• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan dengan sosiologi bencana/sosiologi lingkungan

Dalam dokumen Makalah SOSIOLOGI BENCANA PERSPEKTIF BEN (Halaman 34-38)

2. Gunung Merapi

2.12 Hubungan dengan sosiologi bencana/sosiologi lingkungan

Sosiologi lingkungan merupakan kajian dalam disiplin ilmu sosiologi yang perkembangannya menjadi keniscayaan di abad 21 ini. Kajian tentang lingkungan menjadi kajian interdisipliner karena fenomena lingkungan bersinggungan dengan kondisi geografis, biologis, teknologi, politik, maupun sosial-budaya. Persinggungan lingkungan dengan kondisi sosial dijelaskan oleh Dunlap dan Marshall (2007: 329) sebagai berikut:

There is little doubt that environmental problems will be one of humanity’s major concerns in the twenty-first century, and it is becoming apparent that sociologists can play an important role in shedding light on these problems and the steps that need to be taken to cope with them. While the study of environmental issues is an inherently interdisciplinary project, spanning the natural and social sciences as well as humanities………… This stems from growing awareness of the fact that environmental problems are fundamentally social problems: They result from human social behavior, they are viewed as problematic because of their impact on humans (as well as other species), and their solution requires societal effor.

Relevansi dari interaksi ini untuk sosiologi berasal dari fakta bahwa populasi manusia tergantung pada lingkungan biofisik untuk kelangsungan hidup, dan ini pada gilirannya memerlukan melihat lebih dekat pada fungsi-fungsi yang melayani lingkungan bagi manusia. Tiga fungsi-fungsi dasar lingkungan hidup bagi kehidupan manusia , yaitu :

a. Lingkungan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk hidup, mulai dari udara dan air untuk makanan untuk bahan yang dibutuhkan untuk tempat tinggal, transportasi, dan berbagai macam barang ekonomis.

b. Lingkungan berfungsi sebagai penyerap limbah. Untuk repositori limbah ini, baik menyerap atau daur ulang, lingkungan berfungsi menyerap zat berbahaya zat (seperti ketika pohon menyerap karbon dioksida kemudian oksigen kembali ke udara).

c. Manusia, seperti spesies lainnya, juga harus memiliki tempat untuk betahan hidup, dan lingkungan menyediakan rumah-di mana manusia dqapat hidup, bekerja, bermain, perjalanan, dan menghabiskan hidup kita.

Jadi, ketiga fungsi lingkungan hidup adalah untuk memberikan kehidupan ruang atau habitat bagi populasi manusia. Tapi ketika manusia/masyarakat berlebihan dalam memanfaatkan ketiga fungsi lingkungan maka akan terjadi permasalahan. Masalah lingkungan dalam bentuk polusi, kelangkaan sumber daya, dan kepadatan penduduk dan / atau kelebihan penduduk. Dampak dari terganggunya satu fungsi lingkungan berakibat pula pada fungsi lainnya sehingga permasalahan lingkungan inipun bisa semakin kompleks.

Masalah lingkungan baru terus muncul, contoh masalah yang muncul akibat dari kegiatan manusia itu sendiriseperti banjir, kebakaran hutan sedangkan masalah yang mucul akibat dari bumi itu sendiri yaitu gunung meletus, tsunami, tanah longsor. Disinilah bisa dilihat fungsi dari sosiologi lingkungan memberikan pemahaman pada masyarakat, jika tidak ada dalam masyarakat akan terkena sendiri dari dampak tersebut.

BAB III KESIMPULAN 3.1 KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah yang kami buat yaitu :

Sebaran gunungapi dunia secara geografi dibagi menjadi 19 wilayah gugusan gunungapi, sebagaia berada, dataran kepulauan dan sebagaian lagi sebagai gunungapi bawah laut. Jumlah keseluran gunungapi dunia adalah 1526 buah, Indonesia dan kepulauan Andaman yang termasuk wilayah nomor 6

mempuyai 141 buah (9,24%), menempati urutan terbanyak ketiga setalah Amerika Latin (15,202 buah) dan kepulauan kuril, Kamchatka, serta daratan utama asia (wilayah nomor 9 & 10, 192 buah). Jajaran gunung api yang mengelilingi samudra pasifik disebut cincin Api Pasifik. Di Indonesia sebaran gunung api di kelompokkan menjadi empat busur api, yaitu busur sunda, busur bunda, busur Halmahera dan busur Sulawesi utara-kepulauan Sangihe. Berdasarkan kenampakan vokanisme di permukaan serta sejarah letusan gunungapi aktif di Indonesia di bagi menjadi Tipe A : gunungapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600, Tipe B : gunungapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsimagmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara, Tipe C : gunungapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia,namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut bencana gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius jangkauan lava dan abu vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel hingga mencapai jarak 18 km. Akibat negative lainnya dari letusan gunung berapi adalah gempa vulkanik. Gempa vulkanik yang ditimbulkan gunung berapi di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.Adapun dampak positipnya yaitu:

Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang Cuaca berubah

Obyek Wisata yang indah

Cara penanggulangan bencana gunung berapi

1. Penanggulangan Pra Bencana Gunung Meletus, Mengenali tanda-tanda bencana,Membuat peta ancaman, mengenali daerah ancaman, daerah aman,Membuat sistem peringatan dini, Mengembangkan Radio komunitas untuk penyebarluasan informasi status gunung api, Mencermati dan memahami Peta Kawasan Rawan gunung api yang diterbitkan oleh instansi

berwenang, Membuat perencanaan penanganan bencana, Mempersiapkan jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan kebutuhan dasar, Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api 2. Penanggulangan Intra Bencana Gunung Meletus yaitu : Mengetahui lokasi

bencana dari informasi yang di dapat, Tugas pengendalian fasilitas dan logistic

3. Penyelenggaraan penanggulanagan bencana pada tahap pasca bencana yaitu:  Rehabilitasi.

 Rekonstruksi

Letusan-Letusan Yang pernah Terjadi di Indonesia yaitu :Gunung Kelud Letusan gunung ini pada tahun 1586, Gunung MerapiLetusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Gunung Galunggung Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 Gunung Agung Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan mas ih aktif. Gunung KrakatauKrakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

3.2 Saran

Saran kami dapat sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang besar.

 Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.

 Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.

 Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar tidak terjadi korban dan kerugian yang besar.

Dalam dokumen Makalah SOSIOLOGI BENCANA PERSPEKTIF BEN (Halaman 34-38)

Dokumen terkait