• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN BUPATI SAMPANG

NOMOR : 43 TAHUN 2009

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT (PT. BPR) BAKTI ARTHA SEJAHTERA SAMPANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMPANG,

Menimbang : bahwa dengan diundangkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Sampang sebagai dasar pemberlakuan secara efektif atas Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat (PT. BPR) Bakti Artha Sejahtera Sampang, maka perlu ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat (PT. BPR) Bakti Artha Sejahtera Sampang dengan Peraturan Bupati Sampang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790);

(2)

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4357);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4844);

(3)

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);

11. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3504);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4593);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4812);

16. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk

Hukum Badan Usaha Milik Daerah;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

(4)

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah;

22. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/25/PBI/2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat Syariah;

23. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/26/PBI/2006 tentang Bank Perkreditan Rakyat;

24. Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pembentukan Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat (PT. BPR) Bakti Artha Sejahtera Sampang (Lembaran Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2009 Nomor 12);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI SAMPANG TENTANG PETUNJUK

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT (PT. BPR) BAKTI ARTHA SEJAHTERA SAMPANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Sampang.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Kecamatan adalah Kecamatan di wilayah Kabupaten Sampang. 4. Bupati adalah Bupati Sampang.

(5)

5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sampang.

6. Badan Usaha Milik Daerah adalah suatu Badan Usaha Milik Daerah yang dibentuk dan didirikan oleh Pemerintah Daerah, dengan Bentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT). 7. Perseroan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat Bakti Artha Sejahtera Sampang yang

selanjutnya disebut PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang adalah Badan Usaha Milik Pemerintah Kabupaten Sampang yang bergerak dibidang perbankan, yang modalnya baik seluruh maupun sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.

8. Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang. 9. Direksi adalah Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

10. Pegawai adalah Pegawai PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

11. Modal Dasar adalah Modal yang jumlahnya ditetapkan dalam Anggaran Dasar PT BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

12. Modal Disetor adalah Modal yang telah disetor oleh Pemilik secara tunai sebagai pemenuhan Modal Dasar kepada Perusahaan Terbatas Bank Perkreditan Rakyat Bakti Artha Sejahtera Sampang.

13. Tahun Buku PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang adalah tahun takwim yang dilakukan sampai akhir bulan Desember.

14.Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat RUPS adalah rapat umum

pemegang saham BPR daerah yang berbentuk perseroan terbatas.

15.Pejabat eksekutif adalah pejabat yang bertanggungjawab langsung kepada Direksi Bank

atau perusahaan atau mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dan operasional bank atau perusahaan.

16.Satuan pengawas intern adalah satuan pengawas intern PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

17.Gaji pokok adalah gaji pokok yang ditentukan dalam daftar skala gaji pegawai PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

18.Gaji adalah penerimaan gaji pokok, tunjangan istri/suami dan anak.

19.Penghasilan adalah gaji ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang sah.

20.Daftar penilaian kerja adalah daftar penilaian prestasi kerja yang ditetapkan oleh Direksi. 21.Ijazah adalah surat tanda tamat belajar sekolah/pendidikan negeri/swasta yang disamakan

atau ditetapkan sederajat oleh Menteri Pendidikan Nasional atau Menteri Agama Republik Indonesia.

(6)

22.Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang pegawai dalam rangkaian susunan kepegawaian.

BAB II KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) Kantor Pusat PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang berkedudukan di Kabupaten Sampang.

(2) PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang dapat membuka Kantor Cabang, Cabang Pembantu, Kantor Kas Pembantu atau Unit Pelayanan di Wilayah Kecamatan di Kabupaten Sampang dan atau di wilayah Kabupaten/Kota lainnya sesuai ketentuan yang berlaku dan ditetapkan melalui RUPS.

(3) Dalam hal pelaksanaan pembukaan Kantor Cabang PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. mendapat ijin dari Direksi Bank Indonesia;

b. tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan (RKAT);

c. memenuhi persyaratan Tingkat Kesehatan Bank selama 12 (dua belas) bulan; d. memenuhi modal disetor.

(4) Untuk pembukaan pelayanan kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

a. menyampaikan rencana pembukaan pelayanan kas secara tertulis kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya sebelum pembukaan Pelayanan Kas;

b. menyampaikan laporan-laporan pelaksanaaan pembukaan pelayanan kas kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah tanggal pembukaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

c. memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b;

d. memenuhi persyaratan Tingkat Kesehatan Bank dengan Tingkat Cukup Sehat.

(7)

BAB III

KEGIATAN USAHA

Pasal 3

Kegiatan usaha PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang meliputi:

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka dan

tabungan;

b. memberikan kredit dan sekaligus melaksanakan pembinaan terhadap pengusaha mikro kecil

menengah;

c. melakukan kerjasama antar BPR atau dengan lembaga keuangan/lembaga lainnya;

d. menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka

dan/atau tabungan di bank lainnya;

e. membantu Pemerintah Daerah melaksanakan sebagian fungsi pemegang kas daerah sesuai

peraturan perundang-undangan;

f. menjalankan usaha perbankan berdasarkan prinsip-prinsip konvensional dan/atau syariah;

g. menjalankan usaha perbankan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB IV

BENTUK BADAN HUKUM DAN PENDIRIAN

Pasal 4

Bentuk badan hukum PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang adalah Badan Usaha Milik Daerah yang berupa Perseroan Terbatas.

BAB V MODAL

Pasal 5

(1) Modal dasar dan modal disetor PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang dapat diperbesar lagi maupun diperkecil sesuai perundang-undangan yang berlaku dan/atau kebutuhan manajemen dan ditetapkan oleh RUPS.

(8)

(2) Untuk memperbesar ataupun memperkecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari DPRD untuk ditetapkan dan dianggarkan pada APBD atau dari pihak ketiga.

Pasal 6

(1) Perubahan modal dasar sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) ditetapkan dalam Peraturan Daerah melalui penyertaan modal daerah.

(2) Penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan sebanyak 4 (empat) kali tahun anggaran sebesar Rp.10.000.000.000 (sepuluh milyard) per tahun anggaran sampai dengan terpenuhinya modal dasar sebesar Rp.40.000.000.000 (empat puluh milyard) dan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pasal 7

(1)Jumlah saham dari PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang sebanyak Rp.40.000.000.000,-

(empat puluh milyard rupiah) 99 % dikuasai oleh Pemerintah Daerah atau senilai Rp.39.600.000.000,- (tiga puluh sembilan milyard enam ratus juta rupiah) dan 1% dikuasai pihak ketiga atas nama R. Jusuf Chandra atau senilai Rp.400.000.000,- (empat ratus juta rupiah).

(2)Saham Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikurangi untuk

dijual minimal kepemilikannya menjadi 51 % dan pihak ketiga menjadi 49 % setelah ditetapkan melalui RUPS dan mendapat persetujuan DPRD dan wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak perubahan dilakukan.

(3)Pengurangan saham sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan karena kebutuhan

Pemerintah Daerah yang sangat mendesak dan untuk lebih memacu kinerja PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(4)Naiknya kepemilikan saham dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

bertujuan untuk perbaikan manajemen PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang yang lebih profesional.

(5)Bupati karena kedudukannya bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Daerah.

(9)

Pasal 8

(1) Yang dapat menjadi pemilik BPR adalah pihak-pihak yang :

a. tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan/atau pengurus BPR, BPRS dan/atau bank umum dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

b. menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas, antara lain : 1. memiliki akhlak dan moral baik;

2. bersedia mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 3. bersedia mengembangkan operasional BPR secara sehat.

(2) Bagi pemegang saham pengendali, selain wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga wajib memenuhi persyaratan kelayakan keuangan sesuai dengan ketentuan mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) BPR.

BAB VI RUPS

Pasal 9

RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dan segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Dewan Komisaris.

Pasal 10

(1)Bupati mewakili daerah selaku pemegang saham PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang

dalam RUPS.

(2)Bupati dapat memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada pejabat pemerintah daerah untuk mewakilinya sebagai pemegang saham.

(3)Pihak yang menerima kuasa dengan hak substitusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus mendapat persetujuan Bupati untuk mengambil keputusan mengenai :

a. perubahan anggaran dasar;

b. perubahan jumlah modal;

(10)

d. penggunaan laba;

e. investasi dan pembiayaan jangka panjang;

f. kerjasama BPR antar daerah dan/atau lembaga keuangan/lembaga lainnya;

g. pengesahan rencana kerja dan anggaran tahunan; dan

h. penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pembubaran PT. BPR Bakti Artha

Sejahtera Sampang.

BAB VII

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 11

(1) Susunan Organisasi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang terdiri dari : a. Dewan Komisaris;

b. Direksi;

c. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);

d. Kepala Bagian Operasional membawahi petugas : 1. Tabungan/Deposito;

2. Kasir/Teller;

3. Pembukuan (Accounting); 4. Customer Service (CSR); 5. Umum.

e. Kepala Bagian Pemasaran membawahi petugas : 1. Marketing Funding (Dana)/Lending (Kredit); 2. Remedial/Penagihan:

3. Administrasi Kredit; 4. Dokumentasi Kredit.

(2) Bagan Struktur Organisasi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran.

Bagian Kesatu ...

(11)

Bagian Kesatu Dewan Komisaris

Paragraf 1

Syarat-syarat Pengangkatan Dewan Komisaris

Pasal 12

(1)Dewan Komisaris adalah pengurus perusahaan yang keanggotaannya sebagai wakil atau kuasa dari Bupati dan pihak ketiga.

(2) Pada awal pembentukan Dewan Komisaris diangkat oleh Bupati dan untuk selanjutnya melalui RUPS.

(3) Pengangkatan dilakukan untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan setelah berakhir masa jabatan yang bersangkutan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) periode.

(4) Jumlah Dewan Komisaris sekurang-kurangnya 2 (dua) orang, sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang dan seorang diantaranya ditunjuk sebagai Komisaris Utama.

(5) Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman dibidang perbankan.

(6) Dewan Komisaris PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang hanya dapat merangkap jabatan sebagai Dewan Komisaris sebanyak-banyaknya pada 2 (dua) BPR.

(7) Dewan Komisaris dilarang menjabat anggota Direksi pada Bank Umum dan BPR lainnya. (8) Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. mempunyai pengetahuan dibidang perbankan, dedikasi, akhlak dan moral yang baik serta mampu menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan Bupati dalam melakukan pembinaan dan pengawasan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

b. bersedia mengembangkan dan melakukan kegiatan usaha PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang secara sehat;

c. tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap setiap kegiatan pengkhianatan kepada Negara;

d. sehat jasmani dan rohani;

e. tidak pernah melakukan kegiatan atau tindakan yang tercela; f. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan;

g. Dewan Komisaris diutamakan bertempat tinggal di wilayah PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(12)

Pasal 13

(1) Antara sesama Anggota Dewan Komisaris dan/atau antara Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi, tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk menantu dan ipar.

(2) Apabila hubungan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi setelah pengangkatan, maka salah satu diantaranya wajib mengundurkan diri.

(3) Dewan Komisaris tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung kepada pihak yang diberi pembiayaan oleh PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Paragraf 2

Tata Cara Pengangkatan Dewan Komisaris

Pasal 14

(1) Proses pengangkatan Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia.

(2) Sebelum menjalankan tugas, Dewan Komisaris dilantik dan diambil sumpah jabatannya oleh Bupati.

(3) Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang harus dilaporkan kepada Bank Indonesia dan dengan tembusan kepada Departemen Dalam Negeri selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah ditetapkan.

Paragraf 3

Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggungjawab Dewan Komisaris

Pasal 15

(1)Dewan Komisaris mempunyai tugas :

a. mengawasi, memeriksa pelaksanaan tugas-tugas yang dilakukan Direksi dalam menjalankan perseroan dan memberikan nasehat kepada anggota Direksi untuk kemajuan perseroan;

b. menyetujui rencana yang diajukan Direksi;

(13)

c. membuat laporan secara periodik 6 (enam) bulan sekali tentang hasil pengawasan yang dilakukan kepada Bank Indonesia sesuai Peraturan Bank Indonesia dan kepada RUPS; d. menyetujui laporan tahunan yang disampaikan Direksi kepada RUPS dan Bank

Indonesia;

e. tugas-tugas lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

(2)Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris bertanggungjawab kepada Bupati selaku

pemegang saham.

(3)Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh

Komisaris Utama.

Pasal 16

Tata cara dan tata tertib menjalankan tugas Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS, dengan ketentuan :

a. Dewan Komisaris mempunyai wewenang melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan pelaksanaan tugas PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

b. pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris mengandung pengertian pengendalian dan pembinaan;

c. pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b, merupakan pengawasan kedalam tanpa mengurangi kewenangan pengawasan dari luar PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang; d. pengendalian sebagaimana dimaksud pada huruf b, dilakukan dalam bentuk petunjuk dan

pengarahan kepada Direksi dalam pelaksanaan tugasnya;

e. pembinaan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dilakukan dalam bentuk meningkatkan kinerja dan menjaga kelangsungan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

f. pengawasan oleh Dewan Komisaris dapat dijalankan secara periodik sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Pasal 17

(1) Dewan Komisaris mempunyai fungsi :

a. penyusunan tata cara pengawasan dan pengelolaan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

b. pengawasan atas pengurusan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

(14)

d. membantu mendorong usaha pembinaan dan pengembangan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(2) Dewan Komisaris mempunyai wewenang :

a. meneliti Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi yang disampaikan Direksi untuk mendapat pengesahan RUPS;

b. memberikan pertimbangan dan saran baik diminta atau tidak diminta kepada Bupati untuk perbaikan dan pengembangan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

c. meminta keterangan kepada Direksi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pengurusan dan pengelolaan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

d. mengusulkan pemberhentian sementara Direksi kepada RUPS;

e. menunjuk seorang atau beberapa ahli untuk melaksanakan tugas tertentu atas biaya PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Paragraf 4

Pembagian Tugas Dewan Komisaris

Pasal 18

(1) Komisaris Utama mempunyai tugas :

a. memimpin semua kegiatan Dewan Komisaris;

b menyusun program kerja pelaksanaan tugasnya sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh RUPS;

c. memimpin Rapat Dewan Komisaris;

d. menetapkan pembagian tugas Dewan Komisaris. (2) Anggota Dewan Komisaris mempunyai tugas :

a. membantu Komisaris Utama dalam melaksanakan tugasnya menurut pembidangan yang telah ditetapkan oleh Komisaris Utama;

b. melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Komisaris Utama.

(3) Apabila dipandang perlu pemilik dapat membentuk Sekretariat Dewan Komisaris untuk kelancaran tugas Dewan Komisaris atas PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(15)

Paragraf 5

Rapat Dewan Komisaris

Pasal 19

(1)Untuk menyelenggarakan fungsi, wewenang dan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal

17 dan Pasal 18, Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat mengadakan rapat atas permintaan Komisaris Utama.

(2)Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Komisaris Utama dan/atau

Anggota yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.

(3)Keputusan dapat ditetapkan atas dasar prinsip musyawarah dan mufakat.

(4)Apabila dalam rapat tidak diperoleh kata mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pimpinan rapat menunda rapat tersebut paling lama 3 (tiga) hari.

(5)Penundaan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat dilakukan paling banyak 2 (dua) kali.

(6)Apabila setelah ditunda sampai 2 (dua) kali sebagaimana dimaksud pada ayat (5) masih belum dapat kata mufakat, maka keputusan diambil oleh Komisaris Utama setelah berkonsultasi dengan pemegang saham untuk dilakukan RUPS.

(7)Dewan Komisaris dapat menyelenggarakan rapat setiap tahun dua kali dan/atau karena

mendesak.

Paragraf 6

Laporan Dewan Komisaris

Pasal 20

(1) Dewan Komisaris harus memberikan laporan berkala kepada pemegang saham dan Bank Indonesia setempat mengenai pelaksanaan tugasnya sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan yaitu :

a. setiap bulan Juni dan bulan Desember;

b. laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a, wajib dilaporkan selambat-lambatnya pada akhir bulan Agustus untuk laporan bulan Juni dan pada akhir bulan Pebruari untuk laporan bulan Desember.

(16)

(2) Laporan pelaksanaan rencana kerja, yaitu :

a. penilaian terhadap pelaksanaan rencana kerja yang disertai dengan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian target;

b. uraian mengenai permasalahan yang dapat mengganggu kelancaran operasional bank serta upaya yang telah dan akan dilakukan untuk mengatasinya.

Paragraf 7

Hak, Hasil dan Penghargaan

Pasal 21

(1)Komisaris Utama dan Anggota Komisaris karena jabatannya diberikan honorarium yang

besarnya sebagai berikut :

a. Komisaris Utama paling tinggi 40% dari penghasilan Direktur Utama PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

b. Anggota paling tinggi 80% dari honorarium Komisaris Utama.

(2)Honorarium Dewan Komisaris berasal dari PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang yang

dianggarkan dalam RKAT yang telah ditetapkan dalam RUPS.

(3) Setiap akhir masa jabatan, Komisaris Utama dan Anggota Komisaris mendapat uang jasa pengabdian secara bersama-sama dari laba sebelum dipotong pajak setelah di audit dari tahun akhir masa jabatan paling tinggi sebesar 40% dari yang diterima oleh anggota Direksi dengan perbandingan seperti penerimaan honorarium sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Bagi Komisaris Utama dan Anggota Komisaris yang diberhentikan dengan hormat sebelum

masa jabatannya berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat menjalankan tugasnya selama minimal 1 (satu) tahun dan besarnya uang jasa pengabdian yang diterima didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi dengan masa jabatan yang ditentukan. (5) Komisaris Utama dan Anggota Komisaris mendapat pembagian jasa produksi sesuai dengan

perbandingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(17)

Paragraf 8

Pemberhentian Komisaris

Pasal 22

(1) Dewan Komisaris berhenti karena : a. masa jabatannya berakhir; b. mengundurkan diri;

c. meninggal dunia.

(2) Dewan Komisaris dapat diberhentikan melalui RUPS, karena : a. permintaan sendiri;

b. alih tugas jabatan/reorganisasi;

c. melakukan tindakan yang merugikan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

d. melakukan tindakan yang bersikap bertentangan dengan kepentingan Pemerintah atau Negara;

e. sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya secara wajar; f. tidak memenuhi syarat sebagai Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 23

(1)Dewan Komisaris yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

22 ayat (2) huruf b, c dan d, diberhentikan sementara oleh Bupati.

(2)Bupati memberitahukan kepada yang bersangkutan secara tertulis pemberhentian sementara

Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai alasan-alasannya.

(3)Pelimpahan wewenang dan pemberhentian Dewan Komisaris ditetapkan dan ditandatangani

oleh Bupati.

Pasal 24

(1)Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Bupati selaku pemegang

saham sudah melakukan sidang yang dihadiri oleh seluruh Dewan Komisaris untuk menetapkan apakah yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitir kembali.

(18)

(2)Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bupati belum melaksanakan, maka keputusan pemberhentian sementara dapat diperpanjang 1 (satu) bulan berikutnya.

(3)Apabila dalam sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang bersangkutan tidak hadir,

maka dianggap menerima keputusan yang ditetapkan Bupati.

Pasal 25

(1)Dewan Komisaris yang diberhentikan, paling lambat 15 (limabelas) hari sejak diterimanya

Keputusan Bupati tentang pemberhentian, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati.

(2)Paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterimanya permohonan keberatan, Bupati mengambil keputusan apakah menerima atau menolak permohonan keberatan dimaksud.

(3)Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati belum mengambil keputusan terhadap permohonan keberatan, maka Keputusan Bupati tentang pemberhentian batal demi hukum.

Bagian Kedua Direksi

Paragraf 1

Syarat-syarat Pengangkatan Direksi

Pasal 26

(1)Untuk dapat diangkat menjadi Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang harus

memenuhi beberapa persyaratan umum yaitu :

a. tidak termasuk dalam daftar orang tercela dibidang perbankan sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia;

b. setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah;

c. tidak terlibat langsung maupun tidak langsung dalam setiap pengkhianatan negara;

d. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan;

(19)

e. berdasarkan hasil penilaian pihak yang berwenang, yang bersangkutan memiliki integritas antara lain :

1. mempunyai akhlak dan moral yang baik serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. bersedia mengembangkan dan melakukan kegiatan usaha PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang secara sehat.

f. sehat jasmani dan rohani.

(2)Persyaratan khusus pengangkatan Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang adalah :

a. memiliki latar belakang pendidikan sekurang-kurangnya setingkat dengan Diploma III

atau Sarjana Muda, diutamakan Sarjana (S1) dibidang ekonomi, keuangan atau hukum;

b. sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) dari Direksi wajib berpengalaman

operasional dibidang perbankan konvensional dan/atau syariah minimal 2 (dua) tahun sebagai pejabat di bidang pendanaan dan atau pembiayaan;

c. Direksi yang belum berpengalaman sebagaimana dimaksud pada huruf b, wajib

mengikuti latihan perbankan konvensional dan/atau syariah.

Pasal 27

(1)Direksi bertanggungjawab kepada Bupati melalui Dewan Komisaris.

(2)Direksi merupakan jabatan karier bagi pegawai BPR dan bila tidak tersedia dapat direkrut dari lembaga lain.

(3)Direksi bertempat tinggal di tempat kedudukan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Pasal 28

(1)Antara sesama Anggota Direksi dan/atau antara Anggota Direksi dengan Anggota Dewan

Komisaris tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk menantu dan ipar.

(2)Apabila hubungan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi setelah

pengangkatan, maka salah satu diantaranya wajib mengundurkan diri.

(3)Direksi dilarang merangkap jabatan sebagai Direksi atau Pejabat Ekskutif pada lembaga perbankan, perusahaan dan atau lembaga lain.

(20)

(4)Direksi dapat memberikan kuasa hukum baik kepada pihak internal maupun eksternal tanpa mengakibatkan pengalihan tugas dan wewenang serta tanggung jawab secara permanen dan jangka panjang setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

(5)Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi baik langsung kepada pihak yang

diberi pembiayaan oleh PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Paragraf 2 Pengangkatan Direksi

Pasal 29

(1)Jumlah Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang sekurang-kurangnya 2 (dua)

orang.

(2)Apabila Direksi terdiri atas 2 (dua) orang Direktur, salah seorang diantaranya ditunjuk sebagai Direktur Utama.

(3)Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang untuk pertama kali diangkat oleh Bupati

dan untuk selanjutnya ditetapkan oleh RUPS untuk masa jabatan paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir.

(4)Sebelum dikeluarkan Keputusan Bupati tentang pengangkatan Anggota Direksi, terlebih

dahulu harus mendapatkan pertimbangan dari Bank Indonesia.

(5)Pimpinan Bank Indonesia berdasarkan data yang ada, memberikan persetujuan tentang

layak atau tidaknya calon Direksi yang diusulkan tersebut.

(6)Bupati setelah menerima pertimbangan dari Pimpinan Bank Indonesia segera menerbitkan keputusan tentang Pengangkatan Direksi.

(7)Keputusan tentang Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6)

ditandatangani oleh Bupati.

Paragraf 3

Tata Cara Pengangkatan Direksi

Pasal 30

(1)Proses pengangkatan Direksi, dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(21)

(2)Proses pengangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang yang lama berakhir.

Pasal 31

Laporan pengangkatan Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang wajib disampaikan oleh PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah pengangkatan dimaksud yang disahkan oleh Bupati.

Pasal 32

(1)Sebelum menjalankan tugas, Direksi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang mengadakan

serah terima jabatan dan dilantik diambil sumpah jabatan oleh Bupati.

(2)Pelantikan dan Pengambilan sumpah jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari sejak dikeluarkannya Keputusan tentang Pengangkatan Direksi.

Paragraf 4

Tugas, Fungsi, Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi

Pasal 33

(1)Direksi mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan, melaksanakan,

mengkoordinasikan, dan mengawasi kegiatan operasional PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(2)Direksi merupakan satu kesatuan pimpinan atau bersifat kolektif.

Pasal 34

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33, Direksi mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. memimpin PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang berdasarkan Kebijakan Umum yang

(22)

b. penetapan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurusan dan pengelolaan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris;

c. penyusunan dan penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan PT. BPR Bakti Artha

Sejahtera Sampang kepada Bupati melalui Dewan Komisaris yang meliputi kebijaksanaan dibidang organisasi, perencanaan, pembiayaan, keuangan, kepegawaian, umum, dan pengawasan untuk mendapatkan pengesahan;

d. penyusunan dan penyampaian laporan perhitungan hasil usaha berkala dan kegiatan

PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Bupati melalui Dewan Komisaris;

e. penyusunan dan penyampaian Laporan Tahunan yang terdiri atas Neraca dan Perhitungan

Laba/Rugi kepada Bupati melalui Dewan Komisaris untuk mendapatkan pengesahan.

Pasal 35

Direksi mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. mengurus dan mengelola kekayaan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

b. mengangkat dan memberhentikan pegawai berdasarkan peraturan kepegawaian yang

ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris;

c. menetapkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang atas pertimbangan Dewan Komisaris;

d. mewakili PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang di dalam dan di luar pengadilan;

e. apabila dipandang perlu untuk mewakili PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang

sebagaimana dimaksud pada huruf d, Direksi dapat menunjuk seorang kuasa atau lebih;

f. membuka kantor cabang atau pelayanan kas berdasarkan persetujuan Bupati atas

pertimbangan Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dan/atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

g. menjual atau melepaskan hak atas barang milik PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang berdasarkan persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Komisaris;

h. menggadaikan barang-barang milik PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang berdasarkan

persetujuan dan/atau pertimbangan Dewan Komisaris.

(23)

Pasal 36

(1)Direksi dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, bertanggungjawab kepada

Bupati melalui Dewan Komisaris.

(2)Pertanggungjawaban Direksi dilakukan secara tertulis yang ditandatangani oleh Direktur Utama dan Direktur apabila Direktur terdiri dari 2 (dua) orang.

Paragraf 5

Pembagian Tugas Direksi

Pasal 37

(1)Direktur Utama mempunyai tugas :

a. bertanggungjawab terhadap bidang pemasaran produk, baik produk penghimpunan sumber dana dalam bentuk tabungan dan deposito berjangka maupun produk kredit; b. mengkoordinir dan mengarahkan bagian-bagian yang terkait dengan aktifitas

penghimpunan dana dan penyaluran kredit;

c. mengkoordinir dan mengarahkan bagian-bagian yang berhubungan dengan penanganan kredit bermasalah;

d. merencanakan penyaluran kredit melalui keputusan kredit yang diputuskan dalan Rapat Komite Kredit;

e. bersama-sama dengan dengan anggota Direksi lainnya bertanggungjawab untuk mengemban tugas memajukan perseroan;

f. bertanggungjawab terhadap stake holder, yaitu tanggung jawab kepada pemegang saham, Bank Indonesia, Pegawai dan masyarakat yang menggunakan jasa bank.

(2)Direktur mempunyai tugas :

a. bertanggungjawab terhadap bidang operasional bank;

b. mengkoordinir dan mengarahakan bagian-bagian yang bertugas untuk membuat Laporan, baik laporan intern maupun laporan yang diwajibkan oleh Bank Indonesia; c. menerapkan mekanisme kerja sesui dengan yang ditetapkan dalam Standart Operasional

Prosedur (SOP) bank;

d. melakukan evaluasi kinerja bank dan membuat penilaian tingkat kesehatan bank secara periodik;

(24)

e. bersama-sama dengan dengan anggota Direksi lainnya bertanggungjawab untuk mengemban tugas memajukan perseroan;

f. bertanggung jawab terhadap stake holder, yaitu tanggung jawab kepada pemegang saham, Bank Indonesia, Pegawai dan masyarakat yang menggunakan jasa bank.

(3)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), masing-masing

Direksi mempunyai kewenangan yang diatur dalam AD/ART PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(4)Apabila semua Direksi terpaksa tidak berada ditempat/berhalangan, maka Ketua Dewan

Komisaris segera menunjuk seorang atau 2 (dua) orang Kepala Bagian sebagai pelaksana tugas Direksi yang dituangkan dalam Keputusan Dewan Komisaris.

(5)Direksi dapat mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya pengembangan PT.

BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Paragraf 6 Rapat Direksi

Pasal 38

(1)Rapat Direksi bagi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang yang diselenggarakan secara periodik minimal sekali dalam 1 (satu) bulan.

(2)Dewan Komisaris memimpin Rapat Direksi.

Paragraf 7 Laporan Direksi

Pasal 39

Direksi wajib membuat laporan tahunan perkembangan usaha PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang yang telah disahkan oleh Bupati untuk disampaikan kepada Bank Indonesia dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.

(25)

Paragraf 8

Hak, Penghasilan dan Penghargaan

Pasal 40

(1) Direksi karena jabatannya diberikan gaji sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku , yang meliputi :

a. Direktur Utama menerima gaji paling tinggi 10 (sepuluh) kali gaji pegawai terendah atau 3 (tiga) kali gaji tertinggi pegawai PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang ditambah dengan tunjangan lainnya sesuai kemampuan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang dan atas persetujuan Dewan Komisaris;

b. Direktur menerima gaji paling tinggi 9 (sembilan) kali gaji terendah atau 2,5 (dua setengah) kali gaji tertinggi pegawai PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang ditambah dengan tunjangan lainnya sesuai kemampuan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang dengan persetujuan Dewan Komisaris.

(2) Direksi mendapat fasilitas sesuai dengan ketetapan RUPS diantaranya :

a. perawatan kesehatan yang layak termasuk istri dan anak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi, sesuai dengan kemampuan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

b. Rumah Dinas lengkap dengan perabotan yang standar atau pengganti sewa rumah sesuai

dengan kemampuan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

c. Kendaraan Dinas sesuai dengan kemampuan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

d. penghasilan lainnya berupa tunjangan-tunjangan yang lazim diberikan sesuai dengan

kemampuan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

e. Direksi memperoleh jasa produksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

(3) Pelaksanaan pemberian gaji dan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), harus didasarkan pada ketentuan bahwa dasar penentuan Honorarium untuk Dewan Komisaris dan gaji Direksi, gaji pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya, tidak boleh melebihi jumlah 30% dari total pendapatan atau 40% dari total biaya berdasarkan realisasi tahun anggaran yang lalu.

(26)

Pasal 41

(1)Direksi memperoleh hak cuti, yang pelaksanaannya diatur sebagai berikut :

a. cuti tahunan diberikan selama 12 (duabelas) hari kerja;

b. cuti besar/panjang diberikan selama 2 (dua) bulan untuk setiap akhir masa jabatan Direksi.

(2)Apabila karena alasan dinas cuti besar tidak dapat dijalankan, kepada Direksi yang tidak dapat melaksanakan cuti besar dimaksud diberikan pengganti dalam bentuk uang sebesar 2 (dua) kali penghasilan bulan terakhir.

(3)Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetap diberikan

penghasilan penuh dari PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Pasal 42

(1)Setiap akhir masa jabatan, Direksi mendapat uang jasa pengabdian sebesar 5% dari laba sebelum dipotong pajak setelah diaudit dari tahun sebelum berakhir masa jabatannya itu dengan perbandingan Direktur mendapat 80% dari Direktur Utama.

(2)Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilaksanakan apabila akumulasi

cadangan dari laba yang tidak dibagikan memungkinkan.

(3)Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir, mendapat

uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya selama minimal 1 (satu) tahun dengan perhitungan lamanya bertugas dibagi dengan masa jabatan kali 5% dari laba sebelum di potong pajak setelah diaudit dari tahun sebelum tugasnya berakhir dan atau minimum 1 (satu) bulan gaji terakhir.

Paragraf 9 Pemberhentian Direksi

Pasal 43

(1)Direksi berhenti karena : a. masa jabatannya berakhir; b. mengundurkan diri;

(27)

(2) Direksi dapat diberhentikan melalui RUPS, karena : a. permintaan sendiri;

b. alih tugas jabatan/reorganisasi;

c. melakukan tindakan yang merugikan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang;

d. melakukan tindakan yang bersikap bertentangan dengan kepentingan Pemerintah atau Negara;

e. sesuatu hal yang mengakibatkan ia tidak dapat melaksanakan tugasnya secara wajar; f. tidak memenuhi syarat sebagai Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Pasal 44

(1)Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)

huruf b, c, dan d, diberhentikan sementara oleh Bupati atas usul Dewan Komisaris.

(2)Bupati memberitahukan secara tertulis pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) kepada yang bersangkutan disertai alasan-alasannya.

Pasal 45

(1)Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) Dewan

Komisaris belum melakukan persidangan, maka keputusan tentang pemberhentian sementara kepada yang bersangkutan dilakukan oleh Bupati.

(2)Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Anggota Direksi tidak

hadir tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, maka yang bersangkutan dianggap menerima keputusan yang ditetapkan oleh Dewan Komisaris.

(3)Keputusan Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan

Keputusan Bupati.

(4)Apabila perbuatan yang dilakukan Direksi merupakan tindakan pidana yang sudah

mempunyai kekuatan hukum tetap, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.

(28)

Pasal 46

(1)Direksi yang diberhentikan paling lambat 15 (limabelas) hari sejak diterimanya Keputusan

Bupati tentang pemberhentiannya, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Bupati.

(2)Apabila Direksi mengajukan keberatan terhadap pemberitahuan tersebut, paling lambat 2 (dua) bulan sejak diterimanya permohonan keberatan, Bupati harus sudah mengambil keputusan apakah menerima atau menolak permohonan keberatan dimaksud.

(3)Apabila dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) anggota Direksi tidak

mengajukan keberatan, Keputusan Bupati mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

(4)Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua), Bupati belum

mengambil keputusan terhadap permohonan keberatan, maka Keputusan Bupati tentang pemberhentian batal demi hukum dan yang bersangkutan dapat melaksanakan tugasnya kembali sebagaimana mestinya.

Bagian Ketiga

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)

Pasal 47

Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) mempunyai fungsi sebagai satuan kerja yang melakukan audit intern atas kinerja perseroan dan merupakan representasi kepentingan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

Pasal 48

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) mempunyai tugas :

a. melakukan pemeriksaan internal terkait kepatuhan terhadap prosedur dan mekanisme kerja sesuai yang ditetapkan Direksi (management audit);

b. melakukan pemeriksaan internal terhadap kepatuhan peraturan perundang-undangan tentang perbankan dan Peraturan Bank Indonesia;

c. melakukan pemeriksaan internal terhadap prosedur transaksi keuangan (financial audit); d. melakukan pemeriksaan internal terhadap risiko perbankan (risk audit);

(29)

Bagian Keempat Kepala Bagian Operasional

Pasal 49

Kepala Bagian Operasional mempunyai fungsi sebagai koordinator petugas operasional bank.

Pasal 50

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, Kepala Bagian Operasional mempunyai tugas :

a. mengkoordinir pelaksanaan operasional pada masing-masing petugas yang berada dibawah koordinasinya, yaitu Tabungan/Deposito, Kasir/Teller, Pembukuan, Customer Service (CSR) dan Umum;

b. mengkoordinir dan mengarahkan petugas yang terkait dengan pembuatan laporan baik laporan intern maupun laporan yang diwajibkan oleh Bank Indonesia, yaitu Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan Semester dan Laporan Tahunan;

c. menyimpan kunci kombinasi, membuka brankas utama dan seluruh isinya, memeriksa dokumen dan uang tunai yang disimpan;

d. memberikan persetujuan transaksi tunai dan non tunai yang menjadi kewenangannya;

e. memberikan laporan kepaa Direksi tentang semua kegiatan yang berada dibawah koordinasinya;

f. memberikan informasi tunggakan pembayaran angsuran kredit kepada bagian penagihan.

Paragraf 1

Petugas Tabungan/Deposito

Pasal 51

Petugas Tabungan/Deposito mempunyai tugas :

a. menyimpan semua berkas administrasi tabungan/deposito, seperti formulir permohonan pembukaan rekening, buku tabungan, bilyet deposito dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan bagiannya;

(30)

b. mencatat semua pemakaian berkas administrasi, seperti formulir permohonan pembukaan rekening, buku tabungan, bilyet deposito dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan bagiannya;

c. memberikan pelayanan kepada penabung/deposan yang akan menabung/menarik/ mencairkan deposito;

d. menghubungi deposan untuk mengkonfirmasi pencairan/perpanjangan deposito; e. menghitung biaya bunga/pajak atas bunga tabungan/deposito;

f. menghitung dan membuat laporan pembayaran fee dana pihak ketiga kepada Lembaga Penjamin Simpanan;

g. membuat laporan daftar nominative simpanan pihak ketiga untuk laporan Bank Indonesia; h. menghubungi nasabah dalam rangka pengkinian data.

Paragraf 2 Petugas Kasir/Teller

Pasal 52

Petugas Kasir/Teller mempunyai tugas :

a. membawa kunci, membuka dan menutup brankas;

b. membuat berita acara pembukaan dan perhitungan uang tunai; c. memberikan pelayanan terhadap setiap transaksi keuangan;

d. mencatat seluruh transaksi tunai, baik karena setoran Tabungan/Deposito, penarikan Tabungan, pencairan Deposito, Pencairan Kredit, Penerimaan Angsuran, dan transaksi tunai lainnya;

e. membuat laporan mutasi harian kas dan membuat berita acara pemeriksaan uang tunai (cash opname/cash count).

Paragraf 3

Petugas Pembukuan (Accounting)

Pasal 53

Petugas Pembukuan (Accounting) mempunyai tugas :

a. mencatat dalam buku besar (general ledger) seluruh aktivitas keuangan dan harta milik bank;

(31)

b. mencatat penempatan dana pada bank lain dan membukukan pendapatan bunga atas penempatan tersebut serta melakukan rekonsiliasi;

c. mencatat seluruh pendapatan bank, baik pendapatan bunga maupun pendapatan lainnya; d. mencatat seluruh biaya yang dikeluarkan oleh bank,baik karena biaya bunga dana pihak

ketiga maupun biaya operasional lainnya;

e. menghitung amortisasi atas inventaris bank dan membuat rekapitulasi laporan penyusutan harta bank;

f. menghitung Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) atas penempatan dana antar bank (PPAP Umum);

g. menghitung amortisasi terhadap biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh bank;

h. membuat laporan neraca harian, bulanan dan/atau tahunan beserta laporan neraca laba rugi; i. membuat laporan bulanan ke Bank Indonesia baik secara on line ke Bank Indonesia Pusat

maupun hard copy ke Bank Indonesia Surabaya;

j. melakukan pemeriksaan atas transaksi-transaksi non tunai yang dilakukan antar bank.

Paragraf 4

Petugas Customer Service (CSR)

Pasal 54

Petugas Customer Service (CSR) mempunyai tugas :

a. melaksanakan pelayanan nasabah baik penabung maupun debitur;

b. menjaga hubungan baik dengan nasabah individual dan lembaga dan instansi pemerintah.

Paragraf 5 Petugas Umum

Pasal 55

Petugas Umum mempunyai tugas :

a. menyiapkan sarana kantor dalam hal kebersihan kantor,kesiapan penerangan dan sumber daya listrik, sarana kendaraan operasional;

(32)

c. membuat daftar rincian harta dan inventaris yang dimiliki oleh bank; d. menyiapkan daftar presensi karyawan;

e. ikut menjaga kedisiplinan karyawan.

Bagian Kelima Kepala Bagian Pemasaran

Pasal 56

Kepala Bagian Pemasaran mempunyai fungsi sebagai koordinator petugas pemasaran produk-produk bank.

Pasal 57

Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Kepala Bagian Pemasaran mempunyai tugas :

a. mengkoordinir kegiatan pelaksanaan pemasaran produk BPR pada masing-masing petugas yang berada dibawah koordinasinya, yaitu Account Officer Funding (dana)/Lending (kredit), Remedial/ Penagihan, Administrasi Kredit dan Dokumentasi Kredit;

b. mengkoordinir dan mengarahkan perugas yang terkait dengan pemasaran produk-produk BPR;

c. memberikan rekomendasi permohonan kredit dan/atau persetujuan Kredit sesuai dengan batasan kewenangannya;

d. memberikan laporan kepada Direksi tentang semua kegiatan yang berada dibawah koordinasinya;

e. bertanggungjawab terhadap penanganan, penagihan dan penyelesaian kredit-kredit yang bermasalah.

(33)

Paragraf 1

Petugas Marketing Funding (Dana)/Lending (Kredit)

Pasal 58

Petugas Marketing Funding (Dana)/Lending (Kredit) mempunyai tugas :

a. memasarkan seluruh produk bank dalam rangka menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan/deposito dan menyalurkan dalam bentuk kredit sesuai dengan target yang dibebankan kepadanya;

b. membuat jadwal kunjungan kepada para nasabah;

c. menjaga hubungan yang baik antar bank dengan para nasabahnya, dengan melakukan kunjungan kepada para penabung/deposan;

d. melakukan survey dan membuat proposal atas permohonan kredit yang diajukan kepada bank untuk marketing kredit;

e. melakukan kunjungan kepada debitur dalam rangka melakukan monitoring terhadap kredit yang diberikan;

f. melakukan penagihan khusus kepada para debitur yang terlambat atau menunggak dalam pembayaran angsuran pokok dan/atau pembayaran bunga;

g. membuat laporan hasil penanganan terhadap kredit-kredit yang memiliki kolektibilitas kurang lancer sampai dengan macet.

Paragraf 2

Petugas Remidial/Penagihan

Pasal 59

Petugas Remidial/Penagihan mempunyai tugas :

a. membuat rekapitulasi tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga kepada bank; b. menghubungi debitur yang terlambat dalam membayar angsuran pokok dan/atau bunga; c. memberikan surat teguran dan atau surat peringatan kepada debitur sesuai dengan ketentuan

yang berlaku pada bank;

d. melakukan kunjangan (visiting) kepada debitur dalam rangka penyelesaian kredit bermasalah;

(34)

e. turut serta melakukan upaya hukum dalam penyelesaian kredit yang bermasalah; f. membawa kunci, membuka dan menutup brankas;

g. membuat berita acara pembukaan dan perhitungan uang tunai; h. memberikan pelayanan terhadap setiap transaksi keuangan;

i. mencatat seluruh transaksi tunai, baik karena setoran Tabungan/Deposito, penarikan Tabungan, pencairan Deposito, Pencairan Kredit, Penerimaan Angsuran, dan transaksi tunai lainnya;

j. membuat laporan mutasi harian kas dan membuat berita acara pemeriksaan uang tunai (cash opname/cash count).

Paragraf 3

Petugas Administrasi Kredit

Pasal 60

Petugas Administrasi Kredit mempunyai tugas :

a. meneliti berkas permohonan kredit dan data lainnya dalam rangka proses persetujuan kredit; b. meneliti berkas persetujuan kredit, rincian droping kredit, membuat perjanjian kredit dan

pengikatan baik ikatan di bawah tangan ataupun secara notaris akte;

c. membuat slip pengakuan pendapatan provisi, administrasi, pendapatan denda dan pendapatan lainnya yang berhubungan dengan kredit;

d. membuat daftar nominative kredit, laporan taksasi jaminan, laporan BMPK dan laporan lainnya yang berhubungan dengan kredit kepada Bank Indonesia;

e. menghitung Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) atas kredit yang disalurkan; f. membuat daftar tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga setiap hari dan melakukan

koordinasi bersama para marketing kredit;

g. memberikan surat peringatan dan teguran serta penarikan (eksekusi) terhadap debitur yang kreditnya bermasalah.

(35)

Paragraf 4

Petugas Dokumentasi Kredit

Pasal 61

Petugas Dokumentasi Kredit mempunyai tugas :

a. menyimpan semua berkas administrasi kredit, seperti formulir permohonan kredit, perjanjian kredit, FEO, jaminan (agunan) kredit dan berkas lainnya yang berhubungan dengan dokumentasi kredit kredit;

b. mengadministrasikan jaminan dengan mencatat pada buku register jaminan; c. bertanggung jawab terhadap penyimpanan seluruh dokumentasi kredit.

BAB VIII PEGAWAI

Bagian Kesatu Pengangkatan

Pasal 62

Yang berhak menetapkan pengangkatan, kenaikan pengkat, kenaikan gaji, kenaikan gaji berkala, pembinaan penghargaan, penjatuhan hukuman disiplin dan pemindahan serta pemberhentian pegawai adalah Direksi.

Pasal 63

(1) Syarat-syarat untuk dapat diangkat menjadi calon pegawai adalah : a. warga negara indonesia;

b. berkelakuan baik dan belum pernah dihukum;

c. mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang diperlukan; d. bukan anggota dari partai dan/atau organisasi terlarang;

e. dinyatakan sehat oleh Dokter yang ditunjuk oleh Direksi; f. belum melampaui batas umur 35 (tiga puluh lima) tahun; g. lulus ujian saringan.

(36)

(2) Pengangkatan Pegawai dilakukan setelah melampaui masa percobaan minimum 6 (enam) bulan dan maksimum 2 (dua) tahun, dengan ketentuan memenuhi Daftar Penilaian Kerja setiap unsur sekurang-kurangnya bernilai baik.

(3) Selama masa percobaan unsur yang dinilai meliputi : a. loyalitas;

b. kecakapan; c. kesehatan; d. kerjasama; e. kerajinan.

(4) Apabila pada akhir masa percobaan calon pegawai tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberhentikan tanpa uang pesangon.

(5) Apabila pada akhir percobaaan calon pegawai dinyatakan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diangkat sebagai pegawai

Pasal 64

(1) Apabila dipandang perlu Direksi dapat mengangkat tenaga honorer atau kontrak dengan pemberian honorarium yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

(2) Tenaga honorer atau kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak diperkenankan menduduki jabatan.

Pasal 65

(1) Pensiun Pegawai PT BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang yang mempunyai keahlian yang sangat diperlukan dapat diangkat menjadi pegawai bulanan untuk selama-lamanya 5 (lima) tahun.

(2) Pegawai bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan gaji bulanan minimal sebesar gaji pokok pada saat pensiun.

(3) Pengangkatan pegawai bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Direksi setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris.

(37)

Bagian Kedua

Pangkat dan Golongan Ruang

Pasal 66

Pangkat Pegawai di atas dalam golongan dan ruang yang susunannya sebagai berikut :

1. Pegawai Dasar Muda : Gol A Ruang 1;

2. Pegawai Dasar Muda I : Gol A Ruang 2;

3. Pegawai Dasar : Gol A Ruang 3;

4. Pegawai Dasar I : Gol A Ruang 4;

5. Pelaksana Muda : Gol B Ruang 1;

6. Pelaksana Muda I : Gol B Ruang 2;

7. Pelaksana : Gol B Ruang 3;

8. Pelaksana : Gol B Ruang 4;

9. Staf Muda : Gol C Ruang 1;

10. Staf Muda 1 : Gol C Ruang 2;

11. Staf : Gol C Ruang 3;

14. Staf 1 : Gol C Ruang 4;

13. Staf Madya : Gol D Ruang 1;

14. Staf Madya 1 : Gol D Ruang 2;

15. Staf Madya Utama : Gol D Ruang 3.

Pasal 67

Pangkat yang dapat diberikan untuk pengangkatan pertama adalah sebagai berikut : a. berijasah Sekolah Dasar dimulai dengan golongan ruang A/1;

b. berijasah Sekolah Lanjutan Pertama dimulai golongan ruang A/2; c. berijasah Sekolah Lanjutan Atas dimulai golongan ruang B/1; d. berijasah Sarjana Muda dimulai golongan ruang B/2;

e. berijasah S1 dimulai dengan golongan ruang C/1; f. berijasah S2 dimulai dengan golongan ruang C/2.

(38)

Bagian Ketiga Kenaikan Pangkat

Pasal 68

(1) Kenaikan pangkat pegawai ditetapkan pada periode Januari dan Juli setiap tahun. (2) Kenaikan pangkat pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :

a. kenaikan pangkat biasa; b. kenaikan pangkat pilihan; c. kenaikan pangkat penyesuaian; d. kenaikan pangkat istimewa; e. kenaikan pangkat pengabdian; f. kenaikan pangkat anumerta.

Pasal 69

(1) Kenaikan pangkat biasa dapat diberikan kepada pegawai yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan tanpa memperhatikan jabatan yang dipercaya.

(2) Maksimal kenaikan pangkat biasa yang dapat dicapai oleh seorang pegawai adalah sebagai berikut :

a. berijasah Sekolah Dasar, sampai dengan golongan maksimal B/I;

b. berijasah sekolah lanjutan pertama,sampai dengan golongan maksimal B/2; c. berijasah sekolah lanjutan tingkat atas, sampai dengan golongan maksimal C/1; d. berijasah sarjana muda,sampai dengan golongan maksimal C/2;

e. berijasah S1, sampai dengan golongan maksimal D/1; f. berijasah S2, sampai dengan golongan maksimal D/2.

(3) Kenaikan pangkat biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diberikan setiap kali setingkat lebih tinggi apabila :

a. telah 4 (empat) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

b. telah 5 (lima) tahun atau lebih dalam pangkat yang dimilikinya dan setiap unsur penilaian kerja sekurang-kurangnya bernilai cukup dalam 1 (satu) tahun terakhir.

(39)

Pasal 70

(1) Pegawai yang memiliki Tanda Tamat Belajar SLTA Kejuruan, menduduki pangkat Pelaksana Muda, golongan ruang B/1 diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Pelaksana Muda 1 dengan golongan ruang B/2.

(2) Pegawai yang memiliki ijasah Sarjana Muda/D3 Akademik, menduduki pangkat Pelaksana Muda 1 golongan Ruang B/2 diberikan pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Pelaksana dengan golongan ruang B/3.

(3) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), diberikan apabila :

a. telah 2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan unsur penilaian kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

b. telah 3 (tiga) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan hasil penilaian kerja rata-rata bernilai baik dengan ketentuan tidak ada unsur penilaian kerja yang bernilai kurang.

Pasal 71

(1) Kenaikan pangkat pilihan diberikan kepada pegawai yang memangku jabatan dan telah memenuhi syarat yang telah ditentukan.

(2) Kenaikan pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan.

(3) Kenaikan pangkat pilihan dilaksanakan setiap kali dengan kenaikan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :

a. telah 2 (dua) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan dengan hasil penilaian setiap unsur sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

b. telah 3 (tiga) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dan hasil penilaian kerja rata-rata bernilai baik tanpa nilai kurang selama 1 (satu) tahun terakhir.

Pasal 72

(1) Pegawai yang memangku jabatan dengan pangkat lebih rendah dari pangkat awal dari jenjang pangkat jabatan tersebut, setiap kali dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi, apabila :

a. sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun memangku jabatan dan telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir dengan hasil penilaian kerja setiap unsur bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir;

(40)

b. sekurang-kurangnya memangku jabatan dan telah 3 (tiga) tahun dalam pangkat terakhir, dengan hasil kerja penilaian bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir tanpa nilai kurang.

(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali.

Pasal 73

(1) Pegawai yang memperoleh Tanda Tamat Belajar atau ijasah dapat dinaikkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71.

(2) Penyesuaian pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), baru dapat dilaksanakan/ diberikan apabila :

a. yang bersangkutan diberi tugas yang memerlukan pengetahuan tugas yang memerlukan pengetahuan keahlian yang diperolehnya dalam pendidikan itu dan disesuaikan dengan kebutuhan;

b. sekurang-kurangnya 1 (satu) dalam pangkat terakhir dan hasil penilaian kerja rata-rata bernilai baik.

Pasal 74

Kenaikan pangkat istimewa diberikan kepada pegawai yang menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya atau menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Pasal 75

Pegawai yang menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya setiap kali dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :

a. menunjukkan prestasi kerja yang meyakinkan secara terus menerus selama 2 (dua) tahun terakhir, sehingga ia menjadi teladan bagi pegawai di lingkungannya;

b. telah 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir;

c. hasil penilaian kerja setiap unsur amat baik selama 2 (dua) tahun terakhir;

(41)

Pasal 76

(1) Pegawai yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi PT BPR Bakti Artha

Sejahtera Sampang dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir dan hasil penilaian kerja rata-rata bernilai baik tanpa

nilai kurang.

(2) Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak terikat pada jabatan dan ketentuan ujian dinas.

Pasal 77

Kepada pegawai yang akan memasuki masa pensiun diberikan kenaikan pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan ketentuan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir.

Pasal 78

Kepada pegawai yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugas diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi dari pangkat terakhir.

Bagian Keempat Hak-Hak Pegawai

Pasal 79

Setiap pegawai berhak atas gaji pokok, tunjangan-tunjangan dan penghasilan-penghasilan lainnya yang sah sesuai dengan pangkat, jenis pekerjaan dan tanggungjawabnya.

Pasal 80

(1) Pegawai berhak mendapat : a. Cuti tahunan;

(42)

c. Cuti kawin; d. Cuti bersalin; e. Cuti sakit;

f. Cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah haji; dan g. Cuti di luar tanggungan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera.

(2) Kepada pegawai yang melaksanakan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetap diberikan penghasilan penuh dari PT BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang, kecuali cuti diluar tanggungan PT BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang.

Pasal 81

Setiap pegawai berhak atas jaminan hari tua atau pensiun yang dananya dihimpun dari usaha PT. PBR Bakti Artha Sejahtera dan simpanan pegawai yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

Pasal 82

Gaji merupakan dasar perhitungan besarnya pensiun.

Pasal 83

(1) Kepada pegawai yang diangkat dalam pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, diberikan gaji pokok menurut ruang gaji yang ditentukan untuk pangkat tersebut.

(2) Pegawai dalam masa percobaan mendapat gaji sebesar 80 % (delapan puluh persen) dari gaji pokok.

Pasal 84

Pegawai yang beristri/bersuami diberi tunjangan istri/suami maksimal 10 % (sepuluh persen) dari gaji pokok dengan ketentuan apabila istri/suami dari pegawai berstatus sebagai Pegawai Negeri, maka tunjangan istri/suami dibebankan kepada salah satu diantara istri/suami.

(43)

Pasal 85

(1) Tunjangan anak diberikan kepada pegawai yang mempunyai anak berumur kurang dari 21 tahun dan belum mempunyai penghasilan sendiri serta belum nikah atau belum pernah nikah sebesar 5 % (lima persen) dari gaji pokok untuk tiap-tiap anak.

(2) Tunjangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diperpanjang sampai umur 25 tahun apabila anak tersebut masih bersekolah yang dibuktikan dengan surat keterangan dari sekolah yang bersangkutan.

(3) Tunjangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), diberikan sebanyak-banyaknya untuk 2 (dua) orang anak.

Pasal 86

Setiap akhir tahun setelah tutup buku, kepada pegawai diberikan Jasa Produksi yang besarnya tidak melebihi 5 (lima) kali gaji, yang pelaksanaannya ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan Bupati.

Pasal 87

(1) Kepada pegawai yang memiliki nilai rata-rata baik dalam Daftar Penilaian Kerja pegawai, diberikan kenaikan gaji berkala.

(2) Apabila yang bersangkutan belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka kenaikan gaji berkala ditunda selambat-lambatnya 2 (dua) tahun.

Pasal 88

(1) Penghasilan Pegawai terdiri dari atas gaji pokok ditambah tunjangan-tunjangan sebagai berikut :

a. tunjangan pangan; b. tunjangan kesehatan; c. tunjangan kemahalan.

(44)

(2) Pegawai beserta keluarganya yang menjadi tanggungan PT BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang, diberi tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi pengobatan dan atau perawatan di rumah sakit, klinik dan lain-lain yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

(3) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, diberikan berdasarkan hasil angka perkalian persentase tertentu dengan jumlah gaji untuk menyesuaikan dengan tingkat harga yang berlaku.

Pasal 89

Bagi yang menduduki jabatan disamping tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (1), juga diberikan :

a. tunjangan jabatan; b. tunjangan perumahan.

Bagian Kelima Santuan dan Penghargaan

Pasal 90

Kepada pegawai dapat diberikan santunan kematian, kecelakaan dan bantuan bencana alam yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

Pasal 91

Direksi memberikan penghargaan kepada :

a. Pegawai yang mempunyai masa kerja pada PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang terus menerus selama 15 tahun dan hasil penilaian kerja selama 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan nilai rata-rata baik Maksimal 5 (lima) kali penghasilan terakhir;

b. Direksi memberikan tanda jasa kepada pegawai yang telah menunjukkan prestasi luar biasa dan atau berjasa dalam pengembangan PT. BPR Bakti Artha Sejahtera Sampang sehingga dapat dijadikan teladan bagi pegawai lainnya, yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.

Referensi

Dokumen terkait

Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumber daya hayati, sumber daya nonhayati; sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan; sumber daya hayati

Berikut uraian hasil penelitian pada siklus 2 : Pada tahap persiapan dilakukan persiapan pembelajaran sebagai hasil refleksi pembelajaran siklus 1 yaitu menyiapkan Silabus

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan pemahaman SAP berbasis akrual berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman kerja, antara pegawai yang

Ini dilakukan dalam rangka menuju hari mangrove se-dunia serta di harapkan dengan program ini akan te- rahabilitasinya lahan-lahan kritis yang ada di Provinsi kepulauan

Beberapa faktor yang dikenal sebagai salah satu penentu dinamika kehidupan kota yang sangat tinggi yaitu faktor kependudukan dan faktor kegiatan penduduk yang dapat

a. Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan, dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya ramal yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mengidentifikasi jenis pangan dan satuan Ukur- an Rumah Tangga yang telah terdapat dalam Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), 2) Mem- buat

Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Tidak sah anak Adam (manusia) bernadzar dengan