BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Motivasi
a. Pengertian motivasi
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Menurut Mc. Donald dalam motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. (Sardiman, 2011: 73-75). Pengertian-pengertian motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang muncul dari sebuah perasaan atau feeling pada diri seseorang dan dapat di terapkan dalam tingkah laku, sehingga memepengaruhi perubahan sikap dan penampakanya akan menyangkut kegiatan fisik manusia, sehingga dapat memberikan arak pada kegiatan manusia yang akan dicapai. b. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah
Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, Sardiman (2011:92-95) :
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulang atau nilai-nilai pada raport angkanya baik.
2) Hadiah
3) Saingan/ kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individu maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5) Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. 7) Pujian
merupakan motivasi yang baik. 8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
10) Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Propses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting.
c. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebaga berikut: (Sardiman, 2011: 83-84)
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainnya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral, dan sebagainya)
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin . (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif) 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu)
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Apabila sesorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri.
2. Prestasi belajar
a. Pengertian prestasi belajar
melakukan kegiatan. W. J. S Purwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku, (Slameto, 2010:2). Prestasi belajar dapat disimpulkan yaitu sebagai hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Setelah menelusuri uraian diatas, dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
1) Faktor internal
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai berikut.
a) Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. b) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.
c) Sikap
Sikap, yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh.
d) Minat
Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitamya dengan perasaan, terutama perasaan senang.
e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. f) Motivasi
untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat menentukan baik-tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya.
2) Faktor Eksternal a) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.
b) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.
c) Lingkungan masyarakat
Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian model pembelajaran kooperatif
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. (Kodir, 2011:30)
b. Penelitian dalam kelas terhadap pengaruh pencapaian prestasi pembelajaran kooperatif
Terdapat dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi bahwa metode-metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggung jawab individual akan meningkatkan pencapaian prestasi siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu dari berbagai inovasi pengajaran yang paling banyak dievaluasi. 1) Metode peninjauan
Peninjauan penelitian ini menggunakan bentuk-bentuk penyingkatan dari sintesis bukti terbaik. kriteria prosedur penelitian literatur, metode statistik, dan studi inklusi adalah sama pentingnya dengan yang digunakan dalam tinjauan sebelumnya mengenai penelitian terhadap penguasaan pembelajaran yang berdasarkan kelompo, kemampuan kelompok, dan pembelajaran kooperatif.
2) Kriteria hubungan yang erat
mana kelompok-kelompok kecil dari para siswa sekolah dasar dan menengah bekerja bersama untuk belajar. Pengkajian terhadap pengajaran beda umur, di mana yang lebih tua mengajar yang lebih muda, tidak dperbolehkan.
3) Kriteria metodologis
a) Pengkajian harus membandingkan pembelajaran kooperatif dengan kelompok-kelompok kontrol yang mempelajari materi yang sama.
b) Harus ada bukti bahwa kelompok-kelompok eksperimental dan kelompok kontrol sejak semula adalah setara
c) Durasi pengkajian harus memakan waktu setidaknya empat minggu. Ini disebabkan karena banyaknya materi yang tidak diikutsertakan
d) Ukuran pencapaian harus bisa menilai tujuan mengajar baik dalam kelas-kelas eksperimental maupun kontrol. Apabila kelas-kelas eksperimental dan kontrol tidak mempelajari materi yang sama persis, maka standarisasi atau pengujian dasar yang lebih luas haus digunakan untuk menilai pencapaian tujuan oleh seluruh kelas.
c. Menyelesaikan masalah dengan pembelajaran kooperatif
1) Tidak bisa berteman
Masalah ini sering muncul pada minggu pertama atau kedua pembelajaran kooperatif. Tim-tim biasanya terdiri dari kombinasi yang paling tidak diinginkan. Para siswa dalam satu tim adalah mereka yang berbeda dari segi jenis kelamin, etnik, kinerja akademik.
2) Perilaku yang salah
Salah satu cara untuk mendorong siswa supaya berperilaku sesuai adalah dengan memberikan kepada tiap tim maksimal tiga poin tambahan tiap harinya yang didasarkan pada perilaku tim, kooperatiffnya, dan usahanya 3) Kebisingan
Kebisingan merupakan masalah yang cenderung terjadi pada sekolah-sekolah tertentu, tergantung pada kekedapan suara bangunan sekolah, pengajaran, konstruksi bangunan yang tradisional atau sebaliknya terbuka, dan sikap sekolah terhadap kebisingan.
4) Siswa tidak hadir
Ketidak hadiran siswa bisa menjadi masalah dalam kelas pembelajaran kooperatif, karena para siswa saling tergantung antara satu sama lain untuk belajar bersama dan untuk memeberi kontribusi poin kepada timnya.
5) Penggunaan waktu latihan tim yang tidak efektif
tertentu dalam sesi-sesi latihan tim untuk memastikan bahwa mereka menggunakan waktunya dengan efektif. 6) Tingkat kinerja yang terlalu jauh rentangnya
Jika Anda mengalam masalah seperti ini, pertama pikirkanlah tentang apa yang akan Anda lakukan sebelum mulai menggunakan pembelajaran kooperatif. Apabila Anda biasanya melakukan hal yang sama dengan pembelajaran kooperatif, tetapi anda perlu meluangkan waktu untuk bekerja sama siswa dengan kinerja rendah untuk membantu mereka mencapai tingkat seluruh siswa dalam kelas. (Slavin, 2010:274-278)
4. Model pembelajaran kooperatif tipe Think –Pair – Square
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square adalah sebagai berikut:
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberika tugas kepada semua kelompok.
b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan
berdiskusi dengan pasangannya
d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat.
Guru memilih menggunakan TPS untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan. Guru menggunakan langkah-langkah berikut
a. Langkah 1: Berpikir
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir
b. Langkah 2: Berpasangan
masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan
c. Langkah 3: Berbagi
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan Arends dalam Trianto (2010 :81-82) Keuntungan model diskusi
1) Diskusi melibatkan semua benda
2) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing.
3) Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah
4) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para sisiwa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri.
5) Diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa
e. Kelemahan model diskusi
1) Suatu diskusi dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan dan partisipasi anggota-anggotanya.
yang belum pernah dipelajari sebelumnya
3) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan 4) Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan
mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya
5. Pengertian IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Aalam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural science, artinya Ilmu Pengetahaun Alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit sebagai disiplin ilmu dari physical science dan life science, yang termasuk physical science adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika; sedangkan life science meliputi biologi (anatomi, fisiologi, zoologi, dan seterusnya). James Conant (dalam Samatowa, 2010:1)
Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu per satu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun demikian dari segi waktu, jarak semakin lama semakin sempit. IPA di Sekolah Dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program pengajaran IPA di SD hendaknya ditujukan untuk memupuk minat dan pengembangkan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup.
b. Hakikat IPA
Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi Depdiknas (2003: 2) adalah sebagai berikut : 1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah
3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.
4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
dimana dengan memperhatikan keteraturan di alam semesta akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang mahadahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Allah SWT. Sekalipun sebagian besar ilmuan mengatakan bahwa IPA tidak menjangkau nilai moral atau etika, juga tidak membahas nilai-nilai keindahan (estitika), tetapi IPA mengandung nilai-nilai-nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. Yang dimaksud nilai disini adalah sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai.
c. Materi Gaya
Gaya merupakan materi yang diajarkan pada kelas IV Sekolah Dasar Dalam BSE gaya dapat merubah gerak dan bentuk benda.
Tabel 2.1 Perincian indikator materi gaya Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator 7.1 Memahami o Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi gerak benda, misalnya jatuh bebas akibat gravitasi, gerak di lantai yang datar karena dorongan.
1) Pengaruh Gaya terhadap Bentuk Benda
Sekarang kita akan belajar tentang hal yang baru yaitu gaya. Dalam sains gaya dapat juga disebut sebagai tarikan dan dorongan. Semua bentuk tarikan dan dorongan adalah gaya. Contoh tarikan adalah gerakan menarik gerobag, menarik pintu, menarik tali timba dan menarik benang layang-layang. Contoh dorongan adalah gerakan mendorong meja, menutup pintu, menekan tombol, menginjak pedal speda dan menendang bola.
Perubahan bentuk yang terjadi pada tanah liat, telur,
batu, dan mobil disebabkan oleh gaya yang bekerja pada
benda-benda tersebut. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa: Gaya kadang-kadang dapat mengubah bentuk suatu
benda. Benda-benda dapat bergerak tidak hanya mendapat gaya
dari tubuh, tetapi bisa juga dari gaya mesin atau gaya pegas.
Dari kegiatan-kegiatan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa:
a) gaya dapat berupa dorongan dan tarikan.
b) gaya dapat menyebabkan benda bergerak.
c) gaya dapat mengubah arah atau kecepatan gerakan benda.
d) gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.
2) Gaya dapat Mengubah Gerak Benda
Pada saat tukang bakso mendorong gerobag baksonya
pula pada saat seorang ibu menarik tali di sumur yang dikaitkan
dengan ember maka ember yang berisi air akan bergerak ke atas.
Berdasarkan dua contoh tersebut dapat ditunjukkan bahwa pada
saat bergerak benda memerlukan gaya. Menunjukkan bahwa
gaya dapat mengubah gerak suatu benda
Gambar 2.1 Gaya berupa tarikan dan dorongan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda
Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah adanya gaya gravitasi bumi dan tarikan atau dorongan yang terjadi pada benda.
a) Adanya Gravitasi Bumi
Gambar 2.2 Gaya gravitasi menyebabkan benda jatuh ke bawah.
b) Dorongan atau Tarikan
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa benda
dapat bergerak karena adanya gaya yang berupa tarikan atau
dorongan. Ember yang terikat dengan tali yang ada di sumur
tidak dapat bergerak ke atas apabila tidak ditarik. Begitu
pula mobil yang mogok akan bergerak apabila ada orang
yang mendorongnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarikan
dan dorongan mempengaruhi gerak benda.
Gambar 2.3 Dorongan mengakibatkan mobil bergerak
3) Besar Gaya
Besar gaya yang dimiliki sumber gaya tidak sama.
Misalnya, besar gaya yang diberikan kuda berbeda dengan besar
Begitu pun manusia. Gaya yang dihasil kan setiap orang
mungkin beda. Gaya yang diberikan seseorang
berbeda-beda berdasarkan gaya yang dikeluarkan oleh seseorang. Ada
yang kuat, ada yang lemah, dan ada yang sedang. Jadi, besar
gaya berbeda-beda. Alat khusus yang digunakan untuk
mengukur gaya disebut dinamometer. Besar dan kecilnya gaya
menentukan pengaruh gaya pada benda. Hal ini menunjukkan
bahwa gaya memiliki keterbatasan dalam memengaruhi gerak
benda. Demikian juga, ketika gaya harus mengubah bentuk
benda. Hanya gaya-gaya yang mencukupi yang dapat
memengaruhi benda. Dinamometer merupakan alat untuk
mengukur gaya.
Gambar 2.4 Dinamometer merupakan alat untuk mengukur
gaya.
Oleh karena itu, untuk mengubah suatu benda harus
menggunakan sumber gaya yang sesuai. Misalnya, untuk
4) Gaya-gaya yang ada di Alam a) Gaya Gravitasi Bumi
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kamu temukan
jenis gaya. Gaya-gaya tersebut banyak sekali manfaatnya.
Jika kamu pikirkan, mengapa kita dapat berjalan tegak?
Berbeda jika kamu melihat orang yang berjalan di luar
angkasa. Mereka memerlukan alat pendorong agar
berpindah tempat. Mereka menemui kesulitan untuk
berjalan secara normal. Kamu dapat berjalan tegak karena
ada gaya gravitasi. Gaya gravitasi membuat kamu kokoh
menempel pada tanah.
Gambar 2.5 Jika kamu melempar bola ke atas, bola akan kembali.
Setiap benda yang dilempar ke atas akan kembali.
Ini menandkan adanya gaya gravitasi. Gaya gravitasi
merupakan gaya yang timbul dari Bumi. Bumi menarik
b) Gaya Apung
Cobalah kamu angkat sebuah batu yang cukup besar.
Kalau pun dapat kamu angkat, tentu terasa sangat berat.
Sekarang, coba masukkan batu tersebut ke dalam air
Gambar 2.6 Batu akan terasa ringan jika di dalam air
Kemudian, coba kamu angkat lagi. Pasti kamu akan
merasakan batu itu sekarang lebih ringan. Apakah
sebenarnya yang menyebabkan batu itu lebih ringan? Batu
tersebut terasa ringan karena ada bantuan gaya. Gaya
tersebut muncul dari dalam air. Gaya tersebut dinamakan
dengan gaya apung.
c) Gaya Gesek
Sewaktu kecil, mungkin kamu pernah main
kelereng. Apakah ada perbedaan antara main di lantai
keramik di tanah? Apakah yang menyebabkan perbedaan
lamban di tanah. Itu terjadi karena pengaruh hambatan
lintasan geraknya. Hambatan gerak dari lantai keramik lebih
kecil dibandingkan dengan hambatan gerak tanah.
Hambatan gerak dari lantai disebut gaya gesek.
Bantalan diletakkan di bawah benda yang akan
dipindahkan seperti pada Gambar 7. 8. Dengan demikian,
benda tidak kontak langsung dengan lantai.
Gambar 7.7 Bantalan dapat memperkecil gesekan dengan lantai.
B. Penelitian yang Relevan
73 % , dan pada siklus II di peroleh nilai rata- rata 86, 36 dengan ketuntasan belajar 100 %.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diuaraikan di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Dalam pembelajaran IPA materi gaya kiranya perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari guru, agar siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar IPA. Salah satunya dengan menggunakan satu pendekatan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam materi gaya.
Salah satu pendekatan yang kiranya dapat meningkatkan pembelajaran IPA materi gaya adalah pendekatan TPS. Dalam pendekatan TPS adalah strategi pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain.
Pendekatan TPS memiliki keunggulan dan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap sisiwa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Dengan demikian penerapan pendekatan TPS dalam pembelajaran IPA materi gaya, maka motivasi dan presasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambeng Wetan akan meningkat.
Masalah Tindakan Hasil
Guru melakukan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning tipe TPS. Penerapan model pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dan berani berpendapat serta dapat memecahkan masalah dalam kegiatan belajar dan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran akan diadakan evaluasi dalam bentuk tes. Selain itu juga disebarkan angket motivasi untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Dari hasil tersebut akan terlihat peningkatan motivasi dan prestasi belajar sisiwa.
D. Hipotesis
1. Melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran IPA materi gaya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sambeng Wetan kecamatan Kembaran, kabupaten Banyumas. 2. Melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam pembelajaran IPA