• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pendekatan Scientific dengan Menggunakan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pendekatan Scientific dengan Menggunakan Media Konkret untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ma"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

63 4.1.1 Deskripsi Pra Siklus

Data kondisi awal dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan observasi dan wawancara terhadap guru kelas 3 SDN Sidorejo Lor 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 70. Di dapatkan nilai prasiklus dari daftar nilai siswa yang dijabarkan dalam tabel distribusi ketuntasan hasil belajar matematika pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Pra Siklus

No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. ≥ 70 Tuntas 13 34%

2. < 70 Belum tuntas 25 66%

Niai minimum 35

Nilai maksimum 85

Rata-rata 58

(2)

Tabel 4.2

Rentang Hasil Belajar Matematika Kelas 3

No Rentang Frekuensi Persentase

1 34-42 3 8%

2 43-51 5 13%

3 52-60 8 21%

4 61-69 9 24%

5 70-78 10 26%

6 79-87 3 8%

Jumlah 38 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai pada rentang 34-42 sebanyak 3 siswa dengan persentase 8%, nilai diantara 43-51 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13%, nilai diantara 52-60 sebanyak 8 siswa dengan persentase 21%, nilai 61-69 sebanyak 9 siswa dengan persentase 24%, nilai 70-78 terdapat 10 siswa dengan persentase 26% dan nilai 79-87 terdapat 3 siswa dengan persentase 8% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan tabel 4.2 berikut ini disajikan diagram batang persentase rentang nilai belajar siswa kelas 3 pada pra siklus, yang dapat di lihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1

Diagram Distribusi Hasil Belajar Matematika Pra Siklus

8% 13%

21% 24% 26%

8% 0%

10% 20% 30%

34-42 43-51 52-60 61-69 70-78 79-87

Pra Siklus

(3)

Gambar 4.1 diagram hasil belajar matematika pra siklus, dapat dijadikan dasar dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Berdasarkan observasi terdapat proses pembelajaran matematika, diperoleh faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan penerapan pendekatan dalam proses pembelajaran belum dilaksanakan secara baik dan benar, hal ini dapat dilihat dari kurangnya kreatifitas guru dalam mengemas pembelajaran agar siswa lebih tertarik. Selain itu, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya dan bebas bereksplorasi. Akibat pendekatan yang diberikan masih kurang efektif untuk pembelajaran, siswa kurang aktif dan sulit memahami apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa merasa cepat bosan. Siswa lebih banyak menerima apa yang disampaikan guru secara teoritis dan guru tidak menggunakan alat bantu media konkret dalam proses pembelajaran.

Solusi untuk mengatasi ketidak tuntasan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SDN Sidorejo Lor 01 adalah dengan menerapkan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret pada mata pelajaran matematika yang dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada siklus I diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak lanjut. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35 menit.

4.1.2.1 Perencanaan Siklus I

(4)

Berdasarkan KD dalam kegiatan pembelajaran ditentukan pendekatan scientific menggunakan media konkret, menyediakan lembar evaluasi hasil belajar, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Observer/pengamat dilakukan oleh guru kelas 3 dan peneliti berperan sebagai pengajar.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35 menit pada hari senin, selasa dan rabu, tanggal 22-24 Mei 2017. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan scientific menggunakan media konkret.

4.1.2.3 Pertemuan Pertama Siklus I

Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, memeriksa kesiapan belajar siswa, guru melakukan apersepsi, Guru menyampaikan tema yang akan dibahas, yaitu Bumi dan Alam semesta, dan subtemanya, yaitu Bumi bagian dari Alam Semesta.

(5)

Siswa membuat lingkaran sebanyak 9 buah, dengan berbagai ukuran, yang akan diberi gambar dan diwarnai seperti planet dan matahari. (2) Lalu, gambar tersebut ditempelkan pada gambar lintasan/orbit pada tata surya yang ada di buku. (3) Siswa berlatih membuat berbagai bangun datar dengan cara melipat dan menggunting kertas, lalu di tempel pada tempat yang tersedia. Siswa diminta menuliskan hasil pengamatan kedalam LKS yang telah dibagikan. MENALAR: (1) Siswa diminta saling mengamati kebenaran susunan sistem tata surya yang sudah dibuat oleh siswa. (2) Siswa bersam guru membahas tentang bentuk dan sifat dari bangun datar. (persegi, persegi panjang, segitiga, trapesium, jajaran genjang, belah ketupat, layang-layang, sisi, sudut). MENGKOMUNIKASIKAN: (1) Salah satu kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil karyanya di depan kelas tentang membuat berbagai bangun datar dengan cara melipat dan menggunting kertas, lalu di minta untuk menempelkan pada tempat yang tersedia. Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi pembelajaran pada hari ini. Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi, untuk siswa yang belum tuntas memenuhi KKM dalam mengerjakan sola evaluasi, siswa akan diberikan tambahan soal remidial. Guru memberikan reward kepada kelompok pemenang. Akhir pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut Agama dan keyakinan masing-masing.

4.1.2.4 Refleksi Pertemuan Pertama Siklus I

(6)

4.1.2.5 Pertemuan Kedua Siklus I

Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, memeriksa kesiapan belajar siswa, melakukan apersepsi. Guru menyampaikan tema yang akan dibahas, yaitu Bumi dan Alam semesta, dan subtemanya, yaitu Bumi bagian dari Alam Semesta. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(7)

reward kepada kelompok pemenang. Akhir pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut Agama dan keyakinan masing-masing.

4.1.2.6 Refleksi Pertemuan Kedua Siklus I

Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh guru kelas pada pertemuan pertama digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk memperbaiki pada siklus I pertemuan ketiga.

4.1.2.7 Pertemuan Ketiga Siklus I

Kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, memeriksa kesiapan belajar siswa, melakukan apersepsi. Guru menyampaikan tema yang akan dibahas, yaitu Bumi dan Alam semesta, dan subtemanya, yaitu Bumi bagian dari Alam Semesta. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(8)

mempresentasikan hasil kerjanya tentang mengidentifikasi dan memasangkan gambar bangun ruang dengan jaring-jaringnya.

Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi pembelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi, untuk siswa yang belum tuntas memenuhi KKM dalam mengerjakan sola evaluasi, siswa akan diberikan tambahan soal remidial. Guru memberikan reward kepada kelompok pemenang. Akhir pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut Agama dan keyakinan masing-masing.

4.1.2.8 Refleksi Pertemuan Ketiga Siklus I

Pada refleksi pertemuan kedua dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh guru kelas pada pertemuan pertama digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk memperbaiki pada siklus II.

4.1.3 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus I

Hasil tindakan dan observasi siklus I dapat dilihat berdasarkan hasil belajar dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa selama pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada siklus I sebagai berikut:

4.1.3.1 Hasil Tindakan Siklus I

(9)

70. Berikut ini akan dijabarkan dalam tabel ketuntasan hasil belajar siswa kelas 3 pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus I

No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. ≥ 70 Tuntas 27 71%

2. < 70 Belum tuntas 11 29%

Niai minimum 50

Nilai maksimum 80

Rata-rata 73

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus I menggunakan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret, tabel diatas menunjukkan masih ada sebagian siswa yang belum mencapai ketuntasan hasil belajar dengan KKM 70. Dengan jumlah siswa 38 siswa, siswa yang tuntas 71% atau 27 siswa, dan siswa yang belum tuntas mencapai 29% atau 11 siswa. Nilai ninimal 50 dan nilai maksimal 90, sedangkan nilai rata-rata adalah 73. Untuk lebih jelas rincian hasil belajar disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 4.4

Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus I

No Rentang Frekuensi Persentase

1. 46-51 1 3%

2. 52-57 2 5%

3. 58-63 3 8%

4. 64-69 5 13%

5. 70-75 13 34%

6. 76-81 14 37%

(10)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai 46-51 sebanyak 1 siswa dengan persentase sebesar 3%, nilai antara 52-57 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 5%, nilai antara 58-63 terdapat 3 siswa dengan persentase sebesar 8%, nilai antara 64-69 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13%, nilai antara 70-75 sebanyak 13 siswa dengan persentase 34% dan nilai antara 76-81 terdapat 14 siswa dengan persentase 37% dari jumlah seluruh siswa. Berdasarkan tabel diatas berikut ini disajikan diagram presentase hasil belajar yang dapat dilihat pada gambar 4.2 sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Persentase

Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus 1

3% 5% 8%

13%

34% 37%

0% 10% 20% 30% 40%

46-51 52-57 58-63 64-69 70-75 76-81

Siklus I

Siklus I

4.1.3.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus I a. Pertemuan Pertama Siklus I

(11)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Pertama Siklus I

No Indikator Butir

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh guru. Terdapat 14 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana dari keseluruhan 15 butir pengamatan. Pada proses pembelajaran, guru tidak membimbing siswa atau mengecek ketersediaan alat/bahan yang akan digunakan untuk mengikuti praktek yang akan dilakukan dalam pembelajaran.

Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pebelajaran terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Namun masih ada salahsatu kekurangan kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

Tabel 4.6

Hasil Observasi Belajar Siswa Pertemuan Pertama Siklus I

(12)

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan pembelajaran dan belum semua indikator dilaksankan oleh siswa. Terdapat 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 2 butir pengamatan yang tidak terlaksana dari keseluruhan 18 butir pengamatan. Dalam proses pembelajaran, siswa belum melakukan tanya jawab kepada teman satu kelompok ataupun berbeda kelompok tentang materi yang sedang dibahas. Siswa tidak mengecek ketersediaan alat untuk melaksanakan praktik pembelajaran.

Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan cukup beik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

b. Pertemuan Kedua Siklus I

Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan oleh Ibu Tarwiyatiningsih S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil observasi

Ya Tidak

1. Pra pembelajaran 1 1 0

2. Kegiatan awal 3 3 0

3. Kegiatan inti 10 9 1

4. Kegiatan akhir 1 1 0

(13)

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan pembelajaran san belum semua indikator dilaksankan oleh guru. Terdapat 14 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 1 butir pengamatan yang tidak terlaksana dari keseluruhan 15 butir pengamatan. Pada kegiatan awal guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru belum membimbing siswa untuk mengecek ketersediaan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Pra pembelajaran 1 1 0

2. Kegiatan awal 3 3 0

3. Kegiatan inti 11 9 2

4. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 18 16 2

(14)

scientific dengan menggunakan media konkret. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana seperti keterangan diatas.

c. Pertemuan Ketiga Siklus I

Pada pertemuan kedua, observasi masih dilakukan oleh Ibu Tarwiyatiningsih S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Hasil analisi lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Ketiga Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil observasi

Ya Tidak

1. Pra pembelajaran 1 1 0

2. Kegiatan awal 3 3 0

3. Kegiatan inti 10 10 0

4. Kegiatan akhir 1 1 0

Jumlah 15 15 0

(15)

Tabel 4.10

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Ketiga Siklus I

No Indikator Butir

Pengamatan

Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Pra pembelajaran 1 1 0

2. Kegiatan awal 3 3 0

3. Kegiatan inti 11 9 2

4. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 18 16 2

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan pembelajaran dan belum semua indikator dilaksanakan oleh siswa. Terdapat 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana dan 2 butir pengamatan yang tidak terlaksana dari keseluruhan 18 butir pengamatan. Dalam proses pembelajaran, siswa belum melakukan tanya jawab kepada teman satu kelompok ataupun berbeda kelompok tentang materi yang sedang dibahas. Siswa juga tidak mengecek ketersediaan alat untuk melaksanakan praktik pembelajaran. Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan cukup baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Namun masih ada kekurangan beberapa kegiatan yang belum terlaksana.

4.1.3.3 Refleksi Siklus I a. Hasil Belajar Siswa

(16)

b. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret guru sudah berjalan dengan baik, namun ada kegiatan yang balum terlaksana pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga yaitu Pada proses pembelajaran, guru tidak membimbing siswa atau mengecek ketersediaan alat/bahan yang akan digunakan untuk mengikuti praktek yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat beberapa kegiatan praktikum yaitu dalam kegiatan mencoba, masing-masing kelompok maupun individu mendapatkan alat/bahan yang akan digunakan untuk mengikuti praktek aseperti: benda konkret, kardus, gunting, lem dll.

Jika guru tidak membimbing siswa atau mengecek ketersediaan alat/bahan yang akan digunakan untuk mengikuti praktek, maka dalam pelaksanakaan praktek siswa akan mengalami kesulitan dan tidak akan memperoleh hasil yang maksimal dalam praktikum maupun pembelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa terutama siswa yang tidak memahami kegiatan pembelajaran dengan baik dan masih di bawah kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan.

4.1.3.4 Tindak Lanjut Siklus I

Berdasarkan data hasil belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan sudah terjadi peningkatan, namun hasil ini belum mencapai indikator kerja yang ditetapkan yaitu 90%. Meskipun penerapan pembelajaran dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret oleh guru sudah berjalan dengan baik, namun untuk siswa masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan yang masih terjadi dalam pembelajaran siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, dan untuk kelebihan yang ada akan dipertahankan.

4.1.4 Deskripsi Siklus II

(17)

penelitian tindak lanjut dengan melakukan perencanaan penelitian siklus II. Pada siklus II diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan observasi, refleksi, dan tindak lanjut. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi 3 kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35 menit.

4.1.4.1 Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan siklus II diawali dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi dasar (KD) 3.12 Mendeksripsikan hubungan antara dua bangun datar dan antara bangun ruang dan bangun datar. Dan 4.6. Membentuk dan menggambar berbagai bangun datar yang diperoleh melalui kegiatan melipat dan menggunting atau cara lainnya.

Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut. Berdasarkan KD dalam kegiatan pembelajaran dapat ditentukan model yang akan dilakukan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret, media yang digunakan, menyediakan lembar evaluasi hasil belajar, dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Observer/pengamat dilakukan oleh guru kelas 3 dan pebeliti berperan sebagai pengajar.

4.1.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam alokasi waktu 6x35 menit pada hari kamis, jumat dan sabtu, tanggal 25-27 Mei 2017. Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar di kelas dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret.

4.1.4.3 Pertemuan Pertama Siklus II

(18)

yaitu: Bumi dan Alam semesta, dan subtemanya yaitu: Kenampakan Rupa Bumi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(19)

4.1.4.4 Refleksi Pertemuan Pertama Siklus II

Pada refleksi pertemuan pertama dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh guru kelas digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki kegiatan yang belum dilakukan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP dengan mengacu pada lembar observasi siklus I.

4.1.4.5 Pertemuan Kedua Siklus II

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali dengan memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, guru melakukan apersepsi. Guru menyampaikan tema yang akan dibahas yaitu: Bumi dan Alam semesta, dan sub temanya yaitu: Kenampakan Rupa Bumi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(20)

diminta untuk melipat/menggunting bangun yang ketiga dengan membagi dua sama besar salah satu sudut pada bangun datar tersebut. (7) Berikan waktu kepada siswa untuk menemukan caranya membagi dua sudut tanpa dipandu. Guru dapat membantu siswa yang kesulitan dan membutuhkan bantuan jika diperlukan. MENALAR: (1) Siswa dan guru bersama-sama mereview kembali tentang jenis-jenis bangun datar yang sudah mereka kenal, beserta dengan ciri-cirinya (jumlah sisi dan sudut). (2) Siswa dan guru bersama-sama mendiskusikan tabel hasil pengamatan siswa. (3) Siswa kemudian membandingkan sudut yang terbentuk dari bangun sebelumnya dengan sudut dari bangun yang baru. MENGKOMUNIKASIKAN: (1) Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaaanya tentang jumlah sudut lancip, siku-siku, dan tumpul pada setiap bangun. (2) Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya tentang melipat/menggunting bangun yang ketiga dengan membagi dua sama besar salah satu sudut pada bangun datar.

Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan merefleksi pembelajaran. Selanjutnya siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi, untuk siswa yang belum tuntas memenuhi KKM dalam mengerjakan sola evaluasi, siswa akan diberikan tambahan soal remidial. Guru memberikan reward kepada kelompok pemenang. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut Agama dan keyakinan masing-masing.

4.1.4.6 Refleksi Pertemuan Kedua Siklus II

(21)

4.1.4.7 Pertemuan Ketiga Siklus II

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan memberikan salam, berdoa, mengabsen kehadiran siswa, mengecek kesiapan siswa, guru melakukan apersepsi. Guru menyampaikan tema yang akan dibahas yaitu: Bumi dan Alam semesta, dan subtemanya yaitu: Kenampakan Rupa Bumi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Siswa dibagi menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-6 orang. MENGAMATI: (1) Siswa diminta mengamati dan mengidentifikasi hewan air yang membentuk pola bangun datar beraturan dan tidak beraturan pada buku siswa. Ada bagian tubuh hewan-hewan yang membentuk sudut. (Misalnya, bintang laut dan beberapa jenis ikan). (2) Siswa diminta untuk mengamati jumlah sudut dan jenis sudut yang terbentuk pada pola gambar hewan tersebut. MENANYA: (1) Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai adakah sudut lancip, tumpul, maupun siku-siku dari hasil yang telah diamati. MENCOBA: (1) Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai adakah sudut lancip, tumpul, maupun siku-siku dari hasil yang telah diamati. (2) Siswa diminta untuk membuat sebuah bangun datar tidak beraturan dari kertas dengan menggunakan gunting dan penggaris. (3) Siswa diminta untuk menghitung jumlah sudut dan membandingkan besar sudut yang terbentuk pada bangun-bangun datar tidak beraturan yang terdapat pada buku teks. MENALAR: (1) Siswa mengidentifikasi jenis sudut yang dimiliki bangun datar yang telah dibuat dan membandingkannya. MENGKOMUNIKASIKAN: (1) Siswa diminta untuk menunjukkan bangun datar yang telah dibuat pada kelompok lain. (2) Siswa bersama guru membahas tentang bangun-bangun datar beraturan dan tidak beraturan. (3) Siswa diarahkan untuk dapat menyimpulkan bahwa bangun datar yang memiliki jumlah sisi yang sama belum tentu memiliki besar sudut yang sama.

(22)

kelompok pemenang. Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut Agama dan keyakinan masing-masing.

4.1.4.8 Refleksi Pertemuan Ketiga Siklus II

Pada refleksi pertemuan ketiga siklus II dilakukan oleh guru kelas dan peneliti, tugas guru kelas sebagai observer ketika peneliti melakukan kegiatan mengajar. Pada kegiatan mengajar peneliti menyiapkan lembar observasi yang dinilai oleh guru kelas sesuai dengan langkah-langkah RPP, lembar observasi yang telah dinilai oleh guru kelas pada siklus I, digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk memperbaiki pada siklus II.

4.1.5 Hasil Tindakan dan Observasi Siklus II

Hasil tindakan dan observasi siklus II dapat dilihat berdasarkan hasil belajar dan hasil observasi mengajar guru serta hasil observasi belajar siswa selama pembelajaran matematika dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Adapun hasil belajar siswa dan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada siklus II sebagai betikut:

4.1.5.1 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II

(23)

Tabel 4.11

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus II

No KKM Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1. ≥ 70 Tuntas 35 92%

2. < 70 Belum tuntas 3 8%

Niai minimum 60

Nilai maksimum 95

Rata-rata 84

Setelah dilakukan tindakan pada pembelajaran siklus II menggunakan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret, tabel diatas menunjukkan peningkatan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas 3 pada siklus II dengan KKM 70. Dengan jumlah siswa 38 siswa, siswa yang tuntas 92% atau 35 siswa, dan siswa yang tidak tuntas mencapai 8% atau 3 siswa. Nilai minimal 60, nilai maksimal 95, sedangkan nilai rata-rata 84. Untuk lebih jelas rincian hasil belajar disajikan dalam bentuk tabel frekuensi nilai sebagai berikut:

Tabel 4.12

Ferkuensi Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Siklus II

No Rentang Frekuensi Persentase

1. 56-62 1 3%

2. 63-69 2 5%

3. 70-76 5 13%

4. 77-83 6 16%

5. 84-90 10 26%

6. 91-97 14 37%

Jumlah 38 100%

(24)

antara 70-76 sebanyak 5 siswa dengan persentase 13%, nilai antara 77-83 sebanyak 6 siswa dengan persentase 16%, nilai antara 84-90 sebanyak 10 siswa dengan persentase 26% dan nilai antara 91-97 sebanyak 14 siswa dengan persentase 37% dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan tabel diatas berikut diasajikan diagram 4.3 yang akan dilihat sebagai berikut.

Gambar 4.3

Diagram Persentase Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas 3 Pada Siklus II

3% 5%

4.1.5.2 Hasil Observasi Mengajar Guru Siklus II a. Pertemuan Pertama Siklus II

Pada pertemuan pertama, observasi dilakukan oleh Ibu Tarwiyatiningsih S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.13

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Pertama Siklus II

No Indikator Butir Pengamatan Hasil Observasi

(25)

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan dan 15 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret.

Tabel 4.14

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II

No Indikator Butir Pengamatan Hasil Observasi

Ya Tidak

1. Pra pembelajaran 1 1 0

2. Kegiatan awal 3 3 0

3. Kegiatan inti 11 11 0

4. Kegiatan akhir 3 3 0

Jumlah 18 18 0

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada pertemuan pertama, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan pembelajaran dan 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret.

b. Pertemuan Kedua Siklus II

(26)

Tabel 4.15

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Kedua Siklus II

No Indikator Butir

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada pertemuan kedua, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan dan 15 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret.

Tabel 4.16

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II

No Indikator Butir

(27)

c. Pertemuan Ketiga Siklus II

Pada pertemuan ketiga, observasi masih dilakukan oleh Ibu Tarwiyatiningsih S.Pd. dengan mengisi lembar observasi mengajar guru dan belajar siswa yang sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Hasil analisis lembar observasi dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.17

Hasil Observasi Mengajar Guru Pada Pertemuan Ketiga Siklus II

No Indikator Butir

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi mengajar guru pada pertemuan ketiga, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan dan 15 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan guru secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret.

Tabel 4.18

Hasil Observasi Belajar Siswa Pada Pertemuan Ketiga Siklus II

(28)

Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil observasi belajar siswa pada pertemuan ketiga, dapat dianalisis bahwa terdapat 4 indikator kegiatan pembelajaran dan 16 butir pengamatan yang sudah terlaksana. Dari pengamatan kegiatan siswa secara umum proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret.

4.1.5.3 Refleksi Siklus II a. Hasil Belajar Siswa

Evaluasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas pada siklus I yang semula 73 meningkat menjadi 84 pada siklus II dan persentase ketuntasan dari siklus I yang hanya 71% menjadi 92%.

b. Hasil Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret oleh guru sudah berjalan dengan baik. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat, dan siswa mudah dalam memahami pembelajaran.

4.1.5.4 Tindak Lanjut Siklus II

(29)

4.2 Hasil Analisis Data

Analisis data akan diuraikan melalui perbandingan rata-rata hasil belajar siswa kelas 3 SDN Sidorejo lor 01 pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dengan perbandingan yang dilakukan, dapat diketahui perbedaan dan peningkatan yang ditentukan. Perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar matematika dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.19

Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

(30)

Gambar 4.4

Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

34%

Selain ketuntsan belajar yang meningkat, nilai rata-rata hasil belajar siswa juga mnegalami peningkatan. Perbandingan persentase nilai rata-rata hasil belajar matematika dapat dilihat dalam tabel 4.18.

Tabel 4.20

Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Hasil Tindakan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Rata-rata Hasil Belajar Matematika

58 73 82

(31)

pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret dalam pembelajaran dapat mengurangi jumlah siswa yang tidak mencapai ketuntasan. Selain itu pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret juga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SDN Sidorejo Lor 01 sebesar 92%.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas 3 SDN Sidirejo Lor 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun ajaran 2016/2017, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan di siklus I dan siklus II dengan menggunakan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Rincian data peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut: 4.3.1 Pra Siklus

(32)

pengalaman belajar yang menyenangkan dan mudah untuk dipahami. Hal ini akan berdampak pada pemahaman siswa terhadap materi sehingga berpengaruh dengan hasil belajar siswa.

Dengan adanya pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret ini dinilai sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika, karena pendekatan scientific ini lebih menekankan kepada peserta didik sebagai subjek belajar yang harus dilibatkan secara aktif, yakni siswa dapat mencari tahu sendiri fakta-fakta dan pengetahuan yang dikaitkan dengan materi pembelajaran. Salah satu kelebihan dari pendekatan scientific ini adalah menjadikan siswa yang diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu. Penggunaan media konkret dipercaya dapat membantu guru menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara mudah sehingga siswa dapat menguasai pesan-pesan pembelajaran tersebut secara cepat, dan akurat. Dengan menerapkan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar sebagai berikut: 4.3.2 Siklus I

Siklus I dengan menerapkan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM ≥ 70 mencapai 27 siswa dengan persentase 71% dan siswa tidak mencapai KKM ≥ 70 berjumlah 11 siswa dengan persentase 29%. Rata-rata nilai kelas adalah 73 dengan nilai minimal 50 dan nilai maksimal 80.

4.3.3 Siklus II

Siklus II dengan menerapkan pendekatan scientific dengan menggunakan media konkret. Diperoleh siswa yang mencapai ketuntasan dengan KKM ≥ 70 mencapai 35 siswa dengan persentase 92% dan siswa tidak mencapai KKM ≥ 70 berjumlah 3 siswa dengan persentase 8%. Rata-rata nilai kelas adalah 82 dengan nilai minimal 60 dan nilai maksimal 95.

Gambar

Tabel 4.1 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 Pra Siklus
tabel 4.2 berikut ini disajikan diagram batang persentase rentang nilai belajar
Gambar 4.1 diagram  hasil belajar matematika pra siklus, dapat dijadikan
gambar bangun ruang dengan jaring-jaringnya.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Anda menderita ambeien atau wasir kami sarankan tidak mengkonsumsi obat kimia karena akan sangat berbahaya untuk tubuh anda, kami mempunyai suatu herbal ekstrak

Informasi- informasi ini juga masih belum diintegrasikan dengan peta perkebunan dan data infrastruktur sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan dan ketidakakuratan

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Maglev Train ini memiliki beberapa kelebihan disbanding dengan kereta api konvensional yaitu: dalam pergerakannya Maglev Train ini tidak bersentuhan dengan relnya (melayang),

In this research, thermal stability of abaca fibre reinforced HIPS composites had correlated with weight loss transition, interpretation of maximum decomposition

Sedangkan Bupati Polewali- Mandar memberikan alokasi (alocation) kepada pihak kontra-pemekaran dengan mengakui warga ATM menjadi bagian dari Polewali-Mamasa, mengakui

Untuk permohonan izin bangunan dan juga pemeriksaan nya oleh orang lain yang dalam hal yang bertindak untuk atas namanya ,terlepas dari pembayaran yang dipungut berdasarkan

Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dari luar adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan dengan mempergunakan