• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTER TRIKOMA DAUN TANAMAN JATI (Tectona grandis L.) YANG DITANAM PADA TANAH PASCATAMBANG EMAS BOMBANA DENGAN VARIASI DOSIS PUPUK KANDANG KAMBING Sri Ambardini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARAKTER TRIKOMA DAUN TANAMAN JATI (Tectona grandis L.) YANG DITANAM PADA TANAH PASCATAMBANG EMAS BOMBANA DENGAN VARIASI DOSIS PUPUK KANDANG KAMBING Sri Ambardini"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTER TRIKOMA DAUN TANAMAN JATI (Tectona grandis L.) YANG DITANAM PADA TANAH PASCATAMBANG EMAS BOMBANA DENGAN VARIASI DOSIS

PUPUK KANDANG KAMBING

Sri Ambardini1*, Indrawati1, Ratnaeni2

1

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari 2

Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Halu Oleo Kendari 1*

andindor@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine: the character trichomes of the plant teak (Tectona grandis L.) planted on gold post-mining soil Bombana with variation dose of goat manure. This research is experimental use completely randomized design with 4 treatment, namely without goat manure (control/K0), and treatment of goat manure 100g 10kg-1 soil (K1), 125g 10kg-1 soil (K2), and 150g 10kg-1 soil (K3) in repeated 3 times. Teak plant parameters observed were the levels of length and number trichomes on the side abaksial and adaksial leaves (Tectona grandis L.). The results showed that goat manure of the treatments K2 gives the highest value of length trichomes abaksial (995,46 µm), highest length trikomes adaksial K0 (406,203µm). The biggest number trikomes abaksial on K3 (3,481) and biggest number trichomes adaksial on K3 (4,047) too. Three character anatomy of trichomes was found in this research, namely dichotome multiselluler type on the abaksial leaf surface, slim uniselluler and biselluler type on the adaksial leaf surface.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam. Salah satu sumberdaya alam yang kita miliki adalah mineral emas dan perak, yang termasuk dalam golongan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (non renewable). Pertambangan emas merupakan salah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber devisa untuk pembangunan nasional dan menambah lapangan kerja. Sulawesi Tenggara termasuk salah satu kawasan pertambangan nasional, diantaranya pertambangan emas di Kabupaten Bombana yang ditemukan pada bulan Mei 2008 (Ahyani, 2011).

Kegiatan pertambangan emas, baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh perusahaan memberikan pengaruh buruk pada lingkungan, yaitu mengakibatkan lahan pascatambang menjadi miskin hara, nilai pH rendah, bersifat toksis karena kandungan logam yang tinggi, kapasitas menahan air rendah, kandungan bahan organik rendah dan kondisi lahan yang tidak stabil. Sifat-sifat tersebut dapat menjadi penghambat untuk pertumbuhan tanaman (Karliansyah, 2001). Penanganan lahan krisis pascatambang secara baik dan benar serta pemilihan tanaman yang tepat merupakan kunci keberhasilan reklamasi lahan – lahan tersebut.

Secara ekologi, spesies tanaman lokal dapat beradaptasi dengan iklim setempat tetapi tidak untuk kondisi tanah pascatambang. Untuk itu diperlukan pemilihan spesies yang toleran, misalnya jati (Tectona grandis L.), yang telah terbukti adaptif untuk tanah pascatambang emas Bombana (Muliati, 2011). Tanaman ini dapat berfungsi sebagai tanaman revegetasi

di lahan-lahan kritis. Menurut Sutedjo (1995) pupuk kandang merupakan salah satu pupuk organik yang dapat membantu meningkatkan keberhasilan penanaman kembali pada lahan-lahan kritis pascatambang. Menurut penelitian Muliati (2011) bahwa pupuk kandang kambing paling efektif mendukung pertumbuhan tanaman Jati (Tectona grandis L.). Pemberian variasi dosis pupuk kandang menyebabkan respon yang berbeda-beda terhadap pada tanaman. Sesuai penelitian Hasria (2015) yang membandingkan 4 variasi dosis pupuk kandang kambing menemukan bahwa semakin tinggi konsentrasi pupuk kandang kambing yang diberikan pada tanaman jati maka pertumbuhan semakin baik karena kebutuhan unsur hara tanaman dapat terpenuhi.

Penambahan pupuk kandang dapat memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan daya penahan air, sehingga berpengaruh terhadap proses transpirasi tanaman. Sehingga dapat menyebabkan terjadi perubahan karakter anatomi daun tanaman khususnya panjang dan jumlah trikoma. Trikoma adalah modifikasi dari epidermis dengan berbagai bentuk, struktur dan fungsi. Trikoma berfungsi mengurangi laju transpirasi saat tanaman kekurangan air dan melindungi tanaman dari herbivora, patogen serta tempat tersimpannya metabolit sekunder (Agren dan Schemske, 1994).

Menurut Lingga dan Marsono (2001) unsur N yang terkandung pada

pupuk kandang mendorong

(3)

menunjukkan warna keputihan. Hal ini karena terhambatnya enzim pensintesis klorofil (Haryanti, dkk, 2009).

Tanah pascatambang memiliki kandungan logam berat tinggi dan bersifat racun bagi tanaman sehingga mengganggu proses metabolisme tanaman maka proses fisiologi tanaman akan terganggu. Menurut Jaya (2014) bahwa kandungan logam berat Hg di dalam tanah pascatambang emas Bombana (6,5ppm), Cu (644,79ppm) dan Zn (360ppm). Data ini menunjukkan angka yang bersifat toksik apabila terkandung pada tumbuhan maupun mahluk hidup lainnya (Nopriani, 2011 dalam Jaya, 2014). Tumbuhan yang toleran terhadap cekaman lingkungan selain mempunyai mekanisme tersendiri

dalam menghadapi cekaman

lingkungan juga mempunyai kelebihan tersendiri seperti adaptasi secara biokimia. Adaptasi biokimia yang dimaksud seperti klorofil, vitamin C, alkaloid, antosianin dan lain sebagainya. Metabolit sekunder secara umum akan meningkat akumulasinya di dalam tubuh tanaman pada saat

tanaman mengalami cekaman

lingkungan (Hopkins, 1999).

Karakter trikoma (panjang dan jumlah), indeks kadar klorofil dan alkaloid akan berubah sebagai respon tanaman terhadap perubahan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang karakter anatomi dan fisiologi tanaman jati (Tectona grandis L.) yang ditanam pada tanah pascatambang emas Bombana dengan variasi dosis pupuk kandang kambing.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakter anatomi (panjang dan jumlah trikoma) karakter fisiologi (indeks kadar klorofil

dan kadar alkaloid) tanaman Jati (Tectona grandis L.) yang ditanam pada tanah pascatambang emas Bombana dengan variasi dosis pupuk kandang kambing.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Rumah kaca dan Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo Kendari, dengan menggunakan alat dan bahan seperti yang diuraikan berikut ini:

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat Mikroskop Leica, Mikroskop Nikon Eclipse Ti, Timbangan Analitik CHEETAH JA 5003 B, Sentrifuga BOECO, Hot Plate, Klorofimeter Konica Minolta , kamera digital, oven, botol selai, Erlenmeyer, Corong, Cawan petri, Pipet tetes, Gelas Ukur, Spatula, Tabung Reaksi, Kaca obyek dan kaca penutup, Silet, Gunting, Alat tulis, Mortal. Bahan-bahan yang digunakan: daun jati (Tectona grandis L.), Asam asetat 10% dalam etanol, Ammonium hidroksida, Kertas saring whatman 41, Aquades, Larutan FAA (Formalin, alkohol, asamacetat glacial) 90%, Reagen Gliserin 30%, Safranin, Bayclin, Aluminium Foil, Kuteks bening.

Variabel Penelitian

(4)

Jenis dan Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dosis pupuk dan 1 kontrol (tanpa pupuk) dengan masing-masing 3 kali ulangan, sehingga seluruhnya terdapat 12 unit percobaan.

Prosedur Penelitian

Penyiapan Media Tanam

Penyiapan media tanam yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tanah yang digunakan adalah tanah pascatambang emas Bombana yang diambil dari lokasi pertambangan pada media sub soil masing masing polybag berisi 10kg tanah. Pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran kambing, yang telah dilakukan pengolahan menjadi pupuk dalam bentuk kering, berdasarkan dosis yang digunakan (100g, 125g, dan 150g) dibagi ke dalam polybag yang telah disediakan yang dicampur secara merata.

Pembuatan media tanam terdiri dari media konsentrasi dan kontrol dimana media perlakuan konsentrasi berisi tanah pascatambang sebanyak 10kg tanah ditambah pupuk kandang kambing berdosis 100g (K1), 125g (K2) dan 150g (K3), sedangkan untuk media kontrol (K0) berisi tanah pascatambang sebanyak 10kg/polybag yang dicampur dengan kapur kalsit 10g/10 kg tanpa penambahan pupuk kandang kambing.

Penanaman dan pemeliharaan

Bibit yang ditanam berumur 3 bulan berasal dari benih yang seragam dan tidak terinfeksi mikroorganisme, bibit jati diperoleh dari Dinas Holtikultura Sulawesi Tenggara. Penanaman bibit

dilakukan dengan cara menanamkan bibit dengan kedalaman ± 5 cm, 1 polybag dengan 1 bibit jati, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Penyiraman dilakukan setiap hari, air yang digunakan adalah air sumur bor, penyiraman dilakukan dengan volume yang sama yaitu 400 mL dan waktu penyiraman dilakukan pada pagi hari jam 08.00-09.00 WITA. Pemanenan dilakukan setelah usia tanaman mencapai 12 minggu atau 3 bulan.

Pengambilan sampel daun

Pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis L.) diambil setiap tanaman pada masing-masing perlakuan. Mengambil daun kedua untuk pengamatan fisisologi dan daun ketiga untuk pengamatan anatomi. Sampel daun yang ketiga untuk pengamatan anatomi dimasukan ke dalam botol selai yang sudah diisi larutan FAA (larutan fiksatif), dan diberi label pada setiap perlakuan.

Pengamatan anatomi daun jati

(Tectona grandis L.)

(5)

penutup, bersihan sisa larutan gliserin 30%. Pinggiran kaca penutup diolesi kutek bening. Sayatan daun diamati di bawah mikroskop serta mengambil gambar trikoma lalu mengukur luas

bidang pandang, dihitung panjang dan

jumlah trikoma. Untuk mengukur panjang trikoma dengan cara ditarik garis dari pangkal sampai ujung terpanjang dari trikoma menggunakan program softward.

Pengamatan fisiologi indeks kadar klorofil dan alkaloid daun jati (Tectonagrandis L.)

Analisis Indeks Kadar Klorofil (CCI) menggunakan klorofil meter Konica Minolta. Analisis kadar Alkaloid dimulai dengan ekstraksi alkaloid diawali dengan menimbang 0,2g daun Jati segar (Tectona grandis L.) (berat basah) lalu ditambahkan 10mL asam asetat 10% dalam etanol kemudian ditutup dan dibiarkan selama 4 jam. Setelah itu campuran disaring dan ekstraknya dipekatkan pada penangas air hingga volume semula menjadi 1/4-nya dan ditambahkan amonium hidroksida pekat ke dalam ekstrak sampai endapannya sempurna kemudian disentrifugasi selama 3 menit, kemudian endapannya dikumpulkan dan dicuci dengan amonium hidroksida lalu disaring dan residu dikeringkan (Seniwaty, dkk., 2009). Kadar alkaloid daun dianalisis dengan cara mengeringkan residu hasil ekstraksi daun kemudian menimbang residu tersebut (Harborne, 1973).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Panjang trikoma (µm) daun tanaman Jati (Tectona grandis L.)

Rerata panjang trikoma

(abaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada setiap perlakuan variasi dosis

pupuk kandang kambing dan kontrol (tanpa pupuk kandang) pada tanah

pascatambang emas Bombana

disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Panjang Keterangan: Angka yang diikuti dengan

huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%

K0: Kontrol, K1: dosis pupuk kandang 100g 10kg-1 tanah, K2: dosis pupuk kandang 125g 10kg-1 tanah, K3: dosis pupuk kandang 150g 10kg-1 tanah .

Berdasarkan Tabel 1,

menunjukkan perbedaan rerata panjang trikoma (abaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada umur 12 MST yang ditanam pada tanah pascatambang emas Bombana dengan pemberian variasi dosis pupuk kandang kambing. Hasil pengukuran panjang trikoma (abaksial) daun jati (Tectona grandis L.) tertinggi pada K2 (995,46µm), kemudian K0 (kontrol) (811,30µm), dan K3 (786,67µm) sedangkan panjang trikoma daun jati pada sisi abaksial terendah pada K1 (729,63µm). Berdasarkan uji ansira menunjukkan bahwa kontrol dan perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) pada taraf kepercayaan 95% terhadap panjang trikoma daun jati. Meskipun tidak berbeda signifikan

secara statistik terhadap panjang

trikoma pada sisi abaksial, namun

(6)

pupuk kandang kambing yang disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Histogram rerata panjang trikoma (abaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada

kontrol dan perlakuan

variasi dosis pupuk

kandang kambing

Berdasarkan gambar 1,

menunjukkan bahwa pada K2 terlihat

jelas memiliki panjang trikoma

(abaksial) tertinggi diantara semua perlakuan dosis pupuk kandang kambing dan kontrol.

Rerata panjang trikoma

(adaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada setiap perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing dan kontrol (tanpa pupuk kandang) pada tanah

pascatambang emas Bombana

disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rerata Panjang Trikoma - pada taraf kepercayaan 95%

K0: Kontrol, K1: dosis pupuk kandang 100g 10kg-1 tanah, K2: dosis pupuk kandang 125g 10kg-1 tanah, K3: dosis pupuk kandang 150g 10kg-1 tanah .

Berdasarkan Tabel 2,

menunjukkan perbedaan rerata panjang trikoma (adaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada umur 12 MST dengan pemberian variasi dosis pupuk kandang kambing. Hasil pengukuran panjang trikoma (adaksial) daun jati (Tectona grandis L.) tertinggi pada K0 (kontrol)

(406,203µm), kemudian K1

(353,452µm), dan K2 (296,39µm) dan

terendah pada K3(277,575µm).

Berdasarkan uji ansira menunjukkan bahwa kontrol dan perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) pada

taraf kepercayaan 95% terhadap

panjang trikoma daun jati. Meskipun tidak berbeda signifikan secara statistik terhadap panjang trikoma pada sisi

adaksial, namun tampak adanya perbedaan panjang trikoma pada kontrol dan perlakuan variasi dosis pupuk

Panjang trikoma -

adaksial

daun

jati (

Tectona grandis

) (µm)

a

Panjang trikoma -

abaksial

daun

jati (

Tectona grandis

) (µm)

a

a

a

(7)

grandis L.) pada kontrol dan perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing

Berdasarkan gambar 2,

menunjukkan bahwa perlakuan tanpa pupuk kandang kambing (K0) terlihat

jelas memiliki panjang trikoma

(adaksial) tertinggi diantara semua perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing.

Jumlah trikoma daun tanaman Jati (Tectona grandis L.)

Rerata jumlah trikoma

(abaksial) pada pertulangan daun jati (Tectona grandis L.) pada kontrol dan perlakuan variasi dosis pupuk kandang

kambing, persatuan luas bidang

pandang mikroskop (1,40 mm2) pada

tanah pascatambang emas Bombana disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Rerata Jumlah Trikoma -

Abaksial Daun Jati pada taraf kepercayaan 95%

K0: Kontrol, K1: dosis pupuk kandang 100g 10kg-1 tanah, K2: dosis pupuk kandang 125g 10kg-1 tanah, K3: dosis pupuk kandang 150g 10kg-1 tanah .

Berdasarkan Tabel 3,

menunjukkan perbedaan rerata jumlah trikoma (abaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada umur 12 MST dengan variasi dosis pupuk kandang kambing

yang ditanam pada tanah

pascatambang emas Bombana.

Hasil perhitungan jumlah trikoma (abaksial) daun jati (Tectona grandis L.) tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (3,481), kemudian K2 (2,486), dan K0 (kontrol) (2,016) sedangkan panjang trikoma daun jati

pada sisi abaksial terendah pada

perlakuan K1 (1,667). Berdasarkan uji ansira menunjukkan bahwa kontrol dan perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) pada taraf kepercayaan 95% terhadap jumlah trikoma daun jati. Meskipun tidak berbeda signifikan secara statistik terhadap jumlah trikoma

pada sisi abaksial, namun terdapat

perbedaan jumlah trikoma pada kontrol dan perlakuan pupuk kandang kambing yang disajikan pada gambar 3.

Gambar 3. Histogram Rerata jumlah

trikoma (abaksial) daun

jati (Tectona grandis L.) pada kontrol dan perlakuan

variasi dosis pupuk

kandang kambing

Berdasarkan gambar 3,

menunjukkan bahwa K3 terlihat jelas

memiliki jumlah trikoma (abaksial)

terbanyak diantara semua perlakuan dosis pupuk kandang kambing dan

kontrol. Rerata jumlah trikoma

(adaksial) daun jati (Tectona grandis L.) setiap perlakuan dan kontrol persatuan luas bidang pandang mikroskop (1,40

mm2) pada tanah pascatambang emas

Bombana disajikan pada Tabel 4.

2,016

Jumlah trikoma -

abaksial

daun

jati (

Tectona grandis

)

a

a

a

(8)

Tabel 4. Rerata Jumlah Trikoma - pada taraf kepercayaan 95%

K0: Kontrol, K1: dosis pupuk kandang 100g 10kg-1 tanah, K2: dosis pupuk kandang 125g 10kg-1 tanah, K3: dosis pupuk kandang 150g 10kg-1 tanah .

Berdasarkan Tabel 4,

menunjukkan perbedaan rerata jumlah trikoma (adaksial) daun jati (Tectona grandis L.) pada umur 12 MST dengan pemberian variasi dosis pupuk kandang kambing yang ditanam pada tanah

pascatambang emas Bombana. Hasil

perhitungan jumlah trikoma (adaksial) daun jati (Tectona grandis L.) tertinggi terdapat pada perlakuan K3 (4,047), kemudian K0 (kontrol) (3,894), dan K2 (3,317) sedangkan jumlah trikoma daun jati pada sisi adaksial terendah pada K1

(3,132). Berdasarkan uji ansira

menunjukkan bahwa kontrol dan

perlakuan variasi dosis pupuk kandang tidak berpengaruh signifikan (P>0,05) pada taraf kepercayaan 95% terhadap jumlah trikoma (adaksial) daun jati. Meskipun tidak berbeda signifikan secara statistik terhadap jumlah trikoma

pada sisi adaksial, namun adanya

perbedaan jumlah trikoma pada K0 dan perlakuan pupuk kandang terlihat pada gambar 10.

Gambar 4. Histogram Rerata jumlah trikoma (adaksial) daun jati (Tectona grandis L.)

pada kontrol dan

perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing

Berdasarkan gambar 4,

menunjukkan bahwa pada perlakuan variasi dosis pupuk kandang kambing K3 terlihat jelas memiliki jumlah trikoma (adaksial) terbanyak diantara semua perlakuan dosis pupuk kandang dan kontrol.

Berdasarkan pengamatan

karakter anatomi trikoma daun jati pada kedua sisi abaksial dan adaksial pada

perlakuan dosis pupuk kandang

kambing dan kontrol ditemukan 3 tipe

trikoma, yaitu tipe multiseluler

bercabang pada pertulangan daun (abaksial), tipe uniseluler ramping dan tipe biseluler pada permukaan daun (adaksial).

Terdapat perbedaan karakter anatomi dari jumlah cabang trikoma

pada sisi abaksial untuk masing-masing

perlakuan dosis pupuk kandang

kambing, dimana pada K0 belum memiliki cabang trikoma, pada K1 hanya memiliki satu cabang di ujung trikoma, pada K2 sudah memiliki 2

percabangan di ujung trikoma,

sedangkan pada K3 memiliki 3-4 percabangan di ujung trikoma. Adapun

trikoma pada sisi adaksial memiliki

jumlah trikoma yang berbeda untuk tiap

3,894

Jumlah trikoma -

adaksial

daun jati

(

Tectona grandis

L.)

a

a a

(9)

perlakuan dosis pupuk kandang kambing, dimana K3 memiliki jumlah trikoma yang tertinggi dibandingkan dengan K1, K2 dan K0. Visualisasi karakter antomi trikoma daun tanaman jati (Tectona grandis L.) pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4 dan 5 berikut:

Gambar 4. Tipe trikoma (multiseluler

bercabang) pada sisi

abaksial daun jati (Tectona grandis L.) setiap perlakuan variasi

dosis pupuk kandang

kambing dan tanpa

pupuk kandang pada

tanah pascatambang.

Perbesaran 100 X

K0: Kontrol, K1: dosis pupuk kandang 100g 10kg-1 tanah, K2: dosis pupuk kandang 125g 10kg-1 tanah, K3: dosis pupuk kandang 150g 10kg-1 tanah .

Gambar 5. Tipe trikoma (biseluler) pada

sisi adaksial daun jati

(Tectona grandis L.) setiap

perlakuan variasi dosis

pupuk kandang kambing dan tanpa pupuk kandang pada tanah pascatambang. Perbesaran 100 X

K0: Kontrol, K1: dosis pupuk kandang 100g 10kg-1 tanah, K2: dosis pupuk

kandang 125g 10kg-1 tanah, K3: dosis pupuk kandang 150g 10kg-1 tanah .

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil dan

pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian variasi dosis pupuk

kandang kambing tidak berpengaruh signifikan terhadap panjang dan jumlah trikoma pada kedua sisi (abaksial/adaksial) daun tanaman jati (Tectona grandis L.) .

2. Terdapat 3 tipe trikoma daun

tanaman jati (Tectona grandis L.)

yang ditanam pada tanah

pascatambang emas dengan variasi pupuk kandang kambing, yaitu tipe

multiseluler bercabang pada

pertulangan daun (abaksial), tipe

uniseluler ramping dan tipe biseluler

pada permukaan daun (adaksial).

DAFTAR PUSTAKA

Agren, J., and Schemske, D., 1994, Evolution of trichome number ina

naturalized population of

Brassica rapa. Am Natural. 143:1–13

Ahsana D., Hamidah, Soedarti T.,

CESA. 2011, Keanekaragaman

Varietas Dan Hubungan Kekerabatan Pada Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.) Melalui Pendekatan Morfologi Di Kebun Bibit Permanen Kecamatan Kedungpring Lamongan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Ahyani, 2011, Pengaruh Kegiatan

Penambangan Emas Terhadap Kondisi Kerusakan Tanah Pada Wilayah Pertambangan Rakyat Di Bombana Provinsi Sulawesi

Tenggara, Tesis, Program

Pascasarjana Universitas

Diponegoro Semarang.

Ai, S.N dan Banyol, Y., 2011,

(10)

Sebagai Indikator Kekurangan

Air Pada Tanaman, J. Ilmiah

Sains11 (2).

Alfian, Z, 2006, Merkuri Antara Manfaat

dan Efek Penggunaanya Bagi Kesehatan manusia dan lingkungannya, USU Respository.

Andrita, F., 2014, Optimalisasi

Pertumbuhan Bibit Tanaman

Jambu Mete (Anacardium

occidentale L.) dan Distribusi Logam Berat (Hg, Ag dan Cu) dengan Pemberian Variasi Dosis Pupuk Kandang Sapi pada

Tanah Pascatambang Emas

Bombana Sulawesi Tenggara,

Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. Araya, H.T., Soundy, P., dan Steyn,

J.M., Landular And

Non-Glandular Trichome Density Of

Rose-Scented Geranium

(Pelargonium Spp.) As

Influenced By Source Of

Nitrogen, Departemen Produksi

Tanaman dan Ilmu Tanah,

Universitas Pretoria, Pretoria. Arief I. I., Suryati T., Afiyah, D. N. and

Wardhani, D. P., 2014,

Physicochemical and

organoleptic of beef sausages with teak leaf extract (Tectona grandis) addition as preservative and natural dye, Department of

Animal Production and

Technology, Faculty of Animal

Science, Bogor Agricultural

University, IFRJ 21(5): 2033-2042.

Arienzo, M., Adamo P., Cozzolino V,

2005, The Potention of Lolium

Perenne For Revegetation of Contamined Soil from a metallurgical Site, Elsevier Science, 319 : 13-25.

Bandyopadhyay T., Gangopadhyay G., Poddar R., dan Mukherjee K.K.,

2004, Keanekaragaman

Trikoma, distribusi dan

kepadatan di aklimatisasi jati (Tectona grandis L.) tanaman yang ditanam secara in vitro, Department of Botany, Bose

Institute West Bengal, India,

Plant Cell, Tissue and Organ Culture78 : 113–121.

BKPMD dan PTSP, 2014, Keadaan Wilayah Kabupaten Bombana, BKPMD dan PTSP Sulawesi Tenggara.

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell,

L.G., 2002, Biology Jilid I,

Erlangga, Jakarta.

Direktorat, J.M., 2009, Batubara dan

Panas Bumi, RPP Tentang Reklamasidan Pascatambang Sebagai Bagian Pelaksanaan UU Minerba, Edisi 5, WARTA Mineral, Batubara & Panas Bumi, Jakarta : 4.

Ezeibekwe I.O, Nwagbara E.C, Okeke

S.E and Isaac U., 2013,

Comparative Leaf Epidermal

Features Of Gmelina Arborea,

Tectona Grandis, Clerodendron Spledems, Vitex Doniana, And

Vitex Simplicifolia

(Verbenaceae), epartment of

Plant Science and

Biotechnology, Imo State

University Owerri, Nigeria.

Global Research Journal of Science2(2):73-76

Goncalves L. de A., Azevedo A.A., Otoni W.C., Characterization And Ontogeny Of The Glandular

Trichomes Of Ocimum Selloi

Benth. (Lamiaceae)

Universidade Federal de Goiás, Instituto de Ciências Biológicas, Departamento de Biologia Geral,

Goiânia, GO, Brasil, Acta

Botanica Brasilica, 24 (4).

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia.

Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Edisi

ke-2. London New York,

Chapman and Hall.

Hartati, I., 2010, Isolasi Alkaloid dari

Tepung Gadung (Dioscorea

hipsida Dennst) dengan teknik Ekstraksi Berbantu Gelombang

Mikro, Tesis, Universitas

Diponegoro, Semarang.

(11)

(Eichornia crassipes (Mart) Solm) di Berbagai Perairan

Tercemar. Jurnal Penelitian

Sains dan Teknologi. 10 (1)

:30-40.

Hasria, 2015, Pertumbuhan dan

Distribusi Logam Merkuri (Hg) Dalam Organ Tanaman Jati (Tectona grandis L.)Yang

Ditanam Pada Tanah

Pascatambang Emas Bombana Dengan Perlakuan Konsentrasi

Pupuk Kandang Kambing,

Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. Hendrival, L., dan Rega, H., 2013,

Perkembangan Spodoptera

Litura F. (Lepidoptera noctuidae)

Pada Kedelai, Fakultas

Pertanian, Universitas

Malikussaleh, J. Floratek, 8 : 88

– 100

Hidayati, N., 1999, Degradasi Lahan

Pasca Pertambangan Emas dan Upaya Reklamasinya Kasus Penambangan Emas Jampang-Sukabumi. Prosidang Kongres Nasional VII HITI: Pemanfaatan

Sumberdaya Tanah Sesuai

dengan Potensinya Menuju

Keseimbangan Lingkungan

Hidup dalam Rangka

Meningktkan Kesejahteraan

Rakyat.

Hopkins, W. G., 1999, Introduction to Plant Physiology, Toronto, John Wiley and Sons, Inc.

Indranada, K. R., 1986, pengolahan

kesuburan Tanah, Jakarta. Irwanto, 2006, Usaha Pengembangan

Jati (Tectona grandis L.),

Jurnal, http://save forest.webs.com/jati.pdf.

Jaya, I.,B., 2014, pengaruh pupuk kandang terhadap produktivitas dan akumulasi logam berat Hg, Zn, dan Cu dalam tanaman

Cabai merah besar (Capsicum

annum L.) yang ditanam pada

tanah pascatambang emas

bombana Sulawesi tenggara,

Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Johnson, R., 2002, Biology. Edisi VI, McGraw- Hill Higher Education. Juliarni, Dewanto H.A.,dan Ermayanti

.T.M., 2007, Karakter Anatomi

Daun dari Kultur Tunas

Artemisia annua L. Bioteknologi

LIPI Cibinong Bogor, Bul. Agron.

35(3) : 225 – 232.

Karliansyah, M.R., 2001, Aspek

Lingkungan dalam AMDAL Bidang Pertambangan, Pusat Pengembangan dan penerapan AMDAL, Jakarta.

Keraf, A. S., 2002, Etika Lingkungan, Penerbit Buku Kompas, Jakarta. Levitt, J., 1974, Introduction to Plant

Physiology, Second Edition, The C.V Mosby Company, America.

Lingga, P.dan Marsono, 2001, Petunjuk

Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta.

Maffei, M., Chialva, F., and Sacco, T., 1989. Glandular trichomes and essential oils in developing

peppermint leaves, New

Phytologist, 111: 707-716. Majenah, 2007, Pertumbuhan Tanaman

jati (Tectona grandis L.) Pada Beberapa Sistem Lahan Di Kalimantan, Fakultas kehutanan,

J. RIMBA12(1): 43-50.

Metson, A. J. 1961, Methods of

Chemical Analysis for Soil Survey Samples. Soil Bulletin, 12 GVT Printer Wellington, DSIR, New Zealand.

Muliati, 2011, Kapasitasi Pertumbuhan

Bibit Jati dengan Pemberian

Pupuk Kandang, Skripsi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Mishra, S.S., Mishra, K.N., and

Forest Division, Dhenkanal,

(12)

Identification of Genera Lantana, Verbena and Vitex of Family

Verbenaceae from Pakistan,

Department of Plant Sciences,

Quaid-i-Azam University,

Islamabad, Pakistan, Journal Of

Agriculture & Social Sciences, 3

Merah (Alternanthera amoena

Voss), Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nugroho, H., Purnomo dan I. Sumardi,

2006, Struktur dan

Perkembangan Tumbuhan, Penebar Swadaya, Jakarta.

Purba, F. D., 1999, Pengaruh Suksesi Vegetasi Terhadap Kapasitas

Infiltrasi Tanah Bekas

Penambangan Emas Rakyat di Kawasan Hutan Alam Mandor, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Lipase Enzym Activity Of Rattus Norvegicus Serum, Yogyakarta,

Inovasi 4 (97): 48-49.

Rinsema, W.J., 1983, Pupuk dan Cara

Pemupukan, Bharata, Jakarta. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik

Tumbuhan Tinggi, a.b:

terjemahan Kosasih

Padmawinata, ITB, Bandung.

Sahidin, 2012, Mengenal Senyawa

Alami, Unhalu Press, kendari Salisbury F.B. and Ross, C.W., 1995,

Yang Dikulturkan Pada Media Modifikasi Air Lumpur Sidoarjo,

Program Studi Biologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Sangman, Lee, Jae S. Moon, Leslie L Domier, Schuyler S. Norban.

2002. Molecular

Characterization of

Phytochelatin Synthase

Expression in Transgenic

Arabidopsis. Plant. Physiol. Biochem. 40. 727-733.

Sarief, S.E., 1989, Kesuburan Klan

Pemupukan Tanah Pertanian, Pustaka Buana, Bandung.

Schrisema, J. and R. Verpoorte, 1992,

Search for Factors Related to The Indole

Alkaloid Production in Cell Suspension Cultures of Tabernaemontana

Divaricata, Plant Medicine. 58: 245-249.

Selmar, D., 2008, Potential of Salt and Drought Stress to Increase

Pharmaceutical Significant

Secondary Compounds in

Plants, Agriculture and Forestry Research, 58: 139-14

Seniwaty, Raihanah, Ika K.N., dan Dewi U., 2009, Skrining Fitokimia Dari Alang-Alang (Imperata cylindrica

L.Beauv) dan Lidah Ular

(Hedyotis corymbosa L.Lamk),

Sains dan Terapan Kimia, 3 :124-133.

Simbala, H . E., 2009, Analisis Senyawa

Alkaloid Beberapa Jenis

Tumbuhan Obat Sebagai Bahan

Aktif Fitofarmaka, Pacific

Journal, 1: 489-494.

Styaningrum, L., Koesriharti, Moch. Maghfoer D., 2013, Respons

Tanaman Buncis (Phaseolus

(13)

Brawijaya, Malang, J. Produksi tanaman. 1(1) : 55.

Sulaksana dan Dadang, 2002,

Kemuning dan Jati Belanda, Penebat Swadaya, Jakarta.

Sumarna, Y., 2001, Budidaya Jati,

Penebar Swadaya, Jakarta.

Sutedjo, M.M, 1995, Pupuk dan Cara

Pemupukan, Rineka Cipta, Jakarta.

Tan, K.H., 1993, Enviromental Soil

Science, Mercel Dekker, Inc, New York.

Tianren, Y. 1985. Physical Chemistry of

Paddy Soils. Science Press. Beijing and Springer-Verlag, Berlin.

Tini, N. dan Amri. K., 2002,

Mengebunkan Jati Unggul Pilihan investasi prospektif, Agro Media Pustaka, Jakarta.

Yusuf, 2012, Kandungan Hara Pupuk

Kandang. http:// tohariyusuf.

Blogspot. Com/

2012/08/kandungan hara pupuk

kandang. html diakses

September 2014.

Widowati, A., Astono, J., Purwanto, A., 2014, Influence Of Frequency Natural Grasshoppers Sound To Eaf Chlorophyll Content Teak (Tectona grandis) And Peanut (Arachis hypogaea) As Natural Science Learning Resources,

Proceeding of International Conference On Research, Implementation And Education Of Mathematics And Sciences, Yogyakarta State University. Widowati, L,R., Sri Widati, U , Jaenudin

dan W, Hartatik 2005, Pengaruh

Kompos Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati Yang Efektif Untuk Budidaya Sayuran Organik, Laporan Proyek

Penelitian Progam

Pengembanangan Agibisnis,

Balai Penelitian Tanah , TA 2005.

Widyastuti S.M., dan Sumardi, 2004,

Dasar-Dasar Perlindungan

Hutan, Gadjah Mada University press, Yogyakarta.

Wijaya. 2006. Pengaruh Dosis Pupuk Nitrogen dan Jumlah Benih

Perlubang Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam. Fakultas

Pertanian Unswagati , Jurnal

Agrijati, Cirebon.

Woolley, J.G., 2001, Plant Alkaloids,

De Montfort University,

Leicester, Encyclopedia Of Life Sciences UK, Nature Publishing Group.

Zhang, X., and Oppenheimer, D.G., 2004, A Simple And Efficient Method For Isolating Trichomes

For Downstream Analyses, Plant

Gambar

Gambar 1. Histogram rerata panjang
Gambar 3. Histogram Rerata jumlah
Tabel 4. Rerata Jumlah Trikoma -
Gambar 4. Tipe trikoma (multiseluler

Referensi

Dokumen terkait