• Tidak ada hasil yang ditemukan

UDI BIMB N ILM EGURUAN ERSITAS S YOGY 2 AN DIRI S AH PARA EGERI 3 K ARAN 200

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UDI BIMB N ILM EGURUAN ERSITAS S YOGY 2 AN DIRI S AH PARA EGERI 3 K ARAN 200"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

TINGK

PER

PROG

J U

FAKU

KAT PENY

RATURAN

XI IPS

TA

Diajukan Mem Y

GRAM STU

R U S A N

ULTAS KE

UNIVE

YESUAIA

N SEKOL

S SMA NE

AHUN AJA

Sk n untuk mem mperoleh Gel

Disus Yustinus An

031

UDI BIMB

N I L M

EGURUAN

ERSITAS S

YOGY

2

AN DIRI S

AH PARA

EGERI 3 K

ARAN 200

kripsi: menuhi Salah

lar Sarjana P

sun Oleh: ndang Kusw 1114019

BINGAN

U P E N

N DAN IL

SANATA

YAKARTA

2008

SISWA TE

A SISWA

KLATEN

08/2009

h Satu Syara Pendidikan

woro

DAN KON

N D I D I K

LMU PEN

DHARMA

A

ERHADA

KELAS

N

at

NSELING

K A N

NDIDIKAN

A

P

(2)

TINGK

PER

PROG

J U

FAKU

KAT PENY

RATURAN

XI IPS

TA

Diajukan Mem Y

GRAM STU

R U S A N

ULTAS KE

UNIVE

YESUAIA

N SEKOL

S SMA NE

AHUN AJA

Sk n untuk mem mperoleh Gel

Disus Yustinus An

031

UDI BIMB

N I L M

EGURUAN

ERSITAS S

YOGY

2

AN DIRI S

AH PARA

EGERI 3 K

ARAN 200

kripsi: menuhi Salah

lar Sarjana P

sun Oleh: ndang Kusw 1114019

BINGAN

U P E N

N DAN IL

SANATA

YAKARTA

2008

SISWA TE

A SISWA

KLATEN

08/2009

h Satu Syara Pendidikan

woro

DAN KON

N D I D I K

LMU PEN

DHARMA

A

ERHADA

KELAS

N

at

NSELING

K A N

NDIDIKAN

A

P

(3)
(4)
(5)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO:

Berbuatlah yang terbaik di hari ini, jangan berpikir tentang

kemarin atau hari esok. Tapi yang terpenting adalah

selamat di hari ini karena kita hidup hanya hari ini. Kita

tidak hidup di hari kemarin atau hari esok.

(Penulis)

PERSEMBAHAN:

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA TERHADAP PERATURAN SEKOLAH

PARA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 KLATEN

TAHUN AJARAN 2008/2009

Yustinus Andang Kusworo

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode

survei. Sampel penelitian ini adalah sampel terbatas, yaitu sebagian siswa laki-laki

dan siswa perempuan kelas XI program IPS SMA Negeri 3 Klaten yang berjumlah 60

siswa (putra = 29 dan putri = 31).

Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para

siswa putra kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap

peraturan sekolah? (2) Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para siswa putri kelas

XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah? (3)

Apakah ada perbedaan tingkat penyesuaian diri antara para siswa putra dan para

siswa putri terhadap peraturan sekolah?

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat

penyesuaian diri siswa SMA dengan jumlah pernyataan sebanyak 54 item. Instrumen

penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian

teoritis dan mengenai semua unsur penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah.

(9)

viii

ABSTRACT

THE STUDENTS SELF ADJUSMENT LEVEL TO SCHOOL REGULATION

IN ELEVENTH GRADE OF SOCIAL PROGRAMME IN SMA 3

KLATEN OF ACADEMIC 2008/2009

Yustinus Andang Kusworo

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

This research was a descriptive research by using survey method. The sample

research was limited sample, some students of male and female students in eleventh

grade Social programme in SMA 3 Klaten which 60 students (male = 60 and female

= 31).

The problem of this research were (1) What is the level of male students self

adjustment in the eleventh social programmed SMA 3 Klaten of academic year

2008/2009 to school regulation? (2) What is the level of female students self

adjustment in eleventh social programme SMA 3 Klaten of academic year 2008/2009

to school regulation? (3) Is there any differences between male students and female

students in self adjustment level to school regulation?

The instrument was questioner of senior high school self adjustment level

which consist of 54 items. This instrument was based on research objective, research

variable theoretic view and all elements in self adjustment to school regulation.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Yesus Kristus sang juru

selamat atas rahmat dan kesehatan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd. Dosen Pembimbing yang dengan tulus

memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga

penyelesaian skripsi ini.

2.

Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui

dan memberikan ijin melakukan penelitian ini.

3.

Ibu A. Setyandari, S.Pd., P.Si., M.A Sekretaris Program Studi Bimbingan

dan Konseling dan dosen penguji skripsi serta ibu Dra. Retno Priyani.

M.Si. sebagai dosen penguji skripsi.

4.

Bapak Drs. H. Supardi, S.H. Kepala SMA Negeri 3 Klaten yang

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5.

BAPEDA kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk melakukan

(11)

x

6.

Bapak R. Susanto Wakasek SMA negeri 3 Klaten yang telah memberikan

jadwal dan jam pelajarannya untuk melakukan penelitian.

7.

Bapak Drs. Parjono koordinator BK SMA Negeri 3 Klaten.

8.

Para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten yang telah bersedia untuk

mengisi kuesioner

9.

Mbak Utik dan keluarga yang telah memberikan perhatian dan bantuan

memohonkan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.

10.

Kedua Orang tuaku tercinta Bapak Martinus Slamet dan Ibu Y. Endang

Perdaniningsih yang telah memberikan segalanya kepada penulis dan

adikku terkasih Andrea Galuh Pusporini yang telah membantu penulis.

11.

Mas Herman sekeluarga di Serang Banten yang telah banyak memberikan

bantuan bukunya kepada penulis.

12.

Pak Mardi sekeluarga di Jakarta yang telah banyak memberikan dorongan

dan motivasinya kepada penulis.

13.

Sahabatku Handoko yang dengan setia menemani dan membantu penulis,

dan Erpin yang banyak membantu penulis untuk menservis komputer.

Sahabatku Vika Yunianti yang telah banyak memberikan dorongan dan

semangat kepada penulis.

14.

Kekasihku tercinta Chatarina Monica Aghata Cristi yang selalu

mendukungku dengan doa dan cintanya. Perhatian dan kasih sayangmu

(12)

15.

Pakde Arintoko yang telah membantu penulis untuk mengolah data serta

memberikan pinjaman bukunya.

16.

Sahabat dan teman-teman seperjuangan di BK : Alel, Bayu, Bertus,

Mandus, Asep, Gugun, Yunar, Linda, Vera, Rusdwiana, Tunggul, Teti,

Gandi ’99, Agus’99, Arjuno, Magna, Ayu, Bismo, Bertha, Sr Eme, Dewi,

Wahyu botol, Yesi, Asa, Lia, Arsen.

17.

Guru dan Teman-teman latihan di senam pernafasan DAYA SEJATI :

Bapak Wens Tanlain terima kasih bimbingan dan ilmunya selama latihan,

elson, mandus, slawit, riki, pak pras, mas sulis, pakde arint, yus

(juventus), goris, marcel, daud, kalis.

18.

Teman-teman di parkiran univ Sanata Dharma pakde Kemis, Gareng, pak

Bambang dll.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

Yogyakarta, 9 Oktober 2008

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...

ii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...

iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………. vi

ABSTRAK ...

vii

ABSTRACT ...

viii

KATA PENGANTAR ...

ix

DAFTAR ISI ...

xii

DAFTAR TABEL ...

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ...

1

A.

Latar Belakang Masalah ...

1

B.

Rumusan Masalah ...

3

C.

Tujuan Penelitian ...

3

D.

Manfaat Hasil Penelitian………. 3

(14)

F.

Batasan Istilah dan Variabel ... 4

1.

Batasan Istilah ...

4

2.

Batasan Variabel ...

5

BAB II. KAJIAN TEORITIS ...

6

A.

Pendidikan SMA ...

6

1.

Kurikulum SMA ...

6

2.

Kegiatan Siswa ...

8

3.

Kegiatan di Lingkungan Sekolah sehari-hari ...

9

B.

Peraturan Sekolah ...

10

1.

Pengertian Peraturan Sekolah ...

10

2.

Bidang-bidang Peraturan Siswa ...

10

C.

Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah ...

19

1.

Arti Penyesuaian Diri ...

19

2.

Kegiatan MOS ...

20

a.

Tujuan Umum……… 20

b.

Tujuan Khusus……….. ...

21

3.

Kegiatan Pengajaran Kelas………... 21

4.

Kegiatan BK ...

22

5.

Kegiatan Ekstrakurikuler ...

23

6.

Kegiatan Administrasi ...

24

(15)

xiv

D.

Jenis Kelamin dan Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...

26

A.

Jenis Penelitian ...

26

B.

Metode Pengumpul Data ...

26

1.

Alat Ukur……….………..

26

2.

Pemberian Skor-skor ………

28

3.

Penentuan Kategori Tingkat Penyesuaian Diri Siswa…………

28

4.

Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ……….

29

a.

Validitas kuesioner ……….

29

b.

Reliabilitas kuesioner ……….

29

C.

Populasi dan Sampel Penelitian ……….

30

D.

Prosedur Pengumpulan Data……….……….

31

1.

Tahap Persiapan ………

31

2.

Tahap Pelaksanaan ………

32

E.

Teknik Analisis Data……….

32

1.

Perhitungan Koefisien Reliabilitas ………..

32

2.

Perhitungan Koefisien Validitas ……….

33

3.

Chi-Kuadrat ………

34

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

35

A.

Hasil Penelitian ...

35

(16)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...

42

A.

Kesimpulan ...

42

1.

Masalah Penelitian ...

42

2.

Hasil Penelitian ...

42

B.

Saran ...

43

1.

Program Bimbingan Kelompok ...

43

2.

Program Konseling Kelompok ...

44

DAFTAR PUSTAKA ...

45

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa ...

27

Tabel 2. Koefisien Reabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat

Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah para

Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun

Tahun Ajaran 2008/2009……….

30

Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur ...

30

Tabel 4. Sampel Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten

Tahun Ajaran 2008/2009……… .

31

Tabel 5. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah

Para Siswa Putra Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten

Tahun Ajaran 2008/2009 ...

35

Tabel 6. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah

Para Siswa Putri Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten

Tahun Ajaran 2008/2009 ...

36

Tabel 7. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah

Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun

Ajaran 2008/2009 ...

37

Tabel 8. Perhitungan Koefisien Realibilitas dan Validitas Penelitian

(18)

Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten

Tahun Ajaran2008/2009 ...

50

Tabel 9. Skor-skor Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa

Terhadap Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa ...

47

Lampiran 2. Perhitungan Koefisien Realibilitas dan Validitas Penelitian

Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap

Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS

SMA Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran2008/2009 ...

54

Lampiran 3. Perhitungan Realibilitas dan Validitas kuesioner

penelitian Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap

Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran2008/2009 ...

54

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta ...

55

Lampiran 5. Surat Ijin penelitian dari BAPEDA Kabupaten Klaten ..

56

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kehidupan sehari-hari di dalam suatu lingkungan masyarakat

menimbulkan interaksi antara individu-individu yang berada di dalamnya.

Individu yang berada dalam lingkungan sosial harus menyesuaikan diri

dengan lingkungan ini, dengan cara terus berinteraksi dengan baik dengan

individu yang lain. Manusia hidup dalam masyarakat, maka tingkah lakunya

tidak saja merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan fisik lingkungannya,

melainkan juga merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan sosial. Di

lingkungan sekolah siswa bersama dengan teman-temannya yang sebaya

bergaul dan menuntut ilmu, mereka saling berinteraksi dalam kebersamaan,

seperti diungkapkan Vembriarto “Dalam interaksi siswa di lingkungan

sekolah lambat laun siswa menyadari dirinya sebagai pibadi yang berada

dalam kelompok”. (Vembriarto, 1984:16). Siswa berada dalam lingkungan

sekolah dan harus menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan sekolah.

Tuntutan sekolah ditegaskan berupa peraturan yang harus dipatuhi

oleh setiap siswa. Siswa yang berada dalam lingkungan sekolah dituntut untuk

mematuhi peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Aturan sekolah

dibuat agar kegiatan pengajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar.

(21)

2

Ada siswa yang menyesuaikan diri dengan mudah dan ada siswa yang

tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan peraturan. Kemampuan

penyesuaian diri terlihat pada tingkah laku yang ditunjukkan oleh

masing-masing siswa. Siswa yang menyesuaikan diri akan berperilaku menurut atau

sejalan dengan peraturan. Siswa yang belum mampu menyesuaikan diri akan

cenderung berperilaku melanggar peraturan. Ketika pelanggaran siswa

diketahui pihak sekolah, maka pihak sekolah memberikan sanksi kepada

siswa. Sangsi dapat berupa peringatan secara lisan ataupun tertulis, ada juga

berupa skor atau nilai dari tiap pelanggaran yang dilakukan. Bila pelanggaran

yang dilakukan berat, maka siswa akan diskors/di rumahkan selama jangka

waktu tertentu bahkan dikeluarkan dari sekolah.

Siswa yang mampu menyesuaikan diri di sekolah akan merasakan

kebahagiaan dan mampu bergaul dengan teman ataupun guru-guru di sekolah.

Penyesuaian diri yang baik akan membantu siswa menghadapi masalah

kehidupan. Penyesusaian diri yang kurang baik merupakan salah satu

hambatan yang dialami siswa dalam menghadapi masalah kehidupan.

Penyesuaian diri di sekolah merupakan kebutuhan siswa.

Penelitian ini mengenai penyesuaian diri para siswa kelas XI IPS SMA

(22)

B.

Rumusan Masalah

Permasalahan di atas dirumuskan menjadi masalah penelitian sebagai berikut :

1.

Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para siswa putra kelas XI IPS

SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah?

2.

Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para siswa putri kelas XI IPS

SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah?

3.

Apakah ada perbedaan tingkat penyesuaian diri antara para siswa putra

dan para siswa putri terhadap peraturan sekolah?

C.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri para siswa

putra dan putri kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009

terhadap bidang-bidang peraturan yang berlaku.

D.

Manfaat hasil Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk kepala sekolah dalam

rangka mengambil kebijakan untuk meningkatkan tata tertib sekolah dan juga

dapat digunakan untuk mengembangkan pelayanan bimbingan dan konseling

terutama yang bersifat pengembangan penyesuaian diri terutama yang berkaitan

(23)

4

E.

Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah antara

siswa putera dan puteri kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran

2008/2009

F.

Definisi Operasional

1. Batasan istilah

a. Perilaku ialah perbuatan dari seseorang dalam berinteraksi dengan

lingkungan

b. Penyesuaian diri adalah proses perilaku seseorang untuk menjadi sesuai

dengan lingkungan dimana dia berada, baik lingkungan fisik maupun

sosial serta budaya.

c. Peraturan sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan

sekolah sehari-hari.

2. Batasan Variabel

a. Tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan adalah kecenderungan

siswa berperilaku mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah, yaitu

peraturan administratif, peraturan pemeliharaan dan perawatan diri

siswa, peraturan akademik, peraturan tentang kegiatan sekolah dan

peraturan tentang lingkungan sekolah secara umum, baik perilaku lahir

(24)

item-item dari kuesioner tingkat penyesuaian diri. Ada dua tingkatan

penyesuaian yaitu tinggi dan rendah.

b. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri tiap siswa laki-laki atau

perempuan. Ada dua kelompok siswa yaitu kelompok siswa putra dan

(25)

6 BAB II KAJIAN TEORITIS

Bagian ini berisi pembahasan mengenai pandangan umum tentang pendidikan SMA, peraturan sekolah, penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah dan jenis kelamin siswa dan penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah.

A. Pendidikan SMA 1. Kurikulum SMA

Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas X sampai kelas XII (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, 2006 :14). Sebelum tahun 2004 negara Indonesia menetapkan kurikulum 1994 sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pengajaran di sekolah. Namun pada tahun 2003 pemerintah menetapkan kurikulum yang baru untuk pendidikan SMA yaitu kurikulum 2004 yang berlandaskan dari undang-undang pemerintah yaitu :

a. Pembahasan UUD 1945 pasal 31 tentang pendidikan

b. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004 c. UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas.

(26)

Diberlakukannya paket kebijakan diatas maka kewenangan pusat dalam menentukan pendidikan di tingkat daerah mulai berkurang, hanya beberapa kewenangan yang masih diatur oleh pemerintah pusat diantaranya :

a. penetapan standar kompetensi siswa dan standar materi pokok. b. penetapan kurikulum nasional dan petunjuk pelaksanaanya. c. penilaian hasil belajar secara nasional

d. penetapan KALDIK (kalender akademik) dan jumah hari efektif. Pengaturan kewenangan diluar itu merupakan tanggung jawab daerah sebagai unit pelaksanaan teknis. Dengan demikian sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan beberapa hal diantarannya:

a. Materi yang akan diajarkan. b. Pengelolaan pengalaman belajar. c. Cara mengajar

d. Menilai keberhasilan proses pengajaran di kelas.

(27)

8

kebijakan kurikulum yang baru metode pengajaran kelas akan juga banyak memberikan praktik-praktik dari materi yang diberikan dan siswa diharapkan juga belajar dari pengalaman.

2. Kegiatan Siswa a. Pengajaran Kelas

Guru berperan sangat penting didalam kelas yaitu untuk mencapai tujuan dari pengajaran dalam kelas. Dalam kegiatan pengajaran kelas guru menuntun siswa dengan cara tertentu untuk mempelajari bahan pelajaran. Guru dan siswa bersama-sama membahas bahan ajar agar siswa memahami bahan ajar tersebut dan jika ada siswa yang masih kesulitan dalam mempelajari maka guru akan menjelaskan ulang bahan ajar tersebut. Siswa juga berlatih untuk memecahkan soal-soal yang diberikan guru dan siswa berhak untuk bertanya jika masih mengalami kesulitan. Kegiatan pengajaran kelas akan berjalan dengan baik jika guru dan siswa sama-sama mematuhi peraturan/tata tertib yang telah ditentukan dari pihak sekolah dan tujuan dari pengajaran dapat tercapai dengan baik.

b. Pengembangan Diri

(28)

mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat dari peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Konselor membantu menuntun perkembangan diri peserta didik untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa tersebut.

3. Kegiatan di lingkungan sekolah sehari-hari

(29)

10

diantaranya kerja bakti membersihkan sekolah, bakti sosial, membuat karya mading, dsb.

B. Peraturan Sekolah

1. Pengertian peraturan sekolah

Peraturan sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan disertai sanksi, baik sanksi ringan seperti diskors selama beberapa hari/minggu, maupun sanksi berat seperti dikeluarkan dari sekolah bila ada yang melanggar (Nawawi, 1986: 206). Peraturan sekolah diperlukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang tertib dan teratur. Kedisiplinan guru-guru dan karyawan sekolah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan siswa terhadap peraturan karena guru-guru dan karyawan telah memberikan contoh yang baik kepada siswa.

2. Bidang-bidang peraturan siswa

(30)

I. UMUM

Setiap siswa wajib :

1. Menjunjung tinggi serta patuh kepada Pancasila dan UUD 1945 2. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik SMA Negeri 3 Klaten

baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah.

3. Mewujudkan dan membina persatuan dan kesatuan antar siswa dan antar sekolah maupun antar masyarakat.

4. Bersikap sopan dalam ucapan, tingkah laku serta perbuatan dimanapun berada.

5. Hormat dan taat dengan tulus ikhlas kepada sekolah, Bapak/Ibu Guru serta karyawan.

6. Hormat menghormati antar sesama siswa. II. KHUSUS

a. Kegiatan dalam proses belajar Setiap siswa wajib :

1. Datang di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai.

2. Mengikuti dengan tertib pelajaran dari setiap mata pelajaran mulai jam pertama sampai dengan selesai.

3. Melapor dan minta ijin tertulis kepada Bapak/Ibu Guru piket atau kepala Sekolah apabila dating terlambat, setelah itu baru masuk kelas.

(31)

12

5. Menyampaikan surat ijin dari orang tua/wali kepada Kepala sekolah apabila berhalangan masuk sekolah.

6. Berdoa bersama menurut agama atau keyakinan masing-masing pada permulaan jam pelajaran pertama dan usainya jam terakhir. 7. Jika bel masuk berbunyi, para siswa harus segera masuk ke kelas

masing-masing dan siap untuk belajar.

8. Jika ada Bapak/Ibu Guru yang tidak segera hadir di kelas, ketua kelas segera lapor kepada Guru piket.

9. Menyediakan alat-alat yang diperlukan. b. Pakaian Seragam

Setiap siswa wajib :

1. Mengenakan pakaian seragam sekolah setiap kali datang ke sekolah.

2. Mengenakan seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku antar lain :

Badge, lokasi dan nama yang sesuai dengan ketentuan SMA negeri 3 Klaten harus dijahit.

Sepatu berwarna hitam polos bertali hitam polos dengan berkaos kaki putih.

(32)

Sepatu bagi siswa tertutup dengan potongan rendah (tidak boleh menutup mata kaki) dengan kaos kaki panjang berwarna putih polos.

Ikat pinggang berwarna hitam polos, siswa maupun siswi lebar : 3 cm, dengan timang berbentuk sedherhana lebarnya menyesuaikan dengan ukuran ikat pinggang.

Potongan dan ketentuan lain tentang pakaian seragam sesuai dengan surat keputusan Dirjen Dikdasmen No. 100 / c / Kep D / 1991.

3. Mengenakan pakaian seragam warna putih abu-abu pada hari minggu sampai dengan hari kamis.

4. Mengenakan pakaian warna putih-putih pada hari Jumat dan Sabtu.

5. Mengenakan pakaian seragam warna coklat muda coklat tua pada hari kegiatan PRAMUKA yang ditentukan.

6. Mengenakan pakaian seragam sekolah lengkap dan bertopi pada waktu mengikuti upacara bendera.

7. Mengenakan pakaian seragam olah raga sekolah pada waktu berolahraga atau senam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara lain kaos baju berkrah dengan badge SMA negeri 3 Klaten pada saku dada kiri.

(33)

14 c. Ketertiban dan Keindahan

Setiap siswa wajib :

1. Berpakaian sopan, rapi dan pantas

Dalam berpakaian seragam sekolah, baju ( blus/hem ) selalu dimasukkan rok / celana panjang dan kancing baju harus dikancingkan serta lengan baju tidak boleh dilipat.

Hal ini berlaku di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah siswi harus menggunakan bra dan siswa harus menggunakan singlet.

2. Mengatur rambut dengan rapi dan sopan Panjang rambut siswa dengan perbandingan 3 : 2 :1

3. Para siswi berdandan bersolek secara sederhana, dan tidak boleh bermake up, rapi dan sopan, rambut yang panjang supaya diklabang atau diikat.

4. Menjaga kebersihan dan keindahan kelas serta sekolah.

5. Memelihara dan menjaga kelestarian taman di lingkungan sekolah.

6. Memelihara dan menjaga semua barang milik sekolah, antara lain : perabot sekolah, buku-buku, alat praktek, alat-alat olahraga dan alat-alat lainnya.

(34)

8. menempatkan dan mengatur sepeda atau motor ditempat yang telah ditentukan dengan tertib (mulai 06.00-14.30, kecuali hari jumat)

Sepeda motor harus distandarkan dan selalu dikunci (standar rangkap atau tegak, bukan miring)

Sepeda biasa supaya distandarkan juga dikunci dan diatur rapi.

Pengendara sepeda motor harus melengkapi diri dengan helm, SIM yang relevan dan membawa STNK.

9. Siswa yang istirahat di UKS karena sakit maksimum 2 jam pelajaran, bila sakitnya dari rumah harus ada surat keterangan sakit dari orang tua atau wali murid.

10. Siswa yang meninggalkan pelajaran dan pulang karena suatu kepentingan yang sudah direncanakan dari rumah harus membawa surat ijin dari orang tua.

d. Administrasi Setiap siswa wajib :

1. Membayar uang atau dana bantuan operasional atau ekstra paling lambat tanggal 10 tiap bulan.

2. Membayar dengan menggunakan kartu yang telah disediakan. 3. Melunasi pembayaran bantuan operasional atau ekstra sebelum

(35)

16 e. Upacara

Setiap siswa wajib :

1. Mengikuti setiap upacara yang ditentukan atau diadakan oleh sekolah.

2. Menjaga agar pelaksanaan upacara bendera dapat berlangsung dengan khidmad, tertib dan lancar.

f. Larangan

Setiap siswa dilarang :

1. Berada didalam kelas pada waktu istirahat.

2. Meninggalkan kelas ada waktu pergantian jam pelajaran kecuali memperolaeh ijin dari guru piket.

3. Meninggalkan atau pergi keluar halaman sekolah pada jam-jam istirahat, kecuali memperoleh ijin dari guru piket.

4. Mengenakan pakaian seragam sekolah dalam keadaan tidak benar menurut ketentuan yang berlaku.

5. Membawa atau menghisap rokok dilingkungan sekolah, maupun diluar sekolah.

6. Membawa senjata api, senjata tajam dan semua alat yang dapat digolongkan senjata ke sekolah.

(36)

8. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menganggu ketertiban sekolah.

9. Membuat corat-coret, menempel plakat dan mengedarkan selebaran yang isinya bertentangan dengan garis kebijaksanaan sekolah.

10. Memindahkan barang-barang yang ada didalam kelas tanpa ijin. 11. Menyelesaikan perkara dengan berkelahi atau bertengkar dengan

siapapun, baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah. 12. Memelihara kumis dan jenggot.

13. Memakai gelang atau kalung, cincin bagi siswa atau siswi.

14. Mengenakan jaket, topi tanpa identitas SMA negeri 3 Klaten di lingkungan sekolah.

15. Bertato, Bertindik untuk siswa putra, bertindik ganda untuk siswa putri (telinga,lidah), memelihara kelancir, gundul, rambut melebihi leher baju bagi siswa putra, dsb.

16. Mengubah warna rambut.

17. Menempatkan sepeda motor bukan pada tempatnya.

18. Membawa mobil dan parker di halaman atau di lingkungan sekolah.

19. Merusak atau mengotori taman sekolah.

20. Membunyikan atau menghidupkan mesin sepeda motor selama jam pelajaran berlangsung.

(37)

18 g. Sanksi

Setiap siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah dikenakan sanksi sesuai yang tertera pada tabel skor penilaian tata tertib sekolah.

h. Anjuran

Setiap siswa dianjurkan :

1. Belajar secara tekun, teratur dan terus menerus.

2. Dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya baik didalam maupun diluar sekolah demi keberhasilan pendidikan para siswa.

3. Dapat memanfaatkan segala fasilitas yang ada misalnya : perpustakaan, laboratorium, dsb

4. Secara terbuka selalu mengadakan konsultasi dengan orang tua, wali apabila menemui kesulitan atau persoalan yang rumit.

5. Secara terbuka mengemukakan segala kesulitan kepada Bapak/ibu Guru atau Bapak kepala sekolah untuk memperoleh bantuan agar dicarikan jalan keluar atau pemecahannya.

6. Bagi para siswa yang mengenakan pakaian khas (jilbab) misalnya sebagaimana keyakinan pribadinya menghendaki mengenakannya, haruslah mendapat persetujuan orang tua siswa tersebut sedangkan potongannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(38)

C. Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah 1. Arti penyesuaian diri

Penyesuaian diri adalah proses seseorang berusaha untuk beradapatasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempatnya berada dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri yaitu menyamakan kepribadian individu dengan tuntutan dari lingkungan seperti pendapat yang diungkapkan Gerungan (2002: 54) kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berupa lingkungan secara fisik dan psikis, lingkungan fisik yaitu alam benda-benda yang konkret dan lingkungan psikis yaitu jiwa-raga orang-orang dalam lingkungan.

(39)

20

harus menyesuaikan diri dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku di sekolah . Penyesuaian diri siswa dalam lingkungan sekolah merupakan suatu kebutuhan. Jika siswa menerima situasi yang ada, maka siswa akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya dan siswa yang belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan akan banyak mengalami kekecewaan dan keterpaksaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan akibatnya akan banyak pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. Bimo Walgito (1990: 49) berpendapat

Tentang sikap dan tanggapan anggota kelompok terhadap norma kelompok dapat bermacam-macam. Ada yang tunduk dengan norma karena terpaksa karena ia tergabung dalam kelompok yang bersangkutan, tetapi juga ada yang tunduk dengan norma kelompok dengan penuh pengertian dan penuh kesadaran, hingga norma kelompok dijadikan normanya sendiri. Yang akhir inilah yang disebut individu tersebut menginternalisasi norma kelompok, norma kelompok dijadikan norma pribadinya.

2. Kegiatan MOS

Masa Orientasi Siswa, sering disebut MOS merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh siswa baru, dalam memasuki lingkungan baru. MOS juga dipahami sebagai upaya penyesuaian diri (adaptasi) terhadap lingkungan yang baru sehingga diharapkan siswa mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapinya.

a. Tujuan Umum

(40)

mengawali kegiatan pendidikan dengan hal-hal yang menggembirakan dengan tetap mempelajari hal-hal yang baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosialnya maupun dengan cara-cara belajar yang baru termasuk norma-norma khusus (peraturan) yang berlaku di lingkungan sekolah yang baru.

b. Tujuan Khusus

1. Membantu siswa baru menyatu dengan warga sekolah, beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mengetahui hak dan kewajiban serta mampu bertanggung jawab dalam kehidupan.

2. Membantu siswa baru memahami kehidupan sekolah dalam rangka pelaksanaan wawasan wiyata mandala, sehingga fungsi sekolah, guru, siswa dan masyarakat lingkungan dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.

3. Mendorong siswa baru untuk aktif menambah pemahamannya melalui pengamatan terhadap lingkungan barunya.

4. Mengembangkan kreativitas dan memberdayakan potensi siswa sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.

3. Kegiatan Pengajaran Kelas

(41)

22

kepada tiap siswa dalam mencapai tujuan mata pelajaran tersebut. Tiap-tiap siswa harus dibantu untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu cara di antaranya adalah membantu siswa dengan menjelaskan kembali materi bahan mata pelajaran kepada tiap-tiap siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan mata pelajaran.

Kegiatan tiap-tiap siswa di dalam kelas adalah mendengarkan setiap penjelasan bahan materi mata pelajaran yang diberikan oleh guru, mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru, mengikuti petunjuk guru serta menggunakannya dalam berbagai latihan dalam rangka memahami materi bahan mata pelajaran. Latihan-latihan ini akan membentuk kebiasaan siswa di dalam belajar.

4. Kegiatan BK

(42)

Kemampuan belajar siswa berkaitan dengan sikap siswa terhadap dirinya dan tugas-tugas belajar di sekolah. Ada siswa yang mempunyai sikap negatif terhadap dirinya dan terhadap tugas-tugas belajar. Siswa semacam inilah yang perlu mendapat bimbingan dari guru pembimbing.

Pengajaran kelas sesungguhnya untuk membantu siswa belajar. Ada siswa yang sejak awal belajar sudah menggunakan cara belajar yang tepat. Ia membuat rencana, melakukan kegiatan, menilai hasil. Program bimbingan belajar siswa mengenai sikap siswa dan cara-cara belajar siswa dalam mata pelajaran.

Bimbingan individual dilakukan oleh guru pembimbing dan seorang siswa mengenai masalah yang sedang dihadapi siswa. Guru pembimbing langsung memberikan bantuan berdasarkan ungkapan informasi dari siswa sendiri. Bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa berupa pemberian informasi, pemberian alternatif penyelesaian yang sesuai dengan diri siswa. Masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dijamin kerahasiannya oleh guru pembimbing.

5. Kegiatan ekstra

(43)

24

kemampuan, bakat dan minat siswa. Macam-macam kegiatan ekstra adalah PRAMUKA, PMR, DRUMBAND, dsb.

6. Kegiatan administrasi

Kegiatan adminstrasi adalah kegiatan sekolah yang meliputi pendataan siswa. Kegiatan administrasi juga mencakup surat yang masuk dan keluar sekolah dan pembayaran uang iuran siswa. Pada awal masuk sekolah siswa harus melengkapi data diri dengan lengkap untuk kepentingan administrasi. Sekolah mencatat setiap pembayaran yang dilakukan oleh siswa termasuk pembayaran uang operasional tiap bulan.

7. Kegiatan umum sehari-hari

Kegiatan umum sehari-hari adalah kegiatan yang terjadi di sekolah setiap hari tetapi diluar jam pelajaran. Banyak kegiatan antara lain interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan karyawan, dan guru dengan guru, juga ada kegiatan kerja bakti untuk membersihkan sekolah, senam pagi pada hari-hari tertentu.

D. Jenis kelamin siswa dan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah

(44)

dengan baik oleh para siswa. Salah satu tugas perkembangan yang berlangsung lambat adalah mencapai peran sebagai pria dan wanita.

Jenis kelamin siswa akan menentukan penyesuaian diri dengan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah. Belajar melakukan peran sesuai dengan jenis kelaminnya lebih lancar dilakukan siswa putra daripada siswa putri (Hurlock, 1992). Hal ini terjadi karena siswa putra lebih banyak bersosialisasi dengan orang lain dan banyak mempelajari hal-hal baru. Stereotipe masyarakat dan keluarga dalam memperlakukan siswa putra dan putri berbeda, hal ini akan berpengaruh pada pola penyesuaian siswa putra dan putri dalam penyesuaian diri dengan peraturan. Jenis kelamin akan mempengaruhi tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah.

Siswa dididik untuk menjadi manusia yang tahu akan tata tertib atau peraturan sekolah dan melaksanakan taat tertib. Para siswa harus dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memang sudah menjadi kewajibannya. Sekolah membantu anak dalam hal menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini sekolah merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dan masyarakat (Ngalim Purwanto, 1984:133).

(45)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITAN

Dalam BAB ini akan dijelaskan jenis penelitian, metode pengumpul data,

populasi dan sampel penelitian, prosedur pengumpulan data, tehnik analisis data.

A.

Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriftif, dengan tehnik survai.

Tujuan survai adalah mengumpulkan informasai tentang variabel dan bukan

informasi tentang individu (Furchan, 1982 :418). Survai ini digunakan

untuk memperoleh gambaran tentang tingkat penyesuaian diri siswa

terhadap peraturan sekolah para siswa putra dan putri kelas XI IPS SMA

Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009.

B.

Metode pengumpul data

1.

Alat ukur

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah kuesioner tentang tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan

sekolah para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun ajaran

2008/2009 yang disusun penulis dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk

tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban

untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2005: 260). Kuesioner

(46)

27

penyesuaian diri siswa terhadap kegiatan dalam proses belajar, penyesuaian

diri siswa terhadap aturan tentang pakaian seragam, penyesuaian diri siswa

terhadap aturan tentang ketertiban dan keindahan, penyesuaian diri siswa

terhadap aturan tentang administrasi, dan penyesuaian diri siswa terhadap

aturan tentang upacara.

Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu (1) bagian pengantar, identitas, dan

petunjuk pengisian (2) bagian pernyataan yang mengungkapkan tentang

tingkat penyesuaian diri siswa yang terdiri dari 54 pernyataan. Kuesioner

tingkat penyesuaian diri siswa merupakan penjabaran teori yang tersaji pada

BAB II, kisi-kisi kuesioner tingkat penyesuaian diri siswa digambarkan

pada tabel berikut ini.

Tabel 1 :

Kisi-Kisi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa

Variabel No

Item

Penyesuaian diri siswa

terhadap kegiatan dalam

kegiatan belajar

1,2

3,4,5,6,7,8,9,10,

11,12,13,14,15,16

17,18,19,20

Penyesuaian diri siswa

terhadap pakaian seragam

21,22,23,24

25,26

Penyesuaian diri siswa

terhadap ketertiban dan

keindahan

27,28

29,30,31,32,33,34,

(47)

28

41,42,43,44,45,46, 47,48

Penyesuaian diri siswa

terhadap administrasi

49,50

Penyesuaian diri siswa

terhadap upacara

51,52,53,54

2.

Pemberian Skor-Skor

Kuesioner yang mengandung item pernyataan positif untuk alternatif

jawaban

selalu

memiliki skor 4, jawaban

banyak kali

memiliki skor 3,

jawaban

kadang-kadang

memiliki skor 2, dan jawaban

tidak pernah

memiliki

skor 1. Item positif berkaitan dengan pernyataan tentang tingkat penyesuaian

diri siswa.

3.

Penentuan Kategori Tingkat Penyesuaian Diri Siswa

Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena itu

digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu skor. Skor yang

< Mean dikategorikan rendah. Skor yang

Mean dikategorikan tinggi.

Perhitungan mean skor-skor tingkat penyesuaian diri para siswa dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

N

X

M

=

Σ

Keterangan rumus :

(48)

29

ΣΧ

: Jumlah total skor X

Ν

: Jumlah siswa

Siswa yang memperoleh skor

178 termasuk kategori tinggi dalam

penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah dan siswa yang memperoleh skor

< 178 termasuk kategori rendah dalam penyesuaian diri terhadap peraturan

sekolah.

4.

Validitas dan Reabilitas kuesioner

a.

Validitas kuesioner

Validitas suatu alat pengukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian

alat tersebut dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

menunjukan sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur (Furchan, 2005 : 293). Menurut Singarimbun dan

Effendi (1989) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

itu mengukur apa yang ingin diukur. (Singarimbun dan Effendi, 1989 :

122). Validitas dinyatakan dalam koefisien validitas. Validitas kuesioner

didasarkan pada proses penyusunan item. yaitu mengenai variabel dan

indikator yang dirumuskan dalam BAB I dan kajian teoritis dalam

BAB II.

b.

Reliabilitas kuesioner

Reliabilitas kuesioner adalah derajat keajegan alat tersebut dalam

(49)

30

yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik

belah dua gasal-genap

(Split Half Method)

. Teknik belah dua membagi

instrumen menjadi dua bagian yaitu bagian pertama berupa item-item

yang bernomor gasal, dan bagian kedua berupa item-item yang bernomor

genap.

Tabel 2.

Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner

Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap

Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI SMA

Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009.

Koefisien Para

Siswa

Reliabilitas

0.91

Validitas

0.95

Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan mengacu

pada pedoman yang dikemukakan oleh Garrett (1967 : 176) berikut ini.

Tabel 3

. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur

Koefisien

Korelasi

Klasifikasi

0,70 - ±1,00

Tinggi – sangat tinggi

0,40 - ±0,70

Cukup

0,20 - ±0,40

Rendah

0,00 - ±0,20

Tidak ada – sangat rendah

Dengan demikian disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas dan validitas

Kuesioner Tingkat penyesuaian diri siswa adalah sangat tinggi.

C.

Populasi dan Sampel Penelitian

1.

Populasi Penelitian

Menurut Donald Ary, dkk (1979) populasi adalah “semua anggota

(50)

31

(Furchan, 2004 : 193). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

laki-laki dan siswa perempuan kelas XI IPS SMA negeri 3 Klaten tahun

ajaran 2008/2009 yang berjumlah 120 siswa

2.

Sampel Penelitian

Sampel adalah “sebagaian dari populasi” (Furchan, 2004 : 193). Sampel

penelitian ini adalah sebagian dari populasi tersebut, yaitu sebagian dari

para siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 60 orang.

Tabel 4

: Sampel para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3

Klaten tahun ajaran 2008/2009

Kelas

Jenis kelamin

Total

Putra Putri

IPS 1

10

10 20

IPS 2

11

9

20

IPS 3

8

12

20

TOTAL 29

31

60

D.

Prosedur Pengumpulan Data

1.

Tahap Persiapan

a.

Meminta surat ijin penelitian ke BAPEDA Kabupaten Klaten

b.

Meminta ijin kepala sekolah SMA Negeri 3 Klaten untuk melakukan

penelitian.

c.

Menemui Wakasek KURIKULUM SMA Negeri 3 Klaten untuk

meminta ijin penelitian dan menyesuaikan waktu yang tepat.

d.

Menemui koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan

(51)

32

2.

Tahap Pelaksanaan

a.

Datang ke sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan.

b.

Masuk ke kelas, memperkenalkan diri kepada para siswa.

c.

Membagikan kuesioner dan menjelaskan tujuan pengisian kuesioner

tingkat penyesuaian diri siswa.

d.

Mempersilahkan siswa mengisi kuesioner tingkat penyesuaian diri

Siswa dan peneliti menunggu di dalam kelas.

Pengumpulan data dilakukan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3

Klaten yang terdiri dari 3 kelas dengan rincian sebagai berikut

a. Kamis 31 Juli 2008

Pukul 08.30 – 09.00 WIB

kelas IPS 2

b.

Kamis 31 Juli 2008

Pukul 09.30 – 10.00 WIB

kelas IPS

c.

Kamis 31 Juli 2008

Pukul 11.00 – 11.30 WIB

kelas IPS 3

E. Teknik Analisis Data

1.

Perhitungan Koefisien Reliabilitas

Langkah 1 : Menghitung koefisien korelasi skor-skor gasal – genap

dengan tehnik korelasi

Product Moment Pearson

, menggunakan rumus :

(

)( )

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

_

− = Y Y N X X N Y X XY N rXY
(52)

33

xy

r

: Koefisien korelasi skor belahan ganjil dan genap

N

: Jumlah subjek

X

: Skor belahan ganjil

Y

: Skor belahan genap

XY

: Hasil perkalian nilai skor X dengan nilai skor Y

Langkah 2 : adalah menghitung koefisien reliabilitas skor item ganjil dan

skor item genap dengan teknik belah dua dari Spearman-Brown dengan

rumus sebagai berikut:

gg gg tt

r

r

r

+

×

=

1

2

Keterangan rumus:

=

tt

r

koefisien reliabilitas

=

gg

r

koefisien gasal-genap

2.

Perhitungan Koefisien Validitas

Perhitungan koefisien validitas dihitung dengan menggunakan rumus:

tt

t

r

r

=

(Guilford, 1965 : 443)

Keterangan rumus :

t

r

:

Koefisien

validitas

tt

(53)

34

3.

Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perbedaan tingkat

penyesuaian diri siswa putra dan siswa putri terhadap peraturan sekolah.

Rumus yang digunakan dalam menghitung Chi-Kuadrat adalah sebagai

berikut:

(

)

(

a

b

)(

c

d

)(

a

c

)(

b

d

)

bc

ad

N

+

+

+

+

=

2

2

χ

Keterangan rumus :

2

χ

:

Chi-Kuadrat

N

: Jumlah subjek

a

: Jumlah pada kolom 1 baris 1

b

: Jumlah pada kolom 2 baris 1

c

: Jumlah pada kolom 1 baris 2

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Penelitian

Penyesuaian diri siswa digolongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi.

Pertimbangan berdasarkan bahwa program Bimbingan dan Konseling diperuntukkan

agar siswa berkembang secara lancar. Patokan yang digunakan untuk menentukan

skor mana termasuk kategori rendah dan skor mana termasuk kategori tinggi adalah

nilai statistik Mean. Mean total adalah 178. Siswa yang memiliki skor

Mean

dikategorikan tinggi. Siswa yang memiliki skor < Mean dikategorikan rendah.

Penggunaan nilai statistik mean berdasarkan pertimbangan bahwa nilai Mean nampak

nilai tendensi sentral yang stabil dan dapat digunakan untuk pendekatan dasar dalam

menentukan kualitas perubahan yang dialami siswa.

1.

Tingkat penyesuaian diri para siswa putera terhadap peraturan sekolah para

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009

Hasil penelitian tingkat penyesuaian diri para siswa putera terhadap

peraturan sekolah disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.

Tingkat Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah

para siswa putra kelas XI IPS SMA negeri 3 Klaten tahun

ajaran 2008/2009

Tingkat Penyesuaian Diri

Jumlah (%)

Tinggi 16

(55,17%)

Rendah

13 (44,83 %)

(55)

36

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putra yang

memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap peraturan sekolah lebih

banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri

rendah.

2.

Tingkat penyesuaian diri para siswa putri terhadap peraturan sekolah para

siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009

Hasil penelitian tingkat penyesuaian diri para siswa putri terhadap

peraturan sekolah disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 6.

Tingkat Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah

para siswa putri kelas XI IPS SMA negeri 3 Klaten tahun

ajaran 2008/2009

Tingkat Penyesuaian Diri

Jumlah (%)

Tinggi 21

(67,74%)

Rendah

10 (32,26%)

Jumlah Siswa

31 (100%)

Dari tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putri yang memiliki

tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap peraturan sekolah lebih banyak

daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri rendah.

3.

Uji Hipotesis

a.

Hipotesis penelitian

Ada perbedaan tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan

sekolah antara para siswa putera dan siswa puteri kelas XI IPS

(56)

b.

Hipotesis statistik

Jumlah siswa putera berbeda dengan jumlah siswa puteri dalam

tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah.

c.

Hipotesis nol

Jumlah siswa putera tidak berbeda dengan jumlah siswa puteri

dalam tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah.

Uji hipotesis dengan mengunakan teknik Chi-Kuadrat. Perhitungan nilai

Chi-Kuadrat dengan menggunakan data pada tabel 2 × 2 dibawah ini.

Tabel 7.

Tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan

sekolah Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten

tahun ajaran 2008/2009

Jenis Kelamin

Rendah

Tinggi

Σ

Laki-laki 13 16

29

Perempuan 10

21 31

Σ

23

37

60

(

)

(

a

b

)(

c

d

)(

a

c

)(

b

d

)

bc

ad

N

+

+

+

+

=

2 2

χ

)

(

(

)

(

)

(

13

10

)(

16

21

)(

13

16

)(

10

21

)

16

10

21

13

60

2 2

+

+

+

+

×

×

=

χ

(

)

( )( )( )( )

23

37

29

31

160

273

60

2

2

=

χ

765049 12769 60

2 = ×

(57)

38

Nilai

χ

2

dengan taraf signifikansi 5% dan derajat tabel kebebasan 1 adalah

3,841. Nilai

χ

2

empiris < nilai

χ

2

tabel. Jadi tidak ada perbedaan yang

signifikan tingkat penyesuaian diri antara siswa putra dan siswa putri kelas XI

IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun ajaran 2008/2009.

B.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan tingkat penyesuaian diri siswa terhadap

peraturan sekolah sebagai berikut:

1.

Jumlah siswa putra yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi

terhadap peraturan sekolah lebih banyak daripada jumlah siswa yang

memiliki tingkat penyesuaian diri rendah.

2.

Jumlah siswa putri yang memiliki tingkat kebiasaan penyesuaian diri

tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat

penyesuaian diri rendah.

3.

Tidak ada perbedaan signifikan tingkat penyesuaian diri antara para

(58)

Penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah merupakan kebutuhan dari

setiap siswa selama siswa masih bersekolah di SMA Negeri 3 Klaten. Siswa

mendapat pengertian dari guru mata pelajaran dan guru pembimbing mengenai

peraturan-peraturan yang berlaku di SMA Negeri 3 Klaten pada waktu

pelajaran kelas dan pada waktu bimbingan klasikal. Siswa juga mendapatkan

informasi dari teks mengenai peraturan dan tata tertib yang ditempel disetiap

dinding ruang kelas. Siswa mendapatkan petunjuk mengenai cara-cara

menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang berlaku di SMA Negeri 3

Klaten dari guru mata pelajaran dan guru pembimbing. Jika masih ada siswa

yang mengalami masalah dalam menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah

maka siswa dapat meminta bantuan kepada guru pembimbing untuk membantu

menyelesaikan masalahnya dengan konseling pribadi.

Setiap siswa harus berubah menyesuaikan diri dengan mentaati

peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah. Siswa yang menyesuaikan diri akan

mengalami kebahagiaan dan siap mengikuti kegiatan pendidikan yang

diselenggarakan sekolah. Para siswa memiliki kesadaran bahwa peraturan

sekolah berguna untuk mengatur perilaku para siswa dilingkungan sekolah.

Keadaan lingkungan sekolah menjadi tertib, sehingga kegiatan pendidikan

dapat terlaksana dengan baik.

Hasil penelitian memberikan gambaran mengenai keadaan penyesuaian diri

para siswa. Banyak siswa yang telah baik dalam penyesuaian dirinya terhadap

(59)

40

siswa selama masih bersekolah di SMA Negeri 3 Klaten. Siswa yang sudah

baik harus terus mempertahankan itu dan siswa yang masih kurang baik

penyesuaian dirinya harus mampu untuk meningkatkan penyesuaian dirinya.

Masih ada siswa putra dan siswa putri kelas XI IPS yang memiliki tingkat

penyesuaian diri rendah terhadap peraturan sekolah. Siswa yang mempunyai

tingkatan rendah dalam menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah perlu

menyadari dirinya berada dalam lingkungan sekolah dan siswa juga menyadari

perlunya menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah. Para siswa putra dan

siswa putri yang masih mempunyai tingkatan rendah dalam penyesuaian dirinya

dapat meminta petunjuk dan bantuan kepada guru pembimbing melalui

kegiatan bimbingan klasikal atau konseling pribadi.

Bimbingan merupakan suatu kegiatan guru pembimbing dan siswa

mengenai cara siswa memahami diri dan lingkungannya, mengatur dirinya,

membuat keputusan sendiri mengatasi masalah-masalah penyesuaian dirinya

dengan peraturan sekolah. Salah satu kegiatan dalam program bimbingan

adalah siswa memperoleh informasi mengenai peraturan-peraturan yang

berlaku dan siswa memperoleh juga petunjuk-petunjuk untuk menyesuaikan

diri dengan peraturan–peraturan tersebut.

Jenis kelamin siswa tidak menjadi sebab tinggi atau rendah penyesuaian

diri seorang siswa. Penyesuaian diri terhadap peraturan merupakan usaha tiap

siswa untuk menyesuaikan setiap perilakunya dengan peraturan sekolah yang

(60)

sekolah. Tinggi atau rendahnya tingkat penyesuaian diri siswa terhadap

peraturan sekolah bukan dipengaruhi oleh jenis kelamin siswa, tetapi

kemampuan setiap siswa untuk mengerti dirinya, lingkungannya dan mau

(61)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

1.

Masalah Penelitian

Masalah penelitian adalah sebagai berikut:

a.

Bagaimanakah penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah para

siswa putra kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009?

b.

Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah

para siswa putri kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran

2008/2009?

c.

Apakah ada perbedaan penyesuaian diri antara siswa putra dan siswa

putri?

2.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini ada tiga yaitu :

a.

Jumlah siswa putra yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap

peraturan sekolah lebih banyak (55,17%) daripada jumlah siswa putra

yang memiliki tingkat penyesuaian diri rendah (44,83%).

b.

Jumlah siswa putri yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap

peraturan sekolah lebih banyak (67,74%) daripada jumlah siswa putri

(62)

c.

Tidak ada perbedaan tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah

antara siswa putra dan siswa putri.

B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan dua saran yaitu mengenai

pengembangan program BK pribadi dan sosial.

1.

Program Bimbingan Kelompok.

Program bimbingan kelompok dipusatkan pada siswa yang sudah

memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap peraturan sekolah. Program

bimbingan mengenai peraturan-peraturan di SMA Negeri 3 Klaten dan

mengenai cara-cara penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah. Materi

bimbingan kelompok yaitu mengenai pemahaman diri siswa, persiapan

mental dan cara-cara yang tepat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan

sekolah. Siswa berlatih menggunakan cara-cara yang ditunjuk guru

pembimbing untuk menyesuaikan dirinya terhadap peraturan sekolah. lambat

laun siswa lebih memahami kegunaan dari peraturan-peraturan tersebut bagi

diri siswa. Siswa yang sudah mempunyai tingkat penyesuaian diri yang tinggi

(63)

44

2.

Program Konseling Kelompok

Program konseling bagi siswa yang masih memiliki tingkat penyesuaian

diri rendah terhadap peraturan sekolah. Siswa yang mempunyai tingkat

penyesuaian diri rendah terhadap peraturan sekolah belum mempunyai

kesadaran dalam diri bahwa peraturan sekolah berguna untuk dirinya.

Program konseling pribadi ataupun konseling kelompok membantu siswa

menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa bahwa peraturan sekolah dibuat

untuk mengatur perilakunya dalam kehidupan sosial. Konseling pribadi akan

membantu siswa menyesuaikan dirinya terhadap peraturan sekolah. Dalam

konseling pribadi siswa akan lebih terbuka dalam menyampaikan

masalah-masalah yang dihadapinya kepada guru pembimbing. Guru pembimbing lebih

fokus membantu siswa karena guru pembimbing lebih melihat masalah yang

dihadapi siswa lebih mendalam dan spesifik. Guru pembimbing dan siswa

menemukan cara yang terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa

dan siswa menggunakan cara penyelesaian tersebut.

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Nawawi, Hadari 1983.

Perundang undangan Pendidikan.

Jakarta :Ghalia Indonesia

Faisal, Sanapiah 2005. Format-format penelitian Sosial. Jakarta : PT Raja Grasindo

Persada

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003.

Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen

Pendidikan Nasional.

Furchan, Arief. 2004.

Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Garrett, Henry E. 1967.

Statistics In Psychology And Education. 6

th

.

Ed.

London:

Logmans, Green and Co Ltd.

Guilford, J.P. 1965.

Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4

th

. Ed.

New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Purwanto, M.N. 1984.

Psikologi Pendidikan

. Bandung : Remadja karya

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Sudjana. 2002.

Metoda Statistika.

Bandung: Penerbit TARSITO.

(65)

46

Sunarto, H dan Agung Hartono. 2002.

Perkembangan Peserta Didik

. Jakarta : Rineka

Cipta

Vembriarto, St. 1984.

Sosiologi Pendidikan

. Yogyakarta : Yayasan pendidikan

“PARAMITA”.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989.

Metode Penelitian Survai

. Jakarta :

LP3ES

(66)
(67)

47

Lampiran 1

KUESIONER PENYESUAIAN DIRI SISWA SMA

Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari Anda berkaitan dengan tingkat penyesuaian diri siswa. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda. Jawaban anda akan diolah dan hasilnya digunakan untuk mengembangkan kegiatan Bimbingan dan konseling.. Oleh karena itu, kami mengharapkan Anda bersedia menjawab kuesioner ini sesuai dengan apa yang Anda alami.

Identitas Diri Nama : ... Kelas : ... Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan

Umur : ...tahun

Tanggal Pengisian : ... Petunjuk

1. Jawablah tiap pertanyaan dengan cara memberikan tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda!

2. Makna pilihan jawaban :

S : Selalu

BK : Banyak Kali (melakukan tetapi tidak terus-menerus) K : Kadang-kadang

TP : Tidak Pernah

(68)

48

No

Pernyataan SLL BK KK TP

1 Saya datang ke sekolah tepat pada waktunya

2 Saya senang datang ke sekolah tepat pada waktunya 3 Saya segera masuk kedalam kelas jika bel masuk berbunyi 4 Saya senang segera masuk kelas jika bel masuk berbunyi 5 Saya berdoa sebelum pelajaran dimulai

6 Saya senang berdoa sebelum pelajaran dimulai

7 Saya mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pelajaran

8 Saya senang mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pelajaran

9 Saya mengikuti pelajaran kelas dengan tertib

10 Saya senang mengikuti pelajaran kelas dengan tertib 11 Saya mengikuti pelajaran kelas dengan tekun

12 Saya merasa senang dengan mengikuti pelajaran kelas dengan tekun

13 Saya melapor kepada bapak/ibu guru piket jika saya datang terlambat

14 Saya senang dengan melapor kepada bapak/ibu guru piket jika saya datang terlambat

15 Saya jujur pada waktu ujian

16 Saya senang dengan jujur pada waktu ujian

17 Saya meminta ijin jika meninggalkan pelajaran sebelum pelajaran usai

18 Saya senang dengan meminta ijin jika meninggalkan pelajaran sebelum pelajara usai

19 Saya memberitahukan kepada pihak sekolah jika saya berhalangan hadir ke sekolah

20 Saya senang dengan memberitahukan kepada pihak sekolah jika saya berhalangan hadir ke sekolah

21 Saya memakai pakaian seragam waktu sekolah

22 Saya senang memakai pakaian seragam sekolah pada waktu sekolah

23 Saya menggunakan pakaian seragam lengkap dan bertopi pada waktu mengikuti upacara

24 Saya senang menggunakan pakaian seragam lengkap dan bertopi pada waktu mengikuti upacara

25 Saya memakai pakaian seragam dengan rapi

26 Saya senang memakai pakaian seragam dengan rapi 27 Saya mengatur rambut dengan rapi dan sopan 28 Saya senang mengatur rambut dengan rapi dan sopan 29 Saya menjaga kebersihan dan keindahan kelas

30 Saya senang menjaga kebersihan dan keindahan kelas 31 Saya membuang sampah pada tempatnya

(69)

49 34 Saya senang menjaga semua barang milik sekolah

(buku-buku, alat-alat praktek, dll)

35 Saya menjaga kelestarian taman dilingkungan sekolah 36 Saya senang menjaga kelestarian taman dilingkungan sekolah 37 Saya tidak mencoret-coret meja, bangku di kelas

38 Saya senang dengan tidak mencoret-coret meja, bangku di kelas

39 Saya tidak mencoret-coret tembok sekolah

40 Saya senang dengan tidak mencoret-coret tembok sekolah 41 Saya tidak menyelesaikan perkara dengan berkelahi

42 Saya senang dengan tidak menyelesaikan perkara dengan cara berkelahi

43 Saya tidak merokok dilingkungan sekolah

44

Gambar

Tabel 1 :   Kisi-Kisi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa
Tabel 2. Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
Tabel 4 : Sampel para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3
Tabel 6. Tingkat Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah
+3

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pelaksanaan kebijakan pencegahan preemtif perdagangan orang di Jawa Barat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan pelaksanaan pemberdayaan dan penyadaran kepada masyarakat

Seringkali pengusul RUU berpendapat bahwa tugas Badan Legsilasi dalam pengharmonisasian RUU hanyalah yang berkaitan dengan aspek teknis legal drafting (pembentukan

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi meneliti kelengkapan administratif dan keabsahan bukti fisik yang diusulkan oleh Kepala Sekolah seperti tersebut pada angka 3 (tiga) dan

Untuk itu dalam tugas akhir ini akan dibuat sistem informasi berbasis web yang dapat melakukan pemesanan lapangan, pengaturan jadwal lapangan, pengolahan data pemesanan

 Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.. Penagihan - Jumlah penerimaan piutang dari

(1) Bidang Kedaruratan dan Logistik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf d, mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan dan merumuskan kebijakan teknis

Alhamdulillahhirobbil’aalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “ Hubungan