• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009

P

ER

TUMBUHAN

E

KONOMI

DKI J

AKARTA

T

RIWULAN

IV T

AHUN

2008

Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,69 persen dibandingkan nilai triwulan III 2008 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut didorong oleh hampir semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan terbesar dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi (4,05 persen), sektor listrik-gas-air bersih (3,19 persen), dan sektor konstruksi (3,12 persen). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah (3,41 persen), pembentukan modal tetap bruto (3,06 persen), dan konsumsi rumah tangga (2,09 persen).

Sementara PDRB triwulan IV tahun 2008 dibandingkan dengan PDRB triwulan IV tahun 2007 (y on

y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,19 persen.

Secara kumulatif, PDRB DKI Jakarta tahun 2008 tumbuh sebesar 6,18 persen dibandingkan dengan tahun 2007. Dari sisi lapangan usaha semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni 14,97 persen, kemudian disusul oleh sektor konstruksi sebesar 7,67 persen dan sektor listrik-gas-air bersih sebesar 6,32 persen. Dari sisi

penggunaan, pertumbuhan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto

(8,49 persen), konsumsi pemerintah (6,75 persen) dan konsumsi rumah tangga (6,67 persen).

Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp.677,44

triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp.353,54 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan- persewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2008 sekitar 64,96 persen. Sementara dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk konsumsi rumah tangga sebesar 55,63, ekspor sebesar 54,41 persen persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 35,79 persen.

Pertumbuhan PDRB Per Kapita DKI Jakarta tahun 2008 atas dasar harga berlaku naik sebesar 18,5 persen, yaitu dari 62,5 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 74,0 juta rupiah pada tahun 2008.

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2008

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 sebesar 1,69 persen bila dibandingkan dengan kondisi triwulan III tahun 2008 (q to q). Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan triwulan III (sebesar 2,94 persen). Perlambatan pertumbuhan ini lebih disebabkan pengaruh musiman yaitu penurunan aktivitas seluruh sektor ekonomi yang selalu terjadi di triwulan IV pada setiap tahun.

Pada triwulan IV, hampir semua sektor (kecuali sektor pertanian) tumbuh positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi, yaitu sebesar 4,05 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 3,19 persen, sektor konstruksi sebesar 3,12 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 1,77 persen, dan sektor jasa-jasa sebesar 1,11 persen. Sementara sektor lainnya tumbuh dibawah angka 1 persen, yakni sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 0,88 persen, sektor industri pengolahan sebesar 0,72 persen dan sektor pertambangan-penggalian sebesar 0,55 persen. Sedangkan sektor pertanian tumbuh minus 3,03 persen.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (%)

Lapangan Usaha Triw IV 2008 thd

Triw III 2008 Triw IV 2008 thd triw IV 2007 Sumber Pertumbuhan y on y Triw IV 2008 (1) (3) (2) (4) Pertanian -3,03 1,43 0,00

Pertambangan dan Penggalian 0,55 0,01 0,00

Industri Pengolahan 0,72 3,59 0,61

Listrik, gas & air bersih 3,19 5,91 0,04

Konstruksi 3,12 7,77 0,79

Perdagangan, hotel & restoran 0,88 5,80 1,26

Pengangkutan dan komunikasi 4,05 14,84 1,42

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 1,77 4,82 1,41

Jasa-jasa 1,11 5,85 0,67

PDRB DKI Jakarta 1,69 6,19 6,19

PDRB Tanpa Migas 1,70 6,21

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

PDRB DKI Jakarta triwulan IV tahun 2008 jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2007 (y on y) tumbuh sebesar 6,19 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan-komunikasi yakni sebesar 14,84 persen, kemudian diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 7,77 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 5,91 persen, sektor jasa-jasa sebesar 5,85 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 5,80 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 4,82 persen, sektor industri pengolahan sebesar 3,59 persen, sektor pertanian 1,43 persen dan sektor pertambangan-penggalian sebesar 0,01 persen.

(3)

(4,00) -4,00 8,00 12,00 16,00 P er tum buhan ( % ) Pertani an Per tam bangan Indus tri LG A Ban gunan Perdag angan Pen gangk utan Keu angan Jasa -jasa Sektor

Grafik 1. Laju Pertum buhan Ekonom i DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha

Triw III 2008 thd Triw II 2008 Triw IV 2008 thd Triw III 2008 Triw IV 2008 thd Triw IV 2007

Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya.

Pada triwulan IV tahun 2008, pertumbuhan yang capai didorong oleh pertumbuhan yang diberikan oleh, sektor pengangkutan-komunikasi, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan dan sektor perdagangan-hotel-restoran. Kemudian diikuti oleh sektor konstruksi, sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan.

II. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2008

Besaran PDRB DKI Jakarta tahun 2008 atas dasar harga konstan mencapai 353,54 triliun rupiah naik 20,57 triliun rupiah dibandingkan tahun 2007 (sebesar 332,97 triliun rupiah), sehingga secara total pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 6,18 persen lebih lambat dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 6,44 persen. Krisis keuangan global memicu melambatnya hampir seluruh sektor ekonomi di DKI Jakarta kecuali sektor listrik-gas-air bersih yang masih mampu meningkat karena adanya penambahan kapasitas pembangkit listrik di Muara Karang serta peningkatan konsumsi gas kota terutama BBG busway

Dampak krisis ini mempengaruhi melambatnya permintaan luar negeri yang dicerminkan oleh realisasi ekspor luar negeri barang-barang produk DKI Jakarta. Hal ini mengakibatkan aktivitas produksi di sektor industri pengolahan juga mengalami perlambatan, terutama beberapa komoditi andalan ekspor DKI Jakarta seperti pakaian, kendaraan bermotor, emas bukan moneter, dan mesin listrik.

Selain dampak krisis keuangan global, turunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan BBM sebesar 28 persen pada triwulan kedua juga turut mendorong melambatnya konsumsi. Akibatnya sektor perdagangan-hotel-restoran yang merupakan andalan DKI Jakarta juga mengalami perlambatan.

(4)

Sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan yang merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB mengalami sedikit perlambatan, hal ini dikarenakan ketatnya likuiditas serta kehati-hatian pihak perbankan dalam menyalurkan pinjaman.

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Lapangan Usaha Nilai (Miliar Rp.) Laju Pertumbuhan Th. 2008 (%) Sumber Pertumbuhan (%) 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 298,41 300,72 0,77 0,00

Pertambangan & Penggalian 937,34 940,37 0,32 0,00

Industri Pengolahan 56.195,16 58.367,31 3,87 0,65

Listrik, gas, & air bersih 2.183,81 2.321,90 6,32 0,04

Konstruksi 33.600,76 36.178,85 7,67 0,77

Perdagangan, hotel & restoran 72.249,71 76.766,39 6,25 1,36

Pengangkutan dan komunikasi 30.697,41 35.291,56 14,97 1,38

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 98.558,33 102.807,65 4,31 1,28

Jasa-jasa 38.250,32 40.564,30 6,05 0,69

PDRB 332.971,25 353.539,06 6,18 6,18

PDRB Tanpa Migas 332.033,91 352.598,69 6,19

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Pertumbuhan positif PDRB DKI Jakarta tahun 2008 terjadi di seluruh sektor ekonomi. Sektor pengangkutan-komunikasi masih menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 14,97 persen. Pertumbuhan ini dicapai sebagai akibat dari pertumbuhan yang terjadi di sub sektor pengangkutan sebesar 7,31 dan sub sektor komunikasi sebesar 20,55. Dengan pertumbuhan yang tinggi (diatas 10 persen) sektor ini mampu menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jakarta (1,38 persen).

Pertumbuhan tertinggi kedua dan ketiga dicapai oleh sektor konstruksi dan sektor listrik-gas-air bersih yang masing-masing tumbuh 7,67 persen dan 6,32 persen. Namun dengan kontribusi sektor konstruksi yang sebesar 11 persen hanya mampu menyumbang pertumbuhan dibawah 1 persen (0,77 persen). Sedangkan untuk sektor listrik-gas-air bersih hanya mampu menyumbang pertumbuhan sebesar 0,04 persen.

Sumber pertumbuhan terbesar kedua dan ketiga disumbang oleh sektor perdagangan-hotel-restoran dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Sektor perdagangan-hotel-perdagangan-hotel-restoran tumbuh sebesar 6,25 persen dan sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan tumbuh sebesar 4,31 persen.

Selanjutnya pertumbuhan DKI Jakarta disumbang oleh sektor jasa-jasa dan sektor industri pengolahan yang masing-masing tumbuh sebesar 6,05 persen dan sebesar 3,87 persen. Sedangkan sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian tumbuh masing-masing sebesar 0,77 persen dan sebesar 0,32 dengan sumbangan terhadap pertumbuhan sangat kecil (0,00 persen).

(5)

III. Nilai PDRB Harga Berlaku dan Struktur PDRB Menurut Sektor Tahun 2008

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan tahun 2008 adalah sebesar Rp 677,44 triliun, sedangkan pada tahun 2007 sebesar Rp 566,45 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 110 triliun. Peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan, sektor perdagangan-hotel-restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada tahun 2008 sekitar 64,96 persen.

Selama tahun 2008, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar Rp. 193,5 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp. 140,0 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 106,5 triliun.

Sebutan Jakarta sebagai Kota Jasa (Service City) tercermin dari struktur perekonomian Jakarta yang diukur dengan PDRB menurut sektoral (lapangan usaha). Sekitar 71,3 persen PDRB Jakarta berasal dari sektor tersier (perdagangan, keuangan dan jasa), sebesar 28,1 persen berasal dari sektor sekunder (industri pengolahan dan bangunan) dan hanya sebesar 0,6 persen dari sektor primer (pertanian dan pertambangan).

Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

LAPANGAN USAHA Nilai (Miliar Rp) Struktur PDRB (Persen) 2007 2008 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) Pertanian 571,43 687,83 0,10 0,10

Pertambangan dan Penggalian 2.636,09 3.221,26 0,47 0,48

Industri Pengolahan 90.446,59 106.537,73 15,97 15,73

Listrik Gas dan Air Bersih 6.021,39 7.591,33 1,06 1,12

Bangunan 63.448,56 76.502,86 11,20 11,29

Perdagangan, Hotel dan Restoran 115.311,32 140.064,01 20,36 20,68

Pengangkutan dan Komunikasi 52.793,00 63.391,78 9,32 9,36

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 162.297,78 193.459,78 28,65 28,56

Jasa-jasa 72.923,19 85.988,67 12,87 12,69

Produk Domestik Regional Bruto 566.449,36 677.445,24 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 563.813,27 674.223,98 99,53 99,52

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

IV. Pendapatan Per Kapita

Produk Domestik Regional Bruto bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun akan menggambarkan nilai PDRB per kapita atau tingkat kemakmuran penduduk suatu wilayah. PDRB Per Kapita Propinsi DKI Jakarta dari tahun 2004 – 2008 secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.

(6)

Pertumbuhan PDRB Per Kapita DKI Jakarta tahun 2008 atas dasar harga berlaku naik sebesar 18,5 persen, yaitu dari 62,49 juta rupiah pada tahun 2007 menjadi 74,04 juta rupiah pada tahun 2008. Nilai yang lebih riil dapat diperoleh dari pertumbuhan PDRB Per Kapita atas dasar harga konstan yang tumbuh sebesar 5,19 persen.

Tabel 4. PDRB Per Kapita dan Perubahan PDRB Per Kapita Tahun 2004 – 2008

Tahun PDRB Per Kapita (Rp.) Perubahan PDRB Per Kapita (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan (1) (2) (3) (4) (5) 2004 42.922.396 31.832.209 10,93 4,33 2005 48.966.320 33.324.813 14,08 4,69 2006 55.981.204 34.901.161 14,33 4,73 2007 62.490.337 36.733.181 11,63 5,25 2008 74.037.731 38.638.148 18,48 5,19

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

V. PDRB menurut Penggunaan Triwulan IV Tahun 2008

Nilai nominal PDRB penggunaan selama triwulan IV tahun 2008 atas dasar harga berlaku mencapai 180,76 triliun rupiah atau meningkat sebesar 4,39 triliun rupiah dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang naik sebesar 3,0 triliun rupiah dari 62,26 triliun rupiah pada triwulan III 2008 menjadi 65,26 triliun rupiah di triwulan IV 2008. Komponen yang juga mempengaruhi peningkatan PDRB adalah komponen konsumsi rumah tangga dari 97,47 triliun rupiah selama triwulan III 2008 menjadi 101,13 triliun rupiah selama triwulan IV 2008.

Tabel 5. Nilai dan Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Triwulan III dan IV Tahun 2008 Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku

Komponen Penggunaan Nilai (milliar Rp) Distribusi

Triw III 2008 Triw IV 2008 Triw III 2008 Triw IV 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Konsumsi RT & Lembaga

Swasta Nir Laba 97.467,21 101.131,74 55,26 55,95

Konsumsi Pemerintah 12.570,40 13.489,78 7,13 7,46

PMTB 62.255,30 65.259,87 35,30 36,10

Ekspor 96.546,77 97.888,06 54,74 54,15

Minus Impor 95.455,85 99.808,94 54,12 55,22

PDRB 176.365,43 180.759,13 100,00 100,00

(7)

Struktur PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta selama triwulan IV tahun 2008 terbesar pada komponen konsumsi rumahtangga mencapai 55,95 persen, terbesar kedua adalah komponen ekspor sebesar 54,15 persen. Selanjutnya adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang mencapai 36,10 persen, dan yang terkecil adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,46 persen.

Laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta triwulan IV tahun 2008 terhadap triwulan III tahun 2008 (q to q) sebesar 1,69 persen atau mengalami penurunan dibanding triwulan III tahun 2008 yang mengalami pertumbuhan 2,94 persen. Dilihat secara komponen, laju pertumbuhan terbesar pada komponen pemerintah sebesar 3,41 persen komponen ini mengalami perlambatan laju pertumbuhan dibanding triwulan III yang mencapai 3,42 persen, terbesar kedua adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 3,06 persen, komponen ini juga mengalami perlambatan dibandingkan triwulan III yang mengalami pertumbuhan 3,91 persen. Sedangkan laju pertumbuhan q to q terkecil berada pada komponen ekspor yang mengalami kenaikan hanya 0,58 persen, kecilnya ekspor DKI Jakarta triwulan IV ini merupakan salah satunya dampak dari adanya krisis keuangan global.

Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Persen)

Komponen Penggunaan Triw III 2008 thd

Triw II 2008 Triw IV 2008 thd Triw III 2008 Triw III 2008 Thd Triw III 2007 Triw IV 2008 Thd Triw IV 2007 (1) (2) (3) (4) (5)

Konsumsi RT & Lembaga

Swasta Nir Laba 2,04 2,09 6,43 6,34

Konsumsi Pemerintah 3,42 3,41 6,01 7,31

PMTB 3,91 3,06 8,94 8,11

Ekspor 4,23 0,58 0,50 1,38

Minus Impor 6,37 2,31 8,48 13,73

PDRB 2,94 1,69 6,13 6,19

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

Laju pertumbuhan PDRB menurut penggunaan Provinsi DKI Jakarta triwulan IV tahun 2008 terhadap triwulan IV tahun 2007 (y on y) sebesar 6,19 persen. Bila dilihat secara komponen masing-masing komponen mengalami kenaikan di atas 5 persen kecuali komponen ekspor. Laju pertumbuhan y on y terbesar pada komponen PMTB mencapai 8,11 persen, terbesar ke dua adalah komponen konsumsi pemerintah sebesar 7,31 persen, berikutnya adalah komponen konsumsi rumahtangga, yaitu sebesar 6,34 persen, sedangkan ekspor mengalami pertumbuhan hanya 1,38 persen.

(8)

VI. PDRB menurut Penggunaan Tahun 2008

Distribusi PDRB menurut penggunaan selama tahun 2008 terbesar ada pada komponen konsumsi rumahtangga yang memberikan kontribusi sebesar 55,63 persen, atau turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 55,84 persen. Kontribusi terbesar kedua ada pada komponen ekspor sebesar 54,41 persen, komponen inipun mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 55,93 persen. Sedangkan kontribusi terkecil ada pada komponen konsumsi pemerintah yang hanya 7,07 persen selama tahun 2008.

Tabel 7. Distribusi dan Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan Tahun 2007 dan Tahun 2008 (persen)

Komponen Penggunaan Distribusi Laju Pertumbuhan

2007 2008 2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Konsumsi RT & Lembaga

Swasta Nir Laba 55,84 55,63 9,12 6,67

Konsumsi Pemerintah 6,19 7,07 8,12 6,75

PMTB 37,49 35,79 6,72 8,49

Ekspor 55,93 54,41 5,15 2,18

Minus Impor 52,96 55,11 12,27 12,82

PDRB 100,00 100,00 6,44 6,18

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Dilihat dari laju pertumbuhannya, secara umum selama tahun 2008 naik 6,18 persen. Komponen yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang naik sebesar 8,49 persen. Terbesar kedua adalah komponen konsumsi pemerintah yang naik sebesar 6,75 persen. Sedangkan yang terkecil kenaikannya adalah komponen ekspor yang hanya 2,18 persen, perlambatan pertumbuhan komponen ekspor ini karena dampak dari krisis keuangan global yang mengakibatkan negara-negara tujuan ekspor mengurangi pembelian barang-barang ekspor.

Grafik 2. Distribusi PDRB Menurut Penggunaan DKI Jakarta Tahun 2007 dan Tahun 2008 Menurut Komponen

-60 -40 -20 0 20 40 60 2007 2008

(9)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dody Rudyanto, MM

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon : 021-3822690, 021-3823291 Fax : 021-3840084

e-mail : bps3100@bps.go.id

Gambar

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (%)
Grafik 1. Laju Pertum buhan Ekonom i DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000  Lapangan Usaha  Nilai  (Miliar Rp.)  Laju  Pertumbuhan  Th
Tabel 3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
+4

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

7) Jumlah minimal kehadiran selama program diklat berlangsung adalah 80 %, atau apabila ketidak hadiran peserta melebihi 20 % dari keseluruhan diklat, maka peserta dinyatakan gugur

Pada tulisan ini disajikan hasil perancangan awal pressure regulator sederhana yang berfungsi untuk menurunkan tekanan dan mengatur aliran gas dari tangki gas LPG

Dengan mengunakan electromagnet HC yang di hasilkan mulai meningkat pada titik rpm 2500, di sebabkan gas buang lain yang berbahaya antara lain catalytic

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca kelas XI MA NU Miftahul Falah Dawe Kudus Tahun Ajaran

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan

Obat off-label yang ditemukan adalah Misoprostol yang tergolong ke dalam kategori off-label indikasi (Missed Abortion, Abortus Incomplete, Blighted Ovum, dan Induksi persalinan

Beliau mengemukakan bahwa pendekatan struktural-fungsional dapat digunakan untuk memahami hubungan otonomi daerah dan fenomena patronase di berbagai daerah di Indonesia,