• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR KABUPATEN NAGAN RAYA - Repository utu"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

OLEH

ALFINA

NIM : 08C 10404038

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(2)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH

(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(5)
(6)

PERSEMBAHANKU

“Ya Allah, sepercik ilmu telah Engkau karuniakan kepadaku, hamba

hanya mengetahui sebagian kecil dari ilmu-Mu.Ya Allah sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (utusan) yang

lain dan hanya kepada Allah –lah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Alam Nasyrah : 6-8)

Ayah … Ibunda

Hari ini telah kutemui apa yang dulu aku dambakan yang kutempuh dengan cucuran keringat dan keyakinan. Engkau telah mengantar aku

kehari depan, meskipun hari esok akan menjadi tanda tanya yang aku

sendiri belum tahu jawabannya …. Ayah … & Ibunda

Tetesan keringat telah menjadi kawan dalam mengantarku kehari depan, engkau tidak pernah menangis, walaupun alam berpaling sinis. Tetes peluh yang engkau curahkan, panjat doa yang engkau sampaikan

kami anakmu yang tercinta dalam meraih cita-cita dan masa depan. Terasa tiada henti hidupku tanpa niat yang suci untuk

membahagiakanmu…

Kupersembahkan karya tulis kehadapan yang mulia ayahnda dan ibunda hanya dengan doa dan tetesan keringatmulah aku dapat menggapai cita-cita yang selama ini kuimpikan dan selama ini engkau

harapkan untuk menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, nusa dan bangsa. Tak lupa pula untuk saudara-saudara ku yang setia

mencurahkan perhatiannya.

Rakan-rakanku seperjuangan yang selalu memberikan arti sebuah

persahabatan, baik dalam suka maupun duka…

Untuk dosen ku...

Terimakasih tak terhingga kepada dosen pembimbingku yang telah banyak membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini,walaupun bekerja terkadang lelah, tetapi selalu ada waktu untuk mebimbing.Dan

terimakasih juga kepada dosen penguji ku yang telah menyediakan waktu untuk menguji serta mebimbing. Semoga ALLAH membalas semua

(7)

i

ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI TEMPE DI GAMPONG

GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR

KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

gelar sarjana pertanian

OLEH

ALFINA

NIM : 08C10404038

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

(8)

ii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Meulaboh, 19 September 2016 Program Studi : Agribisnis

Jenjang : Strata 1 (S1)

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:

Nama Mahasiswa : ALFINA

NIM : 08C10404038

Dengan judul:

Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar Meulaboh NIP. 19630811 199203 1 001

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

(9)

iii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Meulaboh, 19 September 2016 Program Studi : Agribisnis

Jenjang : Strata 1 (S1)

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini telah menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudara:

Nama Mahasiswa : ALFINA

NIM : 08C10404038

Dengan judul:

Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

Yang telah di pertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 31 Maret 2016 Menyetujui

Komisi Ujian

Tanda Tangan

Ketua : Khairun Nisa, SP., MP ……...………...

Sekretaris : Sri Handayani, SP., M.Si ………...…

Anggota : Yoga Nugroho, SP, MM ………...

(10)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ALFINA NIM : 08C10404038

Tempat Tanggal Lahir : Kuta Iboh/5 Desember 1989

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya” benar berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah laporan maupun kegiatan penelitian yang tercantum sebagai bagian dari skripsi ini. Seluruh ide, pendapat, atau materi dari sumber lain telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena skripsi ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Teuku Umar.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun.

Aceh Barat, 19 September 2016 Yang membuat pernyataan,

ALFINA 08C10404038 Materai

(11)

v

(12)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini hingga selesai, taklupa pula Selawat beriring salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini, dan tak lupa rasa terimakasih kepada kedua orang tua, dimana tanpa do’a, dukungan dan kasih sayang mereka penulis tidak akan mampu melangkah kedepan hingga dapat menyelesaikan ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Tempe di Desa Gunong Cut Kecamata n Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Khairun Nisa, SP.,MP selaku Dosen Pembimbing Ketua, dan Ibu Sri Handayani, SP.,M.Si selaku Dosen Pembimbing Anggota, yang telah banyak membimbing dan membantu penulis hingga terselesaikannya penulisan akhir ini.

2. Bapak Ir. Rusdi Faizin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.

3. Bapak Yoga Nugroho, SP, MM, selaku Ketua Program Agribisnis Pertanian Universitas Teuku Umar.

(13)

vii

Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan baik karena keterbatasan maupun kemampuan penulis sendiri dalam mencari dan mengolah data yang ada, maka dari itu penulis menerima kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Atas segala bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang telah diberikan kepada penulis sekali lagi penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan ini, AMIN.

Alue Peunyareng, 15 April 2016

(14)

viii ABSTRAK

Alfina, Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, dibawah bimbingan Khairun Nisa, dan Sri Handayani

Kacang kedelai di Indonesia dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebanyak 50% dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, dan sisanya 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lainnya). Konsumsi tempe rata-rata per orang pertahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Pendapatan Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dengan menggunakan data primer dan sekunder pada bulan Januari tahun 2016 dan alat analisis pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program exel. Berdasarkan hasil penilitian, maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dalam proses produksi adalah sebesar Rp. 5.642.194,-, rata-rata penerimaan sebesar Rp. 6.425.000, jadi rata-rata keuntungan perbulan dalam proses produksi pada industri tempe di Gampong Gunong Cut adalah sebesar Rp. 782.806,-. Dengan rata-rata harga jual yang diterima dalam usaha industri tempe sebesar Rp. 1.250, maka kelayakan usaha atau R/C pada usaha industri tempe dengan nilai R/C ratio adalah 1,14. Artinya usaha industri tempe sudah layak dijalankan karena R/C = 1,14 > 1. Sedangkan titik impas (BEP) pada usaha industri tempe rata-rata BEP (Q) produksi adalah = 4.514 bungkus (BEP Q = 4.514 < 5.135), dan rata-rata BEP (P) harga adalah Rp. 1.099,- (BEP P = 1.099 < 1.250,-).

(15)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBARAN PENGESAHAN KOMISI UJIAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

1.4Analisis Pendapatan Usaha ... 9

1.4.1 Biaya ... 10

3.4.1.Pengamatan (Observasi) ... 16

3.4.2. Pertanyaan (Quisioner) ... 17

3.4.3. Studi Kepustakaan ... 17

(16)

x

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

4.1. Gambaran Umum Penelitian ... 21

4.1.1. Keadaan Wirausaha ... 21

4.1.2. Keadaan Penduduk dan Perekonomian ... 22

4.2. Usaha Pembuatan Tempe ... 23

4.2.1. Proses Pembuatan Tempe ... 24

4.3. Karakteristik Sampel ... 24

4.4. Analisis Pendapatan ... 27

4.4.1. Biaya Usaha Dalam Industri Tempe ... 27

(17)

xi

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

Tabel 1.Komposisi Kandungan Gizi Tempe Per 100 Gram Tempe ... 6

Tabel 2.Jumlah Penduduk Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya, Tahun 2015 ... 22 Tabel 3.Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Gampong Gunong

Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ... 23 Tabel 4.Karakteristik Usaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ... 25 Tabel 5.Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut

Kecamatan Darul Makmur Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 26 Tabel 6.Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut

Kecamatan Darul Makmur Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 26 Tabel 7.Penggunaan Biaya Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong

Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ... 28 Tabel 8.Penerimaan Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong

Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ... 29 Tabel 9.Pendapatan Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong Cut

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ... 29 Tabel 10. R/C Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong Cut

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya ... 30 Tabel 11. BEP Pada Usaha industri Tempe di Gampong Gunong Cut

(18)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ... 36 Lampiran 2. Deskripsi Pengusaha Industri Tempe di Desa

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2016 ... 38 Lampiran 3. Biaya Tetap Pada Usaha Industri Tempe di Desa

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2016 ... 39 Lampiran 4. Penggunaan Biaya tidak Tetap Pada Usaha Industri

Tempe di Desa Gunong Cut Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016 ... 41 Lampiran 5. Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha Industri Tempe

di Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016 ... 42 Lampiran 6. Total Biaya Pada Usaha Industri Tempe di Desa

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2016 ... 43 Lampiran 7. Produksi Pada Usaha Industri Tempe di Desa

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2016 ... 44 Lampiran 8. Penerimaan Pada Usaha Industri Tempe di Desa

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya Tahun 2016 ... 45 Lampiran 9. Rata-Rata Pendapatan Usaha Industri Tempe

di Desa Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016. ... 46 Lampiran 10. R/C Pada Usaha Industri Tempe di Desa

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya Tahun 2015 ... 47 Lampiran 11. BEP Pada Usaha Industri Tempe di Desa

(19)

xiii BIODATA

A. Data Pribadi

Nama : ALFINA

Jenis Kelamin : Perempuan

NIM : 08C10404038

Tempat/Tanggal Lahir : Kuta Iboh/5 Desember 1989

Agama : Islam

Alamat Rumah : Gampong Sukaraja Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagn Raya

Orang, Tua/Wali

Ayah : Ridwan

Ibu : Karnilawati

B. Pendidikan Formal

1995-2001 : SD Negeri 1 Alue Blie 2001-2004 : SMP Negeri 1 Alue Blie 2004-2007 : SMA Negeri 1 Kuta Trieng

(20)

1

kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha (Soekartawi,

2001). Kacang kedelai (Glicine max L Merril) merupakan salah satu tanaman

hortikultura bernilai ekonomis tinggi yang memberikan andil cukup besar bagi

pembangunan.

Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama,

namun Indonesia tetap harus mengimpor kedelai Ini terjadi karena kebutuhan

Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman

tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah dari pada di Jepang dan Cina.

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji yang dapat dibuat menjadi tahu (tofu),

bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap), tempe, susu kedelai,

tepung kedelai, minyak kedelai dan tauco . Hasil olahan kedelai seperti tahu

dan tempe merupakan makanan menyehatkan dan mengandung zat gizi seperti

protein tinggi, karbohidrat, lemak, mineral serta vitamin (Soehardjo, 2001).

Jika dilihat dari sisi ketersediaannya, produksi kacang kedelai di Indonesia

hanya dapat memenuhi sebagian kebutuhan kacang kedelai nasional. Produksi

kedelai nasional dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 mengalami

penurunan, pada tahun 2005 produksi kedelai mencapai 808.353 ton, pada tahun

2006 mencapai 747.611 ton dan pada tahun 2007 produksi kacang kedelai

(21)

kedelai nasional pada tahun 2007 yang hanya sebesar 592.534 ton, belum dapat

mencukupi tingkat konsumsi kedelai nasional pada tahun yang sama. Tingkat

konsumsi kedelai di Indonesia cenderung fluktuaktif. Ini terlihat dari penurunan

konsumsi kedelai pada tahun 2005 sebesar 1.890.000 ton menjadi 1.880.000 ton

pada tahun 2006, yang kemudian pada tahun 2007 terjadi peningkatan konsumsi

menjadi 2.010.000 ton. (BPS, 2008)

Kacang kedelai di Indonesia dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia

sebanyak 50% dalam bentuk tempe, 40% dalam bentuk tahu, dan sisanya 10%

dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lainnya). Konsumsi

tempe rata-rata per orang pertahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg

(Haryanto, 2010). Dengan demikian, Tahu dan tempe merupakan salah satu jenis

makanan olahan kacang kedelai yang dapat menambah asupan protein bagi tubuh.

Pembuatan tempe tidak sulit dan dapat dilakukan dengan menggunakan

alat-alat yang biasa dipergunakan di rumah, untuk usaha kecil sangat dianjurkan

menggunakan alat-alat mekanis. Pembuatan tempe secara tradisional biasanya

menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari sebagai

pengganti ragi. Tetapi pembuatan tempe banyak yang menggunakan ragi tempe.

Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

merupakan salah satu Gampong di Kecamatan Darul Makmur yang sebagian

penduduk terlibat dalam usaha industri tempe. Usaha pembuatan tempe masih

dilakukan secara tradisional yang umumnya Industri dengan tenaga kerja yang

terlibat berasal dari dalam keluarga sendiri dan usaha penjualan tempe yang

(22)

3

Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya tentu saja mempunyai

tujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dengan jalan memaksimumkan

pendapatan, meminimumkan biaya, memaksimumkan penjualan dan lain

sebagainya. Analisis usaha merupakan pendekatan yang sangat penting bagi

usaha. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala

yang dihadapi. Analisis usaha bertujuan untuk mencari titik tolak untuk

memperbaiki hasil dari usaha tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai

pedoman dalam perencanaan pengelola usaha, baik menambah maupun mencari

pemecahan terhadap berbagai kendala (Surya 2009).

Dalam sebuah usaha yang dijalankan selalu ada resiko yang harus siap

diterima oleh pengusaha tersebut. Oleh karena itu, analisis pendapatan sangat

diperlukan dalam menjalan sebuah usaha untuk mengetahui berapa besar biaya

yang harus dikeluarkan dan berapa besar tingkat pendapatan yang diperoleh oleh

pengusaha dalam menjalankan usaha tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tetarik melakukan suatu penelitian

dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan Indusri Tempe di

Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pendapatan dari

industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui berapa besar tingkat pendapatan dari industri tempe di

Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana (S1) di Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar.

2. Bagi pelaku usaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usaha sehingga mampu

memberikan pendapatan yang lebih baik.

3. Bagi pemerintah, hasil penelitian yang didapat diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk memberikan

bantuan baik modal atau lainnya bagi para pengusaha industri tempe

(24)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kedelai

Kedelai (Glysine max L Mer) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan

yang mengandung protein nabati yang tinggi, sumber lemak, vitamin, dan

mineral. Apabila cukup tersedia di dalam negeri akan mampu memperbaiki gizi

masyarakat melalui konsumsi kedelai segar maupun melalui konsumsi kedelai

olahan seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu dan lain sebagainya (Crowder,

2007).

Kedelai mempunyai kegunaan yang luas dalam tatanan kehidupan

manusia. Penanaman kedelai dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena

akar-akarnya dapat mengikat Nitrogen dari udara dengan bantuan bakteri Rhizobium

sp, sehingga unsur nitrogen bagi tanaman tersedia dalam tanah. Limbah tanaman

kedelai berupa brangkasa dapat dijadikan bahan pupuk organik penyubur tanah.

Limbah dari bekas proses pengolahan kedelai, misalnya ampas tempe, ampas

kecap dan lain-lain, dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan tambahan

(konsentrat) pada pakan ternak (Rukmana, 2006).

Pengolahan kedelai dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu :

1. Dengan fermentasi : Pengolahan melalui fermentasi akan menghasilkan kecap,

oncom, tauco dan tempe.

2. Tanpa fermentasi : Bentuk olahan tanpa melalui fermentasi adalah yuba, sere,

susu kedelai, tahu, tauge dan tepung kedelai.

Komposisi kandungan gizi dalam 100 gram tahu atau tempe, mengandung

kadar protein sebesar 35 persen sampai dengan 45 persen. Hal ini menunjukkan

(25)

protein tinggi yang sangat dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu upaya meningkatkan

asupan protein untuk tubuh, dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan

konsumsi pada produk olahan kacang kedelai berupa tahu dan tempe.

Kandungan gizi dalam tempe yang telah bisa dikonsumsi adalah adanya

protein sekitar 19,5 persen, lemak sekitar 4 persen, karbohidrat 9,4 persen, dan

vitamin B12 sekitar 5 mg. Komposisi kandungan gizi tempe per 100 gram tempe

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Tempe Per 100 Gram Tempe

Komponen Kadar (%)

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam

keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu

bentuk respi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan

tanpa akseptor elektron eksternal (Anon, 2010).

Proses fermentasi menjadikan tekstur kedelai menjadi lebih lunak sehingga

lebih mudah dicerna. Pengolahan kedelai menjadi tempe juga menurunkan kadar

stakiosa dan raffinosa, senyawa yang dapat menyebabkan kembung perut atau

flatulensi. Dibandingkan kedelai, mengkonsumsi tempe juga memiliki kelebihan.

(26)

7

meningkat, asam lemak bebas meningkat dan nilai cerna juga meningkat.

(Astawan, 2008). Beberapa proses yang penting dalam pembuatan tempe tersebut

adalah perendaman.

Proses perendaman selama 24 jam biji kedelai mengalami proses hidrasi,

sehingga kadar air biji naik sebesar kira-kira dua kali kadar air semula, kadar air

kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang..

Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24

jam fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61

persen dan setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi sekitar 64

persen (Sudarmaji dan Markakis, 1977).

Dalam pembuatan tempe, pembungkusan kedelai yang telah diberikan ragi

tempe maka dapat dalam 1 kg kedelai akan menghasilkan 24 bungkus tempe

dengan beratnya rata-rata 1 on setelah menjadi tempe, dengan demikian dalam 1

bungkus tempe memerlukan 0,42 ons kacang kedelei. Pada hari pertama berat

tempe dalam 1 bungkus 110 gram, pada hari kedua akan terjadi penurunan kadar

air sebesar 7 persen maka berat tempe 103 gram, dan pada hari ketiga akan

mengalami sedikit penurunan yaitu 3 persen maka berat tempe menjadikan 100

gram. persentase rendaman kedelai adalah dalam 0,42 ons kacang kedelai maka

persentase rendamnya adalah sebesar 10% untuk dapat menjadi tempe maka jika 1

Kg kacang kedelai dapat menghasilkan 24 bungkus tempe, persentse

rendamannya adalah sebesar 240% (Santoso, 2005).

Menurut Cahyadi (2007) tempe merupakan sumber protein tinggi yang

harga persatuan unit lebih murah apabila dibandingkan dengan sumber protein

(27)

kandungan gizinya cukup tinggi. Beberapa khasiat tempe bagi kesehatan antara

lain menurunkan kolesterol, anti diare dan anti oksidan. Nilai gizi protein tempe

meningkat setelah proses peragian, karna terjadinya pembebasan asam amino

yang terkandung dalam kedelai diperoleh dari ragi.

Tempe yang baik ialah yang tidak banyak campuran-campurannya,

misalkan ampas kedelai, onggok, dan sebagainya. Selain itu, tempe yang baik

dibuat dari kacang kedelai yang tidak busuk dan tidak banyak batu-batu kecilnya,

dan dipilih biji kedelai yang tua serta berkilat dan agak berminyak (Astawan,

2008).

2.3. Industri UKM

Pada dasarnya setiap industri, baik industri besar, menengah, dan kecil

menghadapi berbagai macam masalah. Berikut ini pengertian industry menurut

beberapa sumber: Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan,

pengertian industry adalah sebagai berikut : “Industri adalah suatu kegiatan

ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau

barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi penggunaannya, tidak

termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Departemen

Perindustrian, UU No. 5 Tahun 1984, tentang Perindustrian)”.

Manfaat industri kecil antara lain menciptakan peluang berusaha yang luas

dengan pembiayaan yang relatif murah, turut mengambil peranan dalam

peningkatan dan mobilisasi tabungan domestik, industri kecil mempunyai

kedudukan komplementer terhadap industri besar dan sedang karena industri kecil

menghasilkan yang relatif murah dan sederhana. Industri tempe adalah suatu

(28)

9

Perry (2002) dilihat dari segi jumlah satuan-satuan perusahaan, industri dibagi

menjadi :

a. Industri rumah tangga mempunyai 1-4 orang tenaga kerja.

b. Industri kecil mempunyai 5-19 orang tenaga kerja.

c. Industri sedang mempunyai 20-99 orang tenaga kerja.

d. Industri besar mempunyai lebih dari 100 orang tenaga kerja.

2.4.Analisis Pendapatan Usaha

Analisis usaha merupakan pendekatan yang sangat penting bagi usaha.

Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang

dihadapi. Analisis usaha bertujuan untuk mencari titik tolak untuk memperbaiki

hasil dari usaha tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan sebagai pedoman

dalam perencanaan pengelola usaha, baik menambah maupun mencari pemecahan

terhadap berbagai kendala. Analisis pendapatan berfungsi untuk mengulur

berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha, menentukan komponen utama pendapatan

dan apakah komponen itu masih dapat ditingkatkan atau tidak (Surya, 2009).

2.4.1. Biaya

Menurut Mulyadi (2002) dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan

akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit diartikan sebagai

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan

istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga

(29)

Menurut Soeharjo dan Patong (2003), biaya usahatani atau disebut juga

pengeluaran usahatani adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau

dikeluarkan didalam produksi. Biaya usahatani dapat berbentuk biaya tunai dan

biaya yang diperhitungkan.

Biaya tunai adalah biaya yang dibayar dengan uang, seperti biaya

pembelian sarana produksi dan biaya upah tenaga kerja. Biaya yang

diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja

petani apabila bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.

Modal yang digunakan petani diperhitungkan sebagai modal pinjaman

meskipun modal itu milik petani sendiri karena modal tersebut dapat dialokasikan

untuk beberapa alternatif biaya, sehingga harus memperhitungkan juga jasa modal

milik petani sendiri.

Menurut Makeham dan Malcolm (2001), biaya dalam usahatani dibagi

menjadi :

1. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam batas-batas tertetu tidak

berubah ketika tingkat kegiatan berubah. Contoh biaya tetap antara lain; biaya

investasi, biaya penyusutan, dan biaya pajak.

2. Biaya Variabel

Biaya variabel juga dikenal sebagai biaya-biaya langsung. Sesuai

namanya, biaya-biaya ini berubah-ubah mengikuti ukuran serta tingkat output

suatu kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain; biaya untuk gaji Karyawan,

(30)

11

Untuk menghitung biaya total dapat di hitung dengan menggunakan rumus

yang digunakan oleh Sukirno (2013) yaitu:

TC = TFC + TVC

Keterangan :

TC (Total Cost) = Biaya Total Produksi(Rp)

TFC (Total Fixed Cost) = Biaya Tetap (Rp)

TVC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp)

2.4.2. Penerimaan Usaha

Penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima dari penjualan produknya

kepada pedagang atau langsung kepada konsumen. Penerimaan merupakan nilai

produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun

yang tidak dijual. Penerimaan dalam usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang

dihasilkan selama periode pembukuan yang sama (Surya, 2009).

Surya (2009), menjelaskan bahwa dalam analisis pendapatan usaha tani

diperlukan dua keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran

selama jangka waktu yang ditetapkan. Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan

analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan sekarang dan keadaan

yang akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan

bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha

Menurut Soekartawi (2003) berpendapat bahwa penerimaan usahatani

adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani yang dapat

berwujud dalam tiga hal yakni hasil penjualan produk yang akan dijual, hasil

(31)

melakukan kegiatan usahatani. Menurutnya, penerimaan usahatani adalah nilai

produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual.

Dengan demikian total penerimaan dapat di hitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR (Total Reveneu) = Total Penerimaan (Rp)

P (Price) = Harga (Rp/Kg)

Q (Quantity) = Jumlah Unit Produksi (Kg)

2.4.3. Pendapatan

Dalam bisnis, pendapatan usaha adalah jumlah uang yang diterima oleh

perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada

pelanggan. Menurut Ramlan (2006) pendapatan usaha adalah kerja dari suatu

usaha yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan adalah

sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Tanpa ada pendapatan

mustahil akan didapat penghasilan.

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,

royalti dan sewa (Kasmir dan Jakfar, 2008).

Menurut Kasmir dan Jakfar (2008), ada dua konsep tentang pendapatan yaitu:

1. Konsep pendapatan yang memusatkan pada arus masuk aktiva sebagai hasil

dari kegiatan operasi perusahaan.

2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan

(32)

13

Menurut Ramlan (2006) pendapatan dibagi dua yaitu pendapatan bersih

dan pendapatan kotor. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang telah

mengalami pengurangan dari hasil produksi. Sedangkan pendapatan kotor yaitu

pendapatan keseluruhan dari hasil usaha belum dikurangi kebutuhan/biaya selama

mengadakan usaha.

Menurut Noor (2007) untuk melihat pendapatan bersih usahatani kelapa

sawit digunakan rumus sebagai berikut:

ח = TR – TC

Keterangan :

ח = Pendapatan (Rp)

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)

TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)

2.5. Return Cost Ratio (R/C)

Menurut Supriono (2000) Return Cost Rasio (R/C) adalah perbandingan

antara total penerimaan dari hasil jual suatu produksi dengan total biaya produksi

yang dikeluarkan. Rasio ini banyak dinikmati oleh para pengusaha atau

orang-orang yang menjalankan usaha. Dengan demikian rasio ini merupakan indikator

penting bagi para pengusaha untuk mengukur kemampuan atau kelayakan usaha

yang dijalaninya.

Menurut Noor (2007) untuk melihat perbandingan antara penerimaan

total dan biaya total, digunakan rumus sebagai berikut :

TR R/C =

(33)

Keterangan :

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan (Rp)

TC (Total Cost) = Total Biaya Produksi (Rp)

Kriteria Penelitian R/C Ratio

R/C <1 = Usaha Mengalami Kerugian

R/C >1 = Usaha Mengalami Keuntungan

R/C =1 = Usaha Mencapai Titik Impas

2.6. Break Event Point (BEP).

Menurut Khasmir (2006) Break Event Poin adalah suatu keadaan dimana

dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi atau

impas (penghasil = total biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan

terlebih dahulu merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika

menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan biya produksi, maka

dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa

penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu

menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melakukan laba

yang diinginkan.

Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap

harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas

tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang akan ditetapkan pada

penjualan. Break event point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak

mengalami laba dan juga tidak mengalami kerugian, artinya seluruh biaya (biaya

tetap dan biaya variabel) yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi itu dapat

(34)

15

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya mulai bulan September 2015 sampai bulan

Januari 2016. Penentuan lokasi tersebut dilakukan dengan cara sengaja

(purporsive sampling), Objek penelitian ini adalah pengusaha industri tempe yang

menjadi pembuat tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya.

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut Sugiono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi adalah semua pengusaha yang

mempunyai industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur

Kabupaten Nagan Raya yang berjumlah 5 Industri.

3.2.2. Sampel

Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota

populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2004). Jadi jumlah sampel

yang diambil dari keseluruhan populasi yang berjumlah sebanyak 5 industri tempe

(35)

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Data Primer

Data yang dikumpulkan berbentuk hasil pertanyaan (Quistioner) yang

dilakukan terhadap narasumber yang berasal dari para pelaku yang terkait dengan

persoalan untuk mengetahui analisis pendapatan industri tempe di Gampong

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Beberapa

responden yang ajukan pertanyaan dalam penelitian ini ialah pengusaha industri

tempe.

3.3.2. Data Sekunder

Data ini diperlukan untuk mendukung analisis dan pembahasan yang

maksimal. Data sekunder juga diperlukan terkait pengungkapan fenomena sosial

dalam penelitian ini. Data sekunder ini mengenai gambaran umum di Gampong

Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat

semua informasi yang diperoleh sebagaimana yang disaksikan selama peneliti

dilakukan. Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung

terhadap obyek yang akan diteliti, sehingga diperoleh gambaran yang jelas

(36)

17

3.4.2. Pertanyaan (Quistioner)

Merupakan daftar pertanyaan yang dibuat dengan berisikan serangkaian

pertanyaan yang berkenaan dengan penulisan penelitian ini. Ditujukan kepada

seluruh responden yang menjadi sampel yang terdiri dari keseluruhan sampel

3.4.3. Studi Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk menghimpun teori-teori, pendapat yang

dikemukakan oleh para ahli yang diperoleh dari buku-buku kepustakaan serta

literatur lainnya yang dijadikan sebagai landasan teoritis dalam rangka melakukan

pembahasan. Landasan teori ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan dan

wawasan mengenai topik yang dikaji dalam hal ini berkaitan dengan profil

industri tempe berdasarkan keberadaan usaha yang kontinyu dan tingkat

pendapatannya. Selain itu studi pustaka juga digunakan untuk mendapatkan

informasi tentang metode penelitian, yaitu metode survei.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Total Biaya

Untuk menghitung biaya total produksi dapat di hitung dengan

menggunakan rumus yang digunakan oleh Dumairy (2004) yaitu:

TC = VC + FC

Keterangan :

TC (Total Cost) = Biaya Total Produksi (Rp)

VC (Total Variable Cost) = Biaya Variabel (Rp)

(37)

3.5.2. Pendapatan Usaha

Untuk menghitung pendapatan usaha dapat di hitung dengan menggunakan

rumus yang digunakan oleh Dumairy (2004) yaitu:

TR = P x Q

Keuntungan dihitung melalui pengurangan antara pendapatan total dengan

total biaya. Untuk melihat besarnya keuntungan usaha menggunakan rumus yang

digunakan oleh Dumairy (2004) yaitu :

Π = TR – TC

Analisis ini dipakai untuk menganalisis kelayakan usaha apakah usaha

tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Untuk mengetahui perbandingan

antara total penerimaan (revenue) dan total biaya produksi (cost), maka digunakan

(38)

19

Dengan Kriteria Analisis Sebagai Berikut:

R/C < 1 = usaha industri tempe mengalami kerugian

R/C > 1 = usaha industri tempe mengalami keuntungan

R/C = 1 = usaha industri tempe mencapai titik impas

3.5.5. Break Event Point (BEP)

BEP untuk harga digunakan untuk mengetahui titik impas atas dasar harga

dalam rupiah pada usaha industri tempe, menggunakan rumus yang digunakan

oleh Arief (2010) yaitu :

� =�

produksi pada usaha industri tempe, menggunakan rumus yang digunakan oleh

(39)

� = �

Dimana:

BEP (Q) = Titik Impas Dalam Jumlah Unit Produksi

TC (total cost) = Total Biaya

(40)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Luas dan Batas Wilayah

Gampong Gunong Cut merupakan salah satu Gampong di Kecamatan

Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, dengan jarak tempuh 0,5 km ke ibukota

Kecamatan. Kecamatan Darul Makmur merupakan salah satu daerah yang

menjadi sentral produksi tanaman pertanian dan perkebunan. Luas wilayah

Kecamatan Darul Makmur sekitar 1.020,26 km2. Adapun Gampong Gunong Cut

mempunyai batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Meurandeh

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Palembang

 Sebelah Barat berbatasan dengan Gampong Suka Raja

 Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan PT. Socfindo

4.1.1 Keadaan Wirausaha

Usaha tempe terletak di Gampong Gunong Cut, Gampong Gunong Cut

merupakan salah satu Gampong di mana penduduknya mempunyai bermacam

karakteristik dalam mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

tempat pembuatan tempe ini sangat strategis dapat di jangkau oleh konsumen.

Dalam mengembangkan usaha tempe ini tidak terlalu besar karena usaha tempe

ini hanya usaha yang di jalankan dari keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga sehari-hari. Selain itu usaha pembuatan tempe ini juga dapat membantu

perekonomian rumah tangga dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.

(41)

4.1.2 Keadaan Penduduk dan Perekonomian

Penduduk di gampong Gunong Cut pada umumnya bersuku Jawa, hanya

sebagian yang bersuku Aceh. Penduduk di Gampong Gunong Cut sangat

bersahabat terhadap sesama lingkungan di sekitar. Jumlah penduduk di Gampong

Gunong Cut adalah mencapai 912 jiwa. Dengan mata pencaharian yang

bermacam-macam, sebagian besar penduduk Gampong Gunong Cut bermata

pencaharian sebagai petani, PNS dan Wiraswasta.

4.2. Usaha Pembuatan Tempe

Tempe merupakan salah satu makanan yang sangat digemari dan sering

di konsumsi oleh masyarakat Indonesia, tempe juga dapat di jadikan alternatif

makanan cemilan atau makan ringan, tempe dapat diolah dalam berbagai macam

produk makanan olahan, seperti gorengan tempe, keripik tempe dan lain-lain.

Tempe merupakan salah satu produk olahan berbasis bioteknologi. Proses

pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe,

(42)

23

4.2.1 Proses Pembuatan Tempe

Skema Pembuatan Tempe

4.3. Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel atau usaha tempe dalam penelitian ini adalah

gambaran/keadaan atau ciri-ciri para pengusaha yang menjalankan usaha

pembuatan tempe di gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya. Karakteristik ini memiliki kaitan dengan tingkat pendapatan dan

(43)

bekerja, produktifitas, pola pikir, perencanaan dan berbagai kemampuan lainnya

terutama dalam meningkatkan pendapatan dalam usaha pembuatan tempe.

1. Umur

Usia produktif adalah usia antara 15-50 tahun dan usia non produktif

antara 0-14 tahun dan diatas 50 tahun. Jumlah dan persentase responden

berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Karakteristik Usaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan

Darul Makmur Berdasarkan Umur.

No Kelompok Umur Jumlah Responden Persentase (%)

1 30-35 Tahun 1 20%

3 36-40 Tahun 3 60%

4 >40 Tahun 1 20%

Jumlah 5 100

Sumber: Data Primer (diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 5, dapat dapat diketahui bahwa jumlah responden

yaitu 5 orang yang terdiri dari 1 orang (20 persen) berumur 30-35 tahun, 3 orang

(60 persen) berumur 36-40 tahun, dan 1 orang (20 persen) berumur > 40 tahun

umur pengusaha tempe semuanya produktifitas kerja masih cukup tinggi sehingga

lebih potensial dalam menjalankan usaha industri pembuatan tempe.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk

responden dalam menjalankan usaha pembuatan tempe, disamping kemampuan

dan keterampilan dari para pengusaha tempeitu sendiri. Pendidikan akan

mempengaruhi pola pikir pengusaha dalam menjalankan kegiatan usahanya dan

(44)

25

Tabel 6. Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur berdasarkan tingkat pendidikan.

No Tingkat pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 1 20

3 SMA 4 80

Jumlah 5 100

Sumber: Data Primer (diolah), 2015

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

adalah masing-masing tamatan SMP sebanyak 1 orang (20 persen) dan tamatan

SMA sebanyak 4 orang (80 persen). Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan

menengah. Pendidikan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi modal bagi para

pengusaha tempe dalam menjalankan usahanya, dapat menghitung pengeluaran,

pemasukan, keuntungan dan kerugian dari usaha yang dijankan.

3. Pengalaman

Jumlah dan persentase responden berdasarkan pengalaman dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik Usaha Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur berdasarkan Pengalaman

No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Persentase (%)

1 1-5 Tahun 3 60

2 6-10 Tahun 2 40

Jumlah 5 100

Sumber: Data Primer (diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa responden yang

berpengalaaman 1-5 tahun dalam membuat tempe sebanyak 3 orang (60 persen)

dan berpengalaaman 6-10 tahun dalam membuat tempe sebanyak 2 orang (40

(45)

4.4. Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan merupakan suatu analisis yang digunakan untuk

mengetahui tingkat pendapatan usaha industri tempe dalam melakukan usaha

industri tempe. Usaha pembuatan tempe merupakan suatu kegiatan untuk

memperoleh produksi dari usaha tersebut, pada akhirnya akan dinilai dari biaya

yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih keduanya merupakan

pendapatan dari kegiatannya.

4.4.1 Biaya Usaha Dalam Industri Tempe

Biaya usaha merupakan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi

tersebut dijalankan yaitu mulai dari pembuatan sampai hasil produksi. Biaya

usaha pada usaha industri tempe di Gampong Gunong Cut terdiri dari biaya

sarana produksi, biaya tenaga kerja dan biaya tetap yaitu biaya penyusutan .

Biaya tetap yaitu biaya penyusutan pada usaha industri tempe di Gampong

Gunong Cut adalah biaya penyusutan semua peralatan yang digunakan yaitu biaya

dari penuyusan bangunan, rak tempe, keranjang, dandang, timbangan dan ember/

timba besar dimana total biaya tidak tetap tersebut rata-rata adalah sebesar Rp.

53.808,- perbulannya.- (lampiran 3).

Biaya tidak tetap pada usaha industri tempe di Gampong Gunong Cut

adalah terdiri dari biaya pembelian kacang kedelai, ragi, kayu bakar, dan daun

pisang sebagai pembungkus dimana total biaya tidak tetap yang dikeluarkan

tersebut tergantung pada besar kecilnya jumlah produksi, biaya tidak tetap

tersebut rata-rata adalah sebesar Rp. 3.940.740,- perbulannya.- (lampiran 4).

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan pada usaha industri tempe di

(46)

27

pencacahan/pengelupasan biji kedelai, dan pembungkusan tempe, dimana total

biaya tenaga kerja tersebut rata-rata adalah sebesar Rp. 1.771.500,- perbulannya.-

(lampiran 5).

Berdasarkan rata-rata total biaya tetap yaitu biaya penyusutan peralatan,

biaya tidak tetap dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam usaha ini, maka

rata-rata total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 5.766.048,- (lampiran 6).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 8. Penggunaan Biaya Pada Usaha Industri Tempe di Gampong

Gunong CutKecamatan Daruil Makmur Kabupaten Nagan Raya.

No Uraian Biaya (Rp)

Penerimaan usaha merupakan nilai yang diperoleh dari hasil perkalian

seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi yang berlaku di pasaran dalam

satu kali proses produksi. Tempe yang dihasilkan pada usaha ini diproduksikan

dalam bentuk tempe yang sudah terbungkus dalam plastik yang rata-rata harga

jual produksi tempe diterima para pembuat tempe adalah Rp. 1.250 per bungkus.

Rata-rata hasil produksi yang dihasilkan dalam sebulan proses produksi adalah

sebanyak 5.135 bungkus (rata-rata berat per bungkus adalah 35 gram, dan ukuran

panjang 10 cm dan lebar 8 cm) jadi rata-rata penerimaan adalah Rp. 6.418.750.-

(47)

Tabel 9. Penerimaan Pada Usaha Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya.

No Uraian Biaya

1 Total Rata-rata Produksi (Bks) 5.135,-

2 Harga Jual (Rp) 1.250,-

Total Rata-rata Penerimaan (Rp) 6.418.750,-

Sumber Data Diolah, Tahun 2016

4.4.3 Keuntungan Usaha

Keuntungan usaha merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh

dalam usaha industri tempe dikurangi dengan total biaya selama sekali proses

produksi berlangsung. Rata-rata penerimaan adalah sebesar Rp. 6.418.750 dan

rata-rata total penggunaan biaya adalah sebesar Rp. 5.766.048, jadi rata-rata

keuntungan dalam industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul

Makmur Kabupaten Nagan Raya adalah sebesar Rp. 652.702,-. (lampiran 9).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini:

Tabel 10. Pendapatan Pada Usaha Industri Tempe di Desa Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Tahun 2016.

No Uraian Biaya (Rp)

1 Total Rata-rata Penerimaan 6.418.750,-

2 Total Rata-rata Biaya 5.766.048,-

Total Rata-rata Pendapatan 652.702,-

Sumber Data Diolah, Tahun 2016

4.4.4 Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

R/C ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya

yang menunjukkan nilai pendapatan yang diperoleh dari setiap Rupiah yang

dikeluarkan. Rata-rata total penerimaan dalam industri tempe di Gampong

Gunong Cut adalah sebesar Rp. 6.418.750 dan rata-rata total biaya yang

dikeluarkan adalah sebesar Rp. 5.766.048,-. Maka rata-rata nilai R/C ratio dalam

industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

(48)

29

tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan

Raya layak diusahakan. (lampiran 10). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut dibawah ini:

Tabel 11. R/C Pada Usaha Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

No Uraian Biaya (Rp)

1 Total Rata-rata Penerimaan Rp. 6.418.750,- 2 Total Rata-rata Biaya Rp. 5.642.194,-

Total R/C 1,14

Sumber Data Diolah, Tahun 2016

4.4.5 Break Event Point (BEP)

Break Event Point merupakan suatu titik harga/produksi dimana pada titik

tersebut akan menghasilkan nilai biaya yang sama dengan nilai penjualan atau

penerimaan (titik impas). Pada industri tempe di Gampong Gunong Cut

Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya dapat diketahui bahwa

rata-rata total biaya sebesar Rp. 5.642.194,- rata-rata-rata-rata total produksi sebanyak 5.135

bungkus, dan harga jual sebesar Rp. 1.250/bungkus, maka diperoleh BEP harga

sebesar Rp. 1.097,- dan BEP produksi sebesar 4.514 bungkus.

BEP harga sebesar Rp. 1.099,- berarti pada usaha industri tempe di

Gampong Gunong Cut dapat mengimbangi titik impas pada saat harga jual hasil

produksi sebesar Rp. 1.250 dengan hasil produksi sebanyak 5.135 bungkus.

Dengan BEP produksi yang sebesar 4.514 bungkus berarti pada usaha

industri tempe di Gampong Gunong Cut dapat mengimbangi titik impas pada saat

hasil sebanyak 5.135 bungkus dengan harga jual sebesar Rp. 1.250. (lampiran 10).

(49)

Tabel 12. BEP Pada Usaha Industri Tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

No Uraian Jumlah

1 Total Rata-rata Biaya (Rp) 5.642.194

2 Total Rata-rata Produksi (Bks) 5.135

3 Harga Jual (Rp) 1.250

BEP (P) (Rp) 1.099

BEP (Q) (Bungkus) 4.514

(50)

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian, maka rata-rata total biaya yang dikeluarkan

industri tempe di Gampong Gunong Cut Kecamatan Darul Makmur Kabupaten

Nagan Raya dalam sebulan proses produksi adalah sebesar Rp. 5.642.194,-

rata-rata penerimaan sebesar Rp. 6.425.000, jadi rata-rata-rata-rata keuntungan perbulan dalam

proses produksi pada industri tempe di Gampong Gunong Cut adalah sebesar

4.514 < 5.135), dan rata-rata BEP (P) harga adalah Rp. 1.099,- (BEP P = 1.099 <

1.250,-).

5.2. Saran

1. Bagi penelitian selanjutnya agar melakukan analisis perbedaan keuntungan

antara industri tempe dengan salah satu industri tempe lainnya.

2. Sebaiknya pelaku industri tempe lebih memperhatikan aspek pemasaran

dengan memperluas ruang lingkup pasar sehingga bisa memproduksikan

tempe dalam skala maksimal.

(51)

3. Perlunya perhatian lebih dari pihak pemerintah setempat dengan membuka

aspek pasar yang lebih luas dan memberikan bantuan modal sehingga bisa

(52)

34

DAFTAR PUSTAKA

Arief, 2010. Analisa Usaha Budidaya Lobster Laut (Panulirus SP) Untuk Skala Menengah. Indonesia. Nusa tenggara barat.

Astawan, M. 2008. Sehat Dengan Tempe. Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan

dengan Tempe. Jakarta. PT Dian Rakyat..

Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bandung. Bumi Aksara.

Crowder, 2007. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Dumairy, 2004. Matematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta. BPFE.

Faisal Basri, 2002. Perekonomian Indonesia. Jakarta. Erlangga.

Haryanto, E.,. 2010. Budidaya Kacang, Jakarta. Penebar swadaya.

Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta. Edisi-2. Kencana,

Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Khasmir. 2006. Manajemen Perbankan. Jakarta: Radja Grafindo Persada

Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor. Ghalia Indonesia.

Makeham PJ, Malcolm RL. 2001. Manajemen Usahatani Daerah Tropis. Jakarta:

LP3ES.

Martin Perry. 2002. Mengembangkan Usaha Kecil. Jakarta. Murai Kencana Raja Grafindo Persada,

Maryatno dan Y. SriSusilo. 2006. Tulisan dari masalah Usaha Kecil sampai

Masalah Ekonomi Makro. Yogyakarta. Universitas Atma Jaya.

Mulyadi, Ajang. 2002. Akunansi Biaya. Yogyakarta. Ed. Ke-5. Aditya Media.

Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta. Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Liberty.

Noor. 2007. Ekonomi Manajeriarl. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

(53)

Ramlan. 2006. Transaksi Bisnis dan Perbankan Internasional. Jakarta. Salemba Empat.

Rukmana, R. dan Yuyun Yuniarsih., 2006. Kedelai Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta. Kanisius.

Santoso. 2005. Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek). Universitas Widyagama Malang. Malang

Sarwono, B. 2010. Membuat Tempe dan Oncom. Jakarta. Penebar Swadaya.

Soehardjo dan Patong. 2003. Ilmu Usahatani. Bogor. Deprtemen Ilmu Sosial Ekonomi Institut Pertanian Bogor.

Soehardjo, 2001. Pangan Gizi dan Pertanian. Jakarta. UI Press.

Soekartawi, 2001. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Jakarta. Rajawali Press.

Sofyan, Iban 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta. Ed, Pertama. Graha Ilmu. Jakarta.

Sudarmadji dan Markadis. 1977. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan

Pertanian. Yogyakarta. Liberty.

Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Alfabeta.

Supriono. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: STIE YKPN.

Surya, Aisto. 2009. Analisis Persepsi Konsumen. Journal of Bissiness Strategy and Execution.

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)

36

Lampiran 1. KUISIONER PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr... Wb...

Dalam hal ini saya dari Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar sedang

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI

TEMPE DI DESA GUNONG CUT KECAMATAN DARUL MAKMUR

KABUPATEN NAGAN RAYA” oleh karena itu, saya mohon dengan hormat

kesediaan bapak/ibu untuk menjawab beberapa pertanyaan yang tertera di

kuisioner ini dengan benar. Atas kerja sama dan waktu yang bapak/ibu luangkan

saya ucapkan banyak terimakasih.

C. Alat-Alat Yang di Gunakan

(69)

D. Biaya tidak Tetap

No Bahan

Pembuatan tempe

Jumlah Harga/Satuan

1 2 3 4 5 6

E. Tenaga Kerja

1. Berapakah jumlah tenaga kerja yang dipakai?

2. Berapa biaya tenaga kerja yang anda keluarkan per orang/ harinya?

E. Identitas Produksi

1. Berapa jumlah produksi perhari?

2. Berapa harga jualnya perbungkus?

3. Kemana pemasarannya?

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Gambar

Tabel 1. Komposisi Kandungan Gizi Tempe Per 100 Gram Tempe
Tabel 6. Karakteristik Pengusaha Tempe di Gampong Gunong Cut
Tabel 8. Penggunaan Biaya Pada Usaha Industri Tempe di Gampong
Tabel 10. Pendapatan Pada Usaha Industri Tempe di Desa Gunong Cut
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ia menjelaskan bahawa pihak berkuasa tempatan mempunyai ruang yang luas bagi menguruskan proses pembangunan yang mampan dengan mengambilkira pengukuhan aspek ekonomi, sosial

Dapur Kuliner pada Akademi Surabaya menggunakan peralatan dapur modern untuk tiap mahasiswa sehingga mempermudah proses belajar dengan exhaust hood pada tiap

Tinjauan Pustaka berisi teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian antara lain statistik dan statistika, statistika deskriptif dan statistika

Menurut Bonk, Graham (2006: 122) Pembelajaran tatap muka memiliki karakteristik yaitu terencana, berorientasi pada tempat (place-based) dan interaksi sosial. Pembelajaran tatap

Setelah halaman materi gangguan pada peredaran darah selesai, layar tampilan akhir materi seperti pada gambar 4.7 akan muncul, dan pengguna dapat menekan tombol

Endorser di Media Sosial Instagram dalam Promosi Produk Hijab terhadap Minat Beli Konsumen (studi kasus pada akun Instagram @wiriamaeazzahra). Use of Social Media

1976 (TAC) serta Piagam ASEAN serta mendorong pihak-pihak untuk menyelesaikan sengketa mekanisme regional ASEAN dengan cara menempuh jalur diplomasi. Namun

dimaksud dalam ayat tersebut bukan membedakan antara hak laki-laki dan perempuan dalam prihal kesaksian, namun lebih kepada pengetahuan antara keduanya yang berbeda. Dan dalam