• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BISNIS KAWASAN PETERNAKAN KABUPATEN SUBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL BISNIS KAWASAN PETERNAKAN KABUPATEN SUBANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

36

MODEL BISNIS KAWASAN PETERNAKAN

KABUPATEN SUBANG

Ferdi Fathurohman1)

1)Program Studi Agroindustri, Politeknik Negeri Subang,

Jl. Arief Rahman Hakim, No.8 Cigadung, Subang; ferdifathurohman@polsub.ac.id

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model bisnis canvas yang terdiri dari sembilan elemen dan memetakan bagaimana strategi yang digunakan untuk peningkatan dan pengembangan bisnis kawasan peternakan Kabupaten Subang. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif studi kasus. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif dengan sequential exploratory design. pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan menyebarkan kuisioner kepada para peternak dan kelembagaan di kawasan peternakan. Hasil yang diperoleh dimana model bisnis dikatakan sudah baik jika ditinjau dari sembilan elemen menurut konsep business model canvas. Penelitian ini menemukan bahwa kekuatan kawasan peternakan adalah pada kategori tinggi. Peluang sangat tinggi pada segmen pelanggan dan ancaman tinggi pada value propositions. Maka dari itu, kawasan peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang disarankan untuk melakukan pengembangan bisnis dengan cara; menambah segmen pelanggan yaitu kalangan rumah makan, DKM mesjid dan perusahaan besar, meningkatkan value proposition dengan membuka kios daging dan membuka usaha olahan daging, membuat website, melakukan konsinyasi dengan beberapa sales points dan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan mencari freelance web developer.

Kata Kunci. Kawasan Peternakan, Model Bisnis Canvas, Strategi Pengembangan

Abstract. The purpose of this research is to identify the canvas business model consisting of nine elements and mapping out the strategies used to improve and develop the business area of Kabupaten Subang. This research type is descriptive research case study. The method used is qualitative and quantitative method with sequential exploratory design. data collection was done by in-depth interviews, observations and spreading questionnaires to farmers and institutional farms. The results obtained where the business model is said to have been good if viewed from the nine elements according to the concept of business model canvas. This study found that the strength of the livestock area is in the high category. Opportunities are very high on the customer segment and high threats on value propositions. Therefore, the area of farms Cinagarabogo Kabupaten Subang suggested to do business development by way of; increase the customer segment, restaurants, mosques and large corporations, increase the value proposition by opening meat kiosks and opening meat-making businesses, creating websites, doing consignment with some sales points and collaborating with universities and looking for freelance web developers.

Keyword: livestock area, Canvas Business Model, Development Strategy

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

(2)

37

Pengembangan ternak sapi potong secara kuantitas telah memberikan dampak yang

sangat nyata terhadap peningkatan

pendapatan masyarakat dalam

memperbaiki kesejahteraannya.

Pengembangan yang masih bertumpu

pada kekuatan peternakan rakyat

menjadikan usaha ini pada umumnya masih dikelola secara tradisional. Tujuan pemeliharaan yang masih sebagai usaha

sampingan dari kegiatan bertani

menyebabkan permintaan pasar belum menjadi pertimbangan utama usaha peternakan. Dalam kondisi tersebut sangat sulit mendorong masyarakat untuk mencapai skala usaha yang ekonomis dalam usaha peternakan (Fathurohman, 2016)

Perkembangan peternakan terutama

dalam sapi potong telah dilakukan secara turun temurun dan memperlihatkan perkembangan yang cukup baik termasuk di kelompok-kelompok. Pada umumnya masyarakat memiliki ternak terutama ternak domba dan ternak sapi potong dengan motif pemeliharaan sebagai usaha sampingan dan untuk tabungan, hal ini sangat memungkinkan karena kondisi alam, ketersediaan rumput dan perhatian

dari pemerintah setempat untuk

berkembangnya ternak sapi potong sangat mendukung.

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pertanian pada tahun 2015

mengeluarkan program kawasan

peternakan dengan nama Sentra

Peternakan Rakyat atau biasa dikenal dengan istilah SPR. SPR merupakan perkumpulan peternak rakyat dengan

tujuan mewujudkan peternak yang

bedaulat (Dirjen PKH, 2015). SPR sudah

terbentuk kurang lebih 2 tahun. Sudah banyak program yang dilaksanakan oleh SPR mulai dari pembenahan administrasi

kelompok, pelatihan-pelatihan serta

pendampingan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun pada tahun 2017 program bantuan dari pemerintah pusat untuk SPR tidak lagi diberikan sehingga program-program yang tadinya sudah berjalan menjadi kurang efektif.

Salah satu kawasan peternakan di Indonesia adalah kawasan peternakan

Cinagarabogo Kabupaten Subang.

Selama kurang lebih 2 tahun menjalankan usaha kawasan peternakan melakukan penjualan melalui offline dan juga online. Menurut informasi yang diperoleh dari kelompok ternak yang tergabung dalam kawasan, persaingan dalam peternakan semakin ketat, sehingga peternak terus

berusaha untuk bertahan bahkan

berkembang. Banyak organisasi yang tumbuh pesat karena dapat menciptakan model bisnis yang tepat. Business model canvas (BMC) berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit menjadi sederhana (Fathurohman, 2016)

1.2. Tujuan

Penggunaan model bisnis yang

sederhana, mendorong sebanyak

mungkin peternak untuk ikut terlibat dalam pengembangan model bisnis perusahaan. Berdasarkan penjelasan yang telah diungkapkan dan jika dikaitkan dengan konsep BMC, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Memetakan kondisi model bisnis

(3)

38

Subang yang sedang berjalan.

2. Mengevaluasi model bisnis

kawasan peternakan Kabupaten Subang dengan menggunakan analisis strengths, weaknesess,

opportunities, dan threats

(SWOT).

3. Merekomendasikan rancangan

model bisnis baru sebagai

pengembangan usaha Kawasan

Peternakan Kabupaten Subang.

1.3. Tinjauan Pustaka

The business model canvas didefinisikan

sebagai “A shared language for

describing, visualizing, assessing, and changing business model” (Osterwalder, 2010) yakni sebuah bahasa untuk melukiskan, menvisualisasikan, menilai dan merubah model bisnis. BMC

digambarkan dengan sembilan building

blocks yang menunjukan bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang:

a. Customer segments

menggambarkan sekelompok

orang atau organisasi yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan.

b. Value propositions adalah alasan mengapa pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain.

c. Channels menggambarkan

bagaimana perusahaan

berkomunikasi dan menjangkau

customer segments untuk

menyampaikan value propositions.

d. Customer relationships

menggambarkan tipe hubungan yang perusahaan bangun dengan customer segments tertentu.

e. Revenue streams menggambarkan uang yang dihasilkan perusahaan

dari setiap customer segments.

f. Key resources menggambarkan

aset- aset terpenting yang

diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berjalan.

g. Key activities menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat berjalan.

h. Key partnerships menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat berjalan.

i. Cost structure menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan

untuk mengoperasikan model

bisnis.

Menurut (Fathurohman, 2016) dan untuk medesain BMC, kita bisa mengikuti tiga langkah berikut ini:

1. Potret atau petakan model bisnis

saat ini. Potret pada sembilan elemen bisnis model, didasarkan atas kondisi bisnis yang sebenarnya terjadi.

2. Lakukan analisis SWOT. Analisis

ini dilakukan pada masing-masing elemen.

3. Lakukan penyempurnaan model

bisnis dan atau buat prototype. Hasil

analisis SWOT kemudian

digunakan untuk dua jenis tujuan. Yang pertama menyempurnakan model bisnis dan yang kedua

melahirkan prototype model bisnis

yang baru.

2. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian deksriptif. Metode yang

(4)

39

kualitatif dan metode kuantitatif dengan

sequential exploratory design.

Data kualitatif dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data kuantitatif menggunakan kuesioner yang berupa analisis SWOT untuk mengevaluasi model bisnis.

Objek atau tempat penelitian yang dipilih adalah kawasan peternakan Kabupaten

Subang Cinagarabogo (Kecamatan

Cipunagara dan Kecamatan Cibogo). Responden dari pihak internal peternak

yang diwawancarai yaitu anggota

kelompok dan pengurus kelompok yang terdiri dari unsur Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Sedangkang Pihak eksternal peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada 40 pelanggan dan stake holder Kawasan Peternakan Cinagarabogo. Hal ini dilakukan untuk memeriksa jawaban responden yang merupakan pihak internal dan membandingkan dengan persepsi dari pelanggan atau stake

holder sebagai pihak eksternal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah purposive

sampling di mana pengambilan sampel sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini menggunakan BMC

sebagai alat untuk pemetaan kondisi implementasi model bisnis perusahaan, serta mengusulkan rancangan model bisnis yang baru. Penilaian dari analisis SWOT menggunakan garis kontinum yang dibuat kategori sehingga dapat membantu dalam membuat usulan model bisnis yang baru.

3. Hasil dan Pembahasan

Berikut ini merupakan gambaran hasil evaluasi penilaian SWOT Kawasan Peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang dan sembilan building blocks di kawasan berdasarkan data yang telah

dikumpulkan disertai dengan hasil

pembahasan menuruk block yang sesuai: Tabel. 1 Hasil Evaluasi Penilaian SWOT Kawasan Peternakan Cinagarabogo

9 Building Blocks Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Ancama (Threats) Customer Segments 9,51 = Sangat Tinggi 2,53 = Sangat Rendah 9,67 = Sangat Tinggi 6,00 = Cukup

Value Propositions 9,00 = Sangat Tinggi 3,25 = Sangat Rendah 7,50 = Tinggi 8,00 = Sangat Tinggi

Channels 9,20 = Sangat Tinggi 3,00 = Sangat Rendah 9,00 = Sangat Tinggi 5,00 = Rendah

Customer Relationships

8,25 = Tinggi 4,00 = Rendah 6,50 = Cukup 2,00 = Sangat Rendah

Revenue Streams 7,00 = Tinggi 4,00 = Rendah 6,60 = Cukup 5,50 = Cukup

Key Resources 9,51 = Sangat Tinggi 2,90 = Sangat Rendah 6,50 = Cukup 7,00 = Tinggi

Key Activities 8,00 = Tinggi 5,00 = Rendah 8,00 = Tinggi 3,50 = Sangat Rendah

Key Partnerships 8,70 = Sangat Tinggi 3,50 = Sangat Rendah 6,00 = Cukup 4,00 = Rendah

Cost Structure 8,75 = Sangat Tinggi 3,25 = Sangat Rendah 6,00 = Cukup 4,00 = Rendah

KP Periusahaan Pengiriman, Pemasok bibit ternak, Bandar Ternak, KA Produksi, Promosi, Penjualan, Pengiriman Maintaning dan pembaharuan website VP

Produk: Sapi bakalan, sapi indukan, anak sapi,

produk olahan, pupuk, pakan jadi dan bahan pakan, membuka kios daging, membuka usaha

olahan daging

CR

Personal communications:

SMS, dan whatsapp

Discount dan event,

Majalah dan Koran, Informasi di website. CS Peternakan dikelompok lain, Pedagang daging, Kelompok pertanian, Pengadaan pemerintah

(5)

40 Mitra Konsinyasi Perguruan Tinggi Freelance web developer KR

Alat produksi, alat pengolahan dan bahan

pakan, Modal pribadi kolompok, bantuan pemerintah, dan

pinjaman bank 20 kelompok ternak, 430

anggota dan pengurus

Brand kawasan peternakan Cinagarabogo

Kebijakan penukaran apabila tidak sesuai

Jaminan Kualitas Harga Terjangkau Konsep pemberdayaan masyarakat Kemitraan dengan perusahaan CH Offline: Kandang peternak, secretariat SPR dan Rumah Potong Hewan,

kios konsinyasi Online: Facebook, website Rumah makan DKM masjid Perusahaan besar C$ Value-driven

Penghasilan peternak, produksi, transportasi, promosi

Upah Freelance web developer

R$ Direct sale

Pendapatan dari penjualan konsinyasi

Gambar. 1. Model Bisnis dan Rekomendasi Model Bisnis Kawasan Peternakan

a. Customer Segments

Segmen pelanggan yang dibidik kawasan

peternakan Cinagarabogo adalah

kalangan kelompok lain, pedagang daging, kelompok pertanian, pengadaan pemerintah, rumah makan dan DKM masjid. Kawasan menganggap segmen tersebut adalah segmen pelanggan yang paling penting.

Di sini letak kelemahan kawasan, sasaran

pelanggan adalah kelompok yang

cenderung belum memiliki keuntungan yang baik dan masih bergantung kepada bantuan pemerintah.

Namun kawasan memiliki peluang untuk memanfaatkan pasar yang semakin berkembang. Hal ini dibuktikan dengan peminat sepatu sapi bakalan dan indukan yang selalu tumbuh, jadi memungkinkan

bagi kawasan melayani segmen

pelanggan yang baru.

Customer segments termasuk kedalam

tipe segmented. Kawasan sulit untuk

menaikan harga produk, maka dari itu dapat disiasati dengan memperluas segmen pelanggan dengan membidik kalangan rumah makan dan perhotelan.

Kalangan ini umumnya memiliki kesadaran akan pentingnya kualitas dan

keberlanjutan untuk menjaga

kepercayaan pelanggan, serta didukung oleh kemampuan finansial karena rumah makan dan perhotelan sudah memiliki finansial yang jelas.

b. Value Propositions

Jenis Value propositions merupakan nilai

yang ditawarkan kawasan kepada

pelanggannya. Jenis produk yang

ditawarkan diantaranya seperti Sapi bakalan, sapi indukan, anak sapi, produk olahan, pupuk, pakan jadi dan bahan pakan.

Kawasan memiliki kelebihan pada layanan kebijakan penukaran apabila tidak sesuai dengan yang dipesan, layanan harga terjangkau yaitu kebijakan harga yang tidak lebih tinggi dari harga

pasaran, konsep pemberdayaan

masyarakat dimana selain usaha atau

bisnis kawasan menjual konsep

pemberdayaan masyarakat untuk lebih

berkembang, kemitraan dengan

perusahaan besar yaitu dimana penitipan sapi indukan impor di

(6)

kelompok-41

kelompok anggota kawasan.

Value propositions kawasan termasuk ke dalam kategori sangat tinggi, karena nilai yang ditawarkan sudah sesuai dengan

kebutuhan pelanggan dan mampu

memuaskan pelanggan. Namun,

kelemahan yang terdapat di perusahaan adalah ketidakjelasan pada layanan pasca penjualan dimana tidak adanya orang atau petugas sebagai quality control. Peluang yang dapat dimanfaatkan dengan cara melengkapi atau menambahkan kebutuhan yang sudah ada. Ancaman yang dihadapi perusahaan termasuk

dalam kategori tinggi. Hal ini

dikarenakan banyak pesaing atau

perusahaan yang lebih besar yang menawarkan produk sejenis dengan harga atau penawaran yang lebih menarik dan memungkinkan bagi pelanggan untuk

berpindah untuk membeli produk

pesaing.

Kawasan masih memiliki peluang yaitu

melengkapi atau menambahkan

penawaran yang sudah ada. Kawasan dapat menambah jenis produk yang diproduksi, seperti makanan turunan dari daging sapi maupun membuka kios daging di pasar. Selain itu, kawasan harus memperjelas layanan pasca penjualan yang ditawarkan di antaranya kebijakan penukaran produk apabila tidak sesuai dengan yang diingkan oleh pembeli. Akan lebih baik apabila kawasan segera menetapkan syarat dan ketentuan untuk menggunakan layanan tersebut, lalu dikomunikasikan ke pelanggan melalui saluran penjualan perusahaan.

c. Channels

Kawasan menggunakan saluran secara

online dan offline, Untuk saluran online

yang digunakan adalah facebook. Untuk

saluran penjualan offline, perusahaan

memiliki workshop yang terletak di

beberapa kelompok dan di sekretariat SPR Cinagarabogo Desa Padamulya, Kecamtan Cipunagara selain itu juga di Rumah Potong Hewan Pagaden. Selain

workshop, perusahaan juga mengikuti

acara pameran produk.

Kekuatan saluran penjualan perusahaan ada pada saluran online yang dirasa sudah efektif, efisien dan sesuai dengan segmen

pelanggan. Sedangkan, kelemahan

perusahaan terdapat pada lokasi

workshop yang kurang strategi dan sulit dijangkau.

Kawasan belum mempunyai Website.

kawasan dapat menggunakan jasa

perguruan tinggi atai freelance website developer, namun harus diperhatikan kerjasama yang terjalin harus ada kontrak dan perjanjian tertulis sesuai kesepakatan bersama. Manfaat yang didapatkan

kawasan dengan menggunakan website

diantaranya: (a) dapat dijadikan katalog

online sehingga memudahkan pengguna untuk melihat produk, (b) mudah dicari di mesin pencari dengan mengaplikasikan

search engine optimization (SEO), (c)

navigasi dalam website lebih mudah

sehingga pengguna merasa nyaman, (d) dapat memperjelas informasi baik produk dan layanan, dan pemesanan bisa

dilakukan di website sehingga

mempermudah proses pembelian.

d. Customer Relationships

Kawasan telah menggunakan beberapa

cara menjalin hubungan dengan

pelanggan untuk mempertahankan

(7)

42

jejaring media sosial. Untuk personal

communications, perusahaan menggunakan layanan pesan singkat dan whatsapp. Untuk menarik perhatian pelanggan, kawasan juga memberikan promosi diantaranya discount, event, dan pemasaran di media cetak

Kekuatan yang dimiliki kawasan adalah kemampuan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan stake holder

dari pelayanan yang diberikan.

Sedangkan kelemahan perusahaan adalah tidak mengikat pelanggan melalui biaya perpindahan yang tinggi. Peluang untuk

meningkatkan hubungan dengan

pelanggan termasuk dalam kategori cukup dan ancaman terhadap hubungan yang terjalin dengan pelanggan tergolong rendah.

Hubungan yang terjalin antara kawasan dan pelanggan adalah hubungan jual-beli yang termasuk kedalam kategori tipe

hubungan personal assistance.

Hubungan yang berjalan adalah

pelanggan dapat berinteraksi dan

berkomunikasi langsung dengan petugas penjualan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau proses pembelian selesai. Dengan menggunakan

website, kawasan dapat mengkomunikasikan kelebihan layanan yang ditawarkan, karena selama ini

pelanggan online tidak mendapatkan

informasi yang cukup jelas mengenai

layanan yang ada. Kawasan dapat

mengedukasi pelanggan dengan

memberikan pengetahuan di balik proses

produksi. Diinformasikan mengenai

value yang sudah dibayarkan dan dapat dinikmati pelanggan. Gunakan media ini untuk menjual cerita atau kisah dibalik

proses produksi maupun proses

pemeliharaan, bisa melalui tulisan atau video.

e. Revenue Streams

Kawasan memperoleh pemasukan dari penjualan produk yaitu penjualan Sapi bakalan, sapi indukan, anak sapi, produk olahan, pupuk, pakan jadi dan bahan

pakan melalui penjualan online,

pameran, dan workshop. Penetapan harga

produk di kawasan ditentukan dari biaya produksinya, dilihat dari harga bahan baku, kelangkaan bahan baku, serta jenis pelanggan apakan pelanggan rutuin atau

pelanggan temporari. Kelemahan

kawasan adalah hanya bergantung pada pendapatan penjualan produk secara

langsung kepada konsumen. Ada

peluang untuk menambah atau

menciptakan sumber pendapatan.

Kawasan dapat menambah aliran

pendapatan dari konsinyasi. Jika

menerapkan kerjasama konsinyasi

perputaran uang akan lebih cepat dan pendapatan tidak terfokus pada satu bandar saja.

f. Key Resources

Aset fisik yang dibutuhkan adalah

perkandangan dan peralatan untuk

produksi. Peralatan yang kecil untuk pengolahan pakan dan pengambilan

pakan peternak membawa sendiri.

Kawasan hanya menyediakan alat produksi yang besar seperti copper, mixer dll dan bahan-bahan seperti bakteri pengurai, tetes tebu. Sumber dana awalnya dari dana kelompok, kemudian berkembang bantuan dari pemerintah dan pinjaman dari perbankan dan CSR perusahaan.

(8)

43

Sumber daya manusia, kawasan

memiliki 430 orang peternak yang tersebar di 20 kelompok, sedangkan untuk mengurus urusan manajerial ditangani oleh 9 pengurus kawasan yang biasa disebut Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT) dan 1 orang manajer teknis. Untuk sumber daya intelektual

dalam proses penerapan teknologi

kawasan bekerjasama dengan IPB dan Universitas Padjadjaran.

Kawasan mampu memaksimalkan

kekuatan yang dimiliki. Namun masih terdapat kelemahan yaitu keterbatasan sumber modal dan sapi indukan yang berkualitas sulit ditemukan. Kesempatan

untuk memanfaatkan peluang dari

sumber daya yang digunakan termasuk kedalam kategori rendah.

Ancaman terhadap sumber daya kawasan termasuk dalam kategori tinggi, hal ini

dikarenakan kawasan menghadapi

perusahaan besar dimana harga yang

ditawarkan oleh perusahaan besar

cenderung lebih rendah dan

menggunakan sapi impor dan ancaman terhadap sumber daya yang digunakan, misalnya peternak yang beralih profesi menjadi tenaga buruh pabrik.

Memotivasi peternak, kawasan dapat

menunjukan ungkapan pengakuan

kepada peternak di antaranya;

 beberapa orang termotivasi oleh

kesempatan untuk mendapatkan nama mereka terpajang di dinding, memasang poster dengan foto pegawai dengan tema seperti

karyawan yang paling rajin,

karyawan yang mencapai target, tingkat absen, ketepatan tanpa

terlambat, minimnya atau tidak ada kesalahan kerja,

 berikan kejutaan seperti hadiah

kecil atau tiket rekreasi keluarga,

 mengadakan acara internal

kawasan yang mempererat

hubungan antar peternak,

 bangun suasana kekeluargaan dan

kenyamanan,

 berikan bonus secara adil, yaitu

berdasarkan performa dari setiap peternak.

g. Key Activities

Kawasan memberikan pelayanan yang ramah untuk memuaskan pelanggannya. Aktivitas untuk menjangkau pelanggan di antaranya promosi setiap hari, setiap ada

stock menumpuk di workshop kawasan akan membuat potongan harga kepada pelanggan tetap. Aktivitas menjaga

hubungan dengan pelanggan, keep

contact dan meminta feedback dari pelanggan. Aktivitas untuk mendapatkan pendapatan, kawasan selalu siap sedia produk.

Aktivitas kawasan termasuk dalam kategori tinggi, belum sempurna karena aktivitas produksi yang mudah ditiru oleh

kelompok lain. Peluang untuk

meningkatkan aktivitas kunci di

perusahaan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Kawasan dapat membuat standarisasi pada aktivitas utama, dan

didukung oleh kehadiran information

technology (IT) untuk dapat meningkatkan efisiensi kawasan.

Aktivitas yang terjadi di kawasan

termasuk dalam kategori production.

Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan, dan penyampaian produk dalam jumlah besar dan atau kualitas

(9)

44

unggul. Hadirnya website, kawasan juga

harus menyiapkan bagaimana

maintaining dan update isi dari website.

Hal ini bisa diserahkan dan didiskusikan

dengan freelance website developer.

h. Key Partnerships

Hubungan dengan pihak luar

diantaranya dengan penyedia jasa pengiriman sapi, perusahaan pemasaok bibit sapi dan pembeli atau Bandar sapi. Kawasan melakukan pembelian bibit atau bakalan dan bahan baku sendiri dengan mendatangi tokonya atau penyedia. Sedangkan untuk

packaging ada pemasok yang sama langganan serta untuk uji sampel bekerjasama denga Unpad, IPB dan BPTP Jawa Barat.

Kelemahan kawasan adalah tidak

memiliki mitra untuk membantu

kawasan dalam menjual produk

kawasan. Ancaman yang dapat

mengganggu hubungan dengan mitra

termasuk dalam kategori rendah,

kawasan tidak terlalu bergantung pada satu mitra dan tidak terlalu menjadi

masalah ketika mitra tersebut

berkolaborasi dengan pesaing atau bahkan kehilangan mitra.

Kawasan dapat melakukan konsinyasi dengan beberapa sales point dengan pertimbangan;

workshop yang diajak bekerja sama berada di lokasi yang strategis,

 banyak pelanggan yang

mengunjungi,

 penjualan workshopnya

tergolong tinggi,

 pilih mitra konsinyasi yang

membidik target pasar yang sama dengan kawasan,

 mitra konsinyasi yang dipilih

tidak menawarkan produk

Kerjasama lain yang dibangun adalah kerjasama dengan perguruan tinggi atau

freelance web developer. Penggunaan

tenaga freelance dilakukan untuk

menghemat biaya yang dikeluarkan. Cari

freelancer dengan harga semurah mungkin jika bisa gratis. Perusahaan dapat memanfaatkan keahlian mahasiswa yang paham dalam mengembangkan IT

perusahaan. Jalin kerjasama dan

hubungan baik supaya tidak terjadi kesalaham seperti sebelumnya.

i. Cost Structure

Biaya yang dikeluarkan di antaranya biaya untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Biaya transportasi dikeluarkan meliputi biaya saat pameran dan koordinasi dengan mitra atau stake holder. Biaya promosi yang dikeluarkan membayar cetak katalog produk. Jadi aktivitas yang paling mahal adalah produksi, dan sumber daya yang paling mahal adalah sumber daya manusia. Peluang untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan kawasan termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan kawasan tidak dapat mengurangi biaya yang ada. Ancaman terhadap biaya yang dikeluarkan kawasan termasuk dalam

kategori rendah, karena pengurus

kawasan dan manajer mampu

mengontrol biaya sehingga tidak ada biaya yang tidak dapat diprediksi.

Kawasan memiliki struktur biaya

value-driven di mana kawasan tidak menjadikan biaya sebagai pertimbangan

(10)

45

utama tetapi lebih fokus kepada nilai yang akan diciptakan untuk pelanggan demi memberikan kepuasan. Dengan melakukan konsinyasi dengan beberapa

sales point, maka kawasan akan mengeluarkan biaya untuk biaya bagi hasil dengan mitra konsinyasi. Dengan

menggunakan website kawasan akan

menambah biaya untuk membayar upah

freelance website developer. Hal ini perlu dipertimbangkan karena peranan IT sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi kawasan.

4. Simpulan dan Saran

Hasil yang diperoleh dimana model bisnis dikatakan sudah baik jika ditinjau dari sembilan elemen menurut konsep

business model canvas. Penelitian ini menemukan bahwa kekuatan kawasan peternakan adalah pada kategori tinggi. Peluang sangat tinggi pada segmen

pelanggan dan ancaman tinggi pada value

propositions. Maka dari itu, kawasan peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang disarankan untuk melakukan pengembangan bisnis dengan cara; menambah segmen pelanggan yaitu kalangan rumah makan, DKM mesjid dan perusahaan besar, meningkatkan value proposition dengan membuka kios daging dan membuka usaha olahan daging,

membuat website, melakukan konsinyasi

dengan beberapa sales points dan melakukan kerjasama dengan perguruan

tinggi dan mencari freelance web

developer.

DAFTAR PUSTAKA

[Ditjen PKH] Direktorat Jendral

Peternakan dan Kesehatan Hewan.

2015. Pedoman umum program

sentra peternakan rakyat. Jakarta (ID): Ditjen PKH

Fathurohaman, F., & Sobari, E. (2016). Strategi Pengembangan Kinerja SDM Gugus Perwakilan Pemilik Ternak SPR Cinagarabogo (Tinjauan Teori dan Aplikasi).

Jurnal Dimensia. Vol. 13(2), 67-92.

Fathurohman, F. (2016). Pengantar

Bisnis : Perspektif Agroindustri dan Ekonomi Pertanian. Subang: Tiga Maha.

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010).

Business Model Generation.

Amerika Serikat: John Wiley dan Sons, Inc.

Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Uang giral disebut juga bank deposit money , merupakan uang yang hanya sah secara ekonomi, tetapi tidak secara hukum. Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah, artinya

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru

(Studi Korelasi Antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Komunikasi Organisasi di Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun..

Setelah di laksanakan penelitian yang di awali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya di jadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian

Di kalangan akademisi dakwah, munculnya tayangan sinetron mistis yang dikemas dengan menggunakan simbol-simbol kegamaan tersebut memang masih menjadi persoalan,

Penelitian yang relevan Supartinah (2018) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa penggunaan model pembelajaran discovery learning dengan metode edutainment dapat

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja

Namun dengan demikian, dari hasil penelitian di sekolah SMK Negeri 1 Talawi yang disimpulkan terlihat bahwa kegiatan pola pencarian informasi melalui media