• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang Undang Partai Aceh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Undang Undang Partai Aceh"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG

(2)

UNDANG UNDANG PARTAI ACEH

NO:008/DPA/PA/IV/2008

TENTANG

PEMERINTAHAN PARTAI ACEH

Menimbang

1. Konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu UUD 1945 dan

Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai Fasafah hidup Bangsa Indonesia, yang mengakui kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan selalu terlibat dalam menjaga perdamaian dunia.

2. Pasal 18b. Undang-undang Dasar 1945 tentang daerah-daerah yang bersifat chusus di Indonesia

3. Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki antara

Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) 15 Agustus 2005.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006

tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) dimana perjalanan Pemerintah di Aceh yang memiliki sifat khusus.

5. Surat Mandataris Pimpinan Politik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam proses pempentukan Partai Politik yang berbasis lokal di Aceh yang diamanatkan kepada Jahja

Tengku Mu’ad atau disebut juga Muhamad Yahya tanggal 19 Februari 2007.

(3)

Perubahannya dari Notaris Nasrullah. SH diseluruh Aceh No. 07 tanggal 07 Juni 2007, Perubahan Anggaran Dasar Partai GAM No. 29, Perubahan Anggaran Dasar Partai GAM No. 37 dan Perubahan Anggaran Dasar Partai Gerakan Aceh Mandiri No. 34, Perubahan Anggaran Dasar Partai Aceh No. 24.

7. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana disebutkan

dalam angka 1, angka 2, angka 3, angka 4, angka 5 dan angka 6, maka perlu pembentukan Undang- undang dan peraturan- peraturan tentang pelaksaan Pemerintahan Partai Aceh.

Mengingat

1. Poin 1.2.1 Memorandum of Understanding ( MoU )

Helsinki antara Pemerintahan Republik (RI) dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

2. Bab XI pasal 75 s/d pasal 95 Undang-undang Nomor 11

Tahun 2006 tentang pemerintah Aceh, yang menjelaskan tentang Partai Politik lokal.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007 Tentang

Partai Politik Lokal di Aceh.

(4)

Memutuskan

Menetapkan,

UNDANG – UNDANG PARTAI ACEH

Tentang

ORGANISASI PEMERINTAHAN PARTAI ACEH

BAB I

Ketentuan Umum

Dalam Undang- undang ini yang dimaksud dengan :

1. Partai Aceh adalah Partai Politik yang dibentuk berdasarkan Nota Kesepahaman Bersama di Helsinki antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka, yang dijabarkan di dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh, yang di implementasikan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tentang Partai Politik Lokal di Aceh. Pembentukan Partai politik ini diberikan Mandat oleh Pimpinan Politik GAM Tgk. Malek Mahmud kepada Jahja Tengku Mu’ad atau disebut juga dengan Muhammad Yahya.

(5)

3. Majelis Tuha Lapan Aceh, yang selanjutnya disebut unsur Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang berwenang memberikan Pertimbangan dan usulan sebagai yang di masukan kepada Majelis Tuha Peuet Aceh menyangkut hal-hal yang mendasar, strategis untuk dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Partai Aceh.

4. Majelis Pertimbangan Partai Aceh, yang selanjutnya disebut unsur Majelis Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang berwenang memberikan pertimbangan kepada Majelis Tuha Peuet Aceh untuk keseimbangan dalam perjalanan Partai Aceh.

5. Organisasi Pemerintahan Partai Aceh yang selanjutnya disebut Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh adalah pengurus Harian Partai Aceh.

6. Pimpinan Partai Aceh adalah terdiri dari ketua umum, sekretaris jenderal.

7. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh adalah:

a. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tingkat Tinggi

terdiri dari ketua umum dan wakil-wakil ketua umum, sekretaris jenderal dan wakil-wakil sekretaris jenderal, bendahara umum dan wakil-wakil bendahara umum.

b. Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Tingkat Aceh terdiri

(6)

bertanggung jawab menjalankan tugas-tugas sesuai fungsi dan wewenang masing-masing.

8. Organisasi Pemerintahan Partai Aceh dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh ketua-ketua bidang dan ketua-ketua biro sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

9. Dewan Pimpinan Partai Aceh dalam menjalankan

tugas-tugasnya dibantu juga oleh ketua lembaga, ketua-ketua komisi yang dibentuk oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

10. Dewan Pimpinan Partai Aceh dilantik dan disahkan kepengurusannya oleh Majelis Tuha Peuet Aceh setelah dipilih dalam musyawarah besar setiap 5 (lima) tahun sekali dan struktur kepengurusannya akan dibuat dan dibentuk dengan 1(satu) Surat Keputusan Ketua Dewan Pimpinan Partai Aceh, yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal partai.

11. Majelis Tuha Peuet Aceh merupakan Majelis Tertinggi Aceh, Majelis Tuha Peuet Wilayah adalah Majelis tertinggi di Wilayah, Majelis Tuha Peuet Sagoe, Mukim dan Gampong merupakan majelis yang menjalankan fungsi dan tugas kewenangan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing sesuai tingkatan majelis.

12.Dewan Pimpinan Wilayah merupakan Dewan Pimpinan

(7)

menjalankan roda organisasi Partai Aceh di wilayah sesuai tugas dan kewenangan masing-masing.

13. Majelis Tuha Lapan Wilayah disebut juga Majelis Tuha Lapan Wilayah Partai yang berwenang memberikan usulan dan pertimbangan kepada Majelis Tuha Peuet Wilayah sesuai dengan tugas, fungsi dan wewenang masing-masing. 14. Ketua-ketua bidang, ketua badan/lembaga dan

ketua-ketua komisi dipilih dan diangkat oleh Pimpinan Partai Aceh dengan suatu surat keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

15. Ketua-ketua biro dan anggota-anggota biro

kepengurusannya ditentukan dan dipilih oleh ketua-ketua bidang dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditanda tangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

16. Komisi khusus yang menangani strategi khusus dan tugas-tugas khusus dapat dibentuk oleh Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

(8)

BAB II

KETENTUAN KHUSUS

Bagian Pertama

Majelis Tuha Peuet Aceh

Pasal 1

Kedudukan Tuha Peuet Aceh

1. Tuha Peuet Aceh merupakan Majelis Tertinggi Aceh.

2. Tuha Peuet Aceh merupakan lembaga pembina dan

penasehat Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh. 3. Tuha Peuet Aceh terbentuk dengan sendirinya karena

sejarah perjuangan Aceh.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan Majelis Tuha Peuet Aceh, sistem dan mekanisme kerja lembaga ini akan diatur dalam peraturan tersendiri sesusai mekanisme yang berlaku

Pasal 2

Perangkat Majelis Tuha Peuet Aceh

1. Perangkat Majelis Tuha Peuet Aceh terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan anggota-anggota.

(9)

3. Majelis Tuha Peuet Aceh merupakan lembaga panutan dan payung dari Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Penunjukan sebagai ketua dan sekretaris Majelis Tuha Peuet Aceh dilakukan oleh yang tertua dan berkonsultasi deangan para anggota.

Pasal 3

Fungsi dan Tugas Tuha Peuet Aceh

Fungsi dan Tugas Tuha Peuet Aceh meliputi :

1. Mengajukan rancangan keputusan dan membuat

kebijakan-kebijakan yang mendasar dan strategis untuk dilaksanakan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Mengambil keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan

politis dan strategis terhadap pelaksanaan kerja Pimpinan Partai Aceh, yang secara kolektif yang dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

3. Menjadi mediator dan fasilitator untuk menyelesaikan konflik dan sangketa internal partai dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

Pasal 4

Kewenangan Tuha Peuet Aceh

Kewenangan Tuha Peuet Aceh meliputi :

1. Kewenangan politik tentang proses lahirnya partai

(10)

Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah yang berlaku tentang Partai Politik Lokal di Aceh.

2. Berwewenang dalam penetapan keputusan kepengurusan

Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh pada pembentukan pertama Dewan Pimpinan Aceh.

3. Berwewenang dalam penetapan pergantian atau dilakukan perubahan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh bila mendadak dilakukan promosi jabatan kejabatan lain bila diperlukan. Perubahan dilakukan setelah melakukan koordinasi, masukan dari ketua umum dan sekretaris jendral Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Melantik dan mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan

Aceh Partai Aceh dengan satu surat keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditanda tangani oleh ketua umum dan sekretaris jenderal atas persetujuan Ketua Majelis Tuha Peuet Aceh

5. Pengukuhan dan pelantikan kepengurusan Dewan Pimpinan

(11)

Bagian Kedua

Pasal 5

Majelis Tuha Lapan

1. Tugas dan wewenang Majelis Tuha Lapan adalah

memberikan pertimbangan dan masukan- masukan untuk Majelis Tuha Peuet Aceh mengenai hak-hak dan atau kebijakan- kebijakan yang harus dan mesti dilakukan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Mengkoordinasikan dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai

Aceh dalam memajukan tugas-tugas koordinasi dengan Dewan Majelis Tuha Peuet.

(12)

BAB III

DEWAN PIMPINAN ACEH PARTAI ACEH

Bagian Pertama

Ketua Umum

Pasal 6

Kedudukan Ketua Umum

1. Ketua Umum, pada tahap awal Pembentukan Partai ditunjuk

dan dipilih oleh Tuha Peuet Aceh atau Pimpinan Politik Gerakan Acheh Merdeka (GAM).

2. Ketua Umum Partai untuk periode berikutnya akan dipilih dan diangkat dalam Musyawarah Besar Aceh Parta Aceh yang dilaksanakan dalam waktu 5 (lima) tahun sekali dan dapat dipilih dan diangkat kembali untuk Jabatan berikutnya selama 2 (dua) kali periode pemilihan.

3. Pengangkatan ketua umum yang dipilih dan dilantik dalam musyawarah besar Partai Aceh dilakukan setelah mendapat rekomendasi dan masukan Tuha Peuet Aceh dan atau pertimbangan Majelis Tuha Lapan Aceh, Majelis Tuha Peuet Wilayah, Majelis Tuha Lapan Wilayah, Dewan Pimpinan Aceh dan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan merupakan hasil dari musyawarah besar Partai Aceh.

(13)

Partai dapat dilakukan setelah mendapat teguran lisan, teguran tulisan berturut-turut 3 (tiga) kali dari Majelis Tuha Peuet Aceh dan atau sebagaimana hasil musyawarah luar biasa tingkat Aceh yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan ¾ (tiga perempat) kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, ¾ (tiga per empat) Kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan atau seluruh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh.

Pasal 7

Tugas dan Fungsi Ketua Umum

1. Bertanggungjawab terhadap jalannya organisasi

kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Bertanggungjawab terhadap jalannya pelaksanaan

keputusan-keputusan dalam musyawarah besar Aceh Partai Aceh.

3. Membuat laporan tertulis tentang perkembangan jalannya roda organisasi Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh sekurang-kurangnya sekali dalam setahun setiap akhir tahun berjalan.

4. Membuat program-program kerja partai dan

kebijakan-kebijakan partai bersama-sama dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Mengambil kebijakan dan keputusan-keputusan yang bersifat

(14)

6. Melakukan koordinasi dan meminta petunjuk Majelis Tuha Peuet Aceh dalam menjalankan kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan partai.

Pasal 8

Wewenang Ketua Umum

1. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan ketua Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh mempunyai hak dan berwewenang melakukan evaluasi terhadap kinerja Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dalam menjalankan keputusan musyawarah besar Aceh dan keputusan-keputusan Majelis Tuha Peuet Aceh.

2. Ketua umum atas nama pimpinan Partai dan Ketua Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang meminta keterangan dan penjelasan penggunaan pelaksana anggaran umum partai dari pada bendahara umum partai dan pemegang anggaran pelaksanaan bidang dan atau pelaksana anggaran kegiatan dan program partai sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

3. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan

Pimpinan Aceh Parta Aceh berwewenang memberikan sanksi-sanksi terhadap Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang melanggar kode etik partai dan segenap kader Partai Aceh bila melanggar AD/ART Partai Aceh.

4. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh dan komisi yang ditunjuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan

(15)

melakukan evaluasi kenerja dan perintah untuk menjalankan kebijakan partai kepada kader-kader partai yang duduk dan terpilih sebagai anggota legislatif di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh maupun Legislatif Dewan

Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR

Kabupaten/Kota.

5. Berhak dan berwewenang untuk menarik dan atau merecall anggota legislatif partai yang duduk di legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota, bila dibutuhkan, diperlukan dan ditunjuk untuk dan dalam jabatan lain dan atau bila melanggar aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan partai, melanggar kode etik partai, kode etik anggota legislatif atau anggota DPR Aceh dan anggota DPR Kabupaten/Kota sesuai persyaratan yang telah ditentukan dalam pemenuhan syarat-syarat sebagai anggota legislatif partai, setelah melakukan rapat terbatas dewan pimpinan partai.

6. Wewenang penarikan dan atau merecall anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan

anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat

Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota dapat dilakukan setelah mendapat teguran, peringatan panggilan, peringatan Lisan, dan peringatan tulisan, dan setelah mendapat hasil rekomendasi komisi yang ditunjuk untuk itu oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh

7. Ketua umum atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan

(16)

fungsi masing-masing dapat membentuk komisi-komisi dan badan-badan sebagai lembaga yang khusus sifatnya.

8. Berhak dan berwewenang mengeluarkan surat-surat

keputusan partai atas nama pimpinan partai dan Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

9. Ketua umum partai dalam melakukan tugas dan wewenang sesuai fungsinya dibantu oleh wakil-wakil ketua umum sesuai bidang tugas koordinasi masing-masing wakil ketua umum.

Bagian Kedua

Wakil Ketua Umum

Pasal 9

Kedeudukan Wakil Ketua Umum

1. Kedudukan Wakil Ketua Umum Partai adalah :

a. Wakil ketua umum dipilih dan ditetapkan oleh ketua umun dan sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang terpilih pada musyawarah besar Aceh Partai Aceh dengan suatu surat keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh ketua imum dan sekretaris jenderal.

b. Pengangkatan wakil ketua umum yang dipilih merupakan

(17)

c. Masa kerja jabatan wakil ketua umum selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

d. Wakil ketua umum yang dipilih harus yang dapat dan bisa bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

e. Wakil ketua umum yang dipilih harus dapat membantu dan meringankan tugas-tugas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Wakil ketua umum dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar kode etik partai, melakukan perbuatan tercela dan melanggar syariah Agama, melanggar peraturan-peraturan dan kebijakan partai. Pemberhentian wakil ketua umum dilakukan setelah mendapat teguran lisan, teguran tulisan berturut-turut 3 (tiga) kali dari ketua umum dan sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan merupakan hasil rekomendasi dan pertimbangan Majelis Tertinggi Aceh dan atau Majelis Tuha Peuet Aceh.

3. Wakil ketua umum adalah berjumlah sebanyak-banyaknya 3

(tiga) orang sesuai dengan amanat AD/ART Partai dengan kedudukan sebagai berikut :

a. Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Politik ,

Keamanan dan Kelembagaan.

b. Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Hukum,

(18)

c. Wakil Ketua Umum Bidang Koordinator Kesejahteraan dan Pengembangan Ekonomi.

Pasal 10

Tugas dan Fungsi Wakil Ketua Umum

Tugas dan Fungsi Wakil Ketua Umum Partai adalah :

1. Membantu tugas-tugas ketua umum sesuai bidang

koordinator tugas yang telah ditetapkan.

2. Melakukan koordinasi dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai

Aceh dalam menjalankan tugas- tugas strategis yang dibebankan Pimpinan Partai.

3. Dapat menjalankan tugas sementara sebagai ketua umum bila ditunjuk dan atau dinota tugaskan sementara dalam jabatan ketua umum karena ketua umum berhalangan atau selama tidak dapat menjalankan tugas.

4. Dapat menjalankan dan melaksanakan tugas-tugas khusus bila ditunjuk pimpinan partai.

5. Dalam menjalankan tugas-tugas koordinatif wakil-wakil ketua umum harus selalu meminta petunjuk dan pertimbangan ketua umum dan sekretaris jenderal.

Pasal 11

Wewenang Wakil Ketua Umum

(19)

a. Wakil ketua umum berhak dan berwenang meminta keterangan dan jawaban pelaksanaan tugas-tugas bidang sesuai dengan bidang tugas koordinasi yang telah ditetapkan.

b. Wakil ketua umum berhak dan berwenang meminta

keterangan dan penjelasan pelaksanaan anggaran umum partai, anggaran bidang-bidang dan atau anggaran panitia pelaksanaan program kerja bidang sesuai dengan bidang tugas koordinasi yang telah ditetapkan.

c. Wakil ketua umum atas nama Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak untuk mendapat keterangan dan

penjelasan dari anggota legislatif partai yang

berkedudukan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota.

d. Berhak dan berwewenang menjalankan tugas-tugas

pengawasan, evaluasi dan kordinasi internal dan eksternal partai.

(20)

Bagian Ketiga

Sekretaris Jenderal

Pasal 12

Kedudukan Sekretaris Jenderal

1. Sekretaris Jenderal pada tahap awal pembentukan partai dipilih dan diangkat oleh Majelis Tuha Peuet Aceh atau Pimpinan Politik Gerakan Acheh Merdeka (GAM).

2. Sekretaris jenderal partai pada tahap berikutnya yang dipilih dan diangkat merupakan hasil musyawarah besar Aceh Partai Aceh yang dilakukan dan dilaksanakan dalam waktu 5 (lima) tahun sekali dan dapat dipilih dan diangkat kembali untuk jabatan berikutnya selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

3. Pengangkatan sekretaris jenderal yang dipilih dan dilantik dalam musyawarah besar Aceh Partai Aceh adalah setelah mendapat rekomendasi dan pertimbangan Majelis Tuha Peuet Aceh dan atau pertimbangan Majelis Tuha Lapan Aceh, Majelis Tuha Peuet Wilayah, Majelis Tuha Lapan Wilayah, Dewan Pimpinan Aceh dan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan merupakan hasil dari musyawarah besar Aceh Partai Aceh.

(21)

berturut-turut 3 (tiga) kali dari Majelis Tertinggi Aceh dan atau Majelis Tuha Peuet Aceh dan merupakan hasil musyawarah luar biasa Aceh yang dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan ¾ (tiga per empat) kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, ¾ (tiga per empat) kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dan atau seluruh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh.

Pasal 13

Tugas dan Fungsi Sekretaris Jenderal

1. Bertanggung-jawab dalam jalannya roda administrasi

Pemerintahan Partai Aceh.

2. Bertanggung-jawab dalam perencanaan dan

pengorganisasian Partai Aceh sesuai strategi yang telah direncanakan.

3. Menyusun blue print atau legislasi-legislasi yang diperlukan untuk pembangunan dan arah pertumbuhan Partai Aceh.

4. Melakukan dan membuka hubungan kerja dengan para pihak

baik eksekutif, legislatif dan yudikatif Aceh maupun badan-badan non pemerintah.

5. Melakukan evaluasi kerja Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan bidang-bidang partai, komisi-komisi partai dan badan-badan khusus yang dibangun dalam rangka peningkatan kinerja partai.

(22)

Pasal 14

Wewenang Sekretaris Jenderal

1. Untuk memudahkan garis evaluasi kerja komisi-komisi, badan-badan atau lembaga yang dibentuk di atas, sekretaris jenderal berhak dan berwewenang mendapat laporan dan penjelasan dari pimpinan bidang-bidang, komisi-komisi, badan-badan dan lembaga-lembaga yang ditunjuk dan dibentuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang

meminta keterangan dan penjelasan penggunaan

pelaksanaan anggaran umum partai dan atau bendahara umum dan pemegang anggaran pelaksanaan bidang dan atau pelaksana anggaran kegiatan dan program partai sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan. 3. Sekretaris jenderal atas nama pimpinan partai dan Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh berhak dan berwewenang untuk menarik dan atau merecall anggota legislatif yang duduk di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan

anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat

(23)

4. Wewenang penerikan dan merecall anggota legislatif yang mewakili Partai Aceh dilakukan setelah mendapat hasil evalusi dan rekomendasi komisi yang ditunjuk untuk itu oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan dilakukan dalam papat terbatas pimpinan partai.

5. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sekretaris

jenderal berhak meminta keterangan dan penjelasan dari anggota legislatif yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh dan anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, tentang sesuatu hal yang perlu ditangani segera demi kepentingan partai.

6. Sekretaris jenderal berhak dan berwewenang untuk

menandatangani surat-surat penting dan strategis dan atau surat-surat lainnya termasuk nota tugas Partai Aceh kepada kepengurusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh berikut surat perintah kerja harian atau Jabatan Sementara Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal bila diperlukan sesuai dengan Peraturan yang berlaku.

7. Sekretaris Jenderal Partai berhak dan berwewenang untuk menandatangani surat-surat penting dan strategis termasuk nota tugas Partai dan Nota Kesepahaman (MoU) dengan pihak luar demi kepentingan Partai.

8. Melakukan Konsultasi dan Koordinasi dengan Majelis Tuha

Peuet Aceh dalam menjalankan tugas-tugas harian Partai. 9. Sekretaris Jenderal dalam menjalankan tugas-tugas harian

(24)

Bagian Keempat

Wakil Sekretaris Jenderal

Pasal 15

Kedudukan Wakil Sekretaris Jenderal

1. Kedudukan wakil Sekretaris Jenderal Partai adalah sebagai berikut :

a. Wakil Sekretaris Jenderal Partai dipilih dan ditetapkan oleh Ketua Umun dan Sekretaris Jendral Partai atas Nama Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang terpilih pada Musyawarah Besar Aceh Partai Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

b. Pengangkatan Wakil Sekretaris Jenderal Partai yang dipilih dan diangkat merupakan hasil persetujuan dan rekomend Tuha Peut Aceh.

c. Wakil Ketua Sekretaris Jenderal yang dipilih harus dapat membantu dan meringankan tugas-tugas Sekretaris Jenderal.

(25)

2. Wakil Sekretaris Jenderal Partai adalah berjumlah sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang sesuai dengan amanat AD/ART Partai dengan kedudukan sebagai berikut : a. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Notulen dan

Administrasi Perkantoran.

b. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pengembangan

Kelembagaan

c. Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kerja sama

Pasal 16

Tugas dan Fungsi Wakil Sekretaris Jenderal

1. Membantu Tugas-tugas Administrasi Organisasi Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Menyiapkan Program dan petunjuk pelaksanan tugas-tugas Bidang-bidang Partai dalam rangka perencanaan dan pengorganisasian Partai Aceh sesuai strategi yang telah direncanakan.

3. Membantu penyusunan legislasi administrasi dan arah

pertumbuhan administrasi Partai.

4. Membantu membuka hubungan kerja dengan para pihak

baik Eksekutif, Legislatif, yudikatif maupun lembaga non pemerintah lainnya.

5. Melakukan Evaluasi administrasi kerja Dewan Pimpinan

(26)

6. Membantu, mengarahkan, dan memberi petunjuk strategis administratif kepada segenap Anggota Legislatif Partai Aceh baik Anggota Legislatif Aceh maupun anggota Legilatif Kabupaten/Kota.

Pasal 17

Wewenang Wakil Sekretaris Jenderal

1. Dapat menjelankan tugas-tugas sementara Sekretaris

Jenderal Partai apabila Sekretaris Jenderal berhalangan dan atau tidak dapat menjalankan tugas tetap sebagai Sekretaris Jenderal karna meninggal dunia, mengundurkan diri dan tidak dapat menjelankan tugas karna sakit selama-lamanya 6 (enam) bulan.

2. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Wakil

Sekretaris Jenderal Partai berhak meminta keteranga dari Anggota Legislatif Aceh dan Legislatif Kabupaten/kota Partai Aceh tentang sesuatu hal yang perlu ditangani segera untu bahan evaluasi dan analisis tentang pelaksanaan tugas anggota legislatif.

3. Berwewenang mengarahkan Pelaksanaan Administrasi untuk

bidang-bidang dalam rangka persiapan dan penyiapan regulasi bidang tugas partai.

4. Berwewenang mengingatkan dan berkonsultasi dengan

(27)

Bagian Kelima

Bendahara Umum

Pasal 18

Kedudukan Bendahara Umum Partai

1. Bendahara Umum berkedudukan :

a. Bendahara Umum Partai adalah merupakan Jabatan Fungsional, karena sesuai fungsi dan tugasnya khusus bidang administrasi Perbendaharaan dan Pengelolaan Perbendaharaan.

b. Bendahara Umum Partai dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai hasil Musyawarah Besar Aceh Partai Aceh.

c. Bendahara Umum Partai dipilih dan diangkat oleh

Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai. d. Bendahara Umum Partai yang dipilih dan diangkat

setelah mendapat Pertimbangan dan Rekomendasi Majelis Tuha Peuet Aceh.

e. Masa kerja jabatan Bendahara Umum Partai selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan.

f. Bendahara Umum Partai yang dipilih harus dapat

(28)

2. Bendahara Umum Partai dapat diberhentikan dan dinon aktifkan bila melanggar Kode Etik Partai, melakukan Korupsi dan Manipulasi Anggaran Partai, melanggar Perbuatan Tercela dan Melanggar Syariah Agama, melanggar Peraturan-peraturan Partai dan Kebijakan Pimpinan Partai. Pemberhentian Bendahara Umum Partai dilakukan setelah mendapat Teguran lisan, Teguran Tulisan berturut-turut 3 (tiga) kali dari Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai atas nama Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan merupakan Hasil Rekomendasi dan Pertimbangan Majelis Tertinggi Aceh dan atau Tuha Peuet Aceh.

3. Bendahara Umum Partai dibantu oleh Wakil-wakil bendahara umum, sebanyak-banyaknya berjumlah 2 (dua) orang atau sesuai AD/ART Partai.

Pasal 19

Fungsi dan Tugas Bendahara Umum

Fungsi dan Tugas Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Bertanggungjawab terhadap aset-aset Partai. 2. Menginventarisir semua aset-aset Partai.

3. Bertanggungjawab untuk membuka Rekening baik

(29)

itu termasuk Bank Asing yang ada di Indonesia atas persetujuan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal.

4. Membuat dan mencatat semua jenis pembukuan Partai baik

pengeluaran uang dan pemasukan uang Partai sesuai standar yang berlaku di Indonesia.

5. Membuat dan menjalankan Blue Print perbendaharaan

Partai sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan perbendaharaan negara.

6. Setiap pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan dari kas partai harus sepengetahuan Pimpinan Partai yaitu Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

7. Membuat laporan periodik keuangan dan perbendaharaan partai minimal 1 (satu) bulan sekali atau sesuai dengan petunjuk Ketua Umum atau Sekretaris Jenderal Partai.

8. Menjalankan kebijakan keuangan dan perbendaharaan Partai

dalam rangka kegiatan-kegiatan strategis Partai sesuai petunjuk Sekretaris Jenderal, Ketua Umum Partai dan atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

9. Membantu tugas dan tanggung jawab Pimpinan Partai dalam

(30)

Pasal 20

Wewenanga Bendahara Umum

Kewenangan Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Berhak melakukan pengeluaran-pengeluaran keuangan Partai

atas persetujuan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

2. Berhak melakukan perhitungan ulang

pengeluaran-pengeluaran program-program kerja Partai yang dilakukan bidang-bidang, komisi-komisi, badan-badan atau lembaga-lembaga Partai atas persetujuan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

3. Berhak melakukan penagihan anggaran sumbangan wajib

sukasukarela atau yang diwajibkan Partai dari Anggota Legislatif Aceh dan Anggota Legislatif Kabupaten/kota dan atau kader partai sesuai syarat dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Berhak menetapkan dan memilih Akuntan Publik untuk

membantu pekerjaan pengauditan anggaran pertai sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

5. Berhak melakukan perhitungan perpajakan yang dibebankan

(31)

Bagian Keenam

Wakil Bendahara Umum

Pasal 21

Kedudukan Wakil Bendahara Umum

Kedudukan Wakil Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Wakil Bendahara Umum Partai dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal hasil Musyawarah Besar Aceh.

2. Wakil Bendahara Umum Partai diangkat dan disahkan oleh Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

3. Wakil Bendahara Umum Partai yang dipilih dan diangkat setelah mendapat pertimbangan dan rekomendasi Bendahara Umum.

4. Masa kerja jabatan Wakil Bendahara Umum Partai selama 5

(lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama selama-lamanya 2 (dua) kali periode pemilihan. 5. Wakil Bendahara Umum Partai yang dipilih harus dapat

bekerjasama dengan Bendahara Umum, dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

6. Wakil Bendahara Umum Partai dapat diberhentikan dan

(32)

Tercela dan Melanggar Syariah Agama, melanggar Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pimpinan Partai. Pemberhentian dilakukan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai setelah dilakukan Rapat Terbatas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh

7. Wakil Bendahara Umum Partai paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang atau sesuai AD/ART partai, meliputi :

a. Wakil Bendahara Umum Bidang Pembukuan dan

Perpajakan.

b. Wakil Bendahara Umum Bidang tatalaksana

perbendaharaan dan aset

Pasal 22

Fungsi dan Tugas Wakil Bendahara Umum

Fungsi dan Tugas Wakil Bendahara Umum Partai adalah sebagai berikut :

1. Membantu tugas-tugas yang dibebankan oleh Bendahara

Umum.

2. Menjalankan peraturan dan kebijakan-kebijakan

perbendaharaan partai bersama-sama dengan Bendahara Umum Partai.

3. Melakukan koordinasi pembukuan dan menjalankan

kebijakan keuangan dan perbendaharaan partai sesuai petunjuk Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

(33)

5. Dapat menjalankan tugas-tugas Bendahara Umum apabila Bendahara Umum berhalangan tetap sesuai pelaksana tugas yang diberikan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh. 6. Dapat menggantikan dan atau mewakili Bendahara Umum

Partai pada rapat-rapat khusus dan strategis dalam bidang pelaporan keuangan, inventaris aset keuangan partai dan atau perbendaharaan partai bila ditunjuk untuk itu dengan nota tugas Bendahara Umum Partai.

7. Membuat laporan keuangan dan perbendaharaan termasuk pelaporan perpajakan kepada pihak internal atau eksternal sesuai aturan yang berlaku.

Pasal 23

Wewenang Wakil Bendahara Umum

1. Berwewenang melakukan koordinasi dan memberi masukan

tentang tata cara pelaksanaan anggaran kepada Bendahara Umum tentang sistim dan mekanisme perbendaharaan sesuai ketentuan dan undang-undang perbendaharaan negara.

2. Berhak melakukan pemeriksaan anggaran bidang-bidang,

dan pengawasan anggaran pelaksanaan program kerja partai.

3. Berhak dan berwewenang melakukan perhitungan

(34)

BAB IV

Bagian Ketujuh

BIDANG BIDANG PARTAI

Tugas, Fungsi, Kedudukan dan Wewenang Bidang-bidang

Pasal 24

Kedudukan Bidang-bidang

1. Bidang-bidang dipilih dan diangkat oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh. Sesuai Anggaran Dasar/Rumah Tangga Partai Aceh Pasal 16, bahwa tugas Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh mempunyai hak dan tanggungjawab membentuk kepengurusannya yang didelegasikan kepada bidang-bidang.

2. Bidang-bidang merupakan bagian dari Dewan Pimpinan

Aceh Partai Aceh yang bertugas sesuai fungsi dan wewenang masing-masing.

3. Bidang-bidang dapat membentuk biro-biro kepengurusan

dengan suatu Surat Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Perangkat-perangkat bidang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan bendahara dibantu oleh beberapa anggota sesuai kebutuhan orgasisasi.

5. Bentuk dan Struktur organisasi Bidang-bidang akan

(35)

6. Kepengurusan bidang-bidang diangkat dan atau diberhentikan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dengan suatu Surat Keputusan.

Pasal 25

Bidang-bidang Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya maka bidang-bidang yang dibentuk adalah 13 (tiga belas) bidang-bidang, yaitu : 1. Bidang Organisasi dan Kelembagaan.

2. Bidang Pendidikan dan Kaderisasi. 3. Bidang Keuangan dan Logistik.

4. Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Industri.

5. Bidang Informasi dan Komunikasi.

6. Bidang Hukum dan HAM.

7. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan.

8. Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi.

9. Bidang Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup.

10. Bidang Adab dan Kebudayaan. 11. Bidang Kesehatan.

12. Bidang Perhubungan.

(36)

Pasal 26

Fungsi dan Tugas

Bidang Organisasi dan Kelembagaan

1. Membuat Inventarisasi Anggota dan Kader Partai.

2. Menyelesaikan Administrasi dan Proses Pengeluaran Kartu

Tanda Anggota Partai.

3. Membangun Struktur dan Infrastruktur Partai sampai ke Gampong.

4. Menyelesaikan sengketa awal internal Partai sebelum dibawa pada penyelesaian tingkat yang lebih tinggi.

5. Menjaga Disiplin Keanggotaan Partai sesuai AD/ART.

6. Membangun Organisasi-organisasi Underbow Partai.

Pasal 27

Fungsi dan Tugas

Bidang Pendidikan dan Kaderisasi

1. Merencanakan Draft Blue Print pendidikan Aceh. 2. Menyusun sillabus pendidikan partai.

3. Mengkoordinasikan pelaksanaan pendidikan partai dengan Wakil Ketua Umum Bidang Koordinasi Hukum, Pendidikan dan Dewan Pakar.

(37)

5. Membangun sistim dan mekanisme rekrutmen tenaga pendidikan sesuai dengan tingkat kebutuhan pendidikan di Aceh.

6. Mengawasi dan mengkoordinasi pelaksanaan pendidikan luar

sekolah dalam rangka peningkatan lapangan kerja sektor pendidikan di Aceh.

Pasal 28

Fungsi dan Tugas

Bidang Keuangan dan logistik

1. Bertanggungjawab terhadap pendanaan Partai. 2. Bertanggungjawab terhadap pengadaan logistik partai. 3. Bertindak sebagai pengawas keuangan dan logistik partai.

4. Membangun sarana dan prasarana keuangan untuk

kepentingan partai.

5. Menyusun sistem manajemen keuangan partai.

6. Menyusun draft regulasi keuangan Aceh.

7. Melakukan pengawasan dan koordinasi dengan sektor

keuangan publik di Aceh

Pasal 29

Fungsi dan Tugas

Bidang Ekonomi, Perdagangan dan Industri

1. Mendesain draft blue print ekonomi makro di Aceh. 2. Menyusun draft regulasi perekonomian Aceh.

3. Menyusun tata perkembangan perekonomian, perdagangan

(38)

4. Membentuk sistem perekonomian sesuai keanggotaan yang dimiliki masing-masing wilayah.

5. Bersama-sama komisi yang membidangi perekonomian dan

industri membangun regulasi bidang Pertanian.

6. Membangun sistem dan mekanisme investasi dalam negeri

dan luar negeri.

7. Mengawasi Industri-industri dan sektor perdagangan yang sedang dan akan dilakukan di Aceh.

Pasal 30

Fungsi dan Tugas

Bidang Informasi dan Komunikasi

1. Menjadikan Pusat Informasi dan Komunikasi Partai. 2. Melakukan sosialisasi kebijakan-kebijakan dan

perundang-undangan partai.

3. Mengkoordinasikan pers dan regulasinya. 4. Menciptakan alat-alat komunikasi partai.

5. Menjalin komunikasi dengan element penting dalam

masyarakat. 6. Mobilisasi massa.

7. Menghitung kembali biaya-biaya penggunaan inprastruktur komonikasi dan informasi yang telah ada.

8. Bertindak sebagai juru bicara partai.

9. Menginventarisir masyarakat Aceh di luar Aceh.

(39)

Pasal 31

Fungsi dan Tugas

Bidang Hukum dan HAM

1. Menyelesaikan sengketa hukum publik menyangkut partai.

2. Bertindak sebagai konsultan hukum partai.

3. Melakukan pengkajian terhadap produk

perundang-undangan baru.

4. Merancang draft produk perundang-undangan baru sesuai dengan MoU.

5. Membentuk tim advokasi partai.

6. Membangun kerjasama Hukum dengan unsur-unsur

Yudikatif yang telah ada.

Pasal 32

Fungsi dan Tugas

Bidang Sosial dan Kemasyarakatan

1. Menginventarisasi keadaan dan kedudukan sosial masyarakat Aceh.

2. Menyusun draf blue print keadaan sosial masyarakat Aceh.

3. Membangun kerjasama antar lembaga masyarakat.

4. Menyusun dan draf regulasi sosial budaya masyarakat Aceh. 5. Mengawasi semua kegiatan dan tatalaksana pemerintahan

(40)

Pasal 33

Fungsi dan Tugas

Bidang Sumber Daya Alam (SDA) dan Teknologi

1. Melakukan inventarisasi Sumber Daya Alam (SDA) dan

Energi Aceh.

2. Mendesain Draft Blue Print Pengelolaan Sumber Daya Alam

dan Energi Aceh.

3. Menyusun draft regulasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan energi untuk kepentingan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Aceh.

4. Melakukan kerjasama dengan pihak luar partai untuk kepentingan pengembangan sumber daya alam dan energi. 5. Mengawasi sistem dan mekanisme eksplorasi dan exploritas

Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat merusak kelestarian dan keberlanjutan.

Pasal 34

Fungsi dan Tugas

Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup

1. Mendesain draft blue print pelestarian lingkungan hidup.

2. Menyusun draft regulasi yang berkaitan dengan

perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup.

3. Bekerjasama dengan pihak luar dalam program pelestarian lingkungan hidup.

(41)

Pasal 35

Fungsi dan Tugas Bidang Adab

1. Membentuk dan memberdayakan lembaga peradaban Aceh.

2. Meningkatkan taraf hidup rakyat melalui pemberdayaan

budaya.

3. Meningkatkan solidaritas sosial masyarakat Aceh.

4. Melakukan promosi wisata dan kebudayaan Aceh.

5. Menyusun draft regulasi berkaitan dengan perlindungan sosial dan budaya.

6. Membangun sistem dan infra struktur bidang Adab.

7. Mengawasi Infrastruktur peradaban dan Norma Masyarakat Aceh sesuai dengan kebiasaan yang ada.

Pasal 36

Fungsi dan Tugas Bidang Kesehatan

1. Menyusun draft blue print kesehatan Aceh. 2. Melakukan advokasi kesehatan kepada masyarakat. 3. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak luar partai dalam

hal pelayanan kesehatan.

4. Menyusun Regulasi bidang kesehatan yang bersifat kerakyatan.

5. Membangun dan mengawasi infrastruktur Farmasi dan

(42)

Pasal 37

Fungsi dan Tugas Bidang Perhubungan

1. Menyusun draft blue print bidang perhubungan dan

telekomunikasi.

2. Meregulasi undang-undang perhubungan dan

telekomunikasi.

3. Mengawasi produk pelayanan perhubungan dan

telekomunikasi.

4. membangun teknis dan sistem regulasi perencanaan

pekerjaan umum dan Sumber Daya Perhubungan.

5. Mengawasi produk-produk peralatan perhubungan dan

mekanisasi Perhubungan.

Pasal 38

Fungsi dan Tugas Bidang Pertanian dan Kehutanan

1. Mendesain draft blue print agro-bisnis dan agro-industri. 2. Menyusun draft regulasi tentang bisnis dan

agro-industri.

3. Bekerjasama dengan pihak-pihak luar dalam rangka

pelaksanaan program pertanian, peternakan , perkebunan dan kelautan.

4. Menyusun Draf Blue Print Kehutanan Aceh.

5. Mengawasi sektor kehutanan dan Manajemen Hutan.

6. Memberdayakan sektor kehutanan sesuai keunggulan

koompratif yang dimiliki wilayah hutan.

(43)

Bagian Ketujuh

Tugas, Funsi, kedudukan lembaga-lembaga, Komisi-komisi

dan Badan-badan.

Pasal 39

Lembaga-Lembaga Partai

1. Kedudukan lembaga-lembaga Partai.

a. Lembaga-lembaga partai dapat dibentuk dan dibubarkan

oleh ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai rapat Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

b. Lembaga-lembaga partai dibentuk dengan tujuan

membantu Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

c. Lembaga yang dibentuk harus sesuai dengan Peraturan dan Perundang undangan yang berlaku.

d. Lembaga-lembaga dapat dibubarkan jika sudah tidak layak untuk dipertahankan.

e. Lembaga-lembaga dibentuk dengan suatu Surat

Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

2. Tugas dan fungsi lembaga sesuai dengan jenis dan bahan lembaga yang ditetapkan.

(44)

Pasal 40 Komisi-Komisi

Adapun Komisi-komisi yang dibentuk adalah meliputi : 1. Komisi Investasi dalam Negeri.

2. Komisi Keamanan dan Ketertiban.

3. Komisi Evaluasi dan Kinerja Anggota Legislatif Partai 4. Komisi Intelijen Partai.

Pasal 41

Kedudukan Komisi-Komisi

1. Komisi dapat dibentuk dan dibubarkan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai dengan rapat koordinasi Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Komisi dibentuk dengan tujuan membantu Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh.

3. Komisi dibentuk dengan pertimbangan sebagai badan untuk

memberikan rekomendasi pengambilan keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Keputusan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh merupakan hasil akhir rekomendasi komisi-komisi.

5. komisi-komisi dibentuk dengan suatu Surat Keputusan

Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh yang ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

Pasal 42

Tugas, Fungsi Komisi-Komisi

1. Komisi-komisi bertugas sesuai dengan komisi yang

dibentuk.

2. Komisi-komisi merupakan lembaga Partai evaluasi dan

(45)

3. Komisi-komisi menyampaikan laporan kepada ketua umum dan sekretaris jenderal baik diminta keterangan maupun tidak.

4. Komisi-komisi membuat laporan secara tertulis maupun lisan untuk bahan perhitungan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Komisi-komisi berfungsi sebagai perpanjang tangan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

Pasal 43

Kewenangan Komisi-komisi

1. Komisi-komisi berhak dan berwewenang menilai,

mengevaluasi dan merekomendasi hasil kerja komisi yang dibentuk.

2. Hak dan Wewenang Komisi merupakan mutlak dijadikan

sebagai bahan pertimbangan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

(46)

BAB V

DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI

Bagian Kedelapan

Kedudukan, Fungsi, Tugas dan Wewenang Dewan Pimpinan Wilayah Partai

Pasal 44

Dewan Pimpinan Wilayah

Adapun Dewan-Dewan Pimpinan Wilayah Partai, yang sudah terbentuk adalah meliputi :

1. Dewan Pimpinan Wilayah Kota Banda Aceh berkedudukan

di Banda Aceh

2. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Barat berkedudukan di

Meulaboh

3. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Barat Daya berkedudukan di Blang Pidie

4. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Besar Berkedudukan di

Kota Janthoe

5. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Jaya berkedudukan di

Calang

6. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Tamiang berkedudukan di

(47)

7. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Tengah berkedudukan Takengon

8. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Tenggara berkedudukan di

Kuta Cane

9. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Timur berkedudukan di Idi

Rayeuk

10. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Utara berkedudukan di Lhoksukon

11. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Selatan berkedudukan di Tapak Tuan

12. Dewan Pimpinan Wilayah Bireun berkedudukan di Bireun 13. Dewan Pimpinan Wilayah Bener Meriah berkedudukan di

Redelong

14.Dewan Pimpinan Wilayah Gayo Luas berkedudukan di

Blang Kejeren

15. Dewan Pimpinan Wilayah Kota Langsa berkedudukan di Langsa

16. Dewan Pimpinan Wilayah Naga Raya berkedudukan di Jeram

17. Dewan Pimpinan Wilayah Pidie berkedudukan di Sigli

18.Dewan Pimpinan Wilaya Pidie Jaya berkedudukan di

Meureudu

19.Dewan Pimpinan Wilayah Kota Lhokseumawe

20. Dewan Pimpinan Wilaya Kota Sabang berkedudukan di Sabang

21. Dewan Pimpinan Wilayah Aceh Singkil berkedudukan di Singkil

(48)

23. Dewan Pimpinan Wilayah Simeulu berkedudukan di Sinabang

Pasal 45

Kedudukan, Fungsi dan Tugas Dewan Pimpinan Wilayah

1. Dewan Pimpinan Wilayah berkedudukan di

Kabupaten-Kabupaten.

2. Struktur Dewan Pimpinan Wilayah disebut juga Pimpinan Wilayah Partai Aceh.

3. Pimpinan Wilayah Partai Aceh terdiri dari Ketua Wilayah, Wakil Ketua Wilayah, Sekretaris Wilayah, Wakil Sekretaris Wilayah, Bendahara Wilayah dan Wakil Bendahara Wilayah.

4. Dewan Pimpinan Wilayah Partai terdiri dari Ketua Wilayah,

Wakil Ketua Wilayah, Sekretaris Wilayah, Wakil Sekretaris Wilayah, Bendahara Wilayah, Wakil Bendahara Wilayah dan Bidang-bidang Wilayah.

5. Ketua Wilayah, Sekretaris Wilayah dan Bendahara Wilayah pada Tahap Awal Pembentukan Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditunjuk oleh Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dengan suatu Surat Keputusan yang ditandatangani Oleh Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Partai.

6. Dewan Pimpinan Wilayah pada Tahap Berikutnya akan

dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Besar Wilayah, yang dilakukan setiap 4 (empat) tahun sekali, atas Rekomendasi Pelaksanaan Musyawarah yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

(49)

dan dapat dipilih dan ditetapkan kembali masa kepengurusannya selama 2 (dua) kali periode pemilihan.

Pasal 46

Fungsi dan Tugas Dewan Pimpinan Wilayah

1. Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh, bertugas dan

berfungsi sebagai pelaksanan Organisasi Kepengurusan Partai Tingkat Wilayah.

2. Dewan Pimpinan Wilayah merupakan perpanjangtangan

Pimpinan Pusat Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh untuk melaksanakan Keputusan-Keputusan Politik dan Strategis di Wilayah-wilayah sesuai dengan Arah dan Kebijakan Partai, yang diamanatkan oleh Musyawarah Besar Aceh.

3. Dewan Pimpinan Wilayah merupakan satu Kesatuan

Kepengurusan Partai yang fungsi dan tugasnya yang saling terikat dan tidak terpisahkan dengan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Dewan Pimpinan Wilayah berfungsi dan bertugas

menjalankan kebijakan-kebijakan partai di tingkat wilayah dan mutlah harus dijalankan oleh setiap pengurus tingkat wilayah dan kader-kader partai di Wilayah.

Pasal 47

Wewenang Dewan Pimpinan Wilayah

1. Dewan Pimpinan Wilayah berhak dan Berwewenang untuk

menjalankan fungsi dan tugas-tugas Perencanaan,

(50)

2. Dewan Pimpinan Wilayah Berhak dan berwewenang menjalankan segenap keputusan-keputusan dan Kebijakan-kebijakan dalam Musyawarah Besar Wilayah.

3. Dalam setiap Pengambilan Keputusan Wilayah Dewan

Pimpinan Wilayah berhak dan berwewenang melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan Pimpinan Partai dan atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

4. Dewan Pimpinan Wilayah berhak dan berwewenang

mengusulkan Calon Kepala Pemerintahan Kabupaten/kota sesuai dengan arahan dan petunjuk Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Dewan Pimpinan Wilayah berhak dan berwewenang

mengajukan Calon Anggota Legislatif, Calon Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dan Kebijakan Wilayah lainnya sesuai dengan petunjuk dan pertimbangan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

BAB VI

ANGGOTA LEGISLATIF Bagian Kesembilan

Pasal 48

Calon Anggota Legislatif Partai Aceh

1. Calon anggota legislatif Partai Aceh merupakan masyarakat Aceh dan kader Partai Aceh.

2. Calon anggota legislatif Partai Aceh merupakan wakil Partai Aceh yang bertugas melakukan dan menjalankan amanat MoU Helsinki sesuai dengan visi dan misi partai.

(51)

Provinsi Aceh dan Calon Anggota Legislatif

Kebupaten/Kota berkedudukan di Ibukota

Kabupaten/Kota.

Pasal 49

Persyaratan Umum Calon Anggota Legislatif Partai Aceh

1. Pencalonan anggota legislatif Aceh dan anggota legislatif kabupaten/kota harus memenuhi syarat-syarat sesuai yang diatur dalam pasal 50, 51, 52, 53, 54, 55 dan 56 undang-undang nomor 10 tahun 2008 tentang pemilu.

2. Patuh dan taat kepada persyaratan lain yang diatur Partai Aceh.

Pasal 50

Persyaratan Khusus Calon Anggota Legislatif Partai Aceh

1. Setiap calon anggota legislatif Aceh dan calon anggota legislatif kabupaten/kota diwajibkan :

a. Menerima, patuh, taat dan setia pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta garis-garis perjuangan Partai.

b. Melaksanakan Peraturan-peraturan dan Menjalankan

Kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan Tuha Peuet Aceh c. Bersedia menyerahkan 30 % (tiga puluh persen) dari

hasil Gaji Pokok dan Penghasilan Lainnya yang diperoleh karena Jabatannya dan tugas-tugasnya sebagai Anggota Legislatif Aceh atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh kepada Dewan Pimpinan Aceh

(52)

Kabupaten/Kota atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota disetor kepada Pimpinan Partai Wilayah atau Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh tingkat Wilayah yang bersangkutan sebesar 20 % (dua puluh persen) dan 10 % (sepuluh persen) disetor kepada Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

d. Sehubungan dengan huruf c di atas, baik Anggota Legislatif Aceh atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh maupun Anggota Legislatif Kabupaten/kota atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota harus bersedia membuat Surat Pernyataan diatas kertas bermaterai Rp. 6000,. (enam ribu rupiah) atau sesuai dengan Peraturan dan Persyaratan yang berlaku.

Pasal 51

Sanksi – sanksi Anggota Legislatif Partai

1. Semua Anggota Legislatif Aceh atau Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat Aceh dan Anggota Legislatif

Kabupaten/Kota atau Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota tidak diperkenankan mencari uang dalam jabatan dan bersedia membuat pernyataan tertulis di atas materai Rp. 6000 (enam ribu rupiah) sesuai persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

2. Anggota Legislatif Aceh dan Anggota Legislatif

(53)

Melanggar Peraturan perundang-undangan yang berlaku maka Pimpinan Partai Aceh berwewenang Merekomendasi dan Mengajukan Penarikan atau Merecall dari Anggota Legislatif Aceh dan anggota legislatif Kabupaten/Kota. 3. Pimpinan Partai Aceh berhak mengganti Anggota Legislatif

Aceh dan Anggota Legislatif Kabupaten/Kota sebagai Pengganti Antar Waktu dan atau Merecall Anggota Legislatif Partai Aceh, apabila Kehilangan Hak sebagai Anggota Legislatif karena Mengundurkan diri, Meninggal dunia, Sakit dan tidak dapat menjalankan tugas-tugas legislatif selama-lamanya 6 (enam) bulan berturut turut, Melakukan Perbuatan Tercela dan Memalukan Partai, dan Dicabutnya Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Partai Aceh.

Bagian kesepuluh

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

LEGISLATIF ACEH DAN ANGGOTA LEGISLATIF KABUPATEN/KOTA

Pasal 52

Kedudukan Legislatif Partai

(54)

2. Anggota Legislatif Partai dipilih melalui proses penyaringan oleh Panitia Pemilihan Aceh dan atau Panitia Pemilihan Wilayah dan atau Panitia Pemilihan Sagoe.

3. Panitian Pemilihan ditetapkan dan dipilih oleh Dewan Pimpinan Aceh, Dewan Pimpinan Wilayah dan atau Dewan Pimpinan Sagoe.

4. Legislatif Partai dapat Diberhentikan dan atau Digantikan dan atau dapat Ditarik dan atau Direcall bila dibutuhkan untuk Jabatan Lain sebagai kader Partai sesuai dengan

Peraturan-peraturan, Kebijakan-kebijakan Partai dan

Kebijakan Pimpinan Partai oleh Dewan Pimpinan Aceh dengan suatu Rapat Terbatas Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

5. Anggota Legislatif Partai dapat Ditarik setelah mendapat hasil Rekomendasi dan Evaluasi Komisi atau lembaga yang ditunjuk untuk itu dalam Penilaian dan Pengkajian Kinerja Anggota Legislatif.

6. Anggota Legislatif Partai, untuk Dewan Perwakilan Rakyat Aceh berkedudukan di Ibukota Provinsi Aceh di Banda Aceh, sedangkan untuk Dewan Perwakilan Rakyat

Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota

Kabupaten/Kota.

7. Anggota Legislatif Partai tidak diperkenalkan Merangkap Jabatan dalam Struktur Organisasi Dewan Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan atau pada Struktur Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh terkecuali sangat dibutuhkan Tenaga dan Pikiran demi Kebutuhan dan Strategi Partai.

(55)

ketentuan khusus dan tersendiri untuk itu sebagai Syarat-syarat dalam Pemenuhan PerSyarat-syaratan Anggota Legislatif.

Pasal 53

Fungsi dan Tugas Legislatif

1. Legislatif Partai merupakan Lembaga Perwakilan Partai Aceh yang berkedudukan dalam organisasi Pemerintahan Partai Aceh sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Aceh yang menjalankan tugas-tugas legislatif.

2. Legislatif Partai merupakan unsur Organisasi Pemerintahan Partai Aceh yang memiliki tanggung jawab yang sama dengan Pemerintahan Aceh untuk memajukan dan kesejahteraan Rakyat Aceh.

3. Legislatif Partai merupakan perpanjang tangan Dewan

Pimpinan Aceh Partai Aceh untuk melaksanakan tugas-tugas Partai di Legislatif dalam Pengesahan Legislasi-legislasi yang diajukan Partai, disamping Tugas-tugas Pokok di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan Kabupaten/Kota diantaranya tugas Legislasi, Anggaran dan Pengawasan.

Pasal 54

Kewengan Anggota Legislatif Partai

1. Mengajukan dan Mengusulkan Undang-undang sesuai

kebijakan-kebijakan Partai.

2. Mempunyai Hak Inisiatif Pengajuan Anggaran,

(56)

3. Mengajukan dan Menetapkan Calon Kepala Pemerintah Aceh dan Kepala Pemerintahan Kabupaten/Kota, kepada Pimpinan Partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh Sesuai dengan yang Diajukan dan Telah Ditetapkan Pimpinan Partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh. Pemenuhan persyaratan harus memenuhi Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang berlaku.

4. Mengajukan dan mengusulkan Pemberhentian Kepala

Pemerintahan Aceh dan Kepala Pemerintahan

Kabupaten/Kota, kepada Pimpinan Partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh sesuai persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

5. Pengesahan Undang-undang atau Legislasi-legislasi sesuai yang diajukan Pimpinan Partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

Pasal 55

Kewajiban Anggota Legislatif Partai

Kewjiban-kewajiban Anggota Legislatif adalah sebagai berikut :

1. Menjalankan Peraturan-peraturan dan Kebijakan-kebijakan Partai.

2. Mematuhi Kebijakan-kebijakan Pimpinan Partai.

3. Menjalankan Undang-undang dan Kebijakan-kebijakan

Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota.

4. Menjaga Kode etik Partai dan Kode etik Dewan Perwakilan

Rakyat Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat

(57)

5. Menyetor kewajiban Wajib dan memberikan infak 30%(tiga puluh persen) Pendapatan dari Gaji pokok dan pendapatan lainya dalam jabatannya sebagai Anggota Legislatif Partai sesuai pendapatan yang diterima untuk Pimpinan Partai dan Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dan atau Pimpinan Wilayah Partai Aceh, sesuai persyaratan yang berlaku.

Bagian Kesebelas

PENGGANTI ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI

Pasal 56

Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota Legislatif Aceh

1. Anggota Legislatif Partai atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Anggota Legislatif Partai di Kabupaten/Kota atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dapat dilakukan Pengganti Antar waktu oleh Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh bila akan dipromosikan ke Tempat dan Jabatan lain.

2. Anggota Legislatif Partai atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewa Perwakilan Rakyat Aceh dan Anggota Legislatif Parta di Kabupaten/Kota atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dapat dilakukan Penggantian Antar Waktu bila melanggar Peraturan-peraturan dan Kebijakan-kebijakan Partai.

(58)

Anggota Legislatif Parta di Kabupaten/Kota atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dapat dilakukan Penggantian Antar Waktu bila Melanggar Kode Etik Partai, Kode Etik Anggota DPR Aceh, Kode Etik Anggota DPR Kabupaten/Kota.

4. Anggota Legislatif Partai atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh dan Anggota Legislatif Partai di Kabupaten/Kota atau Anggota Legislatif Partai Aceh yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota dapat dilakukan Pengganti Antar Waktu bila :

a. Meninggal Dunia

b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri

c. Sakit sehingga tidak dapat menjalankan tugas-tugas sebagai Anggota Legislatif Partai secara berkelanjutan selama 6 (enam) bulan berturut-turut, dengan pertimbangan dan kebijakan Pimpinan Partai.

d. Dihapus Hak sebagai Anggota Legislatif disebabkan Kehilangan Hak sebagai Anggota Partai dikarenakan dicabut Kartu Tanda Anggota Partai Aceh.

e. Melakukan Perbuatan Tercela, Pelanggaran Syariah dan terlibat Tindak Pidana Korupsi dengan memperkaya diri, Keluarga, Kelompok dan Golongan.

(59)

Penilaian dan Evaluasi Kinerja Anggota Legislatif yang dibentuk untuk itu oleh Pimpinan Partai atas nama Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

6. Anggota Legislatif Kabupaten/Kota Pengganti Antar Waktu

dilakukan oleh Pimpinan Partai Tingkat Aceh setelah mendapat usulan dan pertimbangan dari Pimpinan Partai Tingkat Wilayah dan atas Rekomendasi Tim atau Komisi Penilaian dan Evaluasi Kinerja Anggota Legislatif Partai yang dibentuk oleh Pimpinan Partai Aceh.

Bagian Keduabelas

Mekanisme Penggantian Antar Waktu (PAW) Anggota Legislatif

Pasal 57

Usulan Penggantian Antar Waktu (PAW)

Usulan Penggantian Antar Waktu (PAW) Anggota Legislatif Aceh dan Anggota Legislatif Kabupaten/Kota yang melakukan pelanggaran seperti yang tercantum dalam Bab VI bagian kesembilan pasal 51 dan Bagian kesepuluh pasal 52 poin 4, Bagian kesebelas pasal 56 Peraturan ini dapat di lakukan penggantian antar waktu oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh atas usulan :

a. Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

b. Pimpinan Wilayah Partai atau Dewan Pimpinan Wilayah

Partai Aceh

c. Komisi Evaluasi dan Penilaian Kinerja Anggota

(60)

Pasal 58

Proses Penggantian Antar Waktu (PAW)

Proses Penggantian Antar Waktu (PAW) Anggota Legislatif Aceh dan Anggota Legislatif Kabupaten/Kota, seperti yang tercantum pada pasal 57 diatas Peraturan ini dapat di lakukan penggantian antar waktu oleh Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh adalah sebagai berikut :

1. Untuk Anggota Legislatif yang Menundurkan Diri dari Keanggotaan Partai, Meninggal Dunia, Melanggar Kode Etik Partai, Melanggar Peraturan-peraturan dan Kebijakan-kebijakan Partai, Melanggar Kebijakan Pimpinan Partai dan atau yang sifatnya Internal Partai proses Penarikan atau Recall dan atau Pengganti Antar Waktu (PAW) dilakukan dengan :

a. Anggota Legislatif Partai yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh, dilakukan Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, dengan mengajukan Permohonan dan Ditarik yang sifatnya segera Kepada Ketua atau Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, untuk diteruskan Kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala

Pemerintahan Aceh, untuk diresmikan

Pemberhentiannya.

(61)

dan Ditarik yang sifatnya segera Kepada Ketua atau Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, untuk diteruskan Kepada Kepala Pemerintahan Aceh melalui Kepala Pemerintahan Kabupaten/Kota, untuk diresmikan Pemberhentiannya.

c. Proses Jangka waktu pelaksanaan Penarikan atau Recall khusus bagi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota, sesuai bunyi pasal 54 poin 1 sub b paling lama harus dilakukan dan dilaksanakan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja.

d. Apabila tidak dilakukan dan dilaksanakan Proses

Penarikan atau Recall sesuai bunyi poin b dan poin c di atas maka Usulan Penarikan dan Recall dapat dilakukan oleh Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh.

2. Untuk Anggota Legislatif yang Dipromosikan dan

(62)

atau Anggota DPR Kabupaten/Kota, yang Melanggar Syariat dan Melakukan Perbuatan Tercela dan memalulan Partai, Proses Penarikan atau Direcall dan atau Pengganti Antar Waktu (PAW) dapat sepenuhnya dilakukan oleh Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh atas Rekomendasi Komisi Evaluasi dan Penilaian Kinerja Anggota Legislatif Partai, dengan pertimbangan Demi Kepentingan dan Strategi Partai.

4. Anggota Legislatif Partai yang Melanggar dan diduga Melakukan Perbuatan Pidana Umum dan Pidana Khusus Korupsi atau TIPIKOR, proses Penarikan dan atau Recall dan Atau Pengganti Antar Waktu (PAW) dapat dilakukan Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh dengan cara dan Proses cepat yaitu Melakukan Pemecatan sebagai Kader Partai dan mencabut Tanda Keanggataan Partai Politik, yang dengan sendirinya akan kehilangan hak atau :

a. Dihapus dan Kehilangan hak sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh, karena tidak memenuhi lagi persyaratan sebagai Anggota DPR Aceh.

b. Dan atau Dihapus dan Kehilangan Hak sebagai Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota, karena tidak memenuhi lagi persyaratan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota

Pasal 59

Penetapan Penggantian Antar Waktu (PAW)

(63)

Rakyat Aceh atau DPR Aceh, dan atau Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota, dilakukan dan ditetapkan oleh Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, kepada Pelaksana Pemilihan atas Pertimbangan Pengajuan dilaksanakan sesuai Pemenuhan Persyaratan Pelaksana Pemilihan yang telah ditetapkan dengan mengajukan Permohonan dan sifatnya segera Kepada Ketua atau Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, untuk diteruskan Kepada Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Pemerintahan Aceh, untuk diresmikan Pengangkatannya.

2. Pengajuan Penetapan Pengganti Antar Waktu (PAW)

Anggota Legislatif Partai yang berkedudukan di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh atau DPR Aceh, dan atau Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota atau DPR Kabupaten/Kota, akan dilakukan dalam jangka waktu sesingkat-singkatnya oleh Pimpinan Partai atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, kepada Pelaksana Pemilihan, selama 14 (empat belas) hari kerja atas Pertimbangan Pengajuan dilaksanakan sesuai Pemenuhan Persyaratan Pelaksana Pemilihan yang telah ditetapkan.

BAB VII Pasal 60 K H U S U S

1. Sesuai Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Partai

(64)

belum dibuat dalam Peraturan ini, Pimpinan Partai atas nama Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh mempunyai kewenangan khusus dalam penetapan Peraturan-peraturan lainnya untuk tujuan dan strategi khusus dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Operasional Partai.

2. Pimpinan Partai dan atau Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh, jika melakukan Perjalanan Dinas dan atau meninggalkan tugas karena tugas-tugas lainnya diwajibkan Menunjuk dan Menetapkan Pelaksana Tugas atau Membuat Nota Tugas untuk Pelaksanaan Tugas-tugas harian yang sifat dan kedudukannya terbatas untuk Proses Pengambilan Keputusan.

Ditetapkan di : Banda Aceh Pada tanggal : 30 April 2008

DEWAN PIMPINAN ACEH PARTAI ACEH PEMERINTAH ACEH

Ketua Umum : Sekretaris Jenderal :

Referensi

Dokumen terkait

3) Soft copy Hasil Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/ Walikota dan Wakil Walikota tingkat Oesa (Formulir Model OAA KWK); 4) Soft copy dokumen yang

Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mampu menjelaskan metoda dan teknik pembuatan bahan dekorasi patiseri Jumlah Pertemuaan : 2 (satu) kali. Pertemuan Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapatkan data yang diperlukan di Sub Bengkel Pemeriksaan Bell 412 Bengkel Pusat Penerbangan Angkatan Darat, maka penulis melakukan pengolahan data usia komponen

Penelitian lain [18] yang bertujuan untuk meninjau model dari deep learning dalam mendeteksi dan memprediksi Coronavairus, peneliti meninjau lebih banyak publikasi mengenai

Pengembangan yang dapat dilakukan pada penelitian di masa yang akan datang ialah menggunakan model komputasi paralel (parallel computing) dengan jumlah block dan thread

Skripsi dengan judul Analisis Pengelolaan Laboratorium dan Sistem Evaluasi Kegiatan Praktikum Fisika dalam Proses Pembelajaran (Studi Kasus pada SMP Pondok Modern

Pengeluaran untuk pembayaran sewa ruangan,sewa mobil dan biaya sewa lainnya pada saat pengadaan peralatan dan mesin secara swakelola sampai dengan peralatan dan mesin tersebut siap

a) Fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena KLT merupakan teknik yang sensitif. b) Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga