• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Mahasiswa Yang Bekerja

1. Pengertian Regulasi Diri dalam Belajar

Regulasi diri merupakan kemampuan mengatur tingkah laku dan

menjalankan tingkah laku tersebut sebagai strategi yang berpengaruh terhadap

performasi seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi sebagai bukti

peningkatan (Bandura, 2005).

Zimmerman (2008) mendefinisikan regulasi diri dalam belajar sebagai

kemampuan individu untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajarnya, baik

secara metakognitif, secara motivasional dan secara behavioral. Secara

metakognitif, individu yang meregulasi diri merencanakan, mengorganisasi,

mengintruksi diri, memonitor dan mengevaluasi dirinya dalam proses belajar.

Santrock (2008) mendefinisikan regulasi diri dalam belajar adalah

memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk

mencapai tujuan. Ormrod (2009) menambahkan regulasi diri dalam belajar

adalah pengaturan terhadap proses-proses kognitif sendiri agar belajar sukses.

Jadi dapat dikatakan bahwa regulasi diri dalam belajar adalah proses yang

membantu pembelajar dalam mengelola fikiran, perilaku, dan emosi untuk

(2)

10

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa regulasi diri

dalam belajar merupakan proses kemampuan mengatur tingkah laku dan

menjalankan tingkah laku belajarnya sendiri, mulai dari merencanakan,

memantau, mengontrol dan mengevaluasi dirinya secara sistematis untuk

mencapai tujuan dalam belajar dengan sukses, yang mengunakan

menggunakan berbagai strategi baik kognitif, motivasional maupun

behavioral.

2. Aspek-Aspek Regulasi Diri dalam Belajar

Wolters (2003) menjelaskan secara rinci penerapan strategi dalam setiap

aspek regulasi diri dalam belajar sebagai berikut:

a. Pertama, strategi untuk mengontrol atau meregulasi kognisi

meliputi macam-macam aktivitas kognitif dan metakognitif yang

mengharuskan individu terlibat untuk mengadaptasi dan mengubah

kognisinya. Strategi pengulangan (rehearsal), elaborasi

(elaboration), dan organisasi (organization) dapat digunakan

individu untuk mengontrol kognisi dan belajarnya.

b. Kedua, strategi untuk meregulasi motivasi melibatkan aktivitas

yang penuh tujuan dalam memulai, mengatur atau menambah

kemauan untuk memulai, mempersiapkan tugas berikutnya, atau

menyelesaikan aktivitas tertentu atau sesuai tujuan. Regulasi

(3)

11

mahasiswa berusaha mempengaruhi pilihan, usaha, dan ketekunan

tugas akademisnya.

c. Ketiga, strategi untuk meregulasi perilaku merupakan usaha

individu untuk mengontrol sendiri perilaku yang nampak. Sesuai

dengan penjelasan Bandura (dalam Zimmerman, 1989), bahwa

perilaku adalah aspek dari pribadi (person), walaupun bukan “self”

internal yang direpresentasikan oleh kognisi, motivasi, dan afeksi.

Meskipun begitu, individu dapat melakukan observasi, memonitor,

dan berusaha mengontrol dan meregulasinya seperti pada umumnya

aktivitas tersebut dapat dianggap sebagai regulasi diri bagi individu.

Regulasi perilaku meliputi regulasi usaha (effort regulation), waktu

dan lingkungan (time/study environment), dan pencarian bantuan

(help-seeking)

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek

regulasi diri terdiri dari regulasi metakognisi, yaitu bagaimana individu

mengorganisasi, merencanakan dan mengukur diri dalam beraktivitas.

Regulasi motivasi mencakup strategi yang digunakan untuk menjaga diri

atas rasa kecil hati. Regulasi perilaku adalah bagaimana individu

menyeleksi, menyusun, dan memanfaatkan lingkungan fisikmaupun sosial

dalam mendukung aktivitasnya. Ketiga aspek di atas bila digunakan

individu secara tepat sesuai kebutuhan dan kondisi akan menunjang

(4)

12 3. Proses Regulasi Diri dalam Belajar

Regulasi diri dalam belajar mencakup proses-proses di bawah ini, dimana

proses-proses regulasi diri dalam belajar ini pada dasarnya bersifat metakognitif

(Ormrod, 2015):

a. Penetapan Tujuan (Goal Setting)

Pembelajar yang mengatur diri tahu apa yang ingin dicapai

ketika membaca atau belajar. Individu mengaitkan tujuan-tujuan

dalam mengerjakan suatu aktivitas belajar dengan tujuan dan

cita-cita jangka panjang.

b. Perencanaan (Planning)

Pembelajar yang mengatur diri sebelumnya sudah menentukan

bagaimana baiknya menggunakan waktu dan sumberdaya yang

tersedia untuk tugas-tugas belajar.

c. Motivasi Diri (Self Motivation)

Pembelajar yang memiliki kemampuan menggunakan strategi

dalam mengatur diri agar mampu menyelesaikan tugas dengan

sukses.

d. Kontrol Atensi (Attention Control)

Pembelajar yang mengatur diri berusaha memfokuskan

perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung dan

mengosongkan fikiran dari hal-hal lainyang mengganggu.

e. Penggunaan strategi belajar yang fleksibel (flexible use of learning

(5)

13

Pembelajar yang mengatur diri memiliki strategi belajar yang

berbeda tergantung tujuan-tujuan spesifik yang ingin di capai.

f. Monitor diri (Self Monitoring)

Pembelajar yang mengatur diri terus memonitor kemajuan

dirinya dalam kerangka tujuan yang telah ditetapkan, dan Indivifu

mengubah strategi belajar atau memodifikasi tujuan bila dibutuhkan.

g. Mencari bantuan yang tepat (Appropriate Help Seeking)

Pembelajar yang benar-benar mengatur diri tidak selalu harus

berusaha sendiri. Sebaliknya, individu menyadari bahwa dirinya

membutuhkan orang lain dan mencari bantuan semacam itu.

h. Evaluasi Diri (Self Evaluation)

Pembelajar yang mampu mengatur diri menentukan apakah

yang dipelajari itu telah memenuhi tujuan awal atau belum. Idealnya

individu juga menggunakan evaluasi diri untuk menyesuaikan

penggunaan berbagai strategi belajar dalam kesempatan-kesempatan

dikemudian hari.

Berdasarkan proses-proses yang telah dijelaskan dapat disimpulkan

bahwa proses-proses regulasi diri dalam belajar meliputi 8 proses, 8 proses

tersebut akan ditempuh oleh pembelajar dan proses-proses regulasi diri dalam

(6)

14

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Diri dalam Belajar

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi regulasi diri dalam belajar

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Selanjutnya akan di bahasa secara

rinci dibawah ini:

a. Faktor Internal

1) Individu yang dimaksud ialah faktor yang berasal dari diri

individu sendiri. Menurut Zimmerman dan Pons

(Ghufron, 2011) faktor individu ini meliputi 3 faktor yaitu

pertama pengetahuan individu, semakin banyak dan

beragam pengetahuan yang dimiliki individu akan

semakin membantu individu dalam melakukan

pengelolaan. Kedua, tingkat kemampuan metakognisi

yang dimiliki individu yang semakin tinggi akan

membantu pelaksanaan pengelolaan diri dalam diri

individu. Ketiga, tujuan yang ingin dicapai yaitu semakin

banyak dan kompleks tujuan yang ingin diraih, semakin

besar kemungkinan individu melakukan pengelolaan diri.

2) Perilaku menurut Zimmerman dan Pons (Ghufron, 2011)

mengacu kepada upaya individu menggunakan

kemampuan yang dimiliki. Semakin besar dan optimal

upaya yang dikerahkan individu dalam mengatur dan

mengorganisasi suatu aktivitas akan meningkatkan

(7)

15

tahap yang berkaitan dengan regulasi diri dalam belajar

yaitu observasi diri (self observation), penilaian tingkah

laku (self judgment,), dan reaksi diri (self reaction).

Observasi diri berkaitan dengan respons individu, yaitu

tahap individu melihat ke dalam dirinya dan perilaku

performansinya (Ghufron, 2011). Kedua, Penilaian

tingkah laku (Self judgment) merupakan tahap individu

membandingkan performansi dan standar yang telah

dilakukannya dengan standar atau tujuan yang sudah

dibuat dan ditetapkan individu. Melalui upaya

membandingkan performansi dengan standar atau tujuan

yang telah dibuat dan ditetapkan, individu dapat

melakukan evaluasi atas performasi yang telah dilakukan

dengan mengetahui letak kelemahan atau kekurangan

performasinya (Ghufron, 2011). Reaksi merupakan tahap

yang mencakup proses individu dalam menyesuaikan diri

dan rencana untuk mencapai tujuan atau standar yang

telah dibuat dan ditetapkan (Ghufron, 2011).

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal mempengaruhi regulasi diri dengan dua

(8)

16 1) Faktor lingkungan

Menurut Zimmerman dan Pons (Ghufron, 2011)

teori sosial kognitif mencurahkan perhatian khusus pada

pengaruh sosial dan pengalaman pada fungsi manusia.

Hal ini bergantung pada bagaimana lingkungan itu

mendukung atau tidak mendukung. Faktor penguatan

(reinforcement).

Berdasarkan faktor-faktor yang telah disajikan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa yang mempengaruhi regulasi diri dalam belajar ada dua

faktor yaitu internal yang berasal dari dalam individu sendiri dan eksternal

yang berasal dari luar individu tersebut. Faktor tersebut akan berperan penting

ketika pembelajar melakukan regulasi diri dalam belajar, karena faktor-faktor

tersebut akan membantu seseorang dalam membentuk strategi yang

digunakan.

5. Mahasiswa yang Bekerja

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengatakan bahwa kuliah

adalah pelajaran yang diberikan diperguruan tinggi. Mahasiswa adalah

mereka yang sedang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa dalam

peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang

terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut

(9)

17

untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar

18-30 tahun.

Pengertian bekerja menurut Etimologi bekerja berasal dari kata dasar

“Kerja”. Kerja merupakan kata benda yang berarti aktifitas untuk

melakukan sesuatu, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan untuk

mencari nafkah, dan bisa juga berarti mata pencaharian. Bekerja adalah

melakukan kegiatan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam

dalam seminggu, waktu bekerja tersebut harus berurutan dan tidak terputus

(Basir Barthos, 2005)

Menurut Dujija (2011) menjelaskan bahwa mahasiswa yang bekerja

adalah individu yang menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi dan

berstatus aktif, dan menjalankan usaha atau sedang berusaha menjalankan

suatu tugas yang diakhiri buah karya yang dapat dinikmati oleh orang yang

bersangkutan.

Jadi kesimpulan dari pengertian mahasiswa yang bekerja adalah

seorang peserta didik yang aktif terdaftar dalam suatu perguruan tinggi yang

menjalani dua aktivitas sekaligus bekerja dalam waktu yang berurutan

dalam satu minggu untuk memperoleh penghasilan atau dihasili oleh buah

(10)

18

6. Proses Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa yang Bekerja

Saat ini banyak individu yang sudah bekerja melanjutkan keperguruan

tinggi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik sehingga membutuhkan

pendidikan lanjut ke perguruan tinggi. Tujuan sebagai mahasiswa yang

bekerja adalah dapat mencapai prestasi akademik yang baik. Hal ini seperti

yang dikatakan oleh Papalia dan Olds (1995) bahwa tujuan dari mahasiswa

kuliah adalah sukses dalam perkuliahan yang ditentukan dengan pencapaian

akademik dan mengembangkan kemampuan sosisal. Mahasiswa yang

bekerja merupakan individu yang menuntut ilmu pada jenjang perguruan

tinggi dan berstatus aktif, dan menjalankan usaha atau sedang berusaha

menjalankan suatu tugas yang diakhiri buah karya yang dapat dinikmati oleh

orang yang bersangkutan (Dujija, 2011).

Menurut Puwanto (2009) mahasiswa yang bekerja akan mengalami

kesulitan dalam mengatur diri ketika belajar secara mandiri di luar

perkuliahan tatap muka yang disebabkan oleh faktor internal seperti malas,

kurang gigih, terlalu mengandalkan orang lain dan faktor eksternal yaitu

tugas yang banyak di berbagai perannya. Triana (2014) juga mengatakan

bahwa mahasiswa yang bekerja akan kesulitan dalam mengatur diri dengan

baik sehingga tugas akademik mereka menjadi terabaikan akibat tuntutan

tugas yang harus dikerjakan serta beban pekerjaan yang harus diselesaikan.

Konflik-konflik yang terjadi dalam menjalani dua peran yaitu bekerja

dengan kuliah akan membuat seorang individu mengalami kesulitan dalam

(11)

19

melakukan regulasi diri dalam belajar untuk membantu memenuhi tuntutan

belajar sebagai mahasiswa dan mendapatkan prestasi akademik yang baik

(Rachmah, 2015).

Usaha-usaha untuk mengatasi permasalahan maupun usaha dalam

menjalankan aktivitas yang banyak di berbagai peran khususnya aktivitas

pekerjaan dan perkuliahan akan memunculkan berbagai perasaan yang

dialami oleh individu berupa senang, berat, dan bersalah. Adanya

kesempatan, harapan, tujuan pribadi dan rintangan yang dialami oleh

idividu menjadi suatu kesatuan yang menciptakan arti regulasi diri dalam

belajar. Meskipun demikian, dengan adanya kesempatan, harapan, dan

tujuan pribadi tidak membuat rintangan dapat dilalui dengan mudah

(Rachmah, 2015)

Ormrod (2009) regulasi diri dalam belajar adalah pengaturan terhadap

proses-proses kognitif sendiri agar belajar sukses. Jadi dapat dikatakan

bahwa regulasi diri dalam belajar adalah proses yang membantu pembelajar

dalam mengelola fikiran, perilaku, dan emosi untuk sukses mencapai tujuan

belajar mereka. Makna regulasi diri dalam belajar ini sendiri bagi individu

yang menjalani kuliah sambil bekerja merupakan suatu bentuk pengaturan

yang dilakukan dengan mencoba berbagai macam cara sebelum mencapai

suatu bentuk pengaturan atau regulasi yang dianggap berhasil mengatasi

berbagai tuntutan belajar sebagai mahasiswa ditengah kesibukan membagi

(12)

20

Santrock (2007) menyebutkan adanya regulasi diri dalam belajar akan

membuat individu mengatur tujuan, mengevaluasinya dan membuat

adaptasi yang diperlukan sehingga menunjang dalam pencapaian prestasi

yang baik. Menurut Bandura (Chairini & Subandi, 2010) seseorang yang

memilik regulasi diri yang baik mampu memahami pengaruh lingkungan

terhadap perilaku yang mereka munculkan dan mampu menggunakan

berbagai strategi berdasarkan proses penilaian untuk meningkatkan

lingkungan menjadi kondusif bagi pencapaian tujuannya.

Selanjutnya Ormrod (2015) menjelaskan proses-proses regulasi diri

yang pada dasarnya bersifat metakognitif meliputi: (i) penetapan tujuan,

pembelajar sudah menetukan apa yang akan dicapai. Tujuan dari individu

yang bekerja sambil kuliah adalah mereka berkeinginan dengan

melanjutkan pendidikan maka langkah untuk mencapai jenjang karir yang

lebih baik dapat terbuka dengan mudah (Rachmah, 2015); (ii) Perencanaan

yaitu pembelajar yang sudah mengatur diri sebelumnya sudah menentukan

baiknya menggunakan waktu yang tersedia.

Proses regulasi diri dalam belajar selanjutnya adalah (iii) motivasi diri,

pembelajar yang memiliki kemampuan menggunakan strategi dalam

mengatur diri agar mampu menyelesaikan tugas dengan sukses. Cobb

(2003) juga menyebutkan bahwa ketika mahasiswa dengan peran banyak

yakin bisa mengatasi tuntutan belajar dengan aktivitas yang banyak di

berbagai peran, maka akan menghasilkan upaya yang konsisten dalam

(13)

21

yang mengontrol diri akan berusaha memfokuskan perhatian pada pelajaran

yang berlangsung dan berusaha mengosongkan fikiran dari hal yang

menggangu.; (v) Penggunan startegi belajar yang fleksibel yaitu setiap

pembelajar akan memiliki strategi belajar yang berbeda disesuaikan dengan

kemampuan dirinya. Sehingga mereka mempunyai cara tersendiri

bagaimana cara menggunakan strategi belajarya; (vi) monitor diri (self

monitoring) individu yang mandiri dan mengatur diri akan memonitor

kemajuan dirinya. (vii) mencari bantuan yang tepat (appropieate help

seeking) meskipun individu mandiri dan mengatur diri mereka tidak

berusaha sendiri, mereka menyadari bahwa dirinya juga membutuhkan

orang lain yang berperan dalam pembelajarannya. (viii) evaluasi diri (self

evaluation) indvidu yang sudah mengatur diri menentukan apakah yang

dipelajari sudah sesuai dengan tujuan awal atau belun. Evaluasi diri

digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh

individu dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu (Muhibbin Syah,

2014).

Semakin baik regulasi diri dalam belajar yang dimiliki oleh seorang

individu, maka akan semakin baik hasil prestasi yang dapat dicapai.

Sebaliknya, jika individu memiliki regulasi diri dalam belajar yang rendah,

maka kurang dapat melakukan perencanaan, pemantauan, evaluasi

pembelajaran dengan baik, kurang mampu melakukan pengelolaan potensi

(14)

22

tidak optimal, sesuai dengan potensi diri yang dimilikinya (Zimmerman

1988).

B. Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif pertanyaan merupakan hal yang sangat

penting. Pertanyaan penelitian tersebut disusun berdasarkan tinjauan teoritik

dan kenyataan yang ada untuk mengungkap pengalaman idividu yang

diteliti. Pertanyaan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu Central Question

dan Sub Question (Creswell, 2004).

1. Central Question

Creswell (2014) mengungkapkan bahwa central question

merupakan pertanyaan yang utama dan pokok penelitian kualitatif.

Central Question dalam penelitian ini adalah “Bagaimana proses

regulasi diri dalam belajar pada mahasiswa yang bekerja sambil

kuliah?”. Pertanyaan Penelitian tersebut merupakan inti dalam

penelitian ini, yang nantinya akan dieksplorasi dalam penelitian

kualitatif.

2. Sub Question

Creswell (2014) mengungkapkan bahwa sub question adalah

sub-sub pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan utama dan

mempersempit fokus penelitian namun tetap membuka diri dengan

kemungkinan-kemungkinan lain. Adapun sub question dalam

penelitian ini adalah:

(15)

23

Sebagai pekerja full time mengapa Anda tetap memilih untuk

melanjutkan kuliah?

b. Perencanaan

Bagaiamana cara Anda mengatur waktu dan fisik Anda untuk

fokus mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas?

c. Motivasi Diri

Apa yang membuat Anda yakin dapat menyelesaikan tugas

kantor dan tugas kuliah?

d. Kontrol Atensi

Bagaimana cara Anda dapat fokus dalam mengikuti

pembelajaran dikelas?

e. Perencanaan Strategi

Apa yang Anda lakukan selama ini agar dapat memahami materi

kuliah dengan baik?

f. Monitor Diri

Bagaimana cara Anda menilai kemajuan belajar Anda?

Apa yang Anda lakukan untuk meningkatkan prestasi

dikampus?

g. Mencari Bantuan Orang Lain

Apa yang Anda lakukan ketika tugas-tugas kuliah anda tidak

dapat terselesaikan?

h. Evaluasi Diri

(16)

24

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan expert sampling untuk mewakili sebagai ahli dari kompetensi program studi teknik industri, yang populasinya adalah PTS

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelimpahan epifauna yang berasosiasi dengan lamun pada kerapatan yang berbeda di Pantai Pulau Panjang Jepara,

Hasil analisis kebutuhan masyarakat berdasarkan diskusi yang dilakukan, diketahui bahwa masyarakat Desa Tebat Gabus belum mempunyai pengetahuan yang baik tentang penyebab,

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol biji edamame ( Glycine max L. Merril) secara topikal dapat meningkatkan jumlah

Namun demikian, delapan peubah lain yang diamati, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah polong per tanaman, bobot brangkasan basah, bobot 100 biji kering, dan hasil

Islam di Gontor, yaitu; a prioritas bahasa Arab dan Inggris b penerapan sistem klasikal c adanya sinergi pondok dan asrama.16 H.A Ali Mukti mencoba membandingkan metodologi

Kurikulum madrasah ini disusun berdasarkan kitab kuning. Perencanaan implementasi kurikulum diwujudkan dalam bentuk hudud kitab atau batas kitab yang harus disampaikan kepada