JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
72
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEADS
TOGETHER ( NHT ) DENGAN BANTUAN ALAT PERAGA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PELUANG
DI KELAS X TKR SMK NEGERI 1 SEMARANG
Luftia Hanik
Staf Pengajar SMKN 1 SemarangABSTRAK
ABSTRAK
Rendahnya prestasi belajar matematika dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya dari siswa itu sendiri yaitu kecerdasan, bakat, minat dan motivasi.Selain itu juga dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran dan pengelolaan kelas oleh guru. Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui pengaruh metode Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan bantuan alat peraga terhadap prestasi belajar siswa materi peluang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adanya pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan menerapkan
Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
HeadsTogether (NHT) dengan bantuan alat peraga dibandingkan pembelajaran pemahaman konsep(konvensional)pada materi Peluang. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian experiment.Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa klas X SMK Negeri 1 Semarang Tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan sampelnya mengambil dua kelas yang dari 15 kelas secara random yang mana kelas X TKR1 sebagai kelas experiment dan kelas X TKR2 sebagai kelas kontrol. Instrumen dalam penelitian ini berupa test uraian, untuk mengukur prestasi belajar siswa matematika peluang.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh rerata nilai posttest untuk kelas experiment 79, dan rata-rata nilai posttest untuk kelas kontrol 75,6667.Dengan taraf signifikan 5% hasil uji-t menunjukkan thitung = 2,416 dan ttabel= 1,667. Karenathitung>ttabelmaka H0 ditolak danH1 diterima artinya rata-rata nilai kelas eksperimen lebih dari rata-rata nilai kelas control, maka Metode Pembelajaran tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan bantuan Alat Peraga pada materi peluang lebih baik daripada metode pemahaman konsep
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
73 PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu yang Universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya fikir manusia.Namun matematika dimata siswa saat ini seperti menjadi momok yang menakutkan.
Tugas guru adalah membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan partisipasi mereka dengan cara menciptakan suasana belajar yang dinamis, harmonis, menarik dan menciptakan komunikasi dua arah. Oleh karena itu, apabila guru mengajar tanpa memperhatikan miskonsepsi siswa sebelum materi diajarkan, guru tidak akan berhasil menanamkan konsep yang benar dan hanya sebagian siswa yang mampu memahami materi yang diajarkan oleh guru.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah.Pembelajaran kooperatif tipe Number HeadsTogether (NHT) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Nurhadi (2004: 57).
Melalui pembelajaran tipe Numbered Heads Together ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman yang mengalami kesulitan. Untuk melihat keberhasilan pembelajaran ini di SMK Negeri 1 Semarang pada materi Peluang, kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran belum memuaskan, maka dilakukan penelitian experimen dengan judul
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
74
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI PELUANG DI
KELAS X TKR SMK NEGERI 1 SEMARANG”
TINJAUAN PUSTAKA
Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai dari suatu proses belajar yang telah dilakukan, sehingga untuk mengetahui sesuatu pekerjaan berhasil atau tidak diperlukan suatu pengukuran.
“Pengukuran adalah proses penentuan luas/kuantitas sesuatu”
(Nurkancana, 2006 : 2). Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar, siswa dihadapkan pada tugas, pertanyaan atau persoalan yang harus dipecahkan/dijawab.
Benyamin S. Bloom dalam Nurman (2006 : 36) prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, prestasi belajar dalam penelitian ini secara konseptual diartikan sebagai hasil kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak baik berupa kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor yang dapat diukur dari tes atau hasil ujian siswa.
Matematika Peluang
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
75
pembelajaran matematika adalah memberikan bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep atau prinsip itu terbangun.
Hitung peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari inspirasi para penjudi yang berusaha mencari informasi bagaimana kesempatan mereka untuk memenangkan suatu permainan judi.Peluang (Kemungkinan/Probability) dari permukaan dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Alat Peraga atau Media
Alat peraga adalah suatu alat yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran yang telah dituangkan dalam garis besar program pengajaran (GBPP) bidang studi matematika dan bertujuan lebih mempertinggi mutu kegiatan belajar berfungsi untuk :
1. Mengurangi dan menghindari salah komunikasi 2. Meningkatkan hasil proses belajar mengajar 3. Membangkitkan minat belajar siswa
4. Membuat konsep matematika abstrak yang dapat disajikan dalam bentuk konkrit
5. Untuk membantu daya nalar siswa dalam memahami ide yang sedang diajarkan.
Pembelajaran Type Numbered Heads Together (NHT)
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
76
kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) ini dapat memberikan peluang yang besar untuk terjadinya proses saling membelajarkan siswa, faktor subjektivitas bisa dihindari, siswa lebih cepat faham terhadap materi. Dalam pembelajaran ini, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian setiap anggota kelompok dalam masing-masing kelompoknya mendapatkan nomor sesuai dengan jumlah kelompok masing-masing tersebut.Setiap kelompok kemudian diberi pertanyaan-pertanyaan berbentuk LKS untuk dijawab dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Pembagian kelompok ini hendaknya setiap kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan yang bervariasi: satu orang berkemampuan tinggi, dua orang berkemampuan sedang, dan satu orang berkemampuan rendah.
Langkah-Langkah Pembelajaran NHT
Langkah-langkah pembelajaran tipe NHT yang dikemukakan oleh Nurhadi, (2004:57) adalah sebagai berikut :
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Tahap 2: Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.
Tahap 3: Penomoran
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok terdiri dari 3-5 orang siswa dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5
Tahap 4: Mengajukan pertanyaan/permasalahan
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
77 Tahap 5: Berpikir bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap pertanyaaan itu dan menyakinkan tiapanggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.
Tahap 6: Menjawab (Evaluasi)
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Tahap 7:
MemberikanPenghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajjian teori yang telah diuraikan di atas dapat disusun suatu kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara antara kesalahan yang timbul.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Ada pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered HeadTogether (NHT) dengan bantuan alat peraga dibandingkan pembelajaran pemahaman konsep pada materi Peluangkelas X-TKR SMK Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2014-2015.
Metode pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
bamtuan alat peraga Prestasi belajar matematika
Gambar : Alur
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
78 METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 di SMK Negeri 1 Semarang kelas X TKR 1 sebagai kelas experiment berjumlah 39 siswa laki-laki selama 3 bulan, yaitu pada bulan Maret 2015 sampai dengan Mei 2015. Sebagai kelas control adalah X TKR2 berjumlah 36 siswa laki-laki.Penelitian Experimen ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Semarang, Jl, Dr. Cipto No. 93 Kelurahan Sarirejo, Semarang Timur.
Untuk data yang diperlukan peneliti menggunakan instrumen yaitu tes dan non tes. Yang mana tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre test di awal penelitian, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan posttest di akhir penelitian.Sedangkan instrumen penelitian yang berbentuk non tes pada penelitian ini meliputi, jurnal, angket, lembar observasi, dan dokumentasi.
Kegiatan dalam penelitian ini dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dengan kegiatan yang dilakukan adalah: merencanakan pembelajaran; menyiapkan bahan ajar; LKS; menyiapkan lembar observasi; menentukan sampel dan populasi; uji validasi soal, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda; pretest, treatmen dengan NHT dan
posttest; melakukan observasi.
Teknik pengumpulan data yang direncanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dokumen berupa nilai rapor kenaikan kelas mata pelajaran matematika siswa menjadi sampel yang digunakan untuk menguji keseimbangan kemampuan awal siswa.
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
79
3. Lembar observasi diisi oleh observer pada setiap pertemuan sebagai salah satu bahan masukan dan perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
4. Sikap siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakanjurnal siswa.
Pengolahan Data
1. Uji normalitas
Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Kriteria pengujian : Ho diterima apabila Lhitung < Ltabel
2. Uji homogenitas populasi uji Barlett
Hipotesis:
(varians antar kelompok tidak sama) Rumus yang Digunakan :
( 1)
3. Uji kesamaan dua rata-rata nilai akhir Kelas experimen dan kelas kontrol
Hipotesis :
H0 : (Rata-rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata nilai kelas kontrol)
H1 : (Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih dari rata-rata kelas kontrol)
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826) 4. Perhitungan Uji-t Satu Pihak :
t =
Menyimpulkan data.
Menyimpulkan hasil penelitian dilihat dari Indikator keberhasilan berdasarkan keputusan uji yang ada.
(Budiyono, 2009:202) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang dilakukan di SMK Negeri 1 Semarang antara pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk kelas X TKR1 sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pemahaman konsep untuk kelas X TKR2 sebagai kelas kontrol. Data dalam penelitian ini terdiri dari data angket tentang sikap siswa serta data dari nilai pretest dan posttest.Adapun deskripsi hasil prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut :
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
81
Data yang diperoleh berdasarkan hasil pretest dan postest, dari perhitungan analisis deskriptif didapat hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1 Skor Pretest dan Posttest antara Kelas Eksperimen (KE) dan Kelas Kontrol (KK).
Sko
x = Reratapretest dan posttest
s = Simpangan bakupretest dan posttest s2 = Variansi pretest dan posttesst
Dari hasil analisis deskriptif tersebut diketahui bahwa untuk kelas eksperimen rerata skor pretestnya 73,8462; simpangan baku pretest 5,62671 dan variansi pretest 31,65991903. Untuk data posttest kelas eksperimen, rerata posttest 79; simpangan baku posttest 6,03934; dan variansi posttest 36,47362764.
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
82
rerata posttest 75,6667; simpangan baku posttest 5,89431; dan variansi posttest 34,74289038.
Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
Ada pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan menerapkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered HeadTogether (NHT) dengan bantuan alat peraga dibandingkan pembelajaran pemahaman konsep pada materi Peluang pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Semarang.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut terlebih dahulu ditentukan perbedaan prestasi belajar siswa SMK dalam pembelajaran materi peluang antara yang menggunakan pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dan menggunakan pembelajaran pemahaman konsep. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t satu pihak.
Hipotesis :
H0 : (Rata-rata nilai kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata nilai kelas kontrol)
H1 : (Rata-rata nilai kelas eksperimen lebih dari rata-rata kelas kontrol)
Rumus yang Digunakan :
Karenaσ1= σ2, makastatistik t yang digunakanadalahsebagaiberikut:
3
x1 :Nilai rata-rata kelas eksperimen x3 :Nilai rata-rata kelas kontrol
s : Varians kelas eksperimen
2 3
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
83 s2 : Varians gabungan
s : Simpangan baku gabungan Kriteria Pengujian :
H0 diterimajikathitungttabel, dimana nilai tt abel diperolehdaridaftardistribusi tdengandk = (n1 + n2 – 2) danpeluang (1 –α) untukα = 5%. Untukharga- harga t lainnya H0 di tolak. Perhitungan Uji-t Satu Pihak :
Diketahui :
n1 = 39 ; ∑x1=3081; ∑x12=244785; x1 = 79
n2 = 36 ; ∑ x2=2724; ∑ x22= 207332 ; x2 = 75,6667
Dengan α = 5%, dk = 39 + 36 – 2 = 73, makadiperolehttabel= 1,667
danthitung = 2,41565592.Karenathitung>ttabelyaitu 2,41565592> 1,667 maka H0 ditolak. Jadirata nilai kelas eksperimen lebih dari rata-rata nilai kelas kontrol.Sehingga Metode Pembelajaran NHT Berbantu Alat Peraga pada materi peluang efektifdigunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
PEMBAHASAN
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
84
kelebihan dan kelemahan kedua pembelajaran tersebut, dalam penelitian ini dapat diduga bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif dari pada pembelajaran pemahaman konsep.
Pada pengujian hipotesis mengenai Ada pengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered HeadsTogether (NHT) dengan bantuan alat peraga dibandingkan pembelajaran pemahaman konsep pada materi Peluangkelas X-TKR SMK Negeri 1 Semarang dengan uji-t. Dari hasil perhitungan dengan rumus uji-t diperoleh hasil bahwa thitung>ttabelyaitu 2,41565592> 1,667 sehingga hipotesis nihil ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari tes kemampuan awal (pretest), tes kemampuan akhir (posttest) , angket dan jurnal siswa yang dilaksanakan saat penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan bantuan alat peraga yang dilakukan di kelas X TKR1 sebagai kelas eksperimen memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada menggunakan pembelajaran pemahaman konsep yang dilakukan di kelas X TKR2 sebagai kelas control dengan kata lain hipotesis penelitian telah dapat dibuktikan.
PENUTUP
KESIMPULAN
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
85 KETERBATASAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain:
1. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam waktu yang terbatas dan sebagian besar treatmen hanya difokuskan dan dilakukan di kelas X TKR1 sebagai kelas eksperimen dan hanya diterapkan pada satu materi sehingga dalam meneliti dan mengamati suasana kegiatan belajar siswa kelas X TKR2 yang digunakan sebagai kelas kontrol dirasa belum tercapai secara optimal.
2. Meskipun peneliti dibantu oleh dua pengamat lain dalam melakukan penelitian, peneliti masih kesulitan dalam melakukan observasi terhadap hal-hal yang dibicarakan siswa dalam diskusi kelompok sehingga kemungkinan ada data-data yang terlewatkan.
AGENDA PENELITIAN MENDATANG
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 8, NO 1, Edisi Februari 2016 (ISSN : 2252-826)
86 DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 2008, Dasar-Dasar Evaluasi, Edisi Revisi, Jakarta,: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika SMP, Jakarta
Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Dimyati dan Mudjiona, 2002 Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Hamalik Omar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara
Herman Hudojo, 2005, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Malang UMPress
Ibrahim,M. 2000, Pembelajaran Kkooperatif, Surabaya: UNESA Press
Lie, A. 2005. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia Marsudi Raharjo, 2008, Pembelajaran Peluang SMA. Yogjakarta, PPPPTK
Nasution, 2004, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
Nunik Avianti Agus,2007,Mudah Belajar Matematika Untuk Kelas IXSMP/MTs, BSE Pusat Perbukuan Depniknas.
Nurhadi, 2004, Model pembelajaran Number Heads Together Purwanto,N. 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung: Trusilo
Sudjana N, 2005, penelitian Hasil Belajar, Transito Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta:Balai Pustaka,