• Tidak ada hasil yang ditemukan

`BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "`BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

15 `BAB II

PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

A. Persiapan

1. Kegiatan Pra PPL

Keberhasilan suatu kegiatan sangat bergantung dari persiapan. Demikian pula untuk mencapai tujuan PPL yang dilaksanakan mulai 2 Juli hingga 17 September 2014, maka perlu dilakukan berbagai persiapan sebelum praktik mengajar. Persiapan-persiapan tersebut termasuk kegiatan yang diprogramkan dari lembaga UNY, maupun yang diprogramkan secara individu oleh mahasiswa. Persiapan-persiapan tersebut meliputi hsl-hsl berikut.

a. Pembekalan

Kegiatan pembekalan merupakan salah satu persiapan yang diselenggarakan oleh lembaga UNY, dilaksanakan dalam bentuk pembekalan KKN-PPL yang diselenggarakan oleh LPPMP pada setiap program studi. Kegiatan ini wajib diikuti oleh calon peserta PPL. Materi yang disampaikan dalam pembekalan PPL adalah mekanisme pelaksanaan microteaching, teknik pelaksanaan microteaching, teknik pelaksanaan PPL dan teknik menghadapi serta mengatasi permasalahan yang mungkin akan tejadi selama pelaksanaan PPL. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Februari di LPPM UNY lt.3.

b. Observasi kegiatan belajar mengajar di SMK Perindustrian Yogyakarta Observasi dilakukan dalam dua bentuk, yaitu observasi pra PPL dan observasi kelas pramengajar.

1) Observasi pra PPL pada tanggal 3 Maret 2014 Observasi yang dilakukan, meliputi:

a) Observasi fisik, yang menjadi sasaran adalah gedung sekolah, kelengkapan sekolah dan lingkungan yang akan menjadi tempat praktik

b) Observasi proses pembelajaran, mahasiswa melakukan pengamatan proses pembelajaran dalam kelas, meliputi metode yang digunakan, media yang digunakan, administrasi mengajar berupa media pembelajaran, RPP dan strategi pembelajaran c) Observasi siswa, meliputi perilaku siswa ketika proses

pembelajaran ataupun di luar itu. Observasi ini digunakan sebagai masukan untuk menyusun strategi pembelajaran

(2)

16 2) Observasi kelas pra mengajar pada tanggal 3 Maret 2014–19 April

4014

Observasi dilakukan pada kelas yang akan digunakan untuk praktek mengajar, tujuan kegiatan ini antara lain:

a) mengetahui materi yang akan diberikan, b) mempelajari metode pengajaran Guru, c) mempelajari situasi kelas,

d) mempelajari kondisi siswa (aktif/tidak aktif).

Observasi di kelas dilakukan dengan tujuan mahasiswa memperoleh gambaran mengenai proses belajar mengajar di kelas, sehingga apabila pada saat tampil di depan kelas, mahasiswa telah mempersiapkan strategi yang tepat untuk menghadapi siswa. Adapun yang menjadi titik pusat kegiatan ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara guru megajar, yang meliputi perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, dan perilaku siswa. Perangkat pembelajaran ini mencakup silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Proses pembelajaran mencakup membuka pelajaran, metode pembelajaran, penyajian materi, penggunaan bahasa, waktu, gerak, cara memotivasi siwa, teknik bertanya, penguasaan kelas, penggunaan media, bentuk dan cara evaluasi, dan menutup pelajaran. Sedangkan perilaku siswa mencakup perilaku siswa di kelas dan di luar kelas. Berdasarkan observasi ini praktikan telah mempunyai gambaran tentang sikap maupun tindakan yang harus dilakukan waktu mengajar.

c. Pengajaran Mikro

Setelah mengadakan observasi, mahasiswa dapat belajar banyak dari proses pembelajaran yang sesungguhnya di SMK Perindustrian Yogyakarta. Agar mahasiswa tidak kaget ketika mengajar di lapangan, maka mahasiswa harus mengikuti perkuliahan pengajaran mikro. Perkuliahan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan diri saat mahasiswa mnghadapi murid. Pengajaran mikro dilaksanakan mulai 21 Februari sampai 6 Juni 2014. Dalam Pengajaran Mikro mahasiswa melakukan praktek mengajar pada kelas/kelompok kecil. Yang berperan sebagai guru adalah mahasiswa sendiri dan yang berperan sebagai siswa adalah teman satu kelompok yang berjumlah delapan orang dengan satu orang dosen pembimbing mikro yaitu Ibu Sudiati, M.Hum. Dosen pembimbing mikro memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran setiap kali

(3)

17 mahasiswa selesai praktik mengajar termasuk isi dalam RPP dan cara mengajar masing-masing mahasiswa. Berbagai macam metode dan media pembelajaran diujicobakan dalam kegiatan ini, sehingga mahasiswa memahami media yang sesuai untuk setiap materi. Serta keterampilan bertanya yang baik pada saat mengajar agar guru mampu membimbing siswa dalam memahami konsep pembelajaran.

Dengan demikian, pengajaran mikro bertujuan untuk membekali mahasiswa agar lebih siap dalam melaksanakan PPL, baik segi materi maupun penyampaian/metode mengajarnya. Pengajaran mikro juga sebagai syarat bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti KKN-PPL.

d. Persiapan sebelum mengajar

Sebelum mengajar di sekolah, mahasiswa harus mempersiapkan administrasi dan persiapan materi, serta media yang akan digunakan untuk mengajar agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana dan harapan. Persiapan-persiapan tersebut antara in sebagai berikut.

1) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi rencana pembelajaran untuk setiap kali pertemuan.

2) Pembuatan media, sebelum melaksanakan pembelajaran yang sesuai dan dapat membantu pemahaman siswa dalam menemukan konsep, yang dapat berupa objek sesungguhnya ataupun model (video). 3) Mempersiapkan alat dan bahan mengajar, agar pembelajaran sesuai

dengan RPP yang telah dibuat. Misalnya media pembelajaran, LCD maupun laptop untuk mengajar teori di dalam kelas.

4) Diskusi dengan sesama mahasiswa, yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah mengajar untuk saling bertukar pengalaman dan juga untuk bertukar saran dan solusi.

5) Diskusi dan konsultasi dengan guru pembimbing, yang dilakukan sebelum dan sesudah mengajar.

2. Pembuatan Persiapan Mengajar

Persiapan mengajar sangat diperlukan sebelum mengajar. Melalui persiapan yang matang, mahasiswa PPL diharapkan dapat memenuhi target yang ingin dicapai. Berikut persiapan yang dilakukan selama mengajar. a. Konsultasi dengan dosen dan guru pembimbing.

Berdasarkan prosedur pelaksanaan PPL, setiap mahasiswa sebelum mengajar wajib melakukan koordinasi dengan Dosen

(4)

18 Pembimbing Lapangan PPL (DPL PPL) dan guru pembimbing di sekolah mengenai RPP dan waktu mengajar. Hal ini dikarenakan setiap mahasiswa yang akan melakukan praktik mengajar, guru dan dosen pembimbing harus hadir mengamati mahasiswa yang mengajar di kelas. Koordinasi dan konsultasi dengan dosen dan guru pembimbing dilakukan sebelum dan setelah mengajar. Sebelum mengajar guru memberikan materi yang harus disampaikan pada waktu mengajar. Dan setelah mengajar dimaksudkan untuk memberikan evaluasi cara mengajar mahasiswa PPL.

b. Penguasaan materi

Materi yang akan disampaikan pada siswa harus disesuaikan dengan kurikulum dan silabus yang digunakan. Selain menggunakan buku paket, penggunaan buku referensi yang lain sangat diperlukan agar proses belajar mengajar berjalan lancar. Mahasiswa PPL juga harus menguasai materi yang akan disampaikan.

c. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pembuatan dan penyusuna RPP dilakukan berdasarkan silabus yang telah ada. Silabus dan RPP yang digunakan tahun pelajaran 2014 di SMK Perindustrian sudah menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas X dan kelas XI, sdangkan untuk kelas XII masih menggunakan kurikulum lama yaitu KTSP.

d. Pembuatan media pembelajaran

Media pembelajaran merupakan faktor pendukung yang penting untuk keberhasilan proses pengajaran. Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan sebagai media dalam menyampaikan materi kepada siswa agar mudah dipahami oleh siswa. Media ini selalu dibuat sebelum mahasiswa mengajar agar penyampaian materi tidak membosankan. Saat pembelajaran dikelas ada pula penyampaian materi dengan video. e. Pembuatan alat evaluasi (Lembar Kerja Siswa)

Alat evaluasi ini berfungsi untuk mengukur seberapa jauh siswa dapat memahami materi yang disampaikan. Alat evaluasi berupa latihan dan penugasan bagi siswa baik secara individu maupun kelompok. f. Umpan Balik dari Pembimbing

Selama kegiatan praktik mengajar, mahasiswa mendapat bimbingan dari guru pembimbing dan dosen pembimbing PPL. Dalam kegiatan praktik pengalaman lapangan, guru pembimbing dan dosen pembimbing PPL sangat berperan dalam kelancaran penyampaian

(5)

19 materi. Guru pembimbing di sekolah memberikan saran dan kritik kepada mahasiswa setelah selesai melakukan praktik mengajar sebagai evaluasi dan perbaikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya. Dosen pembimbing PPL juga memberikan masukan tentang cara memecahkan persoalan yang dialami mahasiswa dalam melakukan proses pembelajaran. Berikut ini evaluasi yang penting untuk dicermati.

1) Pembuatan RPP pada kegiatan inti lebih disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang ada.

2) Mahasiswa harus menyampaikan manfaat pembelajarannya. 3) Penguasaan konsep materi adalah yang paling utama.

B. Pelaksanaan PPL

Dalam pelaksanaan kegiatan PPL (praktik mengajar), mahasiswa mendapat tugas untuk mengajar bahasa Indonesia di kelas X A dengan jumlah 13 siswa, kelas XB1 dengan jumlah 24 siswa, XB2 dengan jumlah 24 siswa, kelas XB3 dengan jumlah 24 siswa. Kelas XIA dengan jumlah 8 siswa, XIB1 dengan jumlah 19 siswa, XIB2 dengan jumlah 18siswa dan XIB3 dengan jumlah 19 siswa. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan silabus Kurikulum 2013, dan disesuaikan dengan susunan program pendidikan guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kegiatan praktik mengajar didampingi guru pembimbing. Pendampingan dilakukan setiap kali mahasiswa mengajar. Ini dilakukan agar mahasiswa terus mendapatkan masukan dari guru pembimbing, dan guru pembimbing bisa melihat peningkatan kualitas mahasiswa saat mengajar. Pada tahap ini, mahasiswa dinilai oleh guru pembimbing dan dosen pembimbing PPL, baik dalam membuat persiapan mengajar, melakukan aktivitas mengajar di kelas, kepedulian terhadap siswa, maupun penguasaan kelas.

Adapun hasil proses PPL yang dilaksanakan oleh praktikan, sebagai berikut: NO. Hari/ Tanggal Jam Pelajaran ke-

Kelas Uraian Kegiatan

1. Kamis, 14 Agustus 2014

7-8 XI B3  Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan

(6)

20 didik mengenai teks cerita ulang, KD memahami dan menulis.  Materi: struktur teks cerita

ulang, cirri kebahasaan, contoh teks cerita ulang.

2. Sabtu, 16 Agustus 2014

1-2 XI B1  Kompetensi dasar: Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan

 Menjelaskan kepada peserta didik mengenai teks cerita ulang.  Materi: struktur teks cerita ulang,

cirri kebahasaan, contoh teks cerita ulang.

3. Sabtu, 14 Agustus 2014

4-5 XI A  Kompetensi dasar: Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan.

 Menjelaskan kepada peserta didik mengenai teks cerita ulang,  Materi:

1. Struktur teks cerita ulang 2. Ciri kebahasaan

3. Contoh teks cerita ulang 4. Selasa, 19

Agustus 2014

1-2 XI B2  Kompetensi dasar: Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan

 Menjelaskan kepada peserta didik mengenai teks cerita ulang,

 Materi:

1. Struktur teks cerita ulang 2. Ciri kebahasaan

3. Contoh teks cerita ulang 5. Selasa, 19

Agustus 2014

3-4 XI B3  Kompetensi dasar: Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

(7)

21  Menjelaskan kembali teks cerita

ulang kepada peserta didik .  Materi: menulis teks cerita

ulang berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

6. Kamis, 21 Agustus 2014

1-2 XI B1  Kompetensi dasar: Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.

 Menjelaskan kembali teks cerita ulang kepada peserta didik .  Materi: menulis teks cerita

ulang berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

7. Kamis, 21 Agustus 2014

3-4 XI A  Kompetensi dasar: Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

 Materi: Menjelaskan kembali teks cerita ulang kepada peserta didik .

 Materi: menulis teks cerita ulang berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

8. Kamis, 21 Agusutus 2014

5-6 XIB2  Kompetensi dasar: Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

 Menjelaskan kembali teks cerita ulang kepada peserta didik .  Materi: menulis teks cerita

ulang berdasarkan pengalaman pribadi mereka.

9. Kamis, 21 Agusutus

7-8 XI B3  Kompetensi dasar: Mengonversi teks cerita pendek, pantun,

(8)

22

2014 cerita ulang, eksplanasi

kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan  Materi: Menjelaskan kembali

mengenai struktur teks cerita ulang, agar dapat

mengkonversinya ke dalam teks cerita ulang

10. Sabtu, 24 Agusutus 2014

1-2 XI B1  Kompetensi dasar: Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

 Materi: Menjelaskan kembali struktur teks cerita ulang dan mengkonversi teks cerita pendek menjadi sebuah teks cerita ulang

11. Sabtu, 23 Agustus 2014

1-2 XI B1  Kompetensi dasar:

Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

 Materi: Menjelaskan kembali struktur teks cerita ulang dan mengkonversi teks cerita pendek menjadi sebuah teks cerita ulang.

12. Sabtu, 23 Agustus 2014

4-5 XI A  Kompetensi dasar:

Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

 Materi: Menjelaskan kembali struktur teks cerita ulang dan mengkonversi teks cerita pendek menjadi sebuah teks cerita ulang

(9)

23 13. Selasa, 26

Agustus 2014

1-2 XI B2  Kompetensi dasar:

Mengonversi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.

 Menjelaskan kembali struktur teks cerita ulang dan mengkonversi teks cerita pendek menjadi sebuah teks cerita ulang

 Materi: contoh teks cerita ulang, struktur teks cerita ulang.

14. Selasa, 26 Agustus 2014

3-4 XI B3  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan  Materi:Menjelaskan materi baru

yakni tentang pantun (cirri pantun, jenis pantun, contoh pantun, serta jenis-jenis puisi lama).

 Materi: pengertian pantun, contoh pantun, cirri pantun, serta contoh-contoh puisi lama. 15. Kamis, 28 Agustus 2014 1-2, 3-4, 5-6 Kelas XI B1, XI A, dan XI B2.  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan  Menjelaskan materi baru

tentang teks pantun.

 Materi: pengertian pantun, cirri pantun, dan contoh pantun, serta jenis jenis puisi lama.

16. Kamis, 28 Agustus 2014

7-8 XIB3  Kompetensi dasar:

1.1 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik  Menjelaskan kembali tentang

(10)

24 mengaplikasikannya pada saat menulis pantun

 Materi: jenis-jenis pantun, contoh pantun dan puisi lama. 17. Sabtu, 30

Agustus 2014

1-2, 4-5

XI B1, XIA  Kompetensi dasar:

1.1 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan  Menjelaskan kembali tentang

jenis-jenis pantun agar dapat mengaplikasikannya pada saat menulis pantun.

 Materi: jenis-jenis pantun, contoh pantun dan puisi lama. 18. Senin, 1

September 2014

2-3, 6-7 XB1, X B2  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan  Menjelaskan meteri tentang teks

ankdot agar dapat

mengaplikasikannya saat menulis teks anekdot.

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktut teks anekdot, contoh teks anekdot.

19. Selasa, 2 September 2014

1-2 XI B2  Kompetensi dasar:

1.1 Memproduksi teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan  Menjelaskan kembali tentang

jenis-jenis pantun agar dapat mengaplikasikannya pada saat menulis pantun.

 Materi: jenis-jenis pantun, contoh pantun dan puisi lama. 20. Rabu, 3

September 2013

5 X B3  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan  Menjelaskan materi tentang teks

(11)

25 anekdot (Memahami)

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktut teks anekdot, contoh teks anekdot.

21. Kamis, 4 September 2014

3-4, X B3,  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan  Menjelaskan materi tentang teks

anekdot (Memahami)

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktur teks anekdot, contoh teks anekdot.

22. Kamis, 4 September 2014

9 X A  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan  Menjelaskan materi tentang teks

anekdot (Memahami)

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktut teks anekdot, contoh teks anekdot.

23. Jumat, 5 September 2014

3 X A  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan  Menjelaskan materi tentang teks

anekdot (Memahami)

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktut teks anekdot, contoh teks anekdot.

24. Jumat 5 September 2014

5-6 X B2  Kompetensi dasar:

1.1 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan  Menjelaskan materi tentang teks

anekdot (Memahami)

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktut teks anekdot, contoh teks anekdot.

(12)

26 25. Sabtu, 6

September 2014

1 X B3 Memberitahukan kepada peserta didik siapa yang belum

mengumpulkan tugas menulis teks anekdot

26 Sabtu, 6 September 2014

4-5, 6-7 X A, X B1  Kompetensi dasar:

1.2 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan  Menjelaskan materi tentang teks

anekdot (Memahami)

 Materi: pengertian teks anekdot, sruktut teks anekdot, contoh teks anekdot.

27. Senin, 8 September 2014

2-3 X B1, X B2  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 1.2 Memproduksi teks anekdot,

laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

 Menjelaskan tentang materi baru yakni mengenai teks prosedur kompleks (memahami)  Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks.

28. Rabu, 10 September 2014

5 X B3  Kompetensi dasar:

1.1 Memahami struktur dan kaidah teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan 1.2 Memproduksi teks anekdot,

laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan

 Menjelaskan tentang materi baru yakni mengenai teks

(13)

27 prosedur kompleks (memahami)  Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks.

29. Kamis, 11 September 2014

3-4 X B3  Kompetensi dasar:

1.1 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

1.2 Mengonversi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan  Menjelaskan tentang materi

baru yakni mengenai teks prosedur kompleks dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa teks prosedur kompleks dapat dikonversi. Salah satunya menjadi sebuah teks cerita pendek dengan teap mengandung teks proseur kompleks.

 Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks. 30. Jumat, 12 September 2014 3 X A Kompetensi dasar: 1.3 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan  Menjelaskan tentang materi

baru yakni mengenai teks prosedur kompleks, dan menulis teks prosedur kompleks dengan media kertas origami.

 Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks.

31. Jumat, 12 September

5-6 X B2  Kompetensi dasar:

1.1 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi,

(14)

28

2014 prosedur kompleks, dan

negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

1.2 Mengonversi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan  Menjelaskan tentang materi

baru yakni mengenai teks prosedur kompleks dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa teks prosedur kompleks dapat dikonversi. Salah satunya menjadi sebuah teks cerita pendek dengan teap mengandung teks proseur kompleks.

 Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks. 32. Sabtu, 13 September 2014 1 X B3 Kompetensi dasar: 1.4 Memproduksi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan  Menjelaskan tentang materi

baru yakni mengenai teks prosedur kompleks, dan menulis teks prosedur kompleks dengan media kertas origami.

 Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks

33. Sabtu, 13 September 2014

4-5 X A  Kompetensi dasar:

1.3 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

1.4 Mengonversi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik

(15)

29 C. Analisis Hasil Kegiatan PPL

Analisis hasil pelaksanaan PPL di SMK Perindustrian Yogyakarta terdiri dari: 1. Analisis Pelaksanaan Program PPL

Rencana program PPL yang diselenggarakan universitas, disusun sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, terjadi sedikit perubahan dari program secara lisan maupun tulisan  Menjelaskan tentang materi

baru yakni mengenai teks prosedur kompleks dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa teks prosedur kompleks dapat dikonversi. Salah satunya menjadi sebuah teks cerita pendek dengan teap mengandung teks proseur kompleks.

 Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks.

34. Sabtu, 13 September 2014

6-7 X B1  Kompetensi dasar:

1.1 Menganalisis teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi baik melalui lisan maupun tulisan

1.2 Mengonversi teks anekdot, laporan hasil observasi, prosedur kompleks, dan negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan  Menjelaskan tentang materi

baru yakni mengenai teks prosedur kompleks dan menjelaskan kepada peserta didik bahwa teks prosedur kompleks dapat dikonversi. Salah satunya menjadi sebuah teks cerita pendek dengan teap mengandung teks proseur kompleks.

 Materi: struktur teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks.

(16)

30 semula, akan tetapi perubahan-perubahan tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pelaksanaan PPL. Program praktik mengajar di mulai sejak minggu keenam dan diharapkan siswa bisa cepat beradaptasi sehingga proses belajar mengajar nantinya akan berlangsung baik.

Proses pembelajaran dimulai pada minggu keenam karena pada minggu-minggu sebelumnya digunakan untuk libur semesteran, penerimaan peserta didik baru, dan libur lebaran. Maka, jam pelajaran siswa tidak efektif sebelum minggu keenam. Pada minggu keenam, praktikan melakukan observasi terhadap kelas yang nantinya akan diajar.

Setelah melakukan pengamatan kelas, maka antara guru pembimbing dan mahasiswa membuat kesepakatan mengenai mekanisme pengajaran. Kelas yang digunakan untuk mengajar, yaitu: X A, X B1, X B2, X B3, XI A, XI B1, XI B2, dan XI B3. Setiap kelas harus memperoleh materi yang sama. Satu kompetensi dasar yang telah diajarkan, diperhitungkan sebagai pemerian satu RPP. Sehingga, mahasiswa bisa mengajarkan lebih dari satu kompetensi dasar dalam satu pertemuan dengan metode, strategi, ataupun media yang dianggap baik dan efisien.

Berkenaan dengan evaluasi, maka disepakati bahwa evaluasi akan dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Mahasiswa hanya diberi wewenang untuk memberikan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan memberi penilaian secara sikap dan pengetahuan. Penilain berupa sikap dikategorikan pada tanggung jawab, peduli, dan sopan. Bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas, maka siswa yang bersangkutan mendapatkan nilai dan harus menempuh remidi. Siswa yang berhalangan hadir dengan alasan tertentu, tidak berhak mendapatkan nilai dan bisa mendapatkan penggantinya dari guru yang bersangkutan setelah guru mengeluarkan kebijakan pengganti tugas. Dalam hal ini, mahasiswa bisa memutuskan bahwa siswa yang tidak hadir di saat praktikan mengajar, maka dianggap remidi. Hal tersebut merupakan kesepakatan antara guru pembimbing dan mahasiswa. Untuk pemanasan bagi mahasiswa, praktik mengajar pertama pada minggu ketujuh mulai hari Kamis sampai Sabtu tanggal 14-16 Agustus 2014 adalah kelas XI B3, XI B1, dan XIA. Pada pertemuan ini, praktikan mengajarkan tentang teks cerita ulang. Kompetensi dasar yang dipilih oleh praktikan adalah memahami dan menulis teks cerita ulang. Materi yang diajarkan berupa struktur teks cerita ulang, cirri teks cerita ulang dan juga contoh teks cerita ulang.

(17)

31 Pada pembelajaran tentang teks cerita ulang ini, praktikan menggunakan contoh teks cerita ulang saat mengajarkan kompetensi dasar memahami dan menulis teks cerita ulang. Ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa saat mereka memahami struktut teks yang terdapat dalam contoh teks cerita ulang serta mempermudah menulis teks cerita ulang dari pengamalan pribadi mereka.

Setelah minggu keenam selesai, praktik mengajar kembali dilaksanakan pada minggu ketujuh pada tanggal 18-23 Agustus 2014 dengan mengampu kelas XI B1, XI B3, XI B2, XA. Materi yang diajarkan juga masih sama karena pada minggu keenam belum semua kelas mendapatkan materi yang diajarkan yaitu struktur teks cerita ulang, cirri teks cerita ulang dan contoh teks cerita ulang.

Kemudian pada minggu kedelapan proses pembelajaran Bahasa Indonesia dimulai pada hari Selasa tanggal 26-30 Agustus 2014 mengampu kelas XI B1, XI B2, XI B3 dan XI A. Kelas yang pertama kali diberi materi adalah XI B3. Kompetensi dasar yang diajarkan pada minggu ini sudah berbeda. Pada minggu ini siswa belajar tentang menganalisis dan mengkonversi cerita menjadi sebuah cerita ulang. materi yang diajarkan adalah struktur teks cerita ulang, cirri teks crita ulang, dan cara mengkonversi sebuah cerita ke dalam sebuah teks cerita ulang. Dalam proses pembelajaran ini, siswa berperan aktif menulis dan mengkonversi dari sebuah cerita legenda menjadi sebuah cerita ulang. hanya saja, siswa masih sulit untuk membaca teks cerita yang harus ditulis ke dalam teks cerita ulang.

Pada minggu kesembilan, proses belajar mengajar dimulai lagi pada hari selasa dengan mengajar kelas XI A, XI B1, XI B2, XI B3. Kelas yang diajarkan tentang teks pantun pertama kalia adalah kelas XI B2. Materi yang diajarkan juga sudah berbeda. Kali ini praktikan mengajarkan tentang teks pantun. Kompetensi yang diberikan adalah memahami dan menulis pantun. Materi yang disampaikan adalah struktur pantun, cirri teks pantun, jenis-jenis pantun, dan contoh pantun, serta bagaimana cara yang paling mudah untuk membuat sebuah pantun. Dalam pembelajaran ini, siswa aktif dan kreatif saat menggunakan media pembelajaran berupa tabel teka-teki untuk menemukan jenis-jenis pantun dan media “acak pantun”. Sehingga mereka lebih mudah untuk menentukan jenis-jenis pantun saat mereka menyusun pantun yang sebelumnya sudah diacak oleh prektikan terlebih dahulu.

(18)

32 Saat mengajarkan teks pantun, ada kendala yang dihadapi praktikan. Contohnya saja saat mengajar dikelas XI B1 dan XI B2. Saat masuk dikelas ini pada jam pertama, masih ada beberapa siswa yang terlambat masuk ke dalam kelas. Saat mengajar kelas ini pula parktikan harus sabar dan tekun mengevaluasi siswa karena masih banyak siswa yang belum sadar benar akan tugasnya sehingga harus diberi arahan agar mau mengerjakan tugas yang diberikan praktikan.

Berbeda dengan kelas XI B3 dan XI A, kelas ini terbilang kelas yang kondusif karena siswa sudah sadar akan tugas yang diberikan oleh guru. Tugas yang diberikan oleh guru langsung mereka kerjakan. Tidak jarang, ada iswa yang bertanya jika memang mereka tidak bias atau belum mengerti tentang tugas atau materi yang diberikan. Ini terbukti dari nilai meeka yang cukup memuaskan dari hasil mereka mengerjakan tugas sebagai bahan evaluasi disetiap pembelajaran.

Setelah tiga minggu mengajar di kelas XI, praktikan kembali mengajar pada minggu kesepuluh. Kali ini praktikan mengajar kelas X. pada minggu kesepuluh ini, praktikan mengajar di kelas X A, X B1, X B2, X B3. Pada minggu kesepuluh ini, praktikan mengajarkan materi teks cerita anekdot. Kompetensi dasarnya adalah adalah memahami dan menulis teks anekdot. Materi yang disampaikan adalah struktur teks anekdot, cirri teks anekdot, dan contoh tks anekdot. Pada pembelajaran ini, siswa diminta untuk menuliskan teks cerita anekdot berdasarkan pengalaman pribadi ataupun pengalaman oranglain. Dalam pembelajaran ini siswa juga tidak merasa kesulitan untuk menuliskan ceritanya.

Pada beberapa kelas yang diampu, kelas X B1 dan X B2 adalah kelas yang menurut praktikan sulit untuk dikondusifkan. Ini terjadi karena siswa belum sadar benar akan tugasnya disekolah. Saat pelajaranpun banyak siswa yang riuh, sulit diatur dan banyak yang keluar masuk kelas dengan alasan ingin kekamar mandi. Sehingga, disini parktikan harus jeli dan sabar mengahadapi bagaimana perlaku siswa saat pembelajaran berlangsung.

Berbeda dengan kelas X B1 dan X B2, kelas X B3 dan X A adalah kelas yang terbilang kondusif dalam setiap jam pelajaran yang diampu oleh praktikan. Peserta didik sudah banyak yang sadar akan tugas yang harus dikerjakan dan dapat menghrormati praktikan sebagai guru mereka.

Pada minggu kesebelas, praktikan kembali mengajarkan materi baru. Dalam minggu ini, praktikan mengajarkan empat kompetensi dasar

(19)

33 yang berbeda. Kompetensi dasar yang pertama disampaikan adalah memahami dan menulis teks prosedur kompleks.

Kelas yang pertama diberi materi tentang kompetensi dasar ini adalah X B1 pada hari Senin tanggal 1 September. Pada pembelajaran ini, siswa diminta untuk menuliskan prosedur teks prosedur kompleks dengan menggunakan media kertas origami. Diharapkan dengan media ini siswa dapat kreatif membuat mainan dari kertas origami dan mempermudahkan menulis teks prosedur kompleks. Seperti pembelajaran yang sebelumnya, kelas X B1 ini adalah kelas yang terbilang sulit untuk dikondusifkan. Beberapa siswa ada yang keluar masuk kelas dengan alasan ke kamar mandi, ada pula siswa yang masih asik bermain handphone padahal pelajaran sudah dimulai.

Dengan kondisi yang seperti ini, praktikan mendapatkan pengalaman dan cara bagaimana harus menghadapi peserta didik yang seperti itu.

Berikutnya adalah kelas X B2. Kelas ini juga terbilang sulit untuk dikondusifkan sehingga materi yang harus disampaikan praktikanpun sedikit tersendat. Namun, setelah siswa diberi arahan dan pentingnya tugas yang harus dikerjakan, maka siswapun dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberi oleh praktikan.

Pembelajaran yang selanjutnya adalah kelas X B3. Pada pembelajaran dikelas ini, siswa turut aktif saat diminta untuk berdiskusi pada kompetensi dasar memahami teks prosedur kompleks. Karena waktu pelajaran pada hari Rabu hanya satu jam pelajaran maka, siswa hanya diajak untuk memahami teks prosedur kompleks agar saat menulis nanti siswa sudah tidak bingung lagi. Materi yang diajarkan saat memamahami adalah struktur teks prosedur kompleks, cirri teks prosedur kompleks, contoh teks prosedur kompleks dan bacaan yang berkenaan dengan teks prosdeur kompleks sebagai jembatan untuk memahami.

Pada hari kamis minggu kesebelas, prkatikan mengajar di kelas X B3 dan kelas X A. pada kelas X B3, karena pada hari rabu hanya bertemu satu jam pelajaran sedangkan pada hari kamis bertemu dua jam pelajaran, maka dua jam pelajaran pada hari kamis ini praktikan gunakan untuk memberikan materi yang sama hanya saja dengan kompetensi dasar yang berbeda. Kompetensi dasar yang dipilih oleh praktikan adalah mengkonversi teks prosedur kompleks ke dalam teks cerita pendek.

(20)

34 Dalam pembelajaran ini, praktikan menggunakan media yang sudah ada pada pembelajaran sebelumnya yakni dengan media “Lembar Teks Prosedur Kompleks” dimana pada pembelajaran sebelumnya telah diajarkan oleh rekan praktikan yang sebelumnya telah memberikan materi tentang teks prosedur kompleks.

Dengan media ini, diharapkan siswa mampu menuliskan sebuah teks cerita pendk yang didalamnya terdapat sebuah teks prosedur kompleks dari media yang digunakan.

Namun, pada pembelajaran kelas X A, praktikan baru memulai pada kompetensi dasar memahami dan menulis teks prosedur kompleks karena waktu pertemuan pada hari kamis hanya satu jam pelajaran.

Hari Jumat praktikan mengajar kelas X A dan X B2. Saat mengajar kelas X A, pertemuan hanya berlangsung satu jam. Maka dari itu, prkatikan langsung mengulas kembali struktur teks prosedur kompleks dan cirri-cirinya dan memberikan tugas menulis teks prosedur kompleks dengan media kertas origami. Melalui media ini, diharapkan siswa dapat kreatif saat membuat origami dan juga mempermudah saat menuliskan teks prosedur kompleks.

Pada kelas X B2, setelah pertemuan hari senin maka, pada hari sabtu kelas X B2 mendapatkan materi tentang mengkonversi teks prosedur kompleks ke dalam teks cerita pendek. Mdia yang digunakan juga sama dengan kelas X B3 yakni dengan “Lembar Teks Prosedur Kompleks” yang sebelumnya sudah ditempelan dikelas saat pembelajaran dengan rekan praktikan.

Pada hari sabtu, praktikan mengajar kelas X BA, X B1 dan X B3. Pada kelas X B3, karena pada pembelajaran hanya berlangsung satu jam pelajaran dan kompetensi dasar yang blum diberikan adalah menulis teks prosedur kompleks, maka praktikan langsung memberikan ulasan mengenai struktur teks prosedur kompleks dan cirri-cirinya serta memberikan tugas menulis teks prosdur kompleks dengan media origami.

Pada pembelajaran di kelas ini, seluruh siswa aktif mengerjakan tugas yang diberikan sehingga pembelajaran dapat kondusif dan materi tersampaikan pada waktunya.

Selanjutnya praktikan mengajar di kelas X A. pada kelas ini, materi yang belum tersampaikan adalah mengkonversi teks prosedur kompleks ke dalam teks cerita pendek. Dalam praktiknya, praktikan tidak menemui

(21)

35 kendala yang berarti karena saar mengajar di kelas ini praktikan didampingi oleh guru pembimbing sehingga pemblajaran semakin kondusif.

Sama dengan kelas X B1, materi yang belum tersampaikan adalah mengkonversi teks prosdur kompleks ke dalam teks cerita pendek. Mdia yang digunakan juga sama dengan kelas yang lain yakni dengan “Lembar Teks Prosedur Kompleks” yang telah ditmpelkan pada pembelajaran seblumnya dengan rekan praktikan. Hanya saja, saat mengajar kelas X B1 ini, praktikan tidak didampingi oleh guru pembimbing namun, kondisi pembelajaran pada saat materi in lebih kondusif dibanding dengan pertemuan yang sebelum-sebelumnya.

2. Faktor Pendukung

Selama mahasiswa melaksanakan PPL di SMK Perindustrian ada beberapa faktor pendukung dinataranya sebagai berikut.

a. Ventilasi kelas berada di tembok sebelah atas, sehingga jika ada orang yang lewat peserta didik dapat tetap focus pada pelajaran.

b. Ruangan kelas luas, sehingga ruangan tidak pengap.

c. Peralatan Lab. Otomotif dan Lab. Kimia sudah lumayan lengkap.

d. Taman di SMK Perindustrian cukup rindang, sehingga udara cukup sejuk.

e. Alat-alat olahraga cukup lengkap, sehingga mendukung pelajaran bidang olahraga.

f. Terdapat mushola yang cukup luas, sehingga setiap hari Jumat dapat digunakan untuk menunaikan solat Jumat bersama.

3. Hambatan

Selama mahasiswa melaksanakan PPL di SMK Perindustrian, praktikan menemui beberapa hambatan berikut ini.

a. Banyaknya peserta didik yang terlambat masuk kelas sehingga menghambat kegiatan belajar mengajar (KBM).

b. Ada beberapa peserta didik yang kurang antusias terhadap materi yang disampaikan sehingga membuat kelas gaduh dan tidak memperhatikan pelajaran sehingga bertindak semaunnya sendiri.

c. Kemampuan para peserta didik untuk menyerap materi berbeda-beda. d. Fasilitas Liquid Crystal Display (LCD) dari pihak sekolah untuk

menunjang proses pembelajran kurang merata, karena di setiap kelas belum tersedia LCD. Jika ingin menggunakan LCD harus meminjam ke

(22)

36 TU, akan tetapi persediaan LCD tidak memenuhi kebutuhan jumlah kelas yang ada.

e. Sarana prasarana di SMK Perindustrian kurang mendukung proses belajar mengajar misalnya, WC yang kotor, perpustakan yang kurang dimanfaatkan oleh siswa dan guru.

f. Sarana dan prasarana olahraga masih kurang mnedukung untuk pembelajaran sehingga tidak maksimal dalam memberi materi kepada siswa.

4. Solusi

Dalam ambatan-hambatan tersebut dapat dipecahkan

a. Praktikan memberi perhatian yang lebih dengan memberikan pertanyaan atau teguran secara langsung kepada siswa dan menggunakan metode yang menarik serta memberikan tugas untuk menguji ketercapaian kompetensi.

b. Praktikan menyampaikan materi yang telah disesuaikan dengan waktu yang tersedia namun tetap dengan sedikit gurauan dan cerita, agar siswa tidak merasa bosan.

c. Praktikan berusaha memanfaatkan fasilitas penunjang yang dimiliki sekolah dengan sebaik-baiknya, seperti LCD agar tidak monoton dan media power point dan video agar dapat menarik perhatian siswa. d. Praktikan menggunakan media-media lain yang menarik seperti

permaian susun kata, maind mapping, maupun permainan tebak kata saat mengajar di kelas yang belum terfasilitasi Liquid Crystal Display (LCD).

Referensi

Dokumen terkait

Karena tidak ada penjelasan mengapa DOM merupakan solusi yang lebih baik dari pada normal anchor dan karena di paper pertama yang telah dijelaskan

[r]

Efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh, serta mekanisme kerja obat tsb.... Sub lingual: di

Formulae should not be separated merely by punctuation marks except in lists; authors should arrange for at least one word to come between two different formulae.. Punctuate your

[r]

masih jauh dari KKM yang ditetapkan, hal ini terlihat dari nilai evaluasi pada mata pelajaran bahasa indonesia, lebih dari 23 orang (60%) dari seluruh siswa

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah ditetapkan sebagai pemenang untuk paket pekerjaan tersebut di atas, maka Sebagai kelanjutan proses

[r]