• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk Sosialisasi Gross Split (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Untuk Sosialisasi Gross Split (1)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

1

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi

Kementerian Energi & Sumber Daya Mineral

Jakarta, 26 Januari 2017

Sosialisasi Penerapan Gross Split

PERMEN ESDM 08/2017

(2)

2

2

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Background: Reserve Replacement

0%

50%

100%

150%

200%

Vietnam

Malaysia

Australia

India

Indonesia

Thailand

ReserveReplacement

(3)

3

Time to Production in Indonesia

0

5

10

15

20

1970s

1980s

1990s

2000s

Years

(4)

4

4

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Perbandingan GOI Share, Cont Share, Cost Rec & Gross Revenue

Penerimaan negara menurun tajam sejak tahun 2014, sejak meningkatnya Cost

Recovery sebesar 31,83% (2014), 45.79% (2015 ), dan 47.83% (2016).

(5)

6

Paradigma Baru Pengelolaan Hulu MIGAS

1. Harga Migas ditentukan oleh mekanisme

pasar dunia

,

2. Kontraktor Migas (K3S) harus mengelola biaya dengan

baik dengan memperhatikan:

Cost dan Risk

Management.

The best Cost and the best

Technology

.

Biaya operasi dan sunk cost (investasi) harus makin

lama

makin efisien dan efektif

sehingga industri

hulu Migas akan selalu dapat menghadapi

(6)

7

7

Kementerian ESDM Republik Indonesia

DASAR HUKUM DAN KONSEP KONTRAK

KERJA SAMA

Definisi Kontrak Kerja Sama (Pasal 1 No. 19 UU No. 22 Tahun 2001)

Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak Bagi Hasil atau bentuk kontrak kerjasama lain

dalam kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi yang lebih menguntungkan Negara dan

hasilnya dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat.

Prinsip Kontrak Kerja Sama (Pasal 6 Ayat 2 UU No. 22 Tahun 2001)

1. Kepemilikan sumber daya alam tetap di tangan Pemerintah sampai pada titik

penyerahan.

2. Pengendalian manajemen operasi berada pada Badan Pelaksana.

3. Modal dan risiko seluruhnya ditanggung Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap.

Pengertian Production Sharing Contract

(7)

8

ARTI KONTRAK BAGI HASIL (PSC) GROSS

SPLIT

Kontrak antara SKK Migas dan Kontraktor yang digunakan sebagai

dasar dari kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi Migas pada suatu

Wilayah Kerja.

Migas yang diproduksi dibagi untuk SKK Migas dan untuk Kontraktor

berdasarkan persentase masing-masing, dikalikan produksi migas

bruto pada setiap lapangan (pembagian persentase dari produksi

bruto disebut Gross Split).

Baik produksi SKK Migas dan produksi Kontraktor adalah

produksi sebelum dikenai pajak pendapatan.

Definisi Kontrak Bagi Hasil Gross Split (Permen ESDM No. 8

Tahun 2017): Kontrak Bagi Hasil dalam Kegiatan Usaha Hulu

Minyak dan Gas Bumi berdasarkan prinsip pembagian

gross

(8)

9

9

Kementerian ESDM Republik Indonesia

ARTI KONTRAK BAGI HASIL (PSC) GROSS SPLIT... (Lanjutan)

Contoh

Suatu tanki penimbun (storage tank) berisi 80.000 bbl minyak

Split minyak untuk Pemerintah : Kontraktor = 55 : 45

Minyak bagian Pemerintah = x 80.000 bbl = 44.000 bbl

Minyak bagian Kontraktor = x 80.000 bbl = 36.000 bbl

Gross Production

80.000

Contractor Split

Before Taxes

36.000 bbl

Government Split

Before Taxes

44.000 bbl

(9)

10

Tujuan Gross Split

1. Mendorong usaha eksplorasi dan eksploitasi yang

lebih

efektif

dan cepat.

2. Mendorong para kontraktor Migas dan Industri Penunjang

Migas untuk

lebih efisien

sehingga lebih mampu menghadapi

gejolak harga minyak dari waktu ke waktu.

3. Mendorong Bisnis Proses Kontraktor Hulu Migas (K3S) dan

SKK Migas menjadi

lebih sederhana

dan

akuntabel

. Dengan

demikian Sistem Pengadaan (procurement) yang birokratis

dan debate yang terjadi saat ini menjadi berkurang.

(10)

11

11

Kementerian ESDM Republik Indonesia

1. Pajak tidak langsung

2. Penggunaan TKDN

(11)

12

(12)

13

13

Kementerian ESDM Republik Indonesia

13

Gross Revenue

Deductible

Expenses

Government

Take

Contractor

Taxable

Profit

A%

PSC Gross Split Before Tax

Contractor

Take

PPh

Split

Income Tax

Exploration, Development

& Production Expenditure

CAPEX

OPEX

Depreciation

(13)

14

Arti Split 85:15

Pada PSC konvensional

Arti Split 57:43

Pada Gross PSC

Gross

Production

Equity to

be Split

(ETS)

Income

Taxes

Contractor

Split Before

Taxes (CSBT)

Government

Split Before

Taxes (GSBT)

Contractor

Split After

Taxes

15

Government

Split After

Taxes

Income

Taxes

Contractor

Split Before

Taxes

43

Government

Split Before

Taxes

57

Contractor

Take After

Taxes

Government

Take After

Taxes

Jadi split 85:15 adalah persentase bagian hasil Pemerintah dan

persentase bagian hasil Kontraktor dari produksi migas setelah

Gross Produksi – Cost Recovery – ETS – pajak pendapatan.

Ringkasnya adalah persentase terhadap Profit (Keuntungan)

Jadi split 57:43 adalah persentase bagian

Pemerintah dan persentase bagian Kontraktor

dari hasil produksi migas sebelum pajak

terhadap Gross Produksi

(14)

15

15

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Pemerintah

Pajak

2

(6%)

Hasil

Minyak

(100%)

PSC cost recovery

Kontraktor mendapatkan “tambahan % split” dari base

split diatas, tergantung komponen, sebagai berikut:

1. Block status

2. Field location (onshore atau offshore, remote)

3. Reservoir depth

4. Supported Infrastructure

5. Reservoir condition

6. CO

2

content

7. H

2

S content

8. Specific Gravity (API)

9. Local Content (TKDN)

10. Production phase

11. Harga minyak

12. Kumulatif Produksi

PSC gross split

10 Variable

Split

2 Progressive

Split

Pemerintah

(57%)

Kontraktor

(termasuk cost)

(43%)

Kontraktor

(49%)

“Bagian Negara Lebih Baik & Kontraktor Akan Lebih Efisien”

Split belum

termasuk pajak

Pemerintah akan

mendapat tambahan

dari pajak

1

rata-rata 2 tahun terakhir (pembulatan)

2

pajak sebesar 40% (perhitungan 40% x 15% = 6%)

75

25

(15)

16

WK Bidding

WK Bidding

Base Split, Kriteria variable dan progressive

points ditentukan di awal.

Penentuan pemenang WK berdasarkan

seperti: Signature bonus, komitmen, dan

lain-lain.

Exploration

Exploration

SKK Migas mereview dan menyetujui Work &

Program. Sementara Budget, SKK Migas hanya

melakukan review.

Discovery

Discovery

Investor menentukan commerciality dari

lapangan.

Gross Split ditentukan berdasarkan point dari

kriteria yang sudah ditentukan

Proses Gross Split

Commercial?

Diskresi

pemerintah untuk

menaikan split

(max +5%)

Data milik negara

Lapangan

dikembalikan ke

Pemerintah dan

dapat ditawarkan

ke operator lain

Diskresi pemerintah

untuk menurunkan

split jika diperlukan

(max -5%)

Project dimulai

(16)

17

17

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Kedaulatan Negara

Gross Split

TIDAK

akan menghilangkan kendali negara karena:

1. Penentuan wilayah kerja

ditangan negara

.

2. Penentuan kapasitas produksi dan lifting

ditentukan

negara

serta aspek komersil Migas.

3. Pembagian hasil

ditentukan negara

.

4. Penerimaan Negara menjadi

lebih pasti.

(17)

18

Manfaat dari Sistem Gross Split

1. Share Pain – Share Gain

2. Resiko Bisnis

dimitigasi melalui incentive split

3. Penguatan Fungsi SKK Migas dan

lebih fokus menjalankan fungsinya

sebagai badan pengawas dan pelaksana.

4. Mempersingkat Bisnis Proses

. Paling tidak akan menghemat waktu 2-3

tahun dalam hal procurement proses sehingga

Early Production

akan

terjadi.

5. TKDN dipersyaratkan

sebagai bagian dari incentive.

(18)

19

19

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Contractor Split

(19)

20

Government

Contractor

Oil

57

43

Gas

52

48

(20)

21

21

Kementerian ESDM Republik Indonesia

www.migas.esdm.go.id

(21)

22

Variable Split

Type of Incentive

Additional Contractor Split

1 Block

Status

POD I

5%

POD II dst

0%

POFD

0%

No POD

-5%

2 Field

Location

Onshore

0.0%

Offshore (0<h<=20m)

8.0%

Offshore (20<h<=50m)

10.0%

Offshore (50<h<=150m)

12.0%

Offshore (150<h<=1000m)

14.0%

Offshore (>=1000m)

16.0%

(22)

23

23

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Type of Incentive

Additional Contractor Split

3 Reservoir

Depth

<= 2500 m

0

> 2500 m

1%

4 Supported

Infrastructure

Well develop

0

New Frontier

2%

5 Reservoir

Condition

Conventional

0

Non Conventional

16%

Type of Incentive

(23)

24

Type of Incentive

Additional Contractor Split

6 CO2 (%)

<5%

0.0%

5%=<x<10%

0.5%

10%=<x<20%

1.0%

20=<x<40%

1.5%

40%=<x<60%

2.0%

x>=60%

4.0%

7 H2S (ppm)

<100

0.0%

100=<x<300

0.5%

300=<x<500

0.75%

x>=500

1.0%

8 Oil Specific

Gravity (API)

API<25

1%

API>25

0

Type of Incentive

(24)

25

25

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Type of Incentive

Additional Contractor Split

9 Local Content

<30%

0 %

30%=<x<50%

2.0%

50%=<x<70%

3.0%

70%=<x<100%

4.0%

10 Production

Phase

Primary

0%

Secondary

3%

Tertiary

5%

Type of Incentive

(25)

26

Progressive Split

Type of Incentive

Additional Contractor Split

11 Oil Price

<40

7.5%

40=<x<55

5.0%

55=<x<70

2.5%

70=<x<85

0.0%

85=<x<100

-2.5%

100=<x<115

-5.0%

>=115

-7.5%

12 Cumulative

Production

<1 mmboe

5.0%

1=<x<10 mmboe

4.0%

10=<x<20 mmboe

3.0%

20=<x<50 mmboe

2.0%

50=<x<150 mmboe

1.0%

>=150 mmboe

0.0%

(26)

27

27

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Data History

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3 2016 PNBP 74.71% 73.64% 76.04% 70.46% 66.63% 64.12% 64.39% 62.20% 60.89% 50.91% 47.81% PPH 5.77% 5.64% 5.53% 5.00% 6.87% 6.67% 6.72% 6.22% 5.79% 3.98% 3.98% Contr Take 8.13% 7.96% 7.80% 6.68% 7.36% 7.23% 7.28% 6.74% 6.27% 4.31% 4.06% Cost Recovery 11.39% 12.76% 10.64% 17.86% 19.14% 21.98% 21.61% 24.84% 27.06% 40.80% 44.15%

(27)

28

Data History

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3 2016 PNBP 56.29% 56.23% 61.60% 50.78% 57.24% 53.13% 47.15% 49.52% 41.05% 20.49% 31.28% PPH 6.63% 6.35% 6.45% 5.99% 7.46% 7.30% 6.09% 6.71% 4.44% 5.17% 7.85% Contr Take 7.16% 6.91% 7.00% 6.49% 8.09% 7.90% 6.60% 7.26% 4.81% 5.98% 8.50% Cost Recovery 29.92% 30.51% 24.95% 36.75% 27.21% 31.67% 40.15% 36.51% 49.70% 68.35% 52.37%

(28)

29

29

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Data History

2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3-2016 PNBP 14.64% 22.07% 63.98% 59.48% 53.74% 17.42% 26.80% PPH 0.00% 0.70% 7.29% 6.22% 6.04% 9.63% 14.40% Contr Take 5.36% 0.90% 9.27% 8.45% 7.69% -7.06% 5.89% Cost Recovery 80.00% 76.34% 19.46% 25.86% 32.53% 80.00% 52.91%

(29)

30

Data History

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3 2016 PNBP 52.69% 52.69% 50.00% 45.73% 43.30% 51.98% 45.03% 45.12% 42.42% 32.62% 37.76% PPH 11.17% 10.48% 4.84% 8.38% 7.30% 7.28% 7.12% 8.03% 6.60% 7.65% 8.66% Contr Take 12.10% 11.35% 6.48% 11.29% 9.18% 8.10% 7.91% 8.73% 7.15% 8.29% 9.38% Cost Recovery 24.04% 25.49% 38.68% 34.61% 40.22% 32.64% 39.95% 38.11% 43.84% 51.44% 44.20%

(30)

31

31

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Data History

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3 2016 PNBP 42.58% 42.58% 44.72% 40.43% 42.22% 42.60% 40.35% 38.47% 35.92% 29.72% 29.26% PPH 19.83% 19.05% 20.54% 17.95% 19.56% 19.99% 19.09% 18.13% 16.38% 14.24% 13.21% Contr Take 21.50% 21.16% 22.14% 19.43% 21.18% 21.65% 20.66% 19.64% 17.43% 15.42%

(31)

32

Data History

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3 2016 PNBP 47.30% 44.52% 46.58% 43.68% 46.21% 57.29% 51.29% 40.59% 38.30% 31.67% 30.22% PPH 17.79% 18.45% 18.74% 12.13% 17.45% 23.63% 22.41% 17.91% 14.66% 12.38% 9.27% Contr Take 19.27% 19.99% 20.31% 13.12% 18.91% 0.14% 9.14% 19.41% 15.88% 13.41%

(32)

33

33

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Data History

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Q3 2016 PNBP 50.46% 35.64% 54.25% 43.13% 43.72% 44.10% 41.01% 35.45% 35.04% 31.85% 8.49% PPH 14.26% 17.68% 15.41% 15.72% 14.84% 13.97% 18.35% 15.02% 14.82% 18.49%

Contr Take 10.76% 12.05% 15.07% 17.03% 15.47% 14.97% 18.29% 16.89% 16.05% 20.34% 11.51% Cost Recovery 24.52% 34.63% 15.27% 24.12% 25.96% 26.96% 22.34% 32.63% 34.09% 29.31%

(33)

34

Typical Comparison (Conventional vs Gross Split)

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

800,000

900,000

1,000,000

Contr Take PSC

Kon-ventional

(34)

35

35

Kementerian ESDM Republik Indonesia

Typical Comparison (Conventional vs Gross Split)

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

0.0

500000.0

1000000.0

1500000.0

2000000.0

2500000.0

3000000.0

3500000.0

4000000.0

4500000.0

Contr Take PSC

Con-ventional

Referensi

Dokumen terkait

Alternatif seperti pada gambar 3 (a) dan gambar 3 (b) kapasitas memimpin (lead), yakni kapasitas yang ada selalu melebihi permintaan tetapi gambar 3 (c) menunjukkan

Dengan demikian kita memiliki pengujian ke arah kanan, dan hipotesis alternatifnya adalah terdapat probabilitas bahwa lebih dari 50 persen konsumen akan mengatakan

Untuk perhitungan dengan menggunakan Elemen segitiga (Constant Strain Triangle), matriks kekakuan dan matriks beban nodal konsisten dari elemen ini dapat diturunkan

Berdasarkan simpulan dapat disarankan : (1) Menggunakan bahan baku yang relatif lebih murah atau persentase penggunaan bahan baku yang lebih kecil untuk bahan baku

Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan gambaran yang sangat menentukan kemampuan penduduk dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi,

Kesimpulan masih adanya ibu nifas yang menggunakan rebusan daun sirih untuk di gunakan cebok pada alat kelamin, memakai gurita atau stagen pada perutnya, ada

Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial mengandung arti bahwa manusia tidak dapat hidup seorang diri namun pasti akan selalu berhubungan dengan orang lain..

Pengembalian Biaya ( Cost Recovery) adalah pengembalian biaya operasi dari hasil produksi yang dihasilkan. Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor dalam