• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan percaya diri siswa yang rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dengan kategori skor skala percaya diri yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp sig. (2-tailed)> 0,05. Tabel dibawah ini adalah diskripsi mengenai kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan.

Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol.

No Nama Kelompok Usia Jenis Kelamin

1 AF Eksperimen 16 thn Laki-laki 2 HR Eksperimen 16 thn Laki-laki 3 LE Eksperimen 15 thn Perempuan 4 NA Eksperimen 16 thn Perempuan 5 IN Eksperimen 15 thn Perempuan 6 ID Eksperimen 16 thn Perempuan 7 RR Kontrol 16 thn Perempuan 8 HA Kontrol 16 thn Perempuan 9 MM Kontrol 16 thn Laki-Laki 10 NN Kontrol 16 thn Laki-Laki 11 DW Kontrol 16 thn Perempuan

(2)

12 DE Kontrol 16 thn Perempuan

Tabel 4.2 dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test Percaya Diri kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel 4.2 Hasil pretest kelompok eksperimen dan kontrol

Nama Cinta diri Pemahaman diri Tujuan hidup yang jelas Berfikir Positif Jumlah KE KK KE KK KE KK KE KK KE KK KE KK AF RR 13 12 16 11 12 21 10 10 51 54 HR HA 11 12 16 14 15 13 15 12 57 51 LE MM 15 11 16 12 17 16 16 11 64 50 NA NN 12 12 16 11 14 13 12 11 54 47 IN DW 11 14 10 14 12 17 13 15 46 60 ID DE 10 17 12 15 12 23 12 15 46 70 72 78 86 77 82 103 78 74 318 332

Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian terdapat 12 siswa yang terbagi menjadi dua kelompok 6 siswa sebagai kelompok kontrol dan 6 siswa sebagai kelompok eksperimen. Jumlah skor keseluruhan kelompok eksperimen yaitu 318, sedangkan jumlah skor yang diperoleh kelompok kontrol adalah 332.

Setelah dilakukan uji homogenitas pada hasil skala percaya diri pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok dengan di tunjukkan sig. 0,873 > 0,05, sedangkan mean rank kelompok eksperimen 6,67 dan mean rank kelompok kontrol adalah 6,33. Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjutnya kelompok eksperimen akan diberikan treatment yaitu diberikan layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral

(3)

sebanyak 8 kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment.

4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perijinan Penelitian

Penulis memberikan surat ijin penelitian kepada kepala sekolah SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa yang prosedur awalnya surat ijin diberikan kepada tata usaha dan nantinya pihak tata usaha akan memberikan surat ijin yang disetujui oleh dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk kemudian diserahkan kepada pihak kepala sekolah SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa.

Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang berupa uji instrumen, pretest, postest dan kepada guru. Uji Instrumen dan pretest dilaksanakan pada bulan Januari 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan Layanan (Treatment) dan post test dilakukan mulai awal Juni 2014 sampai dengan selesai dan dilakukan saat jam BK dan diluar jam sekolah dengan catatan sesuai hasil persetujuan siswa yang menjadi subjek penelitian. 4.2.2 Test Awal (Pretest)

Pre test dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2014 dengan menyebarkan skala Percaya diri yang berjumlah 40 item pertanyaan pada 25 siswa kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan SMK SUDIRMAN 2 Ambarawa. Setelah dianalisis terdapat 12 siswa yang memiliki percaya diri yang

(4)

rendah, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan 6 siswa dan kelompok kontrol dengan 6 siswa. Berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS 16.0 for windows, dari kedua kelompok dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikansi antara kelompok kontrol dan eksperimen, dengan demikian dapat dilakukan.

4.2.3 Perlakuan (Treatment)

Treatment diberikan dengan memberikan layanan konseling kelompok behavioral selama 8 kali pertemuan dan dilaksanakan hari rabu pada jam pelajaran BK atau jam-jam tertentu sesuai dengan kesepakatan siswa. Layanan ini dikatan berhasil apabila kelompok eksperimen setelah post test menunjukkan peningkatan Percaya diri dan hasilnya lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Adapun sesi kegiatan layanan konseling kelompok behavioral sebagai berikut:

Sesi 1 : Senin, 16 Juni 2014

Pada pertemuan pertama penulis tidak langsung memberikan layanan konseling kelompok, melainkan mengadakan layanan bimbingan klasikal yang bertujuan untuk memperkenalkan diri, membina hubungan yang akrab dengan siswa yang akan mengikuti kegiatan konseling kelompok. Penulis juga menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan menjelaskan kegiatan konseling kelompok.

(5)

Penulis juga menceritakan pengalamannya mengenai percaya diri, yang bertujuan agar siswa yang akan melakukan kegiatan konseling kelompok dapat terdorong untuk menceritakan permasalahannya khususnya yang berkenaan dengan kepercayaan diri. Siswa diajak untuk aktif dalam tanya jawab dan memberikan solusi atau membantu menyelesaikan permasalahannya.

Sebelum mengakhiri sesi pertama, penulis meminta kepada siswa untuk mengungkapkan perasaan serta hal apa yang siswa yang didapatkan dalam mengikuti kegiatan ini. Penulis juga menyampaikan rencana layanan sesi selanjutnya.

Sesi 2 : Selasa, 17 Juni 2014

Pada sesi ke dua ini penulis memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada sesi ke dua kali ini. Penulis mengajak anggota kelompok untuk melakukan kegiatan konseling kelompok teknik pendekatan behavioral. Penulis menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur dari kegiatan konseling kelompok. Menyiapkan kontrak waktu (1x40menit), agar nantinya anggota kelompok lebih terbuka menyampaikan harapan dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai serta antusias dari masing-masing anggota dalam mengikuti layanan.

Topik yang dipilih untuk pertemuan pertama yaitu “Percaya Diri Siswa”. Tujuan yang ingin dicapai yaitu siswa mampu mengutarakan gambaran diri siswa menurut pandangan siswa itu sendiri. Selanjutnya penulis mengajak kelompok untuk melakukan permainan “disini senang disana

(6)

senang”. Permainan ini dimaksudkan untuk menyegarkan anggota kelompok kembali setelah melakukan rutinitas belajar, sehingga kelompok semakin bersemangat untuk mengikuti layanan kegiatan ini.

Setelah menanyakan kesiapan aggota kelompok dalam mengikuti kegiatan, penulis menyuruh anggota kelompok untuk mengungkapkan permasalahannya masing-masing, dan penulis membantu anggota kelompok menentukan masalah siapa saja yang akan di bahas terlebih dahulu, setelah menyepakati untuk menentukan masalah yang dialami oleh D3 karena dirasa paling mendesak. D3 diminta untuk menceritakan masalah yang dialaminya secara mendetail dan terbuka kepada anggota kelompok. D3 menceritakan bahwa kurangnya percaya diri pada pandangan matanya malu melihat kedepan kelas saat disuruh maju oleh guru. Tetapi si D3 merasa lancar berbicara didepan kelas dan ia tidak merasa malu, penulis mengarahkan perubahan sikapnya memberikan contoh untuk mencoba melawan rasa malunya untuk melihat teman sendirinya dan menganggap di ruangan kelas tidak ada orang agar D3 merasa nyaman terlihat percaya diri saat pandangan matanya didepan kelas. Kemudian anggota kelompok lebih bisa mempersiapkan diri pada saat maju didepan kelas agar terlihat percaya diri dan tidak merasa malu-malu lagi.

Setelah D3 menyetujui arahan dari penulis, ia berjanji akan melakukan kesepakatan itu pada hari berikutnya setelah layanan konseling kelompok sesi ke dua ini selesai. Sebelum mengakhiri kegiatan pada sesi

(7)

kedua ini, penulis dan anggota kelompok membuat kesempatan untuk sesi berikutnya akan membahas permasalahan yang di alami D2, D1 karena memiliki masalah yang hampir sama. penulis menutup kegiatan dan diakhiri dengan membaca doa.

Sesi 3 dan ke 4 : Rabu, 18 Juni 2014

Pada sesi ketiga ini dilanjutkan dengan sesi keempat karena waktunya pada hari yang sama, dan sebelum memulai kegiatan konseling kelompok penulis menanyakan keadaan D3 apakah sudah ada perubahan perilaku seperti apa yang sudah dilakukan oleh D3. D3 merasa sedikit mulai ada perubahan percaya diri saat disuruh maju ke depan dan pandangan matanya mulai menatap teman-teman dikelasnya. Dan penulis memberikan semangat kepada D3 agar merasa lebih percaya diri dari sebelumnya.

Penulis melanjutkan kegiatan konseling kelompok dengan kesepakatan sebelumnya yaitu akan membahas permasalahan yang di alami oleh D2 dan D1 mereka memiliki masalah yang hampir sama karena mereka adalah teman satu akrab, D2 merasa kurang percaya diri saat melakukan kegiatan upacara bendera dan ditugaskan sebagai pembawa bendera, ia merasa takut kalau nantinya salah dalam mengibarkan bendera merah putih, dan permasalahan D1 hampir sama yaitu merasa sedikit kurang percaya diri saat membacakan test Undang-Undang Dasar 1945 pada saat upacara bendera, ia merasa takut kalau nantinya salah dalam membacakan Undang-Undang Dasar 1945.

(8)

Penulis mencoba mencari jalan keluar atas permasalahan D2 dan D1 yang mereka alami, penulis memberikan pengarahan kepada siswa agar selalu berfikiran positif bukan negatif dan memberikan keyakinan kepada siswa apa yang harus kitalakukan adalah yakin kepada diri kita sendiri agar tidak keliru dalam melakukan kegiatan dan terlihat percaya diri di hadapan semua teman-teman. Hal ini dimaksudkan agar D2 dan D1 terlihat percaya diri dalam melakukan aktifitasnya sebagaimana ditugaskan pembawa bendera dan membacakan UUD 1945 saat upacara berlangsung. Penulis juga meminta agar D2 dan D1 belajar terlebih dahulu mempersiapkan diri sebelum kegiatan upacara di mulai secara bersama-sama agar dapat diselesaikan berbersama-sama-bersama-sama.

Sebelum mengakhiri kegiatan konseling kelompok pada sesi ini penulis dan anggota kelompok kembali membuat kesepakatan yaitu, membahas permasalahan D4 karena eniliki masalah yang berbeda. Penulis menutup acara kegiatan konseling kelompok sesi ini dengan berdoa bersama.

Sesi 5 : Kamis, 19 Juni 2014

Pada sesi kelima ini, sebelum memulai kegiatan penulis kembali menanyakan kepada D2 dan D1 tentang apa yang sudah disepakati pada konseling kelompok sesi sebelumnya. Apakah sudah mulai belajar terlebih dahulu ketika di tugaskan sebagai anggota upacara dan menjalankan apa yang menjadi tugas mereka. D2 dan D1 mulai merasa percaya diri dalam ditugaskan sebagai pembawa petugas bendera dan undang-undang dasar

(9)

1945, ia terlihat senang dan lancar dalam membawakan bendera dan tidak melakukan keselahan seperti upacara sebelumnya dan D1 juga merasakan lancar ketika membacakan teks undang-undang dasar 1945.

Penulis dan anggota kelompok kembali melanjutkan kegiatan konseling kelompok dengan membahas permasalahan yang dialamai oleh D5, ia merasa kurangnya percaya diri malu pada saat berbicara didepan kelas. Permasalahan D5 hampir sama seperti permasalahannya D3 namun perbedaannya hanya malu berbicara didepan kelas. Penulis mencoba memberikan contoh seperti halnya D5 percaya diri dalam menceritakan permasalahannya ke anggota kelompok konseling dan D5 harus menganggap bahwa dikelas seperti tidak ada orang supaya D5 terlihat biasa percaya diri berbicara didepan kelas. Dan D3 juga memberikan semangat kepada D5 agar dia mampu terlihat percaya diri didepan semua teman-temannya seperti yang di alami oleh D3 sebelumnya.

Sebelum mengakhiri kegiatan konseling kelompok ini, penulis dan anggota kelompok membuat kesepakatan untuk sesi selanjutnya akan membahas permasalahan D4 karena memiliki permasalahan yang berbeda. Dan penulis menutup kegiatan ini dengan doa bersama.

Sesi 6 : Jumat, 20 Juni 2014

Pada pertemuan sesi keenam ini melanjutkan pembahasan dari sesi sebelumnya, yaitu permasalahannya D5, penulis meminta agar D5 mengulas kembali sedikit permasalahan yang diungkapkan pada sesi

(10)

sebelumnya agar anggota kelompok lain dapat mengingat-ingat serta lebih bisa membawakan diri pada saat disuruh maju didepan kelas oleh guru.

Penulis dan anggota kelompok kembali melanjutkan kegiatan konseling kelompok yaitu membahas permasalahannya D4 yaitu kurangnya percaya diri dalam bergaul sesama siswa-siswa lainnya, ia merasa sendiri atau lebih menyendiri karena ia merasa berbeda dari teman-teman lainnya, D4 juga merasa takut kalau dia tidak diterima dalam bergaul sama teman-teman kelasnya, ia lebih percaya diri bergaul dengan teman bukan sekelas dari D4. Disini penulis juga memberikan kepercayaan terhadap D4 untuk selalu berfikir positif bahwa teman-teman kelasnya tidak seburuk apa yang dipikirnya slama ini oleh D4. Dari teman-teman anggota kelompok konseling juga memberikan penjelasan terhadap D4 bahwa teman-teman sekelas yang lain adalah teman-teman yang baik, ia tidak membanding-bandingkan atau memilih-milih teman dan memberikan saran agar selalu bergabung bersama teman-teman yang lainnya.

Setelah D4 mengerti penjelasan penulis serta diberikan arahan oleh teman-teman dari anggota kelompok konseling, ia mau berusaha berfikiran positif dan mulai mau bergabung atau bergaul dengan teman-teman lainnnya bukan teman-teman kelas lainnya saja. Penulis dan kelompok menyepakati akan membahas permasalahan D6 pada sesi berikutnya. Penulis mengakhiri kegiatan konseling ini dengan doa bersama.

(11)

Sesi 7 : Senin, 23 Juni 2014

Pada sesi ke tujuh kegiatan konseling kelompok ini dimulai, penulis mengajak siswa bermain tebak gambar agar anggota kelompok bersemangat dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok ini. Setelah permainan selesai anggota kelompok kembali bersemangat kembali, penulis langsung menunjuk permasalahan D6 meminta agar D6 mengungkapkan permasalahannya kepada teman-teman anggota kelompok dengan terbuka. D6 ini adalah anak yang pemalu sedikit pendiam dan ia juga merasa malu ketika disuruh maju didepan kelas namun pipinya D6 langsung terlihat memerah dan gemeteran. Penulis mencoba memberikan pengertian dan penguatan kepada D6 agar ia terlihat sedikit percaya diri lebih bisa membawakan dirinya.

D6 ini sebenarnya termasuk anak yang cukup baik dalam belajar ia mau berusaha mendapatkan nilai bagus, namun ia merasa malu ketika ia disuruh mengerjakan soal didepan kelas D6 merasa takut salah dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Sebenarnya ia cukup panda namun agak banyak keragu-raguan yang dirasakan oleh D6. Teman dari anggota kelompok konseling juga memberikan ajakan kepada D6 untuk belajar kelompok bersama agar nantinya suatu saat ketika di suruh maju mengerjakan soal oleh guru ia terlihat percaya diri dan tidak takut salah karena ia merasa benar dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Penulis meminta agar D6 mau belajar kelompok bersama teman-temannya supaya nantinya ketika disuruh maju mengerjakan soal oleh

(12)

guru ia tidak merasa malu-malu lagi dan pipinya tidak memerah seperti biasanya. Penulis memberikan penjelasan bahwa kegiatan konseling kelompok ini sudah berakhir dan penulis menutup kegiatan konseling kelompok pada sesi ini dengan berdoa.

Sesi 8 : Rabu, 25 Juni 2014

Pada sesi ke delapan ini, evaluasi terhadap semua anggota kelompok dari pembahasan sesi pertama sampai ke tujuh. Penulis meminta anggota kelompok untuk mengutarakan hasil setiap perubahan yang dialami oleh siswa selama mengikuti proses kegiatan konseling kelompok.

Pada sesi ini penulis mengemukakan bahwa kegiatan konseling kelompok akan berakhir, kemudian penulis dan anggota kelompok mengemukakan kesan-kesan dan hasil kegiatan yang sebagian siswa merasa senang dan bermanfaat dengan adanya kegiatan konseling disekolahan ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih atas kepartisipasisan anggota siswa dalam kegiatan konseling kelompok dan ditutup dengan membaca doa bersama-sama.

Pengambilan data post test dilakukan setelah rangkaian kegiatan selesai. Post test dilakukan pada pertemuan terakhir hari sabtu, 28 juni 2014 untuk pengambilan data skala kepercayaan diri siswa.

4.2.4 Test Akhir ( Post Test)

Post test dilaksanakan pada hari sabtu, 28 juni 2014 dengan menyebarkan skala percaya diri yang berjumlah 40 item pertanyaan subjek penelitian, yaitu 12 siswa kelas X Multimedia

(13)

dan Teknik Komputer Jaringan SMK Sudirman 2 Ambarawa. Enam siswa pada kelompok eksperimen dan enam siswa kelompok kontrol.

Tabel 4.3 hasil posttest skala kepercayaan diri kelompok kontrol dan eksperimen.

Nama Cinta diri Pemahama n Diri Tujuan hidup yang jelas Berfikir Positif Jumlah Pre Test Post Test Pre Tes t Post Test Pre Test Post Tets Pre Tes t Post Test Pre Tes t Post Test AF 13 21 16 27 12 26 10 29 51 103 HR 11 26 16 28 15 30 15 28 57 112 LE 15 31 16 27 17 26 16 28 64 124 NA 12 28 16 27 14 34 12 32 54 121 IN 11 27 10 30 12 24 13 27 46 108 ID 10 30 12 27 12 29 12 30 46 116 72 178 86 187 82 185 78 187 318 684

Dari masing-masing subjek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala percaya diri pre test eksperimen menyatakan bahwa enam subjek penelitian merupakan siswa memiliki percaya diri yang rendah, yaitu skor antara 40-70. Sedangkan hasil post test skala percaya diri telah disebarkan, diketahui bahwa skor skala percaya diri masing-masing siswa meningkat dan berkategori percaya dirinya tinggi, yaitu skor 102-162. Hasil pre test dan post test kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Mann Withney, analisis data menggunakan Statiscal Product and Service Solution For Windows (SPSS) versi 16

(14)

4.3 Analisis Data

Tabel 4.4 Hasil analisis data perbedaan Mean Rank hasil pre test Skala Kepercayaan Diri pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Ranks

VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok kontrol 6 6.33 38.00

eksperimen 6 6.67 40.00

Total 12

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa tidak ada perbedaan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan Asymp. Sig.(2-tailed) 0,873 > 0,050. Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test skala percaya diri pada kelompok kontrol dan eksperimen yang diuji menggunakan analisis Mann Whitney.

Test Statisticsb

kelompok

Mann-Whitney U 17.000

Wilcoxon W 38.000

Z -.160

Asymp. Sig. (2-tailed) .873 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .937a a. Not corrected for ties.

(15)

Tabel 4.5 Hasil analisis data perbedaan Mean Rank Post Test

Skala Kepercayaan Diri pada kelompok kontrol dan eksperimen Ranks

VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok kontrol 6 6.48 40.00

eksperimen 6 9.50 57.00

Total 12

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara rank kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan konseling kelompok pendekatan behavioral kelompok pada kelompok eksperimen mean rank berjumlah 9,50. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment berupa layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral, mean rank hasil skala percaya diri pada kelompok ini sebesar 6,33. Sehingga, mean rank hasil skala percaya diri

Test Statisticsb

kelompok

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 21.000

Z -2.882

Asymp. Sig. (2-tailed) .004 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .002a a. Not corrected for ties.

(16)

kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan mean rank hasil percaya diri kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil analisis diatas, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil skala percaya diri kelompok eksperimen dengan hasil skala kepercayaan diri kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0,004 < 0.05. Berikut merupakan hasil analis data perbandingan hasil post test skala percaya diri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diuji menggunakan analisis Mann Whitney.

4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan penulis adalah penggunaan layanan konseling kelompok behavioral dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan SMK Sudirman 2 Ambarawa Tahun Ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang menghasilkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,873 > 0,05, sehingga dinyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Mean Rank pada kelompok eksperimen meningkat dari 6,67 menjadi 9,50. Hal ini menunjukkan hasil yang signifikan berupa peningkatan skor kepercayaan diri siswa kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di SMK Sudirman 2 Ambarawa, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

(17)

4.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang telah dilaksanakan pada saat pre test, tidak ada perbedaan kepercayaan diri yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini di tunjukkan dengan Asymp. Sig (2-tailed) 0,873> 0,05. Setelah kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan metode konseling kelompok dengan pendekatan behavioral selama enam kali pertemuan, terjadi peningkatan kepercayaan diri siswa kelas X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan di SMK Sudirman 2 Ambarawa. Analisis data yang membandingkan hasil post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2- tailed) sebesar 0.004 < 0.05, sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu juga, ada peningkatan percaya diri yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post test kelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.004 < 0.05 sehingga dinyatakan signifikan.

Menurut Winkel (1991) konseling kelompok merupakan bentuk khusus dari layanan konseling, yaitu wawancara konseling antara konselor dengan beberapa orang sekaligus yang tergabung dalam suatu kelompok kecil. Dengan menggunakan hasil pengamatan pengamat diskusi diketahui bahwa di setiap sesi layanan anggota kelompok sangat antusias dan menunjukkan sikap yang diharapkan sesuai dengan tujuan layanan pada setiap sesinya. Layanan diberikan di tempat yang nyaman sehingga anggota

(18)

kelompok dapat mengikuti layanan dengan baik. Pada setiap sesinya, anggota diperbolehkan untuk mengutarakan permasalahan yang dialaminya sendiri dan mengutarakan berbagai pendapat yang berkaitan dengan permasalahannya serta menyelesaikan masalah itu dengan anggotanya. Setelah delapan sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala kepercayaan diri kepada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol sebagai post test. Hasil post test akan menjadi pembanding antara kedua kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil post test , diketahui bahwa terjadi peningkatan percaya diri pada kelompok eksperimen. Hal tersebut dikehatui dari hasil analisis data skor pre test dan post test pada kelompok eksperimen. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Namun, kelompok kontrol pada penelitian ini juga sedikit mengalami peningkatan percaya diri. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri di luar pengaruh dari treatment penelitian ini. Dengan demikian, layanan konseling kelompok dengan pendekatan behavioral untuk meningkatkan kepercayaan diri pada siswa X Multimedia dan Teknik Komputer Jaringan SMK Sudirman 2 Ambarawa Tahun Ajaran 2013/2014.

Gambar

Tabel  4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol.
Tabel 4.2 dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test  Percaya Diri   kelompok eksperimen dan  kelompok kontrol:
Tabel 4.3 hasil  post test skala kepercayaan diri kelompok kontrol dan  eksperimen.
Tabel 4.4 Hasil analisis data perbedaan  Mean Rank hasil pre
+2

Referensi

Dokumen terkait

Namum sejauh ini, dalam penegakan hukum di dalam masyarakat adat Aceh, masih terdapat kendala-kedala yang dihadapi, sehingga proses pembangunan hukum adat di Indonesia, khususnya di

Tujuan khusus penelitian ini adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi

Suawardi Endraswara (2005:5) membuat definisi bahwa, “penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak menyertakan angka-angka, tetapi mengutarakan kedalaman

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer adalah hasil pengukuran usap alat medis di ruang perawatan, data sekunder meliputi data umum dan

Anak membutuhkan stimulus dalam meningkatkan kemampuan motorik halus seperti melakukan senam otak, yang bertujuan memfasilitasi bagian otak kanan dan otak kiri agar dapat

Hasil pengolahan analisis regresi data panel dengan menggunakan pendekatan fixed effect bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien regresi dari pengaruh

Oleh karena pelaksanaan penyidik dan penyelidikan dibutuhkan jumlah polisi (penyidik atau penyidik pembantu) yang memadai. KUHAP memberikan ketegasan dan membedakan

Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif dipergunakan untuk mengukur kesesuaian Pasal 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, sebagai produk kebijakan fiskal