TINGK
PER
PROG
J U
FAKU
KAT PENY
RATURAN
XI IPS
TA
Diajukan Mem YGRAM STU
R U S A N
ULTAS KE
UNIVE
YESUAIA
N SEKOL
S SMA NE
AHUN AJA
Sk n untuk mem mperoleh Gel
Disus Yustinus An
031
UDI BIMB
N I L M
EGURUAN
ERSITAS S
YOGY
2
AN DIRI S
AH PARA
EGERI 3 K
ARAN 200
kripsi: menuhi Salah
lar Sarjana P
sun Oleh: ndang Kusw 1114019
BINGAN
U P E N
N DAN IL
SANATA
YAKARTA
2008
SISWA TE
A SISWA
KLATEN
08/2009
h Satu Syara Pendidikan
woro
DAN KON
N D I D I K
LMU PEN
DHARMA
A
ERHADA
KELAS
N
atNSELING
K A N
NDIDIKAN
A
P
TINGK
PER
PROG
J U
FAKU
KAT PENY
RATURAN
XI IPS
TA
Diajukan Mem YGRAM STU
R U S A N
ULTAS KE
UNIVE
YESUAIA
N SEKOL
S SMA NE
AHUN AJA
Sk n untuk mem mperoleh Gel
Disus Yustinus An
031
UDI BIMB
N I L M
EGURUAN
ERSITAS S
YOGY
2
AN DIRI S
AH PARA
EGERI 3 K
ARAN 200
kripsi: menuhi Salah
lar Sarjana P
sun Oleh: ndang Kusw 1114019
BINGAN
U P E N
N DAN IL
SANATA
YAKARTA
2008
SISWA TE
A SISWA
KLATEN
08/2009
h Satu Syara Pendidikan
woro
DAN KON
N D I D I K
LMU PEN
DHARMA
A
ERHADA
KELAS
N
atNSELING
K A N
NDIDIKAN
A
P
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO:
Berbuatlah yang terbaik di hari ini, jangan berpikir tentang
kemarin atau hari esok. Tapi yang terpenting adalah
selamat di hari ini karena kita hidup hanya hari ini. Kita
tidak hidup di hari kemarin atau hari esok.
(Penulis)
PERSEMBAHAN:
ABSTRAK
TINGKAT PENYESUAIAN DIRI SISWA TERHADAP PERATURAN SEKOLAH
PARA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 KLATEN
TAHUN AJARAN 2008/2009
Yustinus Andang Kusworo
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2008
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
survei. Sampel penelitian ini adalah sampel terbatas, yaitu sebagian siswa laki-laki
dan siswa perempuan kelas XI program IPS SMA Negeri 3 Klaten yang berjumlah 60
siswa (putra = 29 dan putri = 31).
Masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para
siswa putra kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap
peraturan sekolah? (2) Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para siswa putri kelas
XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah? (3)
Apakah ada perbedaan tingkat penyesuaian diri antara para siswa putra dan para
siswa putri terhadap peraturan sekolah?
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat
penyesuaian diri siswa SMA dengan jumlah pernyataan sebanyak 54 item. Instrumen
penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian
teoritis dan mengenai semua unsur penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah.
viii
ABSTRACT
THE STUDENTS SELF ADJUSMENT LEVEL TO SCHOOL REGULATION
IN ELEVENTH GRADE OF SOCIAL PROGRAMME IN SMA 3
KLATEN OF ACADEMIC 2008/2009
Yustinus Andang Kusworo
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
This research was a descriptive research by using survey method. The sample
research was limited sample, some students of male and female students in eleventh
grade Social programme in SMA 3 Klaten which 60 students (male = 60 and female
= 31).
The problem of this research were (1) What is the level of male students self
adjustment in the eleventh social programmed SMA 3 Klaten of academic year
2008/2009 to school regulation? (2) What is the level of female students self
adjustment in eleventh social programme SMA 3 Klaten of academic year 2008/2009
to school regulation? (3) Is there any differences between male students and female
students in self adjustment level to school regulation?
The instrument was questioner of senior high school self adjustment level
which consist of 54 items. This instrument was based on research objective, research
variable theoretic view and all elements in self adjustment to school regulation.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Yesus Kristus sang juru
selamat atas rahmat dan kesehatan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan di bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd. Dosen Pembimbing yang dengan tulus
memberikan tuntunan, petunjuk, bimbingan dan perhatian hingga
penyelesaian skripsi ini.
2.
Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si. Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui
dan memberikan ijin melakukan penelitian ini.
3.
Ibu A. Setyandari, S.Pd., P.Si., M.A Sekretaris Program Studi Bimbingan
dan Konseling dan dosen penguji skripsi serta ibu Dra. Retno Priyani.
M.Si. sebagai dosen penguji skripsi.
4.
Bapak Drs. H. Supardi, S.H. Kepala SMA Negeri 3 Klaten yang
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
5.
BAPEDA kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin untuk melakukan
x
6.
Bapak R. Susanto Wakasek SMA negeri 3 Klaten yang telah memberikan
jadwal dan jam pelajarannya untuk melakukan penelitian.
7.
Bapak Drs. Parjono koordinator BK SMA Negeri 3 Klaten.
8.
Para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten yang telah bersedia untuk
mengisi kuesioner
9.
Mbak Utik dan keluarga yang telah memberikan perhatian dan bantuan
memohonkan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.
10.
Kedua Orang tuaku tercinta Bapak Martinus Slamet dan Ibu Y. Endang
Perdaniningsih yang telah memberikan segalanya kepada penulis dan
adikku terkasih Andrea Galuh Pusporini yang telah membantu penulis.
11.
Mas Herman sekeluarga di Serang Banten yang telah banyak memberikan
bantuan bukunya kepada penulis.
12.
Pak Mardi sekeluarga di Jakarta yang telah banyak memberikan dorongan
dan motivasinya kepada penulis.
13.
Sahabatku Handoko yang dengan setia menemani dan membantu penulis,
dan Erpin yang banyak membantu penulis untuk menservis komputer.
Sahabatku Vika Yunianti yang telah banyak memberikan dorongan dan
semangat kepada penulis.
14.
Kekasihku tercinta Chatarina Monica Aghata Cristi yang selalu
mendukungku dengan doa dan cintanya. Perhatian dan kasih sayangmu
15.
Pakde Arintoko yang telah membantu penulis untuk mengolah data serta
memberikan pinjaman bukunya.
16.
Sahabat dan teman-teman seperjuangan di BK : Alel, Bayu, Bertus,
Mandus, Asep, Gugun, Yunar, Linda, Vera, Rusdwiana, Tunggul, Teti,
Gandi ’99, Agus’99, Arjuno, Magna, Ayu, Bismo, Bertha, Sr Eme, Dewi,
Wahyu botol, Yesi, Asa, Lia, Arsen.
17.
Guru dan Teman-teman latihan di senam pernafasan DAYA SEJATI :
Bapak Wens Tanlain terima kasih bimbingan dan ilmunya selama latihan,
elson, mandus, slawit, riki, pak pras, mas sulis, pakde arint, yus
(juventus), goris, marcel, daud, kalis.
18.
Teman-teman di parkiran univ Sanata Dharma pakde Kemis, Gareng, pak
Bambang dll.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.
Yogyakarta, 9 Oktober 2008
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ...
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………. vi
ABSTRAK ...
vii
ABSTRACT ...
viii
KATA PENGANTAR ...
ix
DAFTAR ISI ...
xii
DAFTAR TABEL ...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...
1
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Rumusan Masalah ...
3
C.
Tujuan Penelitian ...
3
D.
Manfaat Hasil Penelitian………. 3
F.
Batasan Istilah dan Variabel ... 4
1.
Batasan Istilah ...
4
2.
Batasan Variabel ...
5
BAB II. KAJIAN TEORITIS ...
6
A.
Pendidikan SMA ...
6
1.
Kurikulum SMA ...
6
2.
Kegiatan Siswa ...
8
3.
Kegiatan di Lingkungan Sekolah sehari-hari ...
9
B.
Peraturan Sekolah ...
10
1.
Pengertian Peraturan Sekolah ...
10
2.
Bidang-bidang Peraturan Siswa ...
10
C.
Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah ...
19
1.
Arti Penyesuaian Diri ...
19
2.
Kegiatan MOS ...
20
a.
Tujuan Umum……… 20
b.
Tujuan Khusus……….. ...
21
3.
Kegiatan Pengajaran Kelas………... 21
4.
Kegiatan BK ...
22
5.
Kegiatan Ekstrakurikuler ...
23
6.
Kegiatan Administrasi ...
24
xiv
D.
Jenis Kelamin dan Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...
26
A.
Jenis Penelitian ...
26
B.
Metode Pengumpul Data ...
26
1.
Alat Ukur……….………..
26
2.
Pemberian Skor-skor ………
28
3.
Penentuan Kategori Tingkat Penyesuaian Diri Siswa…………
28
4.
Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ……….
29
a.
Validitas kuesioner ……….
29
b.
Reliabilitas kuesioner ……….
29
C.
Populasi dan Sampel Penelitian ……….
30
D.
Prosedur Pengumpulan Data……….……….
31
1.
Tahap Persiapan ………
31
2.
Tahap Pelaksanaan ………
32
E.
Teknik Analisis Data……….
32
1.
Perhitungan Koefisien Reliabilitas ………..
32
2.
Perhitungan Koefisien Validitas ……….
33
3.
Chi-Kuadrat ………
34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
35
A.
Hasil Penelitian ...
35
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...
42
A.
Kesimpulan ...
42
1.
Masalah Penelitian ...
42
2.
Hasil Penelitian ...
42
B.
Saran ...
43
1.
Program Bimbingan Kelompok ...
43
2.
Program Konseling Kelompok ...
44
DAFTAR PUSTAKA ...
45
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-kisi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa ...
27
Tabel 2. Koefisien Reabilitas dan Validitas Kuesioner Tingkat
Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah para
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun
Tahun Ajaran 2008/2009……….
30
Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur ...
30
Tabel 4. Sampel Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten
Tahun Ajaran 2008/2009……… .
31
Tabel 5. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah
Para Siswa Putra Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten
Tahun Ajaran 2008/2009 ...
35
Tabel 6. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah
Para Siswa Putri Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten
Tahun Ajaran 2008/2009 ...
36
Tabel 7. Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap Peraturan Sekolah
Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun
Ajaran 2008/2009 ...
37
Tabel 8. Perhitungan Koefisien Realibilitas dan Validitas Penelitian
Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten
Tahun Ajaran2008/2009 ...
50
Tabel 9. Skor-skor Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa
Terhadap Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa ...
47
Lampiran 2. Perhitungan Koefisien Realibilitas dan Validitas Penelitian
Kuesioner Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap
Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran2008/2009 ...
54
Lampiran 3. Perhitungan Realibilitas dan Validitas kuesioner
penelitian Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap
Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran2008/2009 ...
54
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta ...
55
Lampiran 5. Surat Ijin penelitian dari BAPEDA Kabupaten Klaten ..
56
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kehidupan sehari-hari di dalam suatu lingkungan masyarakat
menimbulkan interaksi antara individu-individu yang berada di dalamnya.
Individu yang berada dalam lingkungan sosial harus menyesuaikan diri
dengan lingkungan ini, dengan cara terus berinteraksi dengan baik dengan
individu yang lain. Manusia hidup dalam masyarakat, maka tingkah lakunya
tidak saja merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan fisik lingkungannya,
melainkan juga merupakan penyesuaian diri terhadap tuntutan sosial. Di
lingkungan sekolah siswa bersama dengan teman-temannya yang sebaya
bergaul dan menuntut ilmu, mereka saling berinteraksi dalam kebersamaan,
seperti diungkapkan Vembriarto “Dalam interaksi siswa di lingkungan
sekolah lambat laun siswa menyadari dirinya sebagai pibadi yang berada
dalam kelompok”. (Vembriarto, 1984:16). Siswa berada dalam lingkungan
sekolah dan harus menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan sekolah.
Tuntutan sekolah ditegaskan berupa peraturan yang harus dipatuhi
oleh setiap siswa. Siswa yang berada dalam lingkungan sekolah dituntut untuk
mematuhi peraturan yang berlaku di lingkungan sekolah. Aturan sekolah
dibuat agar kegiatan pengajaran di sekolah dapat berjalan dengan lancar.
2
Ada siswa yang menyesuaikan diri dengan mudah dan ada siswa yang
tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan peraturan. Kemampuan
penyesuaian diri terlihat pada tingkah laku yang ditunjukkan oleh
masing-masing siswa. Siswa yang menyesuaikan diri akan berperilaku menurut atau
sejalan dengan peraturan. Siswa yang belum mampu menyesuaikan diri akan
cenderung berperilaku melanggar peraturan. Ketika pelanggaran siswa
diketahui pihak sekolah, maka pihak sekolah memberikan sanksi kepada
siswa. Sangsi dapat berupa peringatan secara lisan ataupun tertulis, ada juga
berupa skor atau nilai dari tiap pelanggaran yang dilakukan. Bila pelanggaran
yang dilakukan berat, maka siswa akan diskors/di rumahkan selama jangka
waktu tertentu bahkan dikeluarkan dari sekolah.
Siswa yang mampu menyesuaikan diri di sekolah akan merasakan
kebahagiaan dan mampu bergaul dengan teman ataupun guru-guru di sekolah.
Penyesuaian diri yang baik akan membantu siswa menghadapi masalah
kehidupan. Penyesusaian diri yang kurang baik merupakan salah satu
hambatan yang dialami siswa dalam menghadapi masalah kehidupan.
Penyesuaian diri di sekolah merupakan kebutuhan siswa.
Penelitian ini mengenai penyesuaian diri para siswa kelas XI IPS SMA
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan di atas dirumuskan menjadi masalah penelitian sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para siswa putra kelas XI IPS
SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah?
2.
Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri para siswa putri kelas XI IPS
SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009 terhadap peraturan sekolah?
3.
Apakah ada perbedaan tingkat penyesuaian diri antara para siswa putra
dan para siswa putri terhadap peraturan sekolah?
C.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat penyesuaian diri para siswa
putra dan putri kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009
terhadap bidang-bidang peraturan yang berlaku.
D.
Manfaat hasil Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk kepala sekolah dalam
rangka mengambil kebijakan untuk meningkatkan tata tertib sekolah dan juga
dapat digunakan untuk mengembangkan pelayanan bimbingan dan konseling
terutama yang bersifat pengembangan penyesuaian diri terutama yang berkaitan
4
E.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah antara
siswa putera dan puteri kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran
2008/2009
F.
Definisi Operasional
1. Batasan istilah
a. Perilaku ialah perbuatan dari seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungan
b. Penyesuaian diri adalah proses perilaku seseorang untuk menjadi sesuai
dengan lingkungan dimana dia berada, baik lingkungan fisik maupun
sosial serta budaya.
c. Peraturan sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan
sekolah sehari-hari.
2. Batasan Variabel
a. Tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan adalah kecenderungan
siswa berperilaku mengikuti peraturan yang berlaku di sekolah, yaitu
peraturan administratif, peraturan pemeliharaan dan perawatan diri
siswa, peraturan akademik, peraturan tentang kegiatan sekolah dan
peraturan tentang lingkungan sekolah secara umum, baik perilaku lahir
item-item dari kuesioner tingkat penyesuaian diri. Ada dua tingkatan
penyesuaian yaitu tinggi dan rendah.
b. Jenis kelamin siswa adalah identitas diri tiap siswa laki-laki atau
perempuan. Ada dua kelompok siswa yaitu kelompok siswa putra dan
6 BAB II KAJIAN TEORITIS
Bagian ini berisi pembahasan mengenai pandangan umum tentang pendidikan SMA, peraturan sekolah, penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah dan jenis kelamin siswa dan penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah.
A. Pendidikan SMA 1. Kurikulum SMA
Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai dari kelas X sampai kelas XII (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, 2006 :14). Sebelum tahun 2004 negara Indonesia menetapkan kurikulum 1994 sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pengajaran di sekolah. Namun pada tahun 2003 pemerintah menetapkan kurikulum yang baru untuk pendidikan SMA yaitu kurikulum 2004 yang berlandaskan dari undang-undang pemerintah yaitu :
a. Pembahasan UUD 1945 pasal 31 tentang pendidikan
b. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004 c. UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas.
Diberlakukannya paket kebijakan diatas maka kewenangan pusat dalam menentukan pendidikan di tingkat daerah mulai berkurang, hanya beberapa kewenangan yang masih diatur oleh pemerintah pusat diantaranya :
a. penetapan standar kompetensi siswa dan standar materi pokok. b. penetapan kurikulum nasional dan petunjuk pelaksanaanya. c. penilaian hasil belajar secara nasional
d. penetapan KALDIK (kalender akademik) dan jumah hari efektif. Pengaturan kewenangan diluar itu merupakan tanggung jawab daerah sebagai unit pelaksanaan teknis. Dengan demikian sekolah memiliki kewenangan untuk merancang dan menentukan beberapa hal diantarannya:
a. Materi yang akan diajarkan. b. Pengelolaan pengalaman belajar. c. Cara mengajar
d. Menilai keberhasilan proses pengajaran di kelas.
8
kebijakan kurikulum yang baru metode pengajaran kelas akan juga banyak memberikan praktik-praktik dari materi yang diberikan dan siswa diharapkan juga belajar dari pengalaman.
2. Kegiatan Siswa a. Pengajaran Kelas
Guru berperan sangat penting didalam kelas yaitu untuk mencapai tujuan dari pengajaran dalam kelas. Dalam kegiatan pengajaran kelas guru menuntun siswa dengan cara tertentu untuk mempelajari bahan pelajaran. Guru dan siswa bersama-sama membahas bahan ajar agar siswa memahami bahan ajar tersebut dan jika ada siswa yang masih kesulitan dalam mempelajari maka guru akan menjelaskan ulang bahan ajar tersebut. Siswa juga berlatih untuk memecahkan soal-soal yang diberikan guru dan siswa berhak untuk bertanya jika masih mengalami kesulitan. Kegiatan pengajaran kelas akan berjalan dengan baik jika guru dan siswa sama-sama mematuhi peraturan/tata tertib yang telah ditentukan dari pihak sekolah dan tujuan dari pengajaran dapat tercapai dengan baik.
b. Pengembangan Diri
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat dari peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Konselor membantu menuntun perkembangan diri peserta didik untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa tersebut.
3. Kegiatan di lingkungan sekolah sehari-hari
10
diantaranya kerja bakti membersihkan sekolah, bakti sosial, membuat karya mading, dsb.
B. Peraturan Sekolah
1. Pengertian peraturan sekolah
Peraturan sekolah adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan disertai sanksi, baik sanksi ringan seperti diskors selama beberapa hari/minggu, maupun sanksi berat seperti dikeluarkan dari sekolah bila ada yang melanggar (Nawawi, 1986: 206). Peraturan sekolah diperlukan untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang tertib dan teratur. Kedisiplinan guru-guru dan karyawan sekolah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan siswa terhadap peraturan karena guru-guru dan karyawan telah memberikan contoh yang baik kepada siswa.
2. Bidang-bidang peraturan siswa
I. UMUM
Setiap siswa wajib :
1. Menjunjung tinggi serta patuh kepada Pancasila dan UUD 1945 2. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik SMA Negeri 3 Klaten
baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah.
3. Mewujudkan dan membina persatuan dan kesatuan antar siswa dan antar sekolah maupun antar masyarakat.
4. Bersikap sopan dalam ucapan, tingkah laku serta perbuatan dimanapun berada.
5. Hormat dan taat dengan tulus ikhlas kepada sekolah, Bapak/Ibu Guru serta karyawan.
6. Hormat menghormati antar sesama siswa. II. KHUSUS
a. Kegiatan dalam proses belajar Setiap siswa wajib :
1. Datang di sekolah 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
2. Mengikuti dengan tertib pelajaran dari setiap mata pelajaran mulai jam pertama sampai dengan selesai.
3. Melapor dan minta ijin tertulis kepada Bapak/Ibu Guru piket atau kepala Sekolah apabila dating terlambat, setelah itu baru masuk kelas.
12
5. Menyampaikan surat ijin dari orang tua/wali kepada Kepala sekolah apabila berhalangan masuk sekolah.
6. Berdoa bersama menurut agama atau keyakinan masing-masing pada permulaan jam pelajaran pertama dan usainya jam terakhir. 7. Jika bel masuk berbunyi, para siswa harus segera masuk ke kelas
masing-masing dan siap untuk belajar.
8. Jika ada Bapak/Ibu Guru yang tidak segera hadir di kelas, ketua kelas segera lapor kepada Guru piket.
9. Menyediakan alat-alat yang diperlukan. b. Pakaian Seragam
Setiap siswa wajib :
1. Mengenakan pakaian seragam sekolah setiap kali datang ke sekolah.
2. Mengenakan seragam sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku antar lain :
Badge, lokasi dan nama yang sesuai dengan ketentuan SMA negeri 3 Klaten harus dijahit.
Sepatu berwarna hitam polos bertali hitam polos dengan berkaos kaki putih.
Sepatu bagi siswa tertutup dengan potongan rendah (tidak boleh menutup mata kaki) dengan kaos kaki panjang berwarna putih polos.
Ikat pinggang berwarna hitam polos, siswa maupun siswi lebar : 3 cm, dengan timang berbentuk sedherhana lebarnya menyesuaikan dengan ukuran ikat pinggang.
Potongan dan ketentuan lain tentang pakaian seragam sesuai dengan surat keputusan Dirjen Dikdasmen No. 100 / c / Kep D / 1991.
3. Mengenakan pakaian seragam warna putih abu-abu pada hari minggu sampai dengan hari kamis.
4. Mengenakan pakaian warna putih-putih pada hari Jumat dan Sabtu.
5. Mengenakan pakaian seragam warna coklat muda coklat tua pada hari kegiatan PRAMUKA yang ditentukan.
6. Mengenakan pakaian seragam sekolah lengkap dan bertopi pada waktu mengikuti upacara bendera.
7. Mengenakan pakaian seragam olah raga sekolah pada waktu berolahraga atau senam sesuai dengan ketentuan yang berlaku, antara lain kaos baju berkrah dengan badge SMA negeri 3 Klaten pada saku dada kiri.
14 c. Ketertiban dan Keindahan
Setiap siswa wajib :
1. Berpakaian sopan, rapi dan pantas
Dalam berpakaian seragam sekolah, baju ( blus/hem ) selalu dimasukkan rok / celana panjang dan kancing baju harus dikancingkan serta lengan baju tidak boleh dilipat.
Hal ini berlaku di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah siswi harus menggunakan bra dan siswa harus menggunakan singlet.
2. Mengatur rambut dengan rapi dan sopan Panjang rambut siswa dengan perbandingan 3 : 2 :1
3. Para siswi berdandan bersolek secara sederhana, dan tidak boleh bermake up, rapi dan sopan, rambut yang panjang supaya diklabang atau diikat.
4. Menjaga kebersihan dan keindahan kelas serta sekolah.
5. Memelihara dan menjaga kelestarian taman di lingkungan sekolah.
6. Memelihara dan menjaga semua barang milik sekolah, antara lain : perabot sekolah, buku-buku, alat praktek, alat-alat olahraga dan alat-alat lainnya.
8. menempatkan dan mengatur sepeda atau motor ditempat yang telah ditentukan dengan tertib (mulai 06.00-14.30, kecuali hari jumat)
Sepeda motor harus distandarkan dan selalu dikunci (standar rangkap atau tegak, bukan miring)
Sepeda biasa supaya distandarkan juga dikunci dan diatur rapi.
Pengendara sepeda motor harus melengkapi diri dengan helm, SIM yang relevan dan membawa STNK.
9. Siswa yang istirahat di UKS karena sakit maksimum 2 jam pelajaran, bila sakitnya dari rumah harus ada surat keterangan sakit dari orang tua atau wali murid.
10. Siswa yang meninggalkan pelajaran dan pulang karena suatu kepentingan yang sudah direncanakan dari rumah harus membawa surat ijin dari orang tua.
d. Administrasi Setiap siswa wajib :
1. Membayar uang atau dana bantuan operasional atau ekstra paling lambat tanggal 10 tiap bulan.
2. Membayar dengan menggunakan kartu yang telah disediakan. 3. Melunasi pembayaran bantuan operasional atau ekstra sebelum
16 e. Upacara
Setiap siswa wajib :
1. Mengikuti setiap upacara yang ditentukan atau diadakan oleh sekolah.
2. Menjaga agar pelaksanaan upacara bendera dapat berlangsung dengan khidmad, tertib dan lancar.
f. Larangan
Setiap siswa dilarang :
1. Berada didalam kelas pada waktu istirahat.
2. Meninggalkan kelas ada waktu pergantian jam pelajaran kecuali memperolaeh ijin dari guru piket.
3. Meninggalkan atau pergi keluar halaman sekolah pada jam-jam istirahat, kecuali memperoleh ijin dari guru piket.
4. Mengenakan pakaian seragam sekolah dalam keadaan tidak benar menurut ketentuan yang berlaku.
5. Membawa atau menghisap rokok dilingkungan sekolah, maupun diluar sekolah.
6. Membawa senjata api, senjata tajam dan semua alat yang dapat digolongkan senjata ke sekolah.
8. Melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menganggu ketertiban sekolah.
9. Membuat corat-coret, menempel plakat dan mengedarkan selebaran yang isinya bertentangan dengan garis kebijaksanaan sekolah.
10. Memindahkan barang-barang yang ada didalam kelas tanpa ijin. 11. Menyelesaikan perkara dengan berkelahi atau bertengkar dengan
siapapun, baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah. 12. Memelihara kumis dan jenggot.
13. Memakai gelang atau kalung, cincin bagi siswa atau siswi.
14. Mengenakan jaket, topi tanpa identitas SMA negeri 3 Klaten di lingkungan sekolah.
15. Bertato, Bertindik untuk siswa putra, bertindik ganda untuk siswa putri (telinga,lidah), memelihara kelancir, gundul, rambut melebihi leher baju bagi siswa putra, dsb.
16. Mengubah warna rambut.
17. Menempatkan sepeda motor bukan pada tempatnya.
18. Membawa mobil dan parker di halaman atau di lingkungan sekolah.
19. Merusak atau mengotori taman sekolah.
20. Membunyikan atau menghidupkan mesin sepeda motor selama jam pelajaran berlangsung.
18 g. Sanksi
Setiap siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah dikenakan sanksi sesuai yang tertera pada tabel skor penilaian tata tertib sekolah.
h. Anjuran
Setiap siswa dianjurkan :
1. Belajar secara tekun, teratur dan terus menerus.
2. Dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya baik didalam maupun diluar sekolah demi keberhasilan pendidikan para siswa.
3. Dapat memanfaatkan segala fasilitas yang ada misalnya : perpustakaan, laboratorium, dsb
4. Secara terbuka selalu mengadakan konsultasi dengan orang tua, wali apabila menemui kesulitan atau persoalan yang rumit.
5. Secara terbuka mengemukakan segala kesulitan kepada Bapak/ibu Guru atau Bapak kepala sekolah untuk memperoleh bantuan agar dicarikan jalan keluar atau pemecahannya.
6. Bagi para siswa yang mengenakan pakaian khas (jilbab) misalnya sebagaimana keyakinan pribadinya menghendaki mengenakannya, haruslah mendapat persetujuan orang tua siswa tersebut sedangkan potongannya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
C. Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah 1. Arti penyesuaian diri
Penyesuaian diri adalah proses seseorang berusaha untuk beradapatasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempatnya berada dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri yaitu menyamakan kepribadian individu dengan tuntutan dari lingkungan seperti pendapat yang diungkapkan Gerungan (2002: 54) kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berupa lingkungan secara fisik dan psikis, lingkungan fisik yaitu alam benda-benda yang konkret dan lingkungan psikis yaitu jiwa-raga orang-orang dalam lingkungan.
20
harus menyesuaikan diri dengan peraturan dan norma-norma yang berlaku di sekolah . Penyesuaian diri siswa dalam lingkungan sekolah merupakan suatu kebutuhan. Jika siswa menerima situasi yang ada, maka siswa akan mengalami kebahagiaan dalam hidupnya dan siswa yang belum dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan akan banyak mengalami kekecewaan dan keterpaksaan untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan akibatnya akan banyak pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku. Bimo Walgito (1990: 49) berpendapat
Tentang sikap dan tanggapan anggota kelompok terhadap norma kelompok dapat bermacam-macam. Ada yang tunduk dengan norma karena terpaksa karena ia tergabung dalam kelompok yang bersangkutan, tetapi juga ada yang tunduk dengan norma kelompok dengan penuh pengertian dan penuh kesadaran, hingga norma kelompok dijadikan normanya sendiri. Yang akhir inilah yang disebut individu tersebut menginternalisasi norma kelompok, norma kelompok dijadikan norma pribadinya.
2. Kegiatan MOS
Masa Orientasi Siswa, sering disebut MOS merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh siswa baru, dalam memasuki lingkungan baru. MOS juga dipahami sebagai upaya penyesuaian diri (adaptasi) terhadap lingkungan yang baru sehingga diharapkan siswa mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapinya.
a. Tujuan Umum
mengawali kegiatan pendidikan dengan hal-hal yang menggembirakan dengan tetap mempelajari hal-hal yang baru, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosialnya maupun dengan cara-cara belajar yang baru termasuk norma-norma khusus (peraturan) yang berlaku di lingkungan sekolah yang baru.
b. Tujuan Khusus
1. Membantu siswa baru menyatu dengan warga sekolah, beradaptasi dengan lingkungan sekolah, mengetahui hak dan kewajiban serta mampu bertanggung jawab dalam kehidupan.
2. Membantu siswa baru memahami kehidupan sekolah dalam rangka pelaksanaan wawasan wiyata mandala, sehingga fungsi sekolah, guru, siswa dan masyarakat lingkungan dapat mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.
3. Mendorong siswa baru untuk aktif menambah pemahamannya melalui pengamatan terhadap lingkungan barunya.
4. Mengembangkan kreativitas dan memberdayakan potensi siswa sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.
3. Kegiatan Pengajaran Kelas
22
kepada tiap siswa dalam mencapai tujuan mata pelajaran tersebut. Tiap-tiap siswa harus dibantu untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu cara di antaranya adalah membantu siswa dengan menjelaskan kembali materi bahan mata pelajaran kepada tiap-tiap siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan mata pelajaran.
Kegiatan tiap-tiap siswa di dalam kelas adalah mendengarkan setiap penjelasan bahan materi mata pelajaran yang diberikan oleh guru, mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru, mengikuti petunjuk guru serta menggunakannya dalam berbagai latihan dalam rangka memahami materi bahan mata pelajaran. Latihan-latihan ini akan membentuk kebiasaan siswa di dalam belajar.
4. Kegiatan BK
Kemampuan belajar siswa berkaitan dengan sikap siswa terhadap dirinya dan tugas-tugas belajar di sekolah. Ada siswa yang mempunyai sikap negatif terhadap dirinya dan terhadap tugas-tugas belajar. Siswa semacam inilah yang perlu mendapat bimbingan dari guru pembimbing.
Pengajaran kelas sesungguhnya untuk membantu siswa belajar. Ada siswa yang sejak awal belajar sudah menggunakan cara belajar yang tepat. Ia membuat rencana, melakukan kegiatan, menilai hasil. Program bimbingan belajar siswa mengenai sikap siswa dan cara-cara belajar siswa dalam mata pelajaran.
Bimbingan individual dilakukan oleh guru pembimbing dan seorang siswa mengenai masalah yang sedang dihadapi siswa. Guru pembimbing langsung memberikan bantuan berdasarkan ungkapan informasi dari siswa sendiri. Bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa berupa pemberian informasi, pemberian alternatif penyelesaian yang sesuai dengan diri siswa. Masalah yang sedang dihadapi oleh siswa dijamin kerahasiannya oleh guru pembimbing.
5. Kegiatan ekstra
24
kemampuan, bakat dan minat siswa. Macam-macam kegiatan ekstra adalah PRAMUKA, PMR, DRUMBAND, dsb.
6. Kegiatan administrasi
Kegiatan adminstrasi adalah kegiatan sekolah yang meliputi pendataan siswa. Kegiatan administrasi juga mencakup surat yang masuk dan keluar sekolah dan pembayaran uang iuran siswa. Pada awal masuk sekolah siswa harus melengkapi data diri dengan lengkap untuk kepentingan administrasi. Sekolah mencatat setiap pembayaran yang dilakukan oleh siswa termasuk pembayaran uang operasional tiap bulan.
7. Kegiatan umum sehari-hari
Kegiatan umum sehari-hari adalah kegiatan yang terjadi di sekolah setiap hari tetapi diluar jam pelajaran. Banyak kegiatan antara lain interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan karyawan, dan guru dengan guru, juga ada kegiatan kerja bakti untuk membersihkan sekolah, senam pagi pada hari-hari tertentu.
D. Jenis kelamin siswa dan penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah
dengan baik oleh para siswa. Salah satu tugas perkembangan yang berlangsung lambat adalah mencapai peran sebagai pria dan wanita.
Jenis kelamin siswa akan menentukan penyesuaian diri dengan peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah. Belajar melakukan peran sesuai dengan jenis kelaminnya lebih lancar dilakukan siswa putra daripada siswa putri (Hurlock, 1992). Hal ini terjadi karena siswa putra lebih banyak bersosialisasi dengan orang lain dan banyak mempelajari hal-hal baru. Stereotipe masyarakat dan keluarga dalam memperlakukan siswa putra dan putri berbeda, hal ini akan berpengaruh pada pola penyesuaian siswa putra dan putri dalam penyesuaian diri dengan peraturan. Jenis kelamin akan mempengaruhi tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah.
Siswa dididik untuk menjadi manusia yang tahu akan tata tertib atau peraturan sekolah dan melaksanakan taat tertib. Para siswa harus dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang memang sudah menjadi kewajibannya. Sekolah membantu anak dalam hal menyesuaikan diri dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini sekolah merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dan masyarakat (Ngalim Purwanto, 1984:133).
26
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
Dalam BAB ini akan dijelaskan jenis penelitian, metode pengumpul data,
populasi dan sampel penelitian, prosedur pengumpulan data, tehnik analisis data.
A.
Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriftif, dengan tehnik survai.
Tujuan survai adalah mengumpulkan informasai tentang variabel dan bukan
informasi tentang individu (Furchan, 1982 :418). Survai ini digunakan
untuk memperoleh gambaran tentang tingkat penyesuaian diri siswa
terhadap peraturan sekolah para siswa putra dan putri kelas XI IPS SMA
Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009.
B.
Metode pengumpul data
1.
Alat ukur
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner tentang tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan
sekolah para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun ajaran
2008/2009 yang disusun penulis dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk
tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban
untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” (Furchan, 2005: 260). Kuesioner
27
penyesuaian diri siswa terhadap kegiatan dalam proses belajar, penyesuaian
diri siswa terhadap aturan tentang pakaian seragam, penyesuaian diri siswa
terhadap aturan tentang ketertiban dan keindahan, penyesuaian diri siswa
terhadap aturan tentang administrasi, dan penyesuaian diri siswa terhadap
aturan tentang upacara.
Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu (1) bagian pengantar, identitas, dan
petunjuk pengisian (2) bagian pernyataan yang mengungkapkan tentang
tingkat penyesuaian diri siswa yang terdiri dari 54 pernyataan. Kuesioner
tingkat penyesuaian diri siswa merupakan penjabaran teori yang tersaji pada
BAB II, kisi-kisi kuesioner tingkat penyesuaian diri siswa digambarkan
pada tabel berikut ini.
Tabel 1 :
Kisi-Kisi Tingkat Penyesuaian Diri Siswa
Variabel No
Item
Penyesuaian diri siswa
terhadap kegiatan dalam
kegiatan belajar
1,2
3,4,5,6,7,8,9,10,
11,12,13,14,15,16
17,18,19,20
Penyesuaian diri siswa
terhadap pakaian seragam
21,22,23,24
25,26
Penyesuaian diri siswa
terhadap ketertiban dan
keindahan
27,28
29,30,31,32,33,34,
28
41,42,43,44,45,46, 47,48
Penyesuaian diri siswa
terhadap administrasi
49,50
Penyesuaian diri siswa
terhadap upacara
51,52,53,54
2.
Pemberian Skor-Skor
Kuesioner yang mengandung item pernyataan positif untuk alternatif
jawaban
selalu
memiliki skor 4, jawaban
banyak kali
memiliki skor 3,
jawaban
kadang-kadang
memiliki skor 2, dan jawaban
tidak pernah
memiliki
skor 1. Item positif berkaitan dengan pernyataan tentang tingkat penyesuaian
diri siswa.
3.
Penentuan Kategori Tingkat Penyesuaian Diri Siswa
Mean merupakan nilai kelompok yang dipandang konstan dan karena itu
digunakan untuk menetapkan batas tinggi atau rendah suatu skor. Skor yang
< Mean dikategorikan rendah. Skor yang
≥
Mean dikategorikan tinggi.
Perhitungan mean skor-skor tingkat penyesuaian diri para siswa dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
N
X
M
=
Σ
Keterangan rumus :
29
ΣΧ: Jumlah total skor X
Ν
: Jumlah siswa
Siswa yang memperoleh skor
≥
178 termasuk kategori tinggi dalam
penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah dan siswa yang memperoleh skor
< 178 termasuk kategori rendah dalam penyesuaian diri terhadap peraturan
sekolah.
4.
Validitas dan Reabilitas kuesioner
a.
Validitas kuesioner
Validitas suatu alat pengukur adalah derajat ketepatan dan ketelitian
alat tersebut dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas
menunjukan sejauh mana alat pengukur mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur (Furchan, 2005 : 293). Menurut Singarimbun dan
Effendi (1989) validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
itu mengukur apa yang ingin diukur. (Singarimbun dan Effendi, 1989 :
122). Validitas dinyatakan dalam koefisien validitas. Validitas kuesioner
didasarkan pada proses penyusunan item. yaitu mengenai variabel dan
indikator yang dirumuskan dalam BAB I dan kajian teoritis dalam
BAB II.
b.
Reliabilitas kuesioner
Reliabilitas kuesioner adalah derajat keajegan alat tersebut dalam
30
yang digunakan untuk memeriksa reliabilitas kuesioner adalah teknik
belah dua gasal-genap
(Split Half Method)
. Teknik belah dua membagi
instrumen menjadi dua bagian yaitu bagian pertama berupa item-item
yang bernomor gasal, dan bagian kedua berupa item-item yang bernomor
genap.
Tabel 2.
Koefisien Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
Tingkat Penyesuaian Diri Siswa Terhadap
Peraturan Sekolah Para Siswa Kelas XI SMA
Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009.
Koefisien Para
Siswa
Reliabilitas
0.91
Validitas
0.95
Koefisien reliabilitas dan validitas diinterpretasikan dengan mengacu
pada pedoman yang dikemukakan oleh Garrett (1967 : 176) berikut ini.
Tabel 3
. Klasifikasi Koefisien Korelasi Alat Ukur
Koefisien
Korelasi
Klasifikasi
0,70 - ±1,00
Tinggi – sangat tinggi
0,40 - ±0,70
Cukup
0,20 - ±0,40
Rendah
0,00 - ±0,20
Tidak ada – sangat rendah
Dengan demikian disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas dan validitas
Kuesioner Tingkat penyesuaian diri siswa adalah sangat tinggi.
C.
Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi Penelitian
Menurut Donald Ary, dkk (1979) populasi adalah “semua anggota
31
(Furchan, 2004 : 193). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
laki-laki dan siswa perempuan kelas XI IPS SMA negeri 3 Klaten tahun
ajaran 2008/2009 yang berjumlah 120 siswa
2.
Sampel Penelitian
Sampel adalah “sebagaian dari populasi” (Furchan, 2004 : 193). Sampel
penelitian ini adalah sebagian dari populasi tersebut, yaitu sebagian dari
para siswa kelas XI IPS tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 60 orang.
Tabel 4
: Sampel para siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3
Klaten tahun ajaran 2008/2009
Kelas
Jenis kelamin
Total
Putra Putri
IPS 1
10
10 20
IPS 2
11
9
20
IPS 3
8
12
20
TOTAL 29
31
60
D.
Prosedur Pengumpulan Data
1.
Tahap Persiapan
a.
Meminta surat ijin penelitian ke BAPEDA Kabupaten Klaten
b.
Meminta ijin kepala sekolah SMA Negeri 3 Klaten untuk melakukan
penelitian.
c.
Menemui Wakasek KURIKULUM SMA Negeri 3 Klaten untuk
meminta ijin penelitian dan menyesuaikan waktu yang tepat.
d.
Menemui koordinator bimbingan untuk meminta jadwal bimbingan
32
2.
Tahap Pelaksanaan
a.
Datang ke sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan.
b.
Masuk ke kelas, memperkenalkan diri kepada para siswa.
c.
Membagikan kuesioner dan menjelaskan tujuan pengisian kuesioner
tingkat penyesuaian diri siswa.
d.
Mempersilahkan siswa mengisi kuesioner tingkat penyesuaian diri
Siswa dan peneliti menunggu di dalam kelas.
Pengumpulan data dilakukan pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3
Klaten yang terdiri dari 3 kelas dengan rincian sebagai berikut
a. Kamis 31 Juli 2008
Pukul 08.30 – 09.00 WIB
kelas IPS 2
b.
Kamis 31 Juli 2008
Pukul 09.30 – 10.00 WIB
kelas IPS
c.
Kamis 31 Juli 2008
Pukul 11.00 – 11.30 WIB
kelas IPS 3
E. Teknik Analisis Data
1.
Perhitungan Koefisien Reliabilitas
Langkah 1 : Menghitung koefisien korelasi skor-skor gasal – genap
dengan tehnik korelasi
Product Moment Pearson
, menggunakan rumus :
(
)( )
(
)
{
2 2}
{
2( )
2}
_
∑
∑
∑
∑
∑
−∑
∑
− = Y Y N X X N Y X XY N rXY33
xyr
: Koefisien korelasi skor belahan ganjil dan genap
N
: Jumlah subjek
X
: Skor belahan ganjil
Y
: Skor belahan genap
XY
: Hasil perkalian nilai skor X dengan nilai skor Y
Langkah 2 : adalah menghitung koefisien reliabilitas skor item ganjil dan
skor item genap dengan teknik belah dua dari Spearman-Brown dengan
rumus sebagai berikut:
gg gg tt
r
r
r
+
×
=
1
2
Keterangan rumus:
=
ttr
koefisien reliabilitas
=
gg
r
koefisien gasal-genap
2.
Perhitungan Koefisien Validitas
Perhitungan koefisien validitas dihitung dengan menggunakan rumus:
tt
t
r
r
∞=
(Guilford, 1965 : 443)
Keterangan rumus :
∞
t
r
:
Koefisien
validitas
tt
34
3.
Chi-Kuadrat
Chi-Kuadrat digunakan untuk menghitung perbedaan tingkat
penyesuaian diri siswa putra dan siswa putri terhadap peraturan sekolah.
Rumus yang digunakan dalam menghitung Chi-Kuadrat adalah sebagai
berikut:
(
)
(
a
b
)(
c
d
)(
a
c
)(
b
d
)
bc
ad
N
+
+
+
+
−
=
22
χ
Keterangan rumus :
2
χ
:
Chi-Kuadrat
N
: Jumlah subjek
a
: Jumlah pada kolom 1 baris 1
b
: Jumlah pada kolom 2 baris 1
c
: Jumlah pada kolom 1 baris 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Penyesuaian diri siswa digolongkan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan tinggi.
Pertimbangan berdasarkan bahwa program Bimbingan dan Konseling diperuntukkan
agar siswa berkembang secara lancar. Patokan yang digunakan untuk menentukan
skor mana termasuk kategori rendah dan skor mana termasuk kategori tinggi adalah
nilai statistik Mean. Mean total adalah 178. Siswa yang memiliki skor
≥
Mean
dikategorikan tinggi. Siswa yang memiliki skor < Mean dikategorikan rendah.
Penggunaan nilai statistik mean berdasarkan pertimbangan bahwa nilai Mean nampak
nilai tendensi sentral yang stabil dan dapat digunakan untuk pendekatan dasar dalam
menentukan kualitas perubahan yang dialami siswa.
1.
Tingkat penyesuaian diri para siswa putera terhadap peraturan sekolah para
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009
Hasil penelitian tingkat penyesuaian diri para siswa putera terhadap
peraturan sekolah disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 5.
Tingkat Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah
para siswa putra kelas XI IPS SMA negeri 3 Klaten tahun
ajaran 2008/2009
Tingkat Penyesuaian Diri
Jumlah (%)
Tinggi 16
(55,17%)
Rendah
13 (44,83 %)
36
Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putra yang
memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap peraturan sekolah lebih
banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri
rendah.
2.
Tingkat penyesuaian diri para siswa putri terhadap peraturan sekolah para
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009
Hasil penelitian tingkat penyesuaian diri para siswa putri terhadap
peraturan sekolah disajikan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 6.
Tingkat Penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah
para siswa putri kelas XI IPS SMA negeri 3 Klaten tahun
ajaran 2008/2009
Tingkat Penyesuaian Diri
Jumlah (%)
Tinggi 21
(67,74%)
Rendah
10 (32,26%)
Jumlah Siswa
31 (100%)
Dari tabel di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putri yang memiliki
tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap peraturan sekolah lebih banyak
daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat penyesuaian diri rendah.
3.
Uji Hipotesis
a.
Hipotesis penelitian
Ada perbedaan tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan
sekolah antara para siswa putera dan siswa puteri kelas XI IPS
b.
Hipotesis statistik
Jumlah siswa putera berbeda dengan jumlah siswa puteri dalam
tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah.
c.
Hipotesis nol
Jumlah siswa putera tidak berbeda dengan jumlah siswa puteri
dalam tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah.
Uji hipotesis dengan mengunakan teknik Chi-Kuadrat. Perhitungan nilai
Chi-Kuadrat dengan menggunakan data pada tabel 2 × 2 dibawah ini.
Tabel 7.
Tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan
sekolah Para Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten
tahun ajaran 2008/2009
Jenis Kelamin
Rendah
Tinggi
Σ
Laki-laki 13 16
29
Perempuan 10
21 31
Σ
23
37
60
(
)
(
a
b
)(
c
d
)(
a
c
)(
b
d
)
bc
ad
N
+
+
+
+
−
=
2 2χ
)
(
(
)
(
)
(
13
10
)(
16
21
)(
13
16
)(
10
21
)
16
10
21
13
60
2 2+
+
+
+
×
−
×
=
χ
(
)
( )( )( )( )
23
37
29
31
160
273
60
22
=
−
χ
765049 12769 60
2 = ×
38
Nilai
χ
2dengan taraf signifikansi 5% dan derajat tabel kebebasan 1 adalah
3,841. Nilai
χ
2empiris < nilai
χ
2tabel. Jadi tidak ada perbedaan yang
signifikan tingkat penyesuaian diri antara siswa putra dan siswa putri kelas XI
IPS SMA Negeri 3 Klaten Tahun ajaran 2008/2009.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dan pembahasan tingkat penyesuaian diri siswa terhadap
peraturan sekolah sebagai berikut:
1.
Jumlah siswa putra yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi
terhadap peraturan sekolah lebih banyak daripada jumlah siswa yang
memiliki tingkat penyesuaian diri rendah.
2.
Jumlah siswa putri yang memiliki tingkat kebiasaan penyesuaian diri
tinggi lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat
penyesuaian diri rendah.
3.
Tidak ada perbedaan signifikan tingkat penyesuaian diri antara para
Penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah merupakan kebutuhan dari
setiap siswa selama siswa masih bersekolah di SMA Negeri 3 Klaten. Siswa
mendapat pengertian dari guru mata pelajaran dan guru pembimbing mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku di SMA Negeri 3 Klaten pada waktu
pelajaran kelas dan pada waktu bimbingan klasikal. Siswa juga mendapatkan
informasi dari teks mengenai peraturan dan tata tertib yang ditempel disetiap
dinding ruang kelas. Siswa mendapatkan petunjuk mengenai cara-cara
menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang berlaku di SMA Negeri 3
Klaten dari guru mata pelajaran dan guru pembimbing. Jika masih ada siswa
yang mengalami masalah dalam menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah
maka siswa dapat meminta bantuan kepada guru pembimbing untuk membantu
menyelesaikan masalahnya dengan konseling pribadi.
Setiap siswa harus berubah menyesuaikan diri dengan mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah. Siswa yang menyesuaikan diri akan
mengalami kebahagiaan dan siap mengikuti kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan sekolah. Para siswa memiliki kesadaran bahwa peraturan
sekolah berguna untuk mengatur perilaku para siswa dilingkungan sekolah.
Keadaan lingkungan sekolah menjadi tertib, sehingga kegiatan pendidikan
dapat terlaksana dengan baik.
Hasil penelitian memberikan gambaran mengenai keadaan penyesuaian diri
para siswa. Banyak siswa yang telah baik dalam penyesuaian dirinya terhadap
40
siswa selama masih bersekolah di SMA Negeri 3 Klaten. Siswa yang sudah
baik harus terus mempertahankan itu dan siswa yang masih kurang baik
penyesuaian dirinya harus mampu untuk meningkatkan penyesuaian dirinya.
Masih ada siswa putra dan siswa putri kelas XI IPS yang memiliki tingkat
penyesuaian diri rendah terhadap peraturan sekolah. Siswa yang mempunyai
tingkatan rendah dalam menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah perlu
menyadari dirinya berada dalam lingkungan sekolah dan siswa juga menyadari
perlunya menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah. Para siswa putra dan
siswa putri yang masih mempunyai tingkatan rendah dalam penyesuaian dirinya
dapat meminta petunjuk dan bantuan kepada guru pembimbing melalui
kegiatan bimbingan klasikal atau konseling pribadi.
Bimbingan merupakan suatu kegiatan guru pembimbing dan siswa
mengenai cara siswa memahami diri dan lingkungannya, mengatur dirinya,
membuat keputusan sendiri mengatasi masalah-masalah penyesuaian dirinya
dengan peraturan sekolah. Salah satu kegiatan dalam program bimbingan
adalah siswa memperoleh informasi mengenai peraturan-peraturan yang
berlaku dan siswa memperoleh juga petunjuk-petunjuk untuk menyesuaikan
diri dengan peraturan–peraturan tersebut.
Jenis kelamin siswa tidak menjadi sebab tinggi atau rendah penyesuaian
diri seorang siswa. Penyesuaian diri terhadap peraturan merupakan usaha tiap
siswa untuk menyesuaikan setiap perilakunya dengan peraturan sekolah yang
sekolah. Tinggi atau rendahnya tingkat penyesuaian diri siswa terhadap
peraturan sekolah bukan dipengaruhi oleh jenis kelamin siswa, tetapi
kemampuan setiap siswa untuk mengerti dirinya, lingkungannya dan mau
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Masalah Penelitian
Masalah penelitian adalah sebagai berikut:
a.
Bagaimanakah penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah para
siswa putra kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran 2008/2009?
b.
Bagaimanakah tingkat penyesuaian diri siswa terhadap peraturan sekolah
para siswa putri kelas XI IPS SMA Negeri 3 Klaten tahun ajaran
2008/2009?
c.
Apakah ada perbedaan penyesuaian diri antara siswa putra dan siswa
putri?
2.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini ada tiga yaitu :
a.
Jumlah siswa putra yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap
peraturan sekolah lebih banyak (55,17%) daripada jumlah siswa putra
yang memiliki tingkat penyesuaian diri rendah (44,83%).
b.
Jumlah siswa putri yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap
peraturan sekolah lebih banyak (67,74%) daripada jumlah siswa putri
c.
Tidak ada perbedaan tingkat penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah
antara siswa putra dan siswa putri.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan dua saran yaitu mengenai
pengembangan program BK pribadi dan sosial.
1.
Program Bimbingan Kelompok.
Program bimbingan kelompok dipusatkan pada siswa yang sudah
memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi terhadap peraturan sekolah. Program
bimbingan mengenai peraturan-peraturan di SMA Negeri 3 Klaten dan
mengenai cara-cara penyesuaian diri terhadap peraturan sekolah. Materi
bimbingan kelompok yaitu mengenai pemahaman diri siswa, persiapan
mental dan cara-cara yang tepat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan
sekolah. Siswa berlatih menggunakan cara-cara yang ditunjuk guru
pembimbing untuk menyesuaikan dirinya terhadap peraturan sekolah. lambat
laun siswa lebih memahami kegunaan dari peraturan-peraturan tersebut bagi
diri siswa. Siswa yang sudah mempunyai tingkat penyesuaian diri yang tinggi
44
2.
Program Konseling Kelompok
Program konseling bagi siswa yang masih memiliki tingkat penyesuaian
diri rendah terhadap peraturan sekolah. Siswa yang mempunyai tingkat
penyesuaian diri rendah terhadap peraturan sekolah belum mempunyai
kesadaran dalam diri bahwa peraturan sekolah berguna untuk dirinya.
Program konseling pribadi ataupun konseling kelompok membantu siswa
menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa bahwa peraturan sekolah dibuat
untuk mengatur perilakunya dalam kehidupan sosial. Konseling pribadi akan
membantu siswa menyesuaikan dirinya terhadap peraturan sekolah. Dalam
konseling pribadi siswa akan lebih terbuka dalam menyampaikan
masalah-masalah yang dihadapinya kepada guru pembimbing. Guru pembimbing lebih
fokus membantu siswa karena guru pembimbing lebih melihat masalah yang
dihadapi siswa lebih mendalam dan spesifik. Guru pembimbing dan siswa
menemukan cara yang terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa
dan siswa menggunakan cara penyelesaian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Hadari 1983.
Perundang undangan Pendidikan.
Jakarta :Ghalia Indonesia
Faisal, Sanapiah 2005. Format-format penelitian Sosial. Jakarta : PT Raja Grasindo
Persada
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen
Pendidikan Nasional.
Furchan, Arief. 2004.
Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Garrett, Henry E. 1967.
Statistics In Psychology And Education. 6
th.
Ed.
London:
Logmans, Green and Co Ltd.
Guilford, J.P. 1965.
Fundamental Statistics In Psychology And Education. 4
th. Ed.
New York: McGraw-Hill Book Company, Inc.
Purwanto, M.N. 1984.
Psikologi Pendidikan
. Bandung : Remadja karya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Sudjana. 2002.
Metoda Statistika.
Bandung: Penerbit TARSITO.
46
Sunarto, H dan Agung Hartono. 2002.
Perkembangan Peserta Didik
. Jakarta : Rineka
Cipta
Vembriarto, St. 1984.
Sosiologi Pendidikan
. Yogyakarta : Yayasan pendidikan
“PARAMITA”.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989.
Metode Penelitian Survai
. Jakarta :
LP3ES
47
Lampiran 1
KUESIONER PENYESUAIAN DIRI SISWA SMA
Kuesioner ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi dari Anda berkaitan dengan tingkat penyesuaian diri siswa. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai raport Anda. Jawaban anda akan diolah dan hasilnya digunakan untuk mengembangkan kegiatan Bimbingan dan konseling.. Oleh karena itu, kami mengharapkan Anda bersedia menjawab kuesioner ini sesuai dengan apa yang Anda alami.
Identitas Diri Nama : ... Kelas : ... Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
Umur : ...tahun
Tanggal Pengisian : ... Petunjuk
1. Jawablah tiap pertanyaan dengan cara memberikan tanda cek (√ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda!
2. Makna pilihan jawaban :
S : Selalu
BK : Banyak Kali (melakukan tetapi tidak terus-menerus) K : Kadang-kadang
TP : Tidak Pernah
48
No
Pernyataan SLL BK KK TP1 Saya datang ke sekolah tepat pada waktunya
2 Saya senang datang ke sekolah tepat pada waktunya 3 Saya segera masuk kedalam kelas jika bel masuk berbunyi 4 Saya senang segera masuk kelas jika bel masuk berbunyi 5 Saya berdoa sebelum pelajaran dimulai
6 Saya senang berdoa sebelum pelajaran dimulai
7 Saya mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pelajaran
8 Saya senang mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pelajaran
9 Saya mengikuti pelajaran kelas dengan tertib
10 Saya senang mengikuti pelajaran kelas dengan tertib 11 Saya mengikuti pelajaran kelas dengan tekun
12 Saya merasa senang dengan mengikuti pelajaran kelas dengan tekun
13 Saya melapor kepada bapak/ibu guru piket jika saya datang terlambat
14 Saya senang dengan melapor kepada bapak/ibu guru piket jika saya datang terlambat
15 Saya jujur pada waktu ujian
16 Saya senang dengan jujur pada waktu ujian
17 Saya meminta ijin jika meninggalkan pelajaran sebelum pelajaran usai
18 Saya senang dengan meminta ijin jika meninggalkan pelajaran sebelum pelajara usai
19 Saya memberitahukan kepada pihak sekolah jika saya berhalangan hadir ke sekolah
20 Saya senang dengan memberitahukan kepada pihak sekolah jika saya berhalangan hadir ke sekolah
21 Saya memakai pakaian seragam waktu sekolah
22 Saya senang memakai pakaian seragam sekolah pada waktu sekolah
23 Saya menggunakan pakaian seragam lengkap dan bertopi pada waktu mengikuti upacara
24 Saya senang menggunakan pakaian seragam lengkap dan bertopi pada waktu mengikuti upacara
25 Saya memakai pakaian seragam dengan rapi
26 Saya senang memakai pakaian seragam dengan rapi 27 Saya mengatur rambut dengan rapi dan sopan 28 Saya senang mengatur rambut dengan rapi dan sopan 29 Saya menjaga kebersihan dan keindahan kelas
30 Saya senang menjaga kebersihan dan keindahan kelas 31 Saya membuang sampah pada tempatnya
49 34 Saya senang menjaga semua barang milik sekolah
(buku-buku, alat-alat praktek, dll)
35 Saya menjaga kelestarian taman dilingkungan sekolah 36 Saya senang menjaga kelestarian taman dilingkungan sekolah 37 Saya tidak mencoret-coret meja, bangku di kelas
38 Saya senang dengan tidak mencoret-coret meja, bangku di kelas
39 Saya tidak mencoret-coret tembok sekolah
40 Saya senang dengan tidak mencoret-coret tembok sekolah 41 Saya tidak menyelesaikan perkara dengan berkelahi
42 Saya senang dengan tidak menyelesaikan perkara dengan cara berkelahi
43 Saya tidak merokok dilingkungan sekolah
44