• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENDUDUKAN. Universitas Islam Riau. Tahun Ajaran 2012/2013. Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPENDUDUKAN. Universitas Islam Riau. Tahun Ajaran 2012/2013. Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 1

KEPENDUDUKAN

MASALAH PEMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN LIMA PULUH

PEKANBARU RIAU

DISUSUN OLEH :

- IRPAL GUSNADI

Universitas Islam Riau

Jurusan Perencanaan Wilayah dan kota

(2)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 2 KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Pemilik dari seluruh ilmupengetahuan, shalawat dan salam bagi junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw.atassegala rahmat dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan project paper makalah tentang “Masalah Kependudukan di Kecamatan Lima Puluh”.Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan tugas ini adalah sebagai tugas akhir untuk pelajaran Metode Analisis Perencanaan. Universitas Islam Riau Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota di Pekanbaru. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dankekurangan yang ada. Serta penulis menyadari betul bahwa penulisan makalah ini tidak akan berhasil tanpa adanya usaha, bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis menghanturkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Selaku dosen pembimbing Kependudukan.

3. Teman – teman yang membantu dan mendukung penulis.

4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telahmemberikan bantuan kepada penulis di dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.

Tiada kata-kata yang lebih selain ucapan terima kasih, semoga Allah SWTmemberikan balasan kebaikan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis.Akhir kata penulis berharap semoga hasil penyusunan makalahi ini bermanfaat bagikita semua. Amiin.

Pekanbaru, juni 2013.

(3)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar………. i Daftar isi………... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….………... 1 1.2.Rumusan Masalah…...………..……….... 2 1.3 Ruang Lingkup……….. 2

1.3.1 Ruang Lingkup Materi……… 2

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah………. 2

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Defenisi Kependudukan.…………... 3

2.2 Masalah Kependudukan……… 4

2.3 Pemukiman Kumuh………... 5

2.4 Penyebab utama Tumbuhnya Pemukiman Kumuh………... 7

2.5 Karakteristik Pemukiman Kumuh………. 8

2.6 Strategi Penanganan Pemukiman Kumuh………. 8

BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Penelitian……….. 11

3.2 Jadwal Penelitian ………. 11

3.3 Anggota Kelompok ………. 11

3.4 Subjek Penelitian ………. 11

3.5 Teknik Pengumpulan Data………... 11

3.6 Teknik Analisis Data ……… 11

BAB IV Deskripsi Wilayah 4.1 Administratif Kecamatan Lima Puluh……….. 12 BAB V Hasil dan Pembahasan

(4)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 4

a. Besarnya jumlah penduduk……….. 14

b. Tingkat Pengangguran Yang Tinggi ……… 15

c. Pemukiman Yang Kumuh ……… 16

d. Pemukiman Liar ……….. 17

BAB VI Penutup

5.1 Kesimpulan ………. 18

5.2 Saran ………... 18

(5)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Selama ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih kurang mendapat perhatian dari masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat, Baik itu dari para politisi, tokoh agama, pakar ekonomi maupun tokoh masyarakat lainnya.

Memang pada saat ini sebagian besar orang pada umumnya sudah tidak berkeberatan lagi dengan program untuk mengontrol kelahiran, tetapi sayangnya masih kurang sekali kesadaran untuk melaksanakannya. Dianggap sebagai hal yang tidak penting. Padahal, kalau kita mau menyadari, sebenarnya masalah kependudukan ini adalah masalah yang teramat penting.

Dan sebenarnya berkaitan erat dengan masalah ekonomi, infrastruktur, lalu lintas, hukum dan norma agama. Jadi, memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Untuk itu pengkajian yang lebih dalam sangat diperlukan dalam masalah kependudukan ini.

Kecamatan Lima Puluh adalah salah satu kecamatan di Kota Pekanbaru, dimana di Kecamatan ini merupakan pusat Transportasi air antara Pekanbaru dengan Wilayah lainnya dan juga keacamatan Lima Puluh juga mejadi pusat perdagangan dan jasa proses ekspor dan impor masuknya perdagangan, karena kecamatan ini terletak pada tepi sungai siak. Kawasan ini dikenal sebagai salah satu pusat bisnis Kota Pekanbaru. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya terdapat hotel-hotel sebagai salah satu penunjang pergerakan bisnis. Kawasan ini berada di antara Kecamatan Pekanbaru Kota dan Kecamatan Sail. Di daerah ini terdapat pelabuhan penumpang

Sungai Duku dengan tingkat pelayanan yang cukup tinggi baik domestik dan internasional, khususnya transit Pekanbaru - Malaka, Malaysia.

Dari kejadian ini mengakibatkan aktivitas ditepi sungai menjadi berlebih, hingga masalah persampahan di sekitar DAS ( Daerah Aliaran Sungai ) tidak terelakan lagi oleh karena itu masyarakat di tepi sungai sulit mendapatkan udara yang segar, sulitnya air bersih, dan juga padatnya pemukiman, dan masih banyak rumah yang tidak layak huni.

(6)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 6

1.2RUMUSAN MASALAH

Berikut adalah rumusan yang kami rangkum dan kami bahas dalam makalah ini : 1. Apa itu masalah kependudukan ?

2. Masalah Kependudukan Apa saja yang terdapat di Kecamatan Lima Puluh ?

3. Solusi seperti apa yang dapat ditempuh pemerintah dalam mengatasi permasalahan tersebut?

1.3RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi yang dibahas dalam permasalahan kependudukan Kecamatan Lima Puluh ini adalah mengidentifikasi masalah-masalah penduduk apa saja yang dialami oleh penduduk kecamatan Lima Puluh, Baik Sedang terjadi maupun kemungkinannya dimasa yang akan datang, dampaknya terhadap kelangsungan kegiatan sehari-hari penduduknya, serta bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut..

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup Kecamatan Lima Puluh merupakan salah satu Kecamatan di Kota Pekanbaru yang terdiri dari 4 Kelurahan dengan pusat pemerintahan berada di Kelurahan Tanjung Rhu. Kecamatan Lima Puluh berbatasan dengan :

 Sebelah Utara berbatasan dengan sungai siak dan kecamatan Rumbai Pesisir .  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail .

(7)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kependudukan

Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan ( uu No. 23 Th 2006).

Ilmu Kependudukan dimaksudkan untuk memberikan pengertian yang lebih luas dari pada demografi, karena sejumlah ahli demografi telah menggunakan istilah demografi untuk menunjuk pada demografi formal, demografi murni, atau kadang-kadang demografi teoritis.

Sedangkan arti dari demografi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata :

- demos, yang artinya rakyat/penduduk

- grafein, yang artinya menggambar atau menulis.

- Demografi: adalah tulisan atau karangan tentang rakyat atau penduduk

Demografi adalah suatu studi mengenai jumlah distribusi dan komposisi dan koposisi penduduk serta komponen-komponen yang menyebabkan perubahan yang diidentifikasi sebagai natalitas, gerak penduduk teritorial dan mobilitas sosial (perubahan status). Merupakan analisa statistik penduduk, hanya mempersoalkan hubungan antar variable demografi (Dependen dan independen). Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Dalam arti luas, penduduk atau populasi berarti sejumlah makhluk sejenis yang mendiami atau menduduki tempat tertentu. Bahkan populasi dapat pula dikenakan pada benda-benda sejenis yang terdapat pada suatu tempat. Dalam kaitannya dengan manusia, maka pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami dunia atau bagian-bagiannya. Kepadatan penduduk dihitung dengan membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal.

(8)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 8

2.2 Masalah Kependudukan

Secara Umum Penduduk adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu. Dan dalam sosiologi sendiri, penduduk merupakan kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.

Masalah Kependudukan bisa disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu terjadi di lingkungan sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang seperti negara indonesia. Masalah kependudukan bisa terjadi oleh/faktor-faktor tertentu salah satunya adalah karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang.

Dari faktor di atas kemudian akan muncul beberapa masalah lain sepeti kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan masalah lain yang umumnya timbul akibat masalah perkembangan penduduk yang tidak seimnbang.

Bagi negara maju seperti amerika mungkin masalah kependudukan tidak akan menjadi momok yang begitu rumit untuk negaranya tersebut, karena kualitas penduduk dan sumber daya manusia mereka yang jauh lebih baik di bandingkan dengan negara berkembang seperti Indonesia, meskipun negara tersebut menempati urutan ke-3 dengan penduduk terbanyak. Sedangkan di indonesia sendiri masalah penduduk yang terjadi masih menjadi benang kusut dan belum menemukan cara untuk menguraikannya.

Masalah kependudukan terbagi dalam 2 garis besar yaitu masalah Kuantitas dan kualitas.

1. Permasalahan Kuantitas diantaranya :  Jumlah Penduduk

 Pertumbuhan Penduduk  Kepadatan Penduduk  Susunan Penduduk

(9)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 9 Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kuantitas yaitu dengan pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran penduduk.

1. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.

2. Pemerataan Persebaran Penduduk Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.

2. Permasalahan Kualitas diantaranya :  Masalah Tingkat Pendidikan  Masalah Kesehatan

 Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah kualitas yaitu dengan cara: Dalam masalah pendidikan bisa dilakukan dengan cara menggalakkan lagi wajib belajar 9 tahun, atau ditingkatkan menjadi 12 tahun, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, menyempurnakan kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman, memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi. kemudian untuk masalah kesehatan bisa dilakukan dengan cara mengadakan perbaikan gizi dimasyarakat, membangun sarana kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain, mengadakan program penyuluhan tentang pengawasan obat dan makanan. dan untuk masalah pendapatan bisa dilakukan upaya menekan laju pertumbuhan penduduk, merangsang kemauan berwirausaha, meningkatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi, dan lain sebagainya.

2.3 Pemukiman Kumuh

Kota pada awalnya berupa permukiman dengan skala kecil, kemudian mengalami perkembangan sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk, perubahan sosial ekonomi, dan budaya serta interaksinya dengan kota-kota lain dan daerah

(10)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 10 sekitarnya. Namun yang terjadi dengan kota-kota di indonesia adalah bahwa pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan pembangunan sarana dan prasaran kota dan peningkatan pelayanan perkotaan. Bahkan yang terjadi justru sebagai kawasan perkotaan mengalami degradasi lingkungan yang berpotensi menciptakan permukiman kumuh. sebagian penghuni kota berprinsip sebagai alat mencari penghasilan yang sebesar-besarnya. Dengan demikian prisip mereka harus hemat dalam arti yang luas, yaitu hemat mendapatkan lahan, pembiayaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan, termasuk dalam mendapatkan bahan dan sisitem strukturnya (Sobirin, 2001:41).

Akibatnya, muncul permukiman kumuh di beberapa wilayah kota yang merupakan hal yang tidak dapat dihindari, yaitu tidak direncanakan oleh pemerintah tetapi tumbuh sebagai proses alamiah.Dalam berbagai literatur dapat dilihat berbagai kriteria dalam menentukan kekumuhan atau tidaknya suatu kawasan permukiman. Menurut studi yang dilakukan oleh Program Pasca Sarjana Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya (Titisari dan Farid Kurniawan, 1999 :8-9), untuk menentukan kekumuhan suatu kawasan, dapat ditinjau dari empat aspek, yaitu :

1. Kondisi bangunan atau rumah,

2. Ketersediaan prasarana dasar dan lingkungan, 3. Kerentanan status penduduk, dan

4. Berdasarkan aspek pendudukung, seperti tidak tersedianya lapangan kerja yang memadai, kurangnya tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan sosial dan dapat dikatakan hampir tidak ada fasilitas yang dibangun secara bersama swadaya maupun non swadaya oleh masyarakat. Berdasarkan kriteria tersebut maka studi tersebut menentukan tiga skala permukiman kumuh, yaitu tidak kumuh, kumuh dan sangat kumuh.

Khomarudin (1997) lingkungan permukiman kumuh dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Lingkungan yang berpenghuni padat (melebihi 500 orang per Ha), 2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah,

(11)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 11 4. Sarana prasarana tidak ada atau tidak memenuhi syarat teknis dan kesehatan,

5. Hunian dibangun diatas tanah milik negara atau orang lain dan diatur perundang undangan yang berlaku.

Gambaran lingkungan kumuh, (Khomarudin,1997) adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan permukiman yang kondisi tempat tinggal atau tempat huniannya berdesakan, 2. Luas rumah tidak sebanding dengan jumlah penghuni,

3. Rumah hanya sekedar tempat untuk berlindung dari panas dan hujan,

4. Hunian bersifat sementara dan dibangun di atas tanah bukan milik penghuni, 5. Lingkungan dan tata permukimannya tidak teratur tanpa perencanaan,

6. Prasarana kurang (mck, air bersih, saluran buangan, listrik, jalan lingkungan), 7. Fasilitas sosial kurang (sekolah, rumah ibadah, balai pengobatan),

8. Mata pencaharian yang tidak tetap dan usaha non-formal, 9. Pendidikan masyarakat rendah.

2.4 Penyebab Utama Tumbuhnya Permukiman Kumuh

Menurut Khomarudin, 1997 penyebab utama tumbuhnya permukiman kumuh adalah sebagai berikut :

1. Urbanisasi dan migrasi yang tinggi terutama bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah,

2. Sulit mencari pekerjaan,

3. Sulitnya mencicil atau menyewa rumah,

4. Kurang tegasnya pelaksanaan perundang-undangan,

5. Perbaikan lingkungan yang hanya dinikmati oleh para pemilik rumah serta disiplin warga yang rendah,

(12)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 12 6. Semakin sempitnya lahan permukiman dan tingginya harga tanah.

2.5 Karakteristik Permukiman Kumuh

Karakteristik permukiman kumuh, (Silas,1996) adalah sebagai berikut :

1. Keadaan rumah pada permukiman kumuh terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m²/orang. Sedangkan fasilitas kekotaan secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun karena lokasinya dekat dengan permukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut tak sulit mendapatkannya.

2. Permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik membeli atau menyewa.

3. Manfaat permukiman disamping per2.6.3 Strategi Penanganan Permukiman Kumuh

2.6 Strategi Penanganan Pemukiman Kumuh

Bentuk-bentuk penanganan permukiman kumuh yang telah dilaksanakan ada beberapa bentuk antara lain:

1. Perbaikan Permukiman

Kondisi perumahan kampung digolongkan sebagai perumahan marginal, tidak memenuhi standar yang berlaku. Namun penghuninya, sesungguhnya tidak bersifat pasif terhadap lingkungan perumahannya, Moris (1977: 4). Secara sadar atau tidak, penghuni memberi tanggapan terhadap tempat tinggalnya dengan mengerahkan segenap sumber daya (fisik, sosial, ekonomi) guna memenuhi kebutuhan rumah yang sesuai norma. Ada usaha yang dapat dilakukan penghuni terhadap rumahnya, yaitu:

1. Usaha memenuhi kebutuhan ketika penghuni merasakan kekurangan pada rumahnya. Bentuk tindakan dapat berupa pindah rumah juga dapat berupa

(13)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 13 perubahan atau penambahan terhadap rumahnya. Jadi penghuni secara aktif menimbulkan perubahan terhadap keadaan rumahnya atau diistilahkan sebagai housing adjustment (Moris, 1977: 80).

2. Usaha penghuni sebagai tanggapan atas tekanan akibat berbagai kekurangan pada rumah, dengan cara melakukan perubahan pada dirinya

tanpa merubah rumahnya. Dalam hal ini penghuni bersifat pasif atau diistilahkan sebagai housing adaptation.

2. Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman. murah adalah kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas tinggi. Menurut UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman, peningkatan kualitas permukiman dapat berupa

kegiatan-kegiatan, perbaikan atau pemugaran, peremajaan dan pengelolaan/pemeliharaan yang berkelanjutan. Program peningkatan kualitas perumahan dan permukiman yang selama ini menjadi perhatian pemerintah adalah kawasan perumahan dan permukiman yang termasuk kategori kawasan kumuh, yang ditandai antara lain dengan kondisi prasarana dan sarana yang tidak memadai baik secara kualitas dan kuantitas, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang rendah, kondisi sosial budaya masyarakat, dan kondisi lingkungan yang rawan bencana, penyakit dan keamanan (Dirjen Cipta Karya, 1999).

Dalam UU Nomor 4 tahun 1992 tentang “Perumahan dan Permukiman” ditegaskan bahwa penataan perumahan dan permukiman

berlandaskan pada asas manfaat, adil, dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, ketergantungan, dan kelestarian lingkungan hidup. Penataan perumahan dan permukiman bertujuan:

(14)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 14 dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat,

2. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur,

3. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional.

4. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang- bidang lain.

(15)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 15

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi penelitian :

Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

3.2 Jadwal penelitian : Kamis, 13 juni 2013

3.3 Anggota Kelompok :

 Winda Pravita Sari  Irpal gusnadi  Yulfi yendri  Firman Abdillah  Indah Sri Bayu

3.4 Subjek Penelitian :

Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu masyarakat yang tinggal di Kecamatan Lima Puluh

3.5 Teknik Pengumpulan Data :

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan cara survei & observasi lapangan, serta pengambilan data dari BPS.

3.6 Teknik Analisis Data :

Teknik Analisis yang digunakan yaitu teknik analisis Regional karena ruang lingkupnya kecamatan, dan selain itu juga analisis deskriptif karena data yang didapat berupa hasilobservasi. Dan data sekunder dari Instansi terkait.

(16)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 16

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH

4.1 Administratif Kecamatan Lima Puluh

Kecamatan Lima Puluh merupakan salah satu Kecamatan di Kota Pekanbaru yang sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat, Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya pembangunan sarana dan juga prasarana. Adapun luas Kecamatan Lima Puluh menurut pengukuran kantor camat tahun 2011 adalah ± 4,04 km2 atau mempunyai 4 kelurahan dengan pusat pemerintahan berada di Kelurahan Tanjung Rhu.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2011 Kecamatan Lima Puluh mempunyai penduduk sebanyak 41.405 jiwa/Km2.

Dilihat dari bentangan wilayah, Kecamatan Lima Puluh berbatasan dengan :

 Sebelah Utara berbatasan dengan sungai siak dan kecamatan Rumbai Pesisir .  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tenayan Raya

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sail .

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Senapelan dan Kecamatan Sukajadi.

Dengan pesatnya perkembangan penduduk di Kecamatan Lima Puluh ini pada setiap tahunnya, tentu saja akan menimbulkan berbagai masalah – masalah kependudukan di wilayah ini, adapun isu – isu permasalahan yang terjadi di Kecamatan Lima Puluh ini adalah :

1. Tingkat Pengangguran Yang Tinggi 2. Lingkungan yang tidak bersih

3. Ketidak Merataan Sarana Pendidikan 4. Kepadatan Bangunan

(17)
(18)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 18

BAB V

HASIL & PEMBAHASAN

Setiap wilayah baru dapat dikatakan berkembang jika struktur penduduknya berada pada struktur penduduk yang baik. Struktur penduduk yang baik dapat kita artikan bahwa struktur penduduk pada suatu wilayah tidak mengalami masalah-masalah kependudukan yang dapat menghambat pertumbuhan suatu daerah tersebut. Begitu juga halnya dengan struktur penduduk yang berada di daerah Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Jika struktur penduduk didaerah tersebut baik maka daerah Lima Puluh tersebut akan berkembang dengan baik pula tanpa adanya permasalahan-permasalahan yang dapat menghambat perkembangan daerah tersebut, baik dalam segi infrastruktur, lingkungan maupun struktur penduduknya.

Permasalahan Kependudukan di Kecamatan Lima Puluh

a. Besarnya Jumlah Penduduk

Berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh, jumlah penduduk didaerah sukajadi dapat dikatakan besar sementara permukiman penduduk juga semakin padat dan hal tersebut tentu saja dapat menghambat perkembangan daerah Sukajadi kearah yang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :

Tabel Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Tahun 2012 Kelurahan Luas (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2) Rintis 0,68 6.722 9.855 Sekip 0.82 8.727 10.643 Tanjung Rhu 1,68 16.868 10.040 Pesisir 0,86 10.442 12.142 Jumlah 4,04 42.759 10.584

(19)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 19 Dalam Undang-undang Nomor:56/PRP/1960 membagi empat klasifikasi kepadatan penduduk, yaitu:

 tidak padat, dengan tingkat kepadatan 1 – 50 jiwa/ km2;  kurang padat antara 51 – 250 jiwa/ km2;

 cukup padat 251 – 400 jiwa/ km2; dan

 sangat padat dengan tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/km2).

Dilihat dari Kategori diatas maka penduduk Kecamatan Lima Puluh berada pada kategori Sangat Padat karena Kepadatan Penduduknya lebih dari 400 jiwa/ km2 yaitu 10.584 jiwa/ Km2.

b. Tingkat Pengangguran Yang Tinggi

Tingginya tingkat pengangguran dapat berdampak buruk bagi suatu wilayah karena kurangnya sumber daya manusia yang dapat mengembangkan wilayah tersebut menuju kearah yang lebih baik. Dari masalah pengangguran tersebut juga dapat menimbulkan kejahatan-kejahatan sosial, dan tindakan – tindakan kriminalitas.

Berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh, menunjukkan bahwa jumlah pengangguran atau yang sedang mencari kerja di Kecamatan Lima Puluh mencapai pada angka 1.822 Jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Jumah Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012

Kelurahan

Status Pekerjaan Bekerja Mencari

Pekerjaan Sekolah Lainnya Jumlah

Rintis 2, 660 262 1,365 678 4,965 Sekip 3,259 358 1,734 1,094 6,445 Tanjung Rhu 5,440 705 2,116 3,416 11,677 Pesisir 3,203 497 1,534 2,096 7,330 Jumlah 14,562 1,822 6,749 7,284 30,417 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2012

(20)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 20

c. Pemukiman yang kumuh

Masih banyaknya perumahan di kecamatan Lima Puluh ini yang tidaj mempunyai izin membangun Karena letaknya di samping pinggiran jalur aliran sungai hampir setiap rumah yang bertempat bermukim di tepi sungai ini adalah rumah yang pemukimannya kotor, lingkungan yang tidak bersih, air bersih pemandian yang tidak layak,

Namun sebagian penduduk ingin menempati rumah tersebut Karena selain dekat dengan tempat kerja, atau harga rumah yang sangat murah, juga sebagian penduduk juga ada yang bekerja sebagai nelayan, atau kerja bongkar muat pada pabrik – pabrik perdagangan di kecamatan Lima Puluh ini tepatnya di kelutahan Tanjung rhu dan Kelurahan Pesisir

(21)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 21

d. Pemukiman Liar

Dari segala aktivitas yang berlangung setiap hari di pinggiran sungai kecamatan Lima Puluh seperti aktivitas bongkar muat perdagangan ekspor maupun impor dapat disimpulkan bahwa tak dapat dipungkiri bahwa akan banyak nya aktivitas di pinggiran sunngai selain karena Kecamatan Lima Puluh ini dekat dengan pusat kota yang menguntung bagi biaya pengangkutan dan biaya transportasi air. Oleh karena itu banyaknya permunculan pemukiman maupun rumah – rumah liar yang tidak layak huni karena letaknya di tepi sungai atau DAS ( Daerah Aliran Sungai ) yang jauh dari pusat pemerintahan sehingga rumah – rumah tersebut walau tidak ada izin membangunnya namun akan spesifik aman Karen kurangnya kebijaksanaan pemerintah untuk rumah – rumah liar di tepi sungai ini, berikut adalah gambarnya :

(22)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 22

BAB VI PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Masalah kependudukan merupakan masalah yang komplit dan perlu perhatian khusus karena permasalahan ini mencakup masalah lainnya yaitu masalah sosial, ekonomi, politik, hukum, lingkungan dan lainnya bahkan hingga masalah sistem transportasi. Adapun solusi yang dapat ditempuh dari permasalahan kependudukan yang terjadi di Kecamatan Lima Puluh yaitu :

 Penataan Penggunaan Lahan yang sesuai dengan kondisi eksisting

 Adanya kesadaran dari masyarakat akan pentingya menjaga lingkungan

 Dari segala aktivitas pabrik yang berada di tepi sungai agar tidak membuang limbah ke sungai, dan gunakanlah teknologi yang lebih agar kelak sungai tidak semakin tercemar

 Pemerintah dan instansi terkait diharapkan berperan penting untuk setiap pembangunan walaupun jauh dari pusat kota.

5.2 Saran

Saran yang dapat kami berikan untuk masalah ini yaitu, sebaiknya pemerintah dan dinas – dinas terkait selaku pemegang kekuasaan hendaknya membuat kebijakan terhadap masalah ini. Seperti dengan membuat program perencanaan kecamatan yang sesuai dengan kebijakan masing – masing tugas yang di embankan kepada mereka.

(23)

( Masalah Kedudukan Kec Lima Puluh ) 23 DAFTAR PUSTAKA http://ziaulmuhammad.blogspot.com/2012/12/makalah-tentang-masalah-kependudukan-di.html http://bappedakotakupang.info/peta-tematis/221-kepadatan-penduduk-per-km-persegi.html BPS, KecamatanLimaPuluhDalamangka2012: Pekanbaru (BPS:2012) http://hari-mardiansyah.blogspot.com/2013/04/makalah-kependudukan.html http://aripseptianto.wordpress.com/2012/12/02/masalah-kependudukan/ http://richie-rap.blogspot.com/2013/01/dampak-kepadatan-penduduk-terhadap.html

Gambar

Tabel Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Tahun 2012  Kelurahan  Luas  (Km2)  Jumlah  Penduduk (Jiwa)  Kepadatan  Penduduk  (Jiwa/KM2)  Rintis  0,68  6.722  9.855  Sekip  0.82  8.727  10.643  Tanjung Rhu  1,68  16.868  10.040  Pesisir  0,86  10.442  12.142  J
Tabel Jumah Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Status Pekerjaan Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum hubungan yang terjadi dalam keluarga luas adalah hubungan antara suami dengan anggota keluarga istri, hubungan istri dengan anggota keluarga suami, hubungan mamak

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk merendahkan terjadinya korupsi diperlukan startegi penting yang dapat dilakukan untuk

Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil stetoskop monoaural dengan tangan kiri, kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu

Pada studi Jazz Gunung Bromo ini terjadi budaya hybrid atau Cultural Hybridity (Burke, 2012), terbentuknya akulturasi budaya dunia yaitu music Jazz bercampur dengan

Pada Tabel 4.10, maka dapat dijelaskan dari hasil pengolahan data diperoleh hasil penelitian bahwa R square adalah sebesar 0.238 hal ini berarti 23,8% dari keputusan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa gen ketahanan terhadap penyakit powdery mildew terdeteksi di tanaman melon hasil

Rehabilitasi Sedang/Berat Bangunan Sekolah ( Rehab Gedung PAUD Al Ulum Kec. panitia pelaksana kegiatan & Hr. tenaga kerja non pegawai keg. BAPPEDA). 9195/LS-BJ2014

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengamanatkan pengaturan lebih lanjut dalam peraturan pemerintah, yakni