• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "GAMBARAN PERILAKU IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI DESA LAMAYANG KECAMATAN SIMEULUE TENGAH KABUPATEN SIMEULUE"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RAHMA RONITA NIM: 09C10104022

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH

(2)

Skripsi

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

RAHMA RONITA NIM: 09C10104022

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH

(3)

1 1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan sosial, yang bersama - sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan" (Bascom, 2009).

Hening (1992), menyebutkan ada beberapa tanda dan gejala senam hamil harus dihentikan yakni, timbul rasa nyeri terutama nyeri dada, nyeri kepala dan nyeri pada persendian, kontraksi rahim yang lebih sering (interval < 20 menit), pendarahan pervagina, keluarnya cairan ketuban, nafas pendek yang berlebihan, denyut jantung yang meningkat ( >140 x /menit), mual dan muntah yang menetap, kesulitan jalan, pembengkakan yang menyeluruh, aktifitas janin yang berkurang.

Primadi dalam Roosytasari (2009) salah satu bentuk latihan atau olahraga bagi ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil merupakan suatu program latihan bagi ibu hamil sehat untuk mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan menjaga kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam peroses persalinan, serta mempersiapkan kondisi psikis ibu terutama menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi persalinan.

(4)

persalinan. Ibu hamil sangat membutuhkan tubuh yang sehat dan bugar. Oleh karena itu, selain makan secara teratur, ibu hamil harus cukup istirahat dan berolahraga sesuai dengan kebutuhannya, salah satu olahraga yang baik untuk ibu hamil adalah senam hamil. Senam hamil sangat diperlukan oleh setiap ibu hamil, karena senam hamil dapat membuat tubuh yang bugar dan sehat, dan dapat membuat ibu hamil tetap mampu menjalankan aktivitas sehari - hari, sehingga stres akibat rasa cemas menjelang persalinan akan dapat diminimalkan (Indiarti, 2008).

Pergerakan dan latihan senam kehamilan tidak saja menguntungkan sang ibu, tetapi juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya. Pada saat bayi mulai dapat bernafas sendiri, maka oksigen akan mengalir kepadanya melalui plasenta, yaitu melalui darah ibunya kedalam aliran darah bayi yang dikandung. Senam kehamilan akan menambah jumlah oksigen dalam darah di seluruh tubuh sang ibu dan karena itu aliran oksigen kepada bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar (Widianti, 2010).

Latihan senam hamil tidak dapat dikatakan sempurna bila penyajiannya tidak disusun secara teratur yaitu minimal satu kali dalam seminggu yang dimulai saat umur kehamilan 28 minggu. Dengan mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, wanita tetsebut akan menjaga kesehatan tubuhnya dan janin yang dikandungnya secara optimal (Evariny, 2007).

(5)

akan lebih cepat dibandingkan tubuh yang kondisinya kurang baik. Dengan berlatih senam hamil secara teratur, tingkat kesadaran secara keseluruhan terhadap hakekat hidup bertambah, kelelahan pun akan berkurang dan ini akan membuat semangat bertambah.(Musbikin, 2009).

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Oetomo, Sofoewan (1998) juga menunjukkan bahwa 100 wanita primigravida, didapat bahwa kejadian partus lama lebih kecil secara bermakna (1,9%-15%). Dikalangan wanita hamil yang melakukan senam hamil juga lama persalinan kala II nya juga bermakna lebih singkat dari pada yang tidak melakukan senam hamil. Secara statistik resiko relatifnya 0,125; artinya resiko partus lama pada ibu yang melakukan senam hamil 0,125 kali dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil. (Supriatmaja, 2012)

(6)

trimester pertama terjadi pertumbuhan dan perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam 3 fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum sejak proses pembuahan sampai proses implantasi pada dinding uterus, kemudiaan disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10-14 hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan proses pembentukan organ – organ utama, fase ini berlangsung dari 8 minggu sampai tiba waktunya kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi proses pembentukan melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan. (Bobak, 2011).

Dengan melakukan latihan atau gerakan yang dilakukan dalam senam hamil akan memiliki tujuan dan manfaat tertentu seperti yang dikemukakan oleh Mellyna Huliana, (2009) menyatakan bahwa senam hamil mempunyai tujuan mempersiapkan mental ibu hamil yaitu tercapainya ketenangan rohani dan terbentuknya kepercayaan diri.

Pada wanita hamil, selama pengawasan antenatal diperiksa tentang kehamilanya dan diberikan nasehat-nasehat serta dibeberapa rumah sakit telah dilakukan senam hamil. Sesungguhnya senam hamil bukanlah suatu hal yang aneh dan luar biasa karena wanita-wanita di negara maju sangat menyukai senam dan latihan fisik, baik saat hamil maupun diluar kehamilan, untuk menjaga kondisi fisik dan mentalnya. Di Indonesia hal ini baru disadari oleh sekelompok masyarakat kota - kota besar yang modern dan maju demikian pula halnya, dengan latihan senam hamil (Mochtar, 2010).

Kurangnya pengetahuan ibu terhadap senam hamil mengakibatkan

(7)

tersebut. Sehingga berdampak negatif terhadap keadaan ibu dan janinnya.

Dampak tersebut meliputi, terjadinya perdarahan pervagina, memperlambat

proses persalinan, rentan terhadap kelahiran prematur, adanya tanda kelainan pada

janin, eklamsi / pre eklamsi dan sebagainya (Bobak, 2011).

Dampak yang akan terjadi dapat dicegah jika latihan senam hamil tersebut

dilakukan secara teratur baik ditempat latihan maupun di rumah dalam waktu

senggang dapat menuntun ibu hamil ke arah persalinan yang fisiologis selama

tidak ada keadaan patologis yang menyertai kehamilan. Ibu hamil yang

melakukan senam hamil secara teratur selama masa kehamilannya dilaporkan

dapat memberikan keuntungan pada saat persalinan yaitu pada masa kala aktif

(kala II) menjadi lebih pendek, mencegah terjadinya letak sungsang (miring) dan

mengurangi terjadinya insiden sectio caesaria.

Berdasarkan uraian di atas peneliti merasa terdorong untuk mengambil

judul penelitian ini yakni “Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil

di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue”.

1.2 Rumusan Masalah

(8)

Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Pengetahuan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Sikap Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap Tindakan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

(9)

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yaitu dapat memberikan masukan yang berarti bagi ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Simeulue.

Sebagai temuan yang dapat dijadikan standar bagi pembina masyarakat khususnya ibu hamil di Kabupaten Simeulue.

2. Bagi Instansi Dinas Kesehatan.

Sebagai tolak ukur dalam memberikan pelayanan dan usulan yang baik bagi Ibu hamil.

3. Bagi Ibu Hamil.

(10)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Perilaku

Notoatmodjo (2007), Perilaku dipandang dari segi bologis adalah suatu

kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada

hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri. Perilaku dan

gejala yang tampak pada organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik

(keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan faktor genetik dan

lingkungan merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup termasuk dari

manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah merupakan konsepsi dasar atau

modal untuk perkembangan perilaku mahluk hidup itu selanjutnya. Sedangkan

faktor lingkungan adalah merupakan kondisi atau merupakan lahan untuk

perkembangan perilaku tersebut.

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,

sikap, dan tindakan. Perilaku merupakan respon atau reaksi individu terhadap

stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini bersifat

(11)

2.1.1. Bentuk Perilaku

Notoatmodjo (2007), secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar objek.

Respon dibedakan menjadi 2 (dua) : 1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/ kesadaran dan sikap yang terjadi orang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata atau praktek (practice) contoh seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau bidan praktik swasta.

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner (1938) dalam Notoatmodjo

(2007), maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:

(12)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang uantuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek:

a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin.

c) Perilaku gizi (makanan dan minuman) , makanan dan minuman dapat memelihara dan dan meningkatkan kesehatan seseorang tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada prilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.

2. Perilaku pencaharian dan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau disebut perilaku pencaharian pengobatan ( health seeking behavior).

3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya,sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

2.2. Domain Perilaku Kesehatan

(13)

kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain prilaku tersebut, yang tediri dari : ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (psychomotor domain). Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain itu diukur dari: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude ), dan praktik atau tindakan (Practik ).

2.2.1. Pengetahuan

Benyamin Bloom dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atua kognitif merupakan domian yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri

(14)

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus (objek).

3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogert menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini di dasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan.

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajadi

sebelumnya. Termasuk mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik

dari seluru bahan yang di pelajari atau ransangan yang telah di terima.

Oleh sebab itu, “ Tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang

(15)

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang teleh dipelajari pada situasi kondisi yang real (sebenarnya).

4. Analisa (analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesia (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi.

2.2.2 Sikap

(16)

merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Dalam bagian lain Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2007) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan( keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional untuk evaluasi emosional terhadap suatu objek 3. Kecenderungan untuk bertindak ( Trend to behave )

Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas." Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu (Notoatmodjo, 2007).

(17)

semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait (Notoatmodjo, 2007).

2.2.3. Tindakan

Tindakan yaitu suatu sikap yang belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior) jadi untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan , antara lain ada fasilitas yang memungkinkan (Notoatmodjo, 2007)

Notoatmodjo (2007) suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour) untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Selain faktor fasilitas juga diperlukan juga diperlukan faktor dukungan (Support) dari pihak lain antara lain:

a. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan paktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (Guided respons)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.

c. Mekanisme (Mecanism)

(18)

d. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.

2.3. Senam Hamil

2.3.1. Pengertian Senam Hamil

Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan. Senam hamil biasanya dimulai sejak usia dini, namun biasanya di lakukan saat kehamilan memasuki trisemester ketiga, yaitu sekitar usia 28 minggu kehamilan. Selain untuk menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan. Gerakan senam hamil diatur secara bertahap untuk dilakukan pada setiap perkembangan usia kehamilan, disesuaikan pula dengan kebutuhan. (Mandriwati, 2008).

2.3.2. Sejarah Singkat Senam Hamil

(19)

Yang menjadi pelopor Prenatal Care ini adalah Europa. Buku pertama mengenai prenatal care ini adalah “Birth Mankid” yang diterbitkan oleh Thomas

Tasynald pada tahun 1540. Selanjutnya Thomas Bull (tahun 1837) menulis buku tentang “Kesehatan Wanita Hamil” yang membahas pemeliharaan buah dada,

senam hamil, defekasi dan sebagainya. Di amerika pun terjadi evolusi dalam bidang prenatal care ini. Seorang physiothetapist berkebangsaan Inggris menulis buku “A Way To Natural Childbirth’’ yang mempopulerkan senam hamil.

Akhirnya Read yang terkenel dengan lingkaran setannya yaitu Ear tension-Paind syndrome, telah mempopulerkan senam hamil dalam teorinya “Natural

Childbirth’’.

Di Indonesia pun pre postnatal care ini berkembang. Masyarakat mulai sakit bersalin yang telah memasukkan latihan senam hamil ini kedalam kegiatan bagian Obstetri. Pada tahun 1972 R.S. dr. Hasan Sadikin di Bandung mulai meningkatkan pelayanannya dalam bidang Obstetri dengan memberikan latihan senam kepada pasien-pasiennya dan pasien lainnya yang dikirim dari luar rumah sakit tersebut. Latihan senam hamil ini telah disusun secara metodis dan disesuaikan dengan tujuan prenatal care dan kepentingan wanita hamil (Widianti, 2010).

2.3.3. Tujuan Senam Hamil

(20)

panggul yang penting dalam proses persalinan, 7.mengurangi kecemasan dan ketegangan selama kehamilan, 8.melatih berbagai tehnik pernafasan, 9.memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental, 10.meningkatkan mood dan pola tidur ibu dan, 11.mempercepat penurunan berat badan ibu setelah melahirkan. Sebelas tujuan tersebut semata-mata diarahkan untuk memperkuat otot perut sehingga, persalinan jadi lancar.

Selain itu, senam hamil melatih ibu memiliki sikap tubuh yang prima sehingga terbukti mampu mengurangi beberapa keluhan seputar kehamilan seperti nyeri pinggang, punggung, dan sesak nafas. Tak kalah pentingnya, dalam latihan ini ibu akan diajarkan bagaimana cara menghadapi kontraksi dan relaksasi, tehnik pernapasan, serta mengatur ketenangan psikologis saat persalinan. Tak jarang pula, beberapa gerakan senam hamil terbukti ampuh mengubah posisi janin yang menyungsang.

2.3.4. Syarat-Syarat Senam Hamil

(21)

2.3.5. Manfaat Senam Hamil

Selain syarat- syarat senam di atas untuk ibu hamil juga harus memperoleh manfaat senam seperti, 1. mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung, 2. memperbaiki sirkulasi darah, 3. membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari, 4. tidur lebih nyenyak, 5. mengurangi resiko kelahiran premature, 6. mengurangi stress, 7. membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah melahirkan, 8. tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan, 9. bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas senam hamil. Manfaat tersebut sangat diperlukan oleh ibu hamil karna menyangkut mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung, memberbiki sirkulasi darah, membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari, tidur lebih nyenyak dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperkecil resiko bagi seorang ibu hamil. (Mellyna Huliana, 2009).

2.3.6. Tahapan Senam Hamil

Senam bagi ibu hamil memiliki dua tahapan latihan yaitu, latihan pendahuluan dan latihan inti, baik latihan pendahuluan maupun latihan inti masing-masing memiliki tujuan, 1. latihan pendahuluan, 2. latihan inti. Latihan pendahuluan tujuannya untuk melemaskan otot-otot supaya tidak terjadi kekakuan pada otot sebelum memulai senam hamil, latihan pendahuluan dilakukan kurang lebih 5 menit. Latihan inti tujuannya untuk membentuk sikap tubuh, dan untuk melatih pernapasan ibu.

(22)

Latihan membentuk sikap yaitu latihan untuk memperoleh sikap tubuh yang baik, latihan kontraksi dan relaksasi yaitu latihan untuk memperoleh dan mengatur sikap tubuh yang relax pada saat diperlukan, latihan pernapasan yaitu latihan untuk menguasi berbagai teknik pernapafasan sehingga pada saatnya dapat digunakan sesuai dengan kepentingannya (Evariny, 2007).

2.3.7. Tahap-Tahap Gerakan

(23)

Senam hamil juga bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun senam ini harus dilakukan secara teratur, dengan kondisi yang tenang dan menggunakan pakaian yang longgar. Berikut beberapa petunjuk dalam melakukan senam hamil yaitu, latihan penguatan dan pelemasan otot tujuan latihan adalah melatih otot perut, punggung, pinggang, dasar panggul, dan tungkai agar tidak tegang dan mengurangi nyeri di lokosi tersebut:

Ibu telentang di matras,ganjal bahu dengan bantal, lutut ditekuk dan tangan disamping badan. Kerutkan otot-otot yang ada di kedua paha hingga dengan sendirinya pantat terlepas dari alat tidur. Jangan melakukan gerakan mengangkat paha dengan sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian, lepaskan kerutan pelan-pelan sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur. Lakukann sebanyak 2 x 8 hitungan.

Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, kedua lutut ditekuk, lalu tangan di samping badan. Angkat kedua tungkai, kemudian gerakkan pergelangan kaki ke depan dan belakang, luruskan kembali dalam hitungan 2 x 8 hitungan. Lakukan hal yang sama pada kedua tungkai bergantian.

Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, lutut kiri di tekuk dan tungkai kanan lurus, sementera tangan di samping badan. Gerakan tungkai secara rata dengan alas tidur ke arah pantat (sehingga tungkai seperti pendek) dan arah ke arah mata kaki (sehingga tungkai seperti panjang) dalam hitungan 2 x 8. Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan.

(24)

ke kanan dan kiri dengan menjaga badan tetap pada posisinya sebanyak 2 x 8 hitungan.

Ibu dengan duduk tangan bertumpu di belakang badan, kedua tungkai lurus terbuka selebar bahu. Gerakkan pergelangan kaki ke depan dan ke belakang bergantian, dalam hitungan 2 x 8 hitungan.

Latihan Pernafasan tujuan latihan pernafasan adalah melatih pernafasan dada dan diafragma. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, lutut ditekuk dan tangan terjalin di atas dada. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan menekan dada pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian, tarik nafas dalam dengan mengembungkan dada pada hitungan 1-2-3-4. Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan. Ibu telentang di atas matras, ganjal bahu dengan bantal, kedua lutut ditekuk. Kali ini tangan terjalin di atas perut. Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan menekan perut atas pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian terik nafas dalam dengan mengembungkan perut atas pada hitungan 1-2-3-4. Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan (Saifuddin, 2011).

Latihan koreksi sikap tujuan latihan untuk mengurangi beban yang harus disangga pinggang selama ibu mengandung. Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus, tetapi rileks. Agar posisi ibu tidak terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut agak terdorong ke belakang dan pantat agak ke depan. Pertahankanlah posisis ini semampu mungkin setiap saat. (Brock, 2007).

2.3.8. Tahap-tahap Istirahat Mental

(25)

kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu lepaskan, lakukan sebanyak 2 kali ulangan, 2. Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan dan lepaskan, lakukan sebanyak dua kali ulangan, 3. Bengkokkan jari - jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan rapatkan bahu ke badan genggam jari-jari tangan dengan kuat tahan dan lepaskan, lakukan sebanyak dua kali ulangan, 4. Bengkokkan jari-jari kaki dengan kuat posisi telapak tegak tahan lalu kempeskan perut kerutkan pantat tahan rapatkan bahu ke badan genggam jari-jari tangan dengan kuat tahan pejamkan mata, kerutkan alis dengan kuat rapatkan rahang dengan kuat tahan dan lepaskan, lakukan sebanyak 3-4 kali ulangan, 5. Jika kondisi jasmani sudah lelah, konsentrasikan pikiran pada proses pernafasan saja jangan memikirkan hal-hal yang lainnya, 6. Setelah selesai, keluarkan nafas dari mulut (tiup), kemudian tarik nafas dengan mulut terbuka sebanyak tiga kali ulangan, tiup nafas panjang-panjang, lalu tarik nafas dengan mulut terbuka, 7. lanjutkan pernafasan dengan irama yang semakin panjang dan lambat sampai anda tertidur, saat terjaga jangan langsung bangun, tetapi tidur terlentang dulu dan konsentrasikan pikiran lalu bangun, 8. lakukan latihan ini 1 kali sehari sesudah makan siang atau malam sebelum tidur (Ana, 2012).

2.3.9. Kontra Indikasi Senam Hamil

(26)

seperti ibu hamil dengan 1. penyakit jantung, 2. paru-paru, 3. bayi kembar, 4. ibu yang pernah mengalami pendarahan saat kehamilan, 5. adanya riwayat keguguran, 6. servix inkompeten (servix membuka), 7. kelainan letak ari-ari seperti pelasenta previa, 8. adanya tekanan darah tinggi, 9. menderita anemia berat, 10. riwayat diabetes melitus, 11. kegemukan yang sangat hebat (obesitas), 12. penyakit-penyakit dengan riwayat operasi, 13. perokok berat, 14. serta bila bobot badan ibu terlalu kurus di bawah normal. Para ibu hamil dengan kondisi di atas sebaiknya tidak melakukan senam hamil karena dapat menimbulkan resiko yang membahayakan baik untuk ibu maupun janinnya (Musbikin, 2009).

Senam hamil sebaiknya secara rutin dilakukan dua kali dalam satu minggu sejak usia kehamilan menginjak 28 minggu. Hal lain yang harus diperhatikan adalah, gunakanlah pakaian yang longgar dan matras sebagai alas saat latihan, pastikan pula ibu sedang dalam kondisi yang sehat saat latihan. Lakukan setiap sesi latihan secara serius tetapi santai. Hentikan latihan bila ibu merasa lelah karena senam hamil dilakukan untuk membuat ibu menjadi lebih sehat, bukan malah membuat ibu menjadi sakit. (Widianti, 2010).

2.2.10. Relaksasi

(27)

1. Ibu tidur terlentang di atas matras dengan kepala disanggga bantal hingga punggung dan kedua tungkai bersila. Atur napas perlahan, tarik lewat hidung sebanyak 4 hitungan dan keluarkan lewat mulut sebanyak 4 hitungan, 2. Ibu tidur miring ke kiri (lebih baik) di atas matras, kepala disangga bantal, tungkai kanan ditekuk di atas tungkai kiri yang diluruskan, ganjal guling di sela-sela paha. Atur nafas perlahan, tarik lewat hidung sebanyak 4 hitungan dan keluarkan lewat mulut sebanyak 4 hitungan. Lakukan hal yang sama dengan posisi tidur miring ke arah kanan, 3. Ibu berbaring miring di atas matras, sebaiknya ke arah kiri. Ganjal kepala dengan bantal, kedua lutut ditekuk ke arah perut, kedua tangan ditekuk di bawah bantal, dan pejamkan mata. Tarik napas panjang sebanyak 4 hitungan melalui mulut. Lakukan hal yang sama ke arah kanan. Tehnik relaksasi ini sangat dibutuhkan untuk mengatasi mulas pada saat persalinan (Ana, 2012).

2.4. Landasan Teori

(28)

teori Mandriwati, (2008). Mengatakan bahwa senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik ataupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Peneliti mencatat beberapa penelitian yang serupa yang berkaitan dengan penelitian - penelitian yang peneliti lakukan yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Khoiriyah tahun 2007 dengan judul “Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Klinik Bidan Praktek

Swasta Hj. Endang Purwanti Am. Keb di Yogyakarta”. Metode Penelitian

yang digunakan deskriptif dan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling. Hasil dari penelitian tersebut pada kategori baik dengan persentase 78,5 %.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Suwarni tahun 2003 dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Rumah Bersalin Dwi Hastuti Bugisan Prambanan Klaten”. Metode penelitian yang digunakan

adalah deskriptif kuantitatif serta dengan metode pendekatan cross sectional. Hasil penelitian yang disajikan dengan cara deskriptif dengan hasil pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di Rumah Bersalin Dwi Hastuti Bugisan Prambanan Klaten”. Pada kategori cukup baik sebanyak 65%.

3. Perbedaan penelitian ini adalah penelitian dengan judul “Gambaran Perilaku Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue”. Ibu yang melakukan senam hamil berjumlah 9

(29)

2.5. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti, (Notoatmodjo, 2007)

Untuk memberikan arah pengetahuan ini, maka disusun kerangka konsep sebagai berikut:

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan

Sikap

Tindakan

(30)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Deskriptif adalah pengumpulan informasi mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak dimasukkan untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk menggambarkan gambaran perilaku ibu hamil tentang senam hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue pada tanggal 3 sampai dengan 16 Mei tahun 2014.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

(31)

3.3.2. Sampel

Pengamambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total populasi. Menurut Arikunto (2008) apabila sampel kurang dari 100 maka dapat diambil dari seluruh jumlah populasi yaitu berjumlah 15 orang ibu hamil, dari usia kehamilan 2 orang trimester pertama I (0 - 3 bulan), 4 orang trimester kedua II (4 - 6 bulan) dan 9 orang trimester ketiga III (7 - 9 bulan). Dari usia kehamilan 0 - 3 bulan dan usia kehamilan 4-6 bulan tidak bisa melakukan senam hamil sedangkan yang bisa melakukan senam hamil adalah usia kehamilan 7 - 9 bulan di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Terlampir 6).

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung ibu hamil dengan teknik wawancara melalui alat ukur kuesioner untuk mengetahui gambaran prilaku ibu hamil tentang senam hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

3.4.2. Data Skunder

Data Skunder adalah data yang diperoleh dari catatan, laporan dan profil

Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue untuk

mengetahui jumlah ibu hamil beserta usia kehamilan di Desa Lamayang

(32)

3.5. Definisi Operasional

Untuk tingkat pengetahuan responden adalah :

(33)

2. Sikap

Ukuran penilaian sikap adalah:

a. Untuk sikap positif jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan b. Untuk sikap negatif jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan 3. Tindakan

Ukuran penilaian Tindakan adalah:

a. Untuk tindakan baik jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan

b. Untuk tindakan kurang baik jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan 4. Senam Hamil

a. Untuk tindakan baik jika nilai skor responden > 5 dari pertanyaan

b. Untuk tindakan kurang baik jika nilai skor responden ≤ 5 dari pertanyaan

3.7. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui angket atau kuesioner, maka dilakukan pengolahan data yang melalui berupa tahapan sebagai berikut:

1. Editing yaitu melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian kuisioner yang meliputi kelengkapan identitas dan jawaban yang diberikan oleh responden. 2. Coding yaitu memberikan kode berupa angka-angka untuk setiap hasil

jawaban pada kuisioner.

3. Transfering yaitu memindahkan jawaban atau kode jawaban dalam media tertentu

(34)

3.8. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat yaitu data yang mendeskripsikan atau menggambarkan data tersebut dalam bentuk persentase dengan formula. Untuk mempresentasikan jumlah jawaban maka digunakan rumus sebagai berikut :

𝑝= 𝑓

n x 100 % Keterangan :

p = persentase f = frekuensi

(35)

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah yang merupakan suatu desa

yang sumber pendapatan masyarakatnya bertumpu dari hasil pertanian adalah

suatu daerah pemukiman dengan jumlah penduduk 213 jiwa yang terdiri dari 110

jiwa penduduk laki-laki dan 103 jiwa penduduk dengan jenis kelamin perempuan.

Potensi Desa Lamayang cukup besar, baik potensi yang sudah dimanfaatkan secara

maksimal.

Secara adminstratif Desa Lamayang mempunyai batas - batas wilayah

sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatas dengan Desa Sigulai

- Sebelah Selatan berbatas dengan Desa Kuta Baru / Kampung Aie

- Sebelah Timur berbatas dengan Desa Latitik

- Sebelah Barat berbatas dengan Desa Sibulu

4.1.2. Karakteristik Umur Responden

Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 < 20 2 13,3

2 20-34 12 80

3 > 34 1 6,7

Total 15 100

(36)
(37)

41 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Pengetahuan tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup tinggi. Hal ini terbukti bahwa 8 responden (53,3%) memiliki pengetahuan rendah, dan 7 responden (46,%) memiliki pengetahuan tinggi.

2. Gambaran Perilaku Ibu Hamil dalam bidang Sikap tentang Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup negatif. Hal ini terbukti bahwa 10 responden (66,6%) memiliki sikap negatif, dan 5 responden (33,4%) memiliki sikap positif.

3. Gambaran Perilaku Ibu Hamil terhadap Tindakan Senam Hamil di Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah cukup baik. Hal ini terbukti bahwa 6 responden (40%) memiliki tindakan kurang baik, dan 9 responden (60,%) memiliki tindakan baik .

5.2 Saran

(38)

2. Bagi ibu hamil

Sebaiknya ibu hamil menambah pengetahuan tentang senam hamil agar ibu dapat melaksanakan senam hamil sehingga kehamilan dan persalinan ibu dapat berlangsung dengan lancar.

(39)

43

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ana, 2012. Panduan Calon Ibu Untuk Menjalani Kehamilan dan Persalinan Yang Menyenangkan, Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Bobak, 2011. Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo.

Brock, 2007. Senam Hamil. Jakarta : Rineka Cipta.

Bascom, 2009. Konsep Perilaku Kesehatan. Jakarta : Al Fabeta.

Evariny, 2007. Kesehatan Wanita Hamil. Yokyakarta : Knisius.

Huliana Mellyna, 2009. Perawatan Ibu Hamil, Yogyakarta Fitramaya.

Hening, 1992. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta EGC.

Indriarti, 2008. Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo.

Khoiriyah, S,. 2007. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil di Klinik Bidan Praktek Swasta Hj. Endang Purwati Yogyakarta. Yogyakarta.

Lamayang, 2014. Profil Desa Lamayang Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue.

Musbikin, 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil), Yokyakarta: Knisius. Mandriwati, 2008. Senam Kesehatan. Yokyakarta : Nuha Medika.

Mochtar, 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta.

Roosytasary, 2009. Ragam Senam Hamil. Jakarta : Al Fabeta.

Saifuddin, 2011. Senam Hamil Praktis, Yokyakarta: Media Pressindo.

(40)

Bugisan Prambanan Klaten. Klaten.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1.  Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu Hamil di Desa

Referensi

Dokumen terkait

Proses menemukan berbagai representasi lewat peristiwa fisika juga membuat mental berpikir siswa berkembang, khususnya pada berpikir kritis.Penelitian tentang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi dan demografi wanita kawin di Provinsi Jambi kaitannya dengan pelayanan KB dan Kesehatan reproduksi

Islam sebagai agama yang berasal dari timur tengah telah dapat diterima masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Yogyakarta, karena sebagai sub culture, Islam tidak

Besaran ambang batas lahan pemakaman umum islam di Kota Makassar dengan menggunakan analisis daya tampung menunjukkan bahwa daya tampung lahan pemakaman Islam Kota

Model literasi informasi Empowering Eigth merupakan model yang cocok digunakan untuk melihat penguasaan literasi informasi yang berkaitan dengan tugas yang relevan dengan

Tipe pendekatan kajian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah pendekatan “obyektif-mikro”, yaitu kajian pola perilaku, tindakan, dan interaksi sosial yang terjadi pada

Jika ada dua jenis tanaman yang sama ditanam pada lingkungan yang berbeda, dan timbul variasi yang sama dari kedua tanaman tersebut maka hal ini dapat disebabkan oleh genetik

Jadi dengan demikian Agama adalah suatu kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh masyarakat menjadi norma dan nilai yang diyakini dan dipercaya. Agama diakui sebagai