• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

7 2.1 Produktivitas

2.1.1 Definisi Produktivitas

Produktivitas menurut Sinungan (2005) diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua masukan yang digunakan dalam melakukan kegiatan tersebut. Pada tingkat perusahaan, produktivitas digunakan sebagai sarana manajemen untuk menganalisis dan mendorong efisiensi produksi serta mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (input) dalam menghasilkan output

yang ditargetkan.

Sedangkan menurut Jääskeläinen (2009), meskipun definisi sederhana dari produktivitas (output / input), itu adalah konsep yang agak ambigu yang dapat dengan mudah bingung dengan konsep lain. Produktivitas erat berhubungan dengan konsep-konsep seperti kinerja operasional, yang mengacu pada efisiensi dan efektivitas proses bisnis, efisiensi, yang terkait dengan pemanfaatan sumber daya dan efektivitas, yang mengacu pada kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan atau sejauh mana diinginkan hasil yang dicapai, serta kinerja, karena produktivitas suatu organisasi dapat dilihat sebagai komponen kinerja. 2.1.2 Siklus Produktivitas

Menurut Sukaria (2012), produktivitas merupakan serangkaian kegiatan yang membentuk siklus yang terdiri dari empat fase kegiatan, yaitu fase pengukuran, fase evaluasi, fase perencanaan, dan fase perbaikan. Pengukuran produktivitas (measurement) terdiri dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi tentang variabel-variabel yang diklasifikasikan sebagai input dan ouput

yang dihasilkan dari input tersebut. Berdasarkan data dan informasi input dan

Output yang telah dikumpulkan lalu dihitung tingkat atau ukuran produktivitas yang dicapai oleh perusahaan dalam periode berjalan. Tingkat kinerja ini lalu dievaluasi dengan cara membandingkan tingkat produktivitas yang dicapai terhadap target atau tingkat produktivitas yang direncanakan (fase kedua). Fase evaluasi penting untuk mengidentifikasi masalah yang menyebabkan target tidak

(2)

tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian dilakukan perencanaan peningkatan produktivitas (fase ketiga). Rencana perbaikan yang telah disusun kemudian diimplementasikan untuk mendapatkan untuk menghasilkan perbaikan (improvement) produktivitas. Selanjutnya, pengukuran dilakukan kembali untuk mengetahui apakah perbaikan telah berhasil dilakukan atau tidak. Siklus ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pengukuran Produktivitas

Evaluasi Produktivitas

Perencanaan Produktivitas Peningkatan Produktivitas

Gambar 2.1 Daur Produktivitas (Sumber: Sinulingga, 2012)

2.1.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas

Menurut Gasperz (2000), terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, yaitu:

1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya tersebut.

2. Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.

4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang, dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas.

5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) antara

(3)

tingkat produktivitas yang direncanakan dan tingkat produktivitas aktual.

6. Pengukuran produktivitas terus-menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecendrungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

2.1.4 Syarat Pengukuran Produktivitas

Menurut Davin Bain (1982), syarat utama yang baru diikuti oleh setiap organisasi atau perusahaan dalam melakukan pengukuran produktivitas yang benar, yaitu:

1. Keabsahan (validity), adalah ukuran yang dapat menggambarkan perubahan tingkat produktivitas yang sebenarnya secara tepat.

2. Dapat dibandingkan (comparability).

Syarat utama dalam pengukuran tingkat produktivitas adalah ketersediaan data dan data yang tersedia harus dapat dibandingkan. Perbandingan dilakukan terhadap hasil pengukuran produktivitas di dalam periode yang berbeda.

3. Kelengkapan (completeness).

Keikutsertaan seluruh faktor yang berpengaruh baik dari segi masukan maupun keluaran akan memberikan ketelitian yang tinggi pada hasil pengukuran produktivitas.

4. Ketermasukan (Inclusiveness).

Pengukuran tingkat produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam fungsi-fungsi organisasi perusahaan.

5. Efektivitas Ongkos (Cost effectiveness).

Disamping manfaat yang diperoleh, usaha pengukuran tingkat produktivitas juga memerlukan ongkos di luar ongkos produksi. Agar ongkos yang dikeluarkan untuk kegiatan pengukuran tingkat produktivitas tidak mengurangi nilai manfaat yang dihasilkan, perlu dilakukan analisis rugi dalam fungsi pengukuran ini.

6. Tepat Waktu (Timeliness).

Agar informasi yang diperoleh dari pengukuran produktivitas berfungsi tepat guna maka periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

(4)

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Menurut Summanth (1984), berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas yaitu:

1. Investasi

Peningkatan modal yang diinvestasikan akan meningkatkan produktivitas yang diindikasikan dengan pangsa pasar yang tinggi, laju pengenalan produk yang rendah, utilisasi modal yang tinggi dan sebagainya.

2. Rasio modal/tenaga kerja

Terdapat hubungan erat antara produktivitas tenaga kerja dengan rasio modal/tenaga kerja. Menurunnya rasio antara modal investasi dengan tenaga kerja dan pertumbuhan jumlah modal investasi lebih lamban daripada pertumbuhan jumlah tenaga kerja, maka semakin banyak tenaga kerja yang tidak terserap di sektor-sektor industri yang mengakibatkan menurunnya produktivitas.

3. Utilisasi kapasitas

Utilisasi kapasitas (yaitu persentase waktu dimana pabrik dalam keadaan beroperasi) berkaitan erat dengan produktivitas tenaga kerja.

4. Umur pabrik dan perlengkapan

Peningkatan umur struktur maupun perlengkapan menandakan kurangnya modernisasi yang memadai. Umur pabrik dan peralatannya mempengaruhi tingkat kehandalan proses produksi dan secara langsung mempengaruhi tingkat produktivitas.

5. Manajemen

Turunnya produktivitas pada sebagian besar perusahaan adalah akibat peranan pihak manajemen yang tidak sesuai. Peranan pihak manajemen sangat penting dalam hal memotivasi pekerja, mendapatkan rasa hormat dan loyalitas dan mengembangun sistem pemberian imbalan yang sesuai. Pihak manajemen dapat juga menyebabkan berkurangnya produktivitas juga dikarenakan perencanaan dan penjadwalan kerja yang buruk, pemberian instruksi yang tidak jelas dan tidak tepat waktu kepada

(5)

pekerja, kurangnya pengawasan pada waktu-waktu mulai dan berhentinya pekerja.

2.1.6 Tiga Tipe Ukuran Produktivitas

Menurut Sukaria Sinulingga (2012), Ukuran produktivitas dikelompokkan atas tiga tipe yaitu produktivitas total (total productivity), produktivitas total-faktor (total factor productivity) dan produktivitas parsial (partial productivity).

1. Produktivitas Total

Produktivitas total adalah rasio total output atau keseluruhan faktor input yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dari pengertian di atas, produktivitas total mengukur pengaruh bersama (join impact) dari seluruh sumber daya produksi dalam menghasilkan output seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Input-Output Produktivitas (Sumber: Sinulingga, 2012) 2. Produktivitas Total Faktor

Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih (net output) terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Net

output dihitung sebagai total output yang dikurangi dengan jumlah bahan dan jasa yang dibeli.

3. Produktivitas Parsial

Produktivitas parsial ialah rasio output terhadap salah satu faktor input

(6)

mengukur hubungan antara jumlah output relatif terhadap jumlah faktor input tertentu yang digunakan. Jika rasio tersebut memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari periode ke periode berikutnya secara berkelanjutan maka dapat dikatakan pengelolaan faktor input tersebut dalam kegiatan produksi telah berjalan dengan baik. Karena faktor input

bermacam-macam maka didefinisikan satu per satu sebagai berikut:

a. b. c. d.

Formula di atas digunakan sebagai beberapa perhitungan dalam pengukuran produktivitas. Sedangkan faktor input pengukuran produktivitas secara umum yang dapat diikutsertakan menurut Sinungan (2014) terbagi menjadi delapan, yakni:

1. Manusia. 2. Modal.

3. Metode/Proses.

4. Lingkungan organisasi (internal). 5. Produksi.

6. Lingkungan negara (eksternal).

7. Lingkungan internasional maupun regional. 8. Umpan balik.

Manusia berperan sebagai tenaga kerja yang mencakup keahlian. Pengukuran masukan produktivitas dalam proses produksi, manusia berperan sebagai masukan tenaga kerja yang terdiri dari jumlah tenaga kerja, jumlah jam per orang, dan lainnya. Sedangkan pada masukan produksi dapat mencakup kuantitas jumlah bahan baku, bahan setengah jadi dan barang jadi.

2.1.7 Hubungan Produktivitas dengan Efisiensi dan Efektivitas

Dua aspek vital dari produktivitas dalam Tamtono (2008) adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi berkaitan dengan seberapa baik berbagai masukan itu

(7)

dikombinasikan atau bagaimana pekerjaan tersebut dilasanakan. Ini merupakan suatu kemampuan untuk bagaimana mendapatkan hasil yang lebih banyak dari jumlah masukan yang paling minimum. Hal ini berarti bagaimana mencapai suatu tingkat volume produksi tertentu yang berkualitas tinggi, dalam waktu yang singkat, dengan tingkat pemborosan yang lebih kecil dan sebagainya, Sedangkan efektivitas, berkaitan dengan apakah hasil-hasil yang diharapkan atau tingkat keluaran itu dicapai atau tidak.

Efisiensi juga berarti ”doing thing right”, mengerjakan sesuatu dengan benar,

sehingga sumber daya yang digunakan seminimal mungkin atau meminimasi pemborosan sumber daya yang ekonomis. Sedangkan efektivitas, persoalan utamanya adalah ”doing the right thing”, yang berorientasi pada output yang diinginkan. Secara umum, produktivitas dapat diartikan dengan pengukuran yang menyeluruh sampai sejauh mana organisasi dapat memenuhi beberapa kriteria berikut ini:

a. Tujuan (objective): sampai sejauh mana berhasil dicapai.

b. Efisiensi: bagaimana sumber daya yang ada dipergunakan seefektif mungkin untuk menghasilkan output yang berguna.

c. Efektivitas: perbandingan antara hasil yang telah dicapai dengan hasil yang mungkin dicapai.

d. Comparability: bagaimana kinerja produktivitas ini dicatat setiap waktu. 2.2 Metode Objective Matrix (OMAX)

James L. Riggs (1983) mengembangkan metode pengukuran produktivitas

Objectives Matrix (OMAX) berdasarkan pendapat bahwa produktivitas merupakan fungsi dari beberapa faktor kinerja yang berlainan. Konsep pengukuran ini merupakan penggabungan dari beberapa kriteria kinerja kelompok kerja ke dalam sebuah matriks. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa jalur khusus untuk perbaikan, juga memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap tujuan organisasi. Penggunaan OMAX oleh pihak manajemen dapat memudahkan dalam menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas. Pada akhirnya pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang akan menjadi tanggung jawabnya

(8)

berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria, dan dapat melakukan perbaikan produktivitas perusahaan.

Pengukuran dengan menggunakan OMAX adalah pengukuran substitusi atau pengganti. OMAX tidak hanya mengukur keluaran aktual barang atau jasa dari suatu input tetapi mengukur karakteristik produktivitas unit yang diukur. Adapun kelebihan dari model produktivitas OMAX antara lain:

1. Model OMAX fleksibel terhadap kriteria produktivitas yang diukur. 2. Model OMAX dapat mengukur tingkat produktivitas sampai bagian

terkecil dari unit proses, yang diwakili oleh kriteria dari unit proses yang diukur dan terkait langsung dengan kondisi perusahaan saat itu.

3. Model OMAX dapat mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting bagi kemajuan dan pertumbuhan perusahaan ke dalam suatu bentuk yang terpadu, saling terkait, dan mudah dikomunikasikan.

4. Model OMAX mengukur produktivitas parsial sekaligus dapat mengukur produktivitas total perusahaan.

5. Model OMAX mudah dipahami oleh perusahaan karena kesederhanaannya.

Beberapa keterbatasan metode ini, yaitu:

1. Tidak adanya suatu pola dalam penetapan kriteria.

2. Perhitungan cenderung menyajikan ukuran-ukuran parsial. 3. Mekanisme perhitungan kurang dapat dipahami secara umum. Pengukuran Produktivitas dengan metode OMAX

Adapun langkah-langkah pengukuran produktivitas dengan metode OMAX adalah:

1. Penetapan kriteria produktivitas. 2. Penetapan nilai rata-rata yang dicapai. 3. Penetapan sasaran akhir.

4. Penetapan bobot kriteria kinerja. 5. Pengukuran indikator pencapaian. 6. Pengukuran indeks produktivitas.

(9)

2.3 Traffic Light System

Menurut Astro Pambudi (2008), metode ini dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam memahami hasil kinerja perusahaan maka hasil pengukuran kinerja diwujudkan dalam bentuk traffic light system. Model tersebut menggunakan tiga warna yaitu merah, kuning dan hijau. Warna merah, kuning dan hijau didasarkan pada nilai realisasi dibandingkan target dengan memberikan nilai toleransi. Bila realisasi melebihi target maka diberi warna hijau, bila nilai realisasi dibawah target tapi masih dalam batas toleransi diberi warna kuning, sedangkan bila nilai realisasi di bawah target dan di luar batas toleransi diberi warna merah. Bentuk traffic light system sering dikombinasikan dengan tabel OMAX. Untuk level 0 sampai level 2 diberi warna merah, untuk level 3 sampai level 6 diberi warna kuning dan untuk level 7 sampai level 10 diberi warna hijau. 2.4 Fault Tree Analysis

Menurut Nikolaos (2007), Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu alat analisis yang membuat gabungan dari kesalahan atau kegagalan yang pasti terhadap suatu sistem. Teknik ini berguna untuk membuat atau menggambarkan dan menaksir kejadian dalam suatu sistem. Kejadian dapat normal atau tidak, akan tetapi urutan dan gabungannya sangat penting. FTA menunjukan kemungkinan-kemungkinan penyebab kegagalan sistem dari beberapa kejadian dan bermacam-macam masalah. FTA digunakan untuk reliability, maintainability, and safety analysis

yang digunakan pada tahun 1961 di Laboratorium Bell untuk mengevaluasi

minuteman launch control system untuk menghindari kelalaian yang tidak disengaja.

FTA memiliki keunggulan yakni mudah dibaca dan dimengerti. Fault tree analysis menggunakan dua simbol yaitu events dan gates. Terdapat tiga jenis atau macam tipe:

1. Primary event, dimana suatu kejadian utama adalah suatu langkah yang sedang dalam proses dan itu bisa gagal. Primary event dibagi menjadi tiga katagori yaitu:

a. Basic event, adalah kesalahan permulaan yang tidak memerlukan kejadian dibawah untuk menampilkan bagaimana terjadinya.

(10)

b. Undeveloped event, adalah kesalahan yang tidak memerlukan akibat signifikan atau tidak diperluas karena informasi yang tersedia tidak cukup.

c. External event, adalah kejadian normal yang diharapkan dan tidak mempertimbangkan suatu kesalahan.

2. Intermediated event, adalah hasil dari gabungan dari kesalahan-kesalahan yang beberapa diantaranya mungkin menjadi primary event.

Intermediated event ditempatkan pada pertengahan dari fault tree. Kejadian ini berbentuk persegi.

3. Expanded event, merupakan fault tree yang terpisah karena rumit. Untuk

fault tree yang baru expanded event merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan ditempatkan pada bagian atas dari fault tree.

2.4.1 Langkah-langkah FTA

Tujuan dari FTA adalah untuk menunjukkan kejadian yang berhubungan. Suatu model FTA disusun dan digambarkan dengan pedekatan dari atas ke bawah. Peristiwa yang utama merupakan top event ditempatkan paling atas. Basic event

adalah kejadian yang paling bawah dari kejadian-kejadian tersebut. Tujuh langkah dalam melakukan FTA yaitu:

1. Mengenal sistem tersebut.

2. Tentukan kejadian paling atas yaitu kejadian yang sering terjadi dan kadang-kadang disebut kejadian utama.

3. Tetapkan batasan FTA.

4. Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubungan satu dengan yang lain untuk kejadian yang paling atas.

5. Buat pohon kesalahan, mulai dari kejadian yang paling atas dan bekerja ke bawah.

6. Analisis pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara menghilangkan kejadian yang mengarah pada kegagalan.

7. Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan dan rencana kemungkinan berkenaan dengan kegagalan saat itu terjadi.

(11)

2.4.2 Simbol-simbol FTA

FTA menggunakan tiga tipe simbol yaitu:

1. Simbol-simbol utama dan simbol khusus dari FTA yang dapat dilihat pada Tabel 2.2. dan Tabel 2.3.

2. Simbol-simbol event dapat dilihat pada Tabel 2.4.

3. Simbol-simbol pemindahan dapat dilihat pada Tabel 2.5. Simbol segitiga transfer digunakan untuk membuat representasi FTA yang lebih baik, sehingga tidak terjadi pengulangan.

Tabel 2.1 Simbol-simbol Utama FTA

Simbol Grafik Nama Arti

OR Output dihasilkan jika

salah satu dari input ada AND Outputnya dihasilkan jika

semua input ada

(Sumber: Limnios, 2007)

Tabel 2.2 Simbol-simbol KhususFTA

Simbol Grafik Nama Arti

Exclusive OR

Outputnya dihasilkan jika salah satu atau hanya satu

input ada

Priority of Sequential

OF

Outputnya dihasilkan jika semua input ada dengan

satu perintah muncul IF

Outputnya dihasilkan jika semua input ada dan jika

kondisi C dibuktikan K-out-of-n combination

Outputnya dihasilkan jika

input K keluar dari n ada (1≤k≤n)

Matrix

Outputnya dihasilkan untuk input kombinasi

pasti

No

Outputnya dihasilkan ketika input tidak

dihasilkan

(12)

Tabel 2.3 Simbol-simbol Events FTA

Simbol Grafik Arti

Persegi panjang

Kejadian puncak atau menengah Lingkaran

Kejadian dasar utama Belah ketupat Tidak kejadian dasar Belah ketupat ganda Kejadian yang dipertimbangkan

dengan langkah dasar dan akan dianalisis selanjutnya

Rumah

Kejadian dipertimbangkan selama menjadi normal

(Sumber: Limnios, 2007)

Tabel 2.4 Simbol-simbol Pemindahan FTA

Simbol Grafik Arti

Pemindahan sama

Ketiga bagian seharusnya mengikuti, tidak ditandai, seperti diidentifikasi ke

bagian yang ditandai oleh simbol terakhir

Pemindahan mirip

Ketiga bagian seharusnya mengikuti, tidak ditandai, seperti yang mirip untuk

melakukan bagian yang ditandai oleh simbol terakhir

Identifikasi pemindahan Menilai sebuah segitiga yang identik

atau sama yang, tidak ringkasan lain (Sumber: Limnios, 2007)

Simbol dikatakan primary apabila semua input adalah peristiwa dasar. Contoh FTA dapat dilihat pada Gambar 2.3. di bawah ini:

(13)

Gambar 2.3 Fault Tree Analysis

(Sumber: Limnios, 2007) 2.4.3 Bagian Konstruksi

Konstruksi adalah kegiatan yang penting yang membutuhkan pengetahuan khusus tentang sistem yang dipelajari. Mengimplikasikan pengetahuan horizontal, dari sistem kompleks, melihat keberagaman dari berbagai ilmu terkait yang penting (fisika, kimia, elektronik, rekayasa pengendalian otomatis, ilmu komputer). Pengetahuan vertikal karena akurasi dari representasi kejadian yang tidak diinginkan, yang didefinisikan pada level dalam sistem melalui FT, tergantung pada definisi presisi dari hubungan logis diantara komponen yang berbeda dari sistem serta model kegagalan. Kerangka fault tree harus menjadi hasil dari penggabungan beberapa spesialis yang memahami realisasi dari sistem mulai dari perancang sampai operator yang menjalankan sistem.

Kerangka dimulai dari pendefinisian kejadian yang tidak diinginkan, yang disebut

top event. Kejadian ini diselesaikan dalam bentuk intermediate event.

Intermediate event ini terus dikembangkan hingga tidak ditemukan lagi solusi baru atau event ini tidak bisa dinilai lagi, kemungkinan terakhir ini digunakan kedalam data kuantitatif seperti probabilitas final event yang disebut basic event. Pendekatan umum untuk kerangka sitematis dari FT terdiri dari tiga fase yaitu

(14)

2.4.4 Cut Set Method

Cut set method menurut P.L. Clemens, 2002 adalah kombinasi pembentukan pohon kesalahan yang mana bila semua terjadi akan menyebabkan peristiwa puncak. Cut set digunakan untuk mengevaluasi diagram pohon kesalahan dan diperoleh dengan menggambarkan garis melalui blok dalam sistem untuk menunjukkan jumlah minimum blok gagal yang menyebabkan seluruh sistem gagal. Sebagai contoh bisa dilihat pada Gambar 2.4. Struktur Cut Set yang bersumber dari Nikolaus Limnios.

Gambar 2.4 Contoh Struktur Cut Set

(Sumber: Limnios, 2007)

Peristiwa A, B, dan C membentuk peristiwa T. peristiwa A, B, dan C disebut cut set. Namun bukan kombinasi peristiwa terkecil yang menyebabkan peristiwa puncak. Untuk mengetahuinya diperlukan minimal beberapa bentuk cut set. Minimal cut set ini adalah kombinasi peristiwa yang paling kecil yang membawa peristiwa yang sangat tidak diinginkan. Jika satu dari peristiwa-peristiwa dalam minimal cut set tidak terjadi, maka peristiwa puncak atau peristiwa yang tidak diinginkan tidak akan terjadi. Dengan kata lain minimal cut set merupakan akar penyebab yang paling terkecil berpotensial menyebabkan kecacatan (peristiwa puncak).

Suatu pohon kesalahan berisi batasan minimal cut set yaitu:

1. Minimal cut set menunjukan kegagalan tunggal memproduksi peristiwa yang tidak diinginkan (top event).

2. Minimal cut set menunjukkan kegagalan ganda yang mana jika kejadian terjadi secara simultan atau bersamaan dan menyebabkan peristiwa tidak diinginkan.

(15)

Beberapa langkah membentuk cut set yaitu:

1. Semua unsur-unsur pohon diabaikan kecuali pembentukan dasar.

2. Permulaan dengan seketika dibawah puncak, menugaskan masing-masing gerbang dan pembentukan penyebab dasar.

3. Peristiwa puncak mengarah ke bawah membangun matrik menggunakan nomor dan huruf. Huruf mewakili gerbang peristiwa puncak menjadi masukan matriks awal. Sebagai konstruksi maju:

a. Nomor untuk masing-masing gerbang AND dengan nomor untuk semua gerbang yang disebut masukan. Secara horizontal dalam matriks berbisnis.

b. Nomor-nomor untuk masing-masing gerbang OR dipindahkan dengan semua gerbang yang dimaksudkan. Menanjang vertical dalam matriks kolom. Masing-masing gerbang OR dibentuk baris berganti harus pada berisi semua masukan lain diberi sinduk asli.

4. Hasil matriks akhir, hanya menghasilkan angka-angka mewakili pembentukan. Masing-masing baris dan matriks ini adalah cut setBoolean

dengan pemeriksaan, menghapuskan baris manapun yang berisi semua unsur-unsur yang ditemukan dalam baris lebih sedikit. Unsur-unsur berlebihan dihapuskan didalam baris dan baris lain. Baris yang sisanya adalah minimal cut set. Contoh Pembentukan Cut Set yang bersumber dari

Nikolaos Limnios dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Contoh Pembentukan Cut Set

Gambar

Gambar 2.1 Daur Produktivitas  (Sumber: Sinulingga, 2012)
Gambar 2.2 Input-Output Produktivitas  (Sumber: Sinulingga, 2012)  2.  Produktivitas Total Faktor
Tabel 2.1 Simbol-simbol Utama FTA
Tabel 2.3 Simbol-simbol Events FTA
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ke-2 dan ke-4 setelah perlakuan tidak ada pengaruh nyata senyawa KCN terhadap kandungan gula-gula pereduksi buah pisang kepok. Hal ini

Beberapa permasalahan yang menyebabkan sulitnya siswa memperoleh hasil belajar yang baik pada mata pelajaran kimia antara lain, ilmu kimia banyak memiliki konsep-konsep

Novianto, A., 2014, Studi Mekanisme Hepatoprotektif Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Ekstrak Meniran (Phyllantus niruri Linn.) pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol,

Dalam 5 tabung reaksi diisi 5 cairan yang berbeda dan masing-masing cairan ditambah 3 tetes larutan molisch dan kemudian diulang kembali pengujian dengan menggunakan

Strategi Pengembangan Daya Saing Produk Sentra Kerajinan Purun Hasil Pertanian Lahan Basah di Kalimantan Selatan 30.000.000,00 111. Muhammad Kusasi, M.Pd Keguruan & Ilmu

'4. /indakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk masalah personal hygiene yang kurang pada klien D& meliputi*. a. &emotong kuku klien sampai pendek   b.

Hasil penelitian Formulasi Kompos Kirinyuh Azolla dengan Penambahan Pupuk P dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pare (Momordica charantia. L)

1) Layanan Laundry berbasis website dapat memudahkan setiap pekerjaan para karyawan yaitu memudahkannya dalam mengurus data para pelanggan, informasi mengenai para