• Tidak ada hasil yang ditemukan

GRAIN LEGUMES LEGUMINOSE CROPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GRAIN LEGUMES LEGUMINOSE CROPS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LEGUMINOSE CROPS

By asr - sept 18th 13

REFERENCE

Crop Ecosystem Responses to Climatic Change : Soybean. Leon Hartwell Allen, JR and Kenneth J. Boote Climate Change and Global Crop Productivity 2000

Soybean (Glycine max L. Merril). Tropical Crops.

Dicotyledons 1. 1979 J. W. Purseglove. Kedelai. 2002. Badan Urusan Logistik RI

Prosiding Lokakarya Kedelai Nasional. 2008. Pemberdayaan Agribisnis Kedelai menuju Swasembada Nasional. PERAGI - Jurs. Budidaya Pertanian. FP-UB. BALITKABI. 2012. Efektifitas multiisolat rhizobium

ILETRISOY pada tanaman kedelai di tanah masam Ultisol. Litbangdeptan.goid

Grain legumes are one of the primary sources of protein for humans and animals

Grain legumes contain of higher protein and oils The caloric energy per unit mass of oils is higher than that of stored carbohydrates

Legume crops : important for nitrogen fixaxion – rhizobium bactery

There are 5 important grain legumes : Soybean (Glycine max L. Merril), Groundnut (Arachis hypogea L.), Common bean (Phaseolus vulgaris L.), Cowpea (Vigna unguilata L.) and Vigna radiata L. Wilczek (Mung bean)

GRAIN LEGUMES

LEGUMINOSE CROPS

SPESIES NAME COMMON NAME

West of India

-  Pisum sativum Linn Garden pea

-  Vicia faba linn Broadbean

Africa

-  Vigna unguilata L. Cowpea

-  Voandzeia subterranea L. Bambara groundnut Chinese Region

-  Glicine max L. Merril Soybean India and Southeast Asia

-  Vigna radiata L. Wilczek Mung bean Americas

-  Arachis hypogea Linn Groundnut -  Phaseolus vulgaris Linn Common bean

The composition of energy, protein, oil dan carbohydrat of food sources (per 100 g weight) (Marudut dan Sundari, 2000)

No. Food sources Energy (kkal)

Protein (g)

Oil (g)

Carbohydrat (g)

1. Rice 364 7,0 0,5 80,0

2. Cassava 359 2,9 0,7 84,9

3. Sweet Potato 355 5,2 2,0 80,6

4. Taro 186 3,6 0,4 45,0

5. Mung bean 369 23,7 1,3 67,3

6. Cowpea 410 27,5 1,3 73,0

7. Soy bean 312 40,0 20 35,0

(2)

Geographic origin : China

The fifth most important food crops globally or ranked no 5 worldwide among the 30 leading food crops

Important grain legumes because of higher protein and oils The caloric energy per unit mass of oils is higher than that of stored carbohydrates

Sensitive to photoperiod

100 - 150 days old with daily air temperatur 20 - 30 °C

Soybean Industry : 1. Biji kedelai 2. Kacang kedelai 3. Bubuk kedelai 4. Tepung kedelai 5. Susu kedelai

6. Polong segar/Edamame Fresh pod 7. Tauge

8. Tahu 9. Kembang tahu 10. Minyak kedele

USEFUL OF SOYBEAN

11. Tempe (Rhizopus) 12. Oncom (ampas kedelai) 13. Kecap (Aspergillus oryzae + garam + gula)

14. Shoyu (kecap jepang + gandum) 15. Tauco

16. Miso

17. Protein konsentrat 18. Protein isolat 19. Protein pintal 20. Daging tiruan

n  Indonesia production average : 1 ton/ha

n  BPS 2010 :Indonesia production : 0,92 million ton (40 %)

n  BPS 2010 :Indonesia imported : ± 1.3 million ton (60 %)

n  BPS 2012 : Indonesia imported 2 million ton

(Indonesia needs 2.6 million ton & production ± 800.000

ton)

n  2013 : Indonesia collapse in Soybean

(3)

THE TECHNOLOGY

HOW TO IMPROVE THE PRODUCTION?

INTENSIFICATION :

•  - GOOD AGRICULTURE PRACTICES : CULTIVATION - SUPERIOR VARIETY

- HYBRID VARIETY - LEGIN INOCULANT - TRANSGENIC VARIETY ?

EXTENSIFICATON :

- SOYBEAN ESTATE ? - PALM OIL INTERCROPPING ?

CULTIVATION

§

Lahan diolah dengan bajak singkal

§

Dibuat struktur tanah yang gembur

§

Dibuat saluran drainase

§

Tanam dengan benih unggul

§

Gunakan benih bersertifikat

§

Gunakan inokulan Rhizobium

SOYBEAN PRODUCTION

INDONESIA AVERAGE PRODUCTION 2010 : 1.3 ton/ha THERE ARE 71 SOYBEAN VARIETY i.e :

No. Variety Yield Potencial (t/ha)

Day old (g)

Grain size (g/100 grain)

Grain colour

1. Wilis 3.00 85 – 90 10.0 Yellow 2. Argomulyo 3.10 80 – 22 16.0 Yellow 3. Burangrang 2.70 80 - 82 17.0 Yellow 4. Sinabung 3.25 88 10.7 Yellow 5. Gepak ijo 2.21 76 6.82 Green 6. Tanggamus 2.90 88 11.0 Yellow 7. Mahameru 2.16 84 – 95 17.0 Yellow 8. Anjasmoro 3.20 84 15.0 Yellow 9. Argopuro 3.05 84 17.8 Yellow 10 Detam 1 3.45 84 14.8 Black 11 Detam 2 2.96 82 13.5 Black

Efektifitas Penggunaan Inokulan Legin (Rhizobium

japonicum) Terhadap Nodulasi Akar Kedelai

(Glycine max)

n  Rhizobium japonicum sebagai salah satu mikroorganisme yang ada di dalam tanah yang bersimbiose dengan akar kedelai

n  Bintil akar akan menyediakan nitrogen

Keragaan pembentukan bintil akar kedelai di tanah masam Ultisol dengan inokulasi ILETRISOY-1 (A) ILETRISOY-2 (B), ILETRISOY-3 (C), dan tanpa inokulasi(D).

Legin (isolat rhizobium dicampur dengan benih sebelum benih ditanam

n  Pengaruh inokulasi rhizobium terhadap hasil biji kedelai setelah padi di KP Jambegede (Malang). MK 1 2006

(4)

PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI AKIBAT PENGUNAAN INOKULAN RHIZOBIUM

n  ILETRISOY : inokulan Rhizobium hasil penelitian BALITKABI

n  LEGIN : inokulan Rhizobium komersial/sudah dijual unt umum

AMELIORAN

n Amelioran adalah bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan kondisi fisik dan kimia.

n Amelioran dapat berupa bahan organik maupun anorganik.

n Pemberian bahan amelioran seperti pupuk organik, tanah mineral, zeolit, dolomit, fosfat alam, pupuk kandang, kapur pertanian, abu sekam, purun tikus (Eleocharis dulcis) (ilalang mirip rumput, btg berbentuk tabung berwarna hijau, berdaun, tinggi1,5 m & umbi dapat dimakan) dapat meningkatkan pH tanah dan basa tanah (Subiksa et al., 1997; Mario, 2002; Salampak, 1999).

n  LOW LAND OR DRY LAND

n  SPACE 30 X 15 cm

n  PLANTED AFTER RICE : BROADCAST/NO SPACE

n  CROPPING PATERN : RICE - SOYBEAN

n  PLANTING TIME : DRY SEASON AT LOW LAND

Irrigation :

Flowded irrigation

Hama utama: ulat grayak (Spodoptera litura)

Kegagalan roduksi : 80 – 100 %

PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK

SECARA BIOLOGI

n Virus patogen serangga yaitu SlNPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus) merupakan virus yang dapat menyerang berbagai jenis ulat.

n Ditemukan isolat SlNPV JTM-97c dari Banyuwangi Jawa Timur lebih efektif mematikan ulat grayak sampai 100%.

n Untuk luas 1 ha diperlukan 2-3 g/l (bentuk formulasi) dengan volume semprot 600-700 l/ha dan perlu memperhatikan fase pertumbuhan tanaman. Waktu aplikasi yang tepat adalah pada sore hari saat sinar matahari sudah redup.

(5)

PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK

SECARA KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN

PESTISIDA

GROUNDNUT (Arachis hypogea L.)

Geographic origin : America

Groundnut ranked are no 2 after soybean

Important grain legumes because of higher protein and oils The caloric energy per unit mass of oils is higher than that of stored carbohydrates

120 days old with daily air temperatur 25 - 30 °C Indonesia production BPS 2009 : 104 ton dry grain Average production : 9 ku/ha

Total area of production : ±113 ha

USEFUL OF GROUNDNUT :

1.

Spicy of Indonesia food : gado-gado, pecel,

rujak, sate

2.

Snack

3.

Peanut pure

4.

Peanut Oil

SECARA UMUM KACANG TANAH

TERDIRI DARI 2 TIPE :

n 

Tipe tegak , tumbuh lurus atau sedikit miring ke

atas, buah terdapat pada ruas dekat rumpun,

berumur pendek (genjah) dan buah masak

serempak.

n 

Tipe menjalar , tumbuh kearah samping, batang

utama berukuran panjang, buah terdapat pada

ruas yang berdekatan dengan tanah, berumur

panjang.

SECARA MORFOLOGIS KACANG TANAH

DIBAGI 3 TIPE :

n  Tipe Viginia

Batang tumbuh menjalar, warna daun hijau tua, cabang utama muncul dari ruas berseling, pembungaan muncul pada ruas cabang, jumlah bijinya ada 2, ukuran biji 10-18 mm dan warna biji merah muda, dan coklat.

n  Tipe Spanish

Batang tumbuh tegak, warna daun hijau muda, cabang utama muncul dari berurutan, pembungaan muncul pada batang utama dan cabang pada pangkal batang, jumlah biji 2 biji, ukuran biji kecil 3-8 mm dan warna biji merah, ungu, putih.

n  Tipe Valensia

(6)

BEBERAPA VARIETAS

n  Jerapah (spanish)

n  Potensi hasil 4 t/ha polong kering

n  Biji sedang (45–50 g/100 biji)

n  Umur panen 90–95 hari

n  Tahan layu, Toleran bercak dan karat daun

n  Toleran lahan masam

n  Bison (spanish)

n  Potensi hasil 3,6 t/ha polong kering

n  Biji kecil (35–38 g/100 biji)

n  Umur panen 90–95 hari

n  Tahan karat daun, agak tahan bercak daun dan agak tahan jamur A. flavus;

n  Sesuai untuk tumpangsari

n  Adaptif di lahan kering Alfisol alkalis

BEBERAPA VARIETAS

n  Turangga (valencia)

n  Potensi hasil 3,6 t/ha polong kering

n  Biji sedang (40–50 g/100 biji)

n  Umur panen 100–110 hari

n  Tahan layu, agak tahan bercak daun

n  Agak tahan karat, dan A. flavus

n  Toleran kekeringan

n  Sesuai untuk tumpangsari

n  KELINCI (valencia)

n  Potensi hasil 4,3 t/ha polong kering

n  Biji sedang (45 g/100 biji)

n  Umur panen 95 hari

n  Agak tahan penyakit layu bakteri

n  Tahan karat daun, Toleran bercak daun

TEKNOLOGI BUDIDAYA

n Penanaman secara baris tunggal dengan tugal atau alur bajak dengan jarak tanam 35–40 cm x 10–15 cm, satu biji/lubang sehingga populasi sekitar 250.000 tanaman per hektar. Kebutuhan benih antara 90–100 kg biji/ha.

n Penanaman juga dapat dilakukan secara baris ganda (50 cm x 30 cm) x 15 cm, satu biji/lubang.

THE TEHCNOLOGY

KACANG TANAH MEMPUNYAI GYNOPHORA : BUNGA DIATAS TANAH DAN PEMBENTUKAN/ PENGISIAN BUAH DIDALAM TANAH

AGAR GYNOPHORA MUDAH MENEMBUS TANAH MAKA :

1. PILIH MEDIA TANAM YANG BER TEKSTUR RINGAN : LAHAN BERPASIR

2. PENGOLAHAN TANAH MAKSIMAL UNTUK MENDAPATKAN MEDIA TANAM YANG GEMBUR

n Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan sawah setelah padi

n Tanah yang paling sesuai adalah tanah yang bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan gembur.

n Di tanah berat (lempung), bila terlalu becek, tanaman mati atau tidak berpolong. Dalam kondisi kering, tanah lempung menjadi terlalu keras, sehingga ginofor (calon polong) tidak dapat masuk dalam tanah, perkembangan polong terhambat dan pada saat panen banyak polong tertinggal dalam tanah.

n Pada tanah dengan kandungan bahan organik tinggi (>2%) polong yang dihasilkan berwarna kehitaman sehingga menjadi kurang menarik.

INOKULASI RHIZOBIUM

n 

INOKULASI RHIZOBIUM UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKSI

n 

GUNAKAN LEGIN/ISOLAT RHIZOBIUM

KOMERSIAL PADA BENIH KACANG TANAH

n 

GUNAKAN TANAH BEKAS TANAMAN KACANG

(7)

MUNG BEAN Vigna radiata L. Wilczek

Kacang hijau (Vigna radiata)

n 

Dapat ditanam di lahan sawah pada musim

kemarau atau di lahan tegalan pada musim

hujan.

n 

Di tingkat petani, rata-rata produktivitas baru

mencapai 0,9 ton/ha.

n 

Dengan teknik budidaya yang baik dapat dicapai

produksi 2 ton/ha.

n 

Tersedia pilihan varietas unggul kacang hijau

yang beragam baik ukuran bijinya (besar atau

kecil), dan kulit biji yang hijau kusam atau

mengkilat.

n  SPACE 30 X 20 cm

n  CROPPING PATERN : RICE – MUNGBEAN

n  PLANTING TIME : DRY SEASON

USEFUL OF MUNGBEAN :

MANFAAT KACANG HIJAU

n  Mengandung kalori 31 kkal dalam per 100 g (kacang hijau mentah) serta mengandung lemak tak jenuh. arteri aliran darah akan kembali lancar lagi.

n  Kaya akan serat, yang berfungsi sebagai pencuci perut, serta melindungi kinerja selaput lendir usus.

n  Mengandung zat vitamin A, sangat baik untuk kesehatan mata , juga bermanfaat Untuk menjaga dan melindungi kesehatan jaringan tubuh, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka pada kulit.

n  Baik untuk penderita kolestrol,

n  Bermanfaat baik untuk ibu hamil. Asam folat, vitamin B1, B2 kandungan protein, lemak tak jenuh, karbohidrat, kalsium dan fosfor, semua kandungan ini bermanfaat untuk kesehatan janin dan ibu hamil.

TEKNOLOGI BUDIDAYA

n 

Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang.

n 

Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40

cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300–

400 ribu tanaman/ha.

n 

Pada musim kemarau digunakan jarak tanam 40

(8)

n Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45–90 kg SP36 + 50 kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.

n Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 15–20 ton/ha dan abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup lubang tanam.

n Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ ha dapat diberikan sebagai mulsa.

INOKULASI RHIZOBIUM

n 

INOKULASI RHIZOBIUM UNTUK

MENINGKATKAN PRODUKSI

n 

GUNAKAN LEGIN/ISOLAT RHIZOBIUM

KOMERSIAL PADA BENIH KACANG HIJAU

n 

GUNAKAN TANAH BEKAS TANAMAN KACANG

HIJAU UNTUK DICAMPURKAN DENGAN

BENIH SEBELUM BENIH DITANAM

PROBLEM KC. HIJAU

KEMASAKAN

POLONG YANG TIDAK

SEREMPAK

1. GUNAKAN VARIETAS YANG MASAK SEREMPAK 2. GUNAKAN BAHAN KIMIA UNTUK MENYERAGAMKAN KEMASAKAN

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat bimbingan dan penyertaanNya saya dapat menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Formulasi Sediaan Tabir

Rata - Rata Durasi Pelaksanaan Aktivitas sama dengan Target Koordinator Taman Pengamatan Langsung Koordinator Taman 9 Pengepelan Area yang ditugaskan bersih Bersih

Hal itu juga diperkuat oleh teori Organ 1988; Podsakoff dan MacKenzie, 2007, dalam Bolino, Turnley, dan Bloodgood (2002), bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Selain itu untuk mengatasi berbagai hambatan atau kesulitan yang terjadi dalam penggunaan media, maka harus dapat mempersiapkan media tersebut dengan baik dalam

Atas segala Rahmad, Taufiq serta Hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Pengaruh Cara Dan Lama

kawasan mangrove di Kecamatan Singkawang Barat Kota Singkawang Provinsi Kalimantan Barat dengan menggunakan analisa SWOT yang didasarkan pada situasi lingkungan

Karena bernilai positif, maka berarti kelompok pertama (Eksperimen) memiliki Mean lebih tinggi dari pada kelompok kedua (kontrol). Dari hasil penelitian ini telah ditemukan

Kata “Sistem” mengandung arti kumpulan dari komponen-komponen yang memiliki keterkaitan antara yang satu dengan lainnya, maka dapat didefinisikan bahwa Sistem Informasi adalah