1
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(LKjIP)
TAHUN 2015
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KABUPATEN BOYOLALI
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(LKjIP)
TAHUN 2015
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KABUPATEN BOYOLALI
ii
KATA PENGANTAR
Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali merupakan unit/ satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 125).
Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara bahwa setiap instansi Pemerintah setiap akhir tahun anggaran wajib menyusun LAKIP (Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah). Oleh karena itu Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali pada akhir tahun 2015 menyusun LAKIP, dalam penyusunannya, teknik dan metode yang digunakan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinena dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LAKIP Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali selain sebagai kewajiban sebagaimana tersebut di atas, juga dimaksudkan untuk:
1. Mengetahui tingkat pencapaian kinerja Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali yang pada akhirnya dapat dijadikan untuk mengetahui capaian kinerja Bupati Boyolali.
2. Sebagai bahan evaluasi atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali.
3. Sebagai bahan perbaikan kinerja, penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program/ kegiatan dan kebijakan yang diperlukan pada Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali di masa-masa yang akan datang.
Demikian LAKIP (Laporan Akuntabiiitas Instansi Pemerintah) Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Boyolali tahun 2015 untuk menjadikan periksa dan guna seperlunya.
Boyolali, Februari 2016
KEPALA BADAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA KABUPATEN BOYOLALI
DATAR ISI
Halaman Cover ...
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... ii
Daftar Tabel ... iii
Ikhtisar Eksekutif... iv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Penyusunan LAKIP ... 1
1.2 Gambaran Umum Organisasi ... 2
1.3 Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi 4 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa 2011-2015 ... 5
2.2. Perjanjian Kinerja 2015 ... 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja ... 13
3.2 Evaluasi Kinerja ... 17
3.3 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2015 ... 20
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan ... 21
4.2 Saran ... 21
LAMPIRAN- LAMPIRAN
A. Struktur Organisasi
B. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD/ Renstra SKPD) 2011-2015
C. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2011-2015
iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
A. Pendahuluan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2015 ini merupakan perwujudan kewajiban Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan tahun ke 5 (lima) tahun yang direncanakan sesuai Rencana Stratejik (Renstra) Badan Pemberdayan Masyarakat dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Boyolali 2011 - 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali Tahun 2015 ini berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan permasalahannya.
Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali yang dibentuk menurut Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 125), Dan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bupati Boyolali Nomor 35 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tupoksi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Boyolali, Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali dipimpin oleh Kepala Badan, yang pelaksanaan tugas administrasi dibantu oleh seorang sekretaris dan tugas teknis dibantu oleh tiga kepala bidang. Jumlah Pegawai berjumlah 40 orang PNS. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pemberdayan Masyarakat Desa.
B. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
1) Meningkatkan Profesionalisme Pemberdayaan Aparatur Dan Lembaga Daerah Dalam Melaksanakan Pelayanan Untuk Kesejahteraan Masyarakat;
2) Meningkatkan Peran Masyarakat Dan Keterlibatan Lembaga Kemasyarakatan Desa Dalam Pembangunan Desa;
3) Peningkatan Koordinasi Dan Fasilitasi Pelaksanaan Kesejahteraan Sosial Dan Penanggulangan Kemiskinan; dan
4) Meningkatkan Partisipasi Dan Kewenangan Masyarakat Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, Pemanfaatan Dan Pelestarian Hasil-Hasil Pembangunan.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, pada tahun 2015 Badan Pemberdayan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali melaksanakan 9 (sembilan) program dengan 27 ( Dua Puluh Tujuh) kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp. 7.027.241.000,- dengan rincian belanja tidak langsung Rp. 2.773.273.000,- dan Belanja langsung Rp. 4.253.968.000,-
C. Akuntabilitas Kinerja
Berdasarkan penilaian sendiri (Selft Assessment) atas pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata nilai capaian kerja dari 5 (lima) sasaran utama yang telah ditetapkan adalah 69%. Keberhasilan ini disumbangkan oleh 4 (empat) sasaran yang berhasil mencapai nilai kinerja antara 75%-100% (kategori baik) dan 1 (satu) sasaran yang belum berhasil dicapai nilai kinerjanya.
Berikut Capaian Kinerja per bagian :
NO BIDANG NILAI CAPAIAN
KINERJA
1 Sekretariat 90,46%
2 Bidang Pengembangan Kelembagaan, SDM, dan Sosial Budaya Masyarakat Desa
96,52%
3 Bidang Usaha Ekonomi Dan Partisipasi Masyarakat
96,91%
4 Bidang Sarana Prasarana, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna
82,46%
D. Simpulan dan saran
vi
kinerja tahun 2014 sebesar 94,06%, sedangkan pembiayaan dari APBD tahun 2015 berjumlah Rp. 4.253.968.000,- terealisasi Rp.3.856.915.604 atau sebesar 90,67% dengan efisiensi anggaran 9,33% atau sebesar Rp.397.052.395,-
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas tersebut perlu adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian /Lembaga, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga, Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-masing.
Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran 2015, pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD, RKPD/Renja SKPD, Penetapan Kinerja (Tapkin), dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).
Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah (Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa) dalam mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat digunakan sebagai :
1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja Bdan Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan pembanding hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja;
2
3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa pada tahun berikutnya.
Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen LKjIP Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa antara lain :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas;
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 21 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 125) 5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 10 Tahun 2014 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015
6. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 58 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tahun Anggaran 2015. 7. Surat Perintah Pj. Setda Kabupaten Boyolali tentang penyusunan Dokumen
KInerja Tahun 206 NO/ 050/00025/08/2016 tanggal 6 Januari 2016
B. Gambaran Umum Organisasi
Gambaran umum Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi serta aspek strategis organisasi.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor : 16 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Boyolali, adalah merupakan salah satu unit kerja yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.
lembaga teknis daerah, maka Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali dalam pasal 59 mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa meliputi kelembagaan desa, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi dan partisipasi masyarakat, sarana prasarana, Sumber Daya Alam (SDA), dan Teknologi Tepat Guna (TTG);
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa meliputi kelembagaan desa, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi dan partisipasi masyarakat, sarana prasarana, Sumber Daya Alam (SDA), dan Teknologi Tepat Guna (TTG); dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh segenap unsur Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang terdiri dari :
1. Kepala.
2. Sekretariat terdiri dari :
a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; dan
c. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan.
3. Bidang Pengembangan Kelembagaan, Sumber Daya Manusia, dan Sosial Budaya Masyarakat Desa terdiri dari :
a. Subbidang Kelembagaan dan Sosial Budaya Masyarakat Desa; dan b. Subbidang Fasilitasi Peningkatan Sumber Daya Manusia dan
Kelembagaan Masyarakat.
4. Bidang Usaha Ekonomi dan Partisipasi Masyarakat terdiri dari : a. Subbidang Usaha Ekonomi Keluarga dan Masyarakat; dan b. Subbidang Partisipasi Masyarakat.
5. Bidang Sarana Prasarana, Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna terdiri dari :
4
b. Subbidang Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna.
C. Aspek Strategis dan permasalahan Utama Organisasi
Aspek-Aspek Strategis Bapermasdes diperoleh dengan mengakomodasi isu organisasi (BApermasdes) Permasalahan dan ay-tau arah kebijakan dan Program RPJMD Kabupaten Tahun 2011 – 2015 dan Isu utama Bapermasdes terkait dengan Tugas Pokok Fungsi Bapermasdes yaitu : 1. Menyempurnakan perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan
masyarakat dan desa;
2. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa meliputi kelembagaan desa, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi dan partisipasi masyarakat, sarana prasarana, Sumber Daya Alam (SDA), dan Teknologi Tepat Guna (TTG);
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa meliputi kelembagaan desa, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sosial budaya masyarakat, usaha ekonomi dan partisipasi masyarakat, sarana prasarana, Sumber Daya Alam (SDA), dan Teknologi Tepat Guna (TTG); dan
4. Mengukur kebijakan yang berorientasi pada upaya Peningkatan Kesejahr-teraan Masyarakat, Peningkatan daya saing dan Pro Investasi.
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Bapermasdes dalam menjalankan Tugas Pokok Fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Belum semua urusan Pemberdayaan desa dapay dikoordinasikan secara optimal sesuai Tugas Pokok Fungsi;
b. Keterbatasan kemampuan Sumber daya aparatur dalam merumuskan kebijakan / peraturan dan menyikapi perubahan;
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa 2011-2015
Visi dan misi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali 2011-2015 sebagai berikut:
a. Visi
Gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 tahun (2011–2015) yang akan datang sebagaiamana tersebut dalam dokumen Rencana Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah “Terwujudnya Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat Boyolali“. Kondisi tersebut ditandai dengan terpenuhinya prinsip-prinsip ketatakelolaan pemerintahan yang baik meliputi paritisipasi masyarakat, penegakan hukum, transparansi, peduli, berorientasi pada konsensus, kesetaraan, efektivitas dan efesiensi, akuntabilitas, dan lain-lain.
b. Misi
Upaya-upaya yang akan dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali untuk mewujudkan visi organisasi. adalah :
1. Meningkatkan profesionalisme pemberdayaan aparatur dan lembaga daerah dalam melaksanakan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat 2. Meningkatkan peran masyarakat dan keterlibatan lembaga
kemasyarakatan desa dalam pemberdayaan desa
3. Peningkatan koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kesejahteraan sosial dan penanggulangan kemiskinan
4. Meningkatkan partisipasi dan kewenangan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemanfaatan dan pelestarian hasil-hasil pembangunan
c. Tujuan dan Sasaran
6
Strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali 2011-2015 adalah :
Tabel 2.1. Tujuan, sasaran, dan Strategi Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa 2011-2015
1. MISI I : MENINGKATKAN PROFESIONALISME PEMBERDAYAAN
APARATUR DAN LEMBAGA DAERAH DALAM
MELAKSANAKAN PELAYANAN UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan SDM bagi aparatur daerah dan
Peningkatan SDM bagi aparatur daerah dan kelembagaan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat.
2. MISI II : MENINGKATKAN PERAN MASYARAKAT DAN KETERLIBATAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DALAM PEMBERDAYAAN DESA.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan ekonomi rakyat ( UER ) ekonomi rakyat ( UER ).
- Peningkatan kesadaran keadilan dan kesetaraan gender.
3. MISI III : PENINGKATAN KOORDINASI DAN FASILITASI PELAKSANAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN.
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Meningkatkan ekonomi rakyat ( UER ) ekonomi rakyat ( UER ).
- Peningkatan kesadaran keadilan dan kesetaraan gender.
4. MISI IV : MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KEWENANGAN MASYARAKAT
DALAM PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGENDALIAN,
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan Meningkatkan
peran dan kepedulian
masyarakat dalam perencanaan, pengendalian pemanfaatan dan pelestarian hasil-hasil
pembangunan
Meningkatnya pemberdayaan bantuan kepada masyarakat miskin
- Masih - Meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pembangunan yang dimotori perempuan. - Meningkatkan
partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
2.2. Perjanjian Kinerja
Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan yang dimiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakteristik program. Penetapan Program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2015 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali, disusun mengacu pada rencana Strategis (Renstra) Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Boyolali 2011-2015 dengan mengambil target tahun 2015.
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
BAPERMASDES KABUPATEN BOYOLALI
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa,
konstitusional, efektif dan demokratis
Jumlah Dokumen perencanaan dan capaian kinerja
8
yang difasilitasi mendapat bantuan stimulan
1000 RTM 714 RTM
2 Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim investasi
Jumlah desa yang ditetapkan
sebagai calon Lokasi TMMD dan
mempunyai data Profil Desa / melalui kegiatan TNI Manunggal Masyarakat Desa (TMMD)
2 Desa 2 Desa
Jumlah Jalan
Desa yang terbetonisasi melalui kegiatan Karya Bhakti
Meningkat kualitas hidup keluarga bagi masyarakat mitra Program Pemberdayaan
meningkat gotong royong
masyarakat dalam pembangunan sesuai dengan prioritas program
1 Desa 1 Desa
Rasio jalan
dalam kondisi baik
1 2 3 4 5
Jumlah
Kecamatan yang wilayahnya
dimonitoring dan evaluasi
pelaksanaan bantuan Provinsi
19 kecamatan 19 kecamatan
Jumlah
kecamatan yang wilayahnya
dimonitoring dan dievaluasi
pelaksanaan bantuan ekonomi kerakyatan
19 kecamatan 19 kecamatan
Jumlah
Kecamatan yang mendapat BOP Bantuan
Keuangan Desa Pemula dan Desa Prakarsa
19 kecamatan 19 kecamatan
Jumlah kegiatan
Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD)
1 kegiatan 1 kegiatan
Jumlah Kegiatan
pelatihan
Tehnologi Tepat Guna (TTG)
1 kegiatan 1 kegiatan
Jumlah kegiatan
pelatihan
Pengurus UED-SP
1 kegiatan 1 kegiatan
Jumlah kelompok
Posyantekdes/ pemanfaat
bantuan hibah TTG yang terpantau
70 kelompok 70 kelompok
Persentase
kelompok tani dan kelompok usaha tradisional penerima
bantuan
teknologi tepat guna (TTG) yang
10
1 2 3 4 5
Keikutsertaan
Kabupaten
Boyolali dalam Gelar TTG Tingkat Nasional
1 keg 1 keg
3 Meningkatnya kapasitas
kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM), termasuk LKM yang berbadan hukum koperasi
Jumlah Kelompok
Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang meningkat keterampilannya
Lumbung Pangan Masyarakat Desa (LPMD) yang
Masyarakat Desa ( LPMD) yang sehat.
89,55% 89,55%
Jumlah
Kecamatan yang wilayahnya
terpantau
menerima bantuan hibah semen
19 kecamatan 19 kecamatan
Jumlah Kelompok
yang menerima bantuan peralatan Tehnologi Tepat Guna (TTG)
30 Kelompok 30 Kelompok
Jumlah
kelompok/desa yang meningkat keterampilannya
10 Kelompok/ desa
1 2 3 4 5
Jumlah kelompok
yang meningkat keterampilan dalam pengelolaan Lembaga
Pengemban Dana Amanah (LPDA)
6 kelompok 6 kelompok
Jumlah Desa yang
meningkat keterampilannya dalam
pengelolaan Unit BUMDes
10 unit/ desa 10 unit/ desa
Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim investasi
Jumlah
Kecamatan yang melaksanakan
19 kecamatan 19 kecamatan
Terlaksananya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim investasi
Jumlah
kecamatan yang melestarikan hasil pelaksanaan PNPM
19 kecamatan 19 kecamatan
Jumlah Desa yang
difaslitasi
mengikuti Lomba Desa
1desa / kecamatan
1desa / kecamatan
Jumlah bantuan
semen yang tersalur
12
1 2 3 4 5
Terlaksananya
kegiatan pembangunan pemberdayaan dan
pendampingan dana desa
- 261 desa
Jumlah
Kecamatan yang melaksanakan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat
19 kecamatan 19 kecamatan
Jumlah Desa yang
menerima bantuan Pengadaan material pembangunan desa
- 26 desa
Meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim investasi
Jumlah
Kecamatan yang tercukupi
kebutuhan dasar masyarakat terhadap air bersih
19 kecamatan/ 85 desa
19 kecamatan/ 85 desa
Sumber : Perjanjian Kinerja BadanPemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Boyolali Tahun 2015
perubahan
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa merupakan perwujudan kewajiban Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output) dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran (output), sehingga pengukuran kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen Penetapan Kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Tahun 2015.
a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.
b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.
Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). Pada tahun anggaran (APBD Kabupaten) 2015, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 3 sasaran strategis.
14
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6
1 Terwujudnya tata
pemerintahan yang
lebih bersih,
berwibawa,
konstitusional, efektif dan demokratis
Jumlah Dokumen
perencanaan dan capaian kinerja
7 Dokumen 7 Dokumen 100
Rasio Rumah Layak Huni 88% 88% 100
Jumlah rumah yang
difasilitasi mendapat
bantuan stimulan
714 RTM 714 RTM 100
2 Meningkatnya
kondisi dan kualitas
sarana dan
prasarana yang
mendukung iklim
investasi
Jumlah desa yang
ditetapkan sebagai calon Lokasi TMMD dan Karya Bhakti Boyolali Tersenyum
6 Desa 6 Desa 100
Jumlah Desa yang
mempunyai data Profil Desa / Kalurahan
1 Desa 1 Desa 100
Jumlah Jalan Desa yang
terbetonisasi melalui
kegiatan TNI Manunggal
Masyarakat Desa (TMMD)
2 Desa 2 Desa 100
Jumlah Jalan Desa yang
terbetonisasi melalui
kegiatan Karya Bhakti
Boyolali Tersenyum (KBBT)
4 Desa 4 Desa 100
Jumlah Desa yang
Meningkat kualitas hidup keluarga bagi masyarakat
mitra Program
Pemberdayaan Masyarakat
Berperspektif Gender
(P2MBG)
2 Desa 2 Desa 100
Jumlah Desa yang
meningkat gotong royong
masyarakat dalam
pembangunan sesuai
dengan prioritas program
1 Desa 1 Desa 100
Rasio jalan dalam kondisi
baik
50% 50% 100
Jumlah Kecamatan yang
wilayahnya dimonitoring dan
evaluasi pelaksanaan
bantuan Provinsi
19 kecamatan 19 kecamatan 100
Jumlah kecamatan yang
wilayahnya dimonitoring dan
dievaluasi pelaksanaan
bantuan ekonomi
kerakyatan
19 kecamatan 19 kecamatan 100
Jumlah Kecamatan yang
mendapat BOP Bantuan
Keuangan Desa Pemula dan Desa Prakarsa
1 2 3 4 5 6
Posyantekdes/ pemanfaat
bantuan hibah TTG yang terpantau
70 kelompok 70 kelompok 100
Persentase kelompok tani
dan kelompok usaha
tradisional penerima
bantuan teknologi tepat
guna (TTG) yang
meningkat pendapatannya.
50% 50% 100
meningkatnya penemuan
inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam produk
3 Meningkatnya
kapasitas
kelembagaan dan
kualitas layanan
lembaga keuangan
mikro (LKM),
termasuk LKM yang
berbadan hukum
koperasi
Pangan Masyarakat Desa
(LPMD) yang meningkat
keterampilannya
70 klp 70 klp 100
Persentase Lumbung
Pangan Masyarakat Desa ( LPMD) yang sehat.
89,55% 89,55% 100
Jumlah Kecamatan yang
wilayahnya terpantau
menerima bantuan hibah semen
16
1 2 3 4 5 6
Jumlah Kelompok yang
menerima bantuan peralatan
Tehnologi Tepat Guna
(TTG)
30 Kelompok 30 Kelompok 100
Jumlah kelompok/desa yang
meningkat keterampilannya dalam pengelolaan Pasar Desa
yang memiliki bangunan permanen.
50% 50% 100
Jumlah kelompok yang
meningkat keterampilan
dalam pengelolaan
Lembaga Pengemban Dana Amanah (LPDA)
6 kelompok 6 kelompok 100
Jumlah Desa yang
meningkat keterampilannya
dalam pengelolaan Unit
BUMDes
10 unit/ desa 10 unit/ desa 100
Meningkatnya
kondisi dan kualitas
sarana dan
prasarana yang
mendukung iklim
investasi
Jumlah Kecamatan yang
melaksanakan kegiatan
pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat (PKK)
19 kecamatan 19 kecamatan 100
Terlaksananya kegiatan
pelaksanaan monitoring
evaluasi pemberdayaan
mesyarakat
kondisi dan kualitas
sarana dan
prasarana yang
mendukung iklim
investasi
Jumlah kecamatan yang
melestarikan hasil
pelaksanaan PNPM
19 kecamatan 19 kecamatan 100
Jumlah Desa yang difaslitasi
mengikuti Lomba Desa
1desa /
pemberdayaan dan
pendampingan dana desa
261 desa 261 desa 100
Jumlah Kecamatan yang
melaksanakan Penyelesaian Pengaduan Masyarakat
19 kecamatan 19 kecamatan 100
Jumlah Desa yang
menerima bantuan
Pengadaan material
pembangunan desa
26 desa 26 desa 100
Meningkatnya
kondisi dan kualitas
sarana dan
prasarana yang
mendukung iklim
investasi
Jumlah Kecamatan yang tercukupi kebutuhan dasar masyarakat terhadap air bersih
19 kecamatan/ 85 desa
19 kecamatan/
3.2 Evaluasi Kinerja
Dalam evaluasi kinerja dilakukan analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuain antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
1. Sasaran 1 : Terwujudnya tata pemerintahan yang lebih bersih, berwibawa, konstitusional, efektif dan demokratis
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
REALISASI TAHUN SEBELUMNYA
Target Realisasi %
1 Terwujudnya tata
pemerintahan yang perencanaan dan capaian kinerja mendukung iklim investasi
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja REALISASI TAHUN
SEBELUMNYA Target Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7
2 Meningkatnya
kondisi dan kualitas sarana dan prasarana yang mendukung iklim investasi
Jumlah desa yang ditetapkan sebagai calon Lokasi TMMD dan Karya Bhakti Boyolali Tersenyum
5 Desa 6 Desa 6 Desa 100
Jumlah Desa yang
mempunyai data Profil Desa / Kalurahan
2 desa 1 Desa 1 Desa 100
Jumlah Jalan Desa
yang terbetonisasi melalui kegiatan TNI Manunggal Masyarakat Desa (TMMD)
18
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah Jalan Desa
yang terbetonisasi melalui kegiatan Karya Bhakti Boyolali Tersenyum (KBBT)
3 Desa 4 Desa 4 Desa 100
Jumlah Desa yang
Meningkat kualitas hidup keluarga bagi masyarakat mitra sesuai dengan prioritas program
yang mendapat BOP Bantuan Keuangan Desa Pemula dan Desa Prakarsa
pelatihan Pengurus UED-SP
1 kegiatan 1 kegiatan 100
Jumlah kelompok
Posyantekdes/ pemanfaat bantuan hibah TTG yang terpantau
21 klp 70 kelompok 70 kelompok 100
Persentase kelompok
tani dan kelompok usaha tradisional penerima bantuan teknologi tepat guna (TTG) yang meningkat pendapatannya.
40% 50% 50% 100
meningkatnya
penemuan inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam produk unggulan daerah
1 2 3 4 5 6 7
Keikutsertaan
Kabupaten Boyolali dalam Gelar TTG Tingkat Nasional kegiatan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
* Cakupan Posyandu Mandiri MPd oleh masyarakat
14 Kecamatan 100
Terdokumentasinya
hasil tahapan dan kegiatan PNPM
20
3. Sasaran 3 : Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan kualitas layanan lembaga keuangan mikro (LKM), termasuk LKM yang berbadan hukum koperasi
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja REALISASI TAHUN
SEBELUMNYA Target Realisasi %
3 Meningkatnya
kapasitas Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) yang meningkat keterampilannya (LPMD) yang meningkat keterampilannya bantuan hibah semen
19 kec 19 Tepat Guna (TTG)
40 Kelompok 30 Kelompok 30 Kelompok
desa yang memiliki bangunan permanen. Dana Amanah (LPDA)
6 kelompok 6 kelompok 6 kelompok
3.3 Akuntabilitas Keuangan Tahun 2015
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan dan Saran
Secara umum capaian kinerja Bapermasdes Kabupaten Boyolali termasuk baik, berikut simpulan capaian kinerja dan permasalahan / kendala utama per sasaran :
1. Sasaran terindentifikasinya administrasi pengelolaan dana UED-SP yang sehat telah dicapai, dalam pelaksanaan perguliran didalam kelompok masih terdapat permasalahan dalam pengelolaan UED-SP maupun pembukuannya dan pelaporan perkembangan dana.
2. Sasaran Teridentifikasi pengelolaan dana LPMD yang dikelola oleh kelompok cukup baik namun masalahnya masih ada kelompok pengguna dana LPMD belum memaksimalkan anggotanya dan pengurus tida rutin melaporkan perkembangan dana
3. Sasaran Teridentifikasinya administrasi pengelolaan Dana LPDA
4. Sasaran pengelolaan bantuan alat TTG Untuk kelompok sudah berjalan dengan baik, namun masih ada kelompok yang belum meningkatkan pendapatan kelompok
5. Sasaran tersedianya prasarana dan sarana pemukiman yang memadai namun masih terdapat rumah tidak layak huni yang perlu mendapat bantuan
6. Sasaran meningkatnya kondisi dan kualitas sarana dan prasarana jalan desa cukup baik karena ada program TMMD, KBBT, bantuan semen, bantuan bahan material pembangunan.
7. Sasaran meningkatnya tertib administrasi desa lewat isian potensi desa bagi desa nominasi yang ikut lomba tingkat provinsi,.
4.2 Saran
Agar pencapaian kinerja Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dapat sesuai target kinerja atau lebih baik, ada beberapa hal yang di lakukan, antara lain :
1. Meningkatkan koordinasi dengan pelaksana kegiatan untuk memperoleh kualitas data dan analisa data yang lebih akurat dan melakukan konsultasi teknis serta asistensi kepada pihak yang berkompeten dalam menyusun LAKIP.
2. Meningkatkan kualitas hasil perencanaaan agar dokumen perencanaan yang disusun dapat digunakan (aplikatif) dan dapat mengurangi kesalahan / keraguan dalam pelaksanaannya yang berpotensi mengurangi kualitas hasil pekerjaan.
3. Menggunakan pemecahan solusi dalam dokumen ini sebagai strategi mempertahankan capaian kinerja pada pelaksanaan program / kegiatan tahun selanjutnya.
4. Melaksakan pemantauan dan evaluasi capaian kinerja secara rutin sebagai alat kendali dan umpan balik pencapaian target kinerja
Boyolali, Februari 2016
KEPALA BADAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
KABUPATEN BOYOLALI