• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Mengkudu (Morinda citrifolia L.).. Bigtha Yeane Asri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemberian Mengkudu (Morinda citrifolia L.).. Bigtha Yeane Asri"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DALAM RANSUMTERHADAP NILAI HEMATOLOGI PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

FASE LAYER

EFFECT OF GIVING NONI (Morinda citrifolia L.) FRUIT POWDER IN RATION ON HEMATOLOGY

OF LAYING QUAIL (Coturnix coturnix japonica) Bigtha Yeane Asri*, Denny Rusmana*) dan Lovita Adriani*)

Universitas Padjadjaran

*Alumni Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran *) Staf Pengajar Fakultas Peternakan, Univeristas Padjajaran

e-mail: bitbitfapet11@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tepung Buah Mengkudu (TBM) dalam ransum terhadap nilai hematologi darah puyuh petelur fase layer, serta konsentrasi TBM agar nilai hematologi berada dalam batas optimal. Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015 di Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Pemeliharaan 100 ekor puyuh berumur 4 minggu dibagi secara acak ke dalam 20 unit kandang sistem cage. Penelitian dilakukan berdasarkan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan ransum mengandung TBM (0, 0.25, 0.50 dan 0.75%), setiap perlakuan diulang 5 kali. Parameter yang diamati adalah jumlah eritrosit, hemoglobin dan nilai hematokrit. Hasil analisis statistik menggunakan analisis varian (ANOVA) menunjukkan perlakuan ransum tidak berbeda nyata pada semua parameter (P≤0.05). Berdasarkan perhitungan rataan pada semua parameter pemberian ransum mengandung TBM hingga konsentrasi 0.75% masih dalam kisaran normal dengan rataan jumlah eritrosit 3.31 – 3.55×106/mm3, hemoglobin 9.64 – 11.84g% dan hematokrit 34.4 – 36.6%. Kesimpulan dari penelitian ini penggunaan TBM dalam ransum dapat mempertahankan nilai hematologi darah puyuh petelur fase layer dalam kisaran normal.

Kata Kunci: Tepung buah mengkudu, puyuh, eritrosit, hemoglobin, hematokrit

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of Noni Fruit Powder (NFP) in ration on laying quail hematology phase layer and the NFP concentration for hematology in optimum limits. The research was conducted from April to May 2015 at Faculty of Animal Husbandry Padjadjaran University. Maintenance 100 quails aged 4 weeks were randomly devided into 20 units on cage system. The research was conducted by the experimental method using a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments ration containing NFP (0, 0.25, 0.50 and 0.75%), each treatment was repeated 5 times. Parameters observed were erythrocyte, hemoglobin and hematocrit. Results of statistical analysis using analysis of variance (ANOVA) showed that treatment was not

(2)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2 significantly on all parameters (P≤0,05). Based on the calculation of the average in all parameters ration containing NFP up to 0.75% that still in the normal range i.e. erythrocyte from 3.31 to 3.55 × 106/mm3, hemoglobin from 9.64 to 11.84g% and hematocrit 34.4 to 36.6%. The conclusion of this study using of NFP in ration can maintain blood hematology of laying quail within the normal range.

Keywords: Noni fruit powder, quail, erytrocyte, hemoglobin, hematocrit

PENDAHULUAN

Komoditi unggas yang telah lama berkembang di Indonesia salah satunya ialah puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat sebagai sumber protein berupa telur dan daging. Puyuh memproduksi telur sekitar 300 butir per ekor setiap tahunnya. Produksi telur dapat optimum apabila puyuh dijaga kesehatannya melalui permberian pakan yang memiliki kandungan nutrisi sesuai kebutuhan.

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tumbuhan tropis yang memiliki populasi tinggi sehingga dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obat herbal. Produksi buah mengkudu di Indonesia terus mengalami peningkatan pada tahun 2003 sebanyak 1.9 ton menjadi 16.2 ton pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik, 2013). Mengkudu mengandung sejumlah bahan aktif antara lain terpenoid dapat membantu pemulihan sel-sel yang rusak; skolopetin efektif sebagai unsur anti peradangan dan anti alergi; dan xeronine berfungsi untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif serta mengatur struktur dan sel yang aktif. Buah mengkudu banyak mengandung bahan pembentuk xeronine yaitu proxeronine. Mengkudu juga mengandung sejumlah mineral dan vitamin sebagai antioksidan yang berfungsi dalam mendukung sistem kekebalan tubuh dengan melindungi sel dari radikal bebas sehingga dapat membantu dalam menjaga kesehatan.

Kesehatan puyuh dapat diamati melalui kondisi fisiologi yaitu melalui gambaran hematologinya. Pengukuran jumlah eritrosit, hemoglobin dan nilai

hematokrit merupakan sebagian pengukuran dalam penentuan nilai hematologi. Hemoglobin merupakan kompleks protein berpigmen merah yang mengandung zat besi dan terdapat dalam eritrosit. Nilai Hematokrit merupakan persentase eritrosit dalam 100 ml darah. Jumlah eritrosit akan menunjukkan tingkat cekaman pada ternak yang dipengaruhi oleh konsumsi pakan, kondisi lingkungan, dan sistem pemeliharaan.

BAHAN DAN METODE

Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix japonica) sebanyak 100 ekor puyuh berumur 4 minggu. Adaptasi puyuh dilakukan selama 1 minggu, kemudian pemeliharaan dilakukan selama 7 minggu menggunakan ransum mengandung Tepung Buah Mengkudu (TBM) sesuai dengan perlakuan (0, 0.25, 0.50 dan 0.75%). Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode eksperimental menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 macam perlakuan ransum mengandung TBM dan diulang sebanyak 5 kali, setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor puyuh.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit

Pengaruh pemberian ransum mengandung TBM dan peningkatan jumlah eritrosit dapat dilihat pada Tabel 1 dan Ilustrasi 1. Rataan dari tiap perlakuan memperlihatkan peningkatan jumlah eritrosit seiring dengan peningkatan persentase TBM dalam ransum. Rataan jumlah ertirosit darah puyuh dari setiap

(3)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3 perlakuan berada dalam kisaran 3.31 – 3.55

×106/mm3. Semua kelompok puyuh mampu mempertahankan jumlah eritrosit dalam keadaan normal (antara 3.0 – 3.78 ×106/mm3) (Piliang, 2009).

Peningkatan jumlah eritrosit dapat disebabkan oleh pengaruh zat aktif yang terkandung dalam buah mengkudu. Menurut Ramesh (2012) buah mengkudu mengkal mengandung cukup banyak flavonoid, alkanoid, steroid, tannin dan mengandung sedikit saponin. Buah mengkudu mengandung flavonoid sebanyak 17.65g/100g bahan kering (Rohman, 2006). Flavonoid merupakan antioksidan yang diperlukan tubuh dalam menghambat peroksidasi lipid yang terjadi akibat stres oksidatif. Kekurangan oksigen dapat memicu stres oksidatif. Flavonoid melindungi membran mitokondria dari kerusakan, sehingga sel dapat berfungsi secara normal (Heim, 2002 dan Setiawan, 2007).

Buah mengkudu mengadung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan. Jus buah mengkudu mengandung 32.43mg/100ml asam askorbat (vitamin C) (Sadwadhar, 2010). Vitamin C berfungsi melindungi sel dari stres ekstraseluler dan intraseluler. Membran eritrosit yang mengandung asam lemak tak jenuh rentan terhadap peroksidasi lipid sehingga mudah terjadi lisis. Asam askorbat merupakan salah satu antioksidan yang berguna dalam mencegah berbagai penyakit seperti kelemahan otot, pendarahan subkutan dan pendarahan lainnya (Triana, 2006, Aguirre, 2008 dan Adenkola, 2010).

Kadar Hemoglobin

Pengaruh pemberian ransum mengandung TBM dan peningkatan kadar hemoglobin dapat dilihat pada Tabel 1 dan Ilustrasi 1. Kadar hemoglobin puyuh yang diberikan ransum mengandung TBM meningkat seiring dengan penambahan persentase TBM dalam ransum perlakuan.

Hasil rataan kadar hemoglobin menunjukkan perlakuan P0 (ransum tanpa mengandung TBM) sedikit berada di bawah batas normal (9.64g%), sedangkan pada perlakuan P1, P2 dan P3 berada dalam kirasan normal yaitu 10.32, 10.56 dan 11.84g%. Menurut Piliang (2009) kadar hemoglobin puyuh normal berkisar antara 10 – 13g%.

Hemoglobin merupakan bagian dari eritrosit yang berfungsi dalam mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh, maka peningkatan kadar hemoglobin berbanding lurus dengan peningkatan jumlah eritrosit. Menurut Soeharsono (2010) setiap eritrosit mengandung ±180 juta molekul hemoglobin, satu molekulnya dapat mengikat 4 molekul oksigen.

Interaksi antara flavonoid dengan hemoglobin menghambat reaksi kerusakan enzimatik dalam eritrosit, sehingga tidak terjadi kerusakan membran eritrosit (hemolisis) (Kitagawa, 2004). Vitamin C dalam buah mengkudu berperan dalam mempercepat penyerapan Fe (zat besi), kemudian dipindahkan ke dalam aliran darah menuju sumsum tulang untuk digunakan dalam pembentukan hemoglobin (Patria, 2013).

Zat besi secara alami banyak terkandung dalam sumber makanan hewani, pakan puyuh yang mengandung tepung ikan dan tepung buah mengkudu merupakan sumber zat besi dan vitamin C. Hal ini sesuai dengan penelitian Mulyawati (2003) bahwa mengkonsumsi zat besi ditambah dengan vitamin C meningkatkan kadar hemoglobin lebih tinggi dibandingkan dengan mengkonsumsi zat besi tanpa vitamin C.

Mengkudu mengandung alkanoid berupa xeronine. Xeronine berfungsi dalam memperbaiki dan mengaktifkan molekul protein yang rusak, kemudian protein yang telah aktif akan memperbaiki struktur sel-sel, mengirimkan nutrisi ke sel membrane, mengatur hormon, mengatur

(4)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4 kerja enzim dan berfungsi sebagai antibodi

(Heinicke, 1985 dalam Wang, 2002). Hemoglobin merupakan sejenis protein yang terdapat dalam eritrosit (Soeharsono, 2010), maka xeronine akan memperbaiki dan mengaktifkan hemoglobin yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali secara normal.

Nilai Hematokrit

Pengaruh pemberian ransum mengandung TBM dan peningkatan nilai hematokrit dapat dilihat pada Tabel 1 dan Ilustrasi 1. Nilai hematrokit merupakan persentase eritrosit dalam keseluruhan volume darah, maka meningkatnya nilai hematokrit berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah eritrosit. Hasil rataan nilai hematokrit perlakuan P0 hingga P3 pada berada pada kisaran 34.4 - 36.6%, hal ini menunjukkan nilai hematokrit puyuh berada dalam kisaran normal yaitu 30 – 40% (Piliang, 2009). Peningkatan nilai hematokrit berbanding lurus juga dengan peningkatan konsentrasi TBM dalam ransum. Peningkatan paling besar terdapat pada puyuh setelah diberikan ransum mengandung TBM.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa tepung buah mengkudu yang ditambahkan dalam ransum hingga konsentrasi 0.75% tidak mempengaruhi jumlah eritrosit, hemoglobin dan nilai hematokrit darah puyuh namun dapat mempertahankan nilai hematologi berada dalam kisaran normal.

DAFTAR PUSTAKA

Adenkola, A.Y., Kaankuka, F.G., Ikyume, T.T., Ichaver, I.F. and Yaakugh, I.D.I. 2010. Asorbic Acid Effect on Erythrocyte Osmotic Fragility, Hematological Parameters and Performance of Weaned Rabbits at The End of rainy Season in Makurdi, Nigeria. Journal of Animal and Plant Sciences, Vol. 1(9): 1077 - 1085.

Aguirre, R. and May, J. M. 2008. Inflammation in The Vascular Bed: Importance of Vitamin C. Pharmacol Ther. 2008, Vol. 119(1): 96 – 103.

Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Tanaman Obat-obatan tahun 1997-2013. [Online]. Available at: http://www.bps.go.id/ diakses 17 Januari 2015 pukul 13.03 WIB. Heim, K. E., Tagliaferro, A. R. and

Bobilya, D. J. 2002. Flavonoid antioksidants: chemistry, metabolism and structure-activity relationship. Journal of Nutrisional Biochemistry, Vol. 13(2002): 572-584.

Kitagawa, S., Sakamoto, H. and Tano, H. 2004. Inhibitory Effect of Flavonoids on Free Radical-Induced Hemolysis and Their Oxidative Effect on Hemoglobin. Chem. Pharm. Bull. Vol. 52 (8) 999-1001.

Mulyawati, Y. 2003. Perbandingan Efek Suplementasi Tablet Tambah Darah dengan dan Tanpa Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin pada Pekerja Wanita di Perusahaan Plywood, Jakarta 2003. Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta. Patria, D. A., Praseno. K. dan Tana. S.

2013. Kadar Hemoglobin dan Jumlah Eritrosit Puyuh (Cortunix-cortunix japonica Linn.) setelah Pemberian Larutan Kombinasi Mikromineral (Cu, Fe, Zn, Co) dan Vitamin (A, B1, B12, C) dalam Air Minum. Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXI, Nomor 1, Maret 2013. Universitas Dipenogoro. Semarang.

Pilliang, W. G., Astuti, D. dan Hermana, W. 2009. Pengkayaan Produk Puyuh Melalui Pemanfaatan Pakan Lokal yang Mengandung Antioksidan dan Mineral Sebagai Alternatif Penyediaan Protein Hewani Bergizi Tinggi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Ramesh, S., Radhakrishnan, M., Anburaj, R., Elangomathavan, R. and Patharajan, S. 2012. Physicochemical, Phytochemical

(5)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5 and Antimicrobial Studies on

Morinda citrifolia L. Fruits at Different Maturity Stages. Internationail Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol. 4(5): 473 – 476.

Rohman, A., Riyanto, S. dan Urari, D. 2006. Antioxidant Activities, Total Phenolic and Flavonoid Contents of Ethyl Acetate Extract of Mengkudu (Morinda citrifolia L) Fruit and Its Fractions. Majalah Farmasi Indonesia, 17 (3), 136 – 142.

Sadwadhar, P. N., Deshpande, H. W., Hasmi, S. I. and Syed, K. A. 2010. Nutrional Composition and Identification of Some of The Bioactive Component in Morinda citrifolia Juice. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences ISSN-0975-1491, Vol. 3 (1): 58-59. Setiawan, B. dan Suhartono, E. 2007.

Peroksidasi Lipid dan Penyakit Stres Oksidatif pada Bayi Prematur. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol. 57, No. 1, Januari 2007.

Soeharsono., Adriani, L., Hernawan, E., Kamil, K. A. dan Mushawwir, A. 2010. Fisiologi Ternak. Widya Padjajaran. Bandung.

Triana, V. 2006. Macam-macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1). Wang, M.Y, West, B., Jensen, J. C., Nowicki, D., Chen, S., Palu, A. K. and Anderson, G. 2002. Morinda citrifolia (Noni): A literature review and recent advances in Noni Research. Acta Pharmacol Sin, Vol. 23(12): 1127–1141.

(6)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6

LAMPIRAN

Tabel 1. Rataan Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Nilai Hematokrit Darah Puyuh Setiap Perlakuan Parameter Perlakuan P0 P1 P2 P3 Jumlah Eritrosit (106/mm3) 3.71 3.38 3.55 3.56 Kadar Hemoglobin (g%) 9.60 10.32 10.56 11.84 Nilai Hematokrit (%) 34.4 36.2 36.4 36.6

Ilustrasi 1. Pemberian Ransum mengandung TBM terhadap Jumlah Eritrosit, Kadar Hemoglobin dan Nilai Hematokrit Darah Puyuh

Keterangan:

P0 = Ransum basal tanpa mengandung TBM P1 = Ransum basal mengandung 0.25 % TBM P2 = Ransum basal mengandung 0.50 % TBM P3 = Ransum basal mengandung 0.75 % TBM

33 33.5 34 34.5 35 35.5 36 36.5 37 0 2 4 6 8 10 12 14 1 2 3 4 Perlakuan Ransum Series1 Series2 Series3 P0 P1 P2 P3 Jumlah Eritrosit (106/mm³) Kadar Hemoglobin (g%) Nilai Hematokrit (%)

(7)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Bigtha Yeane Asri

NPM : 200110110305

Judul Artikel : Pengaruh Pemberian Tepung Buah Mengkudu (Morinda citrifolia l.) dalam Ransum terhadap Nilai Hematologi Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Fase Layer

Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyataan ini.

Dibuat di Jatinangor, Agustus 2015 Penulis,

(Bigtha Yeane Asri) Mengetahui,

Pembimbing Utama,

(Dr. Denny Rusmana, S.Pt, M.Si.)

Pembimbing Anggota,

(8)

Gambar

Ilustrasi  1.  Pemberian  Ransum  mengandung  TBM  terhadap  Jumlah  Eritrosit,  Kadar  Hemoglobin dan Nilai Hematokrit Darah Puyuh

Referensi

Dokumen terkait

Yuwanta (2004) menyatakan bahwa fermentasi serat yang tidak bisa dicerna akan difermentasi oleh bakteri di bagian sekum, sehingga jumlah total bakteri (TPC) perlakuan R3 di

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru mata pelajaran PAI melaksanakan RPP yang sudah dibuat dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Penelitian yang dilakukan oleh Srinivasan (2015) menunjukkan 46% dari responden sadar tentang merek perusahaan melalui teman & saudara, 32% dari responden sadar

• Eksportir yang memberikan bantuan dalam menyelamatkan ikan, penanganan pengiriman anda dengan hati-hati, dan mengembalikan ikan yang ditolak ke laut adalah merupakan eksportir

Perairan Sumber Beceng tercemar dibuktikan dengan rata-rata indeks keanekaragaman plankton antara 1,0 - 1,5 yaitu sebesar 1,24 serta kondisi fisika-kimia perairan Sumber

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka yang menjadi ruang lingkup penulisan proposal penelitian ini terbatas pada pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana terhadap

Salah satu cara untuk menghindari serangan OPT yang dapat dilakukan adalah kultur teknis yang tepat seperti pengaturan jarak tanam, pergiliran varietas, dan

Dilihat berdasarkan jumlah persentase, tingkat kesalahan paling banyak terjadi pada saat melakukan teknik menendang bola yaitu 51,43%, kesalahan yang dilakukan oleh siswa