• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAMPIL PEWAKTUAN PENGATUR LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR - Penampil pewaktuan pengatur lampu lalu lintas berbasis mikrokontroller AT89S51 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENAMPIL PEWAKTUAN PENGATUR LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR - Penampil pewaktuan pengatur lampu lalu lintas berbasis mikrokontroller AT89S51 - USD Repository"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENAMPIL PEWAKTUAN PENGATUR LAMPU LALU

LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh :

MARCELLINUS PRIMA SIGIT NUGROHO NIM : 005114046

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)

THE TIME DISPLAY FOR TRAFFIC LIGHT

CONTROLLER BASED ON ATMEL AT89S51

MIKCROCONTROLLER

FINAL PROJECT

Presented as a partial fulfillment of the requirements to obtain the TEKNIK Degree in Electrical Engineering Study Program

By

MARCELLINUS PRIMA SIGIT NUGROHO

Student Number : 005114046

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT

ENGINEERING FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2007

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

TUGAS AKHIR

PENAMPIL PEWAKTUAN PENGATUR LAMPU LALU

LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Disusun oleh :

MARCELLINUS PRIMA SIGIT NUGROHO NIM : 005114046

telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Ir. Iswanjono, MT. Tanggal : ______________________

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

PENAMPIL PEWAKTUAN PENGATUR LAMPU LALU

LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Disusun oleh :

MARCELLINUS PRIMA SIGIT NUGROHO NIM : 005114046

Telah dipertahankan didepan dosen penguji pada tanggal Februari 2007

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : Damar Widjaja, S.T., M.T. _____________________

Sekretaris : Ir. Iswanjono, M.T. _____________________

Anggota : B. Djoko Untoro S., SSi, M.T. _____________________

Anggota : Wiwien Widyastuti, S.T., M.T. _____________________

Yogyakarta, Februari 2007

Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma

Dekan Fakultas Teknik

Ir. Greg. Heliarko, SJ., SS., BST., MA., MSc.

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.”

Yogyakarta, Februari 2007

Marcellinus Prima Sigit Nugroho

(6)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Orang yang paling bodoh adalah orang-orang yang menyia-nyiakan kesempatan hidup”

“Aku tidak selalu mendapat apa yang aku cintai, karena itu aku berusaha mencintai apa yang aku dapat”

“Masa depan adalah kepunyaan orang-orang yang berani, yang berpengharapan kuat dan bertahan; dan bukan kepunyaan orang-orang yang berkecil hati, menyerah pada keadaan dan tetap pada pendiriannya”

“Jesus never said that life is going to be easy. He never tell that u’ll never strunggle, but He promise that He will always be there for you”

KUPERSEMBAHKAN UNTUK :

¾ Yesus Kristus dan Bunda Maria, Engkaulah andalanku

¾ Papa dan Mama, terima kasih atas dorongan dan doa kalian

yang selalu mengiringi setiap langkahku hingga studiku dapat

selesai

¾ Keluarga dan sahabat-sahabatku, dorongan dan bantuan

dari kalian adalah motivasiku

¾ Kekasihku tersayang, perhatian dan cintamu adalah

semangatku

¾ Dan semuanya yang spesial, all of you is the best, Jesus

Bless You All

(7)

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai lamanya waktu nyala lampu lalu lintas dengan tampilan angka bagi para pengguna jalan di traffic light pada persimpangan jalan.

Alat ini memiliki tiga bagian utama, yaitu masukan berupa waktu nyala tetap 4 detik untuk lampu hijau, 1 detik untuk lampu kuning, dan waktu lampu merah adalah kumulatif waktu dari lama lampu hijau dan kuning untuk empat ruas jalan.Sebuah piranti pemroses mikrokontroler AT89S51 dan keluaran berupa LED untuk lampu kuning dan seven segment untuk lampu merah dan hijau. Pada saat satu sisi ruas jalan menampilkan lamanya waktu nyala, pada ketiga sisi lain akan menghitung mundur waktunya. Penampil ini hanya menampilkan waktu untuk lampu merah dan hijau saja, sedangkan untuk lampu kuning diabaikan.

Seven sement dua digit untuk menampilkan lama waktu lampu merah dan satu digit untuk menampilkan lama waktu lampu hijau. Penampil keluaran ini akan menampilkan waktu dalam satuan detik dengan kesalahan waktu 0,88 permil (0,088 %).

Kata kunci : penampil waktu nyala, lampu lalu lintas, aplikasi mikrokontroler AT89S51.

(8)

ABSTRACT

The aim of this research is to give information about “ON” time for the traffic light with displaying numbers for the drivers when they passed the traffic light.

This device have three main component; a time input of 4 seconds for green light, 1 second for yellow light and a cumulative time of the green and yellow light for a red light for the intersection. The second component is AT89S51 microcontroller and the last component is a LED display unit for the yellow light and seven segment for the red light and for the green light. When one section display the “ON” time of the light, the other three sections will count down the time. The display only show the time of the red light and the green light only, while for the yellow light is ignored.

The two digit seven segments for show the time the red light and one digit for show the time the green light. This display the time in second unit with 0,88 per-mil error (0,088 %).

Keywords : timer display, traffic light controller, AT89S51 microcontroller application

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,

rahmat dan bimbinganMu selalu sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan baik. as segala pengorbanan dalam memberikan dukungan moril

dan materil sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Agustinus bayu Primawan, S.T., M.Eng, selaku Ketua Jurusan

Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ir. Iswanjono, M.T. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan

memberikan pengarahan dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir

ini.

3. Pimpinan Fakultas Teknik, Dosen-dosen Teknik Elektro dan Karyawan

laboratorium TE yang sangat membantu penulis selama kuliah dan juga

penelitian.

4. Papa dan mama tercinta, terima kasih atas segala doa, bimbingan,

perhatian dan dukungan yang selalu diberikan.

5. Yang terkasih Alm.kakek dan nenek, keluarga dan saudaraku, Padhe

Supriyadi, Om Wahono, Om Yanto, Bulik Nelly, Om Susilo, Om Gowar,

Alm.Om Hari, terima kasih atas segenap dukungannya.

6. Kekasihku, Sukrintoworo Hestining Winahyu, terima kasih atas semangat,

dukungan dan perhatiannya.

(10)

7. Semua teman-teman seperjuangan : Wahyu ’Cici’, Sigit ’Si Bos’, G.

Ludony ‘Iyung’, Widi, Agung, Andre, David, Danang, Yosep, Jatmiko,

Fredy yang telah membantu bertukar pikiran juga memberikan dorongan

semangat dalam susah dan bahagia.

8. Teman-teman Mudika Santo Paulus Pringgolayan, khususnya Dian

‘Brewok’, Yudha ‘Ayek’, Esthi, Agung, Bety, Tutik .

9. Sahabat-sahabatku yang spesial dan semuanya yang telah membantuku,

kalian yang terbaik.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna,

karena itu dengan segala kerendahan hati, kritikan dan saran yang membangun

dari semua pihak akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis

semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Yogyakarta, Februari 2007

Penulis

Marcellinus Prima Sigit Nugroho

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………... iii

HALAMAN PENGESAHAN ………..…...………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA ...………... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……….. vi

INTISARI ……….. vii

ABSTRACT ……….. viii

KATA PENGANTAR ……….. ix

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR GAMBAR ….……...……… xiii

DAFTAR TABEL ….……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …….……...………... 1

1.2. Batasan Masalah ....………... 1

1.3. Tujuan Penelitian ....……...………... 1.4. Manfaat Penelitian ……….. 2 2 1.5. Metodologi Penelitian ….……...………... 2

1.6. Sistematika Penulisan Laporan ….……...……..………. 3

II. DASAR TEORI 2.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 .…..………... 4

2.1.1. Memori Mikrokontroler AT89S51 ………..….... 6

2.1.2. Register Dasar ………. 7

2.1.3. Register Fungsi Khusus (Special Function Register) …….. 9

2.1.4. Sistem Interupsi……….... 10

(12)

2.1.5. Timer / Counter ……… 11

2.1.5.1. Timer Mode Register (TMOD) ……… 12

2.1.5.2. Timer Control Register Timer 0 dan 1 …………. 13

2.1.6. Osilator On-Chip ………….………... 13

2.2. Transistor Sebagai Fungsi Saklar …….……...…………..………. 14

2.3. Display / Penampil ………. 16

2.3.1. Penampil Seven Segment ………...…………. 16

2.3.2. Dioda Pemancar Cahaya ………….…….………... 18

III. PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perangkat Keras ………. 19

3.2. Mikrokontroler AT89S51 ……...……….…………..………. 22

3.2.1. Rangkaian Reset ………. 22

3.2.2. Program Timer …………..………..……… 22

3.3. Unit Penampil ………. 23

3.3.1. Dioda Pemancar Cahaya …………..……….………. 23

3.3.2. Rangkaian Penampil dengan Seven Segment………... 24

3.4. Perancangan Perangkat Lunak ……..……..………...………. 26

3.4.1. Algoritma Perangkat Lunak ………...…………. 26

3.4.2. Diagram Alir Program Utama ………...………. 27

3.4.3. Diagram Alir Proses Tunda Waktu 1 Detik ……...……… 28

3.4.4. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Merah ……..… 29

3.4.5. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Hijau ………… 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Akhir Perancangan ……….……… 31

4.2. Pengamatan Waktu Scanning ……….. 35

(13)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ……… 37

5.2. Saran ……….. 37

DAFTAR PUSTAKA ………. 39

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Pinout AT89S51 …………..…..………...……… 5

Gambar 2.2. Peta memori data ………….…..……… 7

Gambar 2.3. Register Program Status Word (PSW)……….…. 8

Gambar 2.4. Register IE ……….… 10

Gambar 2.5. Register TMOD …………...…..……… 12

Gambar 2.6. Register TCON ………….…..………..……… 13

Gambar 2.7. Osilator On-Chip ………...……… 14

Gambar 2.8. Transistor Sebagai Fungsi Saklar ………..…… 14

Gambar 2.9. Grafik daerah kerja transistor ……..………..……… 16

Gambar 2.10. Tampilan Seven Segment ………..……… 17

Gambar 2.11. Rangkaian LED ……..……..…………..………...…...… 18

Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Penampil Pewaktu Nyala Lampu Lalu Lintas ……….……..………...………... 19

Gambar 3.2. Diagram waktu nyala lampu lalu lintas dengan 4 ruas jalan..………..………...………. 20

Gambar 3.3. Rangkaian Reset ………...………..……...…………...… 22

Gambar 3.4. Rangkaian LED …………..…..………..………...… 23

Gambar 3.5. Skema Dasar Konfigurasi Saklar Menggunakan Transistor……..………..………...… 24

Gambar 3.6. Rangkaian Penampil Seven Segment ……..………..……….… 26

Gambar 3.7. Diagram Alir Program Utama ……..………..………...… 27

Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Tunda Waktu Lampu Kuning…………...………. 28

Gambar 3.9. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Merah ……… 29

Gambar 3.10. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Hijau …...……...… 30

Gambar 4.1. Bentuk Alat Penampil Pewaktu Pengatur Lampu Lalu Lintas.. 31 Gambar 4.2. Tampilan saat hijau 4 detik ………..

(15)

Gambar 4.5. Tampilan saat nyala lampu kuning ………... 34

Gambar 4.6. Pengamatan Seven Segment dan Output dari Mikrokontroler... 35

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Register – register dalam SFR ………...……...…. 9

Tabel 2.2. Register IE ………... 11

Tabel 2.3. Mode Operasi Timer / Counter …...………...… 12

Tabel 2.4. Tabel Kebenaran Seven Segment ………... 17

Tabel 3.1. Tabel Pewaktuan Penampil Pewaktu Lampu Lalu Lintas ……... 21

Tabel 4.1. Tabel Hasil Pewaktuan Penampil Lampu Lalu Lintas ………….. 32

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Listing Program

Lampiran 2 Data Sheet Light Dependent Resistor Lampiran 3 Data Sheet MikrokontrolerAT89S51 Lampiran 4 Data Sheet Transistor A733

Lampiran 5 Data Sheet Seven Segment LED Display

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sistem transportasi pada masa sekarang ini perlu ditunjang dengan sistem keamanan dan kenyamanan yang baik bagi para pemakai jalan. Dalam bidang lalu lintas, sistem pengendali lampu lalu lintas yang sudah ada sekarang ini mempunyai penampil yang hanya menampilkan nyala lampu lalu lintas. Salah satu kendala dari sistem ini adalah bahwa para pengguna jalan raya tidak mengetahui lama waktu nyala lampu lalu lintas.

Pengembangan yang dilakukan dalam perancangan ini adalah pengendali pengaturan lampu lalu lintas dengan metode count down yang akan menghitung lama waktu untuk berhenti dan lama waktu untuk jalan semua kendaraan. Waktu yang dihitung ditampilkan dalam angka satuan detik melalui display seven segment pada traffic light. Waktu nyala akan diatur dan dihitung mundur untuk lampu merah dan hijau di setiap sisi lampu lalu lintas, sehingga pengguna jalan raya akan menjadi lebih siap apabila berhenti atau jalan di traffic light.

Dalam tugas akhir ini, akan dibuat alat penampil pewaktu pengatur lampu lalu lintas. Sistem ini akan memberikan informasi kepada para pengguna jalan raya tentang lamanya waktu nyala lampu lalu lintas melalui media digit seven segment yang berbasis mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali utamanya.

1.2Batasan Masalah

1. Rangkaian menggunakan IC mikrokontroler AT89S51 sebagai pengendali

utama alat.

2. Waktu maksimum yang dapat ditampilkan pada tiap-tiap lampu merah

untuk sekali nyala sampai padam berupa angka dari 0 sampai 20 detik dan 0 sampai 4 detik untuk lampu hijau.

3. Sistem penampil ini hanya menampilkan waktu nyala untuk lampu merah

(19)

2

4. Alat ini pemakaiannya pada lampu lalu lintas yang mempunyai waktu

nyala tetap untuk lampu kuning 1 detik dan lampu hijau 4 detik, sedangkan waktu lampu merah adalah kumulatif waktu dari lampu kuning dan hijau untuk 4 ruas jalan, yang telah diatur dalam mikrokontroler. 5. Pada saat satu sisi ruas jalan menampilkan lamanya waktu nyala, pada

ketiga sisi lain akan menghitung mundurwaktu nyalanya, karena keempat ruas sisi lampu lalu lintas terhubung menjadi satu.

6. Seven segment dua digit untuk lampu merah dan satu digit untuk lampu hijau untuk masing-masing sisi pada 4 ruas jalan, sebagai penampil keluaran yang menampilkan waktu dalam satuan detik.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu sistem penampil pewaktuan nyala pengatur lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler AT89S51, yang digunakan sebagai sistem informasi pada traffic light.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi mengenai lama waktu nyala lampu lalu lintas dengan

tampilan angka bagi pengguna jalan di traffic light pada persimpangan jalan, sehingga para pemakai jalan raya akan merasa nyaman.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi / masukan untuk

pengembangan selanjutnya bagi para peneliti lain.

1.5. Metodologi Penelitian

1. Studi literatur yang ada serta mempelajari cara kerja dan cara

merencanakan dalam pembuatan peralatan tersebut.

2. Perancangan alat menggunakan teori yang sudah ada untuk mendapatkan

karakteristik yang sesuai dengan keinginan kedalam rangkaian yang disimulasikan yang selanjutnya disusun menjadi kesatuan utuh.

3. Melakukan pengamatan pada titik-titik uji penting melalui percobaan di

(20)

3

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan yang dipergunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II. DASAR TEORI

Pada bab ini akan diuraikan dasar teori yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini. Pembahasan pada bab ini akan ditekankan pada penjelasan tentang arsitektur mikrokontroler AT89S51, transistor sebagai saklar, display / penampil berupa LED dan seven segment.

BAB III. PERANCANGAN ALAT

Dalam bab ini membahas tentang diagram blok alat meliputi perancangan sistem perangkat keras, mikrokontroler AT89S51, unit penampil LED dan seven segment serta perancangan perangkat lunak yang meliputi pemrograman bahasa assembly mikrokontroler dan diagram alir program yang dijalankan.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat analisis dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

(21)

4

BAB II

DASAR TEORI

Lampu lalu lintas terdiri atas tiga bagian warna lampu, yaitu lampu

berwarna merah, lampu berwarna kuning dan lampu berwarna hijau. Penyalaan

setiap lampu selalu bergantian antara lampu satu dengan yang lainnya, dengan

urutan penyalaan lampu adalah dari lampu merah menyala ke lampu hijau lalu ke

lampu kuning. Proses ini akan berulang secara terus menerus dengan periode

waktu yang sama.

Penghitungan waktu nyala lampu lalu lintas menggunakan mikrokontroler

AT89S51 yang didalamnya sudah terdapat timer/counter. Pada dasarnya

time/counter merupakan pencacah. Bila sinyal masukan mempunyai periode yang tetap maka disebut sebagai timer, sedangkan bila sinyal masukan mempunyai periode tidak tetap disebut sebagai counter.

2.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit yang

memiliki kemampuan tinggi dengan 4K bytes Downloadable Flash Memory. AT89S51 memiliki fitur : 2KB EEPROM, 3 level program memori lock, 128

bytes RAM internal, 32 I/O yang dapat dipakai semua, 2 buah timer/counter 16 bit, Programmable UART (serial port), SPI Serial Interface, Programmable Watchdog Timer, Dual Data Pointer, dan lain-lain. Mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja dengan tegangan masukan 4 Volt sampai 5,5 Volt pada frekuensi 0

sampai 33 MHz.

Konfigurasi kaki-kaki pin mikrokontroler AT89S51 memiliki 4 port

(22)

5

Gambar 2.1. Pinout AT89S51 Keterangan :

1. Port 0 : 8 bit jalur terbuka input/output (I/O) dua arah.

2. Port 1 : 8 bit input/output (I/O) dua arah dengan internal pull-up. 3. Port 2 : 8 bit input/output (I/O) dua arah dengan internal pull-up. 4. Port 3 : 8 bit input/output (I/O) dua arah dengan internal pull-up. 5. P1.4 : SS (Slave port select input).

6. P1.5 : MOSI (Master data output, Slave data input untuk kanal SPI).

7. P1.6 : MISO (Master data input, Slave data output untuk kanal SPI).

8. P1.7 : SCK (Master clock output, Slave clock input untuk kanal SPI).

9. ALE/PROG : Address Latch Enable, dengan pulsa keluaran low byte pada waktu mengakses eksternal memori, PROG dengan pulsa masukan sebelum Flash Programming.

10.PSEN : Program Store Enable, membaca data dari eksternal memori.

11.EA/VPP : External Access Memory, aktif rendah untuk memanggil kode alamat memori dari 0000H-FFFFH.

(23)

6

13.XTAL1 : masukan untuk penguat inverting osilator danj rangkaian

clock internal.

14.XTAL2 : keluaran dari penguat inverting osilator.

2.1.1. Memori Mikrokontroler AT89S51

Memori merupakan rangkaian elektronis yang digunakan untuk

menyimpan informasi secara temporary atau permanent. Mikrokontroler MCS-51 memiliki dua jenis memori, yaitu :

1. Memori internal (on-chip memory)

Memori internal yang terpasang pada mikrokontroler MCS-51 terbagi

menjadi ROM/EPROM dan RAM. ROM/EPROM berukuran 4KB sampai

8KB yang digunakan untuk menyimpan program. Sementara RAM

berkapasitas 128 byte sampai 256 byte digunakan untuk menyimpan data sementara.

2. Memori luar (eksternal memory)

Apabila diperlukan kapasitas memori yang lebih besar, maka memori luar

dapat ditambahkan pada mikrokontroler MCS-51. Memori luar tersebut

dapat berupa EPROM sampai kapasitas 64KB untuk menyimpan program,

dan RAM sampai kapasitas 64KB juga dapat ditambahkan. Namun jika

menggunakan memori luar maka port 0 dan port 2 terpaksa digunakan untuk menghubungi memori tersebut, karena kedua port berfungsi sebagai

jalur pengalamatan dan atau pengiriman instruksi dari memori ekternal,

sehingga tidak dapat dipakai sebagai port paralel biasa.

Mikrokontroler MCS-51 memiliki RAM internal yang berkapasitas 128

sampai 256 byte. RAM merupakan memori yang bersifat mudah terhapus isinya jika aliran listrik diputuskan. Karena itu RAM tidak digunakan sebagai

penyimpan program tetapi untuk menyimpan data sementara. Peta memori data

(24)

7

Gambar 2.2. Peta memori data

Ruang memori dibagi menjadi tiga blok, dikenal sebagai 128 bawah

(lower 128), 128 atas (upper128) dan Register Fungsi Khusus (Special Function Register=SFR). Alamat memori data internal selalu 8 bit atau 1 byte, yang konsekuensinya hanya mampu mengalamati hingga 256 byte saja. Pengalamatan

langsung dengan alamat diatas 7FH mengakases suatu memori, sedangkan

pengalamtan tak langsung dengan alamat diatas 7FH mengakses ruang memori

lain yang berbeda.

2.1.2. Register Dasar

Yang termasuk register dasar adalah Program Counter (PC), akumulator (A), Stack Pointer (SP), Program Status Word (PSW). Register khas dari keluarga mikrokontroler MCS-51 adalah Register B dan Data Pointer Register (DPTR).

1. Program Counter (PC)

Merupakan register 16 bit yang berisi alamat yang akan dikerjakan. Saat

reset PC bernilai 0000H, pada saat prosesor mengambil instruksi 1 byte

maka nilai PC akan bertambah 1.

2. Akumulator (A)

Sesuai dengan namanya akumulator yang artinya menampung, yang

menempati lokasi E0H. Register A berfungsi sebagai penyimpan data

(25)

8

3. Stack Pointer (SP)

Register SP digunakan sebagai penyimpan sementara nilai PC sebelum

prosesor menjalankan subrutin. Saat prosesor selesai mengerjakan

subrutin, nilai PC akan dikembalikan dengan cara mengambil SP. Dengan

kata lain register stack pointer merupakan register dengan panjang 8 bit, digunakan dalam proses simpan dan ambil dari/ke stack.

4. Program Status Word (PSW)

Merupakan register 8 bit yang terdiri atas bit CY, AC, FO, RS0, RS1, OV,

dan P. Bit ke-1 tidak digunakan. Register ini berfungsi untuk menyimpan

informasi status prosesor. Fungsi-fungsi bit pada PSW sebagai berikut :

CY : carry setelah operasi aritmatika

AC : auxiliary carry setelah operasi aritmatika

FO : flag untuk fungsi umum

RS0, RS1 : untuk memilih bank register

OV : overflow setelah operasi aritmatika

P : paritas

PSW yang berada dalam ruang SRF, dapat ditunjukkan oleh gambar 2.3.

Bit 7 Bit 6 Bit 5 Bit 4 Bit 3 Bit 2 Bit 1 Bit 0

CY AC FO RS0 RS1 OV - P

Gambar 2.3. Register Program Status Word (PSW)

5. Register B

Register 8 bit yang berlokasi di F0H, yang tugasnya membantu

akumulator. Register ini digunakan untuk operasi perkalian dan

pembagian.

6. Data Pointer Register (DPTR)

Register 16 bit, terbagi menjadi data pointer high byte (DPH) dan data

(26)

9

2.1.3. Register Fungsi Khusus (Special Function Register)

SFR pada mikrokontroler MCS-51 memiliki alamat 80H sampai FFH

sehingga terdapat 128 lokasi alamat untuk SFR. Peta dari memori on-chip disebut dengan ruang register fungsi khusus (Special Function Register) dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Register-register dalam SRF

Simbol Nama Alamat

ACC Akumulator E0h

B Register B F0h

PSW Program Status Word D0h

SP Penunjuk Tumpukan (Stack Pointer) 81h

DPTR Penunjuk Data (Data Pointer) 2 Byte

DPL Data Byte rendah 82h

DPH Data Byte tinggi 83h

P0 Port 0 80h

P1 Port 1 90h

P2 Port 2 A0h

P3 Port 3 B0h

IP Pengendali Prioritas Interupsi B8h

IE Pengendali Aktivasi interupsi A8h

TMOD Pengendali Mode Pewaktu/Pencacah 89h

TCON Pengendali Pewaktu/Pencacah 88h

THO Pewaktu/Pencacah 0 Byte tinggi 8Ch

TLO Pewaktu/Pencacah 0 Byte rendah 8Ah

TH1 Pewaktu/Pencacah 1 Byte tinggi 8Dh

TL1 Pewaktu/Pencacah 1 Byte rendah 8Bh

SCON Pengendali Serial 98h

SBUF Buffer Data Serial 99h

(27)

10

2.1.4. Sistem Interupsi

Interupsi merupakan suatu sarana yang sangat berperan dalam penanganan

sistem input/output. Dalam proses interupsi, terjadinya sesuatu pada perangkat keras akan dicatat pada flip-flop yang sering disebut petanda (flag). Catatan dalam petanda tersebut diatur sedemikian rupa sehingga merupakan sinyal permintaan

interupsi pada prosesor. Program yang dijalankan dengan cara tersebut dinamakan

sebagai program pelayanan interupsi (ISR ‘Interrupt Service Routine’). Saat prosesor menjalankan ISR, pekerjaan yang sedang dilakukan dalam program

utama ditinggalkan sementara, selesai menjalankan ISR program utama kembali

dijalankan.

Ada dua buah Special Function Register yang digunakan untuk mengontrol interupsi, yaitu IE (Interupt Enable) yang beralamat di A8H dan IP (Interupt Priority Control) yang beralamat di B8H. IE digunakan untuk mengontrol interupsi yang akan diaktifkan, sedangkan IP akan menentukan

interupsi mana yang memiliki prioritas tinggi dan interupsi mana yang memiliki

prioritas rendah. Masing-masing sumber interupsi dapat diaktifkan dan dimatikan

secara individual dengan mengatur bit EA dalam register IE. Register IE ini juga

mengandung sebuah bit untuk aktivasi interupsi secara keseluruhan, yang dapat

digunakan untuk mengaktifkan dan mematikan interupsi secara keseluruhan. Di

bawah ini adalah gambar 2.4. dan tabel 2.2. dari register IE.

(MSB) (LSB)

Gambar 2.4. Register IE

Keterangan :

Bit EA=1, interupsi aktif

(28)

11

Register IE dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Register IE

Simbol Posisi Fungsi

EA IE.7 Untuk menghidupkan (IE = 1) dan mematikan (IE = 0)

- IE.6 Cadangan

- IE.5 Cadangan

ES IE.4 Bit aktivasi interupsi Port Serial

ET1 IE.3 Bit aktivasi interupsi Timer 1 EX1 IE.2 Bit aktivasi interupsi Eksternal 1

ET0 IE.1 Bit aktivasi interupsi Timer 0 EX0 IE.0 Bit aktivasi interupsi Eksternal 0

2.1.5. Timer/Counter

Pada mikrokontroler MCS-51 terdapat dua buah Timer/Counter, yaitu

Timer 0 dan Timer 1. Timer/Counter merupakan pencacah biner naik (count-up binary counter) yang mencacah dari 0000H sampai FFFFH. Saat kondisi pencacah berubah dari FFFFH kembali ke 0000H akan timbul sinyal limpahan

(overflow). Sinyal clock yang diberikan ke pencacah dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sinyal clock dengan frekuensi tetap yang sudah diketahui besarnya dan sinyal clock dengan frekuensi yang bias bervariasi.

Pada mikrokontroler ini, timer/counter juga diatur oleh Special Function Register, yaitu Timer/Counter Control (TCON alamat 88H), dan Timer/Counter Mode Control (TMOD alamat 89H). Selain itu nilai byte bawah dan byte atas dari

timer/counter disimpan dalam register TL dan TH.

Jika difungsikan sebagai timer, maka mikrokontroler akan menggunakan

(29)

12

2.1.5.1. Timer Mode Register (TMOD)

Register TMOD merupakan register yang digunakan untuk mengatur kerja

Timer 0 dan Timer 1.Register TMOD terbagi menjadi dua bagian bit 0 sampai 3 (TMOD.0 sampai TMOD.3) dipakai untuk mengatur Timer 0, sedangkan bit 4 sampai 7 (TMOD.4 sampai TMOD.7) dipakai untuk mengatur Timer 1. Register TMOD merupakan register yang tidak bit addressable, seperti ditunjukkan pada gambar 2.5.

bit 7 bit 6 bit 5 bit 4 bit 3 bit 2 bit 1 bit 0

GATE C/T M1 M0 GATE C/T M1 M0

Timer1 Timer 0

Gambar 2.5. Register TMOD

Bit GATE : Jika GATE = 1, maka timer/counter “x” aktif bila pin INTx high dan pin TRx juga high, yang dipakai untuk

mengatur sinyal detak.

Jika GATE = 0, maka timer/counter “x” aktif jika hanya pin TRx high.

Bit C/T : untuk mengatur sumber sinyal detak yang diberikan ke pencacah

biner, low untuk fungsi timer dan high untuk fungsi counter. M1 dan M0 : dipakai untuk menentukan Mode Timer. Mode operasi timer/counter

ditunjukkan seperti pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Mode Operasi Timer/Counter

M1 M0 MODE OPERASI

0 0 0 Timer/counter 13 bit

0 1 1 Timer/counter 16 bit

1 0 2 Timer/counter 8 bit isi ulang (autoreload)

(30)

13

2.1.5.2. Timer Control Register Timer 0 dan 1

TCON merupakan bit addressable sehingga setiap bit bisa diatur (dengan menggunakan instruksi SETB atau CLR). Register TCON berisi pengaturan timer

dan interupsi eksternal sekaligus dalam 1 byte, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.6.

bit 7 bit 6 bit 5 bit 4 bit 3 bit 2 bit 1 bit 0

TF1 TR1 TF0 TR0 IE1 IT1 IE0 IT0

Timer Interupsi

Gambar 2.6. Register TCON

Jika dalam pemrograman tidak memakai interupsi eksternal, maka IE dan

IT dapat diabaikan (diset ‘0’).

TR1 dan TR0 : pengatur aktif dan nonaktif timer/counter.

TF1 dan TF0 : penampung bit limpahan (overflow) timer/counter. IE1 dan IE0 : tanda (flag) interupsi eksternal.

IT1 dan IT0 : menentukan pen-trigger-an interupsi eksternal.

2.1.6. Osilator On-Chip

Osilator on-chip digunakan sebagai sumber detak (clock) ke CPU. Untuk menggunakannya, sebuah resonator kristal atau keramik dihubungkan di antara

kaki-kaki XTAL1 dan XTAL2 pada mikrokontroler dan menghubungkannya

dengan kapasitornya ke ground. Rangkaian osilator ini menggunakan kristal 12 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF, sehingga frekuensi detak pada CPU adalah 12

(31)

14

30pF

AT89S51

18 19

XTAL2 XTAL1

12MHz 30pF

Gambar 2.7. Osilator On-Chip

2.2. Transistor Sebagai Fungsi Saklar

Transistor mempunyai jenis yang bermacam-macam, salah satu fungsinya

banyak diterapkan pada rangkaian digital yaitu transistor sebagai sebuah saklar

elektronik yang bekerja hanya dalam dua kondisi on dan off.

Dari konfigurasi dasarnya, transistor mempunyai 3 daerah kerja berbeda

yaitu: daerah aktif, daerah cut-off dan daerah saturasi. Transistor dengan diberi prasikap tegangan basis yang berfungsi sebagai saklar, dapat dilihat pada gambar

2.8.

Gambar 2.8. Transistor sebagai fungsi saklar

Bila trasistor dioperasikan pada derah saturasi, maka transistor menjadi

(32)

15

off, maka transistor sebagai sebuah saklar terbuka (off). Nilai dari di dapat

dengan persamaan :

Pada daerah aktif, besarnya arus basis menentukan besarnya arus kolektor.

Besarnya arus kolektor sebanding dengan besarnya arus basis kali dengan

besarnya β (beta). Pada daerah ini emitor dalam kondisi reversebias dan kolektor dalam forwardbias.

Pada daerah cut-off, basis tidak diberi tegangan atau dengan anggapan arus basis adalah nol. Dengan tidak adanya arus basis berarti baik kolektor dan emitor

dalam kondisi forward bias, sehingga : IBB≈ 0

VCE(cut-off) = VCC ………... (2.2.e)

Karena ada arus yang mengalir melalui emitor menuju kolektor maka transistor

berfungsi sebagai saklar dalam keadaan tertutup (on).

Keadaan terakhir dari prasikap tegangan transistor adalah saturasi. Pada

keadaan ini, arus emitor cenderung selalu tetap untuk perubahan arus basis.

Pertambahan arus basis akan menyebabkan kenaikan arus emitor dan penurunan

tegangan antara emitor dan kolektor, sehingga :

VCE = VCE(saturasi) ... (2.2.f)

Dengan mengabaikan tegangan antara emitor dan kolektor (karena cukup kecil saat

(33)

16

Pada keadaan ini transistor berfungsi sebagai saklar dalam keadaan tertutup (off). Grafik daerah kerja fungsi transistor, dapat ditunjukkan seperti pada gambar 2.9.

Gambar 2.9. Grafik daerah kerja transistor

2.3. Display/ Penampil

Penampil yang digunakan adalah seven segment dan dioda pemancar cahaya. Konfigurasi dioda terbagi atas dua yaitu konfigurasi common anoda dan

common catoda. Untuk konfigurasi common anoda, kaki-kaki anoda-nya dihubungkan menjadi satu sedangkan untuk konfigurasi common catoda kaki-kaki

catoda dihubungkan menjadi satu.

2.3.1. Penampil Seven Segment

Penampil merupakan suatu alat peraga dari suatu besaran yang diukur. Ada

berbagai jenis penampil yang digunakan untuk mengetahui suatu hasil proses,

salah satu yang biasa digunakan adalah seven segment.

Untuk menampilkan suatu lambang pada seven segment, tiap segment

(34)

17

diinginkan desimal 8 menyala, saklar a, b, c, d, e, f, g ditutup, maka segment LED a, b, c, d, e, f, g menyala sehingga akan tertampil angka desimal 8, seperti yana

dapat dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10. Tampilan Seven Segment

Seven segment tersebut mempunyai hubungan CA (common anode), yaitu kaki anoda terhubung satu sama lain. Sehingga untuk menyalakan seven segment

harus dikirim logika 0. Pada kaki-kaki katoda dipasang resistor sebagai penahan

arus dan saklar sebagai fungsi driver. Untuk lebih jelasnya, pada tabel 2.4. dibawah ini dapat dilihat tabel kebenaran untuk tampilan seven segment.

Tabel 2.4. Kebenaran Seven Segment

Cacahan Segment Yang Menyala

0 a, b, c, d, e, f

1 b, c

2 a, b, g, e, d

3 a, b, g, c, d

4 f, g, b, c

5 a, f, g, c, d

6 a, f, e, d, c, g

7 a, b, c

8 a, b, c, d, e, f, g

(35)

18

3.2.2. Dioda pemancar cahaya

Dioda pemancar cahaya (Light Emiting Dioda atau LED) bila diberi prasikap tegangan maju akan memancarkan cahaya seperti merah, hijau, kuning,

biru dan infra merah (tak tampak). Gambar 2.11. menunjukkan rangkaian LED

yang dihubungkan dengan resistansi secara seri.

VCC

Vd Ra

Gambar 2.11. Rangkaian LED

Nilai dari Ra dapat dicari dengan persamaan berikut :

d d cc a

I V V

(36)

19

BAB III

3.1. Perancangan Perangkat Keras

Penampil pewaktu nyala lampu lalu lintas memiliki tiga bagian utama

yaitu masukan, pengontrol dan keluaran. Masukannya berupa waktu nyala tetap,

yaitu 4 detik untuk lampu hijau dan 1 detik untuk lampu kuning, sedangkan waktu

lampu merah adalah kumulatif waktu dari lampu kuning dan hijau untuk empat

ruas jalan. Jika ingin merubah waktu nyala, maka harus merubah waktu di dalam

program mikrokontroler. Piranti kontrolernya adalah mikrokontroler AT89S51,

sedangkan piranti keluarannya digunakan LED untuk lampu kuning serta

penampil seven segment dua digit untuk lampu merah dan satu digit untuk lampu hijau, yang menunjukkan cacahan angka dalam detik. Diagram blok sistem

penampil pewaktu nyala lampu lalu lintas, ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram blok sistem penampil pewaktu nyala lampu lalu lintas

(37)

20

Pada umumnya lampu lalu lintas terdiri atas tiga bagian warna lampu yaitu

lampu berwarna merah, lampu berwarna hijau dan lampu berwarna kuning.

Penyalaan setiap lampu selalu bergantian antara lampu satu dengan yang lainnya,

dengan urutan penyalaan lampu yang umumnya digunakan adalah dari lampu

merah menyala ke lampu hijau lalu ke lampu kuning. Proses ini akan berulang

secara terus-menerus dengan periode waktu yang sama. Gambar 3.2.

menunjukkan sistem waktu penyalaan lampu lalu lintas untuk empat

persimpangan.

Gambar 3.2. Diagram waktu nyala lampu lalu lintas dengan 4 ruas jalan

Pada diagram waktu, simbol M menunjukkan lampu merah, H

menunjukkan lampu hijau, sedangkan untuk K menunjukkan lampu kuning. Saat

sebelum terjadi perubahan dari merah ke hijau, terdapat tenggang waktu semua

lampu yang menyala di semua ruas adalah lampu merah. Hal tersebut

dimaksudkan sebagai faktor keamanan saja agar pada saat suatu ruas lampu hijau

akan menyala, lampu merah semua ruas benar-benar telah menyala.

Tabel 3.1. menunjukkan sistem pewaktuan pengatur pewaktu lampu lalu

(38)

21

Tabel 3.1. Tabel Pewaktuan Penampil Pewaktu Lampu Lalu Lintas

M1 H1 K1 M2 H2 K2 M3 H3 K3 M4 H4 K4

4 6 13 20

3 5 12 19

2 4 11 18

1 3 10 17

0 2 9 16

1 1 8 15

0 7 14

4 6 13

3 5 12

2 4 11

1 3 10

0 2 9

1 1 8

0 7

4 6

3 5 2 4 1 3 0 2 1 1 0

4

(39)

22

3.2. Mikrokontroler AT89S51 3.2.1. Rangkaian Reset

Rangkaian reset digunakan untuk mereset mikrokontroler pada saat catu

daya dihidupkan seperti pada gambar 3.3.

RS T

Gambar 3.3. Rangkaian reset

Keadaan reset pada mikrokontroler diperoleh apabila pin reset diberi

logika tinggi (biasanya dalam waktu beberapa milidetik). Waktu reset tersebut

dapat dihitung dengan rumus T = RC. Pada perancangan ini waktu reset 100 ms

dengan menggunakan kapasitor C = 10 µF, maka nilai resistansi dapat dihitung :

100 ms = 10 µF x R

R = 100.10-3 / 10.10-6

R = 10 KΩ.

Cara kerja rangkaian reset adalah sebagai berikut, bila tegangan catu

dihidupkan arus akan mengalir melewati kapasitor sehingga akan menimbulkan

beda tegangan pada resistor. Tegangan pada pin reset merupakan beda tegangan

antara Vcc dengan kapasitor.

3.2.2. Program Timer

Pada mikrokontroler AT89S51, untuk 1 cycle membutuhkan 12 periode osilasi dan osilator kristal yang digunakan adalah 12 MHz, maka dapat dihitung

(40)

23

Dalam perancangan ini dibuat pewaktu yang dapat berubah setiap 1 detik,

maka waktu tunda yang diinginkan adalah:

cacah

Jadi untuk mendapat waktu sebesar 1 detik dalam timer, diperlukan nilai tundaan pada program sebesar 1.000.000 μs.

3.3. Unit Penampil

3.3.1. Dioda Pemancar Cahaya

LEDyang diberi prasikap tegangan maju akan memancarkan cahaya. Pada

saat masukan dari Port 0 adalah nol, maka transistor berfungsi sebagai saklar dalam keadaan tertutup, maka rangkaian LED dapat digambarkan seperti gambar

3.5. dibawah ini :

Vd 5Volt

330 Ra

Gambar 3.4. Rangkaian LED

Kebutuhan arus LED diantara 10mA sampai 20mA dan tegangan 1,5V

sampai 2V. Pada perancangan rangkaian ini, berdasarkan data sheet = 1,7 Volt

dan = 10mA serta Vcc yang digunakan adalah 5 Volt, maka nilai R

Jadi resistor yang digunakan adalah 330 Ω sebagai hambatan penahan arus

(41)

24

3.3.2. Rangkaian Penampil dengan Seven Segment

Pada seven segment untuk menampilkan suatu lambang harus dinyalakan tiap segment yang berkaitan dengan lambang tersebut yang digerakkan oleh saklar. Seven segment tersebut mempunyai hubungan common anode, yaitu kaki -kaki anoda terhubung menjadi satu. Transistor yang digunakan dalam

perancangan ini adalah PNP A733 yang digunakan berfungsi sebagai saklar untuk

menghubungkan antara seven segment dengan tegangan Vcc seperti terlihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Skema Dasar Konfigurasi Saklar Menggunakan Transistor

Agar transistor menjadi ON (kondisi saturasi) maka pada keluaran port

P1.0 harus diberi logika 0 sehingga terdapat arus yang mengalir dari Vcc ke CA.

Dari data sheet transistor A733 dapat diperoleh besar arus penguatan dc ( ) adalah 60, arus kolektor ( ) maksimal 100mA dan besarnya adalah

0,18 Volt. Saat keluaran Port P1.0 bernilai 0, maka transistor berada dalam

(42)

25

Besarnya nilai RE berdasarkan persamaan di atas adalah :

Ω

Besarnya nilai yang di dapat dari perhitungan adalah 312Ω, maka

digunakan resistor yang mendekati harga tersebut yaitu resistor sebesar 330Ω. E

R

Saat transistor saturasi IB mencapai nilai jenuh sebesar :

mA

Maka besarnya nilai yang digunakan sebagai penahan muka arus yang masuk

ke transistor melalui kaki basis adalah : B

Dalam perhitungan di dapat nilai sebesar 18682,6Ω maka digunakan

resistor yang mendekati nilai perhitungan, yaitu resistor sebesar 20KΩ. B

R

Rangkaian penampil yang digunakan dalam perancangan ini adalah seven segment dua digit untuk lampu merah dan seven segment satu digit untuk lampu hijau. Seven segment langsung dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S51 pada Port 3 sebagai saluran data. Resistor dan digunakan sebagai pembatas arus yang masuk ke dalam transistor. Arus kolektor transistor adalah

, karena nilai sangat kecil maka nilai B

nilai yang dihitung didapatkan nilai sebesar 20 KΩ sebagai penahan arus. Port

P1.0, P1.1, P1.2 digunakan sebagai saklar yang menghubungkan antara Vcc dan

CA (Common Anoda) pada seven segment, seperti ditunjukkan pada gambar 3.6. B

(43)

26

Gambar 3.6.Rangkaian Penampil seven segment

Untuk menampilkan datanya dengan metode scanning, yaitu pengiriman data keluaran dari mikrokontroler ke seven segment secara bergantian dan dengan cepat sehingga terlihat seakan-akan hidup secara bersamaan.

3.4. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.4.1. Algoritma Perangkat Lunak

Sistem kerja dari penampil nyala lampu lalu lintas ini disusun menjadi

suatu algoritma berdasarkan cara kerja perangkat keras (hardware)nya. Algoritma ini disusun agar persoalan pengendalian penampil waktu nyala lampu lalu lintas

ini dapat diterjemahkan menjadi bentuk yang sistematis sehingga dapat ditangani

oleh mikrokontroler.

Algorima ini diuraikan menjadi Program Utama dan subrutin-subrutin,

seperti : subroutin program counter down lampu merah, subroutin program

(44)

27

3.4.2. Diagram Alir Program Utama

Start

Inisialisasi semua port

Count time lampu = max

Increment alamat waktu nyala

Ya Baca dan tampilkan data

(semua nyala lampu hijau)

Increment alamat waktu nyala

Tidak

Count time

lampu = 0?

Decrement count time lampu

Decrement count time lampu

Baca dan tampilkan data (semua nyala lampu kuning)

Baca dan tampilkan data (semua nyala lampu merah)

Kuning nyala tunda 1 detik

Merah total tunda 20 detik Hijau tunda 4 detik

Increment alamat waktu nyala

Decrement count time lampu

Gambar 3.7. Diagram Alir Program Utama

Program dimulai dengan proses inisialisasi pengosongan data di alamat

penyimpan data. Kondisi awal semua lampu merah menyala untuk keempat sisi.

Data masukan awal waktu nyala lampu telah diatur didalam mikrokontroler

(45)

28

(Time Merah) untuk keempat sisi akan diambil dari alamat memori dan disimpan ke register untuk penggunaan pada program subrutin timer down untuk lampu merah. Setelah proses subrutin timer down untuk lampu merah selesai, kamudian dilakukan hal yang sama untuk proses subrutin timer down untuk lampu hijau. Proses akan melakukan perulangan terus menerus ke pengambilan data total

waktu lampu merah (Time Merah) dan data total waktu lampu hijau (Time Hijau).

3.4.3. Diagram Alir Proses Tunda Waktu 1 Detik

Start

Tunda waktu 1 detik

Satuan detik =

0?

Tidak Hidupkan LED

Kuning

Ya

Matikan LED Kuning

End

Gambar 3.8. Diagram Alir Proses Tunda Waktu Lampu Kuning

Proses waktu tunda selama 1 detik, mulai saat seven segment menghitung mundur waktunya, satuan waktu akan dikurangi satu per satu, dengan sistem

scanning. Dengan urutan proses penyalaan, ditunda selama 1 detik, kemudian dimatikan dan digeser, begitu seterusnya. Disini LED kuning juga akan menyala

selama 1 detik setelah lampu hijau padam. Setelah itu baru penampil waktu lampu

(46)

29

3.4.4. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Merah

Start

Inisialisasi timer lampu merah

Total waktu lampu merah 20 detik

Data satuan = data satuan - 1

Data puluhan = data puluhan - 1 Data satuan = 9 Tampilkan ke sevent segment

Satuan detik

= 0?

Tidak

Ya

Data puluhan

= 0?

Tidak

Ya

RET

.

Gambar 3.9. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Merah

Untuk proses counter down lampu merah, data angka puluhan dan data angka satuan diambil lalu di simpan pada register sebagai data awal cacahan. Data

satuan akan dikurangi satu per satu hingga mencapai angka 0 dengan tundaan

selama 1 detik. Setelah data satuan menjadi 0, kemudian data puluhan dikurangi

satu dan data satuan diatur menjadi sembilan. Bila semua data telah menjadi 0,

(47)

30

3.3.5. Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Hijau

RET Start

Inisialisasi timer lampu hijau

Set waktu 4 detik

Data satuan = data satuan - 1 Tampilkan ke sevent segment

Satuan detik = 0?

Tidak

Ya

Gambar 3.10.Diagram Alir Proses Timer Down Lampu Hijau

Untuk proses counter down lampu hijau, data angka satuan diambil lalu di simpan pada register sebagai data awal cacahan. Data satuan akan dikurangi satu

per satu hingga mencapai angka 0 dengan tundaan selama 1 detik. Setelah data

satuan menjadi 0. Bila semua data telah menjadi 0, maka program akan keluar

(48)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Akhir Perancangan

Pada bagian ini akan dibahas hasil pengamatan pada alat. Adapun

bentuk dari hasil akhir alat penampil pewaktuan pengatur lampu lalu lintas

berbasisi mikrokontroler AT89S51 dapat dilihat pada gambit 4.1.

LED KUNING

LAMPU

RESET LAMPU MERAH LAMPU LAMPU

MERAH

MERAH LAMPUHIJAU MERAH

LAMPU HIJAU

LED KUNING

LED KUNING LED KUNING LAMPU HIJAU

LAMPU HIJAU

ON/OFF

(49)

32

Tabel 4.1. Tabel Pewaktuan Penampil Pewaktu Lampu Lalu Lintas

M1 H1 K1 M2 H2 K2 M3 H3 K3 M4 H4 K4 Traffic Light 3 Traffic Light 4 Traffic Light 2

(50)

33

Pada posisi awal, saat sisi I traffic light menampilkan lama nyala untuk lampu hijau 4 detik, sisi II akan menampilkan nyala lampu merah 6

detik, sisi III akan menampilkan nyala lampu merah selama 13 detik dan untuk

sisi IV akan menampilkan waktu selama 20 detik. Ini telah sesuai dengan

waktu yang sudah direncanakan seperti perancangan semula dan dihasilkan

waktu yang sama, seperti yang terlihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Tampilan saat hijau 4 detik

Pada saat sisi I traffic light menampilkan lama nyala untuk lampu hijau 3 detik, sisi II akan menampilkan nyala lampu merah 5 detik, sisi III

akan menampilkan nyala lampu merah selama 12 detik dan untuk sisi IV akan

menampilkan waktu selama 19 detik.

Pada saat sisi I traffic light menampilkan lama nyala untuk lampu hijau 2 detik, sisi II akan menampilkan nyala lampu merah 4 detik, sisi III

akan menampilkan nyala lampu merah selama 11 detik dan untuk sisi IV akan

(51)

34

Pada saat sisi I traffic light menampilkan lama nyala untuk lampu hijau 1 detik, sisi II akan menampilkan nyala lampu merah 3 detik, sisi III

akan menampilkan nyala lampu merah selama 10 detik dan untuk sisi IV akan

menampilkan waktu selama 17 detik.

Pada saat sisi I traffic light menampilkan lama nyala untuk lampu hijau 0 detik, sisi II akan menampilkan nyala lampu merah 2 detik, sisi III

akan menampilkan nyala lampu merah selama 9 detik dan untuk sisi IV akan

menampilkan waktu selama 16 detik.

Semua hasil akhir telah sesuai dengan waktu yang sudah

direncanakan seperti perancangan semula dan dihasilkan waktu yang sama. Ini

terbukti penampil pewaktu lampu lalu lintas ini dapat dipergunakan. Pada saat

sisi I traffic light menampilkan nyala untuk lampu kuning, sisi II akan menampilkan nyala lampu merah 1 detik, sisi III akan menampilkan nyala

lampu merah selama 8 detik dan untuk sisi IV akan menampilkan selama 15

detik, ini dimaksudkan sebagai faktor keamanan saja agar pada saat suatu ruas

jalan lampu hijau akan menyala, lampu merah untuk ke tiga ruas jalan

benar-benar telah menyala semua, seperti yang terlihat pada gambar 4.3.

(52)

35

4.2. Pengamatan Waktu Scanning

Program delay pada sistem scanning, yaitu pengiriman data keluaran dari mikrokontroler ke seven segment secara bergantian dan dengan cepat sehingga terlihat seakan-akan hidup secara bersamaan. Ini digunakan

sebagai penundaan waktu penyalaan sesaat agar pada seven segment dapat tertampil angka yang bisa dilihat oleh manusia. Bila delay terlalu lama akan mengakibatkan terjadinya nyala yang berkedip-kedip sehingga delay diatur sesuai dengan kebutuhan. Besarnya waktu nyala masing-masing seven segment dapat dilihat pada gambar 4.4. dengan menggunakan osiloskop digital.

Gambar 4.4. Pengamatan seven segment dengan osiloskop digital

Dari data hasil pengamatan gambar diatas dengan menggunakan

(53)

36

berjumlah 12 adalah 5.540 μs. Dan untuk mendapatkan satu detik maka

dilakukan 181 pengulangan sehingga didapat : 181 x 2420 μs = 999.120 μs.

Perancangan ini membutuhkan pewaktu yang dapat berubah setiap detiknya,

sehingga kekurangannya adalah : 1.000.000 μs – 999.120μs = 880 μs.

Kekurangan tersebut telah habis dipakai untuk melakukan instruksi yang

lainnya, salah satunya untuk pengecekan lampu menyala atau padam.

Besarnya error yang terjadi adalah sebesar :

ERROR = Selisih(detik) / Total Waktu(detik)

= 880 / 1.000.000

= 0,88 permil

= 0,088 %

Jadi besarnya error dalam pengamatan dengan menggunakan osiloskop digital sebesar 0,88 permil sama dengan adalah harga yang kecil.

Ini membuktikan bahwa model penampil pewaktu pengatur lampu lalu lintas

ini dapat digunakan.

(54)

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil beberapa

kesimpulan dan saran guna penyempurnaan dan pengembangan alat ini.

5.1. Kesimpulan

Beberapa hal penting yang dapat diambil dari keseluruhan perancangan dan analisis data, antara lain :

1. Sistem penampil pewaktuan pengatur lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler AT89S51, telah dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan seperti perancangan semula.

2. Error waktu yang diukur sebesar 0,88 permil atau 0,088 %.

5.2. Saran

Sehubungan dengan jauhnya alat ini dari kesempurnaan maka penulis mencoba untuk menberikan saran-saran bagi pengembangan yang lebih lanjut, yaitu :

1. Waktu nyala sebaiknya dibuat lebih lama sehingga menyerupai pada

keadaan yang sebenarnya.

2. Tampilan akan lebih baik jika dibuat lebih besar misalnya dengan

menggunakan seven segment yang berukuran lebih besar atau menggunakan tampilan LED dot matrik, sehingga dapat diberikan tambahan tulisan-tulisan, simbol ataupun gambar agar lebih jelas terlihat. 3. Masukan dapat menggunakan keypad atau saklar untuk masukan waktu

(55)

38

4. Untuk menghindari terputusnya catu daya secara tiba-tiba (listrik padam)

(56)

DAFTAR PUSTAKA

1. Albertus Paul Malvino, Ph.D.,EE., Prinsip-Prinsip Elektronika Buku Satu, Terjemahan Ir. Alb. Joko Santoso, M.T., Salemba Teknika, 2003.

2. Albertus Paul Malvino, Ph.D.,EE., Prinsip-Prinsip Elektronika Edisi Kedua, Terjemahan Hanapi Gunawan, Erlangga, Jakarta, 1995.

3. James W. Stewart and Kai X. Miao, The 8051 Microcontroller, Hardware, Software and Interfancing Second Edition, Prentice Hall, Columbus, Ohio, 1999.

4. Agfianto Eko Putra, Belajar Mikrokontroler ATMEL AT89C51/52/55, Gava Media, Yogyakarta, 2002.

5.Moh. Ibnu Malik, ST, Belajar Mikrokontroler ATMEL AT89S8252, Gava Media, Yogyakarta, 2003.

6. www.atmel.com, data sheet IC AT89S51

7. www.elite.com, data sheet Transisitor PNP A733 8.Data sheet 7 Segment LED Display

Gambar

Gambar 2.1. Pinout AT89S51
Gambar 2.2. Peta memori data
Tabel 2.1. Register-register dalam SRF
Gambar 2.4. Register IE
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai penelitian normatif, maka data yang digunakan adalah bahan hukum primer, yaitu Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah dan Fiqih Muamalah yang menyangkut dengan

Kesimpulan: Perkembangan motorik kasar yang paling dominan pada bayi yang diberi ASI non ekslusif di desa Pesagi Kayen adalah berdiri yaitu sebanyak 15 bayi dan terdapat gambaran

memahaminya dalam arti suci memberi kemudahan kepada wanita, disamping memberi tenggang waktu penangguhan bagi suami. Sedangkan yang memahaminya dalam arti haid lebih

Sangat tidak adil, rakyat kecil yang harus menanggung beban dari ‘salah urus negara’, harga BBM dinaikkan sementara pemerintah masih mensubsidi bunga hutang BLBI..

Wawancara dilakukan terhadap 7 orang informan yang merupakan bidan dari kelompok responden yang tidak melakukan pijat perineum di Kota Surakarta bertujuan untuk menggali

Pembelajaran teknik pemeraan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang dilakukan oleh Boleslavsky melalui Enam Pelajaran Pertama Bagi Aktor aplikasinya

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini,

Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk