• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARITS SUBHAN NIM : L

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HARITS SUBHAN NIM : L"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN RFID (Radio Frequency Identification)

UNTUK PENGELOLAAN GUDANG DI KEPOLISIAN

Makalah

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Jenjang Strata I pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan oleh :

HARITS SUBHAN

NIM : L200100075

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENERAPAN RFID (Radio Frequency Identification)

UNTUK PENGELOLAAN GUDANG DI KEPOLISIAN

Harits Subhan, Fajar Suryawan

Teknik Informatika, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

E-Mail : [email protected]

Teknologi RFID (Radio Frequency Identification) banyak diterapkan sebagai media penunjang pengelolaan gudang untuk mengidentifikasi suatu objek. Kondisi pengelolaan gudang senjata di Polres Salatiga masih menggunakan sistem konvensional yaitu dengan mencatat persediaan senjata di buku. Dengan metode manual transaksi yang dilakukan kurang efektif dan kurang efisien sebab staf harus mencatat semua informasi anggota (peminjam) dan senjata di buku transaksi. Dengan kondisi ini maka diperlukan solusi dalam memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menerapkan teknologi. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi transaksi dan pendataan. Penelitian menggunakan metode observasi, wawancara dan literatur serta melakukan analisa terhadap sistem pengelolaan gudang yang lama untuk melengkapi analisis kebutuhan. Kemudian melakukan pengujian terhadap hasil sistem baru. Hasil dari penelitian berupa suatu aplikasi

dekstop yang dapat mendata senjata dan anggota dan menyimpannya dalam database, aplikasi

ini juga dapat digunakan untuk melakukan transaksi peminjaman dan pengembalian yang lebih efektif dan efisien.

Kata kunci : gudang senjata, pengelolaan gudang, RFID reader, RFID tag, transaksi peminjaman.

(6)

2

PENDAHULUAN

Teknologi RFID (Radio Frequency

Identification) saat ini semakin

berkembang pesat. Teknologi ini banyak diterapkan sebagai media penunjang

pengelolaan gudang untuk

mengidentifikasi suatu objek.

Gudang senjata Polres Salatiga masih menerapkan pendataan keluar masuk senjata secara manual, yaitu dengan tulis tangan di buku persediaan dan mutasi senjata. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana prosedur anggota yang mengambil dan atau mengembalikan senjata dari gudang.

Salah satu permasalahan yang dihadapi ketika Polres Salatiga akan mengadakan pengamanan, anggota yang bertugas melakukan pengamanan memerlukan senjata yang disimpan di gudang senjata dan amunisi. Prosedur pengambilan senjata di gudang anggota menunjukkan surat perintah atau nota dinas kepada staf gudang, lalu anggota mengambil senjata yang diperlukan, kemudian mencatat identitas diri, identitas senjata dan waktu pengambilan ke buku persediaan senjata dengan diikuti pengecekan senjata oleh staf gudang sebelum keluar gudang. Untuk prosedur pengembalian, anggota mengembalikan senjata, staf gudang memeriksa kondisi senjata dan mencatat waktu pengembalian di buku persediaan

senjata. Hal ini akan mengurangi efisiensi waktu sebab staf mendata identitas anggota dan identitas senjata satu persatu.

Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan suatu teknologi yang mampu mengidentifikasi anggota dan senjata secara efektif, akurat dan efisien. Untuk itu diperlukan teknologi RFID sebagai media pengidentifikasi senjata yang keluar masuk gudang, pengidentifikasi anggota yang meminjam senjata, dan juga dapat digunakan untuk mempermudah staf gudang dalam validasi senjata.

METODE PENELITIAN

1. Diagram Alir (Flowchart) Penelitian

Gambar 1 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian (bagian 1) START Membuat database Requirement Analysis Membuat Mockups Data Lengkap? tidak ya

1

(7)

3

Gambar 2 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian (bagian 2)

Keterangan Diagram Alir Penelitian :

a) Requirement Analysis

Proses pertama adalah melakukan analisis terhadap kebutuhan apa saja yang diperlukan sebelum merancang sistem pengelolaan gudang.

b)Membuat Mockups

Mockups merupakan tahap dimana

dilakukan representasi dari sebuah gagasan yang menjelaskan rancangan dan fungsi sistem. Mockups digunakan untuk menguji atau memprediksi kelayakan sistem. Mockups juga

digunakan untuk menganalisa sistem sebelum sistem benar – benar dibuat. c) Membuat Database

Apabila semua kebutuhan telah terpenuhi, langkah selanjutnya adalah menyiapkan data yang akan dibuat basis data, yaitu data mengenai senjata dan anggota. Dalam penelitian ini data mengenai senjata tidak dibuat sama persis dengan data yang ada di gudang karena untuk menjaga kerahasiaan dan keamanan keberadaan senjata tersebut. Untuk data anggota akan dibuat berdasarkan daftar keanggotaan yang didapat dari Polres Salatiga.

d)Membuat User Interface

Setelah basis data sudah tersedia, selanjutnya adalah membuat tampilan antarmuka yang nantinya digunakan oleh admin dan staf gudang untuk melakukan pengelolaan dan transaksi senjata di gudang.

e) Memasang Tag

Pada dasarnya kerja sistem ini adalah melakukan pendeteksian senjata dan anggota dengan bantuan tag dan reader.

Tag akan ditempelkan pada setiap senjata. Untuk anggota dapat menggunakan tag model kartu atau

smartcard.

f) Memasukkan Data ke Database

Jika tampilan antarmuka sudah dapat digunakan langkah selanjutnya adalah LAPORAN END Membuat user interface Memasukkan data ke database Menguji sistem Memasang tag

1

(8)

4

memasukkan semua data yang berhubungan dengan pengelolaan gudang ke dalam database. Input data dapat menggunakan user interface yang sudah jadi sekaligus sebagai pengujian konektifitas terhadap database.

g)Menguji Sistem

Sistem akan diuji dengan melakukan simulasi transaksi senjata sesuai dengan prosedur standar transaksi yang berlaku di gudang senjata Polres Salatiga. Dengan menerapkan sistem ini diharapkan transaksi akan lebih efektif. h)Membuat Laporan

Setelah sistem dapat berjalan dengan baik langkah terakhir adalah menyusun laporan skripsi.

2. Diagram Alir Pengidentifikasian RFID

Reader

Sistem pengelolaan gudang menggunakan RFID pada dasarnya adalah melakukan pengidentifikasian

tag pada objek dan subjek secara efektif dengan menggunakan RFID reader. Sistem ini dirancang untuk lebih memudahkan staf gudang dan anggota melakukan transaksi peminjaman dan pengembalian barang.

Gambar 3 Diagram Alir Identifikasi RFID Keterangan :

a. Mendeteksi Tag dengan RFID Reader

Id senjata dan anggota dibutuhkan untuk melakukan transaksi gudang. Id senjata dan anggota berasal dari id pada tag

yang telah disimpan dalam database.

RFID Reader mendeteksi tag sebagai langkah awal identifikasi senjata dan anggota.

b. Mencari Id Senjata dan Anggota Pada Database

Setelah id tag teridentifikasi sistem akan mencari data senjata dan anggota yang terkait dengan id tag. Id tag digunakan sistem untuk mencocokkannya dengan data senjata dan anggota. Jika data ditemukan proses dilanjutkan, jika tidak harus menambahkan data baru.

START RFID reader mendeteksi tag Cari id tag pada database Menampilkan data Menyimpan transaksi END Tambah data tidak ya

(9)

5

c. Menambahkan Data

Ketika sistem tidak menemukan data, sistem akan memberi pilihan untuk menambahkan data baru. Jika data sudah ditambahkan proses diulangi dari awal.

d. Menampilkan Data Pada Sistem Transaksi

Jika data telah ditemukan, data ditampilkan pada sistem transaksi. e. Menyimpan Transaksi Pada Sistem

Laporan

Setelah transaksi selesai dilakukan, transaksi disimpan dalam sistem laporan. Laporan digunakan untuk memantau keberadaan senjata, memantau anggota yang meminjam senjata, mengetahui keperluan peminjaman senjata, mengetahui kondisi terakhir senjata, dan juga digunakan untuk validasi persediaan senjata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian sistem pengelolaan gudang ini dilakukan dengan melakukan simulasi pendataan dan transaksi senjata dengan prosedur yang sama yang diterapkan di Polres Salatiga.

Pengujian sistem pengelolaan gudang dengan RFID dilakukan secara internal dan menggunakan pengujian dengan mengambil 10 orang (staf dan anggota)

untuk dijadikan responden dengan memberikan lembar pertanyaan dalam kuesioner. Black box digunakan untuk untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan dengan baik atau tidak. Dengan metode black box dapat menemukan bug

dan kesalahan fungsi yang belum lengkap. Pengujian dengan kuesioner akan dapat menemukan pendapat pengguna sistem secara umum.

1)Pengujian dengan Black Box a. Pengujian Form Transaksi

Tabel 1 Black Box Transaksi

No Fungsi Status 1 Tampil Form Transaksi Baik 2 Deteksi Id Tag Senjata Baik 3 Deteksi Id Tag Anggota Baik 4 Konfirmasi Transaksi Peminjaman Baik 5 Konfirmasi Transaksi Pengembalian Baik 6 Reset Kolom Transaksi Baik 7 Hapus Data Transaksi Baik 8 Tampil Data Transaksi Baik

(10)

6

b. Pengujian Manajemen Data

Tabel 2 Black Box Manajemen Data

No Fungsi Status 1 Tampil Form Manajemen Data Baik 2 Deteksi Id Tag Senjata Baik 3 Deteksi Id Tag Anggota Baik 4 Tambah Data Senjata Baik 5 Tambah Data Anggota Baik 6 Ubah Data Senjata Baik 7 Ubah Data Anggota Baik 8 Hapus Data Senjata Baik 9 Hapus Data Senjata Baik 10 Tampil Data Senjata Baik 11 Tampil Data Anggota Baik c. Pengujian Laporan

Tabel 3 Black Box Laporan

No Fungsi Status 1 Tampil Form Laporan Baik 2 Tampil Senjata Baik 3 Tampil Transaksi Baik 4 Ubah Data Laporan Baik 5 Cetak Data laporan Baik

2)Pengujian Sistem dengan Kuesioner staf dan anggota Polres Salatiga

Tabel 4 Tabel Rekap Kuesioner Staf Dan Anggota Polres Salatiga N o Unsur Penilaian Nilai 1 2 3 4 1 Menu sistem mudah digunakan 9 1 2 Mudah mendata anggota dan senjata 9 1 3 Mudah melakukan transaksi 7 3 4 Transaksi lebih efektif, akurat, dan efisien 1 4 5 Informasi lebih cepat ditemukan 1 0 6 Informasi stok senjata membantu staf dalam validasi senjata 9 1 7 Dapat melihat laporan persediaan dan laporan transaksi dengan mudah 9 1 8 Fasilitas preview & print memudahkan staf dalam membuat laporan 2 8 9 Fasilitas pencarian memudahkan staf mencari data. 6 4 1 0 Tampilan sistem mudah dimengerti 9 1

(11)

7

Gambar 4 Grafik Rekap Kuesioner Staf dan Anggota Polres Salatiga

Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem ini dapat berjalan dengan baik terutama dari segi fungsional yaitu dapat mempermuda staf dan anggota dalam mendata dan melakukan transaksi.

Analisa dan Pembahasan

Dalam perancangan sistem pengelolaan gudang dengan RFID penulis mengalami beberapa hambatan yang mempengaruhi hasil dan kinerja sistem. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan sistem ini dibandingkan dengan sistem pengelolaan gudang sebelumnya yang masih konvensional. Kelebihan dan kekurangan sistem ini antara lain :

1) Kelebihan

Sistem pengelolaan gudang ini menerapkan RFID sebagai alat pendeteksi objek, dalam penelitian ini objek yang dimaksud adalah senjata dan anggota. Fungsi dari nomer senjata yang tertera pada rangka senjata digantikan oleh id dari

tag yang tertanam atau tertempel pada senjata. Begitu juga untuk anggota, informasi anggota yang diperlukan dapat diwakilkan oleh id tag anggota. Kelebihan dari sistem ini antara lain:

a. Untuk melakukan transaksi staf tidak perlu lagi mencatat data senjata dan anggota secara manual sebab dengan id dari tag semua data dapat langsung ditampilkan.

b. Data transaksi khususnya tanggal peminjaman dan pengembalian akan lebih akurat sebab data tanggal diambil dari sistem bukan secara manual sehingga meminimalisir unsur manipulasi data.

c. Staf lebih mudah menemukan data transaksi sebab sistem dilengkapi fungsi pencarian data pada database. d. Sistem dilengkapi fungsi cetak yang

memudahkan staf dalam membuat laporan tertulis.

2) Kekurangan

Selain kelebihan sistem ini juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu :

a. Implementasi RFID tag pada senjata yang belum terwujud sebab penulis

0 2 4 6 8 10 12 Me n u s is tem m u d ah … Mu d ah m en d at a … Mu d ah m elak u ka n … Tra n sak si le b ih … In fo rm asi lebih cepa t … In fo rm asi stok se n ja ta … Dap at m eliha t lap o ra n … Fas ili ta s p re vie w & p rin t … Fa sili ta s p en ca ri an … Tamp ila n s ist em mu d ah … Score 1 = Sangat Tidak Setuju Score 2 = Tidak Setuju

(12)

8

tidak dapat menganalisa senjata secara langsung sehingga penulis hanya dapat membayangkan bagaimana RFID tag ditanam atau ditempel di bagian tertentu dari badan senjata.

b. Sistem belum dapat diakses secara

client-server sehingga apabila user

ingin memantau aktifitas gudang dengan sistem harus secara langsung di gudang.

c. Pembuatan sistem ini terfokus kepada fungsi penyimpanan data, pemanggilan data, dan menampilkan data sehingga masih banyak fungsi fungsi lain yang belum dioptimalkan seperti tampilan, keamanan, dan lain sebagainnya.

d. Teknologi RFID merupakan teknologi yang masih sulit ditemukan di pasar bebas. Untuk mendapatkan perangkat RFID harus melalui pemesanan di luar kota.

KESIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas mengenai diperlukannya RFID dalam pengelolaan gudang senjata, penulis menyampaikan bahwa dengan terselesaikannya penelitian ini, maka penelitian ini telah mencapai tujuan yang diharapkan. Sistem pengelolaan gudang dengan RFID dalam melakukan pendataan dan transaksi lebih efektif, akurat dan

efisien dan tetap sesuai dengan SOP yang berlaku.

Saran

Penulis telah menguraikan beberapa kekurangan dari sistem ini. Penulis berharap dan menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Hal yang mungkin bisa dilakukan antara lain:

a. Sistem dapat diakses dari tempat lain dengan menggunakan sistem client-server untuk memudahkan user dalam memantau aktifitas gudang.

b. Sistem dilengkapi fungsi keamanan seperti alarm jika senjata keluar gudang sebelum tercatat dalam sistem. c. Sistem dapat memberikan informasi mengenai seberapa sering senjata digunakan oleh anggota dan siapa saja anggota yang telah menggunakan senjata.

(13)

9

DAFTAR PUSTAKA

Djamaludin, Heru Santoso. 2012. “Sejarah Bahasa Pemrograman Delphi”. http

://12650048-imk.blogspot.com/2012/11/sejarah-bahasa-pemrograman-delphi.html. Accessed on

March 13th 2014.

King, K. N., 2008. “C Programming, A Modern Approach”, W.W Norton & Company, Inc. New York.

Maliang, Sudirman. 2010. “RFID (Radio Frequency Identification Network)”. Paper. Makassar.

Maryono. 2005. ”Dasar-dasar Radio Frequency Identification (RFID), Teknologi yang Berpengaruh Di Perpustakaan”. Media Informasi Vol XIV No.20, p.18-19.

Muflihun. 2004. Radio Frequency Identification (RFID). EBizzAsia Magazine, 2 : 20. Nugroho, Adi. 2007. Pemrograman Java. Yogyakarta:Andi.

Yusianto, Rindra, 2011. “Pengembangan prototype teknologi rfid untuk Optimalisasi stok dalam rantai pasok pada system Distribusi barang”. Research journal. Semarang.

Rifa'I, Saifulloh. 2013. ”Pengertian dan Sejarah MYSQL”.

http://upyes.wordpress.com/2013/02/06/pengertian-dan-sejarah-mysql/. Accessed on March 13th 2014.

Saputra, Didi Indra. 2009. “Kelebihan dan Karakteristik Java”.

http://didiindra.wordpress.com/2009/10/13/kelebihan-dan-karakteristik-java/. Accessed on March 13th 2014.

Yuliana, Esti. 2012. “Pengertian RFID (Radio Frequency Identification)”.

Gambar

Gambar 1 Diagram Alir (Flowchart)
Gambar 2 Diagram Alir (Flowchart)
Gambar 3 Diagram Alir Identifikasi RFID
Tabel 1 Black Box Transaksi
+3

Referensi

Dokumen terkait

membahas mengenai pengolahan data booking buku yang dilakukan anggota admin melakukan proses perubahan dari booking menjadi pinjam saat anggota mengambil buku dan merubah status

Adapun kebutuhan akan proses basis data antara lain untuk mengelola (memasukkan, memperbarui, dan menghapus) data-data anggota koperasi, data permohonan pinjaman, data pengunduran diri

Supaya penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur maka dibuat langkah - langkah penelitian, langkah-langkah penelitian yang dilakukan yaitu: 1) Pengumpulan data,

Setelah produsen atau perusahaan berhasil merekrut para p era nta ra sebagai anggota saluran distribusi- nya, maka langkah selanjutnya adalah memotivasi para anggota

Pada umumnya perancangan basis data dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai basis data yang akan digunakan dalam aplikasi/sistem yang

perencanaan, setelah membuat konsep lengkap, langkah selanjutnya adalah membuat desain atau perancangan mengenai arsitektur program, gaya, tampilan, dan kebutuhan

Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi Depkes RI, 2007 Status gizi yang baik

Langkah-langkah yang dilakukan, seperti analisis kebutuhan pengguna, desain sistem berbasis NLP, implementasi struktur basis data dan SQL Spatial, penerapan NLP dengan library terkait,