• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Gambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

49 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung selama kurang lebih 1 bulan memperoleh hasil tes dan non tes di setiap siklusnya. Hasil tes diperoleh dari tes formatif siswa yang dilakukan di setiap akhir siklus. Sedangkan untuk penilaian non tes didapat dari data observasi guru, siswa dan data dokumentasi. Hasil penelitian dari setiap siklus diuraikan secara rinci di bawah ini:

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Tegalsari Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung pada siswa kelas 4 dengan jumlah 18 siswa, 13 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas, latar belakang siswa lebih banyak sebagai anak wiraswata (bekerja di pabrik), sehingga dari faktor keluarga kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebiasaan siswa yang masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat kondisi pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Mereka lebih suka melakukan aktifitas diluar materi pembelajaran seperti mengobrol dengan teman atau asik dengan aktifitasnya sendiri. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan juga berpengaruh pada minat siswa untuk belajar. Dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah dan menggunakan contoh dari buku saja. Belum nampak metode pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar.

(2)

bahwa dari 18 siswa yang tuntas baru 9 siswa atau 50% dengan rata-rata kelas 71,66 dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan sekolah yaitu 75. Hasil belajar IPA dapat dilihat di dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari Tahun 2017/2018

No Nilai KKM (75) Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan

1. ≥75 9 50 % Tuntas

2. <75 9 50 % Tidak Tuntas

Jumlah 18 100 %

Nilai Maksimum 80

Nilai Minimum 60

Rata-rata 71,66

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan tindakan dari jumlah siswa 18 hanya ada 9 siswa atau 50 % yang tuntas dan 9 siswa atau 50 % belum tuntas. Sebelum diadakan tindakan nilai tertinggi adalah 80 dan nilai terendah adalah 60.

4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.

a. Perencanaan

(3)

Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Siklus I

2 Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

b. Pelaksanaan dan observasi

Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah adalah pelaksanaan rancangan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dan pada pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa. Pertemuan pertama siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2017. Dengan Tema 4. Berbagai Pekerjaan, Sub Tema 1. Jenis-jenis pekerjaan, Pembelajaran 1. Dengan Kompetensi Dasar IPA yakni : 3.8 Menjelaskan pentingnya upaya keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.

(4)

sumber buku. Data kemudian diolah dengan berdiskusi untuk membedakan SDA yang dapat diperbarui dan SDA yang tidak dapat diperbarui serta mengidentifikasi pengolahan dan penggunaan SDA. Siswa dibagikan LKS, kemudian siswa mencatat hasil diskusi pada LKS. Setelah itu siswa melihat kembali hipotesis yang telah dibuat. Bagi kelompok yang sudah selesai diminta untuk maju ke depan dan memberanikan diri untuk menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas.

Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan refleksi, kemudian siswa diberikan tindak lanjut untuk mencatat alat-alat yang harus dipersiapkan untuk percobaan pada pertemuan selanjutnya. Guru mengucap salam dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

Pada pertemuan pertama siklus I, siswa masih ramai sendiri bicara dengan temannya, dan siswa masih merasa canggung dengan peneliti sebagai guru pengajar. Pada saat melakukan presentasi di depan kelas siswa masih malu-malu akibatnya saat membacakan hasil diskusi suaranya kurang lantang dan ada siswa yang gemetar saat mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Dari lembar pengamatan observer, guru belum bisa menguasai kelas dengan baik, masih ada siswa yang bermain sendiri dan berbicara dengan temannya sehingga kelas menjadi gaduh.

Pelaksanaan pembelajaran siklus I, pada pertemuan ke 2 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Oktober 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan sama seperti pada pertama di siklus 1, dengan pokok bahasan tema 4 sub tema 1 pembelajaran 2. Namun dengan fokus pada pembelajaran sumber daya alam dan pemanfaatannya (dampak pengambilan SDA) Media yang digunakan adalah gambar dari dampak pengambilan SDA.

(5)

Pada kegiatan inti dimulai dengan guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, kemudian guru menampilkan gambar tentang materi dampak pengambilan sumber daya alam. Setelah itu guru memberikan penjelasan mengenai materi dampak pengambilan sumber daya alam. Barulah pembelajaran dilanjutkan dengan model pembelajaran Discovery Learning yakni perwakilan setiap kelompok mengambil pertanyan tentang permasalahan yang telah disiapkan guru. Kemudiaan siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan tersebut dengan membuat hipotesis. Setelah itu siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk mengetahui dampak pengambilan SDA didampingi oleh guru. Siswa dibagikan LKS, kemudian siswa mencatat hasil percobaan pada LKS. Setelah itu siswa melihat kembali hipotesis yang telah dibuat. Bagi kelompok yang sudah selesai diminta untuk maju ke depan dan memberanikan diri untuk menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas. Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Guru melakukan refleksi. Guru mengucap salam dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.

Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat belum berani mengungkapkan pendapatnya setelah melakukan percobaan erosi. Siswa masih merasa takut jika mereka menjawab dengan salah. Menurut observer, guru harus memberikan bimbingan kepada siswa agar berani untuk mengeluarkan pendapatnya sendiri, guru juga harus bisa memberikan pancingan/rangsangan kepada siswa supaya siswa menjadi lebih aktif.

(6)

Pada pertemuan ketiga guru hanya mengulang pembelajaran yang telah dipelajari siswa sebelumnya. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi yang dipelajari di pertemuan sebelumnya. Dan apa saja yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran. Guru menjelaskan tentang kegiatan evaluasi yang akan dilakukan dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan pebelajaran yang telah dilewati bersama-sama. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus I diperoleh kesimpulan bahwa guru harus lebih bisa mengkondisikan kelas dengan baik agar pembelajaran dapat berlangsung maksimal dan menuntut siswa supaya lebih aktif. Guru sudah melakukan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning sesuai dengan higher order thinking skill (HOTS) atau berfikir tingkat

tinggi, karena setelah siswa melakukan percobaan “erosi” siswa diminta untuk

menganalisis penyebab terjadinya erosi. c. Refleksi

(7)

Kelebihan

1. Penyampaian materi sudah menarik dan sudah menerapkan HOTS didalam pembelajaran dengan cara meminta siswa untuk melakukan analisis terhadap hasil percobaan yang telah dilakukan.

2. Media gambar sudah dicetak berwarna, gambar yang diberikan juga menarik sehingga siswa menjadi aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Kekurangan

1) Guru masih belum bisa mengkondisikan kelas dengan baik, hal ini dapat dilihat dari persiapan pada saat membuka pembelajaran guru belum mengkondisikan siswa untuk siap dalam menerima pembelajaran.

2) Pada saat pembelajaran berlangsung ada beberapa siswa yang belum fokus menerima pelajaran karena masih sibuk dengan kegiatan yang lain.

3) Ketika tahap diskusi, siswa masih ada yang bermain sendiri dan tidak ikut bediskusi dengan teman kelompoknya.

4) Guru belum menegur siswa yang tidak memperhatikan temannya saat melakukan presentasi hasil diskusi di depan kelas.

5) Masih banyak pula siswa yang pasif belum berani mengemukakan pendapatnya.

Solusi

a. Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan pengkondisian kelas dan kesiapan dengan menggunakan teknik berhitung untuk menata tempat duduk siswa sesuai dengan kelompok agar materi yang disampaikan dapat diterima siswa dengan baik.

(8)

c. Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan diluar materi pelajaran ataupun menggangu temannya yang sedang serius dalam belajar agar kondisi belajar menjadi lebih kondusif.

d. Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan semua

pendapat dari siswa harus ditampung dan diberi apresiasi kemudian disimpulkan , agar siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat.

Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah ditetapkan dapat tercapai.

4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning sampai pada pertemuan ke-3 evaluasi dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.

a. Perencanaan

Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar hingga hasil belajar siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:

1. Menganalisa kompetensi dasar dan standar kompetensi yang akan digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru kelas.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode

Discovery Learning beserta materi pembelajaran.

(9)

6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

Berikut jadwal pelaksanaan siklus II: Tabel 4.3 Jadwal Pelaksanaan Siklus II

Pertemuan

2 Pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

b. Pelaksanaan dan observasi

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.

Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan pada hari jumat 13 Oktober 2017. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.

(10)

oleh guru. Siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan oleh guru dan kemudian membuat hipotesis. Siswa bersama kelompok mengumpulkan data tentang tindakan yang dilakukan untuk melestarikan SDA dan daur ulang dari berbagai sumber buku didampingi oleh guru. kemudian data tersebut diolah dengan berdiskusi dan hasil diskusi dicatat pada LKS. Siswa melihat kembali hipotesis yang sudah dibuat kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan penguatan tentang materi dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Pada tahap akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan berdasarkan diskusi kelas yang sudah dilakukan, serta melakukan refleksi dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.

Pada pertemuan pertama siklus II pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, akan tetapi saat guru menjelaskan materi siswa belum berani bertanya pada guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Jika guru bertanya apakah ada yang mau ditanyakan, tetapi siswa menjawab tidak. Jadi pada saat siswa mengerjakan LKS masih ada siswa yang bingung tentang materi pelajaran.

Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Oktober 2017 dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama. Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut

(11)

Kemudian perwakilan kelompok mengambil pertanyaan tentang permasalahan yan diberikan oleh guru. Siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan yang diberikan oleh guru dan kemudian membuat hipotesis.

Siswa bersama kelompok mengumpulkan data dengan cara membuat poster tentang pelestarian hewan sebagai sumber daya alam dan guru berkeliling untuk melihat poster yang sedang dibuat oleh siswa. kemudian data tersebut diolah dengan berdiskusi dan hasil diskusi dicatat pada LKS. Siswa melihat kembali hipotesis yang sudah dibuat kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya membuat poster tentang pelestarian hewan sebagai sumber daya alam dan kelompok lain memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan penguatan tentang materi dan melakukan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami. Pada tahap akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan berdasarkan diskusi kelas yang sudah dilakukan, serta melakukan refleksi dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.

Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus II diperoleh kesimpulan bahwa guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa dalam menyampaikan pendapat pada saat presentasi. Guru juga sudah memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Secara keseluruhan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik karena siswa diajak untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS) dengan cara menganalisis dan mengajak siswa untuk membuat poster.

Pelaksanaan pembelajaran ketiga siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 16 Oktober 2017, Pada kegiatan pendahuluan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama, mengecek kehadiran siswa, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan tujuan dan langkah pembelajaran, melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan, serta memberikan motivasi kepada siswa berupa alasan kenapa mereka harus mempelajari materi tersebut.

(12)

dilakukan dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi. Guru bersama siswa membahas soal evaluasi. Kemudian guru dan siswa menyimpulkan pebelajaran yang telah dilewati bersama-sama. Guru memberikan motivasi kepada siswa dan guru menutup pembelajaran dengan berdoa.

Tahap observasi pada siklus II dilakukan oleh guru kelas dengan mengisi lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan pada saat pembelajaran berlangsung. Guru kelas mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai guru pengajar dan mencatat poin-poin penting. Dari hasil pengamatan oleh guru kelas, didapatkan beberapa catatan antara lain: pembelajaran yang dilakukan sudah berlangsung baik. Semua poin pada lembar evaluasi sudah terlaksana. Pembelajaran sudah runtut sesuai dengan RPP yang dibuat. Akan tetapi terkadang guru belum bisa mengkondisikan siswa yang ramai pada saat pelajaran berlangsung.

c. Refleksi

(13)

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil belajar IPA pada materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa tiap siklus. Hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi. Menurut Sugiono (2011:46) untuk membuat tabel distribusi frekwensi dilakukan dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Untuk menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3 log n. dimana:

K = jumlah interval kelas n = jumlah data observasi log = logaritma

Untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan kelas, rentang data dan panjang kelas

a. Siklus I

Berdasarkan rumus tersebut nilai tertinggi pada siklus I adalah 90 dan nilai terendah adalah 65. Jumlah data observasi adalah 18 siswa.

K = 1+3.3 log n = 1+3.3 log 18 = 1+3.3 x 1,255 = 1+4,141 = 5,141 atau 5 Range = nilai max – nilai min + 1

= 90 – 65 + 1 = 26

(14)

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 6. Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01 Tegalsari Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I

No Interval Frekwensi Persentase

1 95 – 100 0 6%

2 89 – 94 1 22%

3 83 – 88 4 17%

4 77 – 82 3 27%

5 71 – 76 5 22%

6 65 – 70 5 6%

Jumlah 18 100%

b. Siklus II

Data pada Siklus II perolehannya masih sama dengan siklus I dan juga disajikan menggunakan tabel distribusi frekwensi dengan tiga langkah yaitu menghitung jumlah interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 100 dan nilai terendah adalah 75. Jumlah data observasi adalah 18 siswa.

K = 1+3.3 log n = 1+3.3 log 18 = 1+3.3 x 1,255 = 1+4,141 = 5,141 atau 5 Range = nilai max – nilai min + 1

= 100 – 75 + 1 = 26

Panjang kelas = Range dibagi K

(15)

Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh panjang kelas adalah 5. Setelah diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01 Tegalsari Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II

No Interval Frekwensi Persentase

1 95 – 100 1 6% ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar IPA materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA siswa kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec. Kedu, Kab. Temanggung tahun ajaran 2017/2018 semseter I.

4.1.3.1. Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec. Kedu Semester I tahun Ajaran 2017/2018 Siklus I

No Kriteria Frekuensi Presentase

(16)

Nilai tertinggi pada siklus I berada pada skor 90 dan nilai terendah dengan skor 65. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 77,22. Tabel 4.7 jika disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA Gambar 1. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus I

Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec. Kedu Tahun ajaran 2017/2018 Semester I disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 01 Tegalsari Kec. Kedu Semester I Tahun Ajaran 2017/2018 Siklus II

No Kriteria Frekuensi Presentase

1 Tuntas 18 100%

2 Tidak tuntas 0 0%

3 Jumlah 18 100%

Nilai rata-rata kelas 82,77

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 75

Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai jumlah 18 siswa (100%) dari jumlah 18 siswa, semua siswa (100%) tuntas. Nilai tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 100 sedangkan nilai terendah masih berada pada skor 75. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 77,22 pada siklus II ini menjadi 82,77. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

72% 28%

SIKLUS 1

(17)

Gambar 2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 01 Tegalsari Siklus II 4.1.3.2. Analisis Komparatif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar pada mata pelajaran IPA terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai pra siklus, siklus I dan siklus II tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Kriteria Pra siklus Siklus I Siklus II

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tuntas 9 50% 13 72% 18 100%

2 Tidak tuntas 9 50% 5 28% 0 0%

Jumlah 18 100% 18 100% 18 100%

Skor tertinggi 80 90 100

Skor terendah 60 65 75

Rata-rata 71,6 73,4 82,7

Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan, ketuntasan siswa hanya mencapai 50%, setelah digunakan model pembelajaran

Discovery Learning berbantuan media gambar meningkan menjadi 72% kemudian setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi mencapai 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil belajar siswa disajikan dalam gambar berikut:

100%

0%

Hasil Belajar Siklus II

(18)

Gambar 3. Diagram Perbandingan Ketuntasan Dan Ketidaktuntasan Hasil Belajar

Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Perbandingan perolehan skor tertinggi dan terenda tiap siklus disajikan dalam gambar 4 berikut:

Gambar 4. Diagram Perbandingan Skor Tertinggi Dan Skor Terendah Tiap Siklus

Dari gambar 4 dapat dijelaskan bahwa peningkatan nilai tertinggi dan nilai terendah pada setiap siklus selalu meningkat. Pada pra siklus nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 60, setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 65 dan pada siklus II nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 75.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

Tuntas

TidakTuntas

0 20 40 60 80 100

PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

NilaiTertinggi

(19)

4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas 4 SDN 01 Tegalsari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi keseimbangan alam dan pelestarian SDA menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media gambar sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya sebanyak 9 anak atau 50% kemudian dilaksanakan siklus I ketuntasan siswa meningkat mencapai 13 anak atau 72%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak 22%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi target sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 80% atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa terkadang masih bermain-main dengan hal diluar materi pelajaran seperti mengganggu siswa yang lain, menggunakan media pembelajaran sebagai mainan atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

(20)

menemukan pengetahuannya sendiri, dengan cara siswa diberikan permasalahan/soal oleh guru tentang dampak dari erosi. Kemudian siswa bersama kelompok mengidentifikasi permasalahan dan mereka membuat hipotesis. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan tentang erosi.

Percobaan dilakukan dengan cara siswa membawa 2 tanah yang sudah dimasukan kedalam kotak, kotak 1 berisi tanah kemudian kotak 2 berisi tanah berumput. Setelah itu siswa menyiram kedua kotak tersebut menggunakan air. Setelah melakukan percobaan siswa menganalisis dampak dari pengambilan SDA atau erosi dengan berdiskusi kelompok. Kemudian perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas. Siswa dituntut untuk berani melakukan presentasi di depan kelas, agar dapat mengembangkan keaktifannya dengan cara menemukan pengetahuannya sendiri sehingga hasil yang diperoleh siswa akan bertahan lama dalam ingatan dan siswa tidak akan mudah lupa terhadap materi yang mereka peroleh. Ini sesuai dengan teori dari Ira Vahlia (2014:44) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Discovery Learning merupakan cara untuk mengembangkan keaktifan siswa dengan menemukan, menyelidiki sendiri, sehingga hasil yang diperoleh bertahan lama dalam ingatan dan siswa tidak akan mudah lupa. Keunggulan metode ini adalah menumbuhkan rasa senang pada diri siswa, karena tubuh rasa untuk menyelidiki dan berhasil.

(21)

Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode

Discovery Learning berbantuan media gambar yang peneliti lakukan dapat dikatakan berhasil. Pembelajaran dengan model pembelajaran ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berfikir lebih dan terpacu dalam berkompetisi dengan siswa yang lain, sehingga tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini yang menjadikan hasil belajar IPA siswa menjadi meningkat.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra Siklus Kelas 4 SD Negeri 01 Tegalsari
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Tabel 4.3  Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Tabel 4.4 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siswa  Kelas 4 SDN 01
+5

Referensi

Dokumen terkait

Inter dapat diartikan sebagai: (1) ruang yang berbeda, dasar yang berbeda yang melandasi permasalahan, isu, atau pertanyaan tertentu yang menjadi fokus dua

Salah satu hasil yang paling penting dengan melakukan penelitian lapangan dalam suatu masyarakat yang asing dengan bahasa yang sama sekali berbeda, bahwa proses penerjemahan akan

pelayanan yang berkulitas terhadap nasabah akan tetap bertahan bahkan bersaing lebih baik dalam pasar global. Agar suatu bank dapat memiliki keunggulan dalam skala global,

Untuk soal nomor 7–11, pilihlah kata-kata atau frasa yang yang merupakan padanan kata atau padanan pengertian yang paling dekat dengan kata yang dicetak dengan huruf kapital

,eski tidak ada catatan yang menyebutkan dimana Sunan Bonang pertama kali mendarat, walaupun beliau dating tidak lama setelah Sunan Gresik, namun yang dicatat sejarah adalah

DAFTAR NAMA PELAMAR YANG DINYATAKAN LULUS SELEKSI ADMINISTRASI PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN SOSIAL. TAHUN

means song can help student to increase and memorable the word using song, because for students elementary school leam vocabulary using song Is very fun and easy to remember.. Songs

Pendidikan di dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan (Notoadmodjo, 1992). Bidan