• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah SOSIOLOGI BENCANA PERSPEKTIF BEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah SOSIOLOGI BENCANA PERSPEKTIF BEN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

SOSIOLOGI BENCANA

PERSPEKTIF BENCANA GUNUNG MELETUS

OLEH :

RISAL GUNAWAN (F1B3 14 012)

PROGRAM STUDI TEKNIK TAMBANG KONS. REKAYASA SOSIAL TAMBANG FAKULATAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirabbil ‘alamin, segala puja dan puji syukur tak hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayat-Nya yang tercurah untuk hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Makalah : “Perspektif Bencana,”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satuTugas Mata Kuliah Sosiologi Bencana. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan Makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terimakasih yang sebesar-besearnya kepada kepda berbagai pihak tersebut.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Makalah ini baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kekurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karna itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Kendari, 16 Juni 2016

(3)

DAFTAR ISI 1.1 Pengenalan Tentang Gunung Api……… 3

1.2 Terjadinya Gunung Api………... 6

1.3 Dimana Gunungapi Terjadi………... 7

1.4 Mengapa Terjadi Gunungapi………... 7

1.5 Bagaimana Gunungapi Terbentuk……… 9

1.6 Jumlah Sebaran Gunungapi………... 11

1.7 Klasifikasi Gunungapi Di Indonesia………. 13

1.8 Sebaran Gunung Api Berdasarkan Tektonik Lempeng…………... 14

1.9 Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi…………... 18

1.10 Cara penanggulangan bencana gunung berapi…………... 19

1.11 Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia…………... 24

1.12 Hubungan dengan sosiologi bencana/sosiologi lingkungan... 30

BAB III PENUTUP V.1 Kesimpulan ……….…... 33

V.2 Saran ……..…….………..…. 34

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya... 4

Gambar 2 Tipe letusan gunung api………... 5

Gambar 3 Bentuk Gunung api……….... 6

Gambar 4 Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan pembentukan busur gunungapi……….. 7

Gambar 5 Penampang bumi……… 9

Gambar 6 Penampang diagram ……….. 10

Gambar 7 Pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerakSamudera Hindia dengan kerak Benua Asia………... 11

Gambar 8 Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA JPL…... 15

Gambar 9. Peta lempeng-lempeng tektonik………. 15

Gambr 10 Dareah persebaran gunung api di Indonesia ………. 17

Gambar 11 Cincin Api pasifik……….. 17

Gambar 11 Letusan Gunung Kelud ………... 25

Gambar 12 Letusan Gunung Merapi………... 26

Gambar 13 Letusan Gunung Galunggung………...……... 27

Gambar 14 Letusan Gunung Agung……….... 28

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat dia meletus.

Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh itu, sukar untuk menentukan keadaan sebenarnya sesuatu gunung berapi itu, apakah sesebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah di buatnya makalah ini yaitu :

1. Bagaimana sebaran Gunungapi di Indonesia baik di dunia ?

2. bagaimana pembentukkan Gunung Api, tipe-tipe letusan, struktur serta busur yang ada di Indonesia ?

(6)

4. Bagaimana cara penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus ? 5. Bagaimana cara penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus ? 6. Bagaimana cara penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus ? 7. Dimana Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia ? 1.3 Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pemahaman tentang sebaran Gunungapi di Indonesia baik di dunia

2. Mengetahui bagaimana pembentukkan Gunung Api, tipe-tipe letusan, struktur serta busur yang ada di Indonesia

3. Mengetahui karakteristik Gunung Meletus di Indonesia

4. Mengetahui cara penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus 5. Mengetahui cara penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus 6. Mengetahui cara penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus 7. Mengetahui Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

(7)

Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairanmagma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan kepermukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung.

(8)

terjadi pada pulaugunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakanerupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah permukaan,letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan Surtseyan, tetapimagma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.

Bentuk dan bentang alam gunungapi, terdiri atas : bentuk kerucut, dibentuk oleh endapanpiroklastik atau lava atau keduanya; bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah,membentuk seperti kubah; kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria; maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik ataufreatomagmatik; plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.

Gambar 1. Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya.(Modifikasi dari Krafft, 1989)

(9)

yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kalderaruntuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yangsangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuhgunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terusmenerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera; (3) rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhankilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben; (4) depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volumebesar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapaiukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.

G a m b a r

(10)

Gambar 3. Bentuk Gunung api

2.2 Terjadinya Gunung Api

Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunungapiberawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik dansebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan Indonesia berupa tulang belulangmanusia yang terkubur oleh endapan vulkanik.

(11)

2.3 Dimana Gunungapi Terjadi

Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekarankerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur dasar samuderayang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.

Gambar 4. Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan dengan pembentukan busurgunungapi. (Modifikasi dari Krafft, 1989)

2.4 Mengapa Terjadi Gunungapi

Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan pegunungan, benua, gempabumi dan gunungapi. Planet bumi mepunyaibanyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut sangat mempengaruhi pembentukandan komposisi magma serta lokasi dan kejadian gunungapi.

(12)
(13)

Gambar 5. Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnya terdiri dari oksida yangtidak melebur. Proses vulkanik membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk.200 km melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel. (Modifikasi dari Krafft, 1989;Sigurdsson, 2000).

2.5 Bagaimana Gunungapi Terbentuk

Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda : 1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga

memberikankesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapitengah samudera.

(14)

lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.

3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lavasepanjang rekahan.

4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagimagma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yangmembentuk deretan gunungapi perisai.

(15)

Gambar 7. Di Indonesia (Jawa dan Sumatera) pembentukan gunungapi terjadi akibat tumbukan kerakSamudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatra penunjaman lebih kuat dan dalamsehingga bagian akresi muncul ke permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias, Mentawai, dll. (Modifikasi dari Katili, 1974).

2.6 Jumlah Sebaran Gunungapi

Air panas acapkali terdapat disekitar gunung api, oleh karena panas gunung api merambat kedalam air tanah. Dalam perjalannya ke permukaan air yang panas tersebut melarutkan berbagai mineral yang berguna untuk kesehatan. Air panas yang keluar dapat dipergunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit antara lain koreng sampai kolesterol, tetapi sebelum berendam di air panas gunung api harus tetap waspada akan kandungan racun yang ada.

Berikut merupakan sebaran gunungapi yang ada di Indonesia : Jumlah gunung api aktif = 129 bh

Jumlah gunung api yang meletus dalam 400 th terahkir = 70 bh Luas daerah yang terancam = 16.670 km

Jumlah jiwa yang terancam = 5.000.000 orang

(16)

hebat pada tahun 1806, telah memporak - porandakan kerajaan mataram. Semua anggota kerajaan meninggal dunia. Dalam musibah itu dapat mengalihkan letak kerajaan dan menjadikan kerajaan yang baru, demikian letusan Gunung Kelud. Banyak peninggalan kejayaan masa lalu terkubur dalam batuan gunung api, candi - candi banyak di gali di sekitar Gunung Merapi, Gunung Kelud juga merupakan saksi bisu sejarah kerajaan Majapahit. Selain peranan penting diatas gunung api juga mendorong IPTEK di Indonesia. Penyebaran gunung api di Indonesia merentang sepanjang 700 Km dari Aceh sampai di Sulawesi utara melalui Bukit barisan, Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Maluku. Sejumlah 129 buah gunung api ini bergantian meletus sepanjang sabuk gunung api ini dan menewaskan hampir 5 juta penduduk yang bermukim di sekitar daerah bahaya. Letusan gunung api dapat berupa awan pijar, bom pijar, pasir, debu dan lahar serta gas - gas beracun.

Pada umumnya suatau daerah yang terancam bahaya gunung api di seluruh Indonesia dapat di perkirakan oleh jawatan Vulkanologi. Berikut jumlah prakiraan jumlah penduduk yang terancam oleh gunung api. Dari gambaran di atas tampak bahwa Pulau Jawa memiliki gunung api terbanyak dan bila hal ini di bandingkan dengan luas Pulau Jawa yang hanya 7 % dari seluruh dataran Indonesia serta jumlah penduduknya yang padat yaitu lebih kurang 70 % dari seluruh penduduk Indonesia, maka dapat di fahami bahwa tingkat bahaya gunung api di Pulau Jawa relatif lebih besar.

(17)

Penyebaran Gunung Api di Indonesia menurut beberapa peneliti pada tahun 2008:

Sumatra : 30 buah Jawa : 35 buah

Bali dan Nusa Tenggara: 30 buah Maluku : 16 buah

Sulawesi : 18 buah Jumlah : 129 buah

2.7 Klasifikasi Gunungapi Di Indonesia

Untuk menentukan pemilihan Prioritas pengamatan gunung api di Indonesia dapat di bagi dalam 3 (tiga) golongan yang di dasarkan pada tingkat aktivitasnya, antara lain:

1. Tipe A : gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600, jumlahnya 76 buah.

2. Tipe B : gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara, jumlahnya 29 buah

3. Tipe C : gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah, jumlahnya 24 buah

Letusan suatu gunung api dapat menyapu daerah seluas lebih kurang 10 sampai 20 kilometer di sekitarnya. Bahaya lahar bisa mencapai puluhan kilometer dari pusat letusan. Abu gunung api dapat menyebar sejauh ratusan kilometer dan mengancam keamanan penerbangan serta mempengaruhi suhu seluruh muka bumi.

(18)

lemparan batuan seperti lemparan bom, aliran lava, dan hembusan letusan seperti hembusan awan pijar, gas beracun dan pekatnya hujan abu. Bahaya ikutan adalah bahaya yang timbul karena aliran lumpur yang tercampur dengan batuan.

PROSEDUR TETAP TINGKAT KEGIATAN GUNUNGAPI :

1. Aktif Normal (Level I) : Kegiatan gunungapi berdasarkan pengamatan dari hasil visual,kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkanadanya kelainan

2. Waspada (Level II) : Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secaravisual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya

3. Siaga (Level III) : Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaankawah, kegempaan dan metoda lain saling mendukung.Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan cenderung diikutiletusan

4. Awas (Level IV) : Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupaabu/asap. Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akandiikuti letusan utama

2.8 Sebaran Gunung Api Berdasarkan Tektonik Lempeng

Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di bawahnya. Disebabkan ini maka lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain.

(19)

Daratan dan juga dasar lautan akan secara perlahan-lahan dibawa ke arah kedudukan baru apabila lempeng beralih. Batas lempeng ditandai oleh lingkaran gempa bumi dan rangkaian gunung berapi.

Signifikansi relatif masing-masing mekanisme

Gambar 8. Pergerakan lempeng berdasar pada data satelit GPS NASA JPL. Vektor di sini menunjukkan arah dan magnitudo gerakan,( Drs.Iwan Geograf, 2009).

Lempeng-lempeng utama

(20)

Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:

 Lempeng Afrika, meliputi Afrika - Lempeng benua

 Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika - Lempeng benua

 Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India

antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua

 Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa - Lempeng benua

 Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut

-Lempeng benua

 Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan - Lempeng benua

 Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik - Lempeng samudera

Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.

Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua sisanya).

Berdasarkan konsep tersebut pemunculan gunungapi dapat dibagi menjadi 5 yaitu : 1. Gunung api yang muncul di pemekaran kerak tengah samudera.

2. Gunung api di daerah pemekaran kerak benua,

3. Gunung api di daerah penunjaman kerak samudera dibawah kerak samudera. 4. Gunung api di daerah penunjaman kerak benua dibawah kerak benua.

(21)
(22)

Gambar 11. Cincin Api pasifik, (Simkim&siebert, 1994). 2.9 Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi

Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut bencana gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius jangkauan lava dan abu vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel hingga mencapai jarak 18 km. Akibat negative lainnya dari letusan gunung berapi adalah gempa vulkanik. Gempa vulkanik yang ditimbulkan gunung berapi di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.

Tapi dibalik peristiwa letusan gunung berapi terdapat dampak positipnya yaitu:

a) Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang

Aliran Lava menghasilkan banyak material isi perut bumi yang keluar saat terjadinya letusan gunung. Material itu bisa berbentuk pasir, silika, lava, kristal dan lain sebagainya yang dimuntahkan dari dalam perut bumi dalam jumlah besar.Kristal bisa dimanfaatkan untuk membuat perhiasan dan pajangan rumah tangga,Silika bisa dimanfaatkan untuk membuat kaca dan material lainnya bisa dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi.

b) Cuaca berubah

Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung berapi bisa mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan partikel-partikel ke udara bebas yang dapat menghalangi energy panas matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Ini tentu sebuah kabar yang baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara terasa panas yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada tahun 2012.

(23)

tengah mengalami kekeringan, namun akan menyebabkan banyak hujan di negara-negara Asia Tenggara dan termasuk Vietnam, Laos, Cambodia, Thailand dan Myanmar .

Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur belerang yang akan berubah menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan menghalangi radiasi matahari. Dan akibatnya hal itu akan menurunkan suhu pada permukaan bumi selama berbulan-bulan, dan bahkan hingga bertahun-tahun.

Seperti yang sudah terjadi adalah letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa pada 1815, yang berdampak atas membekunya tanaman-tanaman pertanian di wilayah hingga sejauh New England. Juga letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991, di Filipina yang mampu menurunkan suhu gobal sebesar 0,7 oFahrenheit, sehingga mampu untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.

c) Obyek Wisata yang indah

Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi obyek wisata yang indah dan mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

2.10 Cara penanggulangan bencana gunung berapi Penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus

Beberapa persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi letusan gunung api antara lain :

1. Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung api dan ancaman-ancamannya;

2. Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman; 3. Membuat sistem peringatan dini:

(24)

5. Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi berwenang;

6. Membuat perencanaan penanganan bencana;

7. Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika diperlukan;

8. Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting;

9. Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan status gunung api lewat radio komunikasi.

a) Lengkapi semua informasi. Dan klasifikasi kebenaran berita b) Bila benar berita di laporkan sesuai ketentuan (alur pelaporan)

c) Berita distribusikan untuk kordinasi dengan unit kerja terkait (persiapan tim)

d) Puskodalmet di bentuk (aktifkan organisasi kerangka/ organisasi tugas yang sudah ditetapkan saat preparednees)

e) Sistem Komunikasi memegang peran penting b. Tugas pengendalian fasilitas dan logistic seperti :

a) Mampu mengetahui dan menyiapkan kebutuhan semua unit kerja ( fasilitas Puskodal, fasilitas dan logistik di lapangan)

b) Menyiapkan dan berkoordinasi dgn sektor lain dalam penyiapan kebutuhan korban (RS lapangan, shektering pengungsi, jamban, air bersih, transportasi tim dan korban)

c) Mempu mengelola semua bantuan logistik dari hasil koordinasi atau bantuan

d) Lokasi bencana tindakan yang harus di lakukan 1) Lakukan seleksi korban

(25)

4) Penyelamatan dan mengefaluasi korban maupun harta benda 5) Memenuhi kebutuhan dasar

6) Penyelamatan, serta pemulihan sarana dan prasarana 7) Perlindungan

b. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan; c. Masuk ruang lindung darurat;

d. Siapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan;

e. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan

h. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung;

i. Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Penanggulangan Pasca Bencana Gunung Meletus

(26)

a) Pembangunan kembali prasarana dan sarana b) Pembangunan kembali sarana social masyarakat

c) Pembangkitan kembali kehidupan social budaya masyrakat

d) Penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik

e) Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat.

f) Peningkatan kondisi social, ekonomi, dan budaya g) Peningkatan fungsi pelayanan public, dan

h) Peningkatam pelayanan utama dalam masyarakat. Peran Perawat dalam Tanggap Bencana

Peran perawat pada pra-bencana:

a. Perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dalam penanggulangan ancaman bencana untuk setiap fasenya.

b. Perawat ikut terlibat dalam berbagai dinas pemerintah, organisasi lingkungan, palang merah nasional, maupun lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam memberikan penyuluhan dan simulasi persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat.

c. Perawat terlibat dalam program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana yang meliputi hal-hal berikut.

a) Usaha pertolongan diri sendiri (pada masyarakat tersebut)

b) Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga yang lain.

c) Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.

d) Perawat juga dapat memberikan beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas kebakaran, rumah sakit, dan ambulans.

e) Memberikan informasi tempat-tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana.

(27)

g) Bersama tim dokter, menyiapkan kebutuhan rumah sakit lapangan dan tim ambulans

h) Berdiskusi bersama tim dokter tentang penyakit yang timbul akibat bencana sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan/alat kesehatan yang sesuai.

Peran Perawat dalam intra bencana: a. Bertindak cepat

b. Melakukan pertolongan pertama

c. Menentukan status korban berdasarkan triase

d. Merujuk pasien segera yang memerlukan fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

e. Do not promise. Perawat seharusnya tidak menjanjikan apapun dengan pasti, dengan maksud memberikan harapan yang besar pada para korban selamat.

f. Berkonsentrasi penuh pada apa yang dilakukan.

g. Koordinasi dan menciptakan kepemimpinan (coordination and create leadership).

h. Untuk jangka panjang, bersama-sama pihak yang terkait dapat mendiskusikan dan merancang master plan of revitalizing, biasanya untuk jangka waktu 30 bulan pertama.

(28)

perawat bersama masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat darurat serta mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dan aman. Selain itu Perawat dapat melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang bergerak dalam bidang itu. Sehinnga diharapkan masyarakat di sekitar daerah bencana akan mampu membangun kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang dimilikinya.

2.11 Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia

Gunung meletus bagi bangsa ini bukanlah sesuatu yang asing. Berabad

silam, letusan – letusan gunung berapi di negeri ini sudah pernah terjadi.

Berikut beberapa letusan gunung berapi yang sangat besar yang terjadi di

Indonesia.

1. Gunung Kelud

(29)

Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari

15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih

dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah

dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini

setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat

banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.

Pada abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901,

1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali

meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa maternity ahli gunung api pada

siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

2. Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung

berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi,

dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng

Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu,

dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu,

letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan

(30)

Gambar 12. Letusan Gunung Merapi

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar

sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar

antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada

tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu.

Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan M ataram

Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930

menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

3. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882

(VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana

expose Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah

menunjukkan bahwa expose keruh tersebut panas dan kadang muncul

(31)

Gambar 13. Letusan Gunung Galunggung

Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan

menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan

panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti

aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan

menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan

selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

4. Gunung Agung

Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif,

dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang

mengeluarkan asap dan abu. Iranian kejauhan, gunung ini tampak kerucut,

meskipun didalamnya terdapat kawah besar.

Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak

Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup

awan. Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar

(32)

Gambar 14. Letusan Gunung Agung

Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng

utara gunung, akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada

tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10

km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar.

Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar

1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan

panas yang menewaskan 200 penduduk lain.

5. Krakatau

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada

di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah

disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau)

yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang

diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal

26 Desember 2004, wave ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera

Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, state dan

Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya

diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di

(33)

Gambar 15. Letusan Gunung Krakatau

Letusan Krakatoa menyebabkan perubahan iklim global. Dunia

sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang

menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya.

Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Ledakan Krakatoa ini seben arnya masih kalah dibandingkan

dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung

Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun

gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat

sedikit.

Sementara ketika Gunung Krakatoa meletus, populasi manusia

sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah

ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan

berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatoa adalah bencana besar

pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan

tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi.

Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan

(34)

2.12 Hubungan dengan sosiologi bencana/sosiologi lingkungan

Sosiologi lingkungan merupakan kajian dalam disiplin ilmu sosiologi yang perkembangannya menjadi keniscayaan di abad 21 ini. Kajian tentang lingkungan menjadi kajian interdisipliner karena fenomena lingkungan bersinggungan dengan kondisi geografis, biologis, teknologi, politik, maupun sosial-budaya. Persinggungan lingkungan dengan kondisi sosial dijelaskan oleh Dunlap dan Marshall (2007: 329) sebagai berikut:

There is little doubt that environmental problems will be one of humanity’s major concerns in the twenty-first century, and it is becoming apparent that sociologists can play an important role in shedding light on these problems and the steps that need to be taken to cope with them. While the study of environmental issues is an inherently interdisciplinary project, spanning the natural and social sciences as well as humanities………… This stems from growing awareness of the fact that environmental problems are fundamentally social problems: They result from human social behavior, they are viewed as problematic because of their impact on humans (as well as other species), and their solution requires societal effor.

Relevansi dari interaksi ini untuk sosiologi berasal dari fakta bahwa populasi manusia tergantung pada lingkungan biofisik untuk kelangsungan hidup, dan ini pada gilirannya memerlukan melihat lebih dekat pada fungsi-fungsi yang melayani lingkungan bagi manusia. Tiga fungsi-fungsi dasar lingkungan hidup bagi kehidupan manusia , yaitu :

a. Lingkungan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk hidup, mulai dari udara dan air untuk makanan untuk bahan yang dibutuhkan untuk tempat tinggal, transportasi, dan berbagai macam barang ekonomis.

(35)

c. Manusia, seperti spesies lainnya, juga harus memiliki tempat untuk betahan hidup, dan lingkungan menyediakan rumah-di mana manusia dqapat hidup, bekerja, bermain, perjalanan, dan menghabiskan hidup kita.

Jadi, ketiga fungsi lingkungan hidup adalah untuk memberikan kehidupan ruang atau habitat bagi populasi manusia. Tapi ketika manusia/masyarakat berlebihan dalam memanfaatkan ketiga fungsi lingkungan maka akan terjadi permasalahan. Masalah lingkungan dalam bentuk polusi, kelangkaan sumber daya, dan kepadatan penduduk dan / atau kelebihan penduduk. Dampak dari terganggunya satu fungsi lingkungan berakibat pula pada fungsi lainnya sehingga permasalahan lingkungan inipun bisa semakin kompleks.

Masalah lingkungan baru terus muncul, contoh masalah yang muncul akibat dari kegiatan manusia itu sendiriseperti banjir, kebakaran hutan sedangkan masalah yang mucul akibat dari bumi itu sendiri yaitu gunung meletus, tsunami, tanah longsor. Disinilah bisa dilihat fungsi dari sosiologi lingkungan memberikan pemahaman pada masyarakat, jika tidak ada dalam masyarakat akan terkena sendiri dari dampak tersebut.

BAB III KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah yang kami buat yaitu :

(36)

mempuyai 141 buah (9,24%), menempati urutan terbanyak ketiga setalah Amerika Latin (15,202 buah) dan kepulauan kuril, Kamchatka, serta daratan utama asia (wilayah nomor 9 & 10, 192 buah). Jajaran gunung api yang mengelilingi samudra pasifik disebut cincin Api Pasifik. Di Indonesia sebaran gunung api di kelompokkan menjadi empat busur api, yaitu busur sunda, busur bunda, busur Halmahera dan busur Sulawesi utara-kepulauan Sangihe. Berdasarkan kenampakan vokanisme di permukaan serta sejarah letusan gunungapi aktif di Indonesia di bagi menjadi Tipe A : gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600, Tipe B : gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara, Tipe C : gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut bencana gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius jangkauan lava dan abu vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel hingga mencapai jarak 18 km. Akibat negative lainnya dari letusan gunung berapi adalah gempa vulkanik. Gempa vulkanik yang ditimbulkan gunung berapi di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.Adapun dampak positipnya yaitu:

Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang

Cuaca berubah

Obyek Wisata yang indah

Cara penanggulangan bencana gunung berapi

(37)

berwenang, Membuat perencanaan penanganan bencana, Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar, Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api 2. Penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus yaitu : Mengetahui lokasi

bencana dari informasi yang di dapat, Tugas pengendalian fasilitas dan logistic

3. Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:  Rehabilitasi.

 Rekonstruksi

Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia yaitu :Gunung

Kelud Letusan gunung ini pada tahun 1586, Gunung MerapiLetusan-letusan

kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.

Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006,

1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat

seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Gunung Galunggung

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 Gunung

Agung Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif.

Gunung KrakatauKrakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan

berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah

disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang

sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

3.2 Saran

Saran kami dapat sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.

 Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang

(38)

 Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan

pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.

 Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar

tidak terjadi korban dan kerugian yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

Allessandro Rumahorbo 2011. https://id.scribd.com/doc/214595954/Bencana-Gunung-Meletu (Diakses 12 juni 2016).

Anonim 2016 http://wikipedia.com/sebaran gunung api/. (Diakses 11 juni 2016)

Barabai. 2011.https://www.academia.edu/12325397/Makalah_Bencana_Gunung_Mel etus?auto=download (Diakses 12 juni 2016).

Bronto, Sutikno.2001.Vulkonologi.UGM.Yogyakarta.

(39)

Nurhadi Prayogi 2013. http://nurhadiprayogi.blogspot.co.id/2013/10/makalah-gunung-meletus.html (Diakses 12 juni 2016).

Program LIPI. Merintis Masyarakat Siaga Bencana (Gempa Bumi & Tsunami), LIPI, Jakarta, 2008.

Rose. 2009. http://alayrose.blogspot.com/2009/02/letusan-gunung-api.html (Diakses 13 juni 2016).

Suharno.2006.Geologi Untuk Geofisika.Universitas Lampung.Lampung.

Utami linda. 2015. http://www.lindautami.com/2015/09/sosiologi-lingkungan.html

Gambar

Gambar 1. Penampang suatu gunungapi dan bagian-bagiannya.(Modifikasi dari
Gambar 4. Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama dengan
Gambar 5. Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir seluruhnyaterdiri dari oksida yangtidak melebur
Gambar 6. Penampang diagram yang memperlihatkan bagaimana gunungapi
+2

Referensi

Dokumen terkait