• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman atau usaha restoran merupakan suatu industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman atau usaha restoran merupakan suatu industri"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri makanan dan minuman atau usaha restoran merupakan suatu industri yang selalu tumbuh dan tidak pernah mati, usaha sepanjang masa karena setiap orang pasti membutuhkan makan dan minum semasa hidupnya. Oleh karena itu industri ini penuh potensi, berprospek, dan tentunya berkembang dengan sangat cepat. Riset terbaru Qraved.com, situs pencarian dan reservasi restoran terkemuka di Jakarta mengemukakan bahwa telah terjadi pergeseran tren dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan makan di restoran. Selama kurun waktu tahun 2013, situs tersebut mencatat bahwa kunjungan orang Indonesia ke restoran mencapai 380 juta kali serta menghabiskan total dana USD 1, 5 miliar. Meningkatnya kebiasaan makan di restoran masyarakat Indonesia karena berbagai alasan yaitu praktis, ekonomis maupun prestis. Hal tersebut ditopang dengan pertumbuhan restoran kelas menengah dan atas dalam 5 tahun terakhir ini mencapai hingga 250 persen atau rata-rata 50% setiap tahun. Menurut situs Zomato.Com situs pencarian dan review restoran untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, saat ini ada sekitar 215 restoran, diluar bar, club dan lounge. Tentunya jumlah tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah sebenarnya di lapangan, dikarenakan masih banyak restoran menengah ke bawah yang tidak terdaftar dalam situs tersebut. Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan

(2)

2

Budaya Propinsi DKI Jakarta, tercatat jumlah restoran, bar dan kafe se-Jakarta kini mencapai 3.442 badan atau tempat usaha yang menampung 34.982 orang tenaga kerja, baik restoran dengan menu nasional seperti restoran Sunda, Manado, Padang, juga restoran dengan menu internasional seperti Amerika, Italia, Jepang, Vietnam dan Korea.

Persaingan di bidang usaha restoran yang semakin ketat menuntut pengusaha restoran berupaya keras dalam memilih strategi yang tepat agar bisa mempertahankan kelangsungan usahanya. Saat ini restoran tidak hanya menawarkan makanan dan minuman namun menyajikan produk alternatif sebagai suplemen produk utamanya. Adapun konsep restoran yang ditawarkan kepada konsumen bermacam-macam antara lain konsep hidangan cepat saji bagi mereka yang sibuk dan punya waktu sedikit, konsep fine dining bagi mereka yang berkelas yang ditandai dengan dekorasi indah, atmosfer nyaman, koki ternama, layanan spesial, serta menu yang berharga cukup mahal, konsep keluarga/kasual bagi mereka yang membutuhkan hidangan lengkap dengan harga terjangkau, konsep fast casual bagi mereka yang membutuhkan menu yang lebih baik dari restoran cepat saji namun dengan harga yang lebih murah dari restoran keluarga.

Sengitnya persaingan usaha restoran selain dikarenakan pemain besar dalam industri ini seperti Ismaya Group, MRA Group, Opco Group, MAP banyak melakukan

(3)

3

perluasan dan pengembangan bisnis baik melalui penetrasi pasar dan pengembangan produk, namun juga ditambah semakin banyak munculnya pemain baru yang mulai terjun ke usaha restoran meskipun usaha perusahaan tersebut selama ini tidak berhubungan sama sekali dengan usaha makanan dan minuman. Sebagai contoh PT Tiara Marga Trakindo lebih dikenal sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis alat berat. Sejak tahun lalu, melalui anak usahanya yaitu PT Mega Mahadana Hadiya (Mahadya) mengambil alih hak waralaba restoran asal Amerika Serikat Carlâs Jr. Maka dari itu jika restoran tidak mempunyai konsep dan strategi yang bagus dikarenakan tingkat persaingan yang semakin ketat, maka kelangsungan usaha biasanya hanya akan mampu bertahan selama 2 tahun bahkan 1 tahun saja.

PT Boga Rahardjo Adipratama adalah salah satu pelaku usaha restoran yaitu pemegang merek restoran dan waralaba Kafe Pisa yang sudah berdiri sejak tahun 1993. Kafe Pisa mengusung konsep restoran dengan tema masakan Italia, dikarenakan salah satu founder nya yaitu Matteo Guerinoni seorang ahli kulinari berkebangsaan Italia. Kafe Pisa merupakan salah satu restoran Italia pertama di Jakarta bahkan di Indonesia.

Pada tahun 2003 setelah 10 tahun berdiri Kafe Pisa mulai mengembangkan usahanya yaitu waralaba restoran Kafe Pisa dengan mendirikan PT Boga Rahardjo Adipratama. Melalui perusahaan ini waralaba merek restoran Kafe Pisa mulai di tawarkan kepada beberapa calon potensial yang memang sudah tertarik untuk

(4)

4

membuka restoran Kafe Pisa dikarenakan melihat semakin maju dan berkembang nya Kafe Pisa di tengah gempuran restoran waralaba dari luar negeri seperti Hard Rock Kafe dan Planet Hollywood.

Namun dalam kurun waktu tahun 2012-2014 banyak warabala restoran Kafe Pisa yang tidak dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dikarenakan persaingan yang semakin ketat dan terjadi konflik manajemen baik yang terjadi dalam internal mereka maupun dengan PT Boga Rahardjo Adipratama (PT BRA) sebagai pemegang waralaba Kafe Pisa. Konflik internal dalam manajemen mereka pada umumnya terjadi karena dalam satu perusahaan ada lebih dari satu kepemilikan, sedangkan konflik dengan PT BRA lebih dikarenakan banyak restoran waralaba Kafe Pisa yang dalam praktik usahanya tidak menjalankan usaha nya sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah di sepakati sebelumnya ataupun menyimpang dari buku pedoman usaha waralaba Kafe Pisa yang sudah di tetapkan.

(5)

5

Tabel 1.1 Jumlah Restoran Kafe Pisa 1993-2016

NO LOKASI TYPE RESTORAN KEBERADA-AN STATUS

1 Kafe Pisa Menteng Stand Alone Outlet 1993- sekarang Showcase 2 Kafe Pisa Karawaci Outlet on the mall 2000-2008 Cabang 3 Kafe Pisa Citos Outlet on the mall 2003-2014 Cabang 4 Kafe Pisa Bandung Outlet on the mall 2003-2009 Waralaba 5 Kafe Pisa Medan Stand Alone Outlet 2004-2012 Waralaba 6 Kafe Pisa Setiabudi Outlet on the mall 2004-2014 Waralaba 7 Kafe Pisa Mahakam Stand Alone Outlet 2005-sekarang Cabang 8 Kafe Pisa Darmo Stand Alone Outlet 2005-sekarang Parthners 9 Kafe Pisa Manyar Stand Alone Outlet 2005-sekarang Parthnersip 10 Kafe Pisa Puri Stand Alone Outlet 2007-2012 Waralaba 11 Kafe Pisa Samarinda Stand Alone Outlet 2008-2013 Waralaba 12 Kafe Pisa Lapiazza Outlet on the mall 2009-2012 Cabang 13 Kafe Pisa Pluit Outlet on the mall 2009-2011 Cabang 14 Kafe Pisa Alam Sutra Outlet on the mall 2009-sekarang Waralaba 15 Kafe Pisa Semarang Stand Alone Outlet 2010-2014 Waralaba 16 Kafe Pisa Bintaro Stand Alone Outlet 2011-2012 Waralaba 17 Kafe Pisa Lombok Stand Alone Outlet 2012-2013 Waralaba 18 Kafe Pisa Palu Stand Alone Outlet 2011-sekarang Waralaba 19 Kafe Pisa Makasar Stand Alone Outlet 2012-sekarang Waralaba 20 Kafe Pisa PIK Outlet on the mall 2014-2015 Waralaba

TOTAL RESTORAN

KAFE PISA

20

OUTLET TUTUP 13

Sumber: data internal perusahaan, diolah penulis

Berdasarkan pada kondisi tersebut diatas, manajemen PT Boga Rahardjo Adipratama sadar diri jika tidak mulai berbenah dan melakukan perluasan usaha, maka tidak mustahil jika dalam kurun 3 tahun ke depan bisa saja gulung tikar dikarenakan semua outlet yang dimiliki tidak bisa bertahan di tengah gempuran persaingan usaha restoran yang semakin sengit. Dengan mempertimbangkan peluang di bidang usaha restoran yang masih besar, maka manajemen PT Boga Rahardjo Adipratama berencana melakukan perluasan usaha restoran dengan merek dan konsep berbeda dengan

(6)

6

mendirikan outlet di Jakarta dan Surabaya. Kafe Pisa yang sebelumnya adalah ber konsep restoran semi fine dining dengan konsep one stop service entertainment (live music, DJ, function hall, Media Conference, Meeting Room) bermaksud membuat restoran dengan konsep lain yaitu konsep fast casual dengan merek dagang Pisa Express.

1.2 Perumusan Masalah

Dikarenakan kegiatan investasi terhadap suatu usaha membutuhkan dana yang tidak sedikit, dimana dana dikeluarkan pada saat sekarang sedangkan hasilnya baru akan diperoleh di masa yang akan datang. Maka dari itu sifatnya tidak pasti dan menimbulkan risiko investasi. Demikian juga dengan kegiatan investasi usaha restoran. Investasi di sektor ini membutuhkan dana dan risiko investasi yang cukup besar dikarenakan tingkat persaingan yang sangat ketat. Seperti yang telah di jelaskan di awal, bahwa usaha restoran berpotensi sukses namun jika tidak dikelola dengan konsep dan strategi yang benar maka usaha tersebut juga berpotensi gagal dalam jangka waktu yang sangat pendek (hanya dalam kurun waktu satu tahun). Bandingkan jika dana yang di investasikan ke dalam usaha tersebut di deposito ke Bank, maka dengan asumsi bunga deposito yang berlaku saat ini investor akan mendapatkan keuntungan kurang lebih 8% dalam waktu satu tahun dengan risiko kerugian yang mungkin timbul sangat kecil.

(7)

7

Oleh karena itu merupakan hal yang wajar apabila rencana investasi pada sektor ini juga membutuhkan analisis kelayakan bisnis yang cukup memadai. Sehingga diharapkan dengan uji kelayakan yang cermat diharapkan usaha tersebut ke depan memberikan potensi keuntungan yang maksimal dan mengurangi risiko yang mungkin timbul. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis kita akan mendapatkan beberapa manfaat, antara lain sebagai pedoman bagi investor agar dana yang di investasikannya dapat digunakan secara optimal, memperkecil timbulnya risiko kegagalan investasi, serta mengungkap seluruh aspek proyek terkait, baik keuangan, ekonomi, sosial, pasar dan pemasaran, teknis, produksi, hukum, organisasi dan manajemen secara lengkap dan komprehensif.

Dalam penelitian ini ditekankan pada aspek keuangan dikarenakan merupakan aspek kunci dari suatu studi kelayakan.Mengapa demikian, dikarenakan meskipun aspek lainnya juga layak, namun jika dalam studi kelayakan ternyata aspek keuangan memberikan hasil yang tidak layak, maka investasi atas bisnis tersebut di tolak dikarenakan tidak memberikan keuntungan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kelayakan bisnis pada industri makanan dan minuman yaitu atas pendirian usaha restoran Pisa Express di Jakarta dan Surabaya oleh PT Boga Rahardjo Adipratama.

(8)

8 1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Apakah bisnis layak berdasarkan indikator Net Present Value (NPV) & Modified Internal Rate of Return (MIRR)?

2. Bagaimana pengaruh tingkat perubahan biaya modal terhadap indikator kelayakan bisnis berdasarkan analisis sensitivitas?

3. Berapakah peluang bisnis layak secara keuangan pada berbagai situasi/asumsi berdasarkan simulasi montecarlo?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kelayakan bisnis pengembangan usaha makanan dan minuman pada pendirian restoran Pisa Express di Jakarta dan Surabaya dari aspek keuangan dengan metode Net Present Value (NPV)

& Modified Internal Rate of Return (MIRR), analisis sensitivitas dan analisis skenario menggunakan simulasi montecarlo sehingga dapat disimpulkan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak.

1.5 Manfaat Penelitian

(9)

9

Penelitian ini dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam menilai kelayakan bisnis tersebut dari aspek keuangan apakah dapat dijalankan atau tidak.

2. Bagi Kreditur

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan penilaian yang mendalam tentang berbagai hal sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pemberian fasilitas pinjaman dana terkait investasi atas bisnis tersebut.

3. Bagi masyarakat

Dapat memberikan gambaran atas investasi di sektor restoran dan sebagai tambahan referensi bagi penulis berikutnya yang ingin melakukan penelitian lain dalam bidang usaha restoran.

4. Bagi akademisi

Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan manajemen restoran, khususnya pemahaman mengenai studi kelayakan di sektor usaha restoran.

1.6 Batasan Penelitian

Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisis penulis membatasi masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini merupakan studi kasus yang hanya memperhitungkan dan membahas analisa kelayakan berdasarkan pada metode Capital Budgeting yaitu

(10)

10 Net Present Value (NPV) dan Modified Internal Rate of Return (MIRR), analisis sensitivitas serta analisis skenario menggunakan simulasi montecarlo

pada bisnis restoran Pisa Express yang merupakan pengembangan usaha restoran dari PT Boga Rahardjo Adipratama.

2. Penelitian ini menggunakan metode analisis sensitivitas dengan program excel untuk menganalisis perubahan biaya modal dan tingkat reinvestasi terhadap indikator kelayakan bisnis.

3. Penelitian ini juga menggunakan analisis sensitivitas dan analisis skenario menggunakan simulasi montecarlo untuk mengukur risiko-risiko yang kemungkinan terjadi pada bisnis restoran Pisa Express yaitu variabel revenue component dan cost component terhadap nilai NPV, dikarenakan kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai keekonomian bisnis Pisa Express.

4. Analisis studi kelayakan bisnis atas usaha restoran ini dibatasi pada proyek usaha restoran di Jakarta dan Surabaya saja masing-masing satu outlet saja.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan tesis mengenai analisis dan penilaian kelayakan bisnis ini, penulis membagi ke dalam 5 bagian dengan masing-masing Bab berisi pembahasan sebagai berikut:

(11)

11 Bab I: Pendahuluan

Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan tesis.

Bab II: Landasan Teori

Bab ini memuat bahasan mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian yaitu pemaparan atas pengertian studi kelayakan investasi, tujuan studi kelayakan investasi, aspek studi kelayakan investasi, tahapan studi kelayakan investasi, pengertian investasi, metode penilaian investasi, biaya modal, simulasi montecarlo, analisis sensitivitas, analisis skenario serta kerangka pemikiran tesis.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum atas obyek penelitian yaitu PT Boga Rahardjo Adipratama dan pengembangan usaha Restoran Pisa Express, desain penelitian, instrument penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data.

Bab IV: Analisa dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan rencana bisnis Restoran Pisa Express oleh PT Boga Rahardjo Adipratama serta membahas mengenai hasil penilaian kelayakan bisnis atas usaha tersebut dengan menggunakan hasil perhitungan indikator indikator kelayakan bisnis sesuai dengan landasan teori yang di paparkan pada bab II.

(12)

12 Bab V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini menyajikan kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian, impliklasi penelitian serta saran yang disampaikan kepada perusahaan mengenai pendirian restoran Pisa Express.

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Restoran Kafe Pisa 1993-2016

Referensi

Dokumen terkait

Ilmu aplikasi geologi pada dasarnya adalah keterampilan pemanfaatan lmu geologi untuk kemaslahatan kehidupan manusia di bumi, saat ini ada empat kelompok yang

Serve, dengan adanya website e-marketing, perusahaan diharapkan dapat meningkatkan service / pelayanan kepada pelanggan, oleh karena itu pada usulan website e-marketing yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui toksisitas ekstrak kloroform dan etanol dari biji pacar air ( Impatiens balsamina L) terhadap larva Artemia salina Leach dengan metode

Ordo Anura yang ditemukan di Kebun Kelapa Sawit Kanagarian Kunangan Parik Rantang Kabupaten Sijunjung terdiri atas, lima famili dengan Sepuluh genus yang terdiri

Sampai dengan tahun 2007, dari data yang penulis dapatkan, jumlah pelanggan telepon seluler berbasis teknologi GSM telah menembus angka lebih dari 86,3 juta dengan

DALAM MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU SELULER IM3 VERSI “IM3 SERU GRATIS GAK ABIS ABIS” (Studi Kasus Mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor). Di bawah bimbingan

Toolpath Strategy dari Favourites ini terdapat lima Toolpath strategy sebagai default yaitu, Constant Z Finishing, Offset Area Clear Model, Optimized Constant Z

Profil Usaha : Toko buah Asep adalah toko yang menjual berbagai macam jenis buah-buahan baik buahan-buahan lokal maupun buah-buahan impor yang masih fresh dan juga