• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - ERLIN K. BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - ERLIN K. BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan sektor perbankan sebagai sub-sistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan yang cukup penting bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari, sebagian besar hampir melibatkan jasa-jasa dari sektor perbankan (Rose,1995) dalam Bachruddin (2006) karena sektor perbankan mempunyai fungsi utama sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana dengan unit-unit-unit-unit ekonomi yang kekurangan dana (Sinungan, 1987). Menurut UU tentang perbankan No. 10 tahun 1998 menyatakan bahwa bank umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu Bank Komersial atau Konvensional dan Bank Bagi Hasil atau Syariah (Dewi, 2004). Secara yuridis eksistensi Perbankan Syariah semakin kuat setelah disahkannya UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah (Asahan,n2009).

(2)

Bank Konvensional dalam kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dalam bentuk kredit menggunakan bunga.

Penggunaan bunga ini meskipun awalnya mendorong bergeraknya sektor perbankan secara dinamis namun menjadi perekonomian Indonesia mengalami efek pertumbuhan semu (buble growth effect) yang menyebabkan beberapa Bank Konvensional akhirnya kritis dan tidak layak beroperasi sehingga pada 13 maret 1999 dunia perbankan harus mengalami kejadian yang menyedihkan dengan dikeluarkan keputusan pemerintah dengan meliquidasi 38 bank, mengambil alih manajemen 7 bank (BTO), dan merekapitulasi 9 bank (Dendawijaya, 2001).

(3)

yang tidak produktif, pembiayaan yang ditujukan kepada usaha-usaha yang lebih memperhatikan unsur moral (Antonio, 1999).

Perkembangan kinerja Industri Perbankan relatif stabil dengan ketahanan yang terjaga tercermin dalam kinerja penyaluran kreditnya. Pertumbuhan kredit tercermin dari rasio LDR bank umum sebesar 66.32% pada tahun 2007 sedangkan tahun 2008 mengalami pertumbuhan yang signifikan (Risky dan Majidi, 2008). Untuk total asset perbankan tumbuh 16.3% menjadi 29.5%. Untuk Rasio NPL kualitas relatif terjaga meski mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.9% dan 0.5% menjadi 3.8% dan 1.5% dibandingkan 2007. Untuk profitabilitas perbankan masih relatif baik meskipun ROA turun dari 2.8% (Desember 2007) menjadi 2.3% (Desember 2008) karena peningkatan asset selama 2008 yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan laba. Sementara rasio BOPO mengalami peningkatan dari 78.8% (Desember 2007) menjadi 84.1% (Desember 2008), terutama karena pembentukan PPAP. Untuk Rasio kecukupan Modal relatif terjaga meski CAR mengalami penurunan dari 3.1 % menjadi sebesar 16.2%. Akan tetapi CAR perbankan tersebut masih diatas ketentuan minimum yang berlaku (8%).

(4)

triliun, pembiayaan Rp38.8 triliun, DPK Rp 38.6 triliun (Republika, 2009). Untuk rasio FDR meningkat dari 99.8% menjadi 103.6% dengan kualitas terjaga yang berdampak NPF turun menjadi 2.2 %. Sedangkan meningkatnya PPAP Perbankan Syariah dari 0.8 triliun menjadi 1.2 triliun berdampak pada peningkatan BOPO dari 76.5% menjadi 81.8 % sehingga ROA Perbankan Syariah tertekan menjadi 1.4% (Laporan Pengawasan BI, 2008).

Rindawati (2007) meneliti tentang Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional Pada Periode 2001-2007 dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. Hasil analisis menunjukan bahwa rasio keuangan Perbankan Syariah (NPL) dan (LDR) lebih baik secara signifikan dibandingkan Perbankan Konvensional. Sedangkan pada rasio-rasio yang lain Perbankan Syariah lebih rendah kualitasnya. Akan tetapi bila dilihat secara keseluruhan Perbankan Syariah menunjukan kinerja lebih baik dibandingkan Perbankan Konvensional.

(5)

periode 2000-2001 tergolong sebagai bank umum yang kurang likuid, tetapi cukup solvabel, profitabel dan efisien. Sedangkan kinerja keuangan PT BRI tahun 1999 tergolong sebagai bank umum yang likuid, unsovable, kurang provitabel dan kurang efisien. Dan kinerja keuangan BRI selama tahun 2000 tergolong bank umum yang likuid, kurang solvable, profitable, dan cukup efisien. Sedangkan tahun 2001 Kinerja BRI tergolong sebagai Bank umum yang likuid, unsovable, profitabel, dan efisien.

Supriyanti (2008) meneliti tentang Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa variabel dari rasio Capital, Asset, Liquidity berpengeruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank syariah dan konvensional.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Supriyanti (2008) perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan rasio dan tahun penelitian. Penelitian sebelumnya menggunakan rasio CAR, Pemenuhan PPAP, ROA, dan LDR, sedangkan penelitian ini menggunakan rasio CAR, NPL atau NPF, ROA, LDR atau FDR dan BOPO. Penelitian sebelumnya menggunakan periode 2003 sampai dengan 2006, sedangkan penelitian ini menggunakan periode 2006 sampai 2008.

(6)

1.2 Perumusan Masalah

1.2.1 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara bank syariah dan bank konvensional dilihat dari Rasio Permodalan?

1.2.2 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Kualitas Aktiva Produktif?

1.2.3 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Rentabilitas?

1.2.4 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan signifikan antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Likuiditas?

1.2.5 Apakah terdapat perbedaan yang signifikan signifikan antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Efisiensi?

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan waktu, keilmuan dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1.3.1 Informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja bank yaitu berdasarkan laporan publikasi keuangan bank dengan menggunakan 3 periode yaitu 2006-2008.Adapun periode yang digunakan yaitu periode tahunan atau dengan kata lain selama 3 periode sebagai periode tahunan.

(7)

1.3.3 Ukuran kinerja keuangan yang digunakan meliputi Rasio Permodalan diukur dengan CAR, Rasio Kualitas Aktiva Produktif dengan NPL atau NPF, Rasio Rentabilitas diukur dengan ROA, Rasio Likuiditas diukur dengan LDR atau FDR, dan Rasio Efisiensi diukur dengan BOPO.

1.4 Tujuan Penelitian:

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah yang dipaparkan diatas maka tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1 Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Permodalan.

1.4.2 Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Kualitas Aktiva produktif 1.4.3 Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Syariah

dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Rentabilitas.

1.4.4 Untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Likuiditas.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada banyak pihak diantaranya:

1.5.1 Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam menanamkan investasinya pada bank yang bersangkutan.

1.5.2 Bagi Perbankan , hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menemukan kebijakan manajerial yang berhubungan dengan kelangsungan hidup usaha perbankan khususnya menyangkut kinerja keuangan perbankan tersebut.

1.5.3 Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi mengenai kinerja keuangan perbankan yang dihitung dengan rasio keuangan bank yang diwakili CAR, NPL atau NPF, ROA, LDR atau FDR dan BOPO.

1.6 Kerangka Pemikiran

(9)

transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Bank syariah juga menawarkan system perbankan alternative bagi masyarakat yang membutuhkan layanan jasa perbankan tanpa harus khawatir persoalan bunga (riba).

Dengan semakin ketatnya persaingan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional maka dituntut kedua bank tersebut untuk mempunyai kinerja keuangan yang baik. Sehingga bisa bersaing memperebutkan pasaran nasional. Cara penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Pada penelitian ini pengukuran kinerja keuangan dengan perhitungan kinerja keuangan bank menurut Peraturan Bank Indonesia No.9/1/PBI/2007 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum menggunakan penilaian kinerja Rasio permodalan yaitu CAR, Rasio Kualitas Aktiva Produktif menggunakan NPL atau NPF, Rasio Rentabilitas menggunakan ROA dan Rasio likuiditas menggunakan LDR atau FDR dan rasio efisiensi menggunakan BOPO.

(10)

secara keseluruhan Perbankan Syariah menunjukan kinerja lebih baik dibandingkan Perbankan Konvensional.

Supriyanti (2008) meneliti tentang Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Konvensional dan Bank Syariah. Hasil penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa variabel dari rasio Capital, Asset, Liquidity berpengeruh signifikan terhadap kinerja keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional.

Berdasarkan perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional diatas, maka dapat disusun kerangka pemikiran penalitian sebagai berikut:

a

Keterangan: Anak panah arah berlawanan menjelaskan perbedaan antara Bank Konvensional dengan Bank syariah dari rasio keuangan.

Gambar 1 : Kerangka pemikiran analisis perbandingan kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional berdasarkan rasio keuangan. Bank Syariah

Kinerja Keuangan:

 Rasio Permodalan

 Rasio Kualitas Aktiva

Produktif

 Rasio Rentabilitas

 Rasio Likuiditas

 Rasio Efisiensi

(11)

1.7 Hipotesis Penelitian

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Permodalan.

H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Kualitas Aktiva Produktif.

H3 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Rentabilitas.

H4 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dilihat dari Rasio Likuiditas.

Gambar

Gambar 1 : Kerangka pemikiran analisis perbandingan kinerja keuangan bank

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

192 / 393 Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan

“SISTEM INFORMASI REKOMENDASI TEMPAT PKL MENGGUNAKAN METODE NEAREST NEIGHBO PEMUDA PAPAR” simki.unpkediri.ac.id ||5|| bisa dari faktor jarak rumah yang sangat

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Carter Menurut Perjalanan : Suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak tercarter mengikatkan diri untuk menyediakan sebagian/sebuah/ beberapa buah kapal tertentu kepada

Hasil penelitian yang menunjukan nilai ekonomi air total resapan hutan lindung Gunung Sinabung dan hutan lindung TWA Deleng Lancuk di Desa Kuta Gugung dan Desa Sigarang