• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesadaran akan kepedulian adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa, mengetahui dan mengerti bagaimana menunjukkan sikap peduli. Sikap peduli dapat terlihat dalam bentuk kasih sayang, empati, menolong, menghargai dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar. Peduli merupakan salah satu karakter yang perlu dimiliki oleh siswa karena peduli merupakan karakteristik manusia, warga masyarakat dan warga Negara yang baik. Jika siswa memiliki sikap peduli, maka akan tercipta hubungan yang harmonis antara siswa dengan orang lain dan melatih pribadi siswa agar memiliki sifat peduli baik sesama manusia maupun lingkungan.

Pada umumnya siswa di sekolah kurang memperdulikan kebersihan lingkungan. Padahal salah satu hal yang termasuk pada pengembangan diri di SMP Negeri 1 Tilongkabila adalah program pembiasaan yang mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter siswa yang dilakukan secara rutin, spontan dan keteladanan dan pelaksanaannya sepanjang waktu belajar diantaranya adalah kegiatan jumat bersih untuk menuju sekolah berprestasi dalam wiyata mandala. Sekolah dan kelas yang bersih, rapi, indah dan segar merupakan salah satu dari bagian penting dalam pendidikan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Sejalan dengan hal tersebut maka masalah kebersihan perlu ditanamkan pada siswa karena sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW yakni:”Annazhofatu minal imaani”, artinya ”kebesihan itu adalah sebagian dari iman” (H.R. Ahmad).

Upaya yang dilakukan pihak sekolah selama ini dalam meningkatkan rasa peduli siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah melalui pembagian jadwal petugas kebersihan pada

(2)

siswa, melakukan kerja bakti di sekolah dan membuat lomba kebersihan antar kelas ternyata belum memberikan dampak yang positif bagi seluruh siswa karena masih banyak pula siswa yang tidak terlalu peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan pendidikan belum dapat dicapai secara utuh karena belum bisa memberikan dampak kesadaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan kepada semua siswa.

Pencapaian tujuan pendidikan di sekolah sesungguhnya merupakan tugas bersama guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, serta tenaga pendidik lain di sekolah. Di negara maju, fungsi pengembangan sekolah telah terpusat pada layanan bimbingan dan konseling. Program-program sekolah didasarkan data yang diperoleh bimbingan dan konseling dari siswa. Sebab informasi tersebut selain up to date seiring dengan perkembangan siswa yang setiap saat selalu mengalami perubahan kejiwaan dan membutuhkan aktualisasi serta respons positif dari lingkungannya.

Dalam praktik sehari-hari berbagai kendala dihadapi guru dalam membimbing siswa. Banyak metode digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sehubungan dengan hal itu, peneliti telah melakukan pengamatan terhadap kesadaran siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tilongkabila dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa dari 25 siswa hanya terdapat 8 orang (32%) yang menunjukan sikap peduli kebersihan lingkungan sedangkan 17 orang (68%) belum menunjukan sikap peduli kebersihan lingkungan. Rendahnya kepedulian kebersihan lingkungan pada siswa kelas VII dapat dilihat dari beberapa hal seperti siswa masih sering membuang sampah sembarangan, masih ada siswa yang tidak membersihkan WC setelah membuang air kecil maupun membuang air besar sehingga WC menjadi bau dan jorok, terdapat tumpukan sampah di sudut kelas dan masih banyak ditemukan

(3)

sampah-sampah yang berada di laci meja belajar walaupun telah ada jadwal petugas kebersihan kelas dan sudah disediakan tempat sampah di depan kelas masing-masing.

Dari hasil pengamatan juga diketahui bahwa masih rendahnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah karena penyampaian guru tentang perlunya menjaga kebersihan dan tulisan buanglah sampah pada tempatnya merupakan hal yang biasa-biasa saja sehingga kurang efektif untuk merangsang kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Selain itu siswa juga kurang menyadari dampak buruk dari lingkungan sekolah yang kotor. Sehubungan dengan masalah di atas, maka diperlukan upaya meningkatkan kepedulian kebersihan sekolah pada siswa kelas VII SMP Negeri I Tilongkabila melalui metode ataupun teknik yang dianggap dapat membantu menyelesaikan permasalahan dimaksud seperti bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Teknik diskusi merupakan salah satu teknik bimbingan kelompok, yang dilakukan untuk memotivasi bagaimana siswa mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, memberi masukan maupun saran, menyimpulkan pendapat kelompok dengan secara tuntas.

Bimbingan kelompok dalam setting sekolah merupakan kegiatan bantuan psikologi dan sosial memenuhi sasaran menyeluruh dalam mengubah tingkah laku supaya menjadi individu-individu yang berguna dalam kehidupan yang tinggi sebagai pribadi yang sebenarnya. Dapat dikatakan pula bahwa bimbingan kelompok merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu anak mengembangkan perilaku yang baik dalam kelompok. Untuk keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi ini dalam mengembangkan kepedulian siswa di SMP Negeri I Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango maka perlu adanya penelitian.

Dipilihnya teknik diskusi ini dengan pertimbangan bahwa teknik diskusi adalah salah satu teknik yang digunakan kepada siswa, dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa

(4)

(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas suatu masalah. Disisi lain forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa di dalam kelas, dapat pula di bentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil. Melalui diskusi pula para siswa dapat berpartisipasi secara aktif di dalam setiap forum diskusi, semakin banyak siswa terlibat dalam menyumbangkan pribadinya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari dan kepedulian kebersihan lingkungan. Disisi lain jika siswa peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolah maka mereka dapat belajar dengan aman dan nyaman di lingkungan yang bersih sehingga secara tidak langsung kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekolah bisa berdampak pada motivasi belajar dan prestasi belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang masalah rendahnya kesadaran siswa menjaga kebersihan lingkungan sekolah melalui bimbingan konseling dengan teknik diskusi dengan mengangkat judul penelitian “Meningkatkan Kepedulian Kebersihan Lingkungan Sekolah Melalui Bimbingan Kelompok Teknik Disuksi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yakni:

a. Sebagian besar siswa kelas VII belum menunjukan rasa kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.

b. Siswa kelas VII masih sering membuang sampah sembarangan

c. Masih ada siswa kelas VII yang tidak membersihkan WC setelah membuang air sehingga WC menjadi bau dan jorok

(5)

d. Masih terdapat tumpukan sampah di sudut kelas dan masih banyak ditemukan sampah-sampah yang berada di laci meja belajar.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat digunakan untuk meningkatkan kepedulian kebersihan lingkungan sekolah pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango?

1.4 Cara Pemecahan Masalah a. Tahap Pembentukan

Rincian kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut 1) Mejelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok. 2) Mengidentifikasi cara-cara dan asas bimbingan kelompok. 3) Memperkenalkan dan mengungkapakan diri

4) Melakukan permainan untuk tujuan penghangatan dan pengakraban b. Tahap Peralihan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dapat dirinci sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

2) Mengamati kesiapan anggota untuk menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya 3) Membahas suasana yang terjadi dalam kelompok

4) Meningkatkan kemampuan keikut sertaan anggota c. Tahap kegiatan

Tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Guru memfasilitasi pemimpin kelompok untuk mengemukakan suatu masalah atau topik yang berhubungan dengan kepedulian kebersihan lingkungan sekolah.

(6)

2) Guru menfasilitasi tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas dan menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok.

3) Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas d. Kegiatan selingan

Kegiatan ini membahas tentang keberhasilan kelompok dalam melaksanakan kegiatan bimbingan.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan rasa peduli kebersihan lingkungan pada siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau bahan pustaka yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya dalam meningkatkan rasa peduli kebersihan lingkungan pada siswa SMP.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan kontribusi dalam bentuk informasi dan pengetahuan bagi pihak sekolah khususnya guru BK dalam membentuk rasa kepedulian siswa melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

b. Dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan rasa peduli siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah.

(7)

c. Dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang penerapan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

Referensi

Dokumen terkait

• Wilayah Kota Sorong, Kabupaten Sorong, dan Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat merupakan wilayah rawan gempa bumi dan tsunami, karena terletak dekat dengan sumber

Berdasarkan tabel 4.14 tersebut, diketahui bahwa indikator tingkat kemudahan melakukan penawaran mata kuliah dapat dilakukan sesuai dengan kesempatan Mahasiswa

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas

Mengacu pada tema kegiatan Konstruksi Indonesia dari BP Konstruksi Kementerian PU tahun 2011, maka sub tema dari Kegiatan Lomba Karya Tulis Konstruksi Indonesia 2011 ini adalah :

Hasil pengujian penerapan metode Dynamic Difficulty Adjustment pada Game Perang Pandan melalui uji coba terhadap 10 orang responden menunjukkan persentase kemenangan

Pada implementasi kelima, penulis menyerahkan sistem akuntansi yang telah ditambahkan fitur login agar sistem akuntansi tetap aman. Pada tahap ini, pemilik sudah tidak

Mulailah menjalankan usaha sederhana dengan menjadi penyalur maupun agen resmi dari Surga Bisnis Group ﴾Surga Pewangi Laundry﴿.. BERIKUT INI JENIS  PRODUK

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari