay sebagai

pengendali putaran motor pakan dan daur ulang. Mikro akan memberi masukan sesuai dengan

input (L, M, H) yang diberikan pada mikro. Masukkan mikro berupa trigger yang mewakili banyaknya jumlah hamster di dalam kandang. PWM pada gambar sebagai catu (suplay tegangan)

(52)

untuk relay. Pada awalnyatrigger(kaki no.7 pada J1) dan mengaktifkan RL1 dan RL4 sehingga motor aktif dan berputar ccw. Setelah katup pakan (motor pakan) atau wadah daur ulang (motor

daur ulang) menyentuh limit switch (kaki 6 pada J1) maka RL3 dan RL2 akan aktif dan

menonaktifkan RL4 sehingga motor berputar berlawanan arah (cw). Setelah limit switch kedua

tersentuh (pin 5 pada J1) atau tertekan akibat putaran motor yang berlawanan arah tadi, maka

RL6 akan aktif yang menyebabkan semua relay nonaktif.

Selain sebagai pengendali putaran motor pakan dan daur ulang, terdapat juga rangkaian

relay sebagai pengendali putaran motor pembuangan pakan. Gambar 4.4 di bawah merupakan

gabar rangkaianrelaysebagai pengendali putaran motor pembuangan pakan.

Gambar 4.4 RangkaianRelayPembuangan Pakan

Mikro memberi masukan sehingga RL1 aktif. Setelah RL1 aktif secara otomatis RL2

akan aktif, maka motorpun akan aktif dan berputar (pintu pembuangan terbuka). Setelah pintu

pembuangan tertutup dan mengenailimit switch, maka RL3 akan aktif dan mematikan motor.

4.1.2 Pengujian Motor Makan

Pengujian in dilakukan dengan menggunakan picuan pada masukan motor. Motor makan

akan aktif dan pembuka pintu pakan sampai menyentuh limit switch dan akan berputar

berlawanav arah sehingga pintu akan menutup kembali. Salam penutup pintu pakan digunakan

relay. Relay ini berfungsi sebagai pembalik putaran motor DC. Pengambilan data motor makan dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini:

(53)

Tabel 4.1 Banyaknya pakan yang diberi

Input Trigger

Pengambilan data

ke-(gram) Rata-rata

1 2 3

L 1 134 137 130 133,667

M 2 228 230 260 239,333

H 3 373 381 272 375,333

Pada pengambilan data pada pengujian motor pakantriggeryang diberikan sesuai dengan

input yang dimasukkan. Adanya perbedaan hasil pada masukan dua kali trigger yang diberikan terjadi dikarenakan perbedaan besar – kecilnya pakan (pelet). Seperti yang kita ketahui bahwa

pellet (pakan hamster) memiliki ukuran berbeda tiap butirnya.

Gambar 4.3 di bawah ini merupakan gambar pengisian pakan dalam kandang yang dilakukan

oleh motor makan.

a. Saat pintu pakan tertutup b. Saat pintu pakan terbuka

Gambar 4.3 Gambar buka tutup pintu pakan

Dalam pembuatan pengisian pakan kandang hamster ini terdapat perubahan dalam

(54)

jalur pengisian pakan (dimana jalur pembuangan makanan baru dan daur ulang dijadikan satu),

sedangkan pad perancangan terdapat 2 (dua) buah jalur pengisian yaitu jalur pengisian makan

baru dan jalur pengisian makan daur ulang. Penggabungan ini dilakukan dikarenakan 2 (dua)

faktor, yaitu:

a. Tidak efektif. Dalam pengisian kembali pakan setelah sensor membaca ada makanan

dalam kandang maka banyak makanan yang akan diberikan oleh pakan baru tidak dapat

ditentukan dikarenakan jumlah makanan sisa tidak diketahui banyaknya.

b. Penghematanportpada mikrokontroler.

4.1.3 Pengujian Motor Pembuangan Pakan

Untuk dapat mengetahui keberhasilan kinerja motor pembuangan pakan dilakukan 3

(tiga) kali percobaan. Tabel 4.2 merupakan tabel pengambilan data pada 3 (tiga) kali percobaan.

Table 4.2 Keberhasilan pembuangan pakan

Percobaan Keberhasilan

1 Ya

2 Ya

3 Ya

Pada data di atas dapat dilihat bahwa motor bekerja dengan baik untuk membuka dan

menutup pintu pembuangan pakan pada alas kandang. Makanan sisa yang terbuang berhasil

dibuang keseluruhannya. Gambar 4.4 di bawah ini menunjukan gambar pembuangan pakan dari

(55)

Gambar 4.4 Pembuangan pakan

Dalam perancangan motor diletakkan di dalam kandang, sedangkan dalam implementasi

alat tersebut motor diletakkan di luar kandang. Jika motor yang digunakkan berada di dalam

kandang akan mudah dirusak oleh hamster.

4.1.4 Pengujian Motor Daur Ulang

Gambar 4.5 merupakan gambar motor daur ulang dalam mengangkat makanan yang

didaur ulang, sedangkan gambar 4.6 merupakan gambar saat makanan dituangkan pada wadah

penampung. Pada pengujian motor daur ulang ini dilakukan 3 (tiga) kali pengujian. Data-data

pengujian dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

(56)

Tabel 4.3 Data Hasil Pengujian Kinerja Mtor Daur Ulang

Percobaan Trigger Jumlah makanan

yang dibuang

Jumlah sisa

(gram)

1 1 Sisa 133

2 1 Sisa 134

3 1 Sisa 130

4 1 Sisa 133

5 1 Sisa 133

Sama halnya pada pengambilan data pada motor pembuangan pakan, pada pengujian

motor daur ulang ini berhasil dilakukan. Adapun penyebab sisa makanan yang tidak dapat

sepenuhnya dituangkan pada wadah penampung disebabkan oleh kurang tingginya posisi wadah

pembuangan (wadah daur ulang) saat menuagkan sisa makanan ke dalam wadah penampung

makanan. Pada gambar 4.6 dapat kita lihat wadah daur ulang (nomor 1) pada saat akan

menuangkan makanan sisa pada wadah penampung makanan (nomor 2) tidak memiliki cukup

kemiringan untuk menuangkan sisa makanan. Untuk dapat mengetahui lebih jelas kemiringan

yang dimungkinkan, dapat dilihat pada table 4.4. Gambar 4.7 merupakan gambar sudut

kemiringan yang dimungkinkan. Kemiringan diukur dari tiang penyangga (nomor 4) sebagai

vertikalnya dan wadah penampung (nomor 2) sebagai horisontalnya.

(57)

Gambar 4.7 Sudut Kemiringan (α)

Table 4.4 Keberhasilan Daur Ulang

Percobaan Sudut kemiringan /α

(drajat)

Sisa makanan

(gram)

Keberhasilan

(%)

1 90 133 0

2 115 59,62 44,83

3 130 0 100

Pada tabel keberhasilan daur ulang di atas dapat kita lihat bahwa kemiringan yang dapat

dimingkinkan untuk menuangkan makanan sisa dalam wadah penampung makanan adalah 130°.

Untuk pengaplikasiannya tidak dapat dilakukan dikarenakan pada sudut ini plant yang telah

dibuat akan berubah. Jika tiang penyangga dinaikkan, maka posisi wadah daur ulang akan lebih

tinggi daripada jalur daur ulangnya. Hal ini akan menyebabkan makanan sisa tidak dapat dibuang

ke dalam wadah daur ulang dan akhirnya jatuh ke luar kadang.Sama halnya dengan struktur

pembuangan pakan, pada struktur daur ulang ini terjadi perubahan. Perubahan pembuatan sistem

pengangkatan pakan dari wadah pembuangan sampai ke wadah penampung pakan terjadi karena

adanya kegagalan pembuatan pengangkat pakan. Pada pengangkatan menggunakan fan,

pendorongan pakan tidak dapat mencapai ketinggian 20cm. Jarak antara wadah pembuangan

(58)

4.1.5 Pengujian Sensor

Dalam pengujian rangkaian sensor makanan, alat ukur yang digunakan untuk mengukur

besaran tegangan adalah multimeter digital. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah

rangkaian sensor makanan dapat menghasilkan tegangan sesuai yang diharapkan, yaitu sebesar

3,65 V untuk tegangan referensi, keluaran komparator bernilai Vcc (5 V) untuk kondisi terhalang

atau kondisi di mana terdapat makanan di antara inframerah dan photodioda (logika tinggi) dan

ground (0 V) saat tidak terhalang atau kondisi dimana photodioda menerima sinyal inframerah secara langsung tanpa ada benda lain yang menghalangi (logika rendah). Gambar 4.8 merupakan

gambar rangkaian yang sudah dibuat (hardware)

Gambar 4.8HardwareRangkaian Sensor Makanan

Dari hasil pengukuran didapat nilai tegangan referensi yang dihasilkan yaitu 3,65 V,

besar tegangan keluaran komparator saat sensor makan terhalang adalah 3,5 V, besar tegangan

keluaran komparator saat saat tidak terhalang adalah 0 V, dengan tegangan Vcc terukur 4,89 V.

Dari hasil pengukuran tersebut didapat data perbandingan dengan hasil perancangan seperti pada

tabel 4.5.

Tabel 4.5 Data Perbandingan Hasil Pengukuran dengan Hasil perancangan Sensor Makanan

Titik Ukur Hasil Pengukuran Hasil Perancangan % Error

Tegangan Referensi 3,71 V 3,75 V 1,07 %

Keluaran komparatorhigh 3,5 V 3,5 V 0 %

Keluaran komparatorLow 0 V 0 V 0 %

Vcc 4,89 V 5 V 2,2 %

Tegangan saat logika tinggi kurang dari tegangan logika tinggi pada umumnya (5 V). Hal

ini tidak menjadi masalah bagi keberhasilan alat, karena mikrokontroller masih bisa membaca

(59)

4.2 Pembahasan

Softwar

Dalam pengujian soft

kinerja masing-masing. Dalam

1. PengujianTime

2. PengujianTrig

3. Pengujian Peng

Pada pembuatan soft

perubahan hardware. Perubah

makanan dalam kandang, peng

dapat dilihat pada gambar 4.9

ware

oftware ini digunakan pembagian percobaan lam hal ini mencangkup antara lain:

imer gger

ngakifan Motor

oftware ini terdapat juga perubahan yang bahan tersebut mencakupi pengecekkan senso

engaktifan motor pakan dalam pengisian pakan

yang merupakanflowchartprogram yang tela

an menurut fungsi dan

ng disesuaikan dengan

nsor akan ada tidaknya

an. Untuk lebih jelasnya

(60)

Gambar 4.7 Diagram Alir

Pada awalnya input (L

makanan di dalam kandang a

motor makan akan diaktifkan

trigger untuk M, dan 3 trigge

berlalu maka sensor akan aktif

Jika terdapat makanan maka m

wadah daur ulang untuk di ang

aktif dan member makanan ke

4.2.1 Pembahasan

Timer

Timer ini digunakan u akan aktif dan mencacah hin

3600000 ms akan bertambah

maka pengaturan milidetik aka

bertambah 1 (satu) dan jam

mingguannya. Pada pegaturan

(tujuh). Setelah hari mencapai

(satu). Di bawah ini akan ditun

lir Perangkat Lunak Otomatisasi Sistem Pakan

(L, M, H) diberikan. Sensor akan diaktifkan

g ataukah tidak. Jika tidak terdapat makanan

an sesuai dengan input yang telah diberikan

gger untuk H). Timer akan berjalan selama 12

ktif kembali dan mendeteksi ada atau tidak mak

a motor pembuangan akan aktif dan membuan

angkat kembali. Jika tidak terdapat makanan ma

kembali.

er

n untuk menentukan pewaktuan pada otomasi

hingga mencapai 3600000 (dalam milidetik

ah 1 (satu) dan akan dideteksi sebagai jam. Se

akan di 0 (nolkan). Jika jam itu mencapai jumla

jam dinolkan kembali. Sama halnya deng

an penentuan mingguannya, hari akan bertamb

pai jumlah sama dengan 7 (tujuh), maka ming

itunjukan penggalan program untuk pengaktifan

an Hamster Terbaru

kan dan mendeteksi ada

n dalam kandang maka

n (1 trigger untuk L, 2 12 jam. Setelah 12 jam

akanan dalam kandang.

uang makanan ke dalam

maka motor makan akan

asi sistem pakan. Timer

etik). Setelah mencapai

Setelah jam bertambah,

mlah 24, maka hari akan

ngan pengaturan pada

mbah hingga mencapai 7

inggu akan bertambah 1

(61)

'---interupsiTimer1

Timer_1_int:

Milidetik = Milidetik + 1

If Milidetik = 3600000 Then

Jam = Jam + 1

Milidetik = 0

End If

If Jam = 24 Then

Hari = Hari + 1

Jam = 0

End If

If Hari = 7 Then

Minggu = 1

Hari = 0

End If

Return

Timer akan terus berjalan sampai mencapai 3600000. Setelah mencapa angka 3600000

maka angka akan mengulang kembali menjadi 0 (nol) dan mencacah kembali. Di bawah ini akan

ditampilkan tabel timer yang telah dibuat yang disesuaikan dengan waktu pada kenyataannya.

Tabael 4.6 Perbandingan Timer dengan Waktu Normal

Timer (s) Waktu Normal (s)

1 8

60 480

120 965

Dari data yang telah didapat di atas dapat dilihat perbedaan waktu yang besar, sehingga

timer tidak dapat bekerja seperti yang diinginkan. Untuk perbedaan ketiga pada tabel di atas di

sebabkan karena adanya pergeseran waktu yang disebabkan oleh perhitungan dalam mikro.

(62)

4.2.2 Subrutin Penampil LCD

Gambar 4.8 Gambar tampilan LCD

Seperti yang telah dijelaskan pada bab III (perancangan) sebelumnya, bahwa LCD disini

digunakan sebagai penampil (gambar 4.8). Dibawah ini peggalan program untuk penampil LCD.

'---tampilan lcd

Sub Penampil()

Cls

Locate 1 , 1

Lcd "jum_mkn= "

If Pilihpakandikit = 1 Then

Lcd "dikit"

Elseif Pilihpakansedang = 1 Then

Lcd "sedang"

Else

Lcd "banyak"

End If

End Sub

4.2.3 Pembahasan Otomatisasi Pakan

Dalam otomasasi sistem pakan ini sensor pakan akan digunakan sebagai input. Jika

sensor pakan bernilai 1 (satu), maka motor pembuangan akan bernilai 1 (satu). Motor

pembuangan akan membukan alas bawah kandang (pintu pembuangan pakan). Setelah alas

bawah kandang tertutup (motor pembuangan bernilai 0 atau off), maka motor daur ulang akan

aktif dan mengangkat pakan pakan sampai menuangkan pakan pada wadah penampung seperti

(63)

untuk menurunkan wadah pembuangan pakan ke keadaan semula. Berikut ini adalah penggalan

program pada subrutin otomatisasi sistem pakan.

'---otomatisasi makanan

Sub Pakan()

Delaypakan = Pilihpakandikit +(2 * Pilihpakansedang) +(3 * Pilihpakanbanyak)

For A = 1 To Delaypakan

If Sensorpakan = 1 Then

Pengisipakan = 1

Waitms 10

Pengisipakan = 0

Else

Pembukapakan = 1

Waitms 10

Pembukapakan = 0

Waitms 1000

Pengangkatpakan = 1

Waitms 10

Pengangkatpakan = 0

Waitms 10000

Pengisipakan = 1

Waitms 10

Pengisipakan = 0

End If

Next A

(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap hasil rancangan otomatisasi sistem pakan

hamster, diambil beberapa kesimpulan antara lain:

a. Alat tidak berhasil dibuat. Hal ini dikarenakan alat tidak berjalan dengan yang

diharapkan.

b. Penentuan banyak pakan tidak dapat bekerja.

c. Timer tidak berjalan semestinya sesuai dengan keadaan normal (nyatanya).

5.2

Saran

Dengan mengacu pada kekurangan yang dimiliki oleh otomatisasi sistem pakan hamster

ini, disarankan kepada rekan yang lain jika akan merancang alat sejenis maupun lainnya :

a. Perlunya dipertimbangkan lagi nilai ambang yang masuk maupun yang keluar dari

mikrokontroler.

b. Pembuatan program pada mikrokontroler akan lebih baik apabila menggunakan bahasa

pemrograman yang lebih tinggi.

(65)

49

[1] Wardhana, L., 2006, Mikrokontroler AVR ATMega8535, Penerbit Andi, Yogyakarta.

[2] http://www.discovercircuits.com/H/hbridge.htm

[3] http://www.alldatasheet.com

[4]

http://optical-components.globalspec.com/SpecSearch/Suppliers?QID=12397578&Comp=1028&nr

=1&RegEvent=new(waktu akses 20/11/09)

[5] Joseph A. Edminister. M.S.T., Ir. Sahat Pakpahan,Teori dan Soal – Soal Rangkaian

Listrik, Edisi Keempat, Erlangga.

[6] Malvino, Albert Paul, Ph.D., 1994, Prinsip – Prinsip Elektronika. Penerjemah:

Prof.M. Barmawi, Ph.D., Jakarta: Penerbit Erlangga

[7] Hawkes. Nigel, 1986, Robot dan Otomasi Industri, Grolier Internasional, INC - PT

Widyadara

[8] http://en.wikipedia.org/wiki/LCD.

[9] http://www.wikipedia.org/hayescommand-set.html

(66)
(67)

$regfile = "m8535.dat"

$crystal = 8000000

5536 - 1000

Dim Milidetik As Long

Defbit Minggu

Defbyte Jam

Defbyte Hari

Defbyte Delaypakan

Defbyte A

Defword Adcsuhu

Milidetik = 0

Jam = 0

Hari = 0

Minggu = 0

Pakanaktif = 0

Pasiraktif = 0

Unreborn = 0

Lcd1 Alias Portc.0

Lcd2 Alias Portc.1

(68)

Lcd5 Alias Portc.4

Lcd6 Alias Portc.5

Pembukapasir Alias Portb.0

Pembukaserbuk Alias Portb.1

Pembukapakan Alias Portb.2

Pengisipasir Alias Portb.3

Pengisiserbuk Alias Portb.4

Pengisipakan Alias Portb.5

Pengangkatpakan Alias Portb.6

Pilihpakandikit Alias Porta.7

Pilihpakansedang Alias Porta.6

Pilihpakanbesar Alias Porta.5

Pembaliksuhu Alias Porta.4

Pwmsuhu Alias Porta.3

Opampsensor Alias Porta.2

Sensorpakan Alias Porta.1

Config Pilihpakandikit = Input

Config Pilihpakansedang = Input

Config Pilihpakanbesar = Input

Config Pembaliksuhu = Output

(69)

Config Sensorpakan = Input

Config Lcd = 16 * 2

Config Lcdpin = Pin , E = Lcd1 , Rs = Lcd2 , Db4 = Lcd3 , Db5 = Lcd4 , Db6 = Lcd5 , Db7 = Lcd6

Config Timer1 = Timer , Prescale = 8

Config Adc = Single , Prescaler = Auto , Reference = Avcc

Enable Adc

Enable Timer1

Enable Interrupts

!IN R16,MCUCSR

!ORI R16,&H80

!OUT MCUCSR,R16

!OUT MCUCSR,R16

On Timer1 Timer_1_int <

Gambar

Gambar 2.1. Konfigurasi pin ATMega8535
Gambar 2.2 Simbol Rangkaian Fotodioda
Gambar 2.4 Rangkaian LED
Gambar 2.8 Kontrol Motor DC Menggunakan Jembatan H
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara dan observasi dengan orang tua yang memiliki anak putus sekolah beserta anak yang putus sekolah di Desa Semata Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas,

Saat ini, para pebisnis banyak yang menggunakan E-PR mengingat E-PR dapat memanfaatkan media elektronik seperti Internet untuk membangun hubungan antara bisnis di

Komunikasi yang dilakukan oleh komputer satu dengan lainnya menggunakan kode-kode yang telah disusun sedemikian rupa, yang dibentuk dari sinyal tadi, yang disebut juga

2 Peraturan Bupati dan di teruskan pada Klungkung Nomor 3 seksi Pendaftaran dan Tahun 2005 Tentang Penelitian Administrasi Tarif Retribusi Ijin untuk dilakukan Peneli-

Tabel 1. Tabel Pangsa Pasar di Indonesia tahun 2010.. Pada Agustus 2011 ini, pengguna Nexian sudah mencapai 10 juta. Pencatatan pengguna handset Nexian didasarkan pada

Upaya untuk membantu pemulihan gangguan jiwa perlu dilakukan dengan upaya yang menyeluruh, yang meliputi: pemberian pelayanan medis (pengobatan); dukungan psikososial

Dengan melakukan kegiatan pembelajaran PAI materi berbakti pada orang tua diharapkan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari permainan bola genit adalah menjalin kerja sama di antara peserta satu dengan peserta yang lain, kesabaran dibutuhkan untuk bisa