• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan No Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan Luas Wilayah (km2) 1 2 3 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan No Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan Luas Wilayah (km2) 1 2 3 4"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Profil kabupaten/kota merupakan bagian yang penting dalam penyusunan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan

infrastruktur pada masa yang akan datang. Bagian profil kabupaten/kota

pada RPI2-JM Bidang Cipta Karya menggambarkan kondisi daerah daeri

berbagai aspek, yaitu gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah,

demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial

dan ekonomi

4.1Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Gambaran geografis dan administratif wilayah memberikan gambaran umum

mengenai wilayah administratif kabupaten / kota, sebagai dasar

pengembangan kawasan dan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Kabupaten Purworejo berada di antara 109°47’28” BT - 110°8’20” BT dan 7°32’LS - 7°54’ LS, dengan luas wilayah 1.034,82 km2 yang terdiri dari kurang lebih dua

perlima daerah dataran dan sisanya daerah pegunungan/perbukitan dengan

batas-batas wilayah :

 Sebelah utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang  Sebelah timur : Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY

 Sebelah selatan : Samudera Indonesia  Sebelah barat : Kabupaten Kebumen

Secara administratif, Kabupaten Purworejo terbagi ke dalam 16 kecamatan,

494 desa / kelurahan. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Bruno

yaitu mencapai 10.843 Ha, yang persentase luasnya terhadap kabupaten

sebesar 10,47 %. Adapun kecamatan yang paling sempit luasannya adalah

BAB IV

PROFIL KABUPATEN

(2)

Kecamatan Kutoarjo, yaitu hanya sekitar 3,63 % dari luas Kabupaten

Purworejo.

Tabel 4.1

Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa / Kelurahan dan Luas Wilayah Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Desa / Kelurahan

Luas Wilayah (km2)

1 2 3 4

1 Grabag 32 64,92

2 Ngombol 57 55,27

3 Purwodadi 40 53,96

4 Bagelen 17 63,76

5 Kaligesing 21 74,73

6 Purworejo 25 52,72

7 Banyuurip 27 45,08

8 Bayan 26 43,21

9 Kutoarjo 27 37,59

10 Butuh 41 46,08

11 Pituruh 49 77,42

12 Kemiri 40 92,05

13 Bruno 18 108,43

14 Gebang 25 71,86

15 Loano 21 53,65

16 Bener 28 94,08

Jumlah 494 1.034,82

Sumber BPS Kab Purworejo 2014

(3)
(4)

4.2Gambaran Demografi

Gambaran demografi wilayah kabupaten/kota diperlukan sebagai dasar

proyeksi demand infrastruktur Bidang Cipta Karya dan proyeksi kebutuhan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa yang akan

datang. Penduduk Kabupaten Purworejo pada tahun 2013 berjumlah

705.483 jiwa dengan komposisi 49,33 persen penduduk laki-laki dan 50,67

persen penduduk perempuan. Kabupaten Purworejo dengan luas wilayah

1.034,82 km2 maka kepadatan penduduk setiap km2 sebesar 685. Laju

pertumbuhan pada tahun 2013 sebesar 0,39%. Rata-rata anggota rumah

tangga setiap tahunnya hanya mencapai 3 orang.

Tabel 4.2

Luas wilayah dan jumlah penduduk di kabupaten purworejo Tahun 2013

Kecamatan Luas Wilayah (Km²)

Laki-laki Perempuan Jumlah

Kepadatan

Sumber : Purworejo dalam Angka Tahun 2014

(5)

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Menurut Kecamatan Di Kab Purworejo 1990, 2000, 2013

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk

1 2 3

1990 - 2000 700.679 - 704.696 0,0006 2000 - 2010 704.696 - 695.427 - 0,0015 2010 - 2011 695.427 - 696.400 0.1398 2011 - 2012 696.400 - 708.483 1,7202 2012 - 2013 708.483 - 702.699 - 0,0015

Sumber : BPS Kab Purworejo

4.3Gambaran Topografi

Gambaran topografi diperlukan sebagai salah satu dasar pertimbangan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, termasuk keputusan

pemilihan inovasi teknologi yang tepat untuk diterapkan. Keadaan rupa bumi

(topografi) daerah Kabupaten Purworejo secara umum dapat diuraikan

sebagai berikut :

 Bagian selatan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian

antara 0-25 meter di atas permukaan air laut.

 Bagian antara dan timur merupakan daerah berbukit-bukit dengan

ketinggian antara 25-1050 meter di atas permukaan air laut.

Kondisi kemiringan lereng atau kelerengan Kabupaten Purworejo dapat

dibedakan menjadi empat (4) kategori yaitu:

 Kemiringan 0 – 2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah

Kabupaten Purworejo,

 Kemiringan 2 – 15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno,

Bener, Loano, dan Bagelen,

 Kemiringan 15 – 40% meliputi bagian utara dan timur wilayah

Kabupaten Purworejo,

 Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing,

(6)

Posisi ketinggian Kabupaten Purworejo berkisar antara 0 meter sampai

dengan 1.064 meter di atas permukaan laut. Kondisi topografi Kabupaten

Purworejo secara umum adalah sebagai berikut : Bagian selatan dan barat

merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 25 meter

di atas permukaan air laut. Bagian utara dan timur merupakan daerah

berbukit-bukit dengan ketinggian antara 25 – 1064 meter di atas

permukaan air laut.

Tabel 4.4

Ketinggian Masing – Masing Kecamatan Di Kabupaten Purworejo

No Kecamatan Ketinggian (mdpl)

1 2 5

(7)
(8)

4.4Gambaran Geohidrologi

Gambaran geohidrologi diperlukan untuk mengetahui kondisi sumber

air baku, kondisi penggunaan air tanah di kabupaten/kota sebagai

dasar pertimbangan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Potensi air di Kabupaten Purworejo tergolong iklim tropis dengan

pasokan air melimpah dari air permukaan dan air tanah yang

dimanfaatkan untuk air minum dan irigasi. Air permukaan merupakan

air limbah dan air hujan. Beberapa sungai di wilayah ini termasuk ke

dalam DAS Serayu – Luk Ulo yang umumnya bermuara ke Samudera

Indonesia, antara lain: Kali Bogowonto, Kali Kodil, Kali Jali, Kali

Gebang, Kali Bedono, dan anak sungainya. Hulu sungai-sungai

tersebut umumnya berada di bagian tengah dan Utara Kabupaten

Purworejo. Inventarisasi lima sungai ini memiliki panjang sungai yaitu

: Sungai Bogowonto (174.450 m), Sungai Wawar (962.500 m), Sungai

Jali (1.300100 m), Sungai Gebang (76.300 m), Sungai Bedono (60.900

m). Identifikasi sungai – sungai yang ada di Kabupaten Purworejo lebih

detailnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5

Inventarisasi sungai di kabupaten purworejo

No Sungai Induk Panjang

Bogowonto 174.450 117.775

K. Bogowonto, K.

Watugajah, K. Gading, K Mongo, K. Jubleng, K. Gesing, K. Sumogiri, K. Soko, K. Bagelen, K. Lereng

(9)

No Sungai Induk Panjang (m)

Luas

(km2) Anak Sungai

1 2 3 4 5

3. K. Jali 1.300.100 469.684

K. Pawadan, K. Mangir, K. Juweh, K. Promben, K. Tlogosoro, K. Bebeng, K. Semawung, K. Pulang, K. Plojo, K. Jetak, K. Ketaron, K. Budekan

4. K. Gebang 76.300 355.845

K. Cilik, K. Simalimg, K. Kedungoncoran, K. Lesung, K. Pepe

5. K. Bedono 60.900 35.566 K. Lamat dan K. Laos

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Purworejo (2001)

Daerah yang diperkirakan berpotensi sebagai sumber daya air adalah

kawasan Purworejo, Kutoarjo, Bener, Lano, Purwordadi dan

Banyuurip. Karena sumber air dari kawasan tersebut memiliki debit

air yang besar sehingga pemanfaatannya dapat mencakup skala lokal

(10)
(11)
(12)

4.5Gambaran Geologi

Gambaran geologi diperlukan untuk mengetahui kondisi tingkat

kerawanan bencana suatu wilayah dan untuk menentukan pilihan

teknologi yang tepat guna bagi pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya. Kondisi geologi di Kabupaten Purworejo dapat dirinci

menjadi bahasan mengenai lithologi/batuan, stratigrafi dan struktur

geologi. Ketiga aspek geologi tersebut penting kaitannya dengan

beberapa fenomena alam khususnya kebencanaan seperti longsor,

banjir maupun kekeringan. Proporsi litologi batuan Kabupaten

Purworejo berupa batuan sedimen dan perselingan batuan gunung api

sebesar 60,1% terdapat di bagian utara dan timur wilayah Kabupaten

Purworejo pada daerah dengan topografi tinggi dan 39,9% aluvium

tersebar pada daerah dengan topografi rendah di bagian selatan dan

barat Kabupaten Purworejo. Susunan batuan/stratigrafi yang

menyusun wilayah Kabupaten Purworejo mengikuti tata stratigrafi

pada Pegunungan Serayu Utara yang berada di bagian utara dan

Pegunungan Menoreh yang berada di bagian timur. Kabupaten

Purworejo sendiri memiliki empat bentuk lahan asal proses, meliputi

bentuk lahan asal proses struktural, bentuk lahan asal proses fluvial,

bentuk lahan asal proses marin dan bentuk lahan asal proses

denudasional.

Agihan satuan morfologi perbukitan berelief tinggi terletak di bagian

timur wilayah Kabupaten Purworejo yang merupakan bagian dari

perbukitan Progo barat. Satuan morfologi berelief sedang terletak di di

bagian utara wilayah sebagai bagian dari Pegunungan Serayu Selatan.

Satuan morfologi lereng kaki gunungapi berada pada lereng kaki

gunungapi Sumbing yang posisinya pada bagian timur laut wilayah

Kabupaten Purworejo. Pada daerah tengah hingga selatan terdapat

satuan morfologi pedataran dan merupakan daerah dataran alluvial

dan alluvial pantai. Kabupaten Purworejo memiliki jenis tanah yang

(13)

dan permukiman. Jenis tanah ini mencakup 40% dari total

wilayah Kabupaten Purworejo.

 Tanah Regosol, memiliki produktivitas yang rendah sampai

yang tinggi dan biasanya digunakan untuk pertanian dan

perkebunan Jenis tanah ini 5% dari luas total Kabupaten

Purworejo.

Tanah Latosol, memiliki produktivitas sedang hingga tinggi dan

merupakan tanah pertanian yang cukup baik. Jenis tanah ini meliputi

55% dari luas total Kabupaten Purworejo.

Secara umum Kabupaten Purworejo terbagi menjadi 3 wilayah dengan

jenis tanah yang berbeda, yaitu :

 Jenis tanah alluvial mempunyai agihan sebesar 31,9% di

wilayah Kabupaten Purworejo. Untuk keperluan pertanian,

jenis tanah ini mempunyai produktifitas rendah sampai dengan

tinggi. Disamping untuk budidaya pertanian tanah jenis ini juga

dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman.

 Jenis tanah Regosol mempunyai produktifitas rendah sampai

dengan tinggi dengan agihan sebesar 5,03%. Tanah jenis ini

banyak dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Purworejo untuk

keperluan pertanian dan perkebunan.

 Jenis Tanah Latosol mendominasi wilayah Kabupaten

Purworejo dengan agihan sebesar 63,07%, dengan produktifitas

sedang hingga tinggi. Jenis tanah ini merupakan tanah

(14)
(15)

4.6Gambaran Klimatologi

Gambaran klimatologi diperlukan sebagai pertimbangan perencanaan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, baik dari segi

pertimbangan waktu serta pertimbangan penerapan teknologi tepat

guna

Secara umum Kabupaten Purworejo mempunyai iklim tropis dengan

dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau yang datang

setiap enam bulan silih berganti. Suhu rata - rata maksimum di

daerah penelitian antara 27o C 32o C dan suhu rata rata minimum

antara 20o C 25o C. Sedangkan kelembaban rata rata antara 70

90 %. Curah hujan tertinggi pada bulan Desember sebesar 6.982 mm,

diikuti bulan November sebesar 6.036 mm. Dari data curah hujan di

bawah ini dapat dikatakan bahwa Kabupaten Purworejo memiliki rata – rata curah hujan pertahun yang tinggi yaitu mencapai angka 2.180 mm / tahun.

Tabel 4.6

Banyaknya Curah Hujan Menurut Stasiun Di Kabupaten Purworejo Tahun 2013 (MM)

(16)
(17)

4.7Kondisi Sosial dan Ekonomi

Menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat

masyarakat Kabupaten/Kota sedangkan gambaran ekonomi

menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi

perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju

tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi

(pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata).

4.7.1 Kondisi Sosial Budaya Kabupaten Purworejo

Kabupaten Purworejo terkenal dengan kekayaan kehidupan seni dan

budaya tradisionalnya. Baik berupa tari, musik, teater, seni rupa, dan

lain-lain. Kekayaan seni budaya ini menjadi aset yang sangat berharga

yang menjadi daya tarik Kabupaten Purworejo untuk mengundang

wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi Kabupaten

Purworejo dan memperdalam pengalaman di bidang seni dan budaya

lokal. Selain itu Kabupaten Purworejo memiliki banyak cagar budaya

(18)
(19)

4.7.2 Perekonomian

Kondisi perekonomian Kabupaten Purworejo dapat dilihat dari nilai PDRB-nya. Melalui gambar grafik di bawah, terlihat bahwa kontribusi masing-masing sektor lapangan usaha terhadap PDRB Kabu paten Purworejo tahun 2011-2013 sebagian besar mengalami peningkatan. Adapun nilai kontribusi PDRB tertinggi berada pada sektor pertanian, sedangkan nilai terendah nilainya berada pada sektor listrik, gas, dan air bersih.

Tabel 4.7

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2013 (Rupiah)

No. Uraian 2011 2012 2013

1 2 3 4 5

1. Pertanian 2.278.040,27 2.479.483,00 2.718.802,67 2.

Pertambangan dan

Penggalian 139.521,32 150.179,48

164.723,51 3. Industri Pengolahan 695.514,96 767.237,11 856.780,85 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 55.447,02 60.240,03 68.262,98 5. Bangunan 420.359,76 459.794.54 505.141,87 6.

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 1.184.838,53 1.330.439,80

1.500.746,56 7.

Pengangkutan dan

Komunikasi 492.053,98 541.906,27

598.873,09 8.

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan 451.007,08 497.979,27

561.103,95 9. Jasa-jasa 1.426.298,19 1.583.849,25 1.759.132,53

PDRB 7.143.081,11 7.871.108,76 8.733.568,00

Jumlah Penduduk Pertengahan

Tahun 696.395 696,807

705.483

PDRB Per Kapita 10.257.226,30 11,295.966,83 12.379.558,40

(20)

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.5 Inventarisasi sungai di kabupaten purworejo
Tabel 4.6 Banyaknya Curah Hujan Menurut Stasiun Di Kabupaten Purworejo
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut teori ini bahwa konflik terjadi disebabkan oleh benturan kepentingan antar manusia dalam memperjuangkan pemenuhan kebutuhan dasar baik fisik maupun

Pembantu Dekan 1 meneruskan permohonan secara kolektif dan terdata peserta persyaratanya kepada pembantu rektor bidang kemahasiswaan dan kemitraan, yang seterusnya diproses

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

1) Meningkatkan pengawasan alat angkut khususnya yang berasal dari wilayah/negara terjangkit, melalui pemeriksaan dokumen kesehatan alat angkut dan pemeriksaan

Memilih dan mencari lokasi harus sesuai dengan naskah yang dibuat oleh penulis.Jika kita mengambil gambar di temapt umum biasanya.. izin terlebih dahulu maka hal tersebut

Berdasarkan hasil dan penilaian dari Program Latihan dan Tes Jarak Jauh (LTJJ), yang telah kami selenggarakan pada bulan Desember 2013 hingga Maret 2014, telah

• Semua class yang akan kita kelompokkan harus diletakkan dalam satu folder dengan nama sama dengan nama package-nya. • Maka dari itu, kita masukkan semua

Contoh, jika banyak peserta ujian yang tidak bisa menjawab soal tersebut dengan benar, maka soal tersebut termasuk soal yang sulit.. Sebaliknya, jika banyak peserta ujian yang