BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif (Machfoedz, 2008). Menurut Notoatmojo (2005) metode penelitian deskriptif digunakan untuk menjawab atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada pasien DHF di Rumah Sakit Roemani Semarang yang meliputi karakteristik pasien DHF, diagnosa keperawatan pada hari pertama sampai hari ketiga perawatan, lima diagnosa keperawatan yang banyak dialami pasien DHF, dan diagnosa keperawatan yang perlu ditambahkan dalam Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Rumah Sakit Roemani Semarang. SAK adalah buku standar yang dipakai perawat sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan.
B.Populasi dan Sampel Penelitian
1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien DHF usia lebih dari 11 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Roemani Semarang di ruang Ayyub1 (ruang Ustman), Ayyub 2, Ayyub 3, ruang Ismail 1, dan ruang Ismail 2. Menurut data rekam medis Rumah Sakit Roemani tahun 2012 data satu tahun pasien DHF dewasa sejumlah 149 pasien dan rata – rata perbulan sejumlah 13 pasien.
2.Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Berdasarkan jumlah populasi yang ada selama satu tahun dapat ditentukan jumlah sampel dengan rumus :
N n = ────── 1+N(d2) Keterangan n : jumlah sampel N : jumlah populasi
d : presisi yang ditetapkan
Berdasarkan rumus diatas dengan d = 20 % dan N = 149, diperoleh jumlah sampel minimal sebesar 22 responden. Pada penelitian ini sampel yang diteliti sebanyak 25 responden.
Kriteria sample meliputi kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut : a. Kriteria inklusi dari penelitian ini, adalah :
1) Pasien didiagnosa DHF di ruang rawat inap Rumah Sakit Roemani Semarang yang dibuktikan dengan :
a) Hasil laborat IgMDenguedan tanda klinis derajat I dan II, yaitu: DHF Derajat I : Demam, uji torniquet positif, trombositopeni, peningkatan hematokrit.
DHF Derajat II : Kriteria derajat I, ptekie.
b) Apabila pasien tidak diperiksa IgM karena mahalnya biaya pemeriksaan, maka penegakan diagnosa berdasarkan standar diagnosa klinis yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, yaitu : Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus – menerus selama 2-7 hari, ada perdarahan minimal uji Torniquet positif (minimal sepuluh
ptekie pada luas satu inci persegi di lengan bawah bagian depan), ada pembesaran hati (hepatomegali), trombositopenia, peningkatan hematokrit (hemokonsentrasi).
2) Usia lebih dari 11 tahun. 3) Kesadaran compos mentis.
4) Dirawat di rumah sakit hari pertama sampai hari ketiga.
5) Pasien dirawat dengan satu diagnosa medis DHF dan tanpa komplikasi.
b. Kriteria eksklusi dari penelitian ini, yaitu :
Kondisi pasien berkembang menjadi komplikasi ke grade III dan IV, yaitu :
Derajat III : Kriteria derajat II, nadi cepat dan lemah, hipotensi, akral dingin dan gelisah.
Derajat IV : Kriteria derajat III, tanda-tanda vital tak terukur.
3.TehnikSampling
Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan tehnik kuota sampling yaitu tehnik menentukan sampel dari populasi dengan kriteria tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan terpenuhi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini diambil dari semua pasien DHF yang memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditentukan sampai mencapai jumlah sampel minimal 22 responden.
C.Definisi Operasional
Skema : 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Alat / Cara ukur
Diagnosa
keperawatan pada pasien DHF :
Sub variabel
Masalah aktual / potensial yang ada pada ps DHF yang merupakan bentuk
perubahan dari kesehatannya.
Instrumen wawancara dan observasi
Kekurangan volume cairan
Suatu kondisi terjadinya penurunan cairan dalam tubuh berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi, yang ditandai dengan :
1. Perubahan status mental
2. Tekanan darah turun dari biasanya 3. Nadi lemah,frekuensi meningkat dari
biasanya
4. Volume urine < 0,5cc/kgBB/jam 5. Membran mukosa kering,kulit kering 6. Peningkatan hematokrit
7. Peningkatan suhu tubuh 8. Kelemahan
Wawancara dan observasi, dengan cara :
1.Mengukur tingkat kesadaran dengan GCS.
2.Mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital
3.Palpasi dan menghitung frekuensi nadi, dalam 1 menit.
4.Menampung dan mengukur volume urin dalam 24 jam
5. Pemeriksaan fisik mukosa bibir,kulit 6.Pemeriksaan haematokrit ke laborat. 7.Mengukur suhu tubuh dengan
termometer digital.
8.Bertanya apakah pasien merasa lemah?
Resiko kekurangan volume cairan
Suatu kondisi yang berisiko mengalami kekurangan cairan dalam tubuh, yang berhubungan dengan :
1.Muntah
2.Kurang intake cairan 3.Trombositopeni 4.Diare
Wawancara dan observasi :
1.Observasi dan bertanya apakah pasien muntah?
2.Mengukur balance cairan
3.Pemeriksaaan trombosit ke laborat 4.Bertanya frekuensi dan konsistensi BAB Resiko
ketidakseimbangan elektrolit.
Suatu kondisi yang beresiko terjadinya penurunan elektrolit,berhubungan dengan : 1.kekurangan cairan
2.Muntah 3.Diare
Wawancara dan observasi :
1.Mengenali tanda-tanda kurang cairan 2.Obsevasi dan bertanya apakah pasien
muntah?
3.Bertanya frekuensi dan konsistensi BAB Hipertermi Suatu kondisi terjadinya peningkatan suhu
tubuh di atas kisaran normal berhubungan dengan penyakit (viremia), yang ditandai dengan :
1.Suhu tubuh di atas 380C. 2.Frekuensi pernapasan > 24x/m. 3.Frekuensi nadi > 100x/m
4.Kulit kemerahan dan terasa hangat waktu disentuh
Observasi, dengan cara :
1.Mengukur suhu tubuh dengan termometer digital
2.Menghitung pernapasan, selama 1 menit. 3. Menghitung nadi, selama 1 menit. 4. Inspeksi dan palpasi kulit.
Variabel Definisi Operasional Alat / Cara ukur
Mual Suatu kondisi yang merangsang keinginan untuk muntah berhubungan dengan iritasi lambung, ditandai dengan :
1.Keengganan terhadap makanan 2.Melaporkan mual dan ingin muntah 3.Rasa asam di mulut dan peningkatan
salivasi
4.Peningkatan menelan
Wawancara dan observasi, dengan cara :
1.Melihat porsi makan pasien
2.Bertanya apakah ada mual dan muntah 3.Menanyakan apakah ada peningkatan
saliva dan rasa asam di mulut? 4.Melihat dan bertanya apakah pasien
sering menelan. Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari kebutuhan
Suatu kondisi yang menunjukkan bahwa asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik berhubungan dengan faktor biologis, ditandai dengan :
1. Nyeri abdomen
2. Menghindari makan dan cepat kenyang setelah makan
3. Diare
4. Membran mukosa pucat
Wawancara dan observasi, dengan cara :
1.Menanyakan apakah ada nyeri diabdomen.
2.Melihat reaksi saat jam makan dan berapa porsinya saat pasien mengatakan kenyang.
3.Bertanya berapa kali frekuensi dan konsistensi BAB pasien
4.Pemeriksaan fisik pada mukosa bibir Nyeri akut Suatu kondisi yang muncul berupa rasa
sakit berhubungan dengan proses biologis, ditandai dengan :
1.Mengatakan nyeri (skala)
2.Peningkatan tekanan darah dari biasanya 3.Peningkatan frekuensi nadi dan
pernapasan dari biasanya.
4.Wajah menunjukkan nyeri,gelisah, sikap melindungi area nyeri, fokus menyempit,perubahan posisi untuk menghindari nyeri
5.Ada gangguan tidur
Wawancara dan observasi, dengan cara :
1.Mengukur tingkat nyeri dengan skala nyeri.
2.Mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital
3.Menghitung nadi dan pernapasan selama 1 menit.
4.Melihat tanda nyeri seperti pasien tampak gelisah, tidak fokus saat diajak bicara, expresi wajah menunjukkan nyeri, berubah posisi untuk menghindari nyeri.
5. Bertanya apakah ada gangguan tidur Resiko perdarahan. Suatu kondisi yang berisiko mengalami
penurunan volume darah yang dapat mengganggu kesehatan, berhubungan dengan : Trombositopeni
Observasi pemeriksaan trombosit ke laborat
Ansietas Suatu kondisi yang menunjukkan perasaan khawatir karena sesuatu yang belum jelas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan (kurang pengetahuan terhadap penyakit), ditandai dengan : 1.Pasien gelisah
2.Insomnia
3.Mengatakan khawatir dan takut
Wawancara dan observasi dengan cara :
1.Melihat adakah perilaku gelisah. 2.Bertanya apakah ada gangguan tidur? 3.Bertanya apakah pasien khawatir atau
Sub Variabel Definisi Operasional Alat / Cara ukur
Intoleran aktivitas Suatu kondisi yang menunjukkan ketidakcukupan energi psikologis / fisiologis untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari, berhubungan dengan kelemahan umum, ditandai dengan :
1.Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
2.Respon frekuensi nadi abnormal terhadap aktivitas
3.Mengatakan pegal–pegal / sakit,letih dan lemah setelah aktivitas
4.Dispneu setelah beraktivitas
Wawancara dan observasi dengan cara :
1.Mengukur tekanan darah dengan tensimeter digital
2.Menghitung frekuensi nadi setelah aktivitas dalam 1 menit. 3.Bertanya apakah pegal-pegal,
letih dan lemah setelah aktifitas? 4.Melihat apakah pasien sesak
setelah beraktivitas.
Keterangan :
1. Penulisan diagnosa keperawatan aktual tidak ditulis lengkap untuk memenuhi syarat penulisan sub variable, yang ringkas dalam penulisannya.
2. Diagnosa keperawatan bisa dirumuskan apabila telah memenuhi satu atau lebih batasan karakteristik mayor (Carpenito, 2012), yaitu :
Diagnosa 1 : Kulit mukosa kering, asupan oral kurang.
Diagnosa 2 : Muntah, diare, asupan oral kurang, trombositopeni Diagnosa 3 : Kekurangan cairan, diare, muntah.
Diagnosa 4 : Suhu tubuh di atas 380C, kulit teraba hangat, tachikardi. Diagnosa 5 : Melaporkan mual, kulit pucat, peningkatan saliva dan menelan Diagnosa 6 : Menghindari makan, cepat kenyang, mual, muntah.
Diagnosa 7 : Mengatakan nyeri, perubahan tekanan darah, nadi, frekuensi pernapasan, gelisah, wajah menunjukkan nyeri, gerakan tubuh berhati - hati.
Diagnosa 8 : Trombositopeni.
Diagnosa 9 : Insomnia, gelisah, pasien khawatir.
Diagnosa10 : Dispnea, nadi meningkat dan lemah, tekanan darah diastolik meningkat > 15mmHg setelah pasien beraktifitas.
D.Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Roemani Semarang dengan alamat Jl.Wonodri Baru No. 22A Semarang.
E.Waktu Penelitian
Waktu penelitian / jadwal penelitian terlampir dalam lampiran.
F.Etika Penelitian
Menurut Nursalam (2006) sebelum melakukan penelitian ada etika penelitian yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Lembar persetujuan diberikan pada responden
Tujuannya agar subyek mengetahui maksud dan tujuan serta dampak dari penelitian selama pengumpulan data.
2. Anonimyti
Tujuannya untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek. 3. Confidensiality
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh peneliti.
G.Alat Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara menggunakan instrumen wawancara langsung dan observasi pasien, tensimeter digital, thermometer digital, skala nyeri numeric / NRS (Numeric Rate Scale), GCS (Glasgow Coma Scale), observasi hematologi analisys.
Instrumen penelitian terdiri dari :
a. Bagian A berisi data responden yang terdiri dari nama responden, jenis kelamin, umur, pendidikan, lama sakit dan riwayat di rawat di rumah sakit sebelumnya.
b. Bagian B berisi pemeriksaan tanda-tanda vital responden yang terdiri dari tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan , dan nyeri dalam skala nyeri.
c. Bagian C berisi hasil pemeriksaan penunjang yang terdiri dari IgM Dengue, trombosit, haemoglobin, haematokrit, dan elektrolit (natrium, kalium).
d. Bagian D berisi sepuluh diagnosa keperawatan beserta tanda dan gejalanya dalam bentuk cheklist.
2.Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a.Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur ( Sugiyono, 2010 ).
1) Uji validitas untuk instrument wawancara dan observasi adalah uji content validity dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi atau rancangan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010). Teknis uji ini dengan menggunakan butir-butir instrumen. Dalam butir-butir ini terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Butir – butir instrumen diuji expert oleh Ns.Nuri Sukraini., S.Kep.,MNS.
2) Alat untuk mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter digital dengan tingkat keakuratan tekanan darah ± 5 mmHg.
3) Alat untuk mengukur suhu badan menggunakan thermometer digital. Keakuratan alat ini mampu mengukur suhu terendah 350 C dan tertinggi pada suhu 420C.
4) Alat untuk mengukur derajat nyeri menggunakan skala nyeri, dengan skala 1 sampai dengan 10.
5) Alat untuk mengukur tingkat kesadaran menggunakan penilaian GCS dengan rentang nilai 3 sampai dengan 15.
6) Alat untuk mengukur trombosit, hemoglobin, leukosit, hematokrit adalah hematologi analyzer.
b.Uji Reliabilitas
Menyatakan bahwa instrument sebagai alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang tetap / konsisten (Nursalam,2008). Uji reliabilitas pada penelitian ini adalah :
1) Alat untuk mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter digital baru merk Omron® belum pernah dipakai dan sudah dikalibrasi dari perusahaan.
2) Thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu badan adalah thermometer digital baru merk One Med®belum pernah dipakai. 3) Skala nyeri NRS (Numeric Rate Scale)untuk mengukur derajat nyeri
sampai saat ini masih digunakan.
4) Penilaian tingkat kesadaran sampai saat ini masih menggunakan standart GCS, yaitu : Eye (mata) : Nilai 4 apabila pasien bisa membuka mata dengan spontan, nilai 3 apabila pasien bisa membuka mata setelah mendengar suara, nilai 2 apabila pasien bisa membuka mata setelah dirangsang nyeri, nilai 1 apabila pasien tidak bisa membuka mata dengan rangsang apapun. Motorik (gerakan) : Nilai 6 apabila pasien bisa mengikuti perintah, nilai 5 apabila pasien bisa melokalisir rasa nyeri, nilai 4 apabila pasien menjauh dari rangsang nyeri, nilai 3 apabila pasien melakukan gerakan flexi abnormal (decortikasi), nilai 2 apabila pasien melakukan gerakan extensi abnormal (deserebrasi), nilai 1 apabila pasien tidak berespon (flasid). Verbal(bicara) : Nilai 5 apabila pasien bisa berorientasi dengan baik, nilai 4 apabila pasien bisa berbicara tapi bingung, nilai 3 apabila pasien berbicara dengan kacau / kata-katanya tidak jelas, nilai 2 apabila pasien bersuara merintih / mengerang, nilai 1 apabila pasien tidak berespon. Kesimpulan hasil : GCS < 8 pasien mengalami gangguan kesadaran berat, GCS 9-12 pasien mengalami gangguan kesadaran sedang, GCS 13-15 pasien mengalami gangguan kesadaran ringan.
5) Hematologi analyzer yang digunakan rumah sakit roemani adalah ABX Pentra 60. Alat ini dikalibrasi tiap 6 bulan sekali dan belum pernah mengalami gangguan atau kerusakan. Kalibrasi terakhir pada 1 November 2013 oleh PT. Dos Ni Roha dan berlaku sampai dengan 1 Mei 2014.
H. Metode Pengumpulan Data 1. Prosedur pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi prosedur administratif dan prosedur teknis .
a. Prosedur pengumpulan data secara administratif
1) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin untuk pengambilan data dari institusi pendidikan.
2) Peneliti mengajukan surat permohonan ijin dari institusi ke Direktur Rumah Sakit Roemani Semarang.
3) Peneliti mendatangi ruang – ruang yang telah diijinkan oleh Direktur rumah sakit untuk diambil data.
4) Peneliti memberikan surat ijin dari direktur rumah sakit kepada masing- masing kepala ruang.
5) Peneliti mulai mengambil data pasien DHF dimasing – masing ruang.
b. Prosedur pengumpulan data secara teknis
1) Peneliti menjelaskan kepada responden mengenai penelitian yang akan dilakukan dan tentang DHF.
2) Peneliti meminta responden untuk menandatangani format persetujuan menjadi responden.
3) Peneliti melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital responden, sebelum responden menjawab pertanyaan.
4) Peneliti meminta responden untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
5) Peneliti melakukan pemeriksaan fisik, yaitu diagnosa 1 dan diagnosa 2 : Inspeksi pada mukosa bibir, kulit ekstremitas dan palpasi kulit pada ekstremitas, diagnosa 3 : inspeksi kelopak mata, inspeksi dan palpasi ekstremitas, diagnosa 4 : inspeksi dan palpasi pada dahi dan ekstremitas, inspeksi pernapasan, diagnosa 5 : tidak ada pemeriksaan fisik, diagnosa 6 : palpasi abdomen, inspesi mukosa bibir dan konjungtiva, diagnosa 7 : palpasi daerah nyeri, inspeksi wajah sebagai respon nyeri, diagnosa 9 : inspeksi wajah terhadap rasa kekhawatiran, diagnosa 10 : pemeriksaan tanda-tanda vital setelah aktivitas, inspeksi pernapasan.
2. Jenis data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. a. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer diperoleh dengan cara :
1) Wawancara meliputi identitas pasien, riwayat penyakit pasien, dan keluhan pasien.
2) Observasi meliputi pemeriksaan fisik, keadaan umum pasien, data pola persepsi fungsional.
3) Pengukuran meliputi pengukuran tanda – tanda vital, pemeriksaan penunjang, volume urin, pengukuran tingkat kesadaran.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan rekam medis pasien. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan hasil observasi peneliti pada hasil pemeriksaan laborat yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, dan trombosit.
3. Tahap-tahap pengolahan data menurut Putra (2012), yaitu : a. Editing
Kegiatan pengecekan isi angket sebelum data diolah lebih lanjut. b. Coding
Setelah diedit data akan diberi kode dengan cara merubah data menjadi bentuk bilangan atau angka.
c. Processing
Kegiatan mengentri data dalam bentuk data bilangan, setelah data diedit dan diberi kode dengan menggunakan SPSS.
d. Cleaning
Pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau tidak.
I. Analisa Data
Analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa univariat adalah analisa yang mendiskripsikan masing – masing dari variabel yang diteliti yaitu :
1. Karakteristik pasien DHF, meliputi : jenis kelamin, umur, pendidikan, lama gejala yang dirasakan sebelum pasien masuk dirawat di rumah sakit, dan riwayat pasien dirawat di rumah sakit sebelum pasien dirawat di Rumah Sakit Roemani, tekanan darah, suhu badan, frekuensi pernapasan, frekuensi nadi, skala nyeri, hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan trombosit.
2. Diagnosa keperawatan pasien dari hari pertama sampai hari ketiga perawatan.
3. Lima diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien DHF di Rumah Sakit Roemani Semarang pada hari pertama sampai hari ketiga perawatan.
4. Diagnosa keperawatan yang perlu ditambahkan dalam SAK di Rumah Sakit Roemani Semarang.
Penyajian data numerik (umur, lama gejala yang dirasakan pasien sebelum masuk rumah sakit, tekanan darah, suhu badan, frekuensi pernapasan, frekuensi nadi, hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan trombosit) didiskripsikan dalam mean, minimal, maximal, dan standart deviasi. Penyajian data kategorik ( jenis kelamin, pendidikan, riwayat pasien dirawat di rumah sakit sebelum pasien dirawat di Rumah Sakit Roemani, diagnosa keperawatan pasien dari hari pertama sampai hari ketiga perawatan, Lima diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien DHF di Rumah Sakit Roemani Semarang pada hari pertama sampai hari ketiga perawatan) disajikan dalam distribusi frekuensi dan proporsi.