IMPLEMENTASI ATURAN ADAT TERHADAP
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN;
DAMPAKNYA TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL
PADA KOMUNITAS ADAT
KASEPUHAN CISITU
RisaNopianti
Balai Pelestarian NilaiBudayaJawa Barat JalanCinambo No.136 Ujungberung Bandung 42094
risanopianti@gmail.com
Abstrak
Komunitas adat Kasepuhan Cisitu selama beberapa tahun terakhir ini mengindikasikan
terjadinyaperubahan,terutamapada cara
-
cara hidup,kondisifisik lingkungan hutan,dan budaya.
Halini terjadikarena masyarakatKasepuhan Cisitu aiperkenankan untuk mengelola hutan tutupan,
yang memiliki sumberdaya alam melimpah berupa pertambangan emas
.
Hoi yang menarik daripenelitian ini adalah bagaimana bisa aturan adat memperbolehkan masyarakatnya mengeksploitasi
hutantutupan, yang dipercaya masyarakat sebagai hutan terlaranguntukdieksploitasi. Penelitianini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan wawancara mendalam.Penelitian
ini menemukan bahwa ada keterkaitan yang cukup erat antara perubahan sosial yang terjadi pada
komunitas adat Kasepuhan Cisitu dengan kegiatan masyarakat melakukan penambangan dan
pengelolaan lingkungan hutan tutupan
.
Haliniterjadi karena adanyaaturanadat yang mendukungmasyarakat untuk memanfaatkan lahan hutan tutupan yang terlanjur terkena dampakpertambangan,
supayadapat memberikan manfaat bagi masyarakat
.
Perubahan sosialinijugamemilikipengaruhyang
cukupbesarpada perubahan aturan adat yang selama ini dianut oleh komunitas adatKasepuhanKata kunci:aturan adat,perubahan sosial,pengelolaan lingkungan
,
Kasepuhan CisituIMPLEMENTATION RULES ON INDIGENOUS ENVIRONMENTAL
MANAGEMENT; IMPACT ON SOCIAL CHANGE IN
INDIGENOUS
COMMUNITIES
KASEPUHAN CISITU
Abstract
Kasepuhan Cisitu communitiesover the lastfew years indicate a change,especially in the ways of
life, the physical condition of the forest environment, and culture
.
Thishappens because
peopleKasepuhan Cisitu allowed to manage a forest reserve, which incidentally has abundant natural
resources such as gold mining.Theinteresting thing about this study is howcan the customs rules
allow people to eksplioting tutupan forest, that trusted as the forbidden forest to exploited.This study
used a qualitative descriptive method byusingin-depth interviews.Thestudy found that therewas
sufficientconnectionbetween social changes thatoccurinindigenouscommunitiesKasepuhanCisitu
with communityactivitiesmining and environmental management of the forest reserve
.
Thisoccursbecause of the customary rules forcommunitiestoutilize tutupan forestare already affectedbvmining, inorder to provide benefits to the community
.
This social change also hasa considerableinfluenceonthe change of customary rules that have been adhered to by the traditional community ofKasepuhan
Cisitu.
Keywords:custom rules,social change,environmental management
,
Kasepuhan CisituI.PENDAHULUAN
Menurut Soemarwoto (1994:54) bahwa dalam berinteraksi dengan lingkungannya,
manusia memengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Ia membentuk dan
terbentuk oleh lingkungan alamnya.Unsur
-
unsuralamsepertiudara,air, hewan,tumbuhan,dan tanah dimanfaatkan sedemikian rupa bagi kepentingan hidup manusia. Untuk
memperoleh manfaat yangbaik bagidirinyadiperlukanunsur
-
unsur alamyangbaikpula,olehsebab itulah diperlukan upaya
-
upaya pengelolaan lingkungan alam demi tercapainya kebutuhan dasar manusia yang hanyadapatdiberikanoleh alam.Pengelolaan lingkungan alam oleh manusia sebagai wujud upaya untuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan dasar manusia, selalu memiliki manfaat dan risiko. Manfaat untuk
diambil,sedangkan risiko ditimbulkan akibat kegiatanpemanfaatan.Permasalahannya,saat
iniseringkalirisiko
-
risikopengelolaanlingkunganalam oleh manusia muncul tanpa adanyakendali,yang menyebabkanmutulingkunganmenurun.Haliniselainberakibat burukbagi
lingkunganalamitusendiri,jugaberdampakpada kualitashidupmanusia.
Pada dasamya manusia tidak dapat mencegah terjadinya pembangunan, karena
pembangunan diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Pada hakekatnya
pembangunan adalah mengubah lingkungan, yaitu mengurangi risiko dan memperbesar
manfaat lingkungan(Soemarwoto, 1994:79). Bagaimana dan sejauh mana manusia dapat
meminimalisir risiko yang ditimbulkan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki supaya keberadaaan lingkungan alam tetap terpelihara secara
berkelanjutan,merupakantanggungjawab semua pihak.Namun,padakenyataannya sebagian
besar pembangunan dan pemanfaatan lingkungan dilakukan demi kepentingan ekonomis,
yang kadang
-
kadang mengabaikan hak-
hak alam untukmereproduksidiri dari gangguan yangdisebabkan proses pembangunan. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
yangtidakdapatdihindari.
Inilah tantangan terberat dalam sebuah pembangunan. Kejaran nilai
-
nilai ekonomisseringkali membawa manusia untuk memanfaatkan lingkungan alam tanpa terkendali.
Akibatnya,keseimbanganalam terganggu. Keanekaragaman flora danfauna menurun. Air dan udara tercemar
.
Kesuburan tanah berkurang. Dampak dari hal-
hal tersebut tentunyaadalahbencanabagi umatmanusia, sepertikekeringan, banjir, longsor dansebagainya yang
akan sangat merugikan. Aspek latar belakang sosial
-
ekonomi-
budaya manusia dapatmemengaruhi perilaku manusia dalam memperlakukan alam dan lingkungan sekitamya
(Iskandar, 2001:10).
Untukitu perlu digulirkan wacana mengenai konsep pembangunan yang didasarkan pada
wawasan lingkungan. Membangun berwawasan ekonomi. Hal tersebut merupakan bentuk
tanggungjawab manusia terhadap alam dalam memanfaatkan dan mengeksploitasi
lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Pertanyaannya, saat ini masih adakah
masyarakat yang perduli terhadap lingkungan di tengah
-
tengah gencamya laju eksploitasialam yang semakin mengancam keseimbangan ekologi?. Perkembangan zaman yang semakinmodem telah menuntun manusia untuk menggunakanteknologi yang serbamudah
daninstan,yang pada akhimya cenderung menjadiketergantungan.Begitupuladalamusaha
pemenuhankebutuhanhidup, kepraktisanmenjadihalyanglebih diutamakan. Padahal dalam
perjalanannyasemuateknologiyangserba instantersebut dihasilkan melalui prosesberfikir
panjang dengan bahan baku utama diperoleh dari alam. Jadilah eksploitasi besar
-
besaranterhadapsumberdaya alam tak terhindarkan. Namun temyata kemajuan dan modemitas tidak
selamanya dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Tersebutlah
masyarakat tradisional1 yang selama berabad
-
abad jelas setia terhadap tradisi danmenggantungkan sebagainbesarkehidupannyalangsungkepadaalam. Mereka menjadikan
alam sebagai sumber penghidupan yang senantiasa hams dijaga keberadaan dan
kelestariannya. Metode pelestarian alam dilakukan dengan kearifan
-
kearifan lokal2yang
Kata tradisional berasal darikata tradisiyangsecaraetimologis istilah ini berasal darikata latin"traditum" yang artinya diteruskan
(transmitted)darimasalalu ke masa sekarang.Masyarakattradisional adalah masyarakat homogen dilihat dari keturunan,tradisi danmata
pencahariannya,memiliki tradisidan aturanyang mengikat anggota masyarakatnya(dipatuhi).Pada umumnya masyarakattradisional
memiliki pandangan bahwa melaksanakan warisan nenekmoyangnya yangberupa nilai-nilai hidup,norma,harapan,cita-cita,merupakan
kewajiban,kebutuhan,dan kebanggaan.Melaksanakantradisi leluhur berarti menjaga keharmonisan masyarakatdanalam sekitamya.
Sebal
kema 2011:
liknya,melanggar tradisi berarti dapat merusak keharmonisan,sehingga hams dijatuhi sangsi(Muhammad,2015).
Istilahkcarifan lokal atau local genius pcrtamakali dipcrkcnalkan Quartich Wales pada tahun 1948-1949 yang artinya
irnpuankebudayaansetempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan(Rosidi,
dipahaminyaberdasarkantataaturandan tradisi nenek moyang.
Hal tersebutdapatdilihat contohnyapadamasyarakat adatKasepuhandiBantenKidul,
yang mendiami wilayah pegunununganSalak dan Halimun. Terdapat beberapa komunitas
adat yang berasal dari beberapa keturunan di antaranya; Baduy, Cisitu, Cisungsang,
Ciptagelar, Sinaresmi,Ciptamulya Cicaracub Girang, Ciherang, Cikotok, Bayah, Citorek,
Guradog, Cibedug, Karang, dan Lebak Larang. Kesemua komunitas tersebut disatukan
dengansebuahorganisasiyangdinamakan SABAKI(PersatuanAdatBantenKidul).
Khususnya pada masyarakat adat kasepuhan Cisitu, yang dijadikan sebagai fokus
penelitian mengenai kerifan lokal mereka dalam mengelola, menjaga, dan melestarikan lingkunganalamsebagai bagiandarikehidupannyayangtakterpisahkan.Kearifan lokal ini
didasarkanpada adanya aturandan tradisi nenekmoyangmereka selama ratusan tahun.Hal
yangmenarikpadakomunitasini adalahterjadinyaperubahantatanannilai dan aturanyang
semulamerujuk seluruhnyapadatradisi, kemudian berubah mengikutituntutan perubahan
zaman, khususnya berkenaan konsep pendidikan dan ekonomi kemasyarakatan tanpa
mengabaikan lingkungan alam tempat mereka mencari penghidupan utamanya. Hal ini
menarik untuk dikaji,mengingatsebagianbesarmasyarakat tradisional khususnyayangada
diwilayah KasepuhanBantenKidul masih begitutabuuntuk mengubahtataaturandan tradisi
leluhuryangtelah mereka praktikansejakdahulu kala.
Penelitianmengenaikearifan lokal masyarakat tradisional maupunsecara lebih khusus pada masyarakat adat di wilayah Banten dan sekitamya, telah cukup banyak dilakukan.
Beberapa hasil penelitian para ahli telah dipublikasikan dalam berbagai jumal ilmiah di
antaranya tulisan Senoaji mengenai Perilaku Masyarakat Baduy dalam MengelolaHutan,
Lahan,danLingkungan di BantenSelatan dalam Jumal HumanioraVol.23No.l 2011,dan
DinamikaSosialdanBudaya Masyarakat BaduydalamMengelola HutandanLingkungan
padaJumal Bumi Lestari Vol.10No.2Agustus2010.
Secaraumumpenelitian
-
penelitiandiatas lebih difokuskanpadabagaimana masyarakatBaduy dengan kearifan lokal yang dimilikinya berperan dalam menjaga dan melestarikan
hutan sebagaisumberdayautamapenunjangkehidupannya.Padapenelitian Dinamika Sosial
dan Budaya Masyarakat Baduy dalam Mengelola Hutan dan Lingkungan diperoleh
kesimpulanbahwatelahterjadiperubahansosialpadamasyarakatBaduy,sebagaikomunitas
adat yang memegang teguh tradisi leluhur khususnya dalam mengelola dan melestarikan
hutan,sekalipunperubahantersebutsiklusnyasangatlambat.Keberadaan komunitas Baduy
luaryang berfungsimenjagapikukuh karuhunBaduydalamlebih lentur terhadap interaksinya dengan dunia luar menjadi saksi adanya perubahan tersebut. Penelitian dengan judul
Perilaku Masyarakat Baduydalam Mengelola Hutan, Lahan, dan Lingkungan di Banten
Selatan” di peroleh kesimpulan bahwa segala perilaku masyarakat Baduy senantiasa
berpedoman pada aturan leluhur yang hams ditaati,begitu pula perilaku dalam pengelolaan
hutan dan lingkungan yang diarahkanpadakegiatanngahumasebagaiupayauntuk menjaga
lingkungan hutan agar tetap lestari.
Berpedomanpada penelitian
-
penelitiantersebut,penelitianagak sedikit berbedadengan penelitian pada komunitas adat Baduy, karena Kumunitas Adat Kasepuhan Cisitu lebihterbuka terhadap berbagai perubahan yang ada, oleh karenanya perubahan sosial yang
terjadipun lebih dinamis. Satu hal yang menarik pada penelitian ini adalah terjadinya pembahan tatanan nilai dan aturan yang semula merujuk pada tradisi, kemudian secara perlahan
-
lahan tanpa mengabaikan aturan-
aturan adat yang berlaku terutama berkaitanKetiga penelitian tersebut mengambil lokasi di daerah Kanekes,Lebak Banten,dimana orang Baduy tinggal danmenetapsebagai
masyarakat tradisional yang padamasa lalu bersifat nomanden dan masih mengembangkan sistem agroforestry hutan dan perladangan
dengan pengelolaan lingkungan. Secara khusus penelitian ini ingin mengatahui apa yang
terjadipada perubahansosial di masyarakat diKasepuhanCisitudalam hubungannya dengan
aturanadat yang ada. Selain itu data dandeskripsimengenai komunitas adatKasepuhanCisitu
masih terbatas,sehinggadiharapkan penelitianini dapatmemberikan informasi yangcukup
bagimasyarakatyang membutuhkan,khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Penelitianinimengkajisepertiapa perubahansosial yangterjadipadakomunitas Adat KasepuhanCisitu,sebagai dampak dari adanya pergeseranparadigma aturanadat,khususnya
berkenaandengankegiatan pengelolaan hutandansumberdaya yang ada didalamnya. Untuk
mengetahuihaltersebut digunakan konsep
-
konsepsebagaimanayang dipaparkandibawahini.
Pandangan manusia terhadap alam lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 golongan,
yaitu pandangan imanen (holistik) dan transenden. Menurut pandangan imanen (holistik),
manusiadapatmemisahkan dirinya dengan sistem biofisik sekitamya , namun merasa adanya
hubungan fungsional dengan faktor
-
faktor biofisik itu sehingga membentuksatu kesatuansosio
-
biofisik. Sebaliknya menurut pandangan transenden, kendatipun secara ekologimerupakan bagian dari lingkungannya, manusia merasa terpisah dari lingkungannya. Ini terjadikarena lingkungandianggap sebagai sumberdayayangdiciptakanuntuk dieksploitasi sebesar
-
besamya (Soemarwoto dalamIskandar2001:11).Masyarakat tradisional Sunda adalah contoh bagaimana pandangan holistik itu ada.
Dalam kehidupannyasehari
-
harimasyarakat tradisonalSunda harustunduk dan patuh padaaturan kosmos yang dituangkan dalam bentuk adat, yaitu mencakup semua kebiasaan,
kewajiban,danpantangan/tabu yang merupakan panduan untuk bertingkahlakudenganbaik
danbenar.Aturanadat itumerupakansesuatu halyang dianggap sakral,yang diturunkanatau
diwariskan darileluhurdan tetapharus dijaga denganseksama (Iskandar, 2001:11).
Secara umum masyarakat tradisional Indonesia bukan hanya masyarakat tradisional
Sunda menganggap manusia merupakan bagian dari lingkungan hidupnya. Karena itu
kelangsungan hidup manusia tergantung dari keutuhan lingkungan hidupnya. Lingkungan
hiduptidakdipandangsemata
-
mata sebagai sumberdayayangharusdieksploitasi,melainkanterutamasebagaitempathidupyangmensyaratkan adanya keserasianantaramanusiadengan
lingkunganhidupnya4
(Soemarwoto,1999:35).
Masyarakat adat kasepuhan Cisitu sebagai fokus penelitian, dari pengamatan yang
diperoleh di lapangan telah mengalami sejumlah perubahan. Perubahan tersebut sifatnya
hampir menyeluruhdanterjadidalam sistemsosial danlingkungannya. Adabeberapa konsep mengenai perubahansosial.Namunbiladikaitkan dengan perubahansosialyang terjadi pada masyarakat KasepuhanCisitu,konsep perubahansosialyang paling mendekati sebagaimana dipaparkan oleh Gillin dan Gillin. MenurutGillin dan Gillin dalam (Soekanto, 2012:281), bahwa:
perubahan
sosial adalah suatu versi dari cara-
cara hidup yang telah diterima,yang
disebabkan baik perubahan
-
perubahan kondisi fisik, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi,maupun karenaadanya difusi ataupenemuanbarnDalam bukunya Sztompka(2011:3) mengutipdefinisibeberapatokoh5 terkait dengan
pembahansosial tersebut.Sebagain besar pemikiranmerekamemandang penting perubahan
Konsepdiatasmerupakan konsep citra lingkungan dalam pandangan manusia,yaitu gambaranyang manusia milikitentangsifat
lingkunganhidupnya,pengaruh lingkunganhidup terhadap dirinyadan reaksi lingkungan terhadap aktivitas hidupnya(Soemarwoto,
1999:18).
Tokoh yang dimaksud adalah Macionis, Parsed,Ritzer,dan Farley.Lain halnya dengan Soekanto, beberapadefinisi tokoh
sosiologi seperti Ogburn,Mac Iver,dan Soemardjan lebih menekankan terjadinya perubahan struktur secara materil dan non material dalam
struktural dalam hubungan, organisasi, dan ikatan antara unsur
-
unsur masyarakat. JadimenuratSztompka konsepdasarpembahan mencakup3 gagasan : (1)perbedaaan; (2)pada
waktuberbeda; dan (3) di antara keadaan sistem sosial yang sama.
Salah satu definisi mengenaiperubahansosialdiungkapkan Sztompka(2011:3)
Perubahansosialadalahsetiapperubahan yangtakterulangdarisistemsosial sebagai
satukesatuan .
Bentuk
-
bentuk perubahan sosial sebagaimana dijelaskan Soekanto (2012:292-
299)adalah sebagai berikut :
a. Perubahan yang terjadi secara cepat (revolusi) danperubahanyang terjadisecaralembat
(evolusi).
b.Perubahanyang pengaruhnyakecildanperubahan yang pengaruhnyabesar
c.Perubahan yang dikehendaki (intended
-
change)dan perubahan yang tidak dikehendaki(;unintended
-
change).
6Mengacu pada bentuk
-
bentuk perubahan sosial tersebut perubahan struktural yangterjadi dalam sebuah proses perubahan sosial, dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, dimanamanusiamenjadiaktor utamatergeraknyasebuahperubahansosial.Faktor
-
faktomyadiantaranya(Soekanto,2012:299
-
308).a. Bertambah atau berkurangnyapenduduk.
b.Penemuan
-
penemuanbaru.c. Pertentangan (conflict)dalam masyarakat.7
d. Terjadinya revolusi dalam masyarakat
Pada awalnya manusia menganggap bahwa kekuatan Tuhan dalam bentuk metafisik
sebagai kekuatan tunggal yang mampu mempengaruhi perubahan kehidupan manusia.
Namunlambatlaunkonseptersebut berubah,hingga akhimya manusiamenyadaraibahwa perubahan temyata juga dipengaruhi oleh faktor
-
faktor alamiah yang ada pada kekuatanmanusia. Agenperubahan ditempatkan dalam diri manusia besar, seperti nabi, pahlawan,
pemimpin, komandan, penemu, pencipta, manusia genius, dan sebagainya. Merekalah
penggerak masyarakat,namunkapasitaskarismatik mereka bukan berasal darimasyarakat;
kapasitas tersebut diyakini mereka bawa sejak lahir, diwarisi secara genetis dan
dikembangkan secara individual (Sztompka,2011:225).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang disajikan dalam uraian informasi
yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan,menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruhsosial yang tidakdapat dijelaskan,diukur ataudigambarkan melalui pendekatan
kuantitaif (Saryono,2010:1).
Adapun pengumpulandatadilakukan melaluitenik observasi8danwawancaraterfokus
baik secara individu maupun kelompok. Pada bagian analisis data9 dilakukan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis dimuali dari transkrip
-
transkrip wawancara,catatan lapangan dan bahan
-
bahan lain, sehingga dapat ditafsirkan dan disajikan secarasistematis.
Perubahan yangdikcndaki merupakan perubahan yang tclah dircncanakan oleh pihak yang hendak mengadakan perubahan di
masyarakat.Pihak-pihak yang menghendakisuatuperubahan dinamakanagent of change.
Pertentangan tersebut mungkin terjadi antara orang perorangan dengan kelompok atau pertentanganantarkelompok-kelompok.
Observasiataupengamatan kondisi sosial.budaya,dan lingkungan dilakukansecara langsung di daerah penelitian dengan
bantuan narasumber sebagai penunjuk lokasi-lokasi penting.
Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur,mengurutkan,mengelompokkan,memberi kodeatau tanda,
II.PEMBAHASAN
Kasepuhanadat Cisitumerupakanbagian dariKesatuanAdatBantenKidul yang berada
di kaki Gunung Halimun. Komunitas adat ini meliputi desa tradisional dan setengah
tradisional.Halyangmenarik dariKasepuhanCisitu adalah masyarakatnya yang sudah sangat
terbuka terhadap berbagai perubahan dan kemajuan zaman, tanpa meninggalkan akar
kebudayaannya yang masih terns dipertahankan dan diimplentersikan dengan baik. Pada bagian selanjutnya dibahas apa dan bagaimana komunitas adat Kasepuhan Cisitu serta bagaimana perjuangandan strateginya menghadapi, menyikapi dan menanggulani konflik
yang menjadititik awalterjadinyaperubahan sosial.
SekilasKomunitasAdatKasepuhanCisitu
Kasepuhan Cisitu, merupakan sebuah komunitas adat yang berada di Kecamatan
Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Terletak diwilayah Taman Nasional Salak
Halimun.Desainidapat ditempuhselama7
-
8 jam atau sekitar 180kmdariKabupetenLebak.Secara geografisKasepuhanCisitu berbatasanwilayah denganbeberapa daerahkasepuhan
lain, di antaranya sebelah barat berbatasan dengan Desa Citorek Kidul, sebelah timur
berbatasan dengan DesaSinarGalih,sebelahutaraberbatasan denganTaman NasionalSalak
Halimun (TNSH), dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa/Kasepuhan Cisungsang.
Lokasinya yang cukup jauh dari kota Kabupaten membuat Desa Cisitu cukup terisolir,
ditambah lagi denganakses jalan yangkurang bagusmenjadikan desa ini sulitdijangkau.
Kasepuhan Cisituterletak berdampingan denganKasepuhan Cisungsang,yang masih satu
keturunan (karuhun)GuruCucuk.
Kasepuhan Cisitu memiliki topografi berbukit dengan ketinggian sekitar 800
-
12.000mdpl.Wilayah ini dikelilingiolehgunung
-
gunung yaituGunungCisesepan,Gunung Palasari,Gunung Bedil dan Gunung Halimun. Selain itu, Kasepuhan Cisitu juga dikelilingi oleh
sungai
-
sungai di antaranya sungai Cikidang, Sungai Muhara Tilu, dan Sungai Cibanteng.Meskipun aksesibilitasnya cukup sulit dijangkau, namun infrastruktur dan fasilitas
umum desa telah mengalami sejumlah perkembangan seperti; jalan, saluran air, listrik,
gedungsarana pendidikan, masjid, kantordesa,rumah adat,pendopo adat dan perumahan
-perumahanwarga yangcukup mapan.Rumah adatdan pendopo Kasepuhan Cisitu dibangunatasbantuan pemerintahpada tahun 2009diatas tanah seluas4500 m3.Ditempat tersebut
berdiri satubuahmasjid yang difungsikan sebagaitempatibadah,satubuahpendopotempat
musyawarah adat,rumahadat yang berfungsi sebagaitempatritualadat,dan5buahrumah
inap10
yang difungsikansebagaitempatmenginapbagi tamuyang datang.
Komunitas Adat Kasepuhan Cisitu dipimpin oleh seorang ketua adat yang biasa
dipanggil Olot, sedangkan pimpinan wilayah administratif adalah Kades (Kepala Desa).
Keharmonisan dalam menjalankan pemerintahan tercermin dari pembagian peran, dimana
untuk urusan kedalam (adat) lebih dominan digunakan sistem pemerintahan adat. Untuk
urusanluar menggunakan sistempemerintahandesa.
WilayahKasepuhanCisitu terbagikedalam dua desa,yaituDesaKujangsaridanDesa
Situmulya.DesaKujangsarimemiliki 7 kampung diantaranya; KampungCisitu,Kampung
BabakanSimpang,Kampung TenjoLaut,Kampung Babakan Nangka,Kampung Babakan
Kemang,Kampung Pasir Randu,danKampungCitamleg.Sedangkan Desa Situmulya terdiri
dari11kampung,diantaranya;Kampung Sukatani 1,Kampung Sukatani 2,Kampung Cibuut,
Kampung Bojonglaya, Kampung Lebak Randu, Kampung Ciater, Kampung Pasirkadu
Tengah,Kampung Pasirkadu Kidul,KampungTapos,KampungTapos Luhur,danKampung
5 buah rumah inapyangdibangun disekitar rumah dan pendopo adat dianalogikan sebagai dasar agama (Rukun Islam),dasar
Tapos Girang. Di setiap kampung biasanya terdapat rendanganTotal ada sekitar 18
rendangan
.
Bila dijumlah denganrendangandari luar yangmengindukke Cisitu berjumlah ratusan.Berdasarkan data tahun 2013yang diperolehdari kantor desa setempat,DesaKujangsari
memilikitotaljumlahpenduduk sebanyak 1.941jiwayang terdiri dari 1.006laki
-
lakidan935perempuan. Dengan jumlah KK 640, kepadatan penduduk di Desa Kujangsari sekitar 50
jiwa/km2.Desa Situmulya dengantotalKK 850 memilikijumlahpenduduk sebanyak2.557
jiwa,yang terdiri dari1.265laki
-
laki dan 1.292perempuan.Kondisi ini memperlihatkan bahwa sekalipun Kasepuhan Cisitu memiliki penduduk yang cukup banyak, namun karena luas wilayahnya juga cukup besar, memungkinkan masyarakatnyauntukbekerjamencaripenghidupandari alamyangmendominasisebagaian
besarwilayah Kasepuhan Cisitu.
1 .Pertanian Selaras Kehutanan
Sebagai masyarakat agraris, masyarakat di Kasepuhan Citu masih mengembangkan
pertanian padisawah sebagaimatapencaharian utamanya. Sekitar 95% warganyabermata
pencaharian sebagai petani.Halinidilakukan sebagai bentuk kepercayaan terhadapwarisan
leluhur.Dalam bertani,masyarakat KasepuhanCisitumengikutiaturanadat.Merekahanya
akanmenanam padi jika sudah mendapatkan ijindarikaolotanatau pemimpinadat (waktu
menanamditentukanoleh ketua adat).Selainitu,merekajugamengikutiaturanmasa panen,
yaitu satu tahun satu kali
.
Hasil panen harus disimpan didalam leuit dan tidak bolehdiperjualbelikan.
Masyarakat Kasepuhan Cisitu mempunyaidua sistempertanian yaitusawah dan huma.
PertanianSawahadalah menanampadidi lahan basah,sedangkanhumaataungahumaadalah
menanampadidi lahan kering. Jenispadiyangdipakaiadalahpadilokal, untukpadisawah
yaituparelentikdan untuk padi humapare gede.12
Selain pertanian, potensi kehutanan juga menjadi sumberdaya alam yang sangat
mendukung kehidupan masyarakat di Kasepuhan Cisitu. Hutan selain berfungsi sebagai
penyediasumber
-
sumberairbagipengairansawah lahan basah,dan sumber mata air alamibagi rumah
-
rumah penduduk, juga merupakan amanah leluhur yang kelestariannya harusdijaga.MasyarakatKasepuhanCisitu telah cakapmembagiwilayahhutanmenjadibeberapa
zonasisesuaidengan fungsidankegunaannya bagi kehidupanmereka. Konsepini merupakan
konsep warisan leluhur yang telah dipercaya dan ditaati oleh masyarakat secara turun
temurun. Didasari oleh adanya pengetahuan tentang hutan, fungsi dan zonasinya mereka
dapat menjaga keselestariannya hingga saat ini. Berikut ini konsep zonasi hutan menurut masyarakatadatKasepuhanCisitu13:
a.HutanTutupan14
Hutantutupanmenurutistilah kehutanan disebut sebagai zona inti, yaitu sebuah wilayah
hutan yang tidak boleh dibuka serta dilakukanaktifitas kehutanan ataupunpertaniandemi
kepentinganapapun. Hal ini dimaksudkanuntuk menjagakeseimbanganalamdidalamnya,
Rendanganadalah sekelompok orang memiliki keyakinan yangsamadengan pimpinan adat,dengankata lainrendangan
merupakan pengikutsebuah komunitas adat kasepuhan (Rosyadidkk.,2005: 40).
Terdapat27jenispadi lokal yang ditanam oleh masyarakat Cisitu yaitu;15 jenispare,6 jeniscere,2 jenis hawara dan4 jenis ketan.
Rata-ratapendapatan per hektar 4 5tongabahkering giling.Selainitu terdapat 3.800 lumbung padi,yang masing-masinglumbung berisi
antara5001.000pocong padi.Satu pocongpadi sekitar 3,5 kg(https://sites.google.com/site/nimusinstitut/masyarakat-adat-cisitu.).
Disarikan dariwawancara dengan narasumber dengan Bapak Yoyo(SekretarisAdat Kasepuhan Cisitu)pada tanggal 11Maret
2015.
Disarikandariwawancara dengannarasumber dengan Bapak Yoyo(Sekretaris Adat Kasepuhan Cisitu)pada tanggal 11 Maret
baik flora, fauna, tanah, air, udara, dan kekayaan alam lain yang terkandung didalamnya.
Begitu pula halnya dengan masyarakat Cisitu, mereka menganggap hutan tutupan atau
leuweung tutupan sebagai hutan keramat yang terlarang untuk dikunjungi apalagi dieksplitasi.
Menjagalahan hutantutupanmerupakan sebuahperaturantaktertulis yang mutlakharus
ditaati oleh masyarakatKasepuhanCisitu,danmasyarakatsecara sukarelamentaatinya tanpa
syarat. Hal ini dilakukan karena mereka menyadari bila sawah yang ada lebih sedikit
jumlahnyadibandingkandenganhutan,maka dapatdipastikansawahyangada akanterbebas
dariseranganhama sepertiburung, tikus,danbabihutan,karenasebagianbesar hewan
-
hewantersebut tinggal didalam hutan bukan di sawah.Alasan lainmasyarakat mematuhiaturan
untuk menjaga dan memelihara leuweung tutupan karena sawah yang dikelola oleh
masyarakat pasti membutuhkanair,sedangkanmataairsebagaisumberpengairanalamibagi
lahanpersawahanitu berasal dari hutan. Alasan terakhir adalah untuk menjaga erosi, longsor
dan lain sebagainya.Menurutpenuturan masyarakatsetempat,selama merekahidupdi sana
hampirtidak ada berita atau kejadian longsor yang berakibat fatal bagikehidupan masyarakat.
Hal inidapatdipahamikarena hutan masih terjaga.
Untuk memelihara kelestariannya, leuweung tutupan dijaga oleh mitos. Masyarakat
percaya apabilaada yang memasuki kasawan hutan tutupan tanpa seijin olot
,
maka akanmengalami gangguansecaragaibataukualat(kabendon) darileluhur.Olehsebab itu,segala
aktifitasmasyarakat terkait denganleuweungtutupanharusatasdasar ijindan petunjukolot
,
supayaterjagadarimarabahayayang dapat terjadi.
b.HutanTitipan15
Menurut warga setempathutan titipan adalahsuatukawasan hutan yang diamanatkan
oleh leluhur Kasepuhan Cisitu pada para incu putu (warga kasepuhan) untuk dijaga,
dipelihara,dan tidak mengganggu kawasan hutan tersebut. Halinidilakukan, karena hutan
titipanadalah kawasan hutan sekunderyangada di sekeliling hutan tutupan yang berfungsi untuk menjaga siklus ekologi yang ada di dalamnya agar tetap dalam kondisi lestari
sebagaimana seharusnya.Hutan titipan masihbisa dimanfaatkantetapisangat terbatas.Sirah
caiatauhulusungaiyangada diwilayah hutantitipantidakbolehdiganggu,tetapi wilayahnya
bisa digarap denganmenanam beberapatanamanproduktiftahunanseperticengkeh,bambu,
dan aneka tanaman kayu
-
kayuan seperti; jeungjing, manii, rasamala, manglid, pasang,mahoni, damar, puspa, dan bambu. Pohon kayu
-
kayuan ini bisa ditebang tapi terbatas,biasanyapemanenan kayu berdasarkan kebutuhan
-
kebutuhan yangsangatmendesaksepertiuntuk membangunrumah,itupun jumlahnyatidakbanyakkarenasebagianbesarperumahan penduduk Kasepuhan Cisitu merupakan jenisrumah permanen yangtidak terlalu banyak menggunakanunsurkayu.
Kayu
-
kayu juga biasa ditebang untuk keperluan pertambangan, khususnya sebagaipenyangga lubang
-
lubang tambang emas yang digali oleh masyarakat. Karena kawasanpertambangan emas tradisional eks Antam blok Cikidang berada di blok Cikidang yang
masukkedalam wilayahzona intikawasan taman nasionalSalak Halimun,makamasyarakat
tidak ada yang berani untuk menebang kayunya, oleh karenanya untuk kepentingan
pertambangankayu yangdiperlukandibawadari kawasan hutantitipan.Tetapibiladi wilayah
hutan titipan tersebut misalnya masih terdapat mata air yang mampu menghasilan dan
mengalirkanair ke permukimanpendudukataulahan pesawahan,sehinggapatutdiduga bila ditebang kayu
-
kayu itu dapat merusak sumber air, maka tidak boleh ditebang. Intinyapemanfaatan hutan titipan inisangat terbatas, bergantungpadaketersediaan sumber air di
Disarikan dariwawancaradengan narasumber dengan Bapak Yoyo (Sekretaris Adat Kasepuhan Cisitu) pada tanggal 11 Maret
dalamnya.
c.HutanBukaan atauLahan Garapan1''
Menurut narasumber leuweung bukaan adalah suatu kawasan yang sekarang telah
terbuka dandapat digarapolehmasyarakatsertamasih dikelola untukarealpersawahan,huma
dan kebun. Lahan pertanian sawah selain terdapat di sekitar pemukiman penduduk juga
berada leuweungbukaan yang termasuk kedalam wilayah taman nasional Salak Halimun.
Sekitar tahun 1970 an merupakan kali pertama masyarakat menggarap leuweung bukaan menjadiareal pesawahan.Hal ini dilakukan masyarakat karena otoritas Perhutanisaat itu
membolehkan mereka membuka lahan. Keputusan Perhutani pada saat itu didasari oleh
adanya kebijakan pemerintahorde baru yang sedangfokuspada usaha
-
usaha peningkatanekonomi nasional, dengansalah satunya adalah mengeluarkan ijin penebangan kayu
-
kayuhutandan pemanfaatan hutan menjadilahanpertanian produktif. MerekamenyebutMantri
Sukandar(Perhutani) sebagai orang yang berjasa memberikan kewenangan tersebut.Namun
demikian masyarakat hanya diperbolehkan untuk mengelola lahan tersebut, bukan untuk
memilikinya,karenapadadasamya lahan tersebut masih menjadi bagian dariwilayahtaman
nasional.Selain padi ada juga ditanam jenistanaman keras sepertijeungjingyangditanam
berdampingan di sekitar areal pesawahan.
Lahan garapan masyarakat yang berada di wilayah Taman Nasional Salak Halimun,
dikelola oleh sebagian besar warga Kujangsari yaitu sebanyak 80% dan 20% oleh warga Situmulya. Karena jaraknya yang cukup jauh dari desa, untuk mengolah lahan tersebut
biasanya warga bermalam selama kurang lebih satu malam dalam seminggu di lahan
sawahnya yang berada jauh di dalam hutan.Apabila menjelang panen raya mereka dapat menginap disawah hingga satu minggu lamanya, dan baru akan pulang ke rumah, setelah
panen raya.Penen raya ini hanyadilakukan sekali dalamsatutahun,artinya hanya terdapat
satukalipola tanam padisawah,padamasyarakatdiKasepuhanCisitu.
Luas lahan garapan sawah yang berada diwilayah Kasepuhan Cisitu sekitar 720 Ha
dengan40blok. Lahangarapan inisebagianbesar berada di taman nasional Salak Halimun.
Sebagaimana pertama kali dibuka pada awalnya dahulu, luasnya hingga saat ini belum berubah. Hal ini disebabkanadanya kepercayaan atau mitos yang berkembang dan masih
dipercayai oleh masyarakat, yang mengatakan bahwa bila ada satu keluarga yang bemiat
untukmenambaharealsawah garapan kemungkinan besar hasil panennyaakangagal.Kalau
sudah mengelolasatu petak tetapsajaharassatupetak,tidak dapat bertambah. Memangbisa jadi pada tahun pertama dan kedua masih dapat menghasilkan, tetapi biasanya ketika
memasuki tahun ketiga, panennya akan menemui kegagalan. Hal tersebut telah menjadi
semacam pantanganyangmasih dipercayai oleh masyarakat,karena seringkali tcrjadi. Hal
lainjugadikarenakan sawahyangberada diwilayahtaman nasional bukanhak milikwarga,
oleh karenanya tidak dapat diperjualbelikan.Lain halnya apabila sawah garapan berada di tanah desa, masih bisa dijualbelikan.
Seiring dengan terjadinya alih fungsi lahanpertanianmenjadipermukiman yang terjadi
di kota
-
kotabesar, kondisilahanpertanian sawahdiKasepuhanCisitupuntidakluputdariimbas fenomena tersebut. Hal ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan penduduk yang
semakin tinggi setiaptahunnya,secara tidak langsung membutuhkan ruang yanglebih luas.
Namun demikianPenyusutan lahan pertanian yang terjadi karena alih fungsi lahan untuk
pemukiman di Kasepuhan Cisitu tidak terlalu besar. Lahan pesawahan masih dapat
dipertahankansecara maksimal.
Disarikan dariwawancara dengan narasumber dengan Bapak Okri(KetuaAdat Kasepuhan Cisitu)pada tanggal 10 Maret 2015,
Bapak Yoyo(Sekretaris Adat Kasepuhan Cisitu)pada tanggal 11 Maret 2015,dan Bapak Ugandi(sekretaris Desa Situmulya)tanggal 17
Untuk mendukung pola pertanian di KasepuhanCisitu, telah tersedia saluran
-
saluranirigasi, baik itu berupa saluran irigasi masyarakat (saluran kecil
-
kecil) maupun pengairanirigasi setengah teknis (bendungan dan saluran yang lebih besar). Pengaturan dan
pemeliharaansaluran irigasi besar (setengah teknis) yang tidakdapatdikelola oleh individu
-individu warga, dilakukan secara bergotong royong oleh masyarakat dengan menunjukseorang ulu
-
ulu sebagai penaggungjawabnya. Setiap saluran dikelola dan dipelihara olehseorangulu
-
ulu,
petanipenggarapmemberikankompensasi berupa satuikat padi (sapocong)kepadaulu
-
ulusetiaptahunnya sebagai bentuk ucapan terima kasih ataspengaturanair yang dialirkanulu-
ulukesawah mereka.Secaraumum jumlahulu-uluirigasi setengahteknisdiDesa Situmulyakhususnya ada dua orang, sedangkan irigasi masyarakat dikelola oleh masing
-
masing penggarap yang salurannya melewatidanmengairi sawahnya.Tugas seorangulu-ulumengatur aliran air kesawah
-
sawah warga, agarjangansampaiada sawah yang dialiriair terlalu besar atau terlalukecil. Pengaturannya haruspassesuai dengan kondisi tanaman.
Selainperanulu
-
uludanpetanidalam sistempengairan pertaniandiKasepuhanCisitu,air itu sendiri juga memegang peranan yang cukup penting. Keberadaan air yang cukup
melimpah merupakan suatu anugerah tersendiri bagi parapetani, sehingga mereka sangat
memperhatikan untuk selalu menjaga sumber
-
sumber mata air yang menjadi ruh dalamkehidupannya.Dalambahasa lokal merekamengatakansepertiini:
ceuk kolot sirah caimahulah waka dituaran, soalna bakalrieuthulu,mun hulu cai
euweuhkayuanteu aya caian nu lieursaha?nulieur urang keneh
.
Lainberartirieuthulu kupanyakittapi kumaha mikiran caiieuscingkan aya anYang artinya, menurut orang tua pohon
-
pohon yang ada di sumber mata air jangansampai ditebang, sebab akanmenyebabkansakitkepala. Bila disumbermata air tidak terdapat
pohon,makayangakanpusing siapa?Yang pusingkitasendiri.Bukan dalam artianpusing kepala,tapi pusingmemikirkanbagaimanaair tetap harus ada.
Berdasarkan kontribusinya terhadap pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan baik
lingkungan alammaupunbuatan (pesawahan) yang berbasiskan kearifan lokal, dalam hal ini
sistempengelolaan pertambangan secaratradisional dan sistem tanam padisetahun sekali,
KasepuhanCisitupemah mendapatkan penghargaan dari PresidenSoehartodan SBYdalam
rangka ketahanan pangan. Cisitu dianggap mampu mempertahankan ketahanan pangan
dengancarakearifan lokalyangdikembangkannya.
2.Implemantasi Hukum Adat Menuju Kemakmuran17
Sebagaimana diketahuisebagaibangsa yangmemilikikeanekaragamansuku bangsa dan
kepercayaan, Indonesia memiliki dasarhukum negara yang kuatyaitu undang
-
undang dasardanperaturan turunananlainnya.Di sampingitujugasetiap pemeluk agama dan kepercayaan
pasti memiliki hukum agamanya masing
-
masing. Begitu pula masyarakat adat sangatmengagungkan hukum adat mereka sebagaipedomandanpegangan hidupdankehidupannya.
Ketiga hukum yang ada ini yaitu hukum negara, hukum agama, dan hukum adat haruslah
senantiasa berjalan beriringan dalam mengatur kehidupan masyarakatnya. Bila terjadi
pertentanganan di antara satu dengan lainnya, maka dapat dipastikan akan terjadi
kebingungan pada masyarakat, bahkan tidak jarang menyebabkan pertikaian dan konflik
sosial yang berkepanjangan. Uraian mengenai hal di atas dirasa perlu untuk mengaitkan bagaimanaperanan ketigahukumtersebut dalam kehidupanmasyarakat Cisituyangcukup
pelik denganadanya berbagaiaturanyang harusmerekajalani.
Disarikan dariwawancaradengan narasumber dengan Bapak Okri (Ketua Adat Kasepuhan Cisitu) pada tanggal10Maret2015,
Masyarakat di Kasepuhan Cisitu, menyadari keberadaan mereka sebagai bagian dari
keselurahanmasyarakat Indonesia dibawah naunganNKRI. Secaratidaklangsungmereka
melakukan penyesuaian dalam hukum adat mereka terutama menyangkut aturan yang
berkenaan dengan kehidupan sosial, seperti peningkatan pendidikan, ekonomi, dan
sebagainya. Larangan
-
laranganataupamali dalamhukumadatyangpadaawalnya melarangmasyarakatuntuk mengenyam pendidikan ditiadakan. Larangan untuk membangunrumah
secara permanendilunakan,seiring dengansemakin meningkatnyatuntutandankebutuhan
ekonomi masyarakatnya.
Selain hukum adat, ada istilah hak adat yaitu satu kesatuan kolektif terhadap segala sumberdaya diwilayahnya, yang lazim disebut hak ulayat,yang pada dasamyaadalah hak
yang berkenaan dengan pengelolaan, sekaligus pemanfaaatan sumberdaya (Mariane,
2014:65).
Beberapa hal terkait hak adat masyarakat diKasepuhanCisitu yang dasamya menjadi
privasi masyarakat, pada kenyataannya bertentangan dengan apa yang dilakukan negara.
Contoh nyata adalah ketika merekamempertahankanwilayahhutan adat yang berada di zona
inti taman nasional,dari keberadaan PT.Antam (Aneka Tambang)yangmelakukan kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi tambang emas Blok Cikidang. Masyarakat Kasepuhan Cisitu
mengetahui arti pentingnya hutan tutupan sebagai sumber daya alam yang tidak boleh diganggu oleh siapapun dan kepentinganapapun. Dengansegenap kekuatan yang mereka
miliki, mereka berjuang menentang keberadaan PT. Antam di wilayahnya, menggunakan langkah
-
langkah hukum selama bertahun-
tahun, hingga akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK)mengabulkangugatan mereka untuk menarik kekuasaan PT. Antam atas lahan hutandan kekayaanalamyang ada didalamnya.
Aturan mengenai pembatasan pendidikan dan kesejahteraan lahir pada saat
kepemimpinanAbah Okri, selaku ketua adatKasepuhanCisitu. SelamamemimpinCisitu dari
tahun 1980 an hingga saat ini, telah banyak merombak beberapa aturan adat demi
kesejahteraanmasyarakatnya. Abah Okri mengatakan
di adatteudimeunangkeun nyieun imah bagus,indit kasakola, atuh moal maju ieu
nagarateh
,
sedengkeun ngolahnagarateh humpinterArtinya: menurut aturanadat tidakdiperbolehkan membangunrumah bagus, pergike
sekolah, tidak akan maju negara ini,sedangkan untuk mengelola negara ini dibutuhkan orang
-orang yangpintar.
Hal tersebut membuktikan bahwa Cisitu pada dasamya telah terbuka dengan segala
pembahan yang terjadi di masyarakat. Sehingga mereka berfikir bahwa antarahukum adat
danperaturan negara hamssaling melengkapi. Sebagaimanatercantumdalam filosofihidup
merekatilu sapamulu, duasakarupa,nu hijieta-eta keneh(tiga kesesuaian, dua serupa,yang satuitu juga). Konseptersebutsecaraumurn diartikan bahwaantara agama,adat,dan negara
menyerukan pada jalan kebenaran demi kesejahteraan dan kebahagian manusia hidup di
dunia.
Kondisi kehidupan yang teratur dan mensejahterakan ini pada akhirnya memberikan
ketentramanhidup bagi masyarakatsecarakeseluruhan.
“diCisitumatingjempling, rampog lowong, bangsat teu araya, beurit teu araya
.
Aya eta gebeurittapi teungaruksak.
Didieu mahj'angngusir beurit teh lainkusemprotah, tapiku panglay jeung menyan
.
Padahal mah lain matih menyan na,matih pang/ay na, numaha kawasanuawa
.
sArtinya:diCisitu nralingsunyi,rampokkosong,bangsattidak ada,tikuspuntidak ada.
hama,tetapidenganpanglaydan kemenyan. Sebetulnya bukan karena manjur kemenyan nya,
bukanpula ampuh panglaynya,tetapiyangMahaKuasa yangmengawasi.
sing kade budak mipitsia kuduamit,ngala kudumenta,nganggo suci, makankudu halal, ngecapbener kahavaang urangpastidiijabah
.
Artinya:hati
-
hati anakku memetik harus permisi,mengambilharus minta, memakaihams suci,makan harus halal, berkatahamsbenar keinginankitapastidikabulkan.
Pepatah
-
pepataholottersebutmenjadipenuntunhidupmasyarakatCisituhingga saatini.Keberadaan olot sebagai tetua yang memiliki kharisma kuat di masyarakat, mempakan
sebuah modal sosialyangsangat pentinguntukmenjagastabilitas dan kelangsungan hidup
warganya,dengan wejangan danpepatahkaruhun sebagai dasamya.
Luntumyakepercayaan masyarakat terhadappemimpinnyasaat ini,dianalogikanoleh
olotOkridalam peribahasan ini dukun kurang pangaruh, adatkurang pangaruh mengapa
haltersebut bisa terjadi?karenahukumadatyang digunakan hanyalah sebataslipsservicesaja
oleh tetuanya.Umpamanyaseorang ketuaadat menyumhuntuk tidak berbuat salah kepada
oranglain,tetapi dia sendirijahatkepadaoranglain, makaapapun yang dikatakanoleh ketua
tersebut tidak akandidengardandipatuhiolehwarganya. Jadiwibawa seorangpemimpin itu
hamslah selaras antara wibawa lahir dan batinnya. Kebenaran yang diperintahkan
dicontohkan sesuai denganaturannya olehpemimpin,sehingga dapat ditumtiolehwarganya.
Kehidupan masyarakat yang sejahtera mempakan dambaan setiap pemimpin.
Kesejahteraan masyarakat, dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan seorang
pemimpin dalam memimpin masyarakatnya. Hal inilah yang menjadi sebuah kebanggaan
bagiolotOkri diKasepuhanCisitu. Merekaberpendapatbahwa sejakdiputusolehMK,saat
itulahCisitumerasa bamsajamerdekadari belenggu penjajahan.Tidakadalagiwarga yang
hams menyetorkanasilpanen mereka ke oknum pemerintahan (Perhutani), tidak ada lagi
pungutan liar hasil hutandan pertanian. Semua warga merasakan kebebasannya. Seorang
pemimpin yangtotalmendedikasikanamanatkepemimpinannyauntukmasyarakatnyaakan
merasa senang bilamasyarakatnya dapathidup berkecukupandisertairasaamandantentram
dalammenjalankannya.
Kemerdekaan berperikehidupan juga dirasakan oleh selumh masyarakat Cisitu,
khususnya generasi muda yang masihada di bangku sekolah. Olotsebagai pimpinan adat
memberikan kesempatan yang sebesar
-
besamya bagi masyarakat untuk mengenyampendidikan padatingkatan yang lebih tinggi. Kondisi ini berimbaspadasemakinbanyaknya
masyarakat yang peduli dengan pentingnya pendidikan. Banyak dari orang tua di Cisitu
menyekolahkan anaknya hingga sekolah menengah atas bahkanpergumantinggi. Pendidikan
inijugalahyangpada akhimya yangmendorongpembahanpada masyarakatadatKasepuhan
Cisitu. Generasimuda terdidik mulaimerintis perjuanganmempertahankanhakadatmereka
dengan berdasarkan pada pengetahuan hukum yang mereka ketahui danpelajari,sehingga
rasakeadilandapatmerekaperolehdarihasil proses hukumwalaupunhams ditempuh dengan
waktu yangcukuppanjang.
Kepatuhan warga masyarat Kasepuhan Cisitu kepada ketua adat, selain berhasil
memberikan dampak positif terhadap keteraturan dan keberlangsungan kehidupan
masyarakatyang aman, tertib,nyaman, dansejahtera,jugaberimbasterhadap pengelolaan
lingkungan alam yang mereka kelola. Segala pantangan dan larangan berkaitan dengan
pengelolaansumber daya alamdipatuhi,demiterjaganyakondisi alam yang baik. Jika kondisi
alam baik tentunya akanberdampak terhadap pemenuhankebuhutanhidupmasyarakat, yang
3. Pengelolaan Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa di wilayah adat Kasepuhan Cisitu
terdapat sebuah potensi alam yang cukup besar, yang pada awal tahun 2000 an sempat
menimbulkan konflik horizontal antara masyarakatKasepuhanCisitu danpemerintah,yang
dalamhal ini digawangi oleh perusahaan BUMNyaituPT.Antam dan Perhutani.Potensi alam
tersebut adalahpertambanganemas,yang beradadiBlokCikidang.BlokCikidangitusendiri
termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Salak Halimun dan zona hutan tutupan
masyarakatadatKasepuhanCisitu.
Kawasan zona inti hutan tutupan, menurut aturan adat Kasepuhan Cisitu tidak dibolehkan untuk dibuka, dalam kondisi dan kepentingan apapun demi menjaga kelangsungan hidupekosistemyangadadidalamnya supayatetap lestari. Namundemikian
pemerintah (melalui PT. Antam difasilitasi oleh Perhutani), tetap bersikeras untuk
membukanya, dengan alasan daerah tersebut memilikipotensisumberdaya alam yangcukup
besar yaitu emas. Kebijakan pemerintah mengekspliotasisumberdaya alam di zona hutan
tutupanCisitu, menyebabkan masyarakat tidakdapatberbuat banyak sekalipunpadadasamya
masyarakat tersakiti. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan mereka terhadap
kebijakan pemerintahyangmerurut mereka harusdipatuhi. Hal inididasari karena mereka
mengetahui bahwa Cisitu berada di bawah naungan pemerintah NKRI, sehingga harus mengikuti segala kebijakannya sekalipun bertentangan dengan hukumadat mereka.
Pertentangan internalyang terjadi dalam pemikiran masyarakatadatKasepuhan Cisitu.
Disatusisi merekamengetahui bahwa undang
-
undang dasarnegaratelah mengatur mengenaibumi, langgit, dan kekayaanalam yang ada didalamnya dikuasaioleh negara. Sementara hukum adat berkata lain, bahwa hutan tutupan merupakan wilayah yang tidak boleh
dieksploitasiuntuk kepentingan apapun.
Blok tambang Cikidangpertamakali dibuka olehAntam sejaktahun 1999 di zona inti
hutan tutupan, dan resmi ditutup tahun 2008. Bahan baku bijih emas ditambang di Blok
Cikidang, sedangkan pengolahannya dilakukan di Cikotok. Daerah Cikotok merupakan
kawasantambangemas yangtelahterlebih dahulu dibuka oleh PT.Antampadatahun 1939.
Cikotoktermasuk kedalam wilayahKasepuhan Ciherang,tapimasihsatukecamatan dengan KasepuhanCisitu.18
Ekspanasi PT.AntamdariTambang Cikotok keCikidang dimulaipada tahun 1999.Sejak
itu PT
.
Antam melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di Blok Cikidang. Padakenyataannyakegiatan mereka tidak memberikandampak positif bagi masyarakat sekitar,
yang ada hanya menimbulkan permasalahan.Permasalahan pertamayaitutimbulkecurigaan di masyakarat karena adanya provokasi bahwa di Blok Cikidang ada permainan antara
PT.Antam, Perhutani dengan lembaga adat. Masalah kedua,pohon
-
pohondi hutan ditebangolehperusahaan,padahalBlok Cikidang itu secara otoritas negara masuk ke dalam taman
nasional,dimana dalam ketentuanUU no.41tahun 1999 tentang pokok
-
pokok kehutanantidak diperbolehkan untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap hutan
tersebut,namunfakta dilapanganmerekamelakukan kegiatanitu.19
MasyarakatadatCisitu beranggapanbahwaPT. Antam telah melanggarduaketentuan
tersebut, yaitu ketentuan negara dan ketentuan adat, sehingga akhimya masyarakat
melakukan konfrontasi terhadap korporasi. Perlawanan masyarakat ini tidak dilakukan
dengan demonstrasi dan anarki, namun menggugat secara konstitusional berdasarkan
peraturanyang telah adasebelumnya.Gugatan komunitas adatterhadap korporasi tambang
2015.
dilakukan secara simultan daripengadilannegeriLebak,pengadilantinggiBanten, hinggake
Mahkamah Konstitusi. Prosesnya berjalancukupalot, hingga menghabiskan waktu selama
enam tahun. Akhimya perjuangan masyarakat tidak sia
-
sia, amar putusan MK yangdikeluarkanpada 16Mei 2013, mengamanatkan bahwa tanggungjawab pengelolaan hutan
adat dansegala sesuatu yang berada didalamnya menjadi hak dan kewenangan komunitas
adat. Sebagai konsekuensidariamarputusan MK tersebut, berartibahwaseluruh aktivitas
pertambangan harus dihentikan dan dikembalikan kepadamasyarakat.
Ketidak berpihakan pertambangankepadamasyarakatsekitar sebagaipemilik wilayah
adat, dapat dilihat dari kondisi kesejahteraan masyarakat yang tidak berubah. Sebagian
masyarakatberadadalam kondisipra sejahtera. Di sisi lain pertambangan mengerukkekayaan
alam mereka.Sungguh sebuahkondisiyangironi.Menurut pemaparannarasumber,padasaat
Blok Cikidang masih dikuasi PT.Antam, hanya beberapa orang saja di Desa Cisitu yang
memiliki kendaraan roda 4 (6 unit), tapi setelah tambang ditutup dan diambil alih oleh
masyarakat, kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cisitu menjadi lebih baik. Kondisi
tersebut dibuktikan dengan semakin meningkatnya kesejahteraannyahidupmereka. Jumlah
kendaraan roda4sudah ada di atas 100 buah, roda2sebanyak400buah,rumah
-
rumah yangdahulunyasemipermanen berubah wujudmenjadibangunanrumahyang megahdan mewah.
Halini terjadi sebagaidampak dikelolanyapertambangan oleh masyarakatCisitu,sehingga
mereka mempunyaikewenangansendiridalam mengelola tambangsebagaisumber kekayaan
alam yang ada di wilayah Kasepuhan Cisitu.
Penyebab utama terjadinya perubahan sosial pada masyarakat Cisitu karena adanya
pertentangan (conflict) dalam masyarakat, antara masyarakat Cisitu dengan PT. Antam
mengenai pengelolaan hutan tutupan. Setelah konflik mulai mereda, masyarakat Cisitu berupaya untuk mengenai,mengetahui,dan melakukan sendiri usaha
-
usaha pertambangantradisional.Namundemikian pertanian sebagaimatapencaharian utamamereka tetap tidak
ditinggalkan.MenurutmasyarakatCisitupertambangan inihanya sebuah kerjasampingan,di
luar kerja utama mereka mengelolapertanian. Adanya pengenalancara
-
carahidupsebagaipenambang tradisional, selain bertani, tidak serta merta meninggalkanpencaharian utama
mereka sebagai petani, sebagaimanayang diamanatkan karuhun kepada mereka untukselalu
menjaga kelangsungan alam dengan bercocok tanam. Sistem pertanian tetap berjalan
sebagaimanamestinya dengan pola tanamsatutahun sekali.Dalam jangka waktu menunggu
jedapengeloaanpertanian inilah,merekamenanfaatkanwaktunya untukmengelola tambang.
Setelah putusan MKdikeluarkan,PT.Antam pergi.Namunkarena BlokCikidangsudah
terlanjurdibuka oleh PT. Antam, untukmengantisipasi penjarahanoleh oknum
-
oknumyang tidak bertanggung jawab,makapengelolaanBlokCikidangdiambilalih olehlembagaadat.Pertimbanganpertama lembaga adat yang menyelamatkanhutan dan kekayaanalamyang
berada di dalamnya, namun karena lembaga adat bukanmerupakansebuah badan hukum yang
memiliki payung hukum, maka mereka tidak dapat mengelolanya secara langsung. Oleh
sebab itu dibentuklah sebuah badan hukum dengan bentuk koperasi yang diamanatkan kepada
lembagaadat untuk mengelolanya.
Hingga saat inipengelolaan kawasan tambang Blok Cikidang berada di bawah naungan
koperasi yang dibentuk oleh lembaga adat masyarakat Kasepuhan Cisitu, sehingga
masyarakatdapat mengambilmanfaatnyasecara langsung.Anggota koperasi tidakmutlak
masyarakat Cisitu. Koperasi ini bersifat serba usaha yang salah satu fungsinya adalah
pengelolaan serta pemasaran hasil.Pengelolaan disini berarti pengeloaan20 kawasan hutan
bekaspertambanganPT. Antam,yangdilakukan dengan carapertambangan tradisional.Hasil
Disarikan dari hasilwawancaradengan BapakYoyo (SekretarisAdat Kasepuhan Cisitu) tanggal 14 Maret2015.
dari pengelolaantersebut kemudian dipasarkandan hasilnya menjadi keuntungan bersama
seluruh wargakoperasi.
SebagaimanadiamanatkanUUD1945ayat33 bahwa bumi,air, udara,dan kekayaan
alam yang ada didalamnya dikuasai olehnegaradan dipergunakanasebesar
-
besamya untukkemakmuran rakyat ,merupakanpemyataan umum yang apabila ditelisik lebihjauhtidak
berlakuumum. Hal iniberkaitan denganaturan
-
aturan dibawahnyayangmenjadi penjabaran dariUUD 45ayat 33diatas.SepertihalnyapadaUUno.41tahun1999 tentangpokok-
pokokkehutananyangmengatur mengenai adanya laranganmengeksplorasi dan mengeksploitasi
hutan tutupan secara besar
-
besaran. Belum lagi aturan perundangan tentang agraria yangmengamanatkan bahwa tanah adat merupakan hak prerogatif masyarakat adat yang tidak dapatdimanfaatkan secara umum.
Kondisikawasan hutan padasaatdilakukan penggalian tambangemasolehpemsahaan
tambang, sangat memprihatinkan. Kayu
-
kayu hutan banyak ditebang untuk kepentingantambang, sehingga kondisi hutan menjadi rusak tak terkendali.Namunkeadaannya saat ini
berbeda, hutan kembali menjadi hijau karena tidak ada lagi pohon
-
pohon yang ditebang.Apabila dahulu perusahaan tambang menebang pohon
-
pohon di hutan tutupan untukkebutuhan kayu
-
kayu penyangga lobang galian tambang, ketika dikelola masyarakatsetempat tidak ada yang berani menebang pohon dari kawasan hutan, mereka membawa
sendirikayu tersebut darihasil penebangan pohon yangmerekatanam sendiri,yangberadadi zona kawasanhutan titipan. Jadi kondisi hutan saat ini sudah kembali hijau dan rimbun.
Meskipuntetap terdapat beberapalobang galian tambang,tapi tidak ada kayu
-
kayu hutanyang ditebang.
Pengelolaan tambang tradisionalBlokCikidang,selainmengambil kayu dari luarhutan
tutupan,masyarakat penambang jugatidakdiperbolehkan menggunakanalat berat dan bahan
peledak dalammengeksploitasihasil tambang. Kegiatan tambang mumi dilakukan dengan
cara
-
caratradisional dan manual. Ada juga pantangan-
pantanganhari, serta larangan bulanyangditetapkan setiaptiga bulan sekali. Pada masa larangan bulaninimasyarakat tidak boleh
melakukan kegiatan di pertambangan. Misalnya bulan januari, februari, maret larangan
bulannya misalnyahari senin.Kemudianapril,mei,junilaranganbulannyahari selasa,dan
seterusnya. Yang menentukan waktu larangan bulan adalah para ketua adat. Kenapa ada
laranganbulan?Jika dilakukankenapa?Jika dilanggarbagaimana?Tidakdapat dijelaskan
karenatelahmenjadi kewenanganhukumadat.Namunsecara logika,dapatditelusuri dengan
adanya rumah kaca diduga akan timbul pemanasan global. Jika kendaraan terns menerus
dihidupkan pastitidak akan bertahan lama, hal itujugadapat dianalogikan terhadapkondisi
hutan dengankeberadaantambang tradisionaldidalamnya,sudah dapat dipastikan dengan
ternsmenerusdieksploitasitanpa henti, suatu saat nantikondisihutan akan rusak. Maka dari
itu diperlukan waktu jeda bagi bumi (lokasi tambang) untuk merekoveri dirinya sendiri
terhadapsegala aktivitas manusia,sehingga kondisi lingkungan alam disekitamyadapatterns
terjagadengan baik.
Laranganbulan selain memiliki konsep yang logis bagi keberlangsungan lingkungan
alam, jugamemiliki nilai mistis yangdipercaya masyarakat bertuah. Menurutnarasumber
setempat bila seseorang melanggar larangan bulan untuk tidak boleh beraktivitas, tetapi
mereka tetapmemaksakan beraktivitaspadahari tersebut,makakarma yangakanditerimanya
adalahkematian.Contohnya sudah terjadi sehingga masyarakatsangat mempercayainya.
Sekalipun masyarakat mengelola kawasan bekas pertambangan PT. Antam, secara
tradisional, namun cara
-
cara mereka mengelolanya dengan konsep-
konsep kearifan lokaltelah terbukti tidak merusak hutan. Konsep
-
konsep kearifan lokal yang mereka terapkanmenghindaripenebangankayudi hutantutupan,sertatidak menggunakan alat berat dan bahan
peledak. Pengelolaankawasan hutan dengan keberadaan tambang tradisional diKasepuhan
Cisitu, pemahdijadikan sebagai contoh pengelolaan hutan yang berwawasan lingkungan.
Tambang Blok Cikidang dengan kearifan lokal pengelolaannya telah dijadikan wahana
pembelajaran oleh masyarakatdari berbagaidaerah,bahkan dariluar negeri.
III. PENUTUP
A
.
KesimpulanOlotsebagai pemimpin adat yang diseganidan dihormati olehseluruh masyarakat Cisitu
memilikiperan yangsangat besarterhadap perubahansosialyang terjadi pada komunitasadat
Cisitu. Melaluipetuah
-
petuah yang diutarakannya yang berartijuga sebuahpedoman bagikehidupan masyarakat Cisitu, aturan adat diimplementasikan dalam berbagai sendi
kehidupanterutamapada aspeksosial, ekonomi, religi dan sistemkepercayaandengan begitu
kuat.Apayang diungkapkanolot haras dipatuhi oleh seluruh masyakat di komunitas adat
Cisitu. Olot sebagai pemimpin yang egaliter memiliki pandangan
-
pandangan hidup yangvisioner, tanpa meninggalkan kepercayaan karuhun sebagai landasan utama pikiran
-pikirannya. Namundemikian olotmampu memilahdan memilih beberapahalyang dirasa tidaksesuaidengan kondisi kekinianuntukditinggalkandandigantikan dengan tradisiatau hal
-
halbara yang bersifat membangun demi kepentinganmasyarakatnya.Hal yang paling kentara terlihat adalah bagaimana pemimpin adat Cisitu mampu mendorong terciptanya perubahansosial dengan caramengimplementasikanaturan
-
aturan adat terhadap pengelolaan lingkungan,terutama lingkunganhutantutupanyang dinggap tabu untuk dieksploitasi. Pantang dan tabu pada dasamya tidak dilanggar, masyarakat hanyamemanfaatkan areal terdampak tambang yang telah diekspoitasi sedemikan rapa supaya
dapat mendatangkanmanfaat bagi mereka dengan cara
-
cara yangbaik sesuaiaturanadat yangberlaku. Halinidilakukansupayakondisi hutan tidak menjadi lebih rasak,namun sebaliknya
berharap dapat dipulihkan kembali, sehingga mendatangkan mafaat bagi kesejahteraan
masyarakat.
Perubahan sosial ini diawali oleh kondisi fisik lingkungan hutan tutupan yang sudah
terekspliotasi perasahaan besarPT. Antam,danadanyapergeseran aturan adat. Selanjutnya
atas dasar kesepakatan bersama dengan para tetua adat, lokasi tambang yang telah
ditingglakan PT. Antam kemudian dikelola secara swadaya oleh masyarakat melalui
korporasi yang keanggotaannya sebagain besarmasyarakat Kasepuhan Cisitu. Keputusan
tetua adat ini temyata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakatsekitar.Pertambanganemas ex PT. Antam di lahan hutan tutupan
KasepuhanCisitu membawa masyarakat pada tahap kesejahteraan ekonomiyanglebih tinggi
dari sebelumnya. Pengelolaan tambang emas tradisional yang dikelola masyarakat saatini
temyatahampirmenyelurah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dikasepuhanCisitu.
Perubahan sosial pada masyarakat di Kasepuhan Cisitu, secara umum memberikan dampak yangcukupbesar terhadapkeselurahan kehidupan sosialmasyarakat,hal iniditandai
tidaksajadenganindikator peningkatan kesejahteraan,tetapi juga tingkat pendidikan yang semakin tinggidengandiperbolehkannya masyarakatCisitumengenyam pendidikan hingga
kejenjang yang lebih tinggioleholot
.
Olotmendukung pentingnya pendidikansebagaimodal dalam membangun bangsa, sehingga pemikiran dan kebijakannya selalu menyelaraskan dengan kemajuandanperkembanganzaman.tradisional yang ada di wilayah hutan adattutupan, merupakansebuahupaya internal dari
masyarakat dalam mendobrak sistem kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada
masyarakat adat khususnya Cisitu.Olotsebagaitetuaadat diKasepuhanCisitujugaberperan
pentingdalamupaya
-
upayamasyarakattersebut.Karenatanpa adanya kebijakan aturan adat yangdiamanatkanolotdengan memperbolehkan masyarakatCisitumengelola pertambangan emasdilahantutupan,kesejahteraanhidupmasyarakatCisitutidakakanmeningkatsepertisaatini.Dengandemikian adaketerkaitan yang cukup eratantara perubahan sosial dalamhal
peningkatan kesejahteraan,gayahidup,dantingkat pendidikanyangterjadipadakomunitas adat Kasepuhan Cisitu, dengan kegiatan masyarakat melakukan penambangan emas dan
pengelolaan lingkungan di hutan tutupan. Hal ini terjadi karena adanya aturan adatyang mendukung masyarakat untuk memanfaatkan lahan hutan supaya dapat mendatangkan
manfaat bagi mereka. Sehingga apa yang mereka hasilkan dari hasil pertambangan emas
tersebut dapatdimanfaatkanuntuk meningkatkan kescjahteraannya.
B.Saran
1.Masukan yangdapatdiberikankepadamasyarakatdiKasepuhanCisitu dalam mengelola
hutan dan hasil sumberdaya alam yang ada dilingkungannya yaitu emas adalah, lebih
memperhatikan lagi kondisi lingkungan alam yang ada diluar hutan tutupan khususnya yang dekat dengan pemukiman masyarakat, sebagai dampak pengelolaan bijih emas menggunakanmerkuri.
2.Keterbukaanmasyarakat diKasepuhanCisitu terhadap perkembangan kemajuanzaman,
dikhawatirkan akan menggerus nilai
-
nilai tradisi yang selama inimereka pegangteguh,khususnya pada generasi muda.Untuk itu diperlukan upaya
-
upaya strategis dari pemangkuadat setempat untuk menjaga keteraturan hidup masyarakatnya supaya tidak saling
berbenturandengan berbagai kepentingan.
DAFTARPUSTAKA
Iskandar, J.,(2001). Manusia, Budaya dan Lingkungannya
.
Bandung:Humaniora Utama Press.Mariane,I
.
,(2014).
Kearifan Pengelolaan Hutan Adat.
Bandung: Rajawali Press.Muhammad, A., (2015). ISBD Materi 4 dikases dari http://adaml 5156.web.unej.ac.id/
2015/09/23/isbd
-
materi-
ke-
4/Tanggal 3Januari2016.Rosidi,A.,(2011)
.
Kearifan Lokal;DalamPerspektif Budaya Sunda.Bandung: KiblatBukuUtama.
Rosyadi,dkk.,(2005).PerananLeuit dalamKchidupan masyarakat Kasepuhan Cisungsangdi
Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Banten. Laporan
Penelitian
.
Bandung: Balai Kajian SejarahdanNilai Tradisional Bandung.Saryono, (2010). Metodologi PenelitianKualitatif dalam Bidang Kesehatan
.
Yogyakarta: Nuha Medika.Soekanto,S.,(2012).Sosiologi Suatu Pengantar
.
Edisi1Cetakan44.
Jakarta : Raja GrafindoPersada.
Soemarwoto, O., (1994)
.
Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan.
Jakarta:Djambatan.
,(1999)
.
AnalisisMengenaiDampakLingkungan.
Cetke-
9.Yogyakarta: GadjahMada UniversityPress.
Senoaji, G., (2010). Dinamika Sosial dan Budaya Masyarakat Baduy dalam mengelola
HutandanLingkungan Bum/Lestari.Vol.10No.2Tahun 2010.Him302
-
310.Lingkungan di Banten Selatan . Jurnal HumanioraVol. 23 No. 1 tahun 2011,
him.1
-
15.Sztompka,P., (2011).SosiologiPerubahanSosial
.
Jakarta : Prenada.Masyarakat Adat Cisitu . diakses dari https://sites.google.com/site/nimusinstitut/